Anda di halaman 1dari 83

PENUNTUN PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA 2

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


TAHUN AJARAN 2022/2023

TIM PENYUSUN
Dr. Ir. Abdul Kahar, S.T., M.Si
Dr. Hairul Huda, S.T., M.T
Dr. Eko Heryadi, S. Hut., M.P.
Ir. Indah P. DS., S.T., M.T., PhD.
Dr. Retno Wulandari, S.Hut., M.P.
Ari Susandy Sanjaya, S.T., M.T.
Helda Niawanti, S.T., M.T.
Tantra Diwa Larasati, S.T., M.T
Rif’an Fathoni, S.T., M.T.
Ahmad Moh. Nur, S.T., M.T

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2
TAHUN AJARAN 2021/2022

TIM PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2

Koordinator Praktikum :

Rif’an Fathoni, S.T., M.T


NIP. 19860830 202203 1 003

Kepala Laboratorium Rekayasa Kimia :

Tantra Diwa Larasati, S.T., M.T.


NIP. 19930529 201903 2 020

Pembimbing Praktikum :

1. Dr. Abdul Kahar, S.T., M.Si 1.


NIP. 19690615 200112 1 001 2.
2. Dr. Hairul Huda, S.T., M.T : 1.
NIP. 19780318 201012 1 002 2.
3. Ahmad Moh. Nur, S.T., M.T : 1.
NIP. 19920910 202203 1 009 2.
4. Ir. Indah P. DS., S.T., M.T., PhD. : 1.
NIP. 19780218 200812 2 001 2. -
5. Dr. Eko Heryadi, S. Hut., M.P. : 1.
NIP. 19780302 200912 1 003 2. -
6. Ari Susandy Sanjaya, S.T., M.T 1.
NIP. 19780319 201012 1 001 2. -

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | ii
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2
TAHUN AJARAN 2021/2022

Asisten Praktikum :

1. Laylatul Istiqomah : Kinetika Analog


NIM. 1909066005
2. Syadrian Arkhan : Height Equivalent to a Theoritical Plate
NIM. 1909066012 (HETP)
3. Muhammad Rizky : Ekstraksi Cair – Cair (ECC)
NIM. 1909066027
4. Ruri Lintang Sari : Kesetimbangan 3 Fasa
NIM. 1909066021
5. Muhammad Wafi Nur Ridho : Perpindahan Panas
NIM. 1909066032
6. Muhammad Rifaldi Dwihardika Achyan : Polimerisasi Urea Formaldehid
NIM. 1909066007

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | iii
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

TATA TERTIB PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN

1. Praktikan wajib hadir ±10 menit sebelum praktikum dimulai. Keterlambatan lebih dari 15
menit tanpa alasan yang jelas tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
2. Sebelum beraktifitas di dalam laboratorium, pahami dan taati tata tertib laboratorium yang
berlaku.
3. Untuk dapat mengikuti praktikum, praktikan wajib mengenakan alat pelindung diri berupa
jas laboratorium dan sepatu tertutup yang selalu dikenakan selama praktikum berlangsung.
Jika hendak bekerja dengan bahan kimia berbahaya, praktikan wajib melengkapi diri
dengan alat pelindung diri tambahan seperti masker dan sarung tangan.
4. Praktikan wajib mengumpulkan bukti bahwa laporan telah disetujui dosen pembimbing dari
praktikum minggu sebelumnya. Jika tidak mengumpulkan maka tidak diperkenankan
mengikuti praktikum selanjutnya.
5. Jika karena suatu hal tidak dapat mengikuti praktikum, praktikan wajib menunjukkan surat
ijin, surat keterangan atau persetujuan lainnya yang sah dan masih berlaku. Praktikan wajib
mengganti praktikum yang tertinggal dengan hari yang lain.
6. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum tanpa alasan yang jelas, dianggap mendapatkan
nilai 0 pada praktikum yang tidak diikuti tersebut.
7. Untuk menguji kesiapan praktikan melakukan praktikum, praktikan diwajibkan untuk lulus
uji responsi secara lisan maupun tertulis terlebih dahulu dengan pembimbing praktikum
yang bersangkutan.
8. Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan wajib mengisi borang peminjaman alat
laboratorium yang telah disediakan. Setelah praktikum selesai, praktikan wajib
mengembalikan borang peminjaman alat laboratorium dengan kesesuaian alat yang
dipinjam sebelumnya. Setiap praktikan, wajib mengembalikan alat dan bahan yang
digunakan ke tempat semula.
9. Kerusakan alat, baik dilakukan perorangan maupun kelompok, harus melapor kepada
asisten atau salah satu pihak dari tim praktikum operasi teknik kimia 2 dan diwajibkan untuk
mengganti. Batas waktu penggantian alat adalah sebelum praktikum minggu selanjutnya

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | iv
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

dilaksanakan. Apabila praktikan masih mempunyai tanggungan untuk mengganti alat yang
rusak, yang bersangkutan tidak dapat mengikuti pratikum selanjutnya.
10. Dilarang membuang limbah padat atau cair ke bak cuci. Buanglah limbah padat atau cair
pada wadah pembuangan atau pojok limbah yang telah disediakan.
11. Selama praktikum berlangsung, praktikan dilarang makan atau minum di sekitar area
praktikum. Apabila ingin melakukan dua aktifitas diatas, harus dengan persetujuan asisten
yang bersangkutan dan dilakukan pada jarak yang cukup aman dari area praktikum.
12. Apabila dihadapkan dengan kegiatan mendesak lainnya, minta izin terlebih dahulu kepada
asisten yang bersangkutan untuk meninggalkan area praktikum. Jika dalam cakupan
kelompok, hentikan sementara kegiatan praktikum dan pastikan meninggalkan alat dan
bahan dalam kondisi aman.
13. Setiap praktikan diwajibkan mengisi laporan sementara yang ditandatangani oleh asisten
yang bersangkutan setelah praktikum selesai.
14. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini, akan diatur oleh tim praktikum operasi
teknik kimia 2.

Samarinda, 2023

Tim Praktikum
Operasi Teknik Kimia 2

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | v
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penyusunan Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia 2 Tahun Ajaran
2022/2023 dapat terselesaikan.

Penuntun praktikum ini disusun untuk mempermudah kegiatan praktikum Operasi Teknik
Kimia 2 yang dilaksanakan oleh mahasiswa program studi teknik kimia tahun ajaran
2022/2023. Penuntun ini terdiri dari 6 judul praktikum yang masing-masing diawali dengan
pemaparan tujuan percobaan secara umum serta teori yang mendasari percobaan. Selanjutnya
terdapat metodologi percobaan yang terdiri dari pemaparan bahan dan alat yang digunakan
maupun prosedur kerja yang telah dijabarkan sejelas mungkin. Data pengamatan yang
diperoleh selama melaksanakan praktikum dapat diisikan pada laporan sementara untuk
kemudian digunakan sebagai data yang valid dalam melakukan perhitungan.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut aktif membantu
penyusunan Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia 2 ini. Penyusun menyadari bahwa
dalam buku ini masih jauh dari sempurna. Dengan kerendahan dan ketulusan hati, penyusun
akan terbuka untuk menerima kritik yang membangun demi kesempurnaan penuntun ini.

Semoga Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia 2 dapat bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, 2023

Tim Praktikum
Operasi Teknik Kimia 2

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | vi
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
TIM PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 ii
TATA TERTIB iv
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI vii

PERCOBAAN 1 KINETIKA ANALOG 1


PERCOBAAN 2 HEIGHT EQUIVALENT TO A THEORITICAL PLATE
(HETP) 18
PERCOBAAN 3 EKSTRAKSI CAIR - CAIR 29
PERCOBAAN 4 KESETIMBANGAN FASA 44
PERCOBAAN 5 PERPINDAHAN PANAS 58
PERCOBAAN 6 POLIMERISASI UREA FORMALDEHID 65

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | vii
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

PERCOBAAN I
KINETIKA ANALOG

1.1 TUJUAN PERCOBAAN


Adapun beberapa tujuan umum percobaan kinetika analog, antara lain:
1. Menentukan konstanta laju reaksi (k) dan orde reaksi (n) untuk reaksi seri, reaksi parallel,
reaksi kompleks dan reaksi kesetimbangan.
2. Menentukan dan mempelajari perilaku kn pada laju reaksi.
3. Menentukan waktu paruh untuk reaksi orde n < 1 dan orde n > 1.

1.2 DASAR TEORI


Kinetika reaksi mempelajari tentang laju reaksi dalam suatu reaksi kimia. Kinetika kimia
menggambarkan suatu studi secara kuantitatif tentang perubahan-perubahan kadar konsentrasi
terhadap waktu oleh reaksi kimia. Pengetahuan tentang laju reaksi sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari dan industri. Laju reaksi perlu dipelajari agar dampaknya dapat
membantu dan bermakna bagi kehidupan manusia, sedangkan dalam industri laju reaksi perlu
dipahami agar dapat merancang suatu reaktor yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan
sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas.

Perancangan suatu reaktor kimia harus mengutamakan efisiensi kinerja reaktor, sehingga
didapatkan produk yang besar dengan biaya yang minimum. Untuk merancang reaktor
diperlukan data-data kinetis yang didapatkan dari serangkaian proses,sehingga didapatkan data
yang bisa dianalogikan dalam skala laboratorium. Untuk itu percobaan kinetika analog ini
dilakukan untuk dapat menganalogikan kinetika suatu reaksi dimana percobaannya
menggunakan alat yang lebih sederhana.

Laju reaksi kimia adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau produk dalam suatu satuan waktu,
laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi atau laju
bertambahnya konsentrasi suatu produk persatuan waktu. Bilangan pangkat yang menyatakan
hubungan konsentrasi zat pereaksi dengan laju reaksi disebut orde reaksi. Adapun persamaan
laju reaksi sebegai berikut :
aA + bB pP + qQ
Persamaan laju reaksi dapat dituliskan :
LABORATORIUM REKAYASA KIMIA
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 1
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

-rA=kCAn.CBm.......................................................(1.1)
Dimana :
k = tetapan laju reaksi
(-rA) = laju reaksi
[A] = konsentrasi zat A dalam mol per liter
[B] = konsentrasi zat B dalam mol per liter
m = orde reaksi terhadap zat A
n = orde reaksi terhadap zat B

Jenis-jenis reaksi yang akan diamati pada percobaan ini,yaitu :


1. Reaksi Searah
Reaksi searah atau biasa disebut juga dengan reaksi irreversible adalah suatu reaksi yang
berlangsung dalam satu arah. Zat hasil reaksi tidak dapat bereaksi membentuk pereaksi.
Misalnya reaksi pembentukan garam natrium klorida dari asam klorida dan natrium
hidroksida (Susila, 2010).
Persamaan laju reaksi untuk reaksi searah sebagai berikut :
k1
A P -rA = kCA……………………………………………(1.2)

Gambar 1.1 Hubungan C terhadap t pada reaksi searah

2. Reaksi Bolak-Balik (Kesetimbangan)


Reaksi paralel atau biasa disebut juga sebagai reaksi reversible adalah suatu reaksi yang
berlangsung dalam dua arah. Zat hasil reaksi dapat bereaksi kembali membentuk zat
perekasi. Misalnya reaksi pembentukan ammonia dari gas hidrogen dan nitrogen
(Susila,2010).
Persamaan laju reaksi untuk reaksi searah sebagai berikut :
A k1, k2
B -rA = k1CAk2CB……………………………………………(1.3)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 2
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

Gambar 1.2 Hubungan C terhadap t pada reaksi bolak-balik

3. Reaksi Seri
Reaksi seri atau reaksi konsekutif adalah reaksi yang menghasilkan suatu produk dan produk
tersebut kembali bereaksi sehingga menghasilkan produk yang lainnya. Misalnya antara
etilen oksida dan amoniak.
Persamaan laju rekasi untuk reaksi seri sebagai berikut :
k1 k2
A R S -rA = k1CA-k2CR……………………………………………(1.4)

Gambar 1.3 Hubungan C terhadap t pada reaksi seri

4. Reaksi Paralel
Reaksi paralel adalah suatu rekasi yang terdiri dari satu reaktan dan menghasilkan produk
yang terdiri dari produk utama dan produk samping. Misalnya reaksi antara etilen dan
oksigen.
Persamaan laju rekasi untuk reaksi paralel sebagai berikut :
A k1 R -rA = (k1+k2)CA……………………………………………(1.5)
k2
A S

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 3
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

Gambar 1.4 Hubungan C terhadap t pada reaksi paralel

Orde reaksi menunjukkan besar pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Orde reaksi hanya
dapat ditentukan secara eksperimen. Suatu reaksi dikatakan berorde nol jika laju reaksi tidak
bergantung pada konsentrasi. Maksudnya, perubahan konsentrasi zat tidak mempengaruhi laju
reaksi. Suatu reaksi dikatakan memiliki orde pertama jika laju reaksi berbanding lurus dengan
konsentrasi salah satu reaktan.

Rangkaian Alat untuk Reaksi Orde Satu


Pipa kapiler gelas dihubungkan dengan buret,isi buret dengan air dan waktu t = 0 diambil pada
saat air mulai keluar dari pipa kapiler, kemudian catat perubahan volumenya setiap saat.

Gambar 1.5 Skema Alat untuk Reaksi Berorde Satu


Dari prosedur sederhana di atas, dapat dibayangkan adanya reactor batch dimana reaktan A
terdekomposisi membentuk produk R. Tentu saja dengan menetapkan bahwa volume yang
terbaca di buret dalam cm3 menjadi mol/m3 oleh karena gambar di atas dapat diperlakukan
seperti gambar di bawah ini

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 4
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

Gambar 1.6 Reaktor Batch dengan Reaksi Satu Arah


Kemudian dari data percobaan tersebut dapat dicari orde reaksi dan konstanta laju reaksi.
Apabila percobaan dilakukan dengan baik akan didapatkan bahwa data percobaan tersebut
cocok untuk analogi reaksi kinetik orde pertama. Tentu panjang diameter pipa kapiler akan
menetukan harga dari konstanta laju reaksi tersebut.

Rangkaian Alat untuk Reaksi Orde Lebih dari Satu


Dengan menganggap erlemeyer adalah sebuah reactor batch dengan reaktan A hilang menjadi
produk E, serta volume air di erlemeyer dalam cm3 konsentrasi reaktan dianggap mol/m3.

Gambar 1.7 Skema Alat untuk Reaksi Berorde Kurang dari Satu
Setelah percobaan didapat orde dan konstanta laju reaksinya, ditentukan dengan menganggap
orde reaksi tersebut adalah n. Persamaan laju reaksi dapat ditulis:
𝑑𝐶𝐴
− = 𝑘 𝑉 𝑛 ……………………………………………(1.6)
𝑑𝑡

Kemudian plot ln (-dCA / dt ) terhadap ln CA akan menghasilkan garis lurus dengan slope n.
Dari hasil tersebut orde dan konstanta laju dapat ditentukan.

Rangkaian Alat untuk Reaksi Orde Kurang dari Satu


Bila erlemeyer dibalik seperti pada gambar di bawah ini, akan menyebabkan orde reaksi
menjadi semakin besar. Dengan catatan bahwa besarnya sudut α menyebabkan orde reaksi
semakin besar.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 5
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

Gambar 1.8 Skema Alat untuk Reaksi Berorde Lebih dari Satu
Dari semua uraian di atas terlihat bahwa orde-orde lebih kecil, sama dengan atau lebih besar
dari nol, dalam memperoleh data kinetik dapat menggunakan berbagai macam bentuk tabung
(buret dan erlemeyer). Sudut kerucut semakin besar akan memberikan bias yang lebih besar
dari orde pertama, dan sudut mendekati nol orde reaksi akan mendekati nol pula.

Gambar 1.9 Skema Sudut Kerucut pada Erlemeyer dan Buret


Penggunaan tabung seperti halnya buret, erlenmeyer, corong, dan sebagainya, dapat digunakan
untuk mempelajari kinetika suatu reaksi tertentu. Alat tersebut relatif lebih murah dibandingkan
dengan suatu percobaan reaksi kimia untuk mempelajari kinetiknya. Dari peralatan yang
digunakan dan ditinjau dari karakteristiknya maka diperoleh hubungan antara bentuk tabung
dengan orde reaksi, yaitu :
- untuk corong memberikan harga n < 1
- untuk buret memberikan harga n = 1
- untuk Erlenmeyer memberikan harga n > 1

Dalam melakukan percobaan tersebut digunakan pipa kapiler yang tentu saja panjang dan
diameter pipa kapiler akan menentukan harga dari konstanta laju reaksi tersebut. Waktu t = 0,
diambil pada saat air mulai keluar dari pipa kapiler, kemudian dicatat perubahan volumenya
setiap waktu.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 6
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

Metoda Waktu Paruh


Reaksi waktu paruh, t½, didefinisikan sebagai waktu reaksi yang diperlukan oleh suatu reaksi
supaya jumlah mol yang bereaksi setengah dari jumlah mol mula-mula atau sisa jumlah mol
reaktan setengah jumlah mol reaktan mula-mula atau waktu reaksi yang diperlukan supaya
konversi (XA) yang dicapai sebesar ½. Waktu paruh pasti waktu reaksi, tetapi waktu reaksi
belum tentu waktu paruh.
-rA=kCAn………………………................................. (1.7)
Untuk reaksi irreversible
A → produk
sebuah neraca mol pada spesi A dalam sistem reaksi batch volume konstan ditunjukkan sebagai
berikut:
𝑑𝐶𝐴
− = - rA = k CAn ………….......................……...............(1.8)
𝑑𝑡

Waktu paruh didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan jumlah mol untuk berkurang dari
nilai awalnya, karena jumlah mol merupakan turunan dari konsentrasi maka:
t=t½ ketika CA=½CA..............................................................(1.9)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


1. Sifat dan Ukuran Pereaksi
Semakin reaktif dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi
berlangsung semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin
bertambah, hal ini dapat dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi maka
daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Jadi untuk meningkatkan laju reaksi, pada
zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan dalam bentuk bongkahan.
2. Sifat Reaktan
Tergantung pada zat yang bereaksi, laju reaksi bervariasi..Reaksi asam, pembentukan garam,
dan pertukaran ion adalah reaksi cepat.Ketika pembentukan ikatan kovalen terjadi antara
molekul-molekul dan ketika molekul besar terbentuk, reaksi cenderung sangat lambat.
3. Keadaan Fisik
Keadaan fisik ( padat, cair, atau gas ) dari reaktan adalah juga merupakan faktor penting dari
laju perubahan. Ketika reaktan dalam sama fasa, seperti pada air larutan, gerak termal
membawa mereka ke dalam kontak. Namun, ketika mereka berada di fase yang berbeda,

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 7
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

reaksi terbatas pada antarmuka antara reaktan.Reaksi hanya dapat terjadi di wilayah mereka
kontak, dalam kasus cair dan gas, pada permukaan cairan.
4. Konsentrasi
Konsentrasi memainkan peran yang sangat penting dalam reaksi sesuai dengan teori
tabrakan reaksi kimia, karena molekul harus bertabrakan untuk bereaksi bersama-
sama.Sebagai konsentrasi reaktan meningkat, maka frekuensi dari molekul bertabrakan
meningkat menyebabkan tabrakan ini terjadi lebih sering, meningkatkan laju reaksi.
5. Suhu
Suhu biasanya memiliki pengaruh besar pada laju reaksi kimia.Molekul pada suhu yang
lebih tinggi memiliki lebih energi panas .Walaupun frekuensi tumbukan lebih besar pada
temperatur yang lebih tinggi, memberikan kontribusi hanya sebagian yang sangat kecil untuk
peningkatan laju reaksi.
6. Katalis
Suatu katalis adalah zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa
mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Katalis memungkinkan reaksi
berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan
yang dipicunya terhadap pereaksi (Chang, 2005).
Katalis dibagi menjadi 2 yaitu, katalis positif (katalisator) yang berfungsi mempercepat
reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi dan membuat orientasi molekul sesuai untuk
terjadinya tumbukan. Dan katalis negatif (Inhibitor) yang memperlambat laju reaksi
(Syindjia, 2011).
7. Tekanan
Peningkatan tekanan dalam reaksi gas akan meningkatkan jumlah tumbukan antara reaktan,
meningkatkan laju reaksi. Hal ini karena aktivitas gas berbanding lurus dengan tekanan
parsial gas.

1.3 BAHAN
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan kinetika analog, antara lain:
1. Air
2. Pewarna makanan

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 8
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

1.4 ALAT
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan kinetika analog, antara lain:
1. Buret 50 ml
2. Buret kinetik
3. Pipa kapiler (panjang, sedang dan pendek)
4. Pipa T
5. Stopwatch
6. Corong
7. Selang
8. Spidol
9. Erlenmeyer
10. Botol semprot

1.5 PROSEDUR KERJA


1. Mempersiapkan alat atau merangkai alat sesuai dengan yang di tentukan. Pastikan kapiler
sejajar batas 50 mL.
2. Mengisi buret/corong/erlenmeyer dengan air yang diberi pewarna dan pastikan tidak ada
gelembung
3. Membuka keran buret sembari menyalakan stopwatch
4. Tandai pengurangan volume pada setiap interval waktu yang ditentukan
5. Mengulang percobaan dengan variasi rangkaian alat yang telah ditentukan

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 9
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

1.6 SKEMA ALAT

1.6.1 Skema Alat pada Percobaan Modul 1 (Satu Arah)

Gambar 1.10 Skema Alat Percobaan pada Reaksi Satu Arah

1.6.2 Skema Alat pada Percobaan Modul 2 (Paralel)

Gambar 1.11 Skema Alat Percobaan pada Reaksi Parallel

1.6.3 Skema Alat pada Percobaan Modul 3 (Seri)

Gambar 1.12 Skema Alat Percobaan pada Reaksi Seri

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 10
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

1.6.4 Skema Alat pada Percobaan Modul 8a (Kesetimbangan 2 Buret)

Gambar 1.13 Skema Alat Percobaan pada Reaksi Kesetimbangan 2 Buret

1.6.5 Skema Alat pada Percobaan Modul 11a (Kesetimbangan 3 Buret)

Gambar 1.14 Skema Alat Percobaan pada Reaksi Kesetimbangan 3 Buret

1.6.6 Skema Alat pada Percobaan Orde <1 (menggunakan corong)

Gambar 1.15 Skema Alat Percobaan Orde < 1

1.6.7 Skema Alat pada Percobaan Orde >1 (menggunakan erlenmeyer)

Gambar 1.16 Skema Alat Percobaan Orde > 1

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 11
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

ANALISA PERHITUNGAN

A. Data Percobaan

A.1 Reaksi Satu Arah dengan Pipa Kapiler 5 cm

Data percobaan pada reaksi satu arah akan ditampilkan pada Tabel A.1 sebagai berikut:

Tabel A.1 data Percobaan Reaksi Satu Arah dengan Pipa Kapiler 5 cm

No Waktu Konsentrasi (mL)


(s) CA1 CA2
1
2
3
4
5

A.2 Reaksi Seri dengan Pipa Kapiler 10 cm


Data percobaan pada reaksi seri akan ditampilkan pada Tabel A.2 sebagai berikut:
Tabel A.2 data Percobaan Reaksi Satu Arah dengan Pipa Kapiler 5 cm

No Waktu Konsentrasi (mL)


(s) CA1 CA2 CR1 CR2
1
2
3
4
5

B. Perhitungan

B.1 Menghitung Nilai CA dan CR

Menghitung Nilai CA dam CR pada Reaksi Satu Arah A R dengan Pipa Kapiler 5
cm
Pada t = … detik
CA1 = … mL = … mol/m3 ; CA2 = … mL = … mol/m3
LABORATORIUM REKAYASA KIMIA
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 12
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

Maka :
𝐶𝐴1 + 𝐶𝐴2
CA = = ⋯ mol/m3
2

CR = 50 - CA = … mol/m3

B.2 Perhitungan menggunakan Program Matlab


Contoh perhitungan
Reaksi Satu Arah A R
1. Membuat 2 fungsi di M-file editor

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 13
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

2. Function 2 sebagai program persamaan kinetik

3. Pada command window


a. Memasukan tebakan awal,
b. Memanggil fungsi yang telah dibuat, dengan perintah fminsearch

Maka:
Laju Reaksi satu arah A R:
rA = kCAn
rA = 0.1087 CA1.0327

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 14
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KINETIKA ANALOG

Sehingga didapat simulasi kinetika reaksi satu arah A R


Gambar grafik pada reaksi satu arah dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar B.1 Simulasi Kinetika Reaksi Satu Arah

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 15
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KIINETIKA ANALOG

Reaksi Seri A R S
1. Membuat 2 fungsi di M-file editor

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 16
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2021/2022 KIINETIKA ANALOG

2. Function 2 sebagai program persamaan kinetik

3. Pada command window


a. Memasukan tebakan awal,
b. Memanggil fungsi yang telah dibuat, dengan perintah fminsearch

Maka:
Laju Reaksi seri A R S:
rA = k1CAn-k2CRm
rA = 0.0108 CA1.1306 – 1.1306 CA0.7711
Sehingga didapat simulasi kinetika reaksi seri A R S
Gambar grafik pada seri dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar B.2 Simulasi Kinetika Reaksi Seri

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 17
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2021/2022 HEIGHT EQUIVALENT TO A THEORITICAL PLATE

PERCOBAAN II
HEIGHT EQUIVALENT TO A THEORITICAL PLATE
(HETP)

2.1. TUJUAN PERCOBAAN


Adapun beberapa tujuan umum percobaan Heigt Equivalent to a Theoritical Plate (HETP),
antara lain:
1. Menentukan fraksi mol pada umpan, destilat dan residu pada saat proses distilasi
berlangsung.
2. Menentukan nilai HETP secara teoritis dan grafis.
3. Menentukan jumlah plat minimum secara teoritis dan grafis.

2.2. DASAR TEORI


Distilasi adalah suatu proses dimana suatu cairan pada mulanya diaupan dan uap tersebut
diembunkan menjadi cairan kembali melalui pendinginan. Atau dapat pula dinyatakan distilasi
adalah suatu metoda pemurnian atau pemisahan komponen penyusun dari suatu larutan
berdasarkan perbedaan titik didih dengan menggunakan panas sebagai pemisah atau separating
agent. Selain digunakan untuk memurnikan pelarut, penyulingan dapat juga digunakan untuk
memisahkan campuran dua atau lebih cairan-cairan yang mempunyai titik didih berbeda. Cara
untuk memisahkan cairan misibel dengan menggunakan distilasi dikenal dengan distilasi
fraksinasi/fraksional. Distilasi fraksional dapat dilakukan karena pada kenyataannya komposisi
uap pada titik didih campuran berbeda dengan komposisi campuran itu sendiri.

Campuran dua cairan A dan B yang bersifat misibel, karena kebanyakan proses distilasi
dilakukan pada tekanan tetap dan bukan pada suhu tetap, maka kurva sejenis pada tekanan tetap
lebih banyak digunakan.

Proses distilasi menghasilkan produk fase uap yang embunannya mengandung komponen yang
lebih menguap dibanding dengan komponen yang sukar menguap. Sedang hasil sisanya berupa
cairan yang relatif mengandung komponen lebih sukar menguap dibanding dengan komponen
yang lebih mudah menguap. Untuk cairan-cairan yang membentuk campuran azeotrop dengan
cairan lain dimana komposisi fase uap sama dengan komposisi fase cair, maka proses

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 18
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2021/2022 HEIGHT EQUIVALENT TO A THEORITICAL PLATE

pemisahan distilasi pada kondisi ini tidak dapat dilaksanakan. Contoh campuran ethanol air
pada 95,6% berat ethanol pada titik didih 78,15 oC. Operasi distilasi skara laboratorium atau
skala kecil dengan menggunakan kolom plat (piringan) sukar dikerjakan, untuk itu digunakan
kolom bahan isian.

Pengisian bahan isian dapat secara teratur maupun tidak teratur. Untuk mendapatkan efisiensi
yang tinggi, maka ada beberapa bentuk bahan isian, mulai dari yang sederhana sampai bentuk
yang komplek, tetapi umumnya memerlukan ciri-ciri mempunyai bulk density yang rendah,
sukar bereaksi dengan bahan kimia, mudah basah, void volume besar, luas permukaan per
satuan volume besar, tahan korosi.

Dalam industri, kriteria kolom bahan isian, lazim dianalisis dengan HETP yaitu tinggi susunan
bahan isian atau kolom bahan isian yang menghasilkan perubahan komposisi sama seperti yang
dihasilkan oleh sebuah plat teoritis. Sehingga tinggi kolom (packed tower) dapat dinyatakan
dengan jumlah pelat teoritis yang diperlukan. Untuk menentukan jumlah plat teoritis dapat
ditentukan dengan menggunakan metoda :
1. Grafis yaitu : Mc. Cabe Theile & Ponchon Savarit (baca pustaka)
2. Analitis yaitu Fenske Underwood

Metoda Fenske Underwood untuk operasi refluks total berlaku rumus :


𝑋 (1− 𝑋𝑊 )
𝑙𝑜𝑔𝑙𝑜𝑔 [ 𝐷 ]
(1− 𝑋𝐷 ) 𝑋𝑊
𝑁𝑃 = (1)
𝑙𝑜𝑔𝑙𝑜𝑔 ∝𝑎𝑣𝑟

∝𝑎𝑣𝑟 = [∝𝐷 ∝𝑊 ]0.5 (2)


°
𝑃𝐴𝑊
∝𝑊 = ( ° ) (3)
𝑃𝐵𝑊
°
𝑃𝐴𝐷
∝𝐷 = ( ° ) (4)
𝑃𝐵𝐷

2.3. BAHAN
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan Heigt Equivalent to a Theoritical Plate
(HETP), antara lain:
1. Etanol 95%
2. Aquadest

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 19
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2021/2022 HEIGHT EQUIVALENT TO A THEORITICAL PLATE

2.4. ALAT
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan Heigt Equivalent to a Theoritical Plate
(HETP), antara lain:
1. Satu set perlengkapan Heigt Equivalent to a Theoritical Plate (HETP)
a. Labu leher tiga 1 buah
b. Heat mantle 1 buah
c. Statif dan klem 1 buah
d. Kondensor 1 buah
e. Mantel vakum 1 buah
f. Kolom distilasi 1 buah
g. Refluks 1 buah
h. Pompa 1 buah
i. Pengambil sampel 1 buah
j. Termometer 2 buah
2. Gelas ukur 250 mL 2 buah
3. Gelas kimia 250 mL 1 buah
4. Gelas Kimia 500 mL 1 buah
5. Gelas Kimia 100 mL 3 buah
6. Piknometer 25 mL 1 buah
7. Termometer 1 buah
8. Batang Pengaduk 1 buah
9. Neraca Analitik 1 buah

2.5. PROSEDUR KERJA

2.5.1. Penetapan Densitas

1. Mengukur etanol sebanyak 200 mL menggunakan gelas ukur 250 mL, kemudian masukkan
ke dalam gelas kimia 250 mL dan ditutup rapat.
2. Mengukur aquadest sebanyak 200 mL menggunakan gelas ukur 250 mL, kemudian
masukkan ke dalam gelas kimia 500 mL.
3. Menimbang piknometer kosong menggunakan neraca analitik.
4. Menimbang piknometer berisi aquadest menggunakan neraca analitik.
5. Mencampurkan etanol yang telah diukur dengan aquadest ke dalam gelas kimia 500 mL.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 20
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2021/2022 HEIGHT EQUIVALENT TO A THEORITICAL PLATE

6. Mengaduk aquadest dan etanol menggunakan batang pengaduk.


7. Mengambil campuran dan masukkan ke dalam piknometer untuk ditimbang menggunakan
neraca analitik.

2.5.2. Penetapan Heigt Equivalent to a Theoritical Plate

1. Memasukkan umpan campuran aquadest dan etanol ke dalam labu leher tiga.
2. Memasang termometer pada labu leher tiga dan pada refluks.
3. Memasang sambungan selang pada pompa untuk mengalirkan air pendingin kondensor.
4. Menyambungkan pompa dan kondensor menggunakan selang.
5. Menyalakan pompa dan pastikan sambungan terpasang dengan baik tanpa ada kebocoran.
6. Memasang kondensor pada rangkaian alat HETP dan dijepit menggunakan klem.
7. Menyalakan heat mantle pada suhu tertentu secara perlahan.
8. Mengamati suhu pada residu dan distilat hingga diperoleh suhu konstan.
9. Menampung distilat menggunakan gelas kimia 100 mL dengan membuka kran refluks,
kemudian didinginkan dan tunggu hingga suhu distilat mencapai suhu ruangan. Ukur
densitas distilat dengan menimbang piknometer yang berisi distilat.
10. Menampung residu menggunakan gelas kimia 100 mL dengan mengambil menggunakan
pengambil sampel, kemudian didinginkan dan tunggu hingga suhu residu mencapai suhu
ruangan. Ukur densitas residu dengan menimbang piknometer yang berisi residu.
11. Mematikan heat mantle dan sambungan listik lainnya setelah percobaan selesai dilakukan.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 21
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2021/2022 HEIGHT EQUIVALENT TO A THEORITICAL PLATE

RANGKAIAN ALAT HEIGHT EQUIVALENT TO A THEORITICAL PLATE


(HETP)

Keterangan :
a : Heat Mantle
b : Labu Leher Tiga
c : Pengambil Sampel
d : Termometer
e : Mantel Vakum
f : Kolom Distilasi
g : Termometer
h : Statif dan Klem
i : Kondensor
j : Refluks

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 22
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2021/2022 HEIGHT EQUIVALENT TO A THEORITICAL PLATE

PERHITUNGAN
Data Percobaan
Volume Etanol : mL
Volume Aquadest : mL
o
Suhu Aquadest : C
Massa Piknometer Kosong : gram
Massa Piknometer + Aquadest : gram
Massa Piknometer + Umpan : gram
Massa Piknometer + Distilat : gram
Massa Distilat : gram
o
Suhu Distilat : C
Massa Piknometer + Residu : gram
Massa Residu : gram
o
Suhu Residu : C
Tinggi Packing : cm / meter
Jenis Packing :

Perhitungan Volume Piknometer


Maq = (massa piknometer + aquades) – (massa pikno kosong)
= …... gram – …... gram
= …... gram

𝜌aq = T = ..oC = … K
𝜌aq = …... kg/m3 (tabel 2-12, Perry)
= ….... g/cm3
𝑚𝑎𝑞
Volume =𝜌
𝑎𝑞
… . . 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑔𝑟
……. 3
𝑐𝑚
= …... cm3

Perhitungan % Umpan
Mumpan = (massa pikno + umpan) – (massa pikn kosong)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 23
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2021/2022 HEIGHT EQUIVALENT TO A THEORITICAL PLATE

= …... gram – …... gram


= . . … gram

𝑚𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
𝜌umpan = 𝑉
𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
…… 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
…….𝑐𝑚3
= ...... gram/cm3

(Tabel 2-112, Perry)


... ℃ ... ℃ ... ℃
... .... a ....
% ....
... .... b ....

𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
a = =
𝑥2 −𝑥1 𝑦2 −𝑦1
= .... gram/cm3

𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
b = =
𝑥2 −𝑥1 𝑦2 −𝑦1

= …. gram/cm3

𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
% umpan =
𝑥2 −𝑥1 𝑦2 −𝑦1
= .....%
Menghitung Fraksi Mol Umpan
% 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
𝐵𝑀 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝑋𝑓 = % 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 1−% 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
(𝐵𝑀 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙)+(𝐵𝑀 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡)

…… %
……
= …… ..− …..
…...
+( … )

= …...

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 24
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2021/2022 HEIGHT EQUIVALENT TO A THEORITICAL PLATE

Perhitungan % Residu
Mresidu = (massa pikno + residu) – (massa pikno kosong)
= ......gram – ......gram
= ....... gram

𝑚
𝜌umpan = 𝑉𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
…… 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
…….𝑐𝑚3
= ....... gram/cm3

(Tabel 2-112, Perry)


.... .... ....
.... ..... a .....
% ......
.... .... B .....

𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
a = =
𝑥2 −𝑥1 𝑦2 −𝑦1
…−⋯…. …−⋯
= =
……… …−⋯
= …... gram/cm3

𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
B = =
𝑥2 −𝑥1 𝑦2 −𝑦1
…−⋯… …−⋯
= =
……−⋯… …−⋯
= ….... gram/cm3

𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
% umpan =
𝑥2 −𝑥1 𝑦2 −𝑦1
…−⋯ …….− ⋯…..
=
…−⋯ …….− ⋯…
= ….... %
% umpan = …....

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 25
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2021/2022 HEIGHT EQUIVALENT TO A THEORITICAL PLATE

Menghitung Fraksi Mol Residu


% 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
𝐵𝑀 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝑋𝑓 = % 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 1−% 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
(𝐵𝑀 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙)+(𝐵𝑀 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡)

…….%
…….
= …….. …−⋯……

+( … )

=…...
Perhitungan % Destilat
Mdistilat = (massa pikno + distilat) – (massa pikno kosong)
= ….... gram – …..... gram
= …..... gram

𝑚
𝜌distilat = 𝑉𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡
𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
…….𝑔𝑟𝑎𝑚
=
……..𝑐𝑚3
= …...... gram/cm3

(Tabel 2-112, Perry)


25 ℃ 29 ℃ 30 ℃
90 0,80362 a 0,80922
% 0,79908
91 0,80094 B 0,79655

𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
a = =
𝑥2 −𝑥1 𝑦2 −𝑦1
…−⋯…… ….− ⋯.
= =
…….− ⋯… ….− ⋯
= ….. gram/cm3

𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
b = =
𝑥2 −𝑥1 𝑦2 −𝑦1
..− ⋯…. …−⋯
= =
…….− ⋯… ….

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 26
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2021/2022 HEIGHT EQUIVALENT TO A THEORITICAL PLATE

= …..... gram/cm3

𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
% distilat =
𝑥2 −𝑥1 𝑦2 −𝑦1
…−⋯. …..− ⋯….
=
…−⋯ …−⋯……
=…... %
% distilat = …...

Perhitungan Fraksi Mol Umpan


% 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡
𝐵𝑀 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝑋𝑓 = % 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡 1−% 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡
(𝐵𝑀 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙)+(𝐵𝑀 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡)

…..%
…….
= ……. …− …..
…..
+( … )

= …...

Perhitungan Volalitas
Perhitungan αD
T = .. oC = ….. oF
Dari tabel
𝑃 …
αD = 𝑃𝐴𝐷 = … = …..
𝐵𝐷

Perhitungan Nilai αW
𝑃
αW = 𝑃𝐴𝑊
𝐵𝑊

=
….
= …...

Perhitungan Nilai αavr


αavr = [αD . αW]0,5
= [….... . …....]0,5
= …...

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 27
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2021/2022 HEIGHT EQUIVALENT TO A THEORITICAL PLATE

Perhitungan Np Plat
Perhitungan Np Plat Teoritis
𝑋𝐷(1−𝑋𝑊)
𝑙𝑜𝑔𝑙𝑜𝑔
(1−𝑋𝐷)𝑋𝑊
Np = 𝑙𝑜𝑔𝑙𝑜𝑔 𝛼𝑎𝑣𝑟

𝑙𝑜𝑔…….(…−⋯….)
(…−⋯…..)……
= 𝑙𝑜𝑔𝑙𝑜𝑔 ……
= …....
= ….

Perhitungan Np Plat Grafis


Data terlampir di lampiran
Np + 1 = ….
Np = …..– ..
Np = …..

Perhitungan HETP
HETP Teoritis
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑖𝑠𝑖𝑎𝑛
HETP =
𝑁𝑝
…..𝑐𝑚
=

=…....

Perhitungan HETP Secara Grafis


𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑖𝑠𝑖𝑎𝑛
HETP = ( 𝑁𝑝 𝐺𝑟𝑎𝑚𝑎𝑚𝑎𝑓𝑖𝑠 )
……
=
..
= …....

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 28
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2021/2022 EKSTRAKSI CAIR - CAIR

PERCOBAAN III
EKSTRAKSI CAIR-CAIR

3.1. TUJUAN PERCOBAAN


Adapun beberapa tujuan umum percobaan ekstraksi cair -cair, antara lain:
1. Memahami proses ekstraksi cair-cair.
2. Mengetahui pengaruh koefesien distribusi terhadap jumlah stage yang dibutuhkan

3.2. DASAR TEORI


Ekstraksi cair-cair merupakan proses dimana satu atau lebih zat terlarut dipindahkan dari satu
fase cairan ke fase cairan kedua. Kedua cairan tidak saling melarutkan. Zat terlarut akan
terdistribusi pada kedua fase cair tersebut dan terjadi perpindahan massa secara bolak-balik.
Proses ini mirip dengan proses stripping atau absorpsi dimana massa dipindahkan dari satu fase
ke fase yang lain.

Bila kecepatan distribusi ini tetap, maka dikatakan terjadi kesetimbangan distribusi.
Perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam fase cair tersebut menjadi tetap harganya dan
disebut koefisien distribusi (K). Koefisien distribusi (K) dengan fase organik dan fase air dapat
dihitung sebagai berikut:

𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒 𝑑𝑖 𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘


K=
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒 𝑑𝑖 𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑎𝑖𝑟

Umpan dari proses ekstraksi cair-cair ini merupakan larutan yang mengandung komponen yang
akan dipisahkan (solute) dan disebut feed solvent. Sedangkan fase cair yang kedua dimana tidak
akan melarutkan feed solvent dan akan mengekstrak solute dari feed solvent disebut extraction
solvent. Fase extraction solvent yang meninggalkan tempat kontak disebut extract, sedang fase
feed solvent yang meninggalkan tempat kontak disebut raffinate.

Ekstraksi ciar-cair dapat dilakukan baik dengan cross current maupun countercurrent. Di
industri akan lebih ekonomis bila menggunakan counter current.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 29
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2021/2022 EKSTRAKSI CAIR - CAIR

E3 F

Stage 1
S1 Stage 1 E1

E2 R1
R1

Stage 2
S2 Stage 2 E2

R2 E1 R2

Stage 3
S3 Stage 3 E3

R3 R3
S

Cocurrent Counter Current

Pada Cross current, setiap stage diasumsikan dalam kesetimbangan, sehingga dua fase yang
meninggalkan stage berada dalam kesetimbangan. Ada 4 asumsi yang digunakan untuk analisa
kesetimbangan yaitu:
1. Sistem isothermal
2. Sistem isobar
3. Panas pencampuran diabaikan
4. Dua fase immiscible (feed / diluent dan solvent)

Persamaan operasi diperoleh dengan menggunakan neraca massa dari satu stage, missal stage
ke-i:
F x Xi + Si x Yi in = F x Xi + Si x Yi
𝐹 𝐹
Yi = - x Xi + ( 𝑥 𝑋𝑖−1 + 𝑌𝑖 𝑖𝑛 )
𝑆𝑖 𝑆𝑖

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 30
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2021/2022 EKSTRAKSI CAIR - CAIR

S4 Y4,in S3 Y3,in S2 Y2,in S1 Y1,in

XN XN-1 Xi Xi-1 X2 X1 F, X0
N j 2 1

YN Yi Y2 Y1

Setiap stage akan mempunyai persamaan operasi yang berbeda, jika perbandingan umpan dan
solvent setiap stage berbeda. Pada diagram McCabe Thiele Y vs X, persamaan ini merupakan
garis lurus dengan slope –F/Si dan intersep (F/Si x Xi + Yi in). Perpotongan garis operasi dengan
garis kesetimbangan pada (Xi, Yi).

Y (X1, Y1)
kg solute/kg solvent

(X2, Y2)

(X3, Y3)

(X2, Y3 in) (X1, Y2 in) (X0, Y1 in)

kg solute/kg diluent X

Gambar _. Diagram McCabe-Thiele untuk Aliran Cross Current

3.3. BAHAN
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ekstraksi cair - cair antara lain:
1. Asam asetat (CH3COOH) 0,1 N
2. Larutan NaOH 0,1 N
3. Asam oksalat (H2C2O4) 0,1 N

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 31
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2021/2022 EKSTRAKSI CAIR - CAIR

4. N-heksana
5. Indikator PP
6. Aquadest

3.4. ALAT
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ekstraksi cair - cair, antara lain:
1. Corong pisah 500 mL
2. Labu ukur 250 mL
3. Erlenmeyer 250 mL
4. Gelas ukur 100 mL
5. Picnometer 25 mL
6. Bulb
7. Buret
8. Statif dan klem
9. Gelas Kimia 250 mL
10. Pipet tetes
11. Botol semprot
12. Termometer
13. Stopwatch
14. Neraca analitik

3.5. PROSEDUR KERJA

1. Dibuat larutan CH3COOH, NaOH dan H2C2O4 dengan konsentrasi 0,1 N


2. Diukur densitas n-heksana, aquadest dan CH3COOH dengan menggunakan piknometer
3. Dititrasi 5 mL larutan H2C2O4 yang sebelumnya telah diteteskan dengan indikator PP
sebanyak 3 tetes dengan NaOH sebanyak 3 kali agar didapatkan rata-ratanya
4. Dititrasi 5 mL larutan CH3COOH yang sebelumnya telah diteteskan dengan indikator PP
sebanyak 3 tetes dengan NaOH sebanyak 3 kali agar didapatkan rata-ratanya
5. Dimasukkan larutan asam asetat 200 mL ke dalam corong pisah
6. Ditambahkan 200 mL n-heksana ke dalam corong pisah
7. Diekstraksi campuran selama 20 menit sampai terjadi kesetimbangan
8. Dipisahkan kedua lapisan yang terbentuk

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 32
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2021/2022 EKSTRAKSI CAIR - CAIR

9. Dititrasi 5 mL larutan ekstrak yang sebelumnya telah diteteskan dengan indikator PP


sebanyak 3 tetes dengan NaOH sebanyak 3 kali agar didapatkan rata-ratanya
10. Diukur densitas rafinat dengan menggunakan piknometer
11. Dimasukkan kembali sisa raffinate ke dalam corong pisah dengan volume tertentu
12. Ditambahkan n-heksana yang baru dengan volume yang sama dengan rafinat ke dalam
corong pisah
13. Diekstraksi campuran selama 20 menit sampai terjadi kesetimbangan kembali
14. Diulangi langkah percobaan sampai stage 3

RANGKAIAN ALAT EKSTRAKSI CAIR - CAIR

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 33
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2021/2022 EKSTRAKSI CAIR - CAIR

PERHITUNGAN
Data Percobaan
Membuat larutan NaOH
Massa NaOH yang diambil : gram
Volume larutan : mL
Berat Molekul : gram/mol
Normalitas : N

Membuat larutan asam oksalat


Massa H2C2O4 yang diambil : gram
Volume larutan : mL
Berat Molekul : gram/mol
Normalitas : N

Membuat larutan asam asetat 0.1 N


Volume larutan : mL
Densitas CH3COOH pekat : gram/mL
Kadar CH3COOH : %
Volume asam asetat pekat diambil : Ml

Menentukan densitas
o
T aquadest : C
Massa pikno kosong : gram
Massa pikno + aquadest : gram
Massa pikno + asam asetat : gram
Massa pikno + n-heksana : gram

Volume n-heksana yang ditambahkan (extraction solvent)


Stage 1 : mL
Stage 2 : mL
Stage 3 : mL

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 34
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2021/2022 EKSTRAKSI CAIR - CAIR

Tabel 3.1. Data Pengamatan Ekstraksi Cair – Cair

Tabel 3.1 Data Titrasi 5 mL H2C2O4 dengan Larutan NaO 0,1 N


Volume Normalitas Volume NaOH yang diperlukan (mL)
H2C2O4 (mL) H2C2O4 (N) I II III Rata-rata
5

Tabel 3.2 Data Titrasi 5 mL CH3COOH 0,1 N dengan Larutan NaOH 0,1 N
Volume Normalitas Volume NaOH yang diperlukan (mL)
CH3COOH (mL) NaOH (N) I II III Rata-rata
5

Tabel 3.3 Data Titrasi Rafinat dengan larutan NaOH 0,1 N


Rafinat Volume Normalitas Volume NaOH yang diperlukan
No. Raffinat (mL) NaOH (N) (mL)
I II III Rata-rata
I 5
II 5
III 5

Tabel 3.4 Data Densitas Rafinat


Raffinat Volume rafinat sisa Massa pikno + rafinat
No. (mL) (gram)
I
II
III

1. Normalitas larutan NaOH


𝑛 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛
N = 𝑉 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
….. 𝑚𝑜𝑙
= ….. 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
= ….. N

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 35
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2021/2022 EKSTRAKSI CAIR - CAIR

2. Normalitas larutan CH3COOH


𝑉 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑝𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑥 10 𝑥 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑥 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑝𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑥 𝜌 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻
N = 𝑉 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝐵𝑀 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻
𝑔𝑟𝑒𝑘
….. 𝑚𝑙 𝑥 10 𝑥 ….. 𝑥 ….. % 𝑥 ….. 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑙
𝑚𝑜𝑙
= ….. 𝑚𝐿 𝑥 ….. 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= ….. N

3. Normalitas H2C2O4
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐻2 𝐶2 𝑂4 𝑥 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛
N = 𝑉 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝐵𝑀 𝐻 𝐶 𝑂 2 2 4
….. 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 ….. 𝑔𝑟𝑒𝑘/𝑚𝑜𝑙
= ….. 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑥 ….. 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= ….. N

4. Menentukan volume piknometer


Massa aquadest = (massa piknometer + aquadest) – (massa piknometer kosong)
= ….. gram – ….. gram
= ….. gram
Suhu aquadest = ….. ℃
Pada suhu ….. ℃ densitas air = ….. kg/m³ = ….. kg/m³
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
Volume piknometer = 𝜌 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= ….. 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑙
= ….. mL

5. Menentukan densitas n-heksana


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑛−ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎
𝜌 𝑛 − ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎 =
𝑣𝑜𝑙,𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
(𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑛−ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎) − (𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
= 𝑣𝑜𝑙,𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
….. 𝑔𝑟𝑎𝑚 − ….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= …… 𝑚𝑙
= ….. gram/mL

6. Konsentrasi NaOH setelah pembakuan


𝑉 𝐻2 𝐶2 𝑂4 × 𝑁 𝐻2 𝐶2 𝑂4
N = 𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻
….. 𝑚𝑙 𝑥 ….. 𝑁
= …… 𝑚𝑙
= ….. N

7. Konsentrasi larutan asam asetat mula-mula (v naoh = v rata2 di titrasi a,astt)


𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻
N feed, 0 = 𝑉 𝐶𝐻 𝐶𝑂𝑂𝐻
3
….. 𝑚𝑙 𝑥 ….. 𝑁
= ….. 𝑚𝑙
= ….. N
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻
ρ feed, 0 = 𝑣𝑜𝑙,𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
(𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡) − (𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
= 𝑣𝑜𝑙,𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
….. 𝑔𝑟𝑎𝑚 − ….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= …… 𝑚𝑙

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 36
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2021/2022 EKSTRAKSI CAIR - CAIR

= ….. gram/mL

𝑁 𝑓𝑒𝑒𝑑 0 𝑥 𝑉 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑥 𝐵𝑀 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻


Massa CH3COOH = 𝑛 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻
….. 𝑁 𝑥 ….. 𝐿 𝑥 ….. 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= ….. 𝑔𝑟𝑒𝑘/𝑚𝑜𝑙
= ….. gram

Massa campuran, 0 = ρ feed, 0 x Vol, Campuran, 0


= ….. gram/mL x ….. mL
= ….. gram

Massa aquadest = massa campuran, 0 – massa CH3COOH


= ….. gram – ….. gram
= ….. gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻
Xo = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑓𝑒𝑒𝑑
….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= ….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= …..

8. Konsentrasi larutan asam asetat setelah diekstrak


Raffinate stage 1
𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻
N CH3COOH, 1 = 𝑉 𝐶𝐻 𝐶𝑂𝑂𝐻
3
….. 𝑚𝑙 𝑥 ….. 𝑁
= …… 𝑚𝑙
= ….. N

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑓𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡,1
𝜌 ,1 = 𝑣𝑜𝑙,𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
( ….. − ….. ) 𝑔𝑟𝑎𝑚
= …… 𝑚𝑙
= ….. gram/mL

Raffinate stage 2
𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻
N CH3COOH, 2 = 𝑉 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻
….. 𝑚𝑙 𝑥 ….. 𝑁
=
….. 𝑚𝑙
= ….. N
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑓𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡,2
𝜌, 2 = 𝑣𝑜𝑙,𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
( ….. − ….. ) 𝑔𝑟𝑎𝑚
= …… 𝑚𝑙
= ….. gram/mL

Raffinate stage 3
𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻
N CH3COOH, 3 =
𝑉 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻
….. 𝑚𝑙 𝑥 ….. 𝑁
= ….. 𝑚𝑙

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 37
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2021/2022 EKSTRAKSI CAIR - CAIR

= ….. N

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑓𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡,3
𝜌 ,3 = 𝑣𝑜𝑙,𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
( ….. − ….. ) 𝑔𝑟𝑎𝑚
= ……. 𝑚𝑙
= ….. gram/mL

Raffinate stage 4
𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻
N CH3COOH, 4 = 𝑉 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻
….. 𝑚𝑙 𝑥 ….. 𝑁
=
….. 𝑚𝑙
= ….. N

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑓𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡,4
𝜌 ,4 = 𝑣𝑜𝑙,𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
( ….. − ….. ) 𝑔𝑟𝑎𝑚
= …… 𝑚𝑙
=….. gram/mL

9. Menghitung rasio berat asam asetat dalam fase rafinat bebas solut
Raffinat 1
𝑁 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻,1 𝑥 𝑉 𝑟𝑎𝑓𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡,1 𝑥 𝐵𝑀 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻
Massa CH3COOH,1 = 𝑛 𝐶𝐻 𝐶𝑂𝑂𝐻 3
𝑔𝑟𝑒𝑘 𝑔𝑟𝑎𝑚
….. 𝑥 ….. 𝐿 𝑥 …..
𝐿 𝑚𝑜𝑙
= 𝑔𝑟𝑒𝑘
…..
𝑚𝑜𝑙
= ….. gram

Massa raffinat, 1 = ρ, 1 x Vol, Raffinat, 1


= ….. gram/mL x ….. mL
= ….. gram

Massa aquadest, 1 = massa raffinat,1 – massa CH3COOH,1


= ….. gram – ….. gram
= ….. gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻,1
X1 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑓𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡,1
….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= ….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= .....

Raffinat 2
𝑁 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻,2 𝑥 𝑉,𝑟𝑎𝑓𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡,2 𝑥 𝐵𝑀 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻
Massa CH3COOH, 2 = 𝑛 𝐶𝐻 𝐶𝑂𝑂𝐻 3
𝑔𝑟𝑒𝑘
….. 𝑥….. 𝐿 𝑥 ….. 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙
= ….. 𝑔𝑟𝑒𝑘/𝑚𝑜𝑙
= ….. gram

Massa raffinat, 2 = ρ, 2 x Vol, Raffinat, 2


= ….. gram/mL x ….. mL

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 38
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2021/2022 EKSTRAKSI CAIR - CAIR

= ….. gram

Massa aquadest, 2 = massa raffinat,2 – massa CH3COOH,2


= ….. gram – ….. gram
= ….. gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻,2
X2 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡,2
….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= ….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= …..

Raffinat 3
𝑁 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻,3 𝑥 𝑉,𝑟𝑎𝑓𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡,3 𝑥 𝐵𝑀 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻
Massa CH3COOH,3 = 𝑛 𝐶𝐻 𝐶𝑂𝑂𝐻 3
….. 𝑥….. 𝐿 𝑥….. 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= ….. 𝑔𝑟𝑒𝑘/𝑚𝑜𝑙
= ….. gram

Massa raffinat, 3 = ρ, 3 x Vol, Raffinat, 3


= ….. gram/mL x ….. mL
= ….. gram

Massa aquadest, 3 = massa raffinat,3 – massa CH3COOH,3


= ….. gram – ….. gram
= ….. gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻,3
X3 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡,,3
….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= ….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= …..

Raffinat 4
𝑁 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻,3 𝑥 𝑉,𝑟𝑎𝑓𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡,4 𝑥 𝐵𝑀 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻
Massa CH3COOH,3 = 𝑛 𝐶𝐻 𝐶𝑂𝑂𝐻 3
𝑔𝑟𝑒𝑘
….. 𝑥….. 𝐿 𝑥…..𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
𝐿
= ….. 𝑔𝑟𝑒𝑘/𝑚𝑜𝑙
= ….. gram

Massa raffinat, 4 = ρ, 4 x Vol, Raffinat, 4


= ….. gram/mL x ….. mL
= ….. gram

Massa aquadest, 4 = massa raffinat,4 – massa CH3COOH,4


= ….. gram – ….. gram
= ….. gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻,4
X4 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡,,4
….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= ….. 𝑔𝑟𝑎𝑚

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 39
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2021/2022 EKSTRAKSI CAIR - CAIR

= …..

10. Menghitung perbandingan F/S


a. Stage 1
V n-heksana, 1 = ….. mL
𝜌 𝑛 − ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎, 1 = ….. gram/mL
m n-heksana, 1 = V, n-heksana,1 x 𝜌 𝑛 − ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎,1
= ….. mL x ….. gram/mL
= ….. gram
𝐹 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑓𝑒𝑒𝑑,0
− 𝑆 ,1 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑛−ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎,1
….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= ….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= …..
𝐹
,1 = -…..
𝑆

b. Stage 2
V n-heksana, 2 = ….. mL
𝜌 𝑛 − ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎, 2 = ….. gram/mL
𝑚 𝑛 − ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎, 2 = V, n-heksana,2 x 𝜌 𝑛 − ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎,2
= ….. mL x ….. gram/mL
= ….. gram
𝐹 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡,1
− ,2 =
𝑆 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑛−ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎,2
….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= ….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= …..
𝐹
,2 = -…..
𝑆

c. Stage 3
V n-heksana,3 = ….. mL
𝜌 𝑛 − ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎,3 = ….. gram/mL
𝑚 𝑛 − ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎,3 = V n-heksana,3 x 𝜌 𝑛 − ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎,3
= ….. mL x ….. gram/mL
= ….. gram
𝐹 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡,2
− 𝑆 ,3 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑛−ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎,3
….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= ….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= …..
𝐹
,3 = -…..
𝑆

d. Stage 4
V n-heksana,4 = ….. mL
𝜌 𝑛 − ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎,4 = ….. gram/mL
𝑚 𝑛 − ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎,4 = V n-heksana,4 x 𝜌 𝑛 − ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎,4
= ….. mL x ….. gram/mL
= ….. gram

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 40
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2021/2022 EKSTRAKSI CAIR - CAIR

𝐹 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡 ,3
− 𝑆 ,3 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑛−ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎,4
….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= ….. 𝑔𝑟𝑎𝑚
= …..
𝐹
,3 = -…..
𝑆

11. Menghitung ratio bebas solute dalam ekstrak

Neraca massa pada :


Stage I
X0 , F + Y0 , S = Y1 , S + X1 , F
F
,1
Y1 = S ( X0 – X1 )
= ….. x (….. – …..)
= …..

Stage II
F
,2
Y2 = S ( X1 – X2 )
= ….. x (….. – …..)
= …..

Stage III
F
,3
Y3 = S ( X2 – X3)
= ….. x (….. – …..)
= …..

Stage IV
F
,3
Y4 = S ( X3 – X4)
= ..... x (….. – …..)
= …..

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 41
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2021/2022 EKSTRAKSI CAIR - CAIR

Y = Ax dengan a = slope = Kd
Y = …..X
Maka nilai a = Kd = …..

12. Menghitung N teoritis


Dengan menggunakan persamaan
a. Stage 1
𝐹
,1 = …..
𝑆
𝑠
,1 = …..
𝐹
𝑋0
𝑙𝑜𝑔 ( )
𝑋1
𝑁1 = 𝑆
𝑙𝑜𝑔𝑙𝑜𝑔 (𝐾𝑑 +1)
𝐹
…..
𝑁1 = …..
𝑁1 = …..

b. Stage 2
𝐹
𝑆
,2 = …..
𝑠
,2 = …..
𝐹
𝑋1
𝑙𝑜𝑔 ( )
𝑋2
𝑁2 = 𝑆
𝑙𝑜𝑔𝑙𝑜𝑔 (𝐾𝑑 +1)
𝐹
…..
𝑁2 =
…..
𝑁2 = …..

c. Stage 3
𝐹
,3 = …..
𝑆
𝑠
,3 = …..
𝐹
𝑋2
𝑙𝑜𝑔 ( )
𝑋3
𝑁3 = 𝑆
𝑙𝑜𝑔𝑙𝑜𝑔 (𝐾𝑑 +1)
𝐹
…..
𝑁3 = …..
𝑁3 = …..

d. Stage 4
𝐹
,3 = …..
𝑆
𝑠
,3 = …..
𝐹
𝑋2
𝑙𝑜𝑔 ( )
𝑋3
𝑁3 = 𝑆
𝑙𝑜𝑔𝑙𝑜𝑔 (𝐾𝑑 +1)
𝐹
…..
𝑁3 = …..
𝑁3 = …..

𝑁𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑁1 + 𝑁2 + 𝑁3 + N4
= …..

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 42
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2021/2022 EKSTRAKSI CAIR - CAIR

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 43
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2021/2022 KESETIMBANGAN FASA

PERCOBAAN IV
KESETIMBANGAN TIGA FASA

4.1 TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengetahui fraksi mol masing-masing komponen dari campuran terner

2. Membuat kurva binoidal pada sistem zat cair 3 komponen

4.2 LANDASAN TEORI

Berdasarkan hukum fasa Gibbs, jumlah terkecil variabel bebas yang diperlukan untuk
menyatakan keadaan suatu sistem dengan tepat pada kesetimbangan diungkapkan sebagai :

F = C–P+2
dimana,

F = jumlah derajat kebebasan\

C = jumlah komponen

P = jumlah fasa

Dalam ungkapan diatas, kesetimbangan dipengaruhi oleh suhu, tekaanan dan komposisi
sistem. Jumlah derajat kebebasan untuk sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap
dapat dinyatakan sebagai :

F = 3–P

Jika dalam sistem hanya terdapat satu fasa, maka F = 2, berarti untuk menyatakan keadaan
sistem dengan tepat perlu ditentukan konsentrasi dari dua komponennya. Sedangkan bila
dalam sistem terdapat dua fasa dalam kesetimbangan, maka F = 1, berarti hanya satu
komponen yang harus ditentukan konsentrasinya dan konsentrasi komponen yang lain sudah
tertentu berdasarkan diagram fasa untuk sistem tersebut. Oleh karena sistem tiga kompoen
pada suhu dan tekanan tetap mempunyai jumlah derajat kebebasan paling banyak dua, maka

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 44
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2021/2022 KESETIMBANGAN FASA

diagram fasa sistem ini dapat digambarkan dalam satu bidang datar berupa suatu segitiga
samasisi yang disebut diagram terner.

Jumlah fasa dalam sistem zat cair tiga kompoen tergantung pada daya saling larut antar zat
cair tersebut dan suhu percobaan. Andaikan ada tiga zat cair A, B dan C. A dan B saling larut
sebagian. Penambahan zat C kedalam campuran A dan B akan memperbesar atau
memperkecil daya saling larut A dan B.

Pada percobaan ini hanya akan ditinjau sistem yang memperbesar daya saling larut A dan B.
Dalam hal ini A dan C serta B dan C saling larut sempurna. Kelarutan cairan C dalam
berbagai komposisi campuran A dan B pada suhu tetap dapat digambarkan pada suatu
diagram terner. Prinsip menggambarkan komposisi dalam diagram terner dapat dilihat pada
gambar (1) dan (2) di bawah ini.

A B
Y

Gambar 4.1 Diagram terner

Titik A, B dan C menyatakan kompoenen murni. Titik-titik pada sisi AB, BC dan AC
menyatakan fraksi dari dua komponen, sedangkan titik didalam segitiga menyatakan fraksi dari
tiga komponen. Titik P menyatakan suatu campuran dengan fraksi dari A, B dan C masing-
masing sebanyak x, y dan z.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 45
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2021/2022 KESETIMBANGAN FASA

2
5 75

50 50

75 25

A B
25 50 75

Gambar 4.2 Kurva bionidal sistem zat cair 3 komponen

Titik X menyatakan suatu campuran dengan fraksi A = 25%, B = 25%, dan C = 50%. Titik-
titik pada garis BP dan BQ menyatakan campuran dengan perbandingan dengan jumlah A
dan C yang tetap, tetapi dengan jumlah B yang berubah. Hal yang sama berlaku bagi garis-
garis yang ditarik dari salah satu sudut segitiga kesisi yang ada dihadapannya. Daerah
didalam lengkungan merupakan daerah dua fasa. Salah satu cara untuk menentukan garis
binoidal atau kurva kelarutan ini ialah dengan cara menambah zat B ke dalam berbagai
komposisi campuran A dan C. Titik-titik pada lengkungan menggambarkan komposisi
sistem pada saat terjadi perubahan dari jernih menjadi keruh. Kekeruhan timbul karena
larutan tiga komponen yang homogen pecah menjadi dua larutan konjugat terner.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 46
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2021/2022 KESETIMBANGAN FASA

4.3 ALAT

1. Erlenmeyer 100 ml
2. Gelas kimia 50 ml
3. Piknometer 10 ml
4. Buret 50 ml
5. Pipet ukur 10 ml
6. Bulb
7. Corong kaca
8. Neraca analitik
9. Statif dan klem

4.4 BAHAN

1. Asam Asetat / Aseton


2. Kloroform
3. Aquadest

4.5 PROSEDUR

1. Pengukuran Massa Jenis


a. Ditimbang berat piknometer kosong
b. Diisi piknometer dengan aquadest hingga penuh dan ditimbang berat piknometer yang
berisi aquadest
c. Diulangi langkah (b) dengan menggunakan asam asetat/aseton dan kloroform

2. Sistem Tiga Kompone


a. Dalam labu erlenmeyer yang bersih, kering dan tertutup, buatlah 9 macam campuran
cairan A (Asam Asetat/Aseton) dan C (Kloroform) dengan komposisi sebagai berikut :

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 47
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2021/2022 KESETIMBANGAN FASA

Tabel 4.1 komposisi larutan A dan C

Labu 1 2 3 4 5 6 7 8 9

ml A 2 4 6 8 10 12 14 16 18

ml C 18 16 14 12 10 8 6 4 2

b. Dititrasi tiap campuran dalam labu 1 s/d 9 dengan zat B (Aquadest) sampai tepat timbul
kekeruhan, dan catat jumlah volume zat B yang digunakan. Lakukan titrasi dengan
perlahan-lahan
b. Diulangi percobaan dengan menggunakan zat C sebagai titran

Analisa perhitungan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Percobaan Pertama

Perbandingan volume zat A : C Volume titran zat B (mL)

2 : 18

4 : 16

6 : 14

8 : 12

10 : 10

12 : 8

14 : 6

16 : 4

18 : 2

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 48
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2021/2022 KESETIMBANGAN FASA

Tabel 2. Hasil Pengamatan Percobaan Kedua

Perbandingan volume zat A : B Volume titran zat C (mL)

2 : 18

4 : 16

6 : 14

8 : 12

10 : 10

12 : 8

14 : 6

16 : 4

18 : 2

Perhitungan

Erlenmeyer 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Perbandingan 2:18 4:16 6:14 8:12 10:10 12:8 14:6 16:4 18:2

nA (mol)

nB (mol)

nC (mol)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 49
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2021/2022 KESETIMBANGAN FASA

nA+nB+nC
(mol)

Xa (%)

Xb (%)

Xc (%)

A. Perhitungan Massa Jenis


……
1. Massa jenis asam asetat/kloroform = …… = . . . . . . . . 𝑔/ 𝑚𝑙
……
2. Massa jenis asam asetat/kloroform = …… = . . . . . . . . 𝑔/𝑚𝑙
……
3. Massa jenis asam asetat/kloroform = …… = . . . . . . . . 𝑔/𝑚𝑙

B. Perhitungan Mol
𝑽
mol = 𝑀𝑟 𝑥 𝝆 = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙

1. Mol zat A (nA)


……
2 : 18 = …… = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
4 : 16 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
6 : 14 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
8 : 12 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
10:10 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
12 : 8 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
14 : 6 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
16 : 4 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
18 : 2 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……

2. Mol zat B (nB)


……
2 : 18 = …… = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 50
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2021/2022 KESETIMBANGAN FASA

……
4 : 16 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
6 : 14 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
8 : 12 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
10:10 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
12 : 8 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
14 : 6 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
16 : 4 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
18 : 2 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……

3. Mol zat C (nC)


……
2 : 18 = …… = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
4 : 16 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
6 : 14 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
8 : 12 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
10:10 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
12 : 8 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
14 : 6 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
16 : 4 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……
……
18 : 2 = = . . . . . . . . 𝑚𝑜𝑙
……

4. Mol Total
2 : 18 = . . . . . . ..+ ........ + ........ = ........ mol
4 : 16 = . . . . . . ..+ ........ + ........ = ........ mol
6 : 14 = . . . . . . ..+ ........ + ........ = ........ mol
8 : 12 = . . . . . . ..+ ........ + ........ = ........ mol
10:10 = . . . . . . ..+ ........ + ........ = ........ mol
12 : 8 = . . . . . . ..+ ........ + ........ = ........ mol
14 : 6 = . . . . . . ..+ ........ + ........ = ........ mol
16 : 4 = . . . . . . ..+ ........ + ........ = ........ mol
18 : 2 = . . . . . . ..+ ........ + ........ = ........ mol

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 51
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2021/2022 KESETIMBANGAN FASA

C. Perhitungan Fraksi Mol


1. Fraksi Mol Zat A (Xa)
𝑛𝐴
2 : 18 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐴
4 : 16 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐴
6 : 14 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐴
8 : 12 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐴
10:10 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐴
12 : 8 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐴
14 : 6 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐴
16 : 4 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐴
18 : 2 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙

2. Fraksi Mol Zat B (Xb)


𝑛𝐵
2 : 18 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐵
4 : 16 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐵
6 : 14 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐵
8 : 12 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐵
10:10 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐵
12 : 8 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐵
14 : 6 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐵
16 : 4 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐵
18 : 2 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙

3. Fraksi Mol Zat C (Xc)


𝑛𝑐
2 : 18 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐶
4 : 16 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐶
6 : 14 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 52
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2021/2022 KESETIMBANGAN FASA

𝑛𝐶
8 : 12 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐶
10:10 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑐
12 : 8 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐶
14 : 6 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐶
16 : 4 = 𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐶
18 : 2 = 𝑥 100% = … … . . 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝐴+𝑛𝐵+𝑛𝐶

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 53
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2021/2022 PERPINDAHAN PANAS

PERCOBAAN V
PERPINDAHAN PANAS

5.1. TUJUAN PERCOBAAN


Adapun tujuan percobaan Heat Exchanger antara lain:
1. Memahami fenomena perpindahan panas secara konveksi dan konduksi.
2. Menentukan koefisien perpindahan panas keseluruhan.
3. Menentukan efisiensi shell and tube heat exchanger.

5.2. DASAR TEORI


Perpindahan panas merupakan bagian yang penting dari proses kimia pada umumnya.
Perpindahan panas dapat berlangsung berdasarkan 3 macam dasar sebagai berikut :
1. Perpindahan panas secara konduksi, yaitu panas secara rambatan yang umumnya terjadi
pada benda padat.
2. Perpindahan panas secara konveksi, yaitu perpindahan panas dari satu posisi ke posisi
lainnya di dalam fluida secara memancar yang biasanya disertai dengan adanya perpindahan
massa.
3. Perpindahan panas secara radiasi, yaitu perpindahan panas dari sumber panas menuju suatu
benda secara pancaran melalui gelombang elektromagnetik tertentu tanpa memerlukan
media penghantar.

Di industri, perpindahan panas antara dua fluida biasanya dilakukan dalam alat penukar panas.
Beberapa tipe alat penukar panas antara lain :
1. Double-pipe exchanger
2. Shell and tube exchanger
3. Plate and frame exchanger
4. Air cooled
5. Direct contact

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 54
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2021/2022 PERPINDAHAN PANAS

Shell-and-tube heat exchanger merupakan alat penukar kalor yang paling sering digunakan
dalam industri karena mampu beroperasi pada temperature dan tekanan tinggi. Shell-and-tube
heat exchanger terdiri atas tiga komponen utama, yaitu shell, tube, dan baffle. Shell dan tube
berfungsi sebagai tempat mengalir fluida panas dan fluida dingin, sementara buffle berfugsi
untuk meningkat kn perpindahan panas antar fluida dengan menghambat aliran dalam shell.
Selain itu shell-and-tube heat exchanger memiliki karakteristik konstruksi yang kuat serta
memiliki pemeliharaan yang mudah.

Log Mean Temperature Difference


∆𝑇2− ∆𝑇1
(∆TIn)cf = ∆𝑇2
𝐼𝑛 ( )
∆𝑇1

∆Tm = 𝐹 (∆TIn)cf

Keterangan:
Ta : Temperatur masuk sisi shell (ºC)
Tb : Temperatur keluar sisi shell (ºC)
ta : Temperatur masuk sisi tube (ºC)
tb : Temperatur keluar sisi tube (ºC)
N : Jumlah laluan shell
Untuk R ≠1, maka:
1
1 − 𝑅𝑃 𝑁
∝=( )
1−𝑃
1−∝
𝑆 =
∝ −𝑅
1−𝑆
√𝑅 2 + 1 𝑥 𝐼𝑛 (1 − 𝑅𝑆)
𝐹=
2 − 𝑆(𝑅 + 1 − √𝑅 2 + 1)
(𝑅 − 1) 𝐼𝑛 [ ]
2 − 𝑆(𝑅 + 1 + √𝑅 2 + 1)

Kesetimbangan Energi
Besar energy yang dipindah kan melalui proses perpindahan panas secara umum dapat
dijabarkan melalui persamaan berikut.
𝑄𝐶 = 𝑚𝐶 𝐶𝑃 (𝑇𝐶𝑂 − 𝑇𝐶1 )

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 55
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2021/2022 PERPINDAHAN PANAS

𝑄ℎ = 𝑚ℎ 𝐶𝑃 (𝑇ℎ𝑂 − 𝑇ℎ𝑖 )

𝑄𝐶 + 𝑄ℎ
𝑄 =
2
Keterangan :
𝑄𝐶 : Besar perpindahan panas aliran fluida dingin (Watt)
𝑄ℎ : Besar perpindahan panas aliran fluida panas (Watt)
𝑄 : Besar perpindahan panas rata-rata (Watt)
𝑇𝐶1 : Temperatur masuk fluida dingin (ºC)
𝑇𝐶0 : Temperatur keluar fluida dingin (ºC)
𝑇ℎ1 : Temperatur masuk fluida panas (ºC)
𝑇ℎ0 : Temperatur keluar fluida panas (ºC)
𝑚𝑐 : Laju massa fluida dingin (kg/s)
𝑚ℎ : Laju massa fluida panas (kg/s)

Koefisien Perpindahan Panas


Koefisien perpindahan panas menunjukkan kemampuan sebuah heat exchanger untuk
mentransfer panas melalui hambatan yang berbeda sesuai dengan property dari fluida yang
dilalui meliputi temperature, laju massa, dan geometri dari heat exchanger tersebut. Nilai
koefisien perpindahan panas pada sisi shell dan sisi tube bergantung pada besar perpindahan
panas yang terjadi.

𝑄𝐶
ℎ0 =
𝐴0 ∆𝑇𝑚

𝑄ℎ
ℎ𝑖 =
𝐴1 ∆𝑇𝑚

Keterangan:
𝐴1 : Luas area perpindahan panas sisi dalam tube (m2)
𝐴0 : Luas area perpindahan panas sisi luar tube (m2)
ℎ1 : Koefisien perpindahan panas sisi tube (w/m2.K)
ℎ0 : Koefisien perpindahan panas sisi shell (w/m2.K)
∆𝑇𝑚 : Perbedaan temperature rata-rata (ºC)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 56
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2021/2022 PERPINDAHAN PANAS

5.3. ALAT
a. Shell and Tube Heat Exchanger 1 buah
b. Termometer 2 buah
c. Piknometer 25 mL 2 buah
d. Pompa 1 buah
e. Gelas kimia 250 mL 2 buah
f. Neraca Analitik 1 buah
g. Bak Penampung Fluida 2 buah
h. Heater dan Thermocouple 1 buah
5.4. BAHAN
a. Air Revers Osmosis (RO)
5.5. PROSEDUR
a. Menghubungkan kabel power modul dengan stop kontak.
b. Menyalakan system dengan menekan switch pada panel.
c. Menyalakan heater dengan menekan tombol pada panel untuk memanaskan fluida panas
hingga temperature 75 ºC.
d. Setelah temperature fluida dingin dan fluida panas sesuai, kemudian pompa dinyalakan
dengan menekan tombol push button dengan panel.
e. Fluida panaskan masuk ke sisi tube, dan fluida dingin masuk kesisi shell.
f. Pengaturan debit fluida dilakukan dengan memutar valve sedemikian rupa sehingga
didapatkan debit fluida sesuai kebutuhan. Debit fluida dapat diamati pada flow meter yang
terhubung pada pipa aliran sebelum masuk ke unit heat exchanger.
g. Tunggu selama 3-5 menit agar berlangsung perpindahan panas antar fluida, kemudian catat
temperature masuk dan keluar dari sisi shelli dan sisi tube.
h. Setelah pengambilan data temperature dan debit shell selesai, mati kan tombol heater dan
pompa panel untuk melakukan pengujian dengan variasi debit yang berbeda.
i. Lakukan drain air pada heat exchanger dengan membuka kran yang terdapat pada bagian
bawah unit. Setelah semua fluida terkuras dari heat exchanger dilakukan pengujian ulang
dengan mengulangi langkah ke-3.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 57
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2021/2022 PERPINDAHAN PANAS

5.6 RANGKAIAN ALAT

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Heat Exchanger


Keterangan :
BV : Ball Valve
RTD : Resistance Temperature Indicator
TIC : Temperature Indicator Controller
FC : Flow control

PERHITUNGAN
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan
Fluida Dingin Fluida Panas

Laju Waktu Waktu


Laju alir
alir Tc,o (ºC) Tc,i (ºC) Th,o (ºC) Th,i (ºC)
(menit) (kg/s) (menit)
(kg/s)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 58
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2021/2022 PERPINDAHAN PANAS

Tabel 2. Data Hasil Perhitungan ∆Tm

R P N α S F (ΔTln)cf ∆Tm (ºC)

1. Perhitungan ∆Tm
a. Menghitung nilai R
(Tc,i−Tc,o)
R = (Th,o−Th,i)

b. Menghitung nilai P
(Th,o−Th,i)
P = (Tc,i−Th,i)

c. Menghitung nilai α
1
1−𝑅𝑃 𝑁
𝛼= ( 1−𝑃 )

d. Menghitung nilai S
1− 𝛼
S = 𝛼−𝑅

e. Menghitung nilai F
1−𝑆
√𝑅 2 + 1x LN (1 − 𝑅𝑆)
𝐹=
2 − 𝑆(𝑅 + 1 − √𝑅 2 + 1)
(𝑅 − 1)LN [ ]
2 − 𝑆(𝑅 + 1 + √𝑅 2 + 1)

f. Menghitung nilai (∆𝐓In)cf


(𝑇ℎ,𝑖−𝑇𝑐,𝑜)−( 𝑇ℎ,𝑜 – 𝑇𝑐,𝑖 )
(∆TIn)cf = 𝑇ℎ,𝑖 −𝑇𝑐,𝑜
In( )
𝑇ℎ,𝑜 −𝑇𝑐,𝑖

g. Menghitung nilai ∆Tm


∆Tm = F. (∆In)cf

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 59
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2021/2022 PERPINDAHAN PANAS

Tabel 3. Data Hasil Perhitungan ρ, Cp, dan k


Mencari ρ, Cp, dan k menggunakan Tabel C.1 Data properties suhu air (A.2-11 Geankoplis)
Aliran Dingin Aliran Panas

∆Tm (ºC) Tc,a ρ Cp(Kj/ Th,a ρ Cp(Kj/ k (W/m.K)

(oC) (Kg/L) Kg.K) (oC) (Kg/L) Kg.K)

2. Perhitungan ρ, Cp, dan k


a. Menghitung nilai Tc,a
𝑇𝑐,𝑖+𝑇𝑐,𝑜
Tc.a = 2

b. Menghitung nilai ρ pada Tc (A.2-11 Geankoplis)


𝑌2−𝑌1
𝜌 =Y2 + (X – X2 )(𝑋2−𝑋1)

c. Menghitung nilai Cp pada Tc (A.2-11 Geankoplis)


𝑌2−𝑌1
Cp =Y2 + (X – X2 )(𝑋2−𝑋1)
d. Menghitung nilai Th,a
𝑇ℎ𝑖+𝑇ℎ,𝑜
Th,a = 2

e. Menghitung nilai ρ pada Th (A.2-11 Geankoplis)


𝑌2−𝑌1
𝜌 =Y2 + (X – X2 )(𝑋2−𝑋1)
f. Menghitung nilai Cp pada Th (A.2-11 Geankoplis)
𝑌2−𝑌1
Cp =Y2 + (X – X2 )(𝑋2−𝑋1)
g. Menghitung nilai k (A.2-11 Geankoplis)
𝑌2−𝑌1
k =Y2 + (X – X2 )(𝑋2−𝑋1)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 60
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2021/2022 PERPINDAHAN PANAS

Tabel 4. Data Hasil Perhitungan Q (watt)


Aliran Dingin Aliran Panas
Q
mc ρ Cp(Kj/ Qhot mh ρ Cp(Kj/ Qcold (watt)
(kg/s) (Kg/L) Kg.K) (Watt) (kg/s) (Kg/L) Kg.K) (Watt)

3. Perhitungan Q (watt)
a. Menghitung nilai mc
𝑉 𝑥 𝑝𝑐
mc = 60

b. Menghitung nilai mh
𝑉 𝑥 𝑝ℎ
mh = 60

c. Menghitung Q cold
Qc = mc x Cp x (Tco – Tci)
d. Menghitung Q hot
Qh = mh x Cp x (Tho – Thi)
e. Menghitung nilai Q
𝑄𝑐+𝑄ℎ
Q = 2

Tabel 5. Data Hasil Perhitungan n, Ai, Ao, Di, Do, L


n (baffle) Ai (m²) Ao (m²) Di (m) Do (m) L (m)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 61
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2021/2022 PERPINDAHAN PANAS

Tabel 6. Data Hasil Perhitungan Koefisien Perpindahan Panas


ho (w/m².K) hi (w/m².K) ΔTm

4. Perhitungan Nilai Koefisien Perpindahan Panas


Diketahui : a. baffle
b. Di
c. Do
d. L
a. Menghitung nilai Ao
Ao = n x π x Do x L
b. Menghitung nilai Ai
Ai = n x π x Di x L
c. Menghitung ho
𝑄ℎ
ho = 𝐴𝑜 𝑥 ∆𝑇𝑚

d. Menghitung hi
𝑄𝑐
hi = 𝐴𝑖 𝑥 ∆𝑇𝑚

Tabel 7. Data Hasil Perhitungan Integral Energi


Ud Shell Ud Tube Uc Rdi Rdo U

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 62
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2021/2022 PERPINDAHAN PANAS

5. Perhitungan Integral Energi


a. Menghitung Nilai Ud Shell
𝑄𝑐
Ud shell = 𝐴𝑖 𝑥 ∆𝑇𝑚

b. Menghitung Nilai Ud Tube


𝑄ℎ
Ud tube = 𝐴𝑜 𝑥 ∆𝑇𝑚

c. Menghitung Nilai Uc
ℎ𝑖 𝑥 ℎ𝑜
Uc = (ℎ𝑖+ℎ𝑜)

d. Menghitung Nilai Rdo


(𝑈𝑐−𝑈𝑑 𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙)
Rdo = 𝑈𝑐 𝑈𝑑 𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙

e. Menghitung Nilai Rdi


(𝑈𝑐−𝑈𝑑 𝑡𝑢𝑏𝑒)
Rdi = 𝑈𝑐 𝑈𝑑 𝑡𝑢𝑏𝑒

f. Menghitung Nilai U
𝐷𝑜 −1
𝐷𝑜 1 𝐷𝑜 𝐿𝑁 ( ) 𝑅𝑑𝑖 𝐷𝑜
𝐷𝑖
U = (ℎ𝑖 𝐷𝑖 + + + + 𝑅𝑑𝑜)
ℎ𝑜 2𝑘 𝐷𝑖

Tabel 8. Data Hasil Perhitungan Efektifitas


Qmax
Tmin ρ (kg/L) M min (kg/s) Cp min Q (Watt) Efektivitas
(Watt)

6. Perhitungan Efektifitas
a. Menghitung Tmin
Tmin = Thi – Tci

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 63
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2021/2022 PERPINDAHAN PANAS

b. Menghitung nilai ρ (A.2-11 Geankoplis)


𝑌2−𝑌1
𝜌 =Y2 + (X – X2 )(𝑋2−𝑋1)
c. Menghitung nilai M min
𝑉𝑥𝜌
mmin = 60

d. Menghitung nilai Cp min (A.2-11 Geankoplis)


𝑌2−𝑌1
Cp =Y2 + (X – X2 )(𝑋2−𝑋1)

e. Menghitung Nilai Q max

Qmax = mmin x cp min x (Tmin) x 1000

f. Menghitung Nilai Efektivitas


𝑄
𝜀=
𝑄𝑚𝑎𝑥

7. Grafik Hasil Perhitungan


a. Grafik Q (Watt) vs laju massa (kg/s)
b. Grafik ε vs laju massa (kg/s)
c. Grafik U vs laju massa (kg/s)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 64
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2021/2022 POLIMERISASI UREA FORMALDEHID

PERCOBAAN VI
POLIMERISASI UREA FORMALDEHID

6.1. TUJUAN PERCOBAAN


Adapun beberapa tujuan umum percobaan polimerisasi urea formaldehid, antara lain:
1. Menerapkan salah satu teknik polimerisasi, khususnya polimerisasi kondensasi urea
formaldehid.
2. Memahami reaksi yang terjadi selama proses polimerisasi urea formaldehid.
3. Memahami pengaruh kondisi operasi terhadap hasil polimerisasi.

6.2. DASAR TEORI


Resin urea formaldehid adalah hasil kondensasi urea (CO(NH2)2) dengan formaldehid (CH2O).
Reaksi yang terjadi disebut reaksi polimerisasi kondensasi karena terjadi reaksi antara dua buah
molekul atau gugus fungsi dari molekul (antara gugus amida dan aldehid) yang membentuk
molekul yang lebih besar dengan melepaskan molekul-molekul kecil seperti air dan alkohol.
Resin jenis ini termasuk resin thermosetting yang mempunyai sifat tahan terhadap asam, basa,
tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh jika dipanaskan. Polimer termoset dibuat dengan
menggabungkan komponen-komponen yang bersifat saling menguatkan sehingga dihasilkan
polimer dengan derajat cross link yang sangat tinggi. Karena sifat-sifat di atas, aplikasi resin
urea formaldehid yang sangat luas sehingga industri urea formaldehid berkembang pesat.

Reaksi urea formaldehid merupakan suatu reaksi polimerisasi kondensasi. Menurut prinsipnya
pembentukan produk urea formaldehid adalah dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap intermediate
Merupakan suatu tahap untuk mendapatkan resin yang masih berupa larutan dan larut dalam
air atau pelarut lainnya.
2. Tahap persiapan
Pada tahap ini resin merupakan produk dari tahap intermediate yang dicampurkan dengan
bahan lain . Penambahan bahan akan menentukan produk akhir dari polimer.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 65
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2021/2022 POLIMERISASI UREA FORMALDEHID

3. Tahap curing
Proses terakhir oleh pengaruh katalis, panas, dan tekanan tinggi, resin diubah sifatnya
menjadi thermosetting resin. Pada tahap curing, kondensasi tetap berlangsung terus dimana
polimer membentuk rangkaian tiga dimensi yang sangat kompleks dan menjadi
thermosetting resin.

6.3. BAHAN
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan polimerisasi urea formaldehid, antara
lain:
1. Urea (CO(NH2)2)
2. Formaldehid (CH2O)
3. Natrium Sulfit (Na2SO3) 2 N
4. Katalis Amonia (NH3) 2 N
5. Buffer Natrium Karbonat (Na2CO3) 5% massa katalis
6. Etanol 95%
7. Indikator PP
8. Asam Sulfat (H2SO4) 0,5 N
9. Aquadest

6.4. ALAT
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan polimerisasi urea formaldehid, antara lain:
1. Satu set perlengkapan polimerisasi
a. Labu leher empat 1 buah
b. Heat mantle 1 buah
c. Motor berpengaduk atau mixer 1 buah
d. Statif dan klem 2 buah
e. Kondensor 1 buah
f. Pompa 1 buah
g. Pengambil sampel 1 buah
h. Termometer 1 buah
2. Gelas ukur 500 mL 1 buah
3. Buret asam 50 mL 1 buah

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 66
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2021/2022 POLIMERISASI UREA FORMALDEHID

4. Pipet volume 50 mL 1 buah


5. Pipet volume 25 mL 1 buah
6. Pipet ukur 10 mL 2 buah
7. Pipet ukur 1 mL 1 buah
8. Gelas kimia 100 mL 2 buah
9. Erlenmeyer 100 mL 3 buah
10. Corong kaca besar 1 buah
11. Corong kaca kecil 1 buah
12. Cawan porselen 1 buah
13. Statif dan klem 1 buah
14. Spatula 1 buah
15. Bulb 1 buah
16. Neraca analitik 1 buah

6.5. PROSEDUR KERJA

6.5.2. Polimerisasi Urea Formaldehid

1. Merangkai alat polimerisasi sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan


2. Memasukkan formaldehid ke dalam labu leher empat sebanyak 300 mL.
3. Menambahkan katalis amonia sebanyak 5% massa total campuran dan buffer natrium
karbonat sebanyak 5% massa katalis ke dalam labu leher empat.
4. Mengaduk campuran dengan motor berpengaduk sampai merata, setelah itu ditetapkan
sebagai sampel 0.
5. Menambahkan urea dengan rasio F/U yang telah ditentukan, kemudian campuran diaduk
hingga merata dan ditetapkan sebagai sampel 1.
6. Memanaskan campuran pada suhu 80-90 oC sampai mendidih. Pada saat terjadi refluks
ditetapkan sebagai sampel 2.
7. Memanaskan kembali campuran pada suhu 80-90 oC sampai mendidih selama 15 menit,
kemudian ditetapkan sebagai sampel 3.
8. Mengulangi langkah 7 sampai diperoleh sampel ke-n.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 67
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2021/2022 POLIMERISASI UREA FORMALDEHID

6.5.3. Analisa Kadar Formaldehid Bebas

1. Memasukkan 1 mL sampel ke dalam erlenmeyer 100 mL dan dilarutkan dalam 5 mL etanol


95%.
2. Menambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes.
3. Menambahkan larutan natrium sulfit 2 N sebanyak 25 mL ke dalam erlenmeyer hingga
terjadi perubahan warna dan diamkan selama 10 menit.
4. Melakukan titrasi dengan larutan asam sulfat 0,5 N hingga warna yang terbentuk hilang.

6.5.4. Penentuan Densitas

1. Menentukan volume piknometer sebenarnya dengan kalibrasi menggunakan aquadest.


2. Menimbang piknometer kosong dan ditetapkan sebagai massa piknometer sebenarnya.
3. Menimbang piknometer yang berisi sampel.

RANGKAIAN ALAT POLIMERISASI UREA FORMALDEHID

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 68
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2021/2022 POLIMERISASI UREA FORMALDEHID

PERHITUNGAN

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 69
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2021/2022 POLIMERISASI UREA FORMALDEHID

Data Percobaan
Volume Formaldehid : mL
F/U :
Massa Urea : gram
Massa Total Campuran : gram
Jenis Katalis :
Massa Katalis : gram / mL
Jenis Buffer :
Massa Buffer : gram
Berat Piknometer Kosong : gram
Berat Piknometer + Aquadest : gram
Waktu Refluks : detik / menit / jam
Konsentrasi Asam Sulfat : N

Tabel 5.1. Data Pengamatan Polimerisasi Urea Formaldehid

Waktu Massa Piknometer + Sampel Suhu Volume H2SO4


Sampel pH
(menit) (gram) (oC) (mL)
0 -
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

A
= … g/cm3

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 70
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2021/2022 POLIMERISASI UREA FORMALDEHID

𝑀.𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛 − 𝑀.𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔


a. Resin 7, ρ = 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

...gram − ...gram
= ...cm3

= … g/cm3
𝑀.𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛 − 𝑀.𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
b. Resin 8, ρ = 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

...gram − ...gram
= ...cm3

= … g/cm3

1. Penentuan Kadar Formaldehid Bebas


𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2 𝑂 𝐵𝑀 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑 (𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐻2 𝑆𝑂4 −𝑉 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2 𝑆𝑂4 𝑥 100
a. Sampel, 0 = =
100 𝑚𝐿 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000

gramCH2O ...g / mol  (...mL − ...mL)  ...  ...


=
100mL ...mL  ...

CH2O = … g/100 mL
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2 𝑂 𝐵𝑀 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑 (𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐻2 𝑆𝑂4 −𝑉 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2 𝑆𝑂4 𝑥 100
b. Sampel, 1 = =
100 𝑚𝐿 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000

gramCH2O ...g / mol  (...mL − ...mL)  ...  ...


=
100mL ...mL  ...

CH2O = … g/100 mL
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2 𝑂 𝐵𝑀 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑 (𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐻2 𝑆𝑂4 −𝑉 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2 𝑆𝑂4 𝑥 100
c. Sampel, 2 = =
100 𝑚𝐿 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000

gramCH2O ...g / mol  (...mL − ...mL)  ...  ...


=
100mL ...mL  ...

CH2O = … g/100 mL
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2 𝑂 𝐵𝑀 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑 (𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐻2 𝑆𝑂4 −𝑉 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2 𝑆𝑂4 𝑥 100
d. Sampel, 3 = =
100 𝑚𝐿 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000

gramCH2O ...g / mol  (...mL − ...mL)  ...  ...


=
100mL ...mL  ...

CH2O = … g/100 mL

𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2 𝑂 𝐵𝑀 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑 (𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐻2 𝑆𝑂4 −𝑉 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2 𝑆𝑂4 𝑥 100


e. Sampel, 4 = =
100 𝑚𝐿 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 71
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2021/2022 POLIMERISASI UREA FORMALDEHID

gramCH2O ...g / mol  (...mL − ...mL)  ...  ...


=
100mL ...mL  ...

CH2O = … g/100 mL
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2 𝑂 𝐵𝑀 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑 (𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐻2 𝑆𝑂4 −𝑉 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2 𝑆𝑂4 𝑥 100
f. Sampel, 5 = =
100 𝑚𝐿 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000

gramCH2O ...g / mol  (...mL − ...mL)  ...  ...


=
100mL ...mL  ...
CH2O = … g/100 mL
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2 𝑂 𝐵𝑀 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑 (𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐻2 𝑆𝑂4 −𝑉 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2 𝑆𝑂4 𝑥 100
g. Sampel, 6 = =
100 𝑚𝐿 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000

gramCH2O ...g / mol  (...mL − ...mL)  ...  ...


=
100mL ...mL  ...

CH2O = … g/100 mL
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2 𝑂 𝐵𝑀 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑 (𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐻2 𝑆𝑂4 −𝑉 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2 𝑆𝑂4 𝑥 100
h. Sampel, 7 = =
100 𝑚𝐿 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000

gramCH2O ...g / mol  (...mL − ...mL)  ...  ...


=
100mL ...mL  ...

CH2O = … g/100 mL
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2 𝑂 𝐵𝑀 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑 (𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐻2 𝑆𝑂4 −𝑉 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2 𝑆𝑂4 𝑥 100
i. Sampel, 7 = =
100 𝑚𝐿 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000

gramCH2O ...g / mol  (...mL − ...mL)  ...  ...


=
100mL ...mL  ...
CH2O = … g/100 mL

2. Menghitung Orde Reaksi dan Konstanta Laju Reaksi


Menghitung Orde Reaksi 1
a. Sampel 0
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 = 𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎

...
ln = k  ...
...
k = …/ menit
b. Sampel 1
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 = 𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 72
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2021/2022 POLIMERISASI UREA FORMALDEHID

...
ln = k  ...
...

k = …/ menit
c. Sampel 2
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 = 𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎

...
ln = k  ...
...
k = …/ menit
d. Sampel 3
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 = 𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎

...
ln = k  ...
...
k = …/ menit
e. Sampel 4
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 = 𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎

...
ln = k  ...
...

k = …/ menit
f. Sampel 5
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 = 𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎

...
ln = k  ...
...

k = …/ menit
g. Sampel 6
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 = 𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎

...
ln = k  ...
...
k = …/ menit
h. Sampel 7
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 = 𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 73
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2021/2022 POLIMERISASI UREA FORMALDEHID

...
ln = k  ...
...

k = …/ menit
i. Sampel 8
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 = 𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎

...
ln = k  ...
...
k = …/ menit

Menghitung Orde Reaksi 2


a. Sampel 0
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎

1 1
− = k  ...
... ...

k = … / menit
b. Sampel 1
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎

1 1
− = k  ...
... ...

k = … / menit
c. Sampel 2
1 1
− = 𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎 𝐶𝑎0

1 1
− = k  ...
... ...

k = … / menit
d. Sampel 3
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎

1 1
− = k  ...
... ...

k = … / menit

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 74
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2021/2022 POLIMERISASI UREA FORMALDEHID

e. Sampel 4
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎

1 1
− = k  ...
... ...
k = … / menit
f. Sampel 5
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎

1 1
− = k  ...
... ...

k = … / menit
g. Sampel 6
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎

1 1
− = k  ...
... ...

k = … / menit
h. Sampel 7
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎

1 1
− = k  ...
... ...

k = … / menit
i. Sampel 8
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎

1 1
− = k  ...
... ...

k = … / menit

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 75
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2021/2022 POLIMERISASI UREA FORMALDEHID

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 76

Anda mungkin juga menyukai