PROPOSAL
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
BENARIS TAMPUBOLON
NIM : 150502007
i
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR
Usulan Proposal Dengan Judul
Disusun Oleh :
NIM : 150502007
Telah diperiksa oleh pembimbing dan diajukan untuk dilakukan seminar proposal
Mengetaahui :
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
ii
LEMBAR ASISTENSI PROPOSAL TUGAS AKHIR
Nim : 15.05.02.007
Tingkat/Semester : IV/VIII
iii
LEMBAR ASISTENSI PROPOSAL TUGAS AKHIR
Nim : 15.05.02.007
Tingkat/Semester : IV/VIII
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala berkat dan rahmatnya, penulis dapat melakukan penulisan Proposal Skripsi
dengan judul “Kuat Impak Da Lentur Komposit Serat Hibrid Tandan Kosong
menghasilkan sarjana-sarjana yang matang dalam ilmu, kompetitif dan siap dalam
kesempatan yang bagus yang bersifat aplikatif bagi mahasiswa untuk mengenal,
Proposal ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Tugas Akhir
pada jurusan Teknik Mesin, Universitas Samudra. Selain itu, Proposal ini juga
dapatkan dan secara teoritis dengan membaca buku-buk yang relevan dengan
laporan ini.
Pada kesempatan ini penulis ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-
diberikan oleh :
v
1. Ibu Ir. M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Samudra.
2. Bapak Nazaruddin S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Universitas Samudra.
3. Bapak Taufan Arif Adlie S.T., M.T. selaku dosen pembimbing akademik dan
4. Ibu Rita Syntia S.T., M.M. selaku dosen pembimbing dua tugas akhir penulis
6. Keluarga tercinta yang selalu mendukung baik dalam dukungan material, doa
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan proposal ini, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
Akhir kata, semoga proposal tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
vii
2.5................................................................................................... Penelitian Terdahulu....
22
viii
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
pergeseran dari bahan komposit berpenguat serat sintetis menjadi bahan komposit
alam yang sudah ada sebelumnya, Sebagai contoh, PT. Toyota di Jepang telah
interior mobil jenis sedan. Selain itu, produsen mobil Daimler-Bens pun telah
Pergeseran trend teknologi ini dilandasi oleh sifat komposit berpenguat serat alam
yang lebih ramah lingkungan. Komposit ini juga memiliki rasio kekuatan dengan
density yang tinggi sehingga komponen yang dihasilkan lebih ringan. Para
skala makro. Adapun contoh komposit alami yang ada di alam adalah
kayu yang merupakan gabungan serat selulosa di dalam matriks lignin. Komposit
kuat seperti serat kaca, karbon yang digabungkan dalam matriks resin seperti
1
epoxy atau polimer. Kelebihan komposit adalah sifatnya yang dapat diatur.
Salah satu cara pengaturan sifat pada material komposit adalah dengan
Ronald, 1994)
yang dapat diatur kekuatannya sesuai dengan kebutuhan pemakaian. Hal ini
dinamakan tailoring properties dan ini adalah salah satu sifat istimewa komposit
terhadap korosi yang tinggi serta memiliki ketahanan yang tinggi pula terhadap
beban. Oleh karena itu, untuk bahan serat yang digunakan bahan yang kuat,
kaku, dan getas, sedangkan bahan matriks dipilih bahan-bahan yang liat dan
diperkuat dengan bahan pengisi agar dapat dijadikan sebagai bahan setengah jadi
yang selanjutnya akan diolah menjadi barang jadi seperti ban kendaraan dan
sarung tangan karet. Proses penguatan ini dilakukan sebab karet alam memiliki
kuat tarik yang rendah yaitu sekitar 1,5 Mpa (Santulli et al., 2014).
Pertumbuhan ini tampak dalam jumlah produksi dan ekspor dari Indonesia dan
juga pertumbuhan luas area perkebunan sawit. Permintaan global yang terus
meningkat dan keuntungan yang juga naik, budidaya kelapa sawit telah
2
ditingkatkan secara signifikan baik oleh petani kecil maupun para pengusaha
besar di Indonesia, namun demikian, ada imbas negatif dari industry kelapa sawit
yang besar ini terhadap lingkungan hidup serta terjadinya penurunan jumlah
1.006.534 ton, produktivitas 1.457 kg/ha, yang terdiri dari perkebunan rakyat
840.068 ha (78,3%) dengan Produksi 693.080 ton, produktivitas 1.297 kg/ha serta
ton. Luas perkebunan tersebut dengan jumlah petani 832.229 kepala keluarga (kk)
limbah yang dihasilkan antara lain limbah serabut kelapa sawit, lumpur kelapa
sawit (sludge) dan tandan kosong kelapa sawit. Tandan kosong kelapa sawit ini
adalah limbah padat yang paling banyak dihasilkan, yaitu sekitar 22-23% dari
total tandan buah segar yang dihasilkan. Total jumlah limbah tandan kosong
kelapa sawit seluruh Indonesia pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 4,2 juta
ton (uwityangyoyo.wordpress.com).
dimanfaatkan sebagai pengeras jalan, pupuk dan sisanya hanya dibuang atau
Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang serat tandan
3
kosong kelapa sawit. Serat tandan kosong kelapa sawit diaplikasikan sebagai
mendasar dibanding material lainya, material yang ringan. Selain lebih ringan
diberikan, dapat berupa gaya, torsi atau gabungan keduanya. Untuk mendapat sifat
pada dasarnya besifat merusakk, dari pengujian tersebut dihaisilkan kurva atau
terpengaruh oleh beberapa hal, seperti beban kejut, suhu dan lain-lain. Untuk
mengetahi keuletan daripada suatu maerial perlu dilakukan suatu pengujian beban.
meminimalisir resiko kegagalan fungsi dari produk yang diciptakan dari material
tersebut. Keuletan material dapat diketahui apabila terjadi perpatahan. Ada dua
golongan patahan yaitu patah getas dan patah ulet. Maka daripada itu, pengujian
impak dan pengujian lentur sangat diperlukan agar mengetahui golongan patahan
4
2.2. Rumusan Masalah
Komposit merupakan material yang sangat dipengaruhi oleh sifat dan jenis
dari bahan yang menjadi penyusunnya. Agar mendapat sifat karakteristik yang
baik dari komposit, maka perlu memperhatikan beberapa faktor. Dari latar
serat tandan kosong kelapa sawit dan oksidasi seng terhadap kekuatan
2. Seberapa kuat komposit berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit saat
adalah untuk :
5
2.4. Manfaat Penelitian
yaitu :
ekonomis.
Begitu banyak hal yang dapat diteliti serta yang dapat mempengaruhi
karakteristik dari komposit Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit, maka penulis
b. Bahan penguat komposit adalah serat tandan kosong kelapa sawit yang
6
7
BAB II
DASAR TEORI
Komposit adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari
dua bahan atau lebih yang tetap terpisah dan berbeda dalam level makroskopik
ketika digabungkan dalam komposisi tertentu maka terbentuk sifat-sifat baru yang
Material (1999) yang mengatakan bahwa, bahan komposit berarti dua atau lebih
bahan berbeda yang digabung atau dicampur makroskopis menjadi suatu bahan
saling tidak larut atau menggabungkan sepenuhnya satu sama lain. Biasanya,
komponen dapat didefinisikan secara fisik dan menunjukkan sebuah antar muka
menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat dan ciri tertentu yang berbeda
untuk menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat dan ciri konstituen
8
asalnya. Konstituen-konstituen ini dapat dikenal secara fisikal. Dengan kata lain,
bahan komposit adalah bahan heterogen yang terdiri dari fase tersebar dan fase
karakteristik komposit, begitu pula jika terjadi interaksi antara penyusun akan
meningkatkan sifat dari komposit. Material komposisi terdiri lebih dari satu tipe
memiliki kekuatan yang dapat diatur, berat yang lebih ringan, kekuatan dan
ketahanan yang lebih tinggi, tahan korosi, dan tahan terhadap keausan (Bisop dan
Smallman, 2000).
merupakan gabungan antar bahan matriks atau pengikat dengan penguat (Mehta,
1986).
Polimer berbusa adalah dispersi gas dalam polimer, biasanya terdiri dari
minimal dua fase, matriks polimer padat dan fase gas. Fisik dan sifat mekanik
busa berbeda secara signifikan dari matriks padat. Salah satu yang membedakan
sifat mekanik berbusa dari matriks padat ialah kemampuan matriks berbusa
menyerap energi yang sangat besar , yang membuat matriks berbusa lebh baik
9
dalam aplikasi pengemasan dibandingkan dengan polimer padat. Busa polimer
dapat dibuat dengan kepadatan yang bervariasi, busa polimer didasarkan pada
Dalam penelitian ini komposit yang akan diteliti adalah komposit polymeric
foam. Resin dari jenis polyester tak jenuh dipilih sebagai matriks, sedangkan yang
berperan sebagai penguat adalah serat alami yang diperoleh dari serat tandan
terjadinya reaksi pembentukan. Oksida seng (ZnO) berfungsi sebagai aditif dalam
komposit.
Polyester tak jenuh m erupakan resin sintetik yang tersusun dari rantai
lurus, yang dihasilkan dari reaksi glikol dengan difusi asam seperti asam meleat,
asam adipat, dll. Penggunaan umum dari poliester tak jenuh ini adalah untuk
dengan proses ikatan silang menjadi produk plastik yang bersifat lebih ringan
daripada aluminium, atau dapat lebih kuat dari pada baja, tahan korsi, tahan karat,
tahan bahan kimia, dan dengan bahan penghambat nyala api akan memberikan
Gambar 2.I. Sintesa poliester tak jenuh dari etilena glikol dan asam maleat
10
Resin poliester tak jenuh pada suhu kamar berwujud cairan yang viscous
dengan kekentalan 200 centi stroke, dan biasanya terdapat dalam larutan stirena.
Pembuatan barang dari poliester tak jenuh memerlukan penambahan bahan aditif,
mereaksikan stirena dengan rantai karbon berikatan rangkap yang terdapat dalam
poliester tak jenuh. Pemberian inisiator pada poliester tak jenuh juga akan
sehingga reaksi pembentukan ikatan silang arfiara poliester tak jenuh dan stirena
Elongasi % 1,6
menaikkan sifat- sifat fisika pada produk plastik yang dibuat, Serat penguat
plastik yang digunakan dapat berasal dari kaca, asbes, kertas, katun atau nilon,
Diantara berbagai model penganyaman dan bahan dasar serat penguat, fiberglass
11
harganya murah dan mudah didapat. Di Indonesia, saat ini poliester tak jenuh
dimana kehadiran material-material penguat, seperti serat kaca, karbon, dan lain-
lain, akan meningkatkan sifat mekanik material tersebut. Sementara ketika dalam
keadaan tunggal, maka material ini akan bersifat kaku dan rapuh.
struktur berongga pada komposit yang dibentuk. Blowing agent ini biasanya
dipakai ketika bahan dalam keadaan belum mengering atau belum terjadinya
proses polimerisasi. Keuntungan dari penggunaan blowing agent ini yaitu struktur
agent (juga dikenal sebagai pneumatogens) atau untuk membuat lubang atau
agent fisik misalnya CFC (namun bahan ini merusak ozon, dilarang oleh Protokol
Montreal sejak 1987), HCFC (pengganti CFC, namun masih merusak ozon,
adalah reversibel dan endothermic, yaitu perlu panas lingkungan. Namun pada
2016).
12
Kimia blowing agent misalnya isosianat dan air, hydrazine dan nitrogen
sebagai bahan dasar (untuk termoplastik elastomer dan busa), natrium bikarbonat
dengan reaksi kimia yaitu proses atau polimerisasi bereaksi panas eksotermik.
Karena reaksi blowing terjadi membentuk senyawa dengan berat molekul rendah,
sebagai busa dalam produksi metal foam, seperti terurai untuk membentuk
titanium dan hidrogen gas pada suhu yang tinggi. Zirkonium hydride digunakan
untuk tujuan yang sama. Setelah membentuk senyawa dengan berat molekul
rendah tidak akan pernah kembali ke blowing agent asli yaitu reaksi tidak dapat
diubah. Penggunaan karbon dioksida cair (CO2) sebagai blowing agent pembantu
di busa polyurethane adalah ide yang baik dan diterima dengan baik. Penanganan
cairan ini, yang merupakan gas pada suhu kamar, selalu menjadi salah satu
masalah utamanya. Telah dikembangkan suatu proses baru untuk pembuatan busa
slabstock fleksibel tanpa menggunakan CFC itu. Proses baru yang revolusioner
produksi slabstock busa fleksibel. Hal ini telah dilakukan tanpa mengorbankan
sifat fisik busa itu mekanis. Proses cardio juga secara dramatis mengurangi
keuntungan yang berasal dari ruang lantai berkurang dan volume tanaman.
Foamers slabstock fleksibel dapat terus memproduksi nilai yang ada busa dengan
13
biaya kimia lebih rendah karena perbedaan harga yang signifikan antara CFC,
Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) ialah serat alami yang terbuat
dari tandan kosong kelapa sawit yang merupakan limbah pada proses pengolahan
di suatu pabrik kelapa sawit. Pada penelitian ini serat Tandan Kosong Kelapa
Sawit. Pada penelitian ini Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
TKKS adalah bahan yang keras dan kuat dan hampir memiliki kesamaan
morfologis dengan sabut kelapa (Sreekala et al. 1997). Citra SEM (scanning
kekosongan pada bagian tengah yang dikelilingi struktur tubular berpori (Sreekala
et al. 1997). Pori-pori permukaan serat tersebut berdiameter rata-rata 0.7 mm dan
lebih baik dengan matriks epoxy dalam pembentukan komposit (Sreekala et al.
ke dalam serat secara kapiler, terutama ketika serat TKKS ini diberi air.
Butiran pati ditemukan pada ikatan pembuluh TKKS (Law et al. 2007).
Badan silika dalam jumlah relatif besar juga ditemukan dalam untaian serat yang
Badan silika meskipun keras dapat dilepas secara mekanis dan meninggalkan
bekas berlubang seperti kawah, yang dapat meningkatkan penetrasi matriks dalam
pembentukan komposit, dimana hal ini lebih baik ketimbang matriks serat dengan
14
ikatan antar muka adhesif. Secara umum kelebihan TKKS sebagaimana serat alam
lain dibandingkan dengan serat sintetis untuk bahan baku komposit antara lain
adalah:
Tidak seperti halnya serat sintetik yang bersumber dari bahan-bahan mineral
dan fossil yang tidak terbarukan, serat alam dapat dibudidayakan secara
penanamannya.
Bahan kayu maupun serat terutama dalam bentuk makro yang sudah tidak
terpakai, dapat didaur ulang dengan merubahnya menjadi bentukan mikro dan
bahan atau produk yang sudah tidak terpakai dapat didaur ulang dengan proses
Massa serat alam umumnya lebih ringan dibanding serat sintetik untuk
keperluan komposit seperti serat gelas, aramid, karbon, dan lainlain. Dengan
demikian produk yang dihasilkan lebih ringan dan murah jika dihitung secara
Proses pembuatan serat sintetik membutuhkan energi dalam jumlah jauh lebih
15
membutuhkan energi yang tidak sedikit, di samping membutuhkan bahan-
Bahan baku serat alam, terutama yang berpredikat limbah pertanian sangat
melimpah, dan bahkan dapat menjadi masalah lingkungan jika tidak diolah.
Untuk mendegradasi serat alam dapat dilakukan dengan banyak cara dan
relatif murah. Secara organik dan alamiah serat alam akan terdegradasi dengan
dan murah.
Kekuatan tarik serat alam dibanding dengan berat jenis yang rendah
menghasilkan kekuatan spesifik yang tinggi, artinya serat alam sejatinya lebih
kuat dibanding serat sintetik pada massa yang sama. Untuk memperkuat serat
Sifat serat sintetik dikenal abrasif yang menyebabkan cepat rusaknya alat-alat
16
Serat alam memiliki frekuensi alami yang rendah sehingga mampu meredam
umum kekurangan TKKS sebagaimana serat alam lain dibandingkan dengan serat
Serat alam merupakan produk alam yang bentuk dan ukurannya serta sifat-
Pada beberapa tanaman ada pola musim yang menyebabkan pasokan seratnya
tidak merata sepanjang tahun. S edangkan sumber serat dari limbah tanaman
Serat alam pada umumnya, terutama yang belum mengalami proses treatment
termoplastik bersifat menolak air. Hal ini menyebabkan serat alam bersifat
bertolak belakang dengan serat sintetik yang sebagian berbahan baku sama
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan sifak fisik pada komposit
dan menimbulkan efek negatif pada struktur matriks dan ikatan serat-matriks,
17
sehingga menyebabkan perubahan sifat-sifat lain seperti kestabilan dimensi,
bahwa serat ini sangat baik untuk bahan baku komposit. TKKS yang mengandung
Selulosa dalam rentang 43% - 65% dan Lignin sebesar 13% - 25% membuatnya
cocok dengan beberapa bahan baku polimer seperti karet alam, polypropylene,
Kandungan selulosa yang tinggi (Sreekala et al. 2004) dan nilai ketangguhan
(toughness) yang tinggi dari serat TKKS membuatnya cocok untuk penggunaan
komposit.
pada Gambar 8 (Law et al. 2007). Badan silika dalam jumlah relatif besar juga
ditemukan dalam untaian serat yang menempel ke kawah melingkar yang tersebar
merata di seluruh permukaan serat. Badan silika meskipun keras dapat dilepas
secara mekanis dan meninggalkan bekas berlubang seperti kawah, yang akan
meningkatkan penetrasi matriks dalam pembentukan komposit, dan hal ini lebih
18
Uap air 5,40
Protein 3,00
Serat 35,00
Minyak 3,00
Debu 5,00
K 1,71
Ca 0,14
Mg 0,12
P 0,06
Total 100,00
akan memberikan sifat mekanik yang cukup baik terhadap material komposit yang
dibentuk.
2.2.4. Katalis
Katalis merupakan zat yang mampu meningkatkan laju suatu reaksi kimia
agar reaksi tersebut dapat berjalan lebih cepat. Dalam suatu reaksi sebenarnya
katalis ikut terlibat, tetapi pada akhir reaksi terbentuk kembali seperti bentuknya
semula. Dengan demikian, katalis tidak memberikan tambahan energi pada sistem
19
dan secara termodinamika tidak dapat mempengaruhi keseimbangan. Katalis
energi aktivasi tersebut terjadi sebagai akibat dari interaksi antara katalis dan
reaktan. Katalis menyediakan situs-situs aktif yang berperan dalam proses reaksi.
Situs-situs aktif ini dapat berasal dari logam-logam yang ter deposit pada
yaitu reaksi katalitik homogen dan reaksi katalitik heterogen, pada reaksi katalitik
homogen, reaktan dan katalis berada dalam fase yang sama dan reaksi terjadi di
pemisahan dan penggunaan ulang katalis dai suatu campuran. Laporan terakhir
efisien dan dapat dengan mudah dipisahkan dari campuran reaksi (Yoon et al.,
20
Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan
berkilau. Seng sedikit kurang padat dari pada besi dan berstruktur kristal
dalam O2 menghasilkan oksida, seng juga dapat larut dalam basa kuat karena
kemampuannya membentuk ion zinkat yang biasa ditulis ZnO2-. Zinc oxide
semikonduktor tipe-n dengan lebar pita energi 3,2 eV – 3,3 eV pada suhu kamar.
Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun dapat ditempa antara
100 sampai dengan 150 °C. Di atas 210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan
memiliki transmisi optik yang tinggi serta mampu menghantarkan listrik (Anonim
a. Seng, 2009)
merupakan bahan semikonduktor tipe-n dengan lebar pita energi 3,2 eV – 3,3 eV
pada suhu kamar. Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun dapat
ditempa antara 100 sampai dengan 150 °C. Di atas 210 °C, logam ini kembali
Logam ini memiliki transmisi optik yang tinggi serta mampu menghantarkan
listrik Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk senyawa biner
dengan seng, terkecuali gas mulia. Oksida ZnO merupakan bubuk berwarna putih
21
yang hampir tidak larut dalam larutan netral tetapi dapat larut di dalam basa atau
asam.
ZnO merupakan material unik dan menarik sehingga banyak diteliti dan
dikembangkan seperti evaluasi sifat listrik, sifat fisis, struktur kristal dan struktur
mikro. Keuntungan Zinc oxide dari bahan-bahan semikonduktor pita lebar (wide
band semikonduktor) yang populer sebelumnya (SiC dan GaN) adalah selain
karena dia bisa dioperasikan dalam lingkungan yang keras dan bersuhu tinggi,
resistansi yang lebih tinggi untuk keadaan radiasi energi tinggi (Nugroho,P.
2004).
komposit
komposit tidak melibatkan penggunaan suhu dan tekanan yang tinggi. Hal ini
disebabkan material ini mudah menjadi lembut atau melebur. Proses pencampuran
22
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penuangan
secara langsung, metode ini dilakukan dengan cara melekatkan atau menyentuh
dengan menggunakan roda perata atau pemberian tekanan dari luar. Metode ini
cocok jenis serat kontinyu, pada metode menggunakan tekanan ini prinsip kerja
dengan cara ekstrusi, dengan pemberian tekanan pada material yang dialirkan
kedalam cetakan tertutup. Metode ini umumnya berupa injeksi, mampatan atau
semprotan. Material yang cocok untuk ini adalah penguat partikel. Metode
diketahui sifat dan karakteristiknya yang meliputi sifat mekanik, sifat fisik, bentuk
1. Uji impak
2. Uji Lentur
23
Uji impak merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk menguji
mematahkan atau merusak suatu bahan yang diukur dari luas daerah dibawah
kurva tegangan regangan. Suatu bahan mungkin memiliki kekuatan tarik yang
Suatu paduan memiliki parameter ketangguhan terhadap perpatahan yangdidefinis
beban yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda
sebagai berikut :
Pada pengujian impak ini banyaknya energi yang diserap oleh bahan untuk
24
bahan tersebut. Pada gambar 2.4 diatas dapat dilihat bahwa setelah benda uji patah
Suatu material tangguh bila memiliki kemampuan menyerap beban kejut yang
besar tanpa terjadinya retak atau terdeformasi dengan mudah. Pada pengujian
impak, energi yang diserap oleh benda uji biasanya dinyatakan dalam satuan Joule
dan dibaca langsung pada skala (dial) penunjuk yang telah dikalibrasi yang
maka akan mengayun sampai kedudukan posisi akhir pada ketinggian h2 yang
juga hampir sama dengan ketinggian semula (h1), dimana pendulum mengayun
bebas. Pada mesin uji yang baik, skala akan menunjukkan usaha lebih dari 0,05
pendulum dilepaskan, maka pendulum akan memukul batang uji dan selanjutnya
pendulum akan mengayun sampai pada ketinggian h2. Usaha yang dilakukan
pendulum waktu memukul benda uji atau usaha yang diserap benda uji sampai
W1 = G x h1 ...........................................................(2.1)
W1 = G x λ (1 - cos α) ............................................(2.2)
Keterangan
G = berat pendulum
25
λ = Jarak lengan Pengayun (m)
W2 = G x h2 ...........................................................(2.3)
W2 = G x λ (1 - cos β) ............................................(2.4)
Keterangan
G = berat pendulum
Besarnya usaha yang diperlukan untuk memukul patah benda uji dapat
W = W1-W2 ............................................................(2.5)
Keterangan
G = berat pendulum
26
cos β = Sudut akhir pendulum
beban dan menghitung energi yang diserap oleh spesimen. Saat beban dinaikkan
itu tergantung pada jenis materialnya, apakah patah getas atau patah ulet. Dengan
membuat variasi perubahan temperatur, maka dilihat bentuk patahan dan energi
yang diserap oleh spesimen, lalu dibuat suatu kurva yang menghubungkan antara
temperatur dan energi yang diserapnya. Selain mendapat kurva energi yang
diserap spesimen, juga bisa mendapat Harga Impak (HI) didapat dengan rumus :
E
HI ¿ ........................................................................(2.7)
A
Keterangan :
Ep = Energi (Joule)
dihasilkan oleh benda uji yang diuji pada temperatur tertentu. Semakin banyak
27
patahan persentase patahan berserat maka dapat dinilai semakin tangguh bahan
tersebut.
Kuat tarik lentur adalah kemampuan spesimen yang diletakkan pada dua
titik tumpu untuk menahan gaya dengan arah tegak lurus sumbu benda uji, yang
diberikan padanya, sampai benda uji patah yang dinyatakan dalam Mega Pascal
(MPa) gaya tiap satuan luas (SNI 03-4431-1997). Sebuah balok yang diberi beban
akan mengalami deformasi, dan oleh sebab itu timbul momen-momen lentur
sebagai perlawanan dari material yang membentuk balok tersebut terhadap beban
luar. Tegangan yang timbul selama mengalami deformasi tidak boleh melebihi
tegangan lentur ijin untuk bahan dari spesimen itu. Momen eksternal harus
ditahan oleh bahan dari beton, dan harga maksimum yang dapat dicapai sebelum
balok mengalami keruntuhan atau patah sama dengan momen penahan internal
dari balok. Sistem pembebanan pada pengujian tarik lentur, yaitu benda uji
28
Dimensi spesimen menurut ASTM D790-92, dengan menggunakan
Suatu sistem atau cara dalam melakukan pengujian lentur (bending) ini
memliki 2 tipe yaitu : three point bending dan four point bending. Perbedaan dari
kedua cara pengujian ini hanya terletak dari bentuk dan jumlah point yang
digunakan, three point bending menggunakan 2 point pada bagian bawah yang
berfungsi sebagai tumpuan dan 1 point pada bagian atas yang berfungsi sebagai
penekan. Sedangkan four point bending menggunakan 2 point pada bagian bawah
yang berfungsi sebagai tumpuan dan 2 point pada bagian atas berfungsi sebagai
penekan
dan 1 penekan
29
Gambar 2.5. : three point bending (khamid,2011)
3 pl
Σƒ = ....................................................................(2.6)
2bd ²
Keterangan :
four point bending adalah pengujian yang menggunakan dua tumpuan dan
2 penekan.
3 pl
Σƒ = ....................................................................(2.7)
4 bd ²
30
Keterangan :
terdahulu sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji
penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian
dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat
beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian
penulis. Penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal yang terkait dengan penelitian yang
31
kelapa sawit kosong kelapa serat TKKS maka
polymeric foam
bertambah baik.
kelapa sawit.
5%, dengan
polyurethane= 15%.
aqbar, 2018 serat tandan kosong nilai tegangan dan 80 dengan tegangan
32
tarik pada komposit dengan tiga variasi 0,023 mm / mm
ukuran serat
dengan mesh 60
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.1. Tempat
33
No Kegiatan Lokasi Keterangan
Mesin Unsam
4 Pengujian Impak dan Tarik Laboratorium Teknik Standard ASTM
USU
5 Pengolahan data
Laboratorium Teknik Laporan kerja
Mesin Unsam
3.1.2. Waktu
serat TKKS, Bubuk Seng , Polyester Resin tak jenuh, Katalis, dan Pelumas
(mirror).
34
Jenis serat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah serat tandan
kosong kelapa sawit (TKKS). Pada penelitian ini, komposit yang digunakan
adalah serat tandan kelapa sawit. Untuk mendapatkan serat tandan kelapa sawit
Jenis bubuk seng yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bubuk
Jenis resin yang digunakan dalam penelitian ini adalah resin polyester.
3.2.4. Katalis
katalis yang digunakan adalah jenis methyl ethyl ketone peroksida (MEKPO).
35
NaOH merupakan salah satu senyawa ion yang bersifat basa, kaustik serta
memiliki sifat korosit dan higroskopik (suka menyerap air). Bentuk dari NaOH
kristal berwarna putih, NaOH dalam penelitian ini berguna untuk menghilangkan
minyak yang terdapat pada serat tandan kosong kelapa sawit. Penulis
menggunakan NaOH sebanyak 200 gr dan dilarutkan dengan air satu liter.
dituang, hal ini bertujuan untuk mencegah komposit tidak lengket pada cetakan.
Adapun alat-alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini antar lain, alat
ukur berat jenis, alat ukur volume, alat ukur dimensi, dan cetakan spesimen uji
tekan.
terlebih dahulu harus mengetahui massa dan volume spesimen. Timbangan yang
yang digunakan berbahan plastik dengan volume 1000 ml. Gelas ini berfungsi
untuk mengukur resin serta sebagai tempat pencampuran resin dan katalis.
36
Untuk mengetahui dimensi cetakan yang digunakan dalam pembuatan
sampel, digunakan alat ukur jangka sorong seperti diperlihatkan pada gambar 3.8.
3.3.5. Suntikan
dicampurkan dengan resin yang ada di dalam gelas ukur. Penulis menggunakan
37
3.4. Diagram Alir Penelitian
Mulai
Studi pustaka
Pembuatan cetakan
Tidak
Pembuatan spesimen
SSspesimen
Ya
Spesimen
Tidak
Pengujian spesimen
Ya
Hasil
38
3.5. Prosedur pembuatan spesimen
Pada penelitian ini dalam proses mencetak komposit sebagai benda uji,
penulis melakukan dua macam pencetakan komposit yang pertama proses
mencetak komposit tanpa serat tandan kosong kelapa sawit, dan yang kedua
proses mencetak komposit dengan serat tandan kosong kelapa sawit.
Pada penelitian ini penulis membuat benda uji yang memiliki bentuk dan
dimensi yang mengacu pada standar yang sudah ditetapkan, yaitu ASTM
39
3.7. Komposisi Material Komposit
Komposisi (% Wt.)
Bahan Mesh
1 2 3 4 5
Resin Polisester (BQTN 157) 70 70 70 70 70
Blowing Agent (Poliuretan) 15 15 15 15 15
40
Serat TKKS 15 15 15 15 15
Oksida Seng (ZnO) 0 5 10 15 20
Jumlah 100 105 110 115 120
Resin Polisester (BQTN 157) 70 70 70 70 70
Blowing Agent (Poliuretan) 15 15 15 15 15
60
Serat TKKS 15 15 15 15 15
Oksida Seng (ZnO) 0 5 10 15 20
Jumlah 100 105 110 115 120
Resin Polisester (BQTN 157) 70 70 70 70 70
Blowing Agent (Poliuretan) 15 15 15 15 15
80
Serat TKKS 15 15 15 15 15
Oksida Seng (ZnO) 0 5 10 15 20
Jumlah 100 105 110 115 120
Resin Polisester (BQTN 157) 70 70 70 70 70
Blowing Agent (Poliuretan) 15 15 15 15 15
100
Serat TKKS 15 15 15 15 15
Oksida Seng (ZnO) 0 5 10 15 20
Jumlah 100 105 110 115 120
Proses pembuatan uji lentur dan uji impak dimulai dengan mempersiapkan
alat dan bahan yang diperlukan yaitu Cetakan sampel uji impak dan uji lentur,
Wadah pengadukan, mempersiapkan Resin tipe BQTN, Serat TKKS yang sudah
40
terpotong dengan Mesh 40, Mesh 60, Mesh 80 dan Mesh 100, kemudian
41
Gambar 3.4. Menimbang resin, serat, bubuk seng, Polyurethane
kosong kelapa sawit, bubuk seng, polyurethane, dan katalis dalam gelas
mengeras.
42
Gambar 5.6. Menuang campuran ke dalam cetakan
6. Setelah 30 menit cetakan dibuka dan spesimen dikeluarkan dari cetakan,
spesimen dijemur kurang lebih 24 jam agar spesimen benar-benar
mengeras.
Pada pengujian ini, penulis membuat benda uji (spesimen) yang telah
disesuaikan dengan standar pengujian tarik yang telah berlaku. Standar yang
digunakan sebagai acuan penulis membuat spesimen adalah ASTM D5942-96 dan
43
ASTM 790-92, sedangkan untuk uji impak nya dilakukan di lab Universitas
Sumtera Utara.
jenis beban kepada material. Uji tarik, uji tekan, uji puntir adalah pengujian yang
Pada pembebanan cepat atau disebut juga beban impak, terjadi proses penyerapan
energi yang besar dari energi kinetik suatu beban yang menumbuk ke spesimen.
Proses penyerapan energi ini akan diubah dalam berbagai respon pada material
Prinsip pengujian impak ini adalah menghitung energy yang diberikan oleh
spesimen hingga specimen tersebut patah. Nilai harga impak pada suatu spesimen
adalah energi yang diserap tiap satuan luas penampang lintang spesimen.
Kuat tarik lentur adalah kemampuan spesimen yang diletakkan pada dua
titik tumpu untuk menahan gaya dengan arah tegak lurus sumbu benda uji, yang
diberikan padanya, sampai benda uji patah yang dinyatakan dalam Mega Pascal
(MPa) gaya tiap satuan luas (SNI 03-4431-1997). Sebuah balok yang diberi beban
44
akan mengalami deformasi, dan oleh sebab itu timbul momen-momen lentur
sebagai perlawanan dari material yang membentuk balok tersebut terhadap beban
luar. Tegangan yang timbul selama mengalami deformasi tidak boleh melebihi
tegangan lentur izin untuk bahan dari spesimen itu. Momen eksternal harus
ditahan oleh bahan dari beton, dan harga maksimum yang dapat dicapai sebelum
balok mengalami keruntuhan atau patah sama dengan momen penahan internal
dari balok.
terhadap Uji Impak dan Uji Lentur. Pengambilan sampel hasil Uji Tarik, lentur
Berikut ini merupakan jadwal penelitian dari kegiatan penelitian yang akan
dilakukan :
Bulan
No Jenis Kegiatan
Ke 1 Ke 2 Ke 3 Ke 4 Ke 5 Ke 6
1 Studi Literatur
45
2 Seminar Proposal Tugas Akhir
5 Pembuatan Spesimen
8 Seminar Hasil
46
BAB IV
metode charpy. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar usaha yang
dibutuhkan untuk mematah spesimen uji impak. Spesimen yang dibuat dalam
pengujian ini mengacu pada ASTM D5942, dan setiap sampel akan diberikan
dengan bubuk seng (ZnO) 0%, dapat dilihat pada tabel 3.4. .Pada pengujian
sampel spesimen TKKS 1 akan didapat data berupa sudut awal, dan sudut akhir
pendulum yang ditunjukan jarum terhadap dial (piringan angka). Setelah itu akan
47
Nilai rata-rata pengujian impak pada tabel di atas menunjukkan bahwa
spesimen dengan mesh 40 tanpa oksidasi seng (ZnO) menyerap energi dari
pendulum charpy 207,5901 joule dengan usaha (w) pada pendulum untuk
mematahkan spesimen senilai 0,016607 kg.m, jadi sifat liat yang ditentukan dari
dengan bubuk seng (ZnO) 5%, dapat dilihat pada tabel 3.4. .Pada pengujian
sampel spesimen TKKS 1 akan didapat data berupa sudut awal, dan sudut akhir
pendulum yang ditunjukan jarum terhadap dial (piringan angka). Setelah itu akan
Dari data di atas dapat kita lihat rata-rata pengujian impak menunjukkan
bahwa spesimen dengan mesh 40 dan oksidasi seng (ZnO) 5% menyerap energi
48
dari pendulum charpy 212.0928 joule dengan usaha (w) pada pendulum untuk
mematahkan spesimen senilai 0,016967 kg.m, jadi sifat liat yang ditentukan dari
Dari tabel 4.2. dapat kita ambil kesimpulan bahwa spesimen dengan
perlakuan bubuk seng ZnO 5 % menyerap energi yang lebih tinggi dibangding
spesimen tanpa perlakuan ZnO. Bila dilihat dari patahan uji impak dapat
disimpulkan bahwa spesimen tanpa perlakuan ZnO memiliki sifat ulet yang lebih
49
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, D., Nugraha, I. N. P., & Dantes, K. R. (2017). Analisa Kekuatan Impact
dan Model Patahan Komposit Polyester-Serat Eceng Gondok di Tinjau
dari Tipe Penyusunan Serat. Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
(JJPTM), 8(2).
Artha Sastra, I. P. K., Sari, N. H., & Sujita, S. (2018). Analisis Uji Penyerapan Air
Dan Struktur Mikro Komposit Laminate Hybrid Serat Sisal Dan Batang
Pisang Dengan Matrik Epoxy. Dinamika Teknik Mesin, 3(1), 41–49.
Data, P., Informasi, S., Sekretariat, P., & Pertanian, K. (n.d.). (2016).
E., Afriani, A., & Kardiansyah, T. (2017). Potensi Dan Peluang Tandan Kosong
Sawit Sebagai Bahan Baku Pulp Dan Kertas: Studi Kasus Di Indonesia.
Jurnal Selulosa, 5(02), 79–88.
Komposit, I., & Serat, B. (2009). INDO Alkali Vs Farksi Volume Vs strength
Serat Alam.
50
Leiwakabessy, A. Y., Purnowidodo, A., & Soenoko, R. (2013). Perubahan Sifat
Mekanis Komposit Hibrid Polyester yang Diperkuat Serat Sabut Kelapa
dan Serat Ampas Empulur Sagu, 4(3), 235–240.
Maryanti, B., Sonief, A. A., & Wahyudi, S. (2011). Pengaruh Alkalisasi Komposit
Serat Kelapa-Poliester Terhadap Kekuatan Tarik. Jurnal Rekayasa Mesin,
2(2), hal 123-129.
Nadilah, S., Winursito, I., Wahyuni, S., Budiasih, S., & Christina. (2003).
Poliester Tak Jenuh sebagai Bahan Baku Pembuatan Helm Pengaman,
19(I).
Optimization, S., & Mechanics, S. (1990). { 11} LorCl c12 l 0]{11}, 63, 55–
63.Perlakuan, P., Pada, A., Bahan, R., Berpenguat, K., Rami, S., Poliester,
B., Hariyanto, A. (2006). Pengaruh Perlakuan Alkali Pada Rekayasa
Bahan Komposit Berpenguat Serat Rami Bermatrik Poliester Terhadap
Kekuatan Mekanis.
Putranto, B. (2011). Perancangan alat uji impak charpy untuk material komposit
berpenguat serat alam (natural fiber ).
Siswo Pranoto. (2010). Desain Dan Pembuatan Kerucut Lalu Lintas Dari Bahan
Polymeric Foam Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS).
Toharmat, T., Nursasih, E., Nazilah, R., Hotimah, N., Noerzihad, T. Q., Sigit, N.
A., & Retnani, Y. (2006). Sifat Fisik Pakan Kaya Serat dan Pengaruhnya
terhadap Konsumsi dan Kecernaan Nutrien Ransum pada Kambing.
51
Wasta PPKS: 1-4. (2015), 2010.
Wirman, S. P., Yulia, F., & Apriza, W. (2016). Karakterisasi Komposit Serat
Sabut Kelapa Sawit Dengan Perekat PVAc Sebagai Absorber. JoP, 1(2),
10–15.
Yang, S., & Untuk, D. (2013). Pembuatan dan Uji Karakteristik Material Beton
Ringan ( Concrete Foam ) yang Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa
Sawit ( TKKS ) Akibat Beban Statik Pembuatan Dan Uji Karakteristik
Material Beton Ringan ( Concrete Foam ) Yang Diperkuat Serat Tandan
Kosong.
52
https://www.academia.edu/709851/
Respon_Polymeric_Foam_Yang_Diperkuat_Serat_Tandan_Kosong_Kelapa_Sawi
t_TKKS_Akibat_Beban_Tekan_Statik_Dan_Impak_Simulasi_Numerik_ diakses
pada hari jumat, 1 maret 2019
https://www.academia.edu/34981155/
Kajian_Pengaruh_Fraksi_Volume_Serat_Akibat_Perlakuan_Alkali_Terhadap_Ke
tangguhan_Impak_Komposit_Limbah_Serat_Aren-Polyester diakses pada hari
sabtu, 2 maret 2019
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=e1id9bKG100C&oi=fnd&pg=PR3&dq=handbook+of+composite+
materials&ots=Viace7EUyM&sig=jTiUMtKX1BBkhpVLPKwwi9v5F0o&redir_e
sc=y#v=onepage&q=handbook%20of%20composite%20materials&f=false
diakses pada hari sabtu, 2 maret 2019
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31073/Chapter diakses
pada hari selasa, 4 maret 2019
https://books.google.co.id/books?
id=NgCFDwAAQBAJ&pg=PR10&dq=komposit&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj
vzNrShfngAhVP4nMBHSmEBhYQ6AEIKTAA#v=onepage&q=komposit&f=fal
se diakses pada hari selasa, 5 maret 2019
53
54