KIMIA INDUSTRI
Disusun Oleh:
Kelompok 5 [02TIDP003/2023/1]
PRAKTIKUM KIMIA
INDUSTRI
Disusun Oleh:
NAMA NIM
Derry Arifin 221010800234
Dicky Arya 221010800241
Muhamad Ihsan Kamil 221010800208
Putra Aditya 221010800347
i
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui Mengetahui
Dosen Praktikum Ketua Laboratoriun Teknik Industri
ii
Estiningsih Trihandayani, S.T., M.T. Adi Candra, S.T., M.T.
NIDN. 89 735500 22 NIDN. 04 280989 03
iii
LEMBAR PENILAIAN
KELAS 02TIDP003
KELOMPOK 5(lima)
ASISTEN
LABORATORIUM Carlanda Irfani
DOSEN
LABORATORIUM Estiningsih Trihandayani, S.T., M.T.
NILAI LAPORAN
PRAKTIKUM
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan
rahmat-Nya, yang telah memberikan kami kekuatan dan petunjuk sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini
merupakan hasil dari Tugas Praktikum Kimia Industri yang kami jalani di
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri, Universitas Pamulang.
v
kekurangan tersebut bukan sebagai hambatan, melainkan sebagai peluang
berharga untuk mengembangkan laporan selanjutnya dengan lebih baik. Penulis
dengan tulus berharap agar laporan ini memberikan manfaat yang berarti bagi
setiap pembaca. Dalam setiap halaman, penulis berusaha keras untuk menyajikan
informasi yang berguna dan relevan dengan tujuan utama untuk memberika
pemahaman yang lebih mendalam kepada pembaca.
Kelompok 5
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR IDENTITAS..........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
LEMBAR PENILAIAN.......................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
A. TUJUAN PRAKTIKUM..............................................................................1
D. LEMBAR KERJA.........................................................................................5
E. REFERENSI.................................................................................................6
A. TUJUAN PRAKTIKUM..............................................................................7
D. LEMBAR KERJA.......................................................................................12
E. REFERENSI...............................................................................................13
A. TUJUAN PRAKTIKUM............................................................................14
D. LEMBAR KERJA.......................................................................................18
E. REFERENSI...............................................................................................19
vii
PERTEMUAN 4 PEMBUATAN PASTA PUTIH SABLON...........................20
A. TUJUAN PRAKTIKUM............................................................................20
D. LEMBAR KERJA.......................................................................................23
E. REFERENSI...............................................................................................24
A. TUJUAN PRAKTIKUM............................................................................25
D. LEMBAR KERJA.......................................................................................29
E. REFERENSI...............................................................................................30
A. TUJUAN PRAKTIKUM............................................................................31
D. LEMBAR KERJA.......................................................................................35
E. REFERENSI...............................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................37
viii
DAFTAR TABEL
ix
PERTEMUAN 1
PENGOLAHAN AIR BERSIH
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Pengolahan air bersih adalah proses untuk menghilangkan kontaminan dan
pencemar dari air kotor atau air baku sehingga dapat digunakan untuk konsumsi
manusia atau keperluan lainnya yang memerlukan air yang bersih. Tujuan dari
praktikum untuk mensimulasikan proses pengolahan air bersih dalam skala kecil.
1
yang umumnya terdiri dari kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Kesadahan air
terjadi karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+, atau dapat juga disebabkan adanya
ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn,
Sr, dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil.
Tingkat kesadahan yang berada di berbagai tempat mempunyai tingkat
yang berbeda-beda. Pada umumnya air tanah mempunyai tingkat kesadahan yang
tinggi, hal ini dikarenakan air tanah memiliki kontak langsung dengan batuan
kapur yang ada pada lapisan tanah yang dilalui air, ataupun akuifer pada daerah
tersebut.
Maka diperlukannya metode untuk mengurangi tingkat kesadahan pada air
tanah, salah satunya adalah metode filtrasi atau penyaringan. Filtrasi merupakan
salah satu pengolahan air secara fisik. Filtrasi adalah suatu cara memisahkan
padatan atau endapan dari air melalui bahan berpori, bahan yang digunakan dalam
penyaringan ialah, ijuk sebagai media filtrasi dalam proses pengolahan air bersih,
kerikil sebagai lapisan penyangga dan penyaring dalam proses pengolahan air,
dan pasir sebagai lapisan filtrasi yang efektif. Pasir digunakan karena pasir dapat
menghilangkan bau dan rasa yang tidak diinginkan dari air.
Penyaringan air dilakukan karena pada pemakaian yang cukup lama,
kesadahan dapat menimbulkan gangguan ginjal akibat terakumulasinya endapan
CaCO3 dan MgCO3 (Satrawijaya, 2002).
2
Berikut merupakan alat dan bahan dalam melaksanakan praktikum pengolahan air
bersih:
Tabel 1. 1 Alat dan Bahan
No Gambar Keterangan Fungsi
1. Ijuk Sebagai media filtrasi dalam
proses pengolahan air bersih.
3
Berikut adalah prosedur dan mekanisme praktikum Pengolahan Air bersih.
Tabel 1. 2 Praktikum Prosedur Pengolahan air bersih
No Keterangan Gambar Keterangan Prosedur
1. Potong Botol menjadi dua, lalu lubangi
tutup botol
4
D. LEMBAR KERJA
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan, Banten
Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com
LEMBAR PRAKTIKUM
Praktikum ini menggambarkan secara praktis proses pengolahan air bersih
yang umum digunakan, seperti koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan
desinfeksi. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan serangkaian langkah pengolahan
tersebut, air mentah dapat diubah menjadi air yang jernih dan bebas kontaminan.
Serta memberikan kesempatan untuk mengevaluasi efektivitas proses pengolahan
air. Pengukuran parameter seperti kekeruhan, kandungan zat padat tersuspensi,
atau kandungan mikroorganisme dapat membantu menentukan sejauh mana
pengolahan air berhasil menghilangkan kontaminan dan meningkatkan kualitas
air. pengolahan air bersih dapat bervariasi tergantung pada eksperimen dan analisis
yang dilakukan. Oleh karena itu, penting untuk mengacu pada data yang diperoleh
selama praktikum dan menghubungkannya dengan teori dan prinsip-prinsip yang
relevan dalam pengolahan air bersih.
5
REFERENSI
Ruliasih Marsidi. (Januari 2001), ZEOLIT UNTUK MENGURANG
KESADAHAN AIR.
Mashadi, Surendro, Rakhmawati, M. Amin. (Magelang, Maret 2018),
PENINGKATAN KUALITAS pH, Fe DAN KEKERUHAN DARI AIR
SUMUR GALI DENGAN METODE FILTRASI.
Qonita, Izah, Harahap, Pakpahan. (Semarang, September 2019),
PENGURANGAN KESADAHAN Ca DAN Mg DENGAN KARBON
AKTIF DAN PENGARUHNYA TERHADAP KELAYAKAN
KONSUMSI PADA AIRTANAH DI DUSUN SAMBIREJO,
KELURAHAN TALAKBROTO, KECAMATAN SIMO, KABUPATEN
BOYOLALI.
Azkiyah dan Sutrisno. (Juli 2014), PENURUNAN KADAR BESI (Fe) DAN
MANGAN (Mn) PADA AIR SUMUR GALI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE AERASI DAN FILTRASI
DISUKODONO SIDOARJO.
Ilyas, Tan, Kaleka (Flores, Maret 2021) Penjernihan Air Metode Filtrasi untuk
Meningkatkan Kesehatan Masyarakat RT Pu’uzeze Kelurahan Rukun
Lima Nusa Tenggara Timur.
Sastrawijaya Tresna, A. (2002). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Quddus, R. (2014). Teknik pengolahan air bersih dengan sistem saringan pasir
lambat (downflow) yang bersumber dari Sungai Musi. jurnal teknik sipil
dan lingkungan, 2(4), 669-675.
6
PERTEMUAN 2
PEMBUATAN SABUN PENCUCI TANGAN
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini memungkinkan mahasiswa untuk secara langsung terlibat
dalam proses pembuatan sabun. Mereka akan belajar mengukur dan mencampur
bahan-bahan yang tepat, menggabungkan lemak atau minyak dengan larutan
alkali, dan mencampur aditif seperti pewarna dan pewangi.
7
gugus polar yang suka air (hidrofilik) sekaligus gugus non polar yang suka lemak
atau minyak (lipofilik), sehingga kedua gugus tersebut dapat mempersatukan
campuran yang mengandung minyak dan air untuk dapat dihilangkan dengan air.
Sabun cair pembersih tangan merupakan sabun untuk pembersih yang
dibuat menggunakan proses saponifikasi menggunakan penambahan zat lain
ataupun tanpa penambahan zat lain yang tidak menimbulkan iritasi kulit tangan.
Masyarakat modern sekarang ini biasanya lebih praktis menggunakan sabun
pencuci tangan cair dalam kemasan kecil yang mudah dibawa kemana-mana.
Ada beberapa alasan untuk membuat sabun pencuci tangan sendiri.
Diantaranya sabun pencuci tangan dapat memiliki kualitas sendiri bahkan
melebihi yang dijual siap pakai, selain itu lebih murah. Dengan membuat sendiri
kita bisa mendapatkan apa yang diinginkan, baik dalam segi warna maupun
wanginya, dan terbuat dari bahan natural yang baik untuk kulit.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun pencuci tangan yaitu,
Texapon: berfungsi sebagai pengangkat kotoran texapon ini bentuknya jel. NaCl:
digunakan untuk memisahkan produk sabun dengan gliserin, gliserin tidak
megalami pengendapan pada air garam sedangkan sabun akan mengendap. Air 1
liter. EDTA: berfungsi sebagai pengawet sabun cair. Sodium sulfat (Na2SO4):
berfungsi mempercepat pengangkatan kotoran dan juga sebagai pengental adonan.
Citris acid. Gliserin: berfungsi sebagai pelembut. Alkohol: berfungsi membunuh
kuman dan virus. Parfum: berfungsi untuk menutupi bau tidak sedap dan
menambah aroma.
8
Berikut merupakan alat dan bahan dalam melaksanakan praktikum Pembuatan
Sabun Pencuci Tangan untuk 1 liter:
Tabel 2. 1 Alat
No Gambar Keterangan Jml Fungsi
1. Wadah 1 Tempat untuk menaruh,
menyimpan sesuatu
2. NACL 50 Gram
9
4. Parfum 10 ml
5. Alkoholn 2 ml
6. Gliserin 5 ml
7. EDTA 5 Gram
8. Air 1 Liter
10 Pewarna Secukupnya
10
3. Setelah dua bahan tersebut tercampur rata
masukkan air sebanyak 1 liter secara
perlahan aduk hingga tercampur rata /
Homogen
11
D. LEMBAR KERJA
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan, Banten
Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com
LEMBAR PRAKTIKUM
Praktikum pembuatan sabun pencuci tangan ini memberikan pemahaman praktis
tentang proses pembuatan sabun serta memungkinkan eksplorasi kreatif dalam
menciptakan varian sabun yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan pengguna .
Pengukuran yang tepat dan perbandingan yang sesuai antara bahan-bahan
sangat penting untuk menghasilkan sabun yang baik. Proses mencampur,
memanaskan, dan mengaduk bahan-bahan dalam pembuatan sabun berperan
penting dalam mencapai hasil yang diinginkan. Sabun yang dihasilkan memiliki
sifat pembersihan yang baik dan mampu membentuk busa. Variasi dalam bahan
dan aditif yang digunakan dapat menghasilkan sabun dengan karakteristik, aroma,
warna, dan kegunaan yang berbeda. pH sabun juga mempengaruhi efektivitasnya
sebagai agen pembersih, dengan pH yang netral atau sedikit asam lebih disukai
untuk mencuci tangan.
12
E. REFERENSI
Risnawaty, G. (2016). Faktor determinan perilaku cuci tangan pakai sabun
(CTPS) pada masyarakat di tanah kalikedinding. Jurnal Promkes, 4(1), 70-
81.
Desiyanto, F. A., & Djannah, S. N. (2013). Efektivitas mencuci tangan
menggunakan cairan pembersih tangan antiseptik (hand sanitizer) terhadap
jumlah angka kuman. None, 7(2), 24934.
Satria, Nurhasanah, (Lampung, Juli 2021) Kiswandono dan Jamiatul Akmal
Pendampingan Pra Dan Pasca Produksi Hand Soap KUB Mulya Mandiri
Desa Fajar Baru Kabupaten Lampung Selatan.
Widyasanti, Ariva (Bandung, 2020) KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN
ORGANOLEPTIK SABUN CAIR PENCUCI TANGAN HANDMADE
BERBAHAN AMPAS SISA KOPI ESPRESSO.
Prasetyo, Yuliasmi, Wahyuni, Laila (Medan, Juni 2021) Pelatihan Pembuatan
Sabun Cair Cuci Tangan di BUMDES Sei Rampah, Serdang Bedagai,
Sumatera Utara.
Kusumayanti, Paramita, Wahyunimgsih, Amalia, Siregar, Pudiastuningtyas
(Semarang, April 2018) PELATIHAN DAN PRAKTEK PEMBUATAN
SABUN CUCI TANGAN CAIR DI PKK TEMBALANG PESONA
ASRI.
13
PERTEMUAN 3
PEMBUATAN SOFTENER PELEMBUT PAKAIAN
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini juga memberikan pemahaman tentang penggunaan yang
benar dan aman dari softener pelembut pakaian, termasuk dosis yang tepat dan
langkah-langkah keselamatan yang harus diikuti.
14
Pelembut pakaian sebenarnya merupakan ramuan bahan kimia yang dapat
membantu melunakkan serat dalam industri tekstil membuat mereka halus dalam
tekstur bila disentuh. Hal ini juga mengandung sifat anti-kekotoran dan anti-noda.
Bahan utama pada produk pewangi dan pelembut sekali bilas ini adalah
Surfaktan kationik. Surfaktan sebagai komponen utama sulit didegradasi
(diuraikan) alam. Pada mulanya surfaktan hanya digunakan sebagai bahan utama
pembuat deterjen. Namun karena terbukti ampuh memberdihkan kotoran, maka
banyak digunakan sebagai bahan pencuci lain. Surfaktan merupakan suatu
senyawa aktif penurun tegangan permukaan yang dapat diproduksi melalui
sintesis kimiawi maupun biokimiawi. Sifat aktif permukaan yang dimiliki
surfaktan diantaranya mampu menurunkan tegangan permukaan, tegangan
antarmuka dan meningkatkan kestabilan sistem emulsi. Hal ini membuat surfaktan
banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti industri sabun, deterjen,
produk kosmetika dan produk perawatan diri, farmasi, pangan, cat dan pelapis,
kertas, tekstil, pertambangan dan industri perminyakan, dan lain sebagainya
(Scheibel J, 2004).
Bahan yang digunakan dalam pembuatan softener pelembut pakaian antara
lain, Air, Softener Concentrate, Solvent: berfungsi untuk melarutkan , Emulsifier:
berfungsi untuk menstabilkan campuran dua cairan yang cenderung tepisah, dan
Parfum untuk pelembut pakaian adalah jenis parfum yang khusus, tahan panas &
wangi melekat.
15
Berikut formula softener pelembut pakaian yang akan di produksi dengan
komposisi 200 ml :
Tabel 3. 1 Formula pembuatan softener pelembut pakaian
No Gambar Keterangan Jumlah
1. Softener Concentrate 10-12 Gram
4. Parfum 10 ml
5. Alkoholn 2 ml
6. Emulsifier (Polygycol) 3 ml
7. Pewarna Secukupnya
16
Berikut prosedur pelaksanaan praktikum pembuatan softener pelembut pakaian:
Tabel 3. 2 Prosedur Praktikum pembuatan softener
No Keterangan Gambar Keterangan Prosedur
1. Siapkan air panas sebanyak ½ liter,
didihkan
17
D. LEMBAR KERJA
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan, Banten
Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com
LEMBAR PRAKTIKUM
Pengukuran dan perbandingan yang tepat antara bahan-bahan sangat
penting untuk mencapai efek pelembutan yang diinginkan pada pakaian. Proses
pencampuran, pengadukan, dan pemanasan bahan-bahan dalam pembuatan
softener pelembut pakaian berperan penting dalam mencapai hasil yang baik.
Aroma yang ditambahkan dalam softener pelembut pakaian memberikan
kesegaran dan keharuman,
Praktikum pembuatan softener pelembut pakaian memberikan pemahaman
praktis tentang proses pembuatan softener serta memberikan pengalaman dalam
menciptakan produk yang memberikan efek pelembutan dan aroma yang
diinginkan pada pakaian.
18
E. REFERENSI
Kusumayanti, Paramita, Amalia, Novela, Rhamvy (Semarang, November
2019) PELATIHAN KETRAMPILAN PEMBUATAN PELEMBUT DAN
PEWANGI PAKAIAN BAGI IBU - IBU PKK DI DESA KANGKUNG,
KECAMATAN MRANGGEN, KABUPATEN DEMAK.
Herdyastuti, Taufikurrohmah, Rusmini, Mustaji, Cahyaningrum
(Surabaya, Januari 2021) PEMBUATAN SABUN CUCI TANGAN SEBAGAI
UPAYA PEMUTUSAN PENYEBARAN RANTAI COVID – 19 DI
KABUPATEN TUBAN.
Scheibel, J. J. (2004). The evolution of anionic surfactant technology to
meet the requirements of the laundry detergent industry. Journal of surfactants
and detergents, 7(4), 319-328.
Septiana, N., Rohmadi, M., Astuti, P. A. P., & Humam, A. N. (2022).
Pelatihan Pembuatan Softener Pakaian Bagi Ibu-Ibu Dharma Wanita Persatuan
IAIN Palangkaraya. Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo, 6(2), 87-92.
Sriyana, H. Y., Oktaviananda, C., Purnavita, S., Darmawan, A., &
Handhayani, E. T. U. (2023). Pelatihan Pembuatan Produk Kimia Terapan:
Pembuatan Pelembut Pakaian bagi Siswa-siswi SMAN 16 Semarang. Jurnal
Karya untuk Masyarakat (JKuM), 4(1), 12-23.
Armayani, W., Hastuti, S. D., Ramadhani, S., Windarto, A. P., &
Tambunan, H. S. (2021, November). Analisis Penggunaan Metode WAPAS
dalam Menentukan Pelembut Pakaian Berdasarkan Pilihan Konsumen. In Seminar
Nasional Ilmu Sosial dan Teknologi-SANISTEK (pp. 189-196).
Kriswianti, L. (2017). Pengaruh Kesadaran Merek dan Persepsi Kualitas
Terhadap Niat Beli Produk Pelembut Dan Pewangi Pakaian Merek Softener So
Klin Twilight Sensation Series di Surabaya Selatan. Jurnal Ilmu Manajemen, B
(3).
19
PERTEMUAN 4
PEMBUATAN PASTA PUTIH SABLON
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini bertujuan untuk memperkenalkan Mahasiswa praktikum
dengan langkah-langkah yang terlibat dalam pembuatan pasta putih sablon.
Mahasiswa akan belajar tentang bahan-bahan yang digunakan, peralatan yang
diperlukan, dan teknik yang terlibat dalam proses tersebut.
20
pembuatan pasta putih sablon. Seni mencetak membutuhkan kesabaran dan
ketelitian (smith, 1759)
5. Pengental ± 2 Gram
21
Berikut prosedur mekanisme dalam pelaksanaan praktikum pembuatan pasta putih
sablon:
Tabel 4. 2 Prosedur Mekanisme pasta pigmen sablon
No Keterangan Gambar Keterangan Prosedur
1. Timbang titanium dioxide 25 gr pada
sebuah wadah
22
D. LEMBAR KERJA
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan, Banten
Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com
LEMBAR PRAKTIKUM
Dalam membuat pasta putih sablon, bahan-bahan seperti pigmen, binder,
pelarut, dan bahan pengental harus dicampur untuk membuat pasta yang dapat
digunakan untuk sablon. Pengukuran dan perbandingan yang akurat antara bahan-
bahan sangat penting untuk mencapai konsistensi pasta yang baik dan kualitas
sablon yang diinginkan. Dalam pembuatan pasta putih sablon, proses
pencampuran dan pengadukan bahan-bahan sangat penting untuk memastikan
bahwa bahan-bahan didistribusikan secara merata dan homogen. Selain itu, praktik
pembuatan pasta putih sablon menawarkan pemahaman praktis tentang proses
pembuatan pasta serta pengalaman dalam membuat pasta putih.
23
E. REFERENSI
Smith, J. (1759). The Art of Painting in Oil:... The Seventh Edition, with
Some Alterations, and Many Matters Added,... To which is Added, the Whole Art
and Mystery of Colouring Maps, and Other Prints, and Water-colours. By John
Smith,... Dan. Browne; and C. Hitch and L. Hawes.
SAHIBUDDIN, S. (2020). KUALITAS CETAK SABLON DENGAN
BAHAN PASTA PLASTISOL DI STUDIO ANUKU SCREEN PRINTING PARANG
TAMBUNG MAKASSAR (Doctoral dissertation, Fakultas Seni dan Desain).
Suryana, D. (Ed.). (2013). Teknik Sablon: Tahapan Dalam Menyablon.
CreateSpace Independent Publishing Platform.
Jasmail, M. S. (2018). Perancangan Tutorial Baju Kaos Secara
Manual (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR).
Djonaedi, E., Kusumantoro, H. R., Yuniarti, E., Handayani, D., &
Gunawan, M. B. (2019). Pengembangan Produksi Merchandise Dengan Sablon
Manual Desa Wisata Adat Kampung Urug Kabupaten Bogor–Jawa Barat. Mitra
Akademia: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1).
Syamsi, V. L., & Hendrawan, A. (2021). Penerapan Pewarna Alami Teh
Menggunakan Teknik Sablon. eProceedings of Art & Design, 8(6).
Satriyo, T. (2016). EKSPLORASI PASTA SABLON KAPORIT PADA
PRODUK TEKSTIL (Doctoral dissertation, Universitas Mercu Buana).
24
PERTEMUAN 5
PEMBUATAN PASTA PIGMENT PRINTING
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa praktikum
dengan prinsip-prinsip dasar pigment printing. Mahasiswa akan mempelajari
tentang persiapan permukaan yang tepat, teknik pengaplikasian pasta pigment
printing, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas cetakan seperti temperatur
dan waktu pengeringan.
25
tergantung pada daya ikat dari binder yang digunakan. Oleh karena itu sifat fiksasi
pasta pigmen printing dapat diaplikasikan pada semua jenis zat warna termasuk
diantaranya serat gelas.
Ditinjau dari segi ekonomis, metode pewarna menggunakan pasta pigmen
printing sangat sederhana dan murah. Pasta pigmen printing dapat tidak dapat
mempunyai afinitas terhadap semua serat oleh karena itu maka diperlukan zat
pengikat yang akan membentuk lapisan film yang sangat tipis diatas bahan dan
membentuk ikatan dengan serat.
Menurut jenisnya, zat pewarna terbagi menjadi dua, yaitu zat pewarna
sintetis dan zat pewarna alam (Russanti, 2019:13). Pewarna sintetis meupakan
pewarnaan yang menggunakan bahan kimia seperti direct, napthol, dan belerang
(Fitinline, 2019),
Sedangkan pewarna alam merupakan pewarnaan yang mengunakan bahan
alami yang berada di alam sekitar, yang berasal dari akar, dedaunan, buah, dan
kulit batang. Saat ini produk yang menggunakan zat pewarna alam sangat diminati
apalagi di mancanegara (Putra, 2015).
Zat warna yang digunakan pada penyablonan antara lain zat warna pigmen
dan zat warna reaktif, walaupun hampir semua jenis zat warna untuk tekstil bisa
digunakan. Kain tekstil yang digunakan hampir semua jenis kain tekstil, dari serat
sintetis atau serat alam yang mempunyai permukaan datar bisa disablon dengan
menggunakan screen. Pada prinsipnya cetak mencetak pada berbagai macam
benda padat adalah sama. Perbedaannya terletak pada jenis cat/tinta yang
digunakan dan jenis produk yang akan dicetak.
26
Berikut formula dalam pembuatan Pasta pigmen printing yang akan di produksi:
Tabel 5. 1 Pasta Pigmen Printing
No Gambar Keterangan Jumlah
1. Pigment / Pewarna 5% (Dark),
1-2%(Light),
3% (Medium)
2. Aquades 70.5%
4. Pengental 6.5%
27
2. Tambahkan aquades sesuai resep diatas
pada gelas yang telah ada synthetic
thickenernya
28
D. LEMBAR KERJA
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan, Banten
Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com
LEMBAR PRAKTIKUM
Dalam proses pembuatan pasta pengental warna, proses pencampuran dan
pengadukan bahan-bahan sangat penting untuk memastikan bahwa pigmen dan
bahan pengental tersebar secara merata dalam pasta. Untuk mencapai konsistensi
pasta yang ideal dan kualitas pencetakan yang diinginkan, pengukuran dan
perbandingan yang akurat antara bahan-bahan sangat penting. Agar pasta
pencetakan warna dapat diterapkan dengan mudah pada permukaan tekstil selama
proses pencetakan, pemilihan bahan yang tepat, penerapan pasta pada permukaan
tekstil, dan kemampuan untuk mengontrol kekentalan pasta sangat penting untuk
keberhasilan proses tersebut. Teknik pencetakan pigmen pasta memberikan
pemahaman praktis tentang proses pembuatan pasta dan pengalaman dalam
membuat produk yang dapat digunakan untuk mencetak pola atau desain yang
diinginkan pada tekstil.
29
E. REFERENSI
Pramono, C., & Hilmy, F. (2019). Pemberdayaan masyarakat melalui
pelatihan sablon pakaian untuk meningkatkan keterampilan
berwirausaha. EDUSAINTEK, 3.
Russanti, I., & Ds, M. (2019). Desain Kebaya Sunda. Pantera Publishing.
Murnisari, S. (2019). PENGGUNAAN METODE 3-IN-1
BERBANTUAN CTL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MEMBUAT POLA DASAR KONSTRUKSI PESERTA DIDIK KELAS X
BUSANA 3 SMK NEGERI 6 SEMARANG. Jurnal Penelitian Kebijakan
Pendidikan, 12(1), 107-122.
Putra, P. A., & Yuliando, H. (2015). Soilless culture system to support
water use efficiency and product quality: a review. Agriculture and Agricultural
Science Procedia, 3, 283-288.
Dewanti, R. N., Supriyadi, E., Sofyan, S., Sunarsi, D., Rachmansyah, B.
A., & Yani, A. (2021). Penyuluhan Dan Pelatihan Keterampilan Sablon Pigment
Pasta Manual Di Karang Taruna 03 Desa Cisauk. Jurnal PADMA: Pengabdian
Dharma Masyarakat, 1(1).
Sablon, K. T. PENYULUHAN DAN PELATIHAN KETERAMPILAN
SABLON PIGMENT PASTA MANUAL DI KARANG TARUNA 03 DESA
CISAUK.
Luciana, L., & Oktaviani, W. (2022). The Effect of Binder FS-462 and
Sky Binder 235 on Color Fastness Resistance in 100% Polyester Printing with
Pigment Dyes. Sainteks: Jurnal Sains dan Teknik, 4(2), 104-110.
30
PERTEMUAN 6
TEKNIK PENYABLONAN MANUAL
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan utama dari praktikum ini adalah untuk memperkenalkan peserta
praktikum dengan prinsip-prinsip dasar yang terkait dengan penggunaan bahan
dan alat dalam penyablonan manual. Peserta juga akan belajar tentang persiapan
cetakan, persiapan bahan sablon, teknik pengaplikasian cat atau tinta, dan teknik
pengoperasian alat sablon.
31
Perbedaannya terletak pada jenis cat / tinta yang digunakan dan jenis produk yang
akan dicetak.
Printing dibagi menjadi dua bagian yaitu digital printing dan printing
manual atau sablon manual. Printing manual adalah teknik membuat gambar atau
tulisan dengan mencetak menggunakan alat bukan mesin atau kegiatan cetak
mencetak grafis menggunakan kain screen pada bidang. Sedangkan digital
printing merupakan kegiatan cetak mencetak gambar yang menggunakan mesin-
mesin canggih berupa printer.
Teknik sablon manual memiliki beberapa jenis zat warna yang digunakan
yaitu oilbase dan waterbase. Waterbase merupakan campuran berbasis air atau
menggunakan bahan dasar air sebagai pelarut, digunakan untuk mencetak bahan
tekstil yang menyerap air, sedangkan oilbase merupakan campuran berbasis
minyak atau menggunakan bahan dasar minyak untuk mencetak bahan tekstil
yang tidak menyerap air. Proses pengaplikasian pada teknik sablon manual tidak
luput dari waterbase dan oilbase, seperti rubber, foaming, dan discharge yang
menggunakan waterbase sebagai campurannya, sedangkan plastisol dan
highdensity menggunakan oilbase sebagai campurannya. Salah satu tema yang
dapat diangkat dalam teknik pengaplikasian waterbase dan oilbase.
Cetak saring dalam dunia seni rupa memiliki beberapa aspek yang di lihat
dari fungsinya karena cetak saring adalah sebuah teknik untuk berkarya intinya
pada proses penciptaserta fungsi dari karya yang akan dibuat. Sablon sebagai seni
murni : Dianggap seni murni karena prosesnya di buat untuk kreatifitasnya
sendiri atau bisa dikatakan bereksperimen dari kreativitas senimannya.
32
Berikut merupakan alat dan bahan dalam melaksanakan praktikum teknik
penyablonan manual:
Tabel 6. 1 alat dan Bahan
No Gambar Keterangan Fungsi
1. Bingkai Screen Untuk memberikan
dukungan dan stabilitas pada
layar sablon, sehingga
memungkinkan pemindahan
tinta secara akurat ke
permukaan yang dicetak.
2. Obat Afdruk Sebagai bahan pelapis kedap
cairan dan cairan sensitizer
yang memiliki sifat sensitif
terhadap cahaya.
33
Berikut prosedur pelaksanaan praktikum teknik penyablonan manual:
Tabel 6. 2 prosedur mekanisme penyablonan manual
No Keterangan Gambar Keterangan Prosedur
1. Siapakan perlengkapan.
34
D. LEMBAR KERJA
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan, Banten
Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com
LEMBAR PRAKTIKUM
Dalam praktik ini, Anda akan belajar tentang persiapan cetakan, persiapan
pasta sablon, penempelan cetakan pada permukaan yang akan disablon, dan
penerapan pasta sablon menggunakan alat sablon. Pastikan bahwa cetakan telah
disiapkan dengan baik, termasuk memilih gambar atau desain yang Untuk
mendapatkan hasil sablon yang berkualitas tinggi dan presisi, sangat penting untuk
mengontrol tekanan, kecepatan, dan cara menggunakan alat sablon. Agar alat
sablon dapat digunakan secara optimal selama proses penyablonan, sangat penting
untuk menjaganya bersih dan bersih. Praktik teknik penyablonan manual
memberikan pemahaman praktis tentang proses dan teknik yang terlibat dalam
penyablonan.
35
E. REFERENSI
Nusantara, G., & Graf, A. M. (2005). Panduan praktis cetak sablon.
Kawan Pustaka.
Satrijo, A. L. (2013). Perbaikan kualitas proses produksi dengan metode
six sigma di PT. Catur Pilar Sejahtera, Sidoarjo. Calyptra, 2(1), 1-16.
Makagingge, J. L., Pangkey, F., & Saul, J. (2023). PENERAPAN MOTIF
RAGAM HIAS SANGIHE PADA KAOS DENGAN TEKNIK SENI CETAK
SABLON. KOMPETENSI, 3(4), 2159-2174.
Krisabella, A. R. (2014). Pembuatan Aplikasi Pembelajaran Sablon
Manual.
Rohman, D. A., As' ad, N. R., & Achiraeniwati, E. (2019). Perancangan
Fasilitas Kerja pada Stasiun Kerja Pengepressan Hasil Penyablonan di Industri
Rumahan Passport Collection Bandung Barat.
Wulandari, I., & Widiyanto, D. (2016). Analisis Pola Distribusi Klaster
Distro di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Jurnal Bumi Indonesia, 5(3).
Ananda, R. (2019). Analisis risiko ergonomi dan beban kerja fisik pekerja
pada stasiun penyablonan PT. Candi Cipta Pramuda. SKRIPSI-2009.
36
DAFTAR PUSTAKA
37
PEWANGI PAKAIAN BAGI IBU - IBU PKK DI DESA KANGKUNG,
KECAMATAN MRANGGEN, KABUPATEN DEMAK.
Herdyastuti, Taufikurrohmah, Rusmini, Mustaji, Cahyaningrum
(Surabaya, Januari 2021) PEMBUATAN SABUN CUCI TANGAN SEBAGAI
UPAYA PEMUTUSAN PENYEBARAN RANTAI COVID – 19 DI
KABUPATEN TUBAN.
Scheibel, J. J. (2004). The evolution of anionic surfactant technology to
meet the requirements of the laundry detergent industry. Journal of surfactants
and detergents, 7(4), 319-328.
Septiana, N., Rohmadi, M., Astuti, P. A. P., & Humam, A. N. (2022).
Pelatihan Pembuatan Softener Pakaian Bagi Ibu-Ibu Dharma Wanita Persatuan
IAIN Palangkaraya. Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo, 6(2), 87-92.
Sriyana, H. Y., Oktaviananda, C., Purnavita, S., Darmawan, A., &
Handhayani, E. T. U. (2023). Pelatihan Pembuatan Produk Kimia Terapan:
Pembuatan Pelembut Pakaian bagi Siswa-siswi SMAN 16 Semarang. Jurnal
Karya untuk Masyarakat (JKuM), 4(1), 12-23.
Armayani, W., Hastuti, S. D., Ramadhani, S., Windarto, A. P., &
Tambunan, H. S. (2021, November). Analisis Penggunaan Metode WAPAS
dalam Menentukan Pelembut Pakaian Berdasarkan Pilihan Konsumen. In Seminar
Nasional Ilmu Sosial dan Teknologi-SANISTEK (pp. 189-196).
Kriswianti, L. (2017). Pengaruh Kesadaran Merek dan Persepsi Kualitas
Terhadap Niat Beli Produk Pelembut Dan Pewangi Pakaian Merek Softener So
Klin Twilight Sensation Series di Surabaya Selatan. Jurnal Ilmu Manajemen, B
(3).
Smith, J. (1759). The Art of Painting in Oil:... The Seventh Edition, with
Some Alterations, and Many Matters Added,... To which is Added, the Whole Art
and Mystery of Colouring Maps, and Other Prints, and Water-colours. By John
Smith,... Dan. Browne; and C. Hitch and L. Hawes.
SAHIBUDDIN, S. (2020). KUALITAS CETAK SABLON DENGAN
BAHAN PASTA PLASTISOL DI STUDIO ANUKU SCREEN PRINTING PARANG
TAMBUNG MAKASSAR (Doctoral dissertation, Fakultas Seni dan Desain).
Suryana, D. (Ed.). (2013). Teknik Sablon: Tahapan Dalam Menyablon.
CreateSpace Independent Publishing Platform.
Jasmail, M. S. (2018). Perancangan Tutorial Baju Kaos Secara
Manual (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR).
Djonaedi, E., Kusumantoro, H. R., Yuniarti, E., Handayani, D., &
Gunawan, M. B. (2019). Pengembangan Produksi Merchandise Dengan Sablon
Manual Desa Wisata Adat Kampung Urug Kabupaten Bogor–Jawa Barat. Mitra
Akademia: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1).
Syamsi, V. L., & Hendrawan, A. (2021). Penerapan Pewarna Alami Teh
Menggunakan Teknik Sablon. eProceedings of Art & Design, 8(6).
Satriyo, T. (2016). EKSPLORASI PASTA SABLON KAPORIT PADA
PRODUK TEKSTIL (Doctoral dissertation, Universitas Mercu Buana).
38
Pramono, C., & Hilmy, F. (2019). Pemberdayaan masyarakat melalui
pelatihan sablon pakaian untuk meningkatkan keterampilan
berwirausaha. EDUSAINTEK, 3.
Russanti, I., & Ds, M. (2019). Desain Kebaya Sunda. Pantera Publishing.
Murnisari, S. (2019). PENGGUNAAN METODE 3-IN-1
BERBANTUAN CTL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MEMBUAT POLA DASAR KONSTRUKSI PESERTA DIDIK KELAS X
BUSANA 3 SMK NEGERI 6 SEMARANG. Jurnal Penelitian Kebijakan
Pendidikan, 12(1), 107-122.
Putra, P. A., & Yuliando, H. (2015). Soilless culture system to support
water use efficiency and product quality: a review. Agriculture and Agricultural
Science Procedia, 3, 283-288.
Dewanti, R. N., Supriyadi, E., Sofyan, S., Sunarsi, D., Rachmansyah, B.
A., & Yani, A. (2021). Penyuluhan Dan Pelatihan Keterampilan Sablon Pigment
Pasta Manual Di Karang Taruna 03 Desa Cisauk. Jurnal PADMA: Pengabdian
Dharma Masyarakat, 1(1).
Sablon, K. T. PENYULUHAN DAN PELATIHAN KETERAMPILAN
SABLON PIGMENT PASTA MANUAL DI KARANG TARUNA 03 DESA
CISAUK.
Luciana, L., & Oktaviani, W. (2022). The Effect of Binder FS-462 and
Sky Binder 235 on Color Fastness Resistance in 100% Polyester Printing with
Pigment Dyes. Sainteks: Jurnal Sains dan Teknik, 4(2), 104-110.
Nusantara, G., & Graf, A. M. (2005). Panduan praktis cetak sablon.
Kawan Pustaka.
Satrijo, A. L. (2013). Perbaikan kualitas proses produksi dengan metode
six sigma di PT. Catur Pilar Sejahtera, Sidoarjo. Calyptra, 2(1), 1-16.
Makagingge, J. L., Pangkey, F., & Saul, J. (2023). PENERAPAN MOTIF
RAGAM HIAS SANGIHE PADA KAOS DENGAN TEKNIK SENI CETAK
SABLON. KOMPETENSI, 3(4), 2159-2174.
Krisabella, A. R. (2014). Pembuatan Aplikasi Pembelajaran Sablon
Manual.
Rohman, D. A., As' ad, N. R., & Achiraeniwati, E. (2019). Perancangan
Fasilitas Kerja pada Stasiun Kerja Pengepressan Hasil Penyablonan di Industri
Rumahan Passport Collection Bandung Barat.
Wulandari, I., & Widiyanto, D. (2016). Analisis Pola Distribusi Klaster
Distro di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Jurnal Bumi Indonesia, 5(3).
Ananda, R. (2019). Analisis risiko ergonomi dan beban kerja fisik pekerja
pada stasiun penyablonan PT. Candi Cipta Pramuda. SKRIPSI-2009.
39
nilai kelipatan 20 BIOGRAFI ANGGOTA KELOMPOK
0,20,40,60,80,100
2. NAMA
ALAMAT :
NO HP :
HOBI :
3.NAMA :
ALAMAT :
NO HP :
HOBI :
4.NAMA :
ALAMAT :
NO HP :
HOBI :
LABORATORIUM TEKNIK
INDUSTRI UNIVERSITAS
PAMULANG
FORM KUESIONER PENILAIAN
KELOMPOK
Urutkan seluruh nama anggota kelompok (termasuk Anda) dan NIM dimulai
I dari yang paling berkontribusi pada materi praktikum sampai dengan
yang kurang berkontribusi.
1 Derri Arifin -221010800234 90
2 Dicky Arya T-221010800241 100
3 Muhamad Ihsan Kamil-221010800208 80
4 Putra Aditya -221010800347 80
40
Urutkan seluruh nama anggota kelompok (termasuk Anda) dan NIM
II dimulai dari yang paling baik bekerja sama dalam kelompok, sampai
dengan yang kurang bekerja sama.
1 Derri Arifin -221010800234 100
2 Dicky Arya T-221010800241 100
3 Muhamad Ihsan Kamil-221010800208 100
4 Putra Aditya -221010800347 100
5
Urutkan seluruh nama anggota kelompok (termasuk Anda) dan NIM
III dimulai dari yang paling baik dalam memimpin kerja kelompok sampai
dengan yang kurang baik
1 Derri Arifin -221010800234 100
2 Dicky Arya T-221010800241 100
3 Muhamad Ihsan Kamil-221010800208 80
4 Putra Aditya -221010800347 80
5
41
Kesimpulan :
Dari semua penilaian yang telah didapatkan pada kuesioner di atas, didapat
bahwa rata-rata nilai dalam keterlibatan anggota dalam menyelesaikan Laporan
Praktikum Sistem Produksi adalah sebagai berikut.
42