KIMIA INDUSTRI
Disusun Oleh:
Kelompok 1
02TIDE008/2023/GENAP
Disusun Oleh :
NAMA NIM
Teguh Dwi Saputra 221010800590
Fahar Gusti Dini Saputra 221010800392
Mu Arif Rahman Sidiq 221010800656
Kristian Saputra 221010800638
Gilang Ariangga Putra 221010800586
Fikri Akbar Surya Ilham 221010800627
1. Merupakan hasil karya tulis (asli) sendiri, bukan merupakan karya yang
pernah diajukan oleh pihak lain, dan bukan merupakan hasil plagiat atau
hasil fotokopi.
2. Kami izinkan untuk dikelola oleh Universitas Pamulag dan
Laboratorium Teknik Industri sesuai dengan norma hukum dan etika
yang berlaku.
Pernyataan ini kami buat dengan penuh tanggung jawab dan kami bersedia
menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku apabila di
kemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Menyetujui Mengetahui
Dosen Praktikum Ketua Laboratorium Teknik Industri
PRAKTIKUM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan Tugas Praktikum Kimia Industri di Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Industri Universitas Pamulang. Dengan segala
keterbatasan, penulis menyadari pada laporan ini tidak akan terwujud tanpa
bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
sebagai penulis menyampaikan ucapan teima kasih kepada:
1. Dr. (H.C). H. Darsono, selaku ketua Yayasan Sasmita Jaya;
3. Bapak Syaiful Bakhri, S.T., M.Eng, Sc, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Pamulang;
4. Ibu Rini Alfatiyah, S.T., M.T., CMA, selaku Ketua Program Studi Teknik
Industri Universitas Pamulang yang selalu memberikan arahan, dorongan,
dan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini dengan baik;
5. Bapak Adi Candra, S.T., M.T, selaku Ketua Laboratorium Teknik
Industri Universitas Pamulang;
6. Ibu Niera Feblidiyanti, S.T., M.M selaku dosen praktikum Kimia Industri
yang telah memberikan berkah ilmu sehingga penulis dapat menyusun
laporan;
7. Dhuha Sekar Fitriani dan Carlanda Ifani selaku Asisten Laboratorium Mata
Kuliah Praktikum Kimia Industri yang telah memberikan masukan, dorongan,
dan pengarahannya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan baik;
8. Teman-teman khususnya kelas 02TIDE008 yang telah membantu dalam
menyelesaikan Laporan Praktikum Kimia Industri;
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan praktikum.
Penulis sadar bahwa dalam laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan.
Kekurangan tersebut tentunya dapat dijadikan peluang untuk peningkatan
laporan selanjutnya. Akhirnya, penulis tetap berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca
Kelompok 1
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................
LEMBAR PENILAIAN............................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................
DAFTAR TABEL......................................................................................................
PERTEMUAN 1 PENGOLAHAN AIR BERSIH.................................................
A. TUJUAN PRAKTIKUM...............................................................................
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM........................................
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM.......................................
D. LEMBAR KERJA.........................................................................................
E. REFERENSI..................................................................................................
PERTEMUAN 2 PEMBUATAN SABUN PEMBERSIH LANTAI....................
A. TUJUAN PRAKTIKUM...............................................................................
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM........................................
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM.......................................
D. LEMBAR KERJA.........................................................................................
E. REFERENSI..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
FORM KUISIONER PENILAIAN KELOMPOK
DAFTAR GAMBAR
i
x
DAFTAR TABEL
PERTEMUAN 1
A. TUJUAN PRAKTIKUM
2. Rasa dalam air yang bersih tidak terdapat seperti rasa asin, manis, pahit dan
asam. Begitu pula terhadap bau.
3. Turbiditas merupakan suatu ukuran yang menyatakan sampai seberapa jauh
cahaya mampu menembus air.
4. Temperatur.
18
5. pH air permukaan air biasanya berkisar antara 6,5–9,0 pada kisaran tersebut air
bersih masih layak untuk diminum dengan dimasak terlebih dahulu.
6. Salinitas, didefinisikan sebagai total padatan dalam air setelah semua karbonat
dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida diganti dengan klorida,
dan semua bahan organik telah dioksidasi.
7. Kelarutan oksigen atmosfer dalam air segar/tawar berkisar dari 14,6mg/liter
pada suhu 0⸰C hingga 7,1mg/ liter pada suhu 35⸰C pada tekanan satu
atmosfer.
8. BOD didefinisikan sebagai jumlah oksigen (mg/l) yang diperlukan oleh
bakteri untuk mendekomposisikan bahan organik (hingga stabil) pada kondisi
aerobik.
9. Suspended Solid adalah padatan yang terkandung dalam air dan bukan
merupakan larutan.
10. Nitrogen, Senyawa Toksik, Zat organic, CO2 Agresif
11. Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh air karena adanya ion valensi
12. Kalsium, Besi, Tembaga (Cu), Seng (Zn), Chlorida (Cl), Flourida (F), Nitrit
14. Pesistivitas
Pengolahan Air Bersih Standar kualitas air bersih yang ada di Indonesia
saat ini menggunakan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air dan PP RI No.82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, sedangkan standar
kualitas air minum menggunakan Kepmenkes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Metode pengolahan
air bersih ini dapat disebut juga sebagai metode filtrasi, yang mana bertujuan
untuk memurnikan kualitas air yang sebelumnya kotor menjadi bersih.
19
Botol Aqua
Ukuran
1. Tempat air kotor
600 ml
Bahan untuk
2 Ijuk menyaring/memfilter
air keruh
Bahan untuk
3 Pasir Bersih menyaring/memfilter
air keruh
20
Bahan untuk
menyaring/memfilter
4 Batu Krikil
air keruh
Untuk
menghilangkan
5 Tawas kandungan penyebab
warna dan kekeruhan
dalam air
Untuk memotong
6 Cutter
botol aqua
21
2. Susun bagian bawah botol dengan memasukan Pasir, ijuk, krikil dan
saringan kain
22
4. Susun bagian bawah botol diatas tutup botol, kemudian masukan air
kotor secara perlahan dan lakukan penyaringan
D. LEMBAR KERJA
LEMBAR PRAKTIKUM
2. Susun bagian bawah botol dengan memasukan Pasir, Batu, lalu kerikil
4. Susun bagian bawah botol diatas tutup botol, kemudian masukan air
kotor secara perlahan dan lakukan penyaringan
5. Jika dalam penyaringan air masih kotor maka lakukanlah proses
secara berulang sampai air bersih
6. Hasil berupa air kotor menjadi lebih bersih
B. KESIMPULAN
50
PERTEMUAN 2
PEMBUATAN SABUN
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum pembuatan sabun cuci tangan cair adalah untuk
mengetahui proses pembuatan sabun cuci tangan cair dan mengetahui kualitas
sabun cuci tangan cair.dan mengetahi zat zat yg di campurkan apa saja supaya kita
mengetahui dan tau perbedaannya sabun untuk apa saja.
51
52
banyak di pakai karena kulit tangan adalah bagian kulit yang paling sering
digunakan sehingga sangat rawan terkontaminasi.
Dalam hal memebersihkan telapak tangan tidak cukup hanya menggunakan
air saja, karena telapak tangan juga butuh sabun khusus agar mendapatkan hasil
yang maksimal. Salah satunya produk sabun cuci tangan merupakan produk yang
menjadi kebutuhan pokok setiap orang. Maka dari itu, perkembangan industri
pembuatan sabun cuci tangan bisa menjadi peluang usaha untuk kedepannya
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan
pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan
senyawaalkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk
menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik.
Bahan pendukung yang umumdipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya
natrium klorida, natriumkarbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.Sabun
dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut:Reaksi penyabunan
(saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksitrigliserida dengan
alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi
penyabunan dapat ditulis sebagai berikut: C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3
+ 3 NaOOCR Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun
sebagai produk utamadan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai
produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk
dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan beratmolekul rendah akan lebih mudah
larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras.
52
53
Sebagai tempat
Sebagai pengental
dalam proses
pembuatan sabun
sekaligus berfungsi
4 NaCl
sebagai pengangkat
kotoran.
Sebagai pengangkat
5 Citric Acid lemak pada tangan.
53
54
Gliserin berfungsi
sebagai pelembab pada
6 Gliserin
tangan.
Sebagai pembunuh
8 Alkohol bakteri pada sabun.
Memberikan wangi
9 Pewangi harum pada
sabun.
54
55
Mencampurkan bahan
11 Air bahan agar menjadi
satu.
Wadah untuk
12 Botol Kosong menyimpan sabun yang
sudah jadi.
55
56
4. Campurkan citric acid 2,5 gram dan EDTA 5 gram, lalu aduk hingga
merata
56
57
57
58
6. Masukkan larutan ke dalam botol yang sudah dibawa.
58
59
D. LEMBAR KERJA
LEMBAR PRAKTIKUM
A. Proses pembuatan sabun pencuci tangan
4. Campurkan citric acid 2,5 gram dan EDTA 5 gram, lalu aduk hingga
merata
5. Campurkan parfum 10ml, alkohol 2ml, gliserin 5ml. Lalu aduk kembali
hingga merata, selanjutnya masukan pewarna lalu aduk rata.
B. Kesimpulan
59
60
E. REFERENSI
Agustina, L., Yulianti, M., Shoviantari, F., & Sabban, I. F. (2018). Formulasi dan
Evaluasi Sabun Mandi Cair dengan Ekstrak Tomat (Solanum Lycopersicum
L.) sebagai Antioksidan. Jurnal Wiyata: Penelitian Sains dan Kesehatan,
4(2), 104-110.
Dimpudus, S. A. (2017). Formulasi sediaan sabun cair antiseptik ekstrak etanol
bunga pacar air (Impatiens balsamina L.) dan uji efektivitasnya terhadap
bakteri Staphylococcus aureus secara In Vitro. Pharmacon, 6(3).
Muthmainnah, R., Rubiyanto, D., & Julianto, T. S. (2014). Formulasi sabun cair
berbahan aktif minyak kemangi sebagai antibakteri dan pengujian terhadap
Staphylococcus aureus. Indonesian Journal of Chemical Research, 44-50.
Naomi, P., Gaol, A. M., & Toha, M. Y. (2013). Pembuatan sabun lunak dari
minyak goreng bekas ditinjau dari kinetika reaksi kimia. Jurnal Teknik
Kimia, 19(2), 42-48.
Sari, R., & Ferdinan, A. (2017). Pengujian aktivitas antibakteri sabun cair dari
ekstrak kulit daun lidah buaya. Pharmaceutical Sciences and Research, 4(3),
Sinta.unud.ac.id. 2020. [online] Available at: [Accessed 12 Juni 2023].
60
61
PERTEMUAN 3
PEMBUATAN SOFTENER
A. TUJUAN PRATIKUM
Pada pertemuan ini membahas mengenai pembuatan softener pelembut
pakaian,diharapakan para mahasiswa/I yang mengikuti pratikum dapat mengetahui cara
pembuatan softener serta bahan-bahan kimia yang terkandung di dalam softener pelembut
pakaian
61
62
Penggunaan surfaktan kationik dalam produk softener memberikan manfaat berupa
kelembutan ekstra pada serat pakaian, sehingga pakaian terasa lebih halus dan nyaman
saat digunakan. Selain itu, surfaktan kationik juga memiliki kemampuan untuk
menghilangkan listrik statis yang sering muncul pada pakaian setelah dicuci. Dengan
mengurangi listrik statis, softener membantu menghindari penumpukan debu dan kotoran
pada pakaian.
Selain surfaktan kationik, produk softener juga mengandung bahan aktif lainnya
seperti pewangi, pelembut tambahan, dan pengawet. Bahan-bahan ini memberikan aroma
yang segar dan tahan lama pada pakaian, serta menjaga kelembutan serat kain.
Penggunaan softener setelah mencuci pakaian juga dapat mempermudah proses
penyetrikaan, mengurangi kerutan, dan membuat pakaian terlihat lebih rapi.
Penting untuk mencatat bahwa penggunaan softener sebaiknya sesuai dengan
petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan produk. Meskipun softener memiliki
banyak manfaat, penggunaan yang berlebihan atau tidak sesuai instruksi dapat
menyebabkan efek negatif pada pakaian, seperti penumpukan residu dan penurunan daya
serap kain.
Dalam menjaga lingkungan, penting untuk memperhatikan cara pembuangan
produk softener yang benar. Banyak negara telah mengatur aturan terkait penggunaan dan
pembuangan produk pembersih, termasuk softener, guna mengurangi dampaknya pada
ekosistem air. Mengikuti panduan pembuangan yang diberikan oleh produsen atau
berkonsultasi dengan otoritas lingkungan setempat dapat membantu kita berperan dalam
menjaga kelestarian lingkungan.
62
63
2 ml) softener.
Untuk mendinginkan
Air dingin softener yang telah di
larutkan menggunakan
3 (100 ml)
air panas
Sebagai pelarut
4 Alkohol (2
parfum dalam bahan
ml)
softener
Parfum (2
Sebagai pengharum
ml)
5 dalam softener
63
64
menstabilkan
Emulsifier(p campuran dua cairan
olyglycol) 3 yang cenderung
6 ml terpisah.
64
65
3) Tambahkan sedikit demi sedikit ½ air panas sambal diaduk sampai softener
terlarut sempurna / tidak menggumpal dan merata
Gambar 3.3 memasukan air panas ke dalam wadah yang sudah disiapkan
4) Setelah terbentuk larutan yang rata, Tambahkan air dingin sebanyak ½ liter, dan
diamkan beberapa saat
65
66
5) Dalam wadah lainnya, campurkan solvent, emulsifier dan parfum sampai rata
D. LEMBAR KERJA
LEMBAR PRAKTIKUM
67
68
Proses pembuatan softener pelembut pakaian
1) Siapkan air panas sebanyak ½ liter
2) Siapkan softener concentrate yang telah ditimbang sesuai resep pada
wadah/baskom.
3) Tambahkan sedikit demi sedikit ½ air panas sambal diaduk sampai softener
terlarut sempurna / tidak menggumpal dan merata
4) Setelah terbentuk larutan yang rata, Tambahkan air dingin sebanyak ½ liter,
dan diamkan beberapa saat
5) Dalam wadah lainnya, campurkan solvent, emulsifier dan parfum sampai rata
6) Setelah rata tambahkan ke dalam campuran pertama (larutan softener) dalam
keadaan dingin dan masukkan pewarna
7) Produk softener telah siap
Kesimpulan
Softener concentrate, sebagai bahan utama, mengandung surfaktan
kationik yang berperan dalam memberikan efek pelembut pada serat pakaian.
Emulsifier digunakan untuk mengemulsi bahan-bahan yang tidak saling larut,
sehingga menciptakan konsistensi cairan yang homogen. Pewarna dapat
ditambahkan untuk memberikan warna pada softener, menjadikannya lebih
menarik secara visual. Sementara itu, parfum digunakan untuk memberikan
aroma segar pada pakaian yang telah diolah dengan softener.
Dalam proses pembuatan, formulasi yang tepat dari bahan-bahan ini
perlu dipertimbangkan untuk mencapai konsentrasi dan efek yang diinginkan.
Campuran bahan-bahan tersebut kemudian diuji dalam berbagai pengaturan
untuk memastikan keamanan, kualitas, dan kinerja produk.
68
69
E. REFERENSI
Supriyadi, E., Dewanti, R. N., Shobur, M., & Handayani, E. T. (2020). Penyuluhan Dan
Pelatihan Pembuatan Detergen Cair Pakaian di Sawangan Depok.
Rana, S., dan Shahid-ul-Islam (2018). Fabric Softeners. Dalam Textile Chemical
Processing: An Introduction. Woodhead Publishing.
Singh, A., Goyal, A., dan Goyal, S. (2018). A Comprehensive Review on Textile
Softeners. Journal of Cleaner Production, 172, 2396-2411.
Sivakumar, K., dan Senthilkumar, S. (2016). Fabric Softeners. Dalam Handbook of
Functional Textiles, Volume 2: Technical Textiles. CRC Press.
Scheibel, J.J. 2004 the evolution of anionic Surfactants Technology to meet
the requirements of the Laundry deterjent industry, J. Surfactants. Deterg., 7(4),
319-328
Hussain, T., Gupta, R., dan Ahuja, M. (2014). Fabric Softeners. Dalam Textile
Chemicals: Environmental Data and Facts. Springer.
Kroschwitz, J. I., dan Howe-Grant, M. (2012). Fabric Softeners. Dalam Kirk-Othmer
Encyclopedia of Chemical Technology. John Wiley & Sons.
PERTEMUAN 4
A. TUJUAN PRATIKUM
Tinta rubber merupakan salah satu jenis tinta yang larut dalam air atau dikenal
dengan istilah waterbase. Tinta yang terbuat dari komposisi karet ini memiliki
karakteristik yang pekat dan lentur. Jenis tinta ini banyak digunakan untuk
aplikasi sablon pada kain berwarna gelap seperti misalnya hitam, merah tua, dan
ungu tua. Sablon kaos dengan pasta rubber biasanya memberikan hasil sablon
yang mampu menutup permukaan kain secara merata. Dengan karateristik pasta
rubber yang elastis dan menutup kain dengan baik, tinta rubber juga banyak
digunakan sebagai underbase. Yang berfungsi sebagai penutup kain pada lapisan
dasar sebelum mengaplikasikan sablon warna terang di atasnya. Berdasarkan
fungsi dan kegunaannya, tinta rubber dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
Untuk penggunaan kedua jenis tinta tersebut, Anda tidak bisa mendapatkan hasil
warna merah terang dengan tinta rubber white. Karena komposisi campuran
titanium (bubuk putih) yang lebih dominan jika dibandingkan dengan tinta rubber
color. Jika Anda ingin sablon kaos dengan pasta rubber menghasilkan warna
merah terang, maka dibutuhkan pigmen yang lebih dominan dari tinta rubber
white. Perlu diketahui bahwa dengan tinta rubber white, tinta cenderung
mengalami over-pigment. Akibatnya hasil sablon menjadi kurang awet dan
mudah luntur ketika dicuci. Tinta rubber white hanya efektif untuk fungsi
underbase pada kaos atau hanya menghasilkan warna-warna pastel saja. Sebagai
catatan, jika Anda ingin mendapatkan hasil sablon dengan warna putih bersih
maka disarankan untuk mencampur tinta dengan sedikit pigmen ungu atau nila.
Sablon atau printing adalah kegiatan mencetak objek dalam bentuk gambar atau
tulisan yang dilakukan dengan menggunakan screen atau template di permukaan
yang dasar dengan media apa saja. Media yang biasa digunakan dalam sablon ini
bisa datar dengan media apa saja. Media yang biasanya digunakan dalam sablon
ini bisa media yang memiliki daya serap tinggi seperti kain, daya serap menengah
seperti spanduk dan daya serap minimal seperti plastic. Kain biasanya di print
dengan menggunakan pewarna pigment. Pigment ini tidak larut dalam air dan
tidak meresap pada kain. Agar dapat meresap, diperlukan binder pada pasta
printing. Kmponen kedua yang juga penting adalah thinkener atau pengental,
karna thinkener ini memastikan warna akan tetap menempel pada daerah yang
diinginkan hingga dilakukan pengeringan. Jika thinkener tidak diguanakan maka,
pasta akan menyebar hingga hasilnya tidak baik.Terdapat beberapa kelebihan
yang akan diperoleh ketika memilih jenis sablon rubber untuk menyablon kaos.
Untuk semakin jelasnya, berikut ini kelebihan dari sablon rubber adalah:
1. Harganya yang lebih terjangkau
Terdapat beberapa kelebihan yang akan diperoleh ketika memilih jenis
sablon rubber untuk menyablon kaos. Untuk semakin jelasnya, berikut ini
kelebihan dari sablon rubber adalah:
A. Mudah kering
Karakteristik tinta sablon ini juga termasuk penting untuk diperhitungkan
bagi yang ingin membuka usaha sablon. Kecepatan tinta sablon saat
71
pengeringan dapat mempengaruhi seberapa cepat pakaian disablon dalam
satu hari. Semakin lama tinta sablon mengering, semakin sedikit pula
pakaian yang bisa disablon dalam satu hari. Semakin sedikit pakaian yang
dapat disablon, maka semakin sedikit pula profit yang bisa dihasilkan.
B. Mudah diperbaiki
Ini dia karakteristik yang tidak kalah penting untuk diperhitungkan. Tinta
sablon rubber merupakan tinta sablon yang mudah diperbaiki. Dengan
begitu, jika ada kesalahan dalam proses penyablonan, Anda dapat
mengoreksinya selagi basah. Karakteristik ini penting untuk dimiliki oleh
tinta sablon karena proses sablon, terutama sablon manual, tidak terlepas
dari human error.
C. Perawatan mudah
Tidak hanya menguntungkan pihak tukang sablon, sablon rubber juga
menguntungkan konsumen yang memakai pakaian dengan sablon rubber.
Pasalnya, sablon ini sangat mudah perawatannya. Saat disetrika, bagian
tinta sablon rubber pada pakaian tidak mudah lengket dan pecah. Namun,
hal ini bisa berhasil bergantung pada kualitas tinta sablon rubber yang
digunakan dan juga suhu panas setrika. Untuk lebih amannya, Anda bisa
menurunkan suhu setrika saat menggosok bagian pakaian yang ada
sablon rubber. Anda juga bisa tetap menggunakan suhu setrika yang tidak
terlalu panas namun dengan melapisi pakaian yang disetrika dengan
lapisan tambahan. Kain yang digunakan untuk lapisan tambahan ini
sebaiknya tidak terlalu tebal maupun tipis agar baju bisa licin disetrika
dengan sempurna.
8 amonia
D. LEMBAR KERJA
LEMBAR PRAKTIKUM
B. KESIMPULAN
E. REFERENSI
Achmad.R, M., Airlangga, F., & M. Yusuf, I. F. (2019). Formulasi Pembuatan
bahan pasta sablon
Yosi.F (2016). Bahan pigment atau pasta sablon dan fungsi kegunanaan Tinta
rubber pada sablon
T.shirtbar (2018). Kelebihan memilih menggunakan sablon rubber atau tinta
rubber dalam pasta sablon
Widewalls ( 2019 ) Teknik cetang saring di era dinasti song Tahun 960 Untuk
pembuatan cetak atau sablon, 6(3)
80
PERTEMUAN 5
A. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Berikut merupakan alat dan bahan dalam membuat pasta pigment printing.
Tabel 5 1 alat dan bahan pasta pigment printing.
Pigment/
Agar pasta pigment
pewarna :
printing memiliki
5% (dark); 1-
warna yang kita
2% (light);
1. inginkan
3%
(medium)
sebagai pengikat
2 Binder latex pigment merekatkan.
(5 Gram)
Untuk
3 Synthetic memadatkan/pengen
thickener/pen tal pasta pigment
gental (2 printing.
Gram)
Amonia/
Untuk pelarut atau
larutan alkali
penguat
4 (secukupnya)
Untuk menaruh
6 Gelas plastik
atau
menempatkan
pasta pigment
printing.
83
2. Masukan aquades seberat 22 Gram pada gelas yang telah ada thickener
84
Gambar 5. 5 menambahkan latex binder kedalam wadah yang sudah tercampur merata.
D. LEMBAR KERJA
LEMBAR PRAKTIKUM
B. KESIMPULAN
E.REFERENSI
Yani, A. (2004). Mencetak dengan Teknik Cetak Saring/Sablon. Modul,
Departemen Pendidikan Nasional.
Poespo, G. (2005). Pemilihan Bahan Tekstil. Yogyakarta: Kanisius.
Dewanti, Rully Nur, et al. "Penyuluhan Dan Pelatihan Keterampilan
Sablon Pigment Pasta Manual Di Karang Taruna 03 Desa
Cisauk." Jurnal PADMA: Pengabdian Dharma
Masyarakat 1.1 (2021).
TAUFIQ, Agus; NURMANSYAH, Riski Ayu; AIN, Nisrina Qurotu. Penggunaan
Pasta Cap Bebas Minyak Pada Pencapan Kain Kapas Dengan Zat
Warna Acramine. Teknoin, 2016, 22.11.
SABLON, Karang Taruna. PENYULUHAN DAN PELATIHAN KETERAMPILAN
SABLON PIGMENT PASTA MANUAL DI KARANG TARUNA 03
DESA CISAUK.