OLEH
MUHAMAD RURI SYAHBANI
NIM: 1518035
i
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI II
OLEH
MUHAMAD RURI SYAHBANI
NIM: 1518035
ii
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI PT BUMIMULIA INDAH LESTARI
Menyetujui
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
Teknik Kimia Polimer
iii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING LAPANGAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI PT BUMIMULIA INDAH LESTARI
Pembimbing Lapangan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan laporan praktik kerja industri ini. Penulis
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan laporan praktik kerja industri ini sangatlah
sulit untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. Mustofa, S.T., M.T., selaku Direktur Politeknik STMI Jakarta.
2. Fitria Ika Aryanti, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Kimia
Polimer Politeknik STMI Jakarta.
3. Ella Melyna, S.T., M.T., selaku Sekretaris Program Studi Teknik Kimia
Polimer Politeknik STMI Jakarta.
4. Ir. Untung Prayudie, M.T.A., selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan laporan ini.
5. Pimpinan PT Bumimulia Indah Lestari yang telah memberi kesempatan
kepada kami untuk melaksanakan kerja praktik dan memperoleh data yang
kami perlukan.
6. Bapak Nur Cholis, S.S., dan Bapak Calviando, S.T., selaku HRD di PT
Bumimulia Indah Lestari yang berjasa dalam penerimaan kami untuk
melaksanakan Praktik Kerja Industri.
7. Ibu Evy Surjani, S.M., selaku Department Head Quality Management di PT
Bumimulia Indah Lestari yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk melakukan Praktik Kerja Industri di Departemen yang dipimpin.
8. Ibu Stephanie Felita, S.TP., selaku Assisntant Manager Department Quality
Management dan pembimbing lapangan di PT Bumimulia Indah Lestari yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan kami
dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri.
9. Bapak Yosua, S.T., Bapak Ari, S.T., Bapak Arifin, S.T., Ibu Devi, Ibu Ranty,
Ibu Rina dan Ibu Tania serta segenap karyawan yang ada di PT Bumimulia
Indah Lestari, yang telah memberikan pengalaman dan pengetahuan proses
yang ada dan dijalankan di PT Bumimulia Indah Lestari.
v
10. Orang Tua dan keluarga, yang telah memberikan dukungan dan doa untuk
kelancaran dalam mengerjakan laporan Praktik Kerja Industri ini.
11. Nur Azizah Kurniasari yang telah membantu dalam memberikan semangat
dan masukkan terkait dengan Praktik Kerja Industri yang sedang saya
jalankan.
12. Seluruh teman-teman seperjuangan Prodi Teknik Kimia Polimer angkatan
2018 yang telah memberi dukungan kepada kami, dan
13. Semua pihak yang tak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam menyelesaikan laporan ini.
Akhir kata, kami berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga Laporan Praktik Kerja Industri ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................2
I.1 Latar Belakang................................................................................................2
I.2 Nama dan Lokasi Pelaksanaan Prakerin.........................................................4
I.3 Waktu Pelaksanaan Prakerin...........................................................................4
I.4 Maksud dan Tujuan Prakerin..........................................................................4
I.5 Manfaat Prakerin.............................................................................................5
BAB II PELAKSANAAN.......................................................................................7
II.1 Bidang Kerja..................................................................................................7
II.2 Pelaksanaan Kerja..........................................................................................7
II.3 Kendala Yang Dihadapi.................................................................................8
II.4 Cara Mengatasi Kendala................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................24
IV.1 Data Umum Perusahaan.............................................................................24
IV.2 Produksi......................................................................................................35
BAB V PENUTUP.................................................................................................43
V.1 Kesimpulan..................................................................................................43
V.2 Saran............................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................45
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
i
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Supaya mencapai hasil yang optimal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dibutuhkan kerjasama dan jalur komunikasi yang baik antara perguruan
tinggi, industri, instansi pemerintah dan swasta. Kerjasama ini dapat dilaksanakan
dengan penukaran informasi antara masing-masing pihak tentang korelasi antara
ilmu di perguruan tinggi dan penggunaan di dunia industri.
2
Program studi Teknik Kimia Polimer Politeknik STMI Jakarta Kementerian
Perindustrian RI adalah salah satu perguruan tinggi negeri dengan sasaran
pengembangan dan penggunaan proses industri, unit operasi, dan perancangan
dalam skala besar dimana bahan mengalami perubahan fisik dan kimia tertentu.
Mahasiswa Teknik Kimia Polimer Politeknik STMI Kementerian Perindustrian RI
sebagai bagian dari sumber daya manusia Indonesia secara khusus disiapkan
untuk menjadi polymer product development engineer, polymer process engineer,
polymer production engineer, polymer quality engineer dan technical support
engineer.
Untuk menunjang hal tersebut maka Program studi Teknik Kimia Polimer
Politeknik STMI Kementerian Perindustrian RI mewajibkan mahasiswanya untuk
melaksanakan Praktik Kerja sebagai kelengkapan teori (khususnya dalam bidang
keahlian) yang dipelajari di bangku kuliah. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
di PT Bumimulia Indah Lestari sesuai untuk menjadi tempat Praktik Kerja
Industri (Prakerin) karena terdapat proses dan ilmu yang berkaitan tentang studi
polimer. Prakerin pada Politeknik STMI Jakarta merupakan salah satu syarat tugas
akhir yang harus dilakukan oleh mahasiswa. Prakerin dilaksanakan untuk melatih
dan memberikan pengajaran kepada mahasiswa dalam Dunia Industri atau Dunia
Usaha yang relevan terkait kompetensi di masing-masing program studi. Prakerin
juga memberikan manfaat pembekalan kepada mahasiswa bagaimana ilmu dalam
dunia kerja di masa yang akan datang.
3
I.2 Nama dan Lokasi Pelaksanaan Prakerin
Nama tempat pelaksanaan Prakerin yaitu PT Bumimulia Indah Lestari (PT BIL)
yang terletak di Jl. Jababeka XVI Kav. V No. 65A, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
17550. Bisa dilihat pada gambar I.1
4
2. Melakukan Prakerin dengan menerapkan ilmu yang didapat selama di bangku
kuliah sesuai dengan jurusan Teknik Kimia Polimer.
5
2. Bagi Perusahaan
Hasil pengumpulan data yang dilakukan selama Praktik Kerja dapat menjadi
bahan masukan bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan perusahaan di masa
yang akan datang. Selain terbuka kesempatan bagi perusahaan untuk dapat bekerja
sama dengan program studi Teknik Kimia Polimer Politeknik STMI Jakarta
Kementerian Perindustrian RI.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang realisasi penerapan
teori yang ada dalam dunia industri sehingga nantinya diharapkan mampu
menerapkan ilmu yang telah didapat dan mengaplikasikan pengalaman kerja di
industri.
6
BAB II
PELAKSANAAN
7
II.2.2 Internal Auditor
Audit internal yang dilakukan yaitu untuk seluruh departemen di PT BIL (Plant
Cikarang, Merak, Gresik dan Marunda). Audit internal yang dilakukan meliputi
segala kegiatan yang berkaitan dengan ISO 9000:2015 (Manejemen Mutu) yang
akan dilakukan sertifikasi ulang ISO 9000:2015 pada bulan Januari 2022.
Pelaksanaan audit internal ini bertujuan untuk memastikan seluruh kondisi dan
sistem yang telah diajukan oleh seluruh departmen konsisten terlaksana dan
berjalan dengan sesuai dengan tujuan awal sistem tersebut diajukan, serta untuk
memeriksa kesesuain sistem dengan ISO 9000:2015 agar perusahaan dapat terus
dipercaya oleh para pelanggan. Internal auditor tidak hanya melakukan audit
terhadap internal saja, tetapi juga melakukan audit terhadap supplier. Hal itu
bertujuan untuk memastikan bahwa pemasok tidak sembarangan dalam
mengirimkan produk mereka yang telah dipesan oleh PT BIL. Pelaksanaan audit
internal ini didampingi dan mendampingi Ibu Felita, Bapak Yosua dan Bapak Ari.
8
9
BAB III
LANDASAN TEORI
Dalam pelaksanaannya ISO 9000:2015 ini bukan sebagai peraturan yang berisifat
wajib, namun bersifat sukarela. Walaupun bersifat sukarela, namun bagi
perusahaan yang mendapatkan sertifikat ISO 9000 akan memiliki image/citra
yang bagus. Produk yang dihasilkan dan dijual ke pelanggan akan mendapat
penghargaan karena diyakini telah melewati proses yang baik dan bermutu tinggi.
Dalam pelaksanaannya, bagi perusahaan yang telah memperoleh sertifikat akan
dilakukan audit internal minimum 1 kali dalam setahun dan audit eksternal 1 kali
setiap tahun. Sertifikat ISO akan berlaku paling lama 5 tahun, setelah itu harus
dilakukan sertifikasi ulang.
ISO 9000:2015 mengadopsi siklus manajemen PDCA (Plan, Do, Check, Act) serta
dalam implementasinya membutuhkan Risk Based Thinking untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi sistem manajemen mutu dari perusahaan.
1
III.2 Injection Molding
Injection molding adalah teknik pembentukkan bahan plastik (resin atau polimer)
yang dipanaskan hingga cukup melunak lalu diumpankan ke cetakan tertutup
dimana material dilakukan pendinginan untuk mendapatkan hasil produk yang
diinginkan. Banyak industri plastik yang menggunakan proses ini untuk salah satu
produk yang dibuatnya. Mesin injection molding terdapat 2 bagian besar seperti
gambar III.1 yaitu injection unit dan clamping unit. Proses injection molding
mempunyai tiga zona, yaitu feeding zone, transition zone, dan metering zone.
Siklus proses untuk injection molding terdiri dari empat tahap, yaitu clamping,
injection, cooling, dan ejection.
A. Clamping
Pada tahap ini awalnnya kedua bagian cetakan dijepit (terkunci). Pelet plastik dari
hopper masuk ke dalam barrel baja dengan putaran screw. Barrel dikelilingi oleh
pemanas, screw ditekan mundur ketika plastik terkumpul di ujung barrel.
1
B. Injection
Pada tahap ini lelehan plastik mengisi cetakan melalui sprue dengan gaya hidrolik
dari screw yang mendorong ke depan. Biasanya, screw akan tetap berada
posisinya sampai resin mulai mengeras di cetakan.
C. Cooling
Pada tahap ini, resin yang sudah mengisi ruangan cetakan diberi waktu beberapa
saat sampai mengeras dengan sempurna.
D. Ejection
Pada tahap ini tekanan dipertahankan di cetakan sampai plastik cukup dingin dan
setelah cycle time selesai, cetakan dibuka dan secara manual produk dilepaskan
dari cetakan. (Roosmariharso dkk., 2017)
Proses injection molding menghasilkan produk langsung jadi karena prinsip
kerjanya tanpa atau sedikit ada proses setelahnya untuk membentuk produk lebih
lanjut. Teknik injeksi juga menghasilkan produk sangat cepat karena mempunyai
laju produksi yang tinggi.
1
Keuntungan dari proses injection molding yakni banyak material atau partikel
yang digunakan pada saat yang bersamaan, dapat membuat produk yang sangat
kecil, meninggalkan sangat sedikit sisa selama produksi produk, memiliki
kemampuan untuk membuat lubang pada produk, warnanya mudah dikontrol
dalam produksi, dan dimensinya sangat tepat. Kekurangan proses injection
molding yaitu biaya perkakas, permesinan awal, dan cetakan yang sangat tinggi.
Keluaran produk dari mesin injection molding meninggalkan beberapa sisa yang
tidak terpakai, seperti sprue, runner, dan gate seperti gambar III.2. Bagian
tersebut terbentuk pada mold untuk saluran aliran polimer leleh mengalir dari
nozzle menuju cavity. Bagian sisa yang mengeras ini biasanya di-recycle dengan
crusher agar dapat dipakai lagi bersama bahan baku.
1
Gambar III.3 Defect pada proses injection molding
Sumber : www.spark-mould.com (2022)
A. Flashing
Flashing adalah kelebihan material polimer pada mold yang tampak sebagai lapisan
tipis di tepi suatu produk.
a. Penyebab
1) Mold yang dirancang dengan buruk atau aus dan rusak.
2) Temperatur mold atau tekanan injeksi yang terlalu tinggi
b. Solusi
1) Memperlengkapi kembali atau mendesain ulang cetakan jika pelat tidak
terpasang dengan benar atau memungkinkan material mengalir ke luar saluran.
2) Meningkatkan gaya clamp pelat untuk membatasi aliran material ke runner.
3) Menyesuaikan temperatur mold, tekanan injeksi dan ventilasi untuk
meningkatkan aliran lelehan material.
B. Short Shoot
Short shoot adalah area di produk yang material plastiknya pendek karena lelehan
material polimer tidak mengisi penuh cavity mold.
1
a. Penyebab
1) Kinerja mesin injection molding yang tidak memadai (kapasitas short, kapasitas
plasticizing, dan lain-lain).
2) Kemampuan aliran lelehan material polimer yang buruk.
3) Permukaan penampang gate terlalu kecil. Ketebalan produk yang dicetak
terlalu tipis.
4) Ventilasi gas pada mold yang buruk.
b. Solusi
1) Mendesain ulang mold dengan runner atau gate yang lebih lebar untuk aliran
lelehan material polimer yang lebih baik.
2) Meningkatkan kecepatan atau tekanan injeksi atau pilih material polimer dasar
dengan viskositas rendah untuk meningkatkan aliran lelehan.
3) Menaikkan temperatur mold untuk mencegah lelehan material polimer.
4) mendingin terlalu cepat.
5) Menambahkan ventilasi udara tambahan atau memperbesar ventilasi yang ada di
mold untuk memungkinkan udara yang terperangkap dapat keluar.
C. Sink Marks
Sink marks terjadi akibat penyusutan di bagian produk yang lebih tebal dan muncul
sebagai lekukan pada bagian tersebut.
a. Penyebab
1) Sama seperti yang menyebabkan void (gelembung), tetapi sink mark muncul
saat permukaan produk mendingin terlalu lambat.
2) Tekanan yang tidak memadai di cavity.
3) Temperatur berlebih di gate.
b. Solusi
1) Meningkatkan jumlah umpan material.
2) Menurunkan pengaturan temperatur barrel.
3) Meningkatkan laju dan kecepatan injeksi.
4) Menurunkan temperatur mold.
5) Membuat gate lebih besar dan runner lebih pendek.
1
D. Warping
Warping adalah hasil dari dimensi yang tidak konsisten atau tidak terduga di
seluruh bagian produk yang mengakibatkan produk yang berubah bentuk. Bagian
produk yang melengkung tidak sesuai dengan bentuk cavity mold dan penyusutan
produk yang tidak rata.
a. Penyebab
1) Kecepatan injeksi yang rendah.
2) Pendinginan produk terjadi terlalu cepat.
3) Dinding produk tidak memiliki ketebalan yang seragam.
4) Temperatur lelehan material polimer yang rendah
b. Solusi
1) Memilih material plastik yang cenderung menyusut dan berubah bentuk.
2) Mengoperasikan pin knock out dengan cara yang seragam.
3) Memberikan beberapa pin knock out.
4) Mengubah lokasi gate.
1
Parison adalah bagian yang digunakan dalam blow molding yang mana udara
dipompa ke bentuk yang diinginkan. Bagian ujung yang terbuka adalah parison.
Sedangkan preform bagian ujungnya tertutup. Preform sebagian besar digunakan
pada pembuatan botol (Roosmariharso, dkk., 2017).
(a) (b)
Gambar III.4 (a) Parison, (b) Preform
Sumber : Roosmariharso dkk. (2017)
Tipe proses dari blow molding dibagi menjadi tiga, yaitu injection blow molding,
extrusion blow molding, dan stretch blow molding. Perbedaan tipe proses terlihat
dalam hasil produknya. Pada produk injection blow molding tidak memiliki garis
bawah pada bagian bawah produk, tetapi memiliki tanda titik hasil dari proses
injeksi pada pembuatan preform. Pada produk extrusion blow molding terdapat
tanda garis bawah pada bagian bawah produk hasil dari proses ekstrusi yang
dicapit oleh mold. Proses pembuatan produk dari proses ini dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu injection, blowing, dan ejection (Roosmariharso, dkk., 2017). Ilustrasi
proses blow molding dapat dilihat pada Gambar III.4
1
Gambar III.5 Ilustrasi proses blow molding
Sumber : Roosmariharso dkk. (2017)
1
Gambar III.6 Tahapan injection blow molding
Sumber : Belcher (2007)
1
Gambar III.7 Ilustrasi proses extrusion blow molding
Sumber : Roosmariharso dkk. (2017)
Kelebihan proses ini dalah rendah biaya peralatan dan die, produksi cepat, dan
kemampuan untuk membentuk bagian yang kompleks. Namun kekurangannya
adalah kekuatan produk rendah dan terbatas pada bagian yang berlubang
(Roosmariharso dkk., 2017)
2
Gambar III.8 Ilustrasi proses stretch blow molding
Sumber : Roosmariharso dkk. (2017)
Kelebihan dan proses stretch blow molding adalah produksinya cepat dan lebih
sedikit tekanan yang diperlukan karena core digunakan untuk merenggangkan
preform yang dipanaskan. Kekurangannya adalah hanya cocok untuk produk
tertentu (Roosmariharso, dkk., 2017)
III.4 Polimer
Polimer adalah suatu molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari
susunan ulang molekul kecil yang terikat melalui ikatan kimia disebut polimer
(poly = banyak; mer = bagian). Suatu polimer akan terbentuk bila seratus atau
seribu unit molekul yang kecil (monomer), saling berikatan dalam suatu rantai.
Jenis-jenis monomer yang saling berikatan membentuk suatu polimer terkadang
sama atau berbeda. Sifat-sifat polimer berbeda dari monomer-monomer yang
menyusunnya.
Plastik merupakan salah satu jenis polimer sintetik yang sangat memegang
peranan penting dalam kehidupan manusia. Penggunaan plastik semakin
meningkat dan menjadi komoditas perdagangan yang sangat penting. Hampir
setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau sebagai bahan dasar.
Setiap tahun sekitar 100 juta ton plastik diproduksi dunia untuk digunakan di
berbagai sektor industri.
2
III.4.1 Polimer Kristalin
Polimer kristalin adalah polimer dengan struktur rantai molekulnya tertata dengan
baik dan menjadi mudah bergerak setelah polimer tersebut dipanaskan sampai
titik lelehnya. (Bryce, 1997). Bila menginginkan struktur kristalin lebih banyak,
teknik pendinginan secara bertahap menjadi hal penting. Pada proses pencetakan
kadang disertai dengan proses penarikan, pada saat tertarik maka struktur kristalin
yang semula arahnya bervariasi menjadi lebih teratur ke satu arah membentuk
semacam serat (Aryanti, 2018).
2
BAB IV
PEMBAHASAN
Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha produksi Rigid Plastic Packaging
dengan berbagai varian pengemas, seperti: botol, jerrycan, palet, tube dan cap.
Produk yang dihasilkan sering dijumpai diberbagai kemasan kosmetik, minyak
pelumas (lubricant), makanan, agrokimia dan minyak makan. Dalam proses
produksinya PT BIL menggunakan mesin jenis injection moulding machin, blow
moulding machine, injection stretch blow molding, extrusion machine, printing
machine dan labellng machine. Selain itu, untuk menujang kegiatan produksi
perusahaan dilengkapi juga dengan peralatan modern dalam penanganan mold
produk seperti, Mesin CNC, sandblasting, dll.
2
Gambar IV.1 Lokasi PT BIL
Sumber : Dokumen PT BIL (2021)
2
IV.1.2 Visi, Misi dan Motto Perusahaan
Visi PT BIL sebagai berikut:
Menjadi produsen kemasan plastik Nomor 1 di Indonesia yang dihormati dan
diakui oleh konsumen.
2
4. Innovative
a. Berpikir kreatif dalam mencari solusi terbaik.
b. Fokus pada pemecahan masalah.
c. Selalu berupaya melakukan perbaikan dalam semua hal.
5. Passion
a. Bekerja dengan hati untuk mencapai hasil terbaik.
b. Fokus kepada hasil.
c. Tidak ada yang tidak mungkin.
B. Direktur Manufaktur
Direktur mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:
a. Direktur harus melaporkan kepada Presiden Direktur dalam penerapan dan
pemeliharaan dari sistem manajemen mutu yang efektif,
b. mengatur dan menjalankan PT BIL untuk mencapai tujuan atau sasaran
perusahaan dan untuk mendukung pengembangan bisnis baru oleh Presiden
Direktur,
c. mengembangkan strategi manufaktur untuk mendukung Presiden Direktur
dalam rangka kemajuan perusahaan,
d. memastikan bahwa kebijakan mutu perusahaan dimengerti, diterapkan, dan
dipelihara di seluruh bagian,
e. menjalankan pengembangan dan penerapan sistem manajemen mutu,
f. memastikan efektivitas dan efisiensi pemakaian sumber daya untuk mencapai
sasaran yang dibuat,
g. mengembangkan kebijakan sumber daya manusia, melakukan inventarisasi
sistem mutu untuk mendukung kelancaran operasi produksi,
2
h. mengembangkan dan melaksanakan sistem komputerisasi untuk pengendalian
dan perencanaan produksi,
C. Direktur Sales
Tanggung Jawab:
a. Direktur sales harus melaporkan kepada Presiden Direktur dalam penerapan
dan pemeliharaan dari sistem manajemen mutu yang efektif.
b. Mengatur dan menjalankan pemjualan serta pemasaran di PT BIL untuk
mencapai tujuan atau sasaran perusahaan dan untuk mendukung pengembangan
bisnis baru oleh Presiden Direktur.
c. Mengembangkan strategi penjualan dan pemasaran untuk mendukung Presiden
Direktur dalam rangka kemajuan perusahaan.
d. Menjalin dan menjaga hubungan PT Bumimulia Indah Lestari dengan pelanggan.
E. General Manager
Tanggung jawab :
a. Membantu Direktur dalam menjaga kelancaran jalannya aktivitas usaha
perusahaan dengan berlandaskan visi dan misi perusahaan.
b. Menjabarkan kebijakan mutu dan sasaran mutu yang bersifat umum yang
telah ditetapkan oleh Presiden Direktur menjadi kebijakan mutu setiap
departemen sehingga tercapainya kebijakan mutu dan sasaran mutu
perusahaan.terukur dan mudah untuk di evaluasi, dalam rangka menjamin.
2
c. Memberikan pengarahan lanjutan ke semua karyawan untuk berkomitmen
terhadap kualitas dan pelayanan kepada pelanggan, dengan menerapkan
kebijakan mutu di semua level karyawan.
d. Melakukan review secara periodik atas efektivitas dari pelaksaan sistem
manajemen mutu perusahaan.
F. Produksi
Tanggung Jawab
a. Memastikan bahwa sistem mutu dipelihara sesuai dengan Standar
Internasional ISO 9001:2015 dan FSSC 22000 Ver 5.1.
b. Memastikan bahwa tidak ada material di luar spesifikasi digunakan dalam
produksi.
c. memastikan bahwa semua produk yang tidak sesuai diidentifikasi
secara positif dipisahkan dan didisposisikan.
d. Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan yang diperlukan
secara efektif.
e. Memelihara semua rekaman mutu secara efektif.
G. Quality Management
Tanggung Jawab
a. Memelihara dan memperbarui rencana mutu.
b. Menyusun sistem kalibrasi semua alat ukur, inspeksi dan pengujian.
c. Memprakarsai dan mengkoordinir tindakan koreksi atas semua
ketidak sesuaian material dan produk.
d. Mengimplementasikan serta mengevaluasi pengecekkan berdasarkan keluhan
pelanggan.
e. Memelihara rekaman mutu.
H. PPIC
Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab dalam pengelolaan raw material dan pengalirannya.
b. Bertanggung jawab dalam merencanakan kapasitas produksi dan menyusun
jadwal produksi.
2
c. Bertanggung jawab untuk memproses order yang diterima.
d. Memelihara semua rekaman mutu secara efektif.
K. HR & Service
Tanggung Jawab
a. Memastikan segala kebutuhan karyawan dalam melakukan pekerjaan dapat
terpenuhi.
b. Memastikan segala kebijakan manajemen dilaksanakan oleh karyawan
3
c. Menciptakan ruang dan suasana kerja yang aman dan nyaman bagi
seluruh karyawan.
d. Memastikan seluruh fasilitas karyawan berfungsi dan tepat guna
e. Memastikan bahwa personil yang berkualifikasi yang diupah untuk
melakukan tugasnya sesuai dengan gambaran pekerjaan yang telah
ditetapkan,
f. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan secara spesifik untuk organisasi,
g. Membuat jadwal pelatihan terhadap seluruh karyawan
h. memelihara rekaman mutu secara efektif.
M. Mold Manufacture
Tanggung jawab:
a. Membuat mold sesuai dengan order yang diminta dari PPE.
b. Membuat segala kebutuhan tooling produk (Jig).
c. Memastikan mold yang akan digunakan dapat berjalan sesuai dengan spek
yang diinginkan.
d. Memastikan semua rekaman mutu terlaksana.
N. Mold Maintenance
Tanggung Jawab:
a. Melalukan pemeliharaan mold.
b. Melakukan perbaikan mold jika terjadi kerusakan.
c. Memastikan mold yang digunakan selama proses produksi tidak
3
mengalami kerusakan dan tidak mengganggu spek produk.
3
O. Management Representative
Management Representatif Sistem Mutu mempunyai tanggung jawab sebagai
berikut :
a. Management Representatif bertanggung jawab kepada Presiden Direktur
mengenai penerapan dan pemeliharaan sistem mutu secara efektif.
b. Memastikan bahwa sistem mutu terlaksana sesuai dengan standar internasional
ISO 9001:2015 dan FSSC 22000 Ver 5.1.
c. Mengoordinir tinjauan manajemen sistem mutu.
d. Bertanggung jawab untuk mengelola audit mutu internal.
e. Mewakili kebutuhan pelanggan dalam fungsi internal dalam hal
penerapan persyaratan ISO 9001:2015 dan FSSC 22000 Ver 5.1.
3
PT BIL memiliki sistem manajemen yang dilakukan untuk memenuhi standar
kualitas pabrik adapun sitem tersebut sebagai berikut:
1. Management Review
Melakukann pengecekkan dan pembahsan ulang terhadap pekerjaan yang telah
dilakukan selama 1 bulan agar dapat dilakukan improvement terkait hal-hal
yang masih menjadi kekurangan dari perusahaan.
2. Audit Mutu Internal
Dua kali dalam setahun untuk setiap departemen dilakukan oleh tim Internal
Auditor dari Management Representative mengenai Quality Procedure (QP)
yang telah dibuat dan memastikan seluruh kegiatan yang dilakukan mengacu
pada QP.
3. Audit Customer
Dilakukan oleh customer untuk melihat kelayakan dari PT BIL untuk menjadi
supplier.
4. Audit Supplier
Dilakukan oleh tim Internal Auditor, Quality Assurance (QA), PPIC dan
Purchasing. Audit supplier ini dilakukan terhadap pemasok yang memasok
material produksi untuk PT BIL dilakukan dengan standar yang PT BIL miliki.
5. Audit Good Manufacturing Practice (GMP)
Dilakukan oleh tim Internal Auditor terhadap departemen yang bertanggung
jawab langsung atas proses manufaktur yaitu, Produksi, QC, Gudang Raw
Material dan Gudang Finish Good. Dilakukan untuk mengecek standar
manufaktur yang dibuat oleh PT BIL telah dijalankan oleh departemen
tersebut. Audit GMP dilakukan sebulan sekali dengan dilakukan sistem scoring
(Penilaian).
6. Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin (5R)
Konsep 5R terdiri dari
a. Ringkas, yaitu pilah dan pisahkan barang yang tidak perlu,
b. Rapi, yaitu melakukan penataan di lingkungan kerja,
c. Resik, yaitu menjaga kebersihan di lingkungan kerja,
d. Rawat, yaitu memelihara kondisi ringkas, rapi, dan resik di lingkungan
kerja, serta
3
e. Rajin, yaitu membudayakan ringkas, rapi, dan resik.
Dilakukan secara internal untuk aspek kebersihan dan ketertiban penataan
lingkungan kerja.
IV.1.4 Ketenagakerjaan
IV.1.4.1 Profil Karyawan
Pada tahun 2021 PT BIL memliki karyawan berjumlah 1200-1300 karyawan yang
meliputi seluruh departemen dan seluruh plant. Pada plant cikarang terdapat 900-
1000 karyawan.
3
kecelakaan kerja. Untuk keselamatan kerja PT BIL menggunakan beberapa alat
keamanan, seperti:
1. Masker 3ply (seluruh area)
2. Helm (khusus bekerja diketinggian, maintenance serta moldshop)
3. Body Harness (khusus bekerja diketinggian)
4. Kacamata Las (pekerjaan khusus)
5. Google (pekerjaan khusus)
6. Sarung tangan (khusus area produksi)
7. Sepatu Safety (seluruh area)
8. Hairnet (khusus area produksi)
9. Cover Shoes (khusus close room & clean room)
10. Pakaian Hazmat (khusus clean room)
11. Desinfectan chamber (sebelum memasuki area perusahaan)
IV.2 Produksi
IV.2.1 Bahan Baku
Tabel IV.2 menunjukkan bahan baku yang terdapat di PT BIL, serta sumber
pemasok bahan baku.
3
Tabel IV.2 Bahan Baku
Material Pemasok
3
Gambar IV.5 Proses produksi di PT BIL
Sumber : Dokumen PT BIL (2021)
3
Order (WO) berupa dokumen tertulis berisi perintah kerja yang harus
dikerjakan. WO bertujuan untuk membantu perencanaan serta penjadwalan
suatu pekerjaan, dan semua infomasi kebutuhan terkait proses produksi
produk sesuai permintaan pelanggan. WO dikirimkan kepada bagian Raw
Material Planner (RMP) terkait bahan baku, dan departemen produksi
sebagai perintah untuk menjalankan proses produksi.
3. Produksi
WO yang telah didapat akan dilaksanakan oleh Departemen produksi untuk
diatur menggunakan jenis dan kondisi mesin serta WO tersebut sebagai bukti
kepada bagian RMP terkait material yang akan digunakan dan Mold
Maintenance terkait Mold dari produk yang dipakai. Nomor WO akan
digunakan sebagai nomor Batch produk.
4. Quality Control (QC)
Sebelum melakukan produksi secara massal departemen produksi harus
meminta kepastian dari QC terkait kesiapan dari seluruh aspek produksi
seperti mesin, mold dan material. QC akan mengecek sample Run-In produk
dan akan disesuaikan dengan sample approval yang telah disetujui oleh
pelanggan. Jika telah dinyatakan dapat dilakukan produksi, QC akan
melakukan pengecekkan sampel sebanyak 3x/shift dan diakhir produksi akan
diambil lagi sampel. Last Shot sebagai acuan untuk melakukan produksi
selanjutnya. Jika saat melakukan sampling terdapat produk Not Good (NG)
yang lolos dan sudah dikemas ataupun terdapat laporan keluhan dari
pelanggan, maka QC akan melakukan cek dengan melakukan sampling
dengan sistem perhitungan Acceptable Quality Limit (AQL). Produk yang
telah dinyatakan OK akan diberikan stampel “QC Pass” pada setiap box nya
dan akan dikirimkan ke departemen Finish Good.
5. Finish Good (FG)
Departemen FG akan menyimpan produk ke dalam gudang setelah produk
tersebut disetujui oleh QC. FG akan menympan barang ke dalam rak-rak
penyimpanan yang telah disediakan akan melakukan scanning terhadap
barcode yang ada pada produk untuk disesuaikan dengan barcode pada rak
agar
3
pengaturan sistem First In First Out (FIFO) pada gudang FG berjalan dan
tidak adanya penumpukan produk.
6. Logistik
Departemen Logistik nantinya akan mengirimkan barang sesuai dengan sales
order yang ada pada sales dan akan Logistik akan membuatkan jadwal
pengiriman sesuai dengan order pelanggan dan menyiapkan armada kepada
pihak ketiga.
IV.2.4 Produk
Dalam kesehariannya, PT BIL memproduksi berbabagi macam produk berupa
plastik kemasan rigid dalam bentuk tube, botol serta jerrycan dan PT BIL juga
memproduksi palet. Produk-produk PT BIL biasa ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari seperti kemasan Oli, Kosmetik, Kesehatan dan Makanan.
4
IV.2.4 Pemasaran Produk
Produk-produk PT Bumimulia Indah Lestari dipasarkan kepada beberapa
perusahaan diantaranya:
1. PT. Shell Indonesia
2. PT. Idemitsu Lubricant Techno Indonesia
3. PT. Castrol
4. PT. Pertamina Lubricants
5. PT. SMART
6. PT. Sanova
7. PT. Albea Indonesia
8. PT. KAO
9. PT. Herlina
10. PT. Syngenta Indonesia
11. PZ. CUSSONS, dll.
4
IV.2.5 Fasilitas Produksi
Fasilitas produksi di PT BIL meliputi mesin-mesin produksi,gudang, dan mesin
pengelola limbah. Tujuannya yaitu untuk mendukung segala proses produksi di
PT BIL. Berikut beberapa fasilitas produksi di PT BIL:
1. Mesin Blow Molding
2. Mesin Injection Molding
3. Mesin Injection Stretch Blow Molding
4. Mesin Extrusion
5. Mesin Labelling
6. Mesin Printing
7. Gudang Raw Material
8. Gudang Finish Good
9. Mold Manufacturing
10. Mesin Pencacah
4
IV.2.6.1 Utilitas
Utilitas merupakan unit penunjang utama untuk memperlancar jalannya suatu
proses produksi. Dalam suatu pabrik, utilitas memegang peranan yang penting,
karena suatu proses produksi dalam suatu pabrik tidak akan berjalan dengan baik
jika utilitas tidak ada. Oleh sebab itu, segala sarana dan prasarananya harus
dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat menjamin kelangsungan proses
produksi berjalan lancar. Utilitas yang terdapat di PT BIL yaitu:
1. Chiller
2. Compressor
3. Air Dryer
4. Dehumidifier
5. Silo Material
6. Mold Temperature Controller
7. Air Handling Unit
4
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan Prakerin di PT BIL, antara lain:
1. PT BIL berlokasi di Jl. Jababeka XVI Kav. V No. 65A, Cikarang, Bekasi, Jawa
Barat. 17550. Saat ini perusahaan telah memiliki 3 cabang utama perusahaan
yang berlokasi di Merak, Gresik dan Marunda.
2. PT BIL merupakan perusahaan industri plastik yang didirikan pada tahun 1997
yang menghasilkan beberapa produk jadi yaitu berbagai varian pengemas,
seperti: botol, jerrycan, palet, tube dan cap. Produk yang dihasilkan sering
dijumpai diberbagai kemasan kosmetik, minyak pelumas (lubricant), makanan,
agrokimia dan minyak makan.
3. Proses produksi di PT BIL menggunakan mesin jenis injection moulding
machin, blow moulding machine, injection stretch blow molding, extrusion
machine, printing machine dan labellng machine. Terdapat peralatan modern
untuk penanganan mold produk seperti, Mesin CNC, sandblasting, dll.
4. Bahan baku utama yang digunakan PT BIL adalah HDPE, LLDPE, LDPE, PP,
PET. Bahan baku penunjang yaitu masterbatch, label, dan tinta.
5. Unit utilitas di PT BIL sebagai penunjang seluruh kegiatan produksi, terdiri
dari chiller, compressor, air dryer, dehumidifier, silo material, mold
temperature controller, dan air handling unit.
6. Limbah yang dihasilkan PT BIL adalah limbah cair dan limbah padat.
V.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk PT BIL, yaitu:
1. Lakukan evaluasi terkait kinerja setiap departemen per kuartal, agar
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
2. Penambahan alat pengecekkan terkait material dan produk untuk
meminimalisir terjadinya critical defect.
3. Adanya pembuatan struktur terkait audit untuk internal audit antar departemen
sehingga dapat terkontrol seluruh departemen.
4
4. Tingkatkan man power atau alat pengecekkan untuk melakukan pengecekkan
produk.
5. Perlunya dilakukan Maintenance untuk PM mesin dengan jadwal yang tepat
waktu.
4
DAFTAR PUSTAKA
Belcher, S.L. (2007): Practical guide to injection blow molding, CRC Press,
Taylor and Francis Group, London, 6–24
BSN (2015): ISO 9001:2015 Sistem Manajemen Mutu, Jakarta.
Roosmariharso., Ahsan, S., dan Aryanti, F. I. (2017a): Teknologi manufaktur
plastik blow molding, Program Studi Teknik Kimia Polimer, Politeknik
STMI Jakarta, 1 – 16.
Roosmariharso., Ahsan, S., dan Aryanti, F. I. (2017b): Teknologi manufaktur
plastik injection molding, Program Studi Kimia Polimer, Politeknik STMI
Jakarta, 1 – 15.