TRI BANDRIO
NPM. 20111028.P
1
HALAMAN PENGESAHAN
MENYETUJUI
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Elektro (S1)
1i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan PKL ini. Penulis PKL ini
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan nilai PKL pada
Program Studi S1 Teknik Elekro, Sekolah Tinggi Teknologi Nusantara Lampung.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan PKL ini. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Sugeng Dwiono, S.H.,M.H. selaku Ketua STTN Lampung
2. Bapak Chandra Saigustia, S.T.,M.Eng. selaku Ketua Program Studi Teknik
Elektro (S1)
3. Ibu Ir. Leny Rudihartati, M.M. selaku Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing penulis menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan ini.
4. Staf pengajar dan Administrasi Sekolah Tinggi Teknologi Nusantara
Lampung
5. Rekan-rekan satu almamater
6. Seluruh rekan kerja di divisi Hulu Migas Produk Migas PT. Sucofindo
(Persero), yang senantiasa membantu dalam setiap kegiatan muat bongkar
petroleum produk ini, terutama Bapak Sutrisno yang senantiasa mensupport
dalam kegiatan ini
7. Seluruh keluarga, terutama ayanda Aswandi dan ibunda Sartina, juga istriku
tercinta Ayunani yang senantiasa mendorong peneyelesaian Laporan Praktik
Kerja Lapangan ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas
sebagai kebaikan semua pihak yang telah membantu dan semoga Laporan
PKL ini membawa manfaat.
Bandar Lampung, 13 Oktober 2022
Penulis,
ii2
DAFTAR ISI
3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengawasan dalam kegiatan bongkar muat produk, melakukan pengambilan
sampel, melakukan perhitungan muatan, maupun menganalisa apabila terjadi
dispute. Adapun yang melatar belakangi penulis memilih PT Sucofindo (Persero)
sebagai tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yaitu penulis merupakan
pegawai pada PT Sucofindo (Persero) dalam menangani setiap kegiatan bongkar
muat petroleum produk maupun chemical produk. Pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan ini dilakukan untuk mengimplementasikan teori-teori yang telah
dipelajari, melatih diri menambah pengalaman untuk beradaptasi dengan dunia
kerja yang sebenarnya.
2
1.3 Manfaat
Manfaat PKL bagi mahasiswa sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi persyaratan menuju perkuliahan jenjang Sastra 1 (S1).
2. Untuk menambah wawasan dalam dunia kerja.
3. Sebagai sarana pengembangan potensi dan kreatifitas yang dimiliki
mahasiswa
3
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
Tempat Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan di PT. Sucofindo (Persero)
yang berlokasi di Jalan Jendral Gatot Subroto No. 161, Pecoh Raya, Teluk Betung
Selatan, Bandar Lampung.
Waktu kegiatan PKL dilaksanakan pada semester ganjil pada tahun akademik
2022-2023 yang berlangsung salama 2 bulan atau 48 hari yang dimulai pada 1
Agustus 2022 sampai dengan 19 September 2022. Dengan jadwal dan waktu kerja
selama PKL adalah sebagai berikut :
1. Jam kerja jari Senin sampai dengan Jum’at 08:00-17:00
2. Jam istirahat hariSenin sampai dengan Jum’at 12:00-13:00
Jadwal Pelaksanaan PKL PT. Sucofindo (Persero) dapat lebih jelas dilihat
pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan PKL
Waktu
No. Hari Masuk Keluar Istirahat
1 Senin 08:00 17:00 12:00-13:00
2 Selasa 08:00 17:00 12:00-13:00
3 Rabu 08:00 17:00 12:00-13:00
4 Kamis 08:00 17:00 12:00-13:00
5 Jum’at 08:00 17:00 12:00-13:00
Sumber : PT. Sucofindo (Persero) Cabang Bandar Lampung
4
BAB II
KAJIAN TEORI
5
akan memberikan perintah kepada Bosun (boastwain) agar memimpin bawahan
lainnya untuk melakukan pembersihan tangki.
Untuk menghindari terjadinya kontaminasi muatan maka salah satu
langkah yang harus dilakukan adalah dengan membersihkan ruang muat.
Pembersihan ruang muat dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :
1. Kegiatan pembersihan ruang muat (tank cleaning) biasanya dilakukan
manakala kapal akan memuat muatan yang berbeda dengan muatan
sebelumnya atau atas permintaan pen-charter.
2. Tank cleaning bisa dilakukan dengan air laut ataupun muatan sejenisnya.
Pada kapal yang memuat muatan minyak jadi (product oil) maka digunakan
butterworth.
3. Setelah pelaksanaan tank cleaning, maka sisa air yang mengandung minyak
hasil tank cleaning dimasukkan ke dalam slop tank untuk dibongkar di darat.
4. Sementara air yang kandungan minyaknya sedikit dimasukkan ke dalam Oil
Water Separation (OWS) untuk dipisahkan antara air dan minyaknya. Setelah
dimonitor dengan menggunakan Oil Discharge Monitoring (ODM) dan
kandungan minyaknya kurang dari 15 ppm, maka air boleh dibuang ke laut
dan yang melebihi dari 15 ppm dimasukkan ke slop tank.
2.1.3 Persiapan Loading atau Discharging
Menurut buku Capt. H. Moh Aziz Rohman, MM., M.Mar tentang
penanganan dan pengaturan muatan (2019:91) hal-hal yang perlu diperhatikan
ketika proses pemuatan (Loading Operation) :
1. Mendiskusikan rencana pemuatan dari pihak pelabuhan dan pihak kapal.
2. Mengecek seluruh tangki-tangki dalam keadaan kosong dan bersih oleh
surveyor.
3. Mengisi tangki-tangki sayap kemudian semuanya, dengan memperhatikan
trim kapal.
4. Saluran pemuatan langsung dibuka ke ruangan pompa dan keran-keran ke
arah tangki-tangki dibuka.
5. Saluran-saluran gas juga harus dipasang, membuka keran pintas dan jika
perlu, menutup saluran ke tangki-tangki untuk mencegah kontaminasi.
6
6. Metode komunikasi pihak pelabuhan dan pihak kapal harus selalu
dilaksanakan, serta pemuatan harus dimulai dengan kecepatan rendah.
7. Apabila tingkat minyak pada masing-masing tangki sudah mencapai batas
ullage yang diisyaratkan, maka valve-valve ditutup, PV Valves siap untuk
dijalankan, pembukaan ullage diamankan.
Menurut buku Capt. H. Moh Aziz Rohman, MM., M.Mar tentang
penanganan dan pengaturan muatan (2019:93) hal-hal yang perlu diperhatikan
ketika proses bongkar (Discharging Operation) :
1. Mengecek ullage dan suhu menggunakan UTI (Ullage Temperature
Interface), oleh surveyor.
2. Pemeriksaan keamanan/keselamatan dilakukan sebelum pembongkaran
muatan. Sebagaimana saat memuat, pembongkaran dimulai lebih lambat.
3. Perintah pembongkaran muatan harus disusun untuk memastikan trim oleh
buritan kapal saat tangki-tangki sedang dialiri. Draining dan Stripping tangki-
tangki harus dilakukan pada tingkat rendah, jika tidak akan menarik dalam
udara dan kehilangan daya isapnya. Tangki terakhir dibongkar dengan
menggunakan pompa-pompa utama dan mengakhirinya dengan sebuah
pompa stripping, dan terakhir seorang surveyor muatan akan memeriksa dan
memastikan bahwa semua tangki kosong saat pembongkaran muatan telah
selesai dengan sempurna.
Pembagian muatan pada setiap tangki harus diatur sesuai dengan stowage
plan dan prosedur loading atau discharging yang baik dan benar, sehingga tidak
merusak bangunan kapal dan terhindar dari kontaminasi muatan.
Bila hal ini tidak dipenuhi maka bentuk dan konstruksi bangunan kapal
akan berubah bentuk menjadi hogging ataupun sagging. Kedua gejala ini timbul
sewaktu kapal berada di tengah laut dan pada saat proses loading atau discharging
muatan, karena terjadi tegangan-tegangan yang dapat mengakibatkan patahnya
bagian sambungan dek/pelat lambung. Oleh karena itu harus diperhitungkan
dengan baik ketika membuat stowage plan. Sebagai pertimbangan dan
perhitungan kasar, maka paling baik pembagian berat di atas kapal masing-masing
24% di bagian depan dan belakang, 50% di tengah. Menurut Madjid Awaluddin
7
(2013:17) kontaminasi dapat diartikan sebagai pengotoran atau pencemaran dan
biasanya dari luar ke dalam. Biasanya menyebabkan keterpengaruhan yang
sifatnya buruk.
Standar yang ditentukan oleh masing-masing terminal dilihat dari hasil
check tangki yang dilakukan oleh surveyor dan loading master. Apabila surveyor
sudah melakukan pengetesan terhadap tangki yang akan dimuat, maka pihak
surveyor dan loading master yang berhak menentukan standar dan kualitas tangki
yang diperbolehkan untuk memuat muatan.
8
6. Manhole : Lubang yang berada di atas tiap-tiap tangki muatan. Mempunyai
diameter 1 meter, sehingga lubang ini memungkinkan untuk digunakan
sebagai jalan masuk ke dalam tangki.
7. Reducer : Merupakan alat yang digunakan untuk menyambung antara
manifold kapal dengan cargo hose atau loading arm darat apabila antara
manifold dan cargo hose atau loading arm memiliki perbedaan diameter.
8. Manifold : Merupakan ujung dari pipa muatan atau cargo line utama, dimana
ujung dari pipa tersebut digunakan sebagai sambungan dari pipa darat ke
kapal untuk kegiatan bongkar muat kapal.
9. Loading arm : Merupakan pipa darat yang digerakkan secara otomatis
menggunakan mesin penggerak untuk kemudian disambungkan dengan
manifold kapal.
10. Cargo hose : Merupakan selang darat yang digunakan sebagai sambungan
dari darat ke manifold kapal.
11. Deck Seal : Lubang kecil dengan diameter kurang lebih 50 cm yang terdapat
di atas tangki-tangki muatan. Lubang ini digunakan untuk memasukkan
butterworth atau blower pada saat melakukan gas freeing.
12. Stripping : suatu proses pengeringan tangki muatan dari sisa minyak, dimana
hal ini dilakukan ketika pembongkaran melalui pompa muatan sudah tidak
bisa lagi menghisap minyak dari dalam tangki muatan.
13. Blower : Alat yang digunakan untuk memasukkan udara segar ke dalam
tangki muatan sebelum dilakukan pengecekan di dalam tangki.
14. Gas Freeing : Suatu proses yang dilakukan untuk membuat tangki muatan
bebas dari gas-gas beracun yang berbahaya. Gas freeing dapat dilakukan
dengan memberikan ventilasi atau peranginan yang baik ke dalam tangki
muatan. Hal ini dilakukan dengan maksud memberikan sirkulasi udara yang
cukup sehingga terdapat kandungan oksigen yang bersih dan tidak
mengandung zat berbahaya.
15. Gas Detector: Merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan
gas-gas di udara dan mengukur kadar gas di udara melalui sensor.
9
16. Oxygenmeter: Suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi atau mengetahui
kadar oksigen yang terdapat dalam tangki atau ruangan tertutup lainnya.
17. P/V Valve : Singkatan dari Pressure Vacum Valve, yaitu merupakan pipa-pipa
yang tegak di atas deck dengan ujungnya menggunakan non return valve
(kran satu arah) yang berfungsi untuk mengatur tekanan di dalam tangki
muatan dengan cara membuang atau menghisap udara luar. Hal ini sangat
penting diperhatikan terutama pada saat bongkar muat.
18. Bellmouth : Suatu cekungan yang terdapat di dasar tangki biasanya terletak di
pojok atau sudut dasar tangki muatan dimana di situ terletak ujung-ujung pipa
penghisap dari pipa cargo dan stripping.
19. Stowage Plan: suatu bagan rencana pemuatan cargo di atas kapal. Pada
umumnya stowage plan dilengkapi dengan keterangan pelabuhan muat,
pelabuhan bongkar, jenis muatan, berat muatan, dan lain sebagainya.
20. CCR : singkatan dari Cargo Control Room merupakan suatu tempat untuk
mengoperasikan bongkar muat pada kapal tanker, jadi proses bongkar muat
didalam tangki muat dikendalikan di dalam ruangan ini.
21. Perwira : awak kapal yang tercantum sebagai perwira dalam sijil anak buah
kapal (suatu buku yang merupakan daftar dari anak buah kapal lengkap
dengan catatan-catatan pribadi anak buah kapal dan disahkan oleh
syahbandar.
22. Awak Kapal : semua orang yang berada di kapal dan melaksanakan dinas di
atas kapal dan tercantum dalam sijil anak buah kapal dan telah
menandatangani perjanjian kerja laut.
23. Terminal : Terminal adalah tempat dimana kapal tanker sandar di dermaga
atau tambat di buoy untuk tujuan memuat atau membongkar muatan dari
terminal atau dari kapal.
24. Kontaminasi : Proses bercampurnya suatu zat dengan zat lain yang
mengakibatkan terjadinya suatu perubahan bentuk dan kandungan.
25. Slop Tank : tangki di atas kapal yang ukurannya lebih kecil daripada tangki
muatan umumnya. Tangki ini digunakan untuk menampung campuran air dan
minyak setelah dilakukan pembersihan tangki, atau untuk menampung
10
minyak-minyak kotor yang tidak dapat dibuang ke laut karena dapat
menyebabkan pencemaran laut.
11
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
12
PT Sucofindo (Persero) merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) yang
didirikan berdasarkan surat keputusan menteri Perekonomian RI tertanggal 20
September 1956 No.11.460 a/M berbentuk perseroan terbatas dengan nama
“Superintending Company Of Indonesia Ltd”, dan disahkan dihadapan Notaris
Tobing St. Arifin dengan aktenya No. 42 tertanggal 22 Oktober 1956 dan
anggaran dasarnya diumumkan dalam berita Negara RI No.293 tahun 1958.
PT Sucofindo (Persero) menyajikan jasa dalam bidang inspeksi, supervisi,
pengkajian dan pengujian. Legalitas usaha PT Sucofindo (Persero) Cabang
Bandar Lampung ditegaskan dengan dikeluarkannya Surat izin Usaha
Perdagangan Oleh Departemen Perindustrian dan perdagangan republic Indonesia.
Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdangangan Provinsi DKI
Jakarta Untuk PT Sucofindo (Persero) yang kemudian dilegalisir kepala kantor
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandar Lampung.
13
2. Gradiasi Warna
Menggambarkan nuansa warna yang melambangkan diversifikasi atau keragaman
jenis usaha, disamping menggambarkan suatu gerak yang melambangkan suatu
sifat yang berorientasi pada perkembangang dan kemajuan masyarakat. Hal
tersebut diatas merupakan cermin dari peran PT Sucofindo (Persero) Sebagai
Agen of development dalam masyarakat.
3. Logo Type
Menggunakan huruf microgamma (Aerostyle) yang mempunyai kesan tegas, luas,
dan stabil. Sifat ini menimbulkan citra yang senantiasa bersungguhsungguh dalam
setiap komitmen dengan semua pihak yang berhubungan.
14
b. Audit Gerai dan Mata Rantai Pasokan Makanan
c. Pemeriksaan Sanitasi dan Higienis Makanan
d. Pelatihan Keamanan Pangan
e. Evaluasi Pabrik atau CPMB (Cara Pengolahan Makanan Yang Baik)
f. Pemeriksaan Makanan dan Pengujian secara Laboratori
3. Sektor Rekayasa dan Transportasi (RKT)
a. Jasa Industri dan Rekayasa
b. Pemeriksaan Kualitas dan Kondisi
c. Sertifikasi
d. Pemeriksaan Mesin dan Peralatan Bukan Baru
e. Jasa Survey Marine dan Asuransi
f. Jasa Sertifikasi dan Pemeriksaan Otomotif
g. Jasa Sertifikasi Otomotif
h. Verifikasi Otomotif
i. Jasa Supervisi Proyek Investasi
j. Study kelayakan
k. Evaluasi Kehandalan Barang Modal
l. Kaji Ulang Rancangan Bangun dan Perekayasaan
m. Evaluasi Perancanaan dan Penjadwalan Proyek
n. Evaluasi Perencanaan dan Anggaran Biaya Proyek
o. Supervisi Proyek
p. Pemantauan Penyelesaian Proyek
q. Uji Tanpa Rusak
r. Uji Ultrasonik
s. Uji Partikel
t. Uji Penetran Cair
u. Uji Eddy Current
4. Sektor Mineral (MIN)
a. Pertambangan Metas Ore Minerals (MOM)
b. Pertambangan Batu Bara
c. Laboratorium Mineral
15
5. Sektor Migas (MIGAS)
a. Jasa Pemeriksaan Pengawasaan dan Analisa
b. Minyak Mentah dan Kondensat
c. Gas Cair
d. Hasil Kilang Minyak
e. Kimia dan Petrokimia
f. Jasa Kalibrasi
g. Kalibrasi Tangki Timbun,Tangki Kapal Tengker, Tangki Kereta dan
Tangki Truck.
h. Kalibrasi dan Perawatan Automatic Tanks Gauges (ATG)
i. Jasa Kalibrasi Alat Ukur Dinamis
j. Kalibrasi dan Pemeriksaan meter–meter arus
k. Kalibrasi dan Perawatan meter prover termasuk meter arusnya
l. Sistem Pengukuran dan Konsultasi untuk Keperluan Jual–Beli
m. Pengilangan Minyak Bumi dan Pengilangan Produk Kilang
n. Pengilangan Gas dan Pengolahan Produk Gas
o. Petrokimia
p. Laboratorium Migas Finansial
6. Sektor Finansial (FINS)
a. Verifikasi atau Pemeriksaan Persediaan
b. Pemantauan Persediaan atau Agunan
c. Manajemen Persediaan atau Agunan
7. Sektor Kelautan dan Kehutanan
a. Jasa Kelautan dan Perikanan
b. Penataan Tata Ruang Pesisir dan Lautan
c. Pembuatan Atlas Sumber Daya
d. Survey dan mapping, Remote Sensing & GIS
e. Manajemen Pemberdayaan Daerah
f. Pengembangan Basis Data Pencemaran Laut
g. Marine Coastal Resources Management (MCRM)
h. Fishing Ship Verification
16
i. Monitoring Control dan Surveillaince (MCS)
j. Jasa Kehutanan
k. Jasa Pengkajian Kehutanan
l. Inspeksi dan Supervisi
m. Monitoring Kehutanan
n. Jasa Lingkungan
o. Pengolahan Pengendalian Lingkungan Terpadu Berbasis Teknologi
Informasi
p. Monitoring Lingkungan
q. Pengkajian Lingkungan
r. Audit Lingkungan
s. Pengolahan Sistem Informasi Lingkungan
8. Sektor SICS (Sucofindo Internasional Certification Service)
a. SBU SICS
b. Proses Sertifikasi ISO
c. Sertifikasi ISO 14001
9. Sektor Pemerintah dan Industri Internasional (PII)
a. Jasa Verifikasi Masterlist
b. Jasa Vasilitas Perdagangan dan Industri
c. Jasa Otonomi daerah
10. Sektor Umum (JUM)
a. Jasa S dan PS
b. Fumigasi
c. Pest Control
d. Rodent Control
e. Jasa Pengelolaan Property S dan PS
f. Pemasaran
g. Riset dan Analisa Pasar
h. Pemeliharaan Pelayanan Pelanggan
i. Manajemen Gedung
j. Jasa Manajemen Proyek
17
k. Konsultan Property
l. Manajemen Audit Bangunan
m. Pemakaian Terbaik
n. Study Kelayakan Property
o. Jasa Logistik
p. Muatan Laut
q. Transportasi Darat
r. Muatan Udara
s. Jasa Sanitasi dan Manajemen Hama S dan PS
t. Jasa Pengendalian Hama Lingkungan
u. Jasa Pengendalian Rayap
v. Jasa Fumigasi
11. Divisi Bussines Support
a. Financial dan Accounting
b. HRD (Human Resource Officer)
c. UMUM (General Affair)
d. SI (Information System Officer)
e. PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
18
3.5 Struktur Organisasi PT. Sucofindo (Persero)
Struktur Organisasi adalah suatu tatanan tertinggi yang dibuat dari pemimpin
sampai yang dipimpin untuk melaksanakan aktivitas atau operasional organisasi
melalui garis–garis wewenang, pelaksanaan tanggung jawab, pengambilan
keputusan dan jalur komunikasi yang digunakan untuk mendapatkan informasi,
laporan–laporan dan arus dokumen transaksi. Untuk menghindari konflik
kepentingan yang potensial terhadap kegiatan perusahaan, PT Sucofindo (Persero)
Cabang Bandar Lampung sesuai dengan visi perusahaan yang ditetapkan oleh
Direktur Utama PT Sucofindo (Persero) Cabang Bandar Lampung menetapkan
tanggung jawab inti personil dalam perusahaan. Penetapaan tanggung jawab ini
digambarkan dalam bentuk struktur organisasi serta uraian tugas dan wewenang
dari masing–masing personil tersebut. Struktur organisasi PT Sucofindo (Persero)
Cabang Bandar Lampung secara garis besar ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Direksi (SKD) No.004/SKD-DRU/ORG/2002, tanggal 8 Maret 2002.
Struktur-struktur organisasi tersebut berbentuk organisasi lini yaitu pimpinan
langsung memberikan perintah kepada bawahan sebagai petunjuk bagaimana
melaksanakan tanggung jawab sebagai mekanisme kerja berada dalam pengwasan
dan terkendali. Pimpinan tertinggi pada PT Sucofindo (Persero) Cabang Bandar
Lampung adalah Manajer Cabang. Ada 8 sektor Badan Usaha (SBU) yang berada
di PT Sucofindo (Persero) Cabang Bandar Lampung yaitu:
1. SBU Pemeriksaan Produk Industri dan Konsumen (INKO)
2. SBU Pertanian (AGRI)
3. SBU Migas
4. SBU Mineral
5. SBU JUM S dan PS
6. SBU Finansial (FINS)
7. SBU RKT
8. Divisi Bussines Support
19
Struktur organisasi pada PT. Sucofindo (Persero) dapat lebih jelas terlihat
pada gambar 2.2
Kepala Cabang
Bandar Lampung
Bidang Inspeksi
Teknik dan Umum
1. Kepala cabang
Fungsinya mengambilan keputusan kebijakan operasional dan unit kerja yang
menjadi tanggung jawab, melakukan koordinasi dan konsultasi kepada direksi
yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan dibidang operasional, pemasaran,
keuangan, dan administrasi di unit kerjanya.
Tugas Pokok :
a. Mengerahkan pelaksanaan kebijakan dibidang operasi, pemasaran
keuangan, administrasi.
b. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan operasional jasa-jasa
perusahaan di cabang yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Mengantisipasi dan menindak lanjuti perkembangan peluang usaha
jasajasa perusahaan dicabang yang menjadi tanggung jawabnya.
20
2. Sekertaris
Fungsinya membantu aktifitas cabang, bertanggung jawab terhadap arus
masuk dokumen perusahaan kepimpinan serta mendistribusikan surat keseluruh
karyawan atau bagian lain, serta dapat melaksanakan tugas-tugas lainnya yang
berkaitan dengan tanggung jawabnya pada keskertarisan yang ditetapkan atau
diatur oleh Kepala Cabang atau pejabat yang ditunjuk.
Tugas Pokok:
a. Mencatat dan menggandakan setiap surat masuk atau keluar.
b. Mengatur dan menjadwalkan kegiatan kepala cabang.
c. Membuat atau mengajukan permintaan untuk kebutuhan ATK dan lain
lain.
d. Menerima dan menyampaikan instruksi dari kepala cabang untuk
disampaikan kepada pihak lain.
3. QSHE (Quality, Safety, Health and Envirotment) & Risk Management
Fungsinya mengawasi dan koordinasi Kegiatan operasional perusahaan sesuai
dengan SOP yang berlaku.
Tugas Pokok:
a. Membuat program kerja K3 dan perencanaan pengimplementasiannya.
b. Memastikan berjalannya program SMK3 dan membuat
dokumentasikannya.
c. Membuat laporan QSHE dan menganalisis data statistik kecelakaan
kerja.
d. Melakukan peninjauan resiko assessment, HIRAC, SOP dan JSA.
e. Melakukan promosi QSHE dan safety communication (safety Meeting,
Rambu-rambu QSHE) kepada karyawan.
f. Melakukan pemeriksaan pada peralatan kerja, tenaga kerja, kesehatan
tenaga kerja serta lingkungan kerja.
g. Meninjau keselamatan kerja dan pelatihan keselamatan.
h. Mampu melakukan penanggulangan kecelakaan kerja dan melakukan
penyelidikan penyebabnya.
i. Memastikan tenaga kerja telah bekerja sesuai dengan SOP.
21
j. Meninjau dan mengarahkan karyawan bekerja sesuai kewajiban dan
sesuai dengan sistem operasi perusahaan.
k. Mampu melakukan inspeksi HSE, melaksanakan program inspeksi HSE,
dan melaporkan inspeksi HSE.
4. Bidang Inspeksi Teknik dan Umum
Fungsinya merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, serta
mengendalikan kegiatan disektor inspeksi bongkar muat curah kering maupun
curah basah di Bandar Lampung untuk memastikan tercapainya sasaran kegiatan
usaha berdasarkan rencana dan kebijakan perusahaan yang telah ditentukan.
Tugas Pokok :
a. Menandatangani certificate dan report.
b. Mengevaluasi realisasi hasil laporan.
c. Menyepakati rencana kerja anggaran.
d. Mengevaluasi kinerja.
e. Menerima dan menolak order.
f. Melakukan amandemen certificate dan report.
g. Menetapkan harga jual sesuai dengan aturan standar yang ditetapkan.
Selain tugas dan tanggung jawab serta wewenang tersebut Bidang Inspeksi
Teknik dan Umum juga membawahi:
5. Surveyor / Inspektor
Fungsinya marine Surveyor hadir sebagai pihak ketiga dalam transaksi bisnis,
sebagai pihak yang independent yang dipercaya oleh kedua belah pihak baik itu
penjual dan pembeli untuk melaporkan hasil laporan survey terhadap muatan dan
kapal secara baik dan benar sesuai keadaan sebenarnya, hasil laporan survey
inilah yang menjadi jualan seorang surveyor.
Tugas Pokok : Membuat hasil laporan survey jumlah muatan dan kualitas muatan
barang
6. Foreman Sampling & Preparator
Tugas pokok Foreman Sampling :
a. Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan membina kerja
sama tim yang solid
22
b. Bertanggung jawab untuk melaksanakan pengaturan pengontrolan dan
peningkatan kemampuan sumber daya manusia,bahan baku / bahan jadi
/bahan setengah jadi dan mesin – mesin produksi didalam.
c. Bertanggung jawab untuk memaksimalkan efiensi meminimalkan biaya
dan menghasilkan bahan setengah jadi / bahan jadi yang memenuhi
standard kebutuhan pelanggan.
d. Membuat perencanaan pengambilan contoh uji sesuai dengan Good
Environmental Sampling Practice.
Tugas pokok Preparator :
a. Mempersiapkan dan mengemas sampel di lapangan untuk dipaketkan.
b. Mengawasi kegiatan dalam proyek dan melaporan hal-hal yang tidak
sesuai dengan ketentuan/aturan.
c. Merapikan dan mengembalikan segala peralatan dan perlengkapan yang
tidak terpakai pada tempatnya, serta memeriksa kelengkapan inventaris
proyek.
d. Ikut serta membantu dan mendukung kegiatan di lapangan dan
laboratorium, agar proyek PT Sucofindo berjalan dengan lancar.
e. Mentaati prosedur dan standar keselamatan selama bekerja dan
mengikuti pengarahan dari Divisi HSE.
7. Analyst
Tugas Pokok Analyst:
a. Mendata penerimaan order sampel laboratorium dibuku penerimaan
sampel untuk kemudian ditindaklanjuti.
b. Melakukan perencanaan dan pelaksanaan pengujian parameter kualitas
sampel.
c. Mendata hasil analisa sampel laboratorium di form.
d. Mengdata hasil analisa lengkap pada komputer.
e. Mengarsipkan berkas-berkas hasil analisa bagian analis berdasarkan
nomor.
23
8. Finance and Accounting Officer (FA)
Tugas Pokok :
a. Membuat invoice ke customer.
b. Membuat sertifikat hasil analisa sampel.
c. Membuat daftar sertifikat setiap bulan.
d. Membuat pengajuan permintaan barang dan jasa.
e. Customer Service Backup.
f. Menyusun akutansi laporan manajemen.
9. Customer Service
Tugas Pokok:
a. Sebagai dokumenkator , mencatat sampel masuk dan pemberian kode
sampel masuk.
b. Sebagai resepsionis , sebagai penerima tamu yang datang. Dalam hai ini
melayani pertanyaan yang diajukan customer dan memberikan informasi
yang diinginkan selengkap mungkin.
c. Sebagai Customer Relationship Officer , sebagai seseorang yang dapat
membina hubngan baik dengan seluruh customer.
d. Melakukan penawaran harga sampel pada customer.
24
BAB IV
PELAKSANAAN PKL
4.2 Pembahasan
Prosedur muat bongkar petroleum produk pada divisi hulu migas produk
migas di Bidang Inspeksi Teknik dan Umum, meliputi: (1) pengecekan tanki atau
tank inspection, (2) melakukan sonding initial dan final shore tank, (3) melakukan
pengambilan sampel, (4) melakukan supervisi kegiatan muat bongkar, (5)
melakukan penyegelan jalur, (6) membuat dokumen muat bongkar, (7)
memberikan hasil laporan kepada pihak-pihak terkait.
4.2.1 Pengecekan tanki atau tank inspection
Pengecekan Tanki atau tank inspection adalah proses pemeriksaan tanki
kapal sebelum kapal dimuat dan setelah muatan kapal dibongkar, dan proses ini
salah satu prosedur yang penting , sebelum dilakukan pemuatan produk kedalam
tanki kapal, kondisi tanki kapal harus bersih dan tidak ada kotoran ataupun sisa
produk sebelumnya, karena hal ini akan menyebabkan kontaminasi pada muatan
yang akan dimuat apabila kondisi tanki kapal tidak bersih dan masih menyisakan
kotoran didalamnya. Pada saat selesai pembongkaran tanki kapal harus dilakukan
tank inspection juga dengan tujuan memastikan bahwa muatan yang ada didalam
25
tanki semuanya sudah habis terbongkar dan menghindari terjadinya pencurian
oleh pihak kapal.
26
Gambar 4.2 Kegiatan sonding
4.2.3 Melakukan pengambilan sampel shore tank dan ship’s tank
Pengambilan sampel muatan bertujuan untuk mengetahui kualitas barang
yang akan dimuat atau dibongkar. Pengambilan sampel dilakukan oleh surveyor
yang kemudian akan diserahkan ke Lab untuk dilakukan analisa. Pada tiap
pelabuhan muat maupun bongkar dilakukan pengambil sampel untuk mengetahui
kualitas muatan yang ada. Apabila kualitas muatan jelek atau outspek maka tidak
akan dilakukan pemuatan dan akan dilakukan pengambilan sampel kembali guna
memastikan kualitas barang yang akan dimuat memiliki kualitas yang sudah
sesuai dengan permintaan pihak pembeli.
27
4.2.4 Melakukan supervisi/pengawasan kegiatan muat bongkar
Melakukan pengawasan dalam kegiatan muat dan bongkar adalah
kewajiban bagi seorang surveyor dengan tujuan sebagai pengamanan barang yang
sedang di muat dan di bongkar dan menghindari adanya pencurian oleh pihak-
pihak tertentu.
4.2.5 Melakukan penyegelan jalur dikapal
Penyegalan pada jalur muat bongkar kapal seperti penyegaln valve suction,
manhole/tutup tanki kapal, lubang sonding, manifold maupun valve pada pump
room, diperlukan sebagai pengamanan pada saat kapal melakukan perjalanan ke
pelabuhan bongkar setelah kapal selesai melakukan kegiatan pemuatan. Nomor
segel yang telah dipasang harus dicatat dan disesuaikan dengan bagian mana yang
sudah disegel, agar pada saat surveyor atau loading master di pelabuhan
pembongkaran memeriksa segel yang terpasang sudah sesuai dengan laporan yang
ada.
28
4.2.6 Membuat dokumen kegiatan muat bongkar
Dokumen muat bongkar adalah dokumen yang memuat semua kegiatan
kapal, mulai dari time sheet, ullage calculation, shore calculation, dry certificate,
sampel dan segel report, juga termasuk berita acara apabila diperlukan. Dokumen
inipun di tanda tangani oleh surveyor, loading master dan juga pihak bakal yang
diwakili oleh chief office.
4.2.7 Memberikan hasil laporan kepada pihak-pihak terkait
Dan setelah semua proses kegiatan muat bongkar selesai maka laporan
hasil kegiatan diserahkan kepada pihak-pihak terkait. Sebagai bentuk laoran yang
sah dan dapat dipertanggung jawabkan.
29
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan di PT Sucofindo (Persero),
banyak pengetahuan dan pembelajaran yang penulis dapatkan. Dengan demikian
penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yang penulis dapatkan dari Praktik
Kerja Lapangan :
a. Kegiatan muat bongkar petroleum produk harus menggunakan prosedur
yang sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan demi menjaga keamanan
kuantiti produk.
b. Kegiatan muat bongkar petroleum produk setiap prosedurnya saling
berkaitan dan tidak dapat ditinggalkan/ditangguhkan.
c. Kegiatan muat bongkar petroleum produk merupakan kegiatan yang
harus memiliki SOP dan prosedur yang ketat guna menjaga produk tetap
terjaga.
5.2 Saran
Setelah pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan selama kurang lebih 2 bulan
pada PT Sucofindo (Persero), saran yang dapat disampaikan oleh penulis sebagai
berikut :
1. Sebaiknya dalam melakukan pengawasan muat bongkar dilakukan oleh
dua orang dengan sift waktu yang ditentukan.
2. PT Sucofindo (Persero) diharapkan dapat melakukan kerja sama lagi
untuk kegiatan praktik kerja lapangan yang akan datang terhadap
mahasiswa/I Sekolah Tinggi Teknologi Nusantara Lampung agar dapat
belajar dengan rasa tanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan dari
pihak PT Sucofindo (Persero).
30
DAFTAR PUSTAKA
31
LAMPIRAN
32