Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

PROSEDUR KEGIATAN MUAT BONGKAR PETROLEUM PRODUK


PADA DIVISI HULU MIGAS PRODUK MIGAS
DI BIDANG INSPEKSI TEKNIK DAN UMUM PT. SUCOFINDO

TRI BANDRIO
NPM. 20111028.P

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSANTARA LAMPUNG
2022

1
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : PROSEDUR KEGIATAN MUAT BONGKAR


PETROLEUM PRODUK PADA DIVISI HULU
MIGAS PRODUK MIGAS DI BIDANG INSPEKSI
TEKNIK DAN UMUM PT. SUCOFINDO
Nama : Tri Bandrio
NPM : 20111028.P
Program Studi : Teknik Elektro
Tempat PKL : PT. Sucofindo (Persero)

MENYETUJUI

Pembimbing PKL Dosen Pembimbing

Sutrisno Ir. Leny Rudihartanti, M.M.


NPP. 97.67.02820 NIDN. 0216056601

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Elektro (S1)

Chandra Saigustia, S.T.,M.Eng.


NIDN. 0201089202

1i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan PKL ini. Penulis PKL ini
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan nilai PKL pada
Program Studi S1 Teknik Elekro, Sekolah Tinggi Teknologi Nusantara Lampung.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan PKL ini. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Sugeng Dwiono, S.H.,M.H. selaku Ketua STTN Lampung
2. Bapak Chandra Saigustia, S.T.,M.Eng. selaku Ketua Program Studi Teknik
Elektro (S1)
3. Ibu Ir. Leny Rudihartati, M.M. selaku Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing penulis menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan ini.
4. Staf pengajar dan Administrasi Sekolah Tinggi Teknologi Nusantara
Lampung
5. Rekan-rekan satu almamater
6. Seluruh rekan kerja di divisi Hulu Migas Produk Migas PT. Sucofindo
(Persero), yang senantiasa membantu dalam setiap kegiatan muat bongkar
petroleum produk ini, terutama Bapak Sutrisno yang senantiasa mensupport
dalam kegiatan ini
7. Seluruh keluarga, terutama ayanda Aswandi dan ibunda Sartina, juga istriku
tercinta Ayunani yang senantiasa mendorong peneyelesaian Laporan Praktik
Kerja Lapangan ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas
sebagai kebaikan semua pihak yang telah membantu dan semoga Laporan
PKL ini membawa manfaat.
Bandar Lampung, 13 Oktober 2022

Penulis,

ii2
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan PKL................................................................................. 2
1.3 Manfaat ...................................................................................... 3
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL ........................................ 4
1.5 Ruang Lingkup ........................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................. 5
2.1 Tinjauan Pustaka .......................................................................... 5
2.2 Definisi Operasional .................................................................... 8
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .......................................... 12
3.1 Sejarah Perusahaan ...................................................................... 12
3.2 Arti Lambang PT. Sucofindo (Persero) ....................................... 13
3.3 Jenis Usaha PT. Sucofindo (Persero) ........................................... 14
3.4 Visi dan Misi PT. Sucofindo (Persero) ........................................ 18
3.5 Struktur Organisasi PT. Sucofindo (Persero)............................... 19
BAB IV PELAKSANAAN PKL ..................................................................... 25
4.1 Dasar Pemilihan Permasalahan .................................................... 25
4.2 Pembahasan.................................................................................. 25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 30
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 30
5.2 Saran ............................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 31
LAMPIRAN ..................................................................................................... 32

3
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah penerapan teori-teori yang diterima
saat proses pembelajaran di bangku kuliah kedalam dunia kerja yang sebenarnya.
Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempersiapkan
mahasiswa untuk dapat bermasyarakat, khususnya pada disiplin ilmu yang telah
dipelajari selama mengikuti perkuliahan. Dalam dunia pendidikan hubungan
antara teori dan praktek merupakan hal penting untuk membandingkan serta
membuktikan sesuatu yang telah dipelajari dalam teori dengan keadaan
sebenarnya dilapangan.
Melalui praktek kerja ini mahasiswa akan dapat mengaplikasikan ilmu yang
telah diperoleh di bangku perkuliahan kedalam lingkungan kerja yang sebenarnya
serta mendapat kesempatan untuk mengembangkan cara berfikir, menambah
ideide yang berguna dan dapat menambah pengetahuan mahasiswa terhadap apa
yang ditugaskan kepadanya. Program PKL menerapkan semua teori-teori yang
dipelajari dibangku perkuliahan dapat secara langsung diaplikasikan di tempat
PKL. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa teori yang dipelajari sama dengan yang
ditemui dalam prakteknya sehingga teori tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
Sebagaimana diketahui bahwa teori merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar bagi
perwujudan PKL. Mengingat sulitnya untuk menghasilkan tenaga kerja yang
terampil dan berkualitas maka banyak perguruan tinggi berusaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara meningkatkan mutu
pendidikan dan menyediakan sarana-sarana pendukung agar dihasilkan lulusan
yang baik dan handal.
Pada pelaksanaan PKL kali ini penulis memilih PT Sucofindo (Persero) yang
merupakan badan usaha milik negara yang bergerak dibidang inspeksi, supervisi,
pengkajian dan pengujian. PT Sucofindo dibidang inspeksi sudah menangani
berbagai macam inspeksi yang diperlukan untuk memastikan aspek mutu, kuantiti
dan keamanan produk. Kapasitas PT Sucofin do dalam bidang inspeksi meliputi

1
pengawasan dalam kegiatan bongkar muat produk, melakukan pengambilan
sampel, melakukan perhitungan muatan, maupun menganalisa apabila terjadi
dispute. Adapun yang melatar belakangi penulis memilih PT Sucofindo (Persero)
sebagai tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yaitu penulis merupakan
pegawai pada PT Sucofindo (Persero) dalam menangani setiap kegiatan bongkar
muat petroleum produk maupun chemical produk. Pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan ini dilakukan untuk mengimplementasikan teori-teori yang telah
dipelajari, melatih diri menambah pengalaman untuk beradaptasi dengan dunia
kerja yang sebenarnya.

1.2 Tujuan PKL


Tujuan dari pelaksanaan PKL yaitu diwujudkan dalam bentuk kegiatan
kerja disuatu perusahaan. Selain itu PKL juga digunakan sebagai wadah untuk
kegiatan mahasiswa mencari pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja
yang sesungguhnya, karena pertumbuhan perekonomian yang meningkat,
didukung pula oleh tumbuhnya persaingan dibidang industri dan teknologi yang
memaksa Sumber Daya Manusia (terutama mahasiswa) untuk ikut terjun kedalam
dunia industri, bisnis dan perdagangan.
Adapun tujuan diadakan pelaksanaan PKL antara lain :
1. Melatih disiplin, rasa tanggung jawab dan sikap profesional dalam
bertugas sehingga menambah pengalaman dalam persiapan terjun kedunia
kerja.
2. PKL memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal dan
mengetahui secara langsung tentang instansi sebagai salah satu
pengembangan karier. Ketika di lapangan melaksanakan praktek kerja,
mahasiswa dapat menilai tentang pengembangan dari ilmu yang mereka
miliki.
3. Sebagai acuan dasar untuk meningkatkan kemampuan dalam dunia kerja
yang nyata.

2
1.3 Manfaat
Manfaat PKL bagi mahasiswa sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi persyaratan menuju perkuliahan jenjang Sastra 1 (S1).
2. Untuk menambah wawasan dalam dunia kerja.
3. Sebagai sarana pengembangan potensi dan kreatifitas yang dimiliki
mahasiswa

Manfaat PKL bagi STTN Lampung sebagai berikut :


1. Bisa Menjalani hubungan kerjasama antara lembaga Pendidikan Sekolah
Tinggi Teknologi Nusantara Lampung dengan PT Sucofindo (persero)
Bandar Lampung.
2. Dapat dijadikan sebagai sarana untuk melihat kesiapan mahasiswa
sebagai anak didik yang akan memasuki dunia kerja.
3. Dapat dijadikan sarana untuk melatih dan mendidik mahasiswa agar dapat
menjadi pribadi yang tangguh dan dapat bersaing di dunia kerja.

Manfaat PKL bagi perusahaan sebagai berikut :


1. Perusahaan dapat membantu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.
2. Perusahaan bisa memberikan informasi dan pengetahuan kepada
mahasiswa tentang dunia kerja.
3. Dapat membantu pekerjaan yang ada di instansi.

3
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
Tempat Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan di PT. Sucofindo (Persero)
yang berlokasi di Jalan Jendral Gatot Subroto No. 161, Pecoh Raya, Teluk Betung
Selatan, Bandar Lampung.
Waktu kegiatan PKL dilaksanakan pada semester ganjil pada tahun akademik
2022-2023 yang berlangsung salama 2 bulan atau 48 hari yang dimulai pada 1
Agustus 2022 sampai dengan 19 September 2022. Dengan jadwal dan waktu kerja
selama PKL adalah sebagai berikut :
1. Jam kerja jari Senin sampai dengan Jum’at 08:00-17:00
2. Jam istirahat hariSenin sampai dengan Jum’at 12:00-13:00
Jadwal Pelaksanaan PKL PT. Sucofindo (Persero) dapat lebih jelas dilihat
pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan PKL
Waktu
No. Hari Masuk Keluar Istirahat
1 Senin 08:00 17:00 12:00-13:00
2 Selasa 08:00 17:00 12:00-13:00
3 Rabu 08:00 17:00 12:00-13:00
4 Kamis 08:00 17:00 12:00-13:00
5 Jum’at 08:00 17:00 12:00-13:00
Sumber : PT. Sucofindo (Persero) Cabang Bandar Lampung

1.5 Ruang Lingkup


Ruang lingkup atau bidang kerja pada PKL ini ialah sebagai inspector/marine
surveyor yang hadir sebagai pihak ketiga dalam transaksi bisnis, sebagai pihak
yang independent yang dipercaya oleh kedua belah pihak baik itu penjual dan
pembeli untuk melaporkan hasil laporan survey terhadap muatan dan kapal secara
baik dan benar sesuai keadaan sebenarnya, hasil laporan survey inilah yang
menjadi jualan seorang marine surveyor. Tugas Pokok Membuat hasil laporan
survey jumlah muatan dan kualitas muatan barang.

4
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Tinjauan pustaka


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Optimalisasi adalah proses, cara
dan perbuatan untuk mengoptimalkan (menjadikan paling baik, paling tinggi,
dsb)”. Sedangkan dalam kamus Oxford, “Optimization is the process of finding
the best solution to some problem where “best” accords to prestated criteria”.
Jadi Optimalisasi adalah sebuah proses, cara dan perbuatan (aktivitas/kegiatan)
untuk mencari solusi terbaik dalam beberapa masalah, dimana yang terbaik sesuai
dengan kriteria tertentu.
2.1.1 Stowage Plan
Menurut Capt. Fakhrurrozi, M.Mar tentang muatan kapal (2017:37)
Stowage Plan merupakan sebuah gambaran informasi mengenai rencana
pengaturan muatan di atas kapal. Ada 5 prinsip penanganan dan pengaturan
muatan dalam buku Capt Tri Kismantoro, MM, M.Mar (2020:1) antara lain
sebagai berikut :
1. Melindungi kapal.
2. Melindungi muatan.
3. Pemanfaatan ruang muat semaksimal mungkin.
4. Bongkar muat secara cepat teratur dan sistimatis.
5. Melindungi ABK, buruh dan lingkungannya.
2.1.2 Persiapan Ruang Muat
Menurut Capt Tri Kismantoro, MM, M.Mar tentang persiapan ruang muat
meliputi 2 (dua) hal, yaitu :
1. Pembersihan ruang muat.
2. Pemeriksaan ruang muat.
Proses loading atau discharging dimulai dari persiapan tangki sebelum
dimuati, Chief Officer selaku perwira yang bertanggung jawab mengenai muatan

5
akan memberikan perintah kepada Bosun (boastwain) agar memimpin bawahan
lainnya untuk melakukan pembersihan tangki.
Untuk menghindari terjadinya kontaminasi muatan maka salah satu
langkah yang harus dilakukan adalah dengan membersihkan ruang muat.
Pembersihan ruang muat dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :
1. Kegiatan pembersihan ruang muat (tank cleaning) biasanya dilakukan
manakala kapal akan memuat muatan yang berbeda dengan muatan
sebelumnya atau atas permintaan pen-charter.
2. Tank cleaning bisa dilakukan dengan air laut ataupun muatan sejenisnya.
Pada kapal yang memuat muatan minyak jadi (product oil) maka digunakan
butterworth.
3. Setelah pelaksanaan tank cleaning, maka sisa air yang mengandung minyak
hasil tank cleaning dimasukkan ke dalam slop tank untuk dibongkar di darat.
4. Sementara air yang kandungan minyaknya sedikit dimasukkan ke dalam Oil
Water Separation (OWS) untuk dipisahkan antara air dan minyaknya. Setelah
dimonitor dengan menggunakan Oil Discharge Monitoring (ODM) dan
kandungan minyaknya kurang dari 15 ppm, maka air boleh dibuang ke laut
dan yang melebihi dari 15 ppm dimasukkan ke slop tank.
2.1.3 Persiapan Loading atau Discharging
Menurut buku Capt. H. Moh Aziz Rohman, MM., M.Mar tentang
penanganan dan pengaturan muatan (2019:91) hal-hal yang perlu diperhatikan
ketika proses pemuatan (Loading Operation) :
1. Mendiskusikan rencana pemuatan dari pihak pelabuhan dan pihak kapal.
2. Mengecek seluruh tangki-tangki dalam keadaan kosong dan bersih oleh
surveyor.
3. Mengisi tangki-tangki sayap kemudian semuanya, dengan memperhatikan
trim kapal.
4. Saluran pemuatan langsung dibuka ke ruangan pompa dan keran-keran ke
arah tangki-tangki dibuka.
5. Saluran-saluran gas juga harus dipasang, membuka keran pintas dan jika
perlu, menutup saluran ke tangki-tangki untuk mencegah kontaminasi.

6
6. Metode komunikasi pihak pelabuhan dan pihak kapal harus selalu
dilaksanakan, serta pemuatan harus dimulai dengan kecepatan rendah.
7. Apabila tingkat minyak pada masing-masing tangki sudah mencapai batas
ullage yang diisyaratkan, maka valve-valve ditutup, PV Valves siap untuk
dijalankan, pembukaan ullage diamankan.
Menurut buku Capt. H. Moh Aziz Rohman, MM., M.Mar tentang
penanganan dan pengaturan muatan (2019:93) hal-hal yang perlu diperhatikan
ketika proses bongkar (Discharging Operation) :
1. Mengecek ullage dan suhu menggunakan UTI (Ullage Temperature
Interface), oleh surveyor.
2. Pemeriksaan keamanan/keselamatan dilakukan sebelum pembongkaran
muatan. Sebagaimana saat memuat, pembongkaran dimulai lebih lambat.
3. Perintah pembongkaran muatan harus disusun untuk memastikan trim oleh
buritan kapal saat tangki-tangki sedang dialiri. Draining dan Stripping tangki-
tangki harus dilakukan pada tingkat rendah, jika tidak akan menarik dalam
udara dan kehilangan daya isapnya. Tangki terakhir dibongkar dengan
menggunakan pompa-pompa utama dan mengakhirinya dengan sebuah
pompa stripping, dan terakhir seorang surveyor muatan akan memeriksa dan
memastikan bahwa semua tangki kosong saat pembongkaran muatan telah
selesai dengan sempurna.
Pembagian muatan pada setiap tangki harus diatur sesuai dengan stowage
plan dan prosedur loading atau discharging yang baik dan benar, sehingga tidak
merusak bangunan kapal dan terhindar dari kontaminasi muatan.
Bila hal ini tidak dipenuhi maka bentuk dan konstruksi bangunan kapal
akan berubah bentuk menjadi hogging ataupun sagging. Kedua gejala ini timbul
sewaktu kapal berada di tengah laut dan pada saat proses loading atau discharging
muatan, karena terjadi tegangan-tegangan yang dapat mengakibatkan patahnya
bagian sambungan dek/pelat lambung. Oleh karena itu harus diperhitungkan
dengan baik ketika membuat stowage plan. Sebagai pertimbangan dan
perhitungan kasar, maka paling baik pembagian berat di atas kapal masing-masing
24% di bagian depan dan belakang, 50% di tengah. Menurut Madjid Awaluddin

7
(2013:17) kontaminasi dapat diartikan sebagai pengotoran atau pencemaran dan
biasanya dari luar ke dalam. Biasanya menyebabkan keterpengaruhan yang
sifatnya buruk.
Standar yang ditentukan oleh masing-masing terminal dilihat dari hasil
check tangki yang dilakukan oleh surveyor dan loading master. Apabila surveyor
sudah melakukan pengetesan terhadap tangki yang akan dimuat, maka pihak
surveyor dan loading master yang berhak menentukan standar dan kualitas tangki
yang diperbolehkan untuk memuat muatan.

2.2 Definisi Operasional


Menurut Saifudin Azwar (2011:61) definisi operasional adalah suatu
definisi yang memiliki arti tunggal dan diterima secara objektif bilamana indikator
variabel yang bersangkutan tersebut tampak, atau suatu definsi mengenai variabel
yang dirumuskan berdasarkan karakterisitik-karakteristik variabel tersebut yang
diamati. Berikut definisi operasional variabel yang terdapat dalam penelitian ini :
1. IMO : IMO (International Maritime Organization) adalah badan organisasi
maritim internasional dibawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
2. ISGOTT : International Safety Guide For Oil Tanker And Terminal,
merupakan sistem panduan pengangkutan yang aman bagi kapal tanker
minyak dan terminal.
3. Ullage : Ullage adalah ruang kosong di atas cairan dalam tangki, atau tinggi
ruang kosong dalam tangki diukur dari permukaan minyak sampai permukaan
tangki.
4. UTI : UTI (Ullage Temperature Interface) adalah alat ukur yang digunakan
untuk mengukur ullage muatan, mengukur suhu muatan di dalam tangki
muatan serta digunakan untuk mendeteksi apabila terdapat campuran atau dua
cairan berbeda di dalam tangki muat melalui sensor yang ada.
5. SSSCL : SSSCL (Ship Shore Safety Check List) merupakan daftar pertanyaan
yang harus diisi oleh pihak kapal dan terminal terkait keselamatan kapal,
terminal, lingkungan dan pihak lain yang terlibat selama proses bongkar muat
berlangsung.

8
6. Manhole : Lubang yang berada di atas tiap-tiap tangki muatan. Mempunyai
diameter 1 meter, sehingga lubang ini memungkinkan untuk digunakan
sebagai jalan masuk ke dalam tangki.
7. Reducer : Merupakan alat yang digunakan untuk menyambung antara
manifold kapal dengan cargo hose atau loading arm darat apabila antara
manifold dan cargo hose atau loading arm memiliki perbedaan diameter.
8. Manifold : Merupakan ujung dari pipa muatan atau cargo line utama, dimana
ujung dari pipa tersebut digunakan sebagai sambungan dari pipa darat ke
kapal untuk kegiatan bongkar muat kapal.
9. Loading arm : Merupakan pipa darat yang digerakkan secara otomatis
menggunakan mesin penggerak untuk kemudian disambungkan dengan
manifold kapal.
10. Cargo hose : Merupakan selang darat yang digunakan sebagai sambungan
dari darat ke manifold kapal.
11. Deck Seal : Lubang kecil dengan diameter kurang lebih 50 cm yang terdapat
di atas tangki-tangki muatan. Lubang ini digunakan untuk memasukkan
butterworth atau blower pada saat melakukan gas freeing.
12. Stripping : suatu proses pengeringan tangki muatan dari sisa minyak, dimana
hal ini dilakukan ketika pembongkaran melalui pompa muatan sudah tidak
bisa lagi menghisap minyak dari dalam tangki muatan.
13. Blower : Alat yang digunakan untuk memasukkan udara segar ke dalam
tangki muatan sebelum dilakukan pengecekan di dalam tangki.
14. Gas Freeing : Suatu proses yang dilakukan untuk membuat tangki muatan
bebas dari gas-gas beracun yang berbahaya. Gas freeing dapat dilakukan
dengan memberikan ventilasi atau peranginan yang baik ke dalam tangki
muatan. Hal ini dilakukan dengan maksud memberikan sirkulasi udara yang
cukup sehingga terdapat kandungan oksigen yang bersih dan tidak
mengandung zat berbahaya.
15. Gas Detector: Merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan
gas-gas di udara dan mengukur kadar gas di udara melalui sensor.

9
16. Oxygenmeter: Suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi atau mengetahui
kadar oksigen yang terdapat dalam tangki atau ruangan tertutup lainnya.
17. P/V Valve : Singkatan dari Pressure Vacum Valve, yaitu merupakan pipa-pipa
yang tegak di atas deck dengan ujungnya menggunakan non return valve
(kran satu arah) yang berfungsi untuk mengatur tekanan di dalam tangki
muatan dengan cara membuang atau menghisap udara luar. Hal ini sangat
penting diperhatikan terutama pada saat bongkar muat.
18. Bellmouth : Suatu cekungan yang terdapat di dasar tangki biasanya terletak di
pojok atau sudut dasar tangki muatan dimana di situ terletak ujung-ujung pipa
penghisap dari pipa cargo dan stripping.
19. Stowage Plan: suatu bagan rencana pemuatan cargo di atas kapal. Pada
umumnya stowage plan dilengkapi dengan keterangan pelabuhan muat,
pelabuhan bongkar, jenis muatan, berat muatan, dan lain sebagainya.
20. CCR : singkatan dari Cargo Control Room merupakan suatu tempat untuk
mengoperasikan bongkar muat pada kapal tanker, jadi proses bongkar muat
didalam tangki muat dikendalikan di dalam ruangan ini.
21. Perwira : awak kapal yang tercantum sebagai perwira dalam sijil anak buah
kapal (suatu buku yang merupakan daftar dari anak buah kapal lengkap
dengan catatan-catatan pribadi anak buah kapal dan disahkan oleh
syahbandar.
22. Awak Kapal : semua orang yang berada di kapal dan melaksanakan dinas di
atas kapal dan tercantum dalam sijil anak buah kapal dan telah
menandatangani perjanjian kerja laut.
23. Terminal : Terminal adalah tempat dimana kapal tanker sandar di dermaga
atau tambat di buoy untuk tujuan memuat atau membongkar muatan dari
terminal atau dari kapal.
24. Kontaminasi : Proses bercampurnya suatu zat dengan zat lain yang
mengakibatkan terjadinya suatu perubahan bentuk dan kandungan.
25. Slop Tank : tangki di atas kapal yang ukurannya lebih kecil daripada tangki
muatan umumnya. Tangki ini digunakan untuk menampung campuran air dan
minyak setelah dilakukan pembersihan tangki, atau untuk menampung

10
minyak-minyak kotor yang tidak dapat dibuang ke laut karena dapat
menyebabkan pencemaran laut.

11
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Perusahaan


Berdasarkan informasi resmi yang penulis ambil ambil dari website
www.sucofindo.co.id PT Sucofindo (Persero) adalah perusahaan inspeksi pertama
di Indonesia. Sebagian besar sahamnya, yaitu 95 %, dikuasai negara dan 5%
dimilik Societe Generale de Surveillance Holding SA (SGS). SGS adalah
perusahaan yang berpengalaman dalam perdagangan jasa superintending dan telah
mempunyai jaringan operasi disekitar 140 negara di Eropa, Asia dan Amerika
yang tentunya sangat bermanfaat bagi PT Sucofindo (Persero) untuk menimba
pengalaman mereka tentang perdagangan jasa superintending. PT Sucofindo
(Persero) sendiri berdiri pada 22 Oktober 1956. Bisnis PT Sucofindo (Persero)
bermula dari kegiatan perdagangan terutama komoditas pertanian, dan kelancaran
arus barang dan pengamanan devisa negara dalam perdagangan ekspor-impor.
Seiring dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha.
PT Sucofindo (Persero) melakukan langkah kreatif dan menawarkan inovasi
jasa-jasa baru berbasis kompetensinya. Bisnis jasa pertama yang dimiliki PT -
Sucofindo (Persero) adalah cargo superintendence dan inspeksi. Kemudian
melalui studi analisis dan inovasi, PT Sucofindo (Persero) melakukan diversifikasi
jasa sehingga lahirlah jasa-jasa warehousing dan forwarding, analytical
laboratories, industrial and marine engineering, dan fumigation and industrial
hygiene. Keanekaragaman jasa-jasa PT Sucofindo (Persero) dikemas secara
terpadu, jaringan kerja laboratorium, cabang dan titik layanan di berbagai kota di
Indonesia serta didukung oleh 2.646 Tenaga Profesional yang ahli di bidangnya.
PT Sucofindo (Persero) jaringan kerja ditingkat internasional dan menjalin
kemitraan strategis dengan perusahaan inspeksi global disamping itu PT.
Sucofindo (Persero) juga merupakan anggota dari lembaga internasional dan
asosiasi bisnis di tingkat nasional dan internasional.

12
PT Sucofindo (Persero) merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) yang
didirikan berdasarkan surat keputusan menteri Perekonomian RI tertanggal 20
September 1956 No.11.460 a/M berbentuk perseroan terbatas dengan nama
“Superintending Company Of Indonesia Ltd”, dan disahkan dihadapan Notaris
Tobing St. Arifin dengan aktenya No. 42 tertanggal 22 Oktober 1956 dan
anggaran dasarnya diumumkan dalam berita Negara RI No.293 tahun 1958.
PT Sucofindo (Persero) menyajikan jasa dalam bidang inspeksi, supervisi,
pengkajian dan pengujian. Legalitas usaha PT Sucofindo (Persero) Cabang
Bandar Lampung ditegaskan dengan dikeluarkannya Surat izin Usaha
Perdagangan Oleh Departemen Perindustrian dan perdagangan republic Indonesia.
Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdangangan Provinsi DKI
Jakarta Untuk PT Sucofindo (Persero) yang kemudian dilegalisir kepala kantor
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandar Lampung.

3.2 Arti Lambang PT. Sucofindo (Persero)


Lambang PT. Sucofindo (Persero) dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Lambang PT. Sucofindo (Persero)


Sumber : www.sucofindo.co.id

Arti Logo Tiga Bola Dunia


Melambangkan kegiatan yang punya ruang lingkup internasional, yang
mempersatukan tiga wawasan usaha, yaitu di Darat, laut dan udara.
1. Warna Biru
Mempunyai sifat stabil, langgeng, aman dan dapat dipercaya melambangkan suatu
usaha yang dapat dipercaya dan diandalkan. Warna biru juga mempunyai kesan
bersih dan luas,yang mencerminkan ketertiban dan leluasan jangkauan usaha.

13
2. Gradiasi Warna
Menggambarkan nuansa warna yang melambangkan diversifikasi atau keragaman
jenis usaha, disamping menggambarkan suatu gerak yang melambangkan suatu
sifat yang berorientasi pada perkembangang dan kemajuan masyarakat. Hal
tersebut diatas merupakan cermin dari peran PT Sucofindo (Persero) Sebagai
Agen of development dalam masyarakat.
3. Logo Type
Menggunakan huruf microgamma (Aerostyle) yang mempunyai kesan tegas, luas,
dan stabil. Sifat ini menimbulkan citra yang senantiasa bersungguhsungguh dalam
setiap komitmen dengan semua pihak yang berhubungan.

3.3 Jenis Usaha PT. Sucofindo (Persero)


PT Sucofindo (Persero) bertujuan untuk melaksanakan dan menunjang
kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi serta pembangunan
nasional pada umumnya dengan jasa survey dan superintending. Dalam
melaksankan tugasnya PT Sucofindo (Persero) Cabang Bandar Lampung
menjalankan kegiatan usahanya di bidang; Pengawasan (Supervision),
Pengendalian (Control), Pemeriksaan (Inspection), dan Pengkajian (Assesment)
mengenai kualitas, kuantitas, dan kondisi yang berkaitan dengan nilai atau harga
komoditi dan objek usaha lainnya. Melaksanakan usaha – usaha yang diperlukan
atau terkait guna menunjang kegiatan pokok. PT Sucofindo (Persero) Cabang
Bandar Lampung telah memiliki ruang lingkup kegiatan antara lain:
1. Sektor Pertanian (AGRI)
a. Kapas dan serat organik lainya
b. Minyak nabati Serela Biji – bijian
c. Hortikultural, Hasil perkebunan dan Hasil Hutan
d. Pakan, Ternak dan Hasil Ternak
e. Komoditi Pertanian Lainya
f. Proyek Pertanian Lainya
2. Sektor Produk Konsumen dan Industri (INCO)
a. Sertifikasi HCCP

14
b. Audit Gerai dan Mata Rantai Pasokan Makanan
c. Pemeriksaan Sanitasi dan Higienis Makanan
d. Pelatihan Keamanan Pangan
e. Evaluasi Pabrik atau CPMB (Cara Pengolahan Makanan Yang Baik)
f. Pemeriksaan Makanan dan Pengujian secara Laboratori
3. Sektor Rekayasa dan Transportasi (RKT)
a. Jasa Industri dan Rekayasa
b. Pemeriksaan Kualitas dan Kondisi
c. Sertifikasi
d. Pemeriksaan Mesin dan Peralatan Bukan Baru
e. Jasa Survey Marine dan Asuransi
f. Jasa Sertifikasi dan Pemeriksaan Otomotif
g. Jasa Sertifikasi Otomotif
h. Verifikasi Otomotif
i. Jasa Supervisi Proyek Investasi
j. Study kelayakan
k. Evaluasi Kehandalan Barang Modal
l. Kaji Ulang Rancangan Bangun dan Perekayasaan
m. Evaluasi Perancanaan dan Penjadwalan Proyek
n. Evaluasi Perencanaan dan Anggaran Biaya Proyek
o. Supervisi Proyek
p. Pemantauan Penyelesaian Proyek
q. Uji Tanpa Rusak
r. Uji Ultrasonik
s. Uji Partikel
t. Uji Penetran Cair
u. Uji Eddy Current
4. Sektor Mineral (MIN)
a. Pertambangan Metas Ore Minerals (MOM)
b. Pertambangan Batu Bara
c. Laboratorium Mineral

15
5. Sektor Migas (MIGAS)
a. Jasa Pemeriksaan Pengawasaan dan Analisa
b. Minyak Mentah dan Kondensat
c. Gas Cair
d. Hasil Kilang Minyak
e. Kimia dan Petrokimia
f. Jasa Kalibrasi
g. Kalibrasi Tangki Timbun,Tangki Kapal Tengker, Tangki Kereta dan
Tangki Truck.
h. Kalibrasi dan Perawatan Automatic Tanks Gauges (ATG)
i. Jasa Kalibrasi Alat Ukur Dinamis
j. Kalibrasi dan Pemeriksaan meter–meter arus
k. Kalibrasi dan Perawatan meter prover termasuk meter arusnya
l. Sistem Pengukuran dan Konsultasi untuk Keperluan Jual–Beli
m. Pengilangan Minyak Bumi dan Pengilangan Produk Kilang
n. Pengilangan Gas dan Pengolahan Produk Gas
o. Petrokimia
p. Laboratorium Migas Finansial
6. Sektor Finansial (FINS)
a. Verifikasi atau Pemeriksaan Persediaan
b. Pemantauan Persediaan atau Agunan
c. Manajemen Persediaan atau Agunan
7. Sektor Kelautan dan Kehutanan
a. Jasa Kelautan dan Perikanan
b. Penataan Tata Ruang Pesisir dan Lautan
c. Pembuatan Atlas Sumber Daya
d. Survey dan mapping, Remote Sensing & GIS
e. Manajemen Pemberdayaan Daerah
f. Pengembangan Basis Data Pencemaran Laut
g. Marine Coastal Resources Management (MCRM)
h. Fishing Ship Verification

16
i. Monitoring Control dan Surveillaince (MCS)
j. Jasa Kehutanan
k. Jasa Pengkajian Kehutanan
l. Inspeksi dan Supervisi
m. Monitoring Kehutanan
n. Jasa Lingkungan
o. Pengolahan Pengendalian Lingkungan Terpadu Berbasis Teknologi
Informasi
p. Monitoring Lingkungan
q. Pengkajian Lingkungan
r. Audit Lingkungan
s. Pengolahan Sistem Informasi Lingkungan
8. Sektor SICS (Sucofindo Internasional Certification Service)
a. SBU SICS
b. Proses Sertifikasi ISO
c. Sertifikasi ISO 14001
9. Sektor Pemerintah dan Industri Internasional (PII)
a. Jasa Verifikasi Masterlist
b. Jasa Vasilitas Perdagangan dan Industri
c. Jasa Otonomi daerah
10. Sektor Umum (JUM)
a. Jasa S dan PS
b. Fumigasi
c. Pest Control
d. Rodent Control
e. Jasa Pengelolaan Property S dan PS
f. Pemasaran
g. Riset dan Analisa Pasar
h. Pemeliharaan Pelayanan Pelanggan
i. Manajemen Gedung
j. Jasa Manajemen Proyek

17
k. Konsultan Property
l. Manajemen Audit Bangunan
m. Pemakaian Terbaik
n. Study Kelayakan Property
o. Jasa Logistik
p. Muatan Laut
q. Transportasi Darat
r. Muatan Udara
s. Jasa Sanitasi dan Manajemen Hama S dan PS
t. Jasa Pengendalian Hama Lingkungan
u. Jasa Pengendalian Rayap
v. Jasa Fumigasi
11. Divisi Bussines Support
a. Financial dan Accounting
b. HRD (Human Resource Officer)
c. UMUM (General Affair)
d. SI (Information System Officer)
e. PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

3.4 Visi dan Misi PT. Sucofindo (Persero)


3.4.1 PT Sucofindo (Persero) mempunyai visi yaitu:
Menjadi Perusahaan Kelas dunia dibidang Inspeksi, supervise, pengkajian
dan pengujian yang independen dengan tekad memenuhi kepuasan pelanggan.

3.4.2 PT Sucofindo (Persero) mempunyai misi yaitu :


Memberikan jasa pelayanan terbaik untuk mencapai kepuasan pelanggan
melalui profesionalisme, jaringan yang luas, sistem manajemen terpadu, teknologi
tepat guna dan penggunaan standar yang diakui international. Perusahaan sangat
menghargai sumber daya manusia dan bertekad untuk mengembangkan mereka
sepenuhnya, perusahaan berupaya memenuhi kepentingan berbagai pihak terkair
secara seimbang.

18
3.5 Struktur Organisasi PT. Sucofindo (Persero)
Struktur Organisasi adalah suatu tatanan tertinggi yang dibuat dari pemimpin
sampai yang dipimpin untuk melaksanakan aktivitas atau operasional organisasi
melalui garis–garis wewenang, pelaksanaan tanggung jawab, pengambilan
keputusan dan jalur komunikasi yang digunakan untuk mendapatkan informasi,
laporan–laporan dan arus dokumen transaksi. Untuk menghindari konflik
kepentingan yang potensial terhadap kegiatan perusahaan, PT Sucofindo (Persero)
Cabang Bandar Lampung sesuai dengan visi perusahaan yang ditetapkan oleh
Direktur Utama PT Sucofindo (Persero) Cabang Bandar Lampung menetapkan
tanggung jawab inti personil dalam perusahaan. Penetapaan tanggung jawab ini
digambarkan dalam bentuk struktur organisasi serta uraian tugas dan wewenang
dari masing–masing personil tersebut. Struktur organisasi PT Sucofindo (Persero)
Cabang Bandar Lampung secara garis besar ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Direksi (SKD) No.004/SKD-DRU/ORG/2002, tanggal 8 Maret 2002.
Struktur-struktur organisasi tersebut berbentuk organisasi lini yaitu pimpinan
langsung memberikan perintah kepada bawahan sebagai petunjuk bagaimana
melaksanakan tanggung jawab sebagai mekanisme kerja berada dalam pengwasan
dan terkendali. Pimpinan tertinggi pada PT Sucofindo (Persero) Cabang Bandar
Lampung adalah Manajer Cabang. Ada 8 sektor Badan Usaha (SBU) yang berada
di PT Sucofindo (Persero) Cabang Bandar Lampung yaitu:
1. SBU Pemeriksaan Produk Industri dan Konsumen (INKO)
2. SBU Pertanian (AGRI)
3. SBU Migas
4. SBU Mineral
5. SBU JUM S dan PS
6. SBU Finansial (FINS)
7. SBU RKT
8. Divisi Bussines Support

19
Struktur organisasi pada PT. Sucofindo (Persero) dapat lebih jelas terlihat
pada gambar 2.2
Kepala Cabang
Bandar Lampung

Sekretaris QHSE & Risk


Management

Bidang Inspeksi
Teknik dan Umum

Surveyor / Foreman Finance & Costumer


Sampling &
Analyst Accounting
Inspektor Servis
Operator Officer
(FA)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Sucofindo (Persero)


Sumber : PT. Sucofindo (Persero) Cabang Bandar Lampung

1. Kepala cabang
Fungsinya mengambilan keputusan kebijakan operasional dan unit kerja yang
menjadi tanggung jawab, melakukan koordinasi dan konsultasi kepada direksi
yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan dibidang operasional, pemasaran,
keuangan, dan administrasi di unit kerjanya.
Tugas Pokok :
a. Mengerahkan pelaksanaan kebijakan dibidang operasi, pemasaran
keuangan, administrasi.
b. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan operasional jasa-jasa
perusahaan di cabang yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Mengantisipasi dan menindak lanjuti perkembangan peluang usaha
jasajasa perusahaan dicabang yang menjadi tanggung jawabnya.

20
2. Sekertaris
Fungsinya membantu aktifitas cabang, bertanggung jawab terhadap arus
masuk dokumen perusahaan kepimpinan serta mendistribusikan surat keseluruh
karyawan atau bagian lain, serta dapat melaksanakan tugas-tugas lainnya yang
berkaitan dengan tanggung jawabnya pada keskertarisan yang ditetapkan atau
diatur oleh Kepala Cabang atau pejabat yang ditunjuk.
Tugas Pokok:
a. Mencatat dan menggandakan setiap surat masuk atau keluar.
b. Mengatur dan menjadwalkan kegiatan kepala cabang.
c. Membuat atau mengajukan permintaan untuk kebutuhan ATK dan lain
lain.
d. Menerima dan menyampaikan instruksi dari kepala cabang untuk
disampaikan kepada pihak lain.
3. QSHE (Quality, Safety, Health and Envirotment) & Risk Management
Fungsinya mengawasi dan koordinasi Kegiatan operasional perusahaan sesuai
dengan SOP yang berlaku.
Tugas Pokok:
a. Membuat program kerja K3 dan perencanaan pengimplementasiannya.
b. Memastikan berjalannya program SMK3 dan membuat
dokumentasikannya.
c. Membuat laporan QSHE dan menganalisis data statistik kecelakaan
kerja.
d. Melakukan peninjauan resiko assessment, HIRAC, SOP dan JSA.
e. Melakukan promosi QSHE dan safety communication (safety Meeting,
Rambu-rambu QSHE) kepada karyawan.
f. Melakukan pemeriksaan pada peralatan kerja, tenaga kerja, kesehatan
tenaga kerja serta lingkungan kerja.
g. Meninjau keselamatan kerja dan pelatihan keselamatan.
h. Mampu melakukan penanggulangan kecelakaan kerja dan melakukan
penyelidikan penyebabnya.
i. Memastikan tenaga kerja telah bekerja sesuai dengan SOP.

21
j. Meninjau dan mengarahkan karyawan bekerja sesuai kewajiban dan
sesuai dengan sistem operasi perusahaan.
k. Mampu melakukan inspeksi HSE, melaksanakan program inspeksi HSE,
dan melaporkan inspeksi HSE.
4. Bidang Inspeksi Teknik dan Umum
Fungsinya merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, serta
mengendalikan kegiatan disektor inspeksi bongkar muat curah kering maupun
curah basah di Bandar Lampung untuk memastikan tercapainya sasaran kegiatan
usaha berdasarkan rencana dan kebijakan perusahaan yang telah ditentukan.
Tugas Pokok :
a. Menandatangani certificate dan report.
b. Mengevaluasi realisasi hasil laporan.
c. Menyepakati rencana kerja anggaran.
d. Mengevaluasi kinerja.
e. Menerima dan menolak order.
f. Melakukan amandemen certificate dan report.
g. Menetapkan harga jual sesuai dengan aturan standar yang ditetapkan.
Selain tugas dan tanggung jawab serta wewenang tersebut Bidang Inspeksi
Teknik dan Umum juga membawahi:
5. Surveyor / Inspektor
Fungsinya marine Surveyor hadir sebagai pihak ketiga dalam transaksi bisnis,
sebagai pihak yang independent yang dipercaya oleh kedua belah pihak baik itu
penjual dan pembeli untuk melaporkan hasil laporan survey terhadap muatan dan
kapal secara baik dan benar sesuai keadaan sebenarnya, hasil laporan survey
inilah yang menjadi jualan seorang surveyor.
Tugas Pokok : Membuat hasil laporan survey jumlah muatan dan kualitas muatan
barang
6. Foreman Sampling & Preparator
Tugas pokok Foreman Sampling :
a. Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan membina kerja
sama tim yang solid

22
b. Bertanggung jawab untuk melaksanakan pengaturan pengontrolan dan
peningkatan kemampuan sumber daya manusia,bahan baku / bahan jadi
/bahan setengah jadi dan mesin – mesin produksi didalam.
c. Bertanggung jawab untuk memaksimalkan efiensi meminimalkan biaya
dan menghasilkan bahan setengah jadi / bahan jadi yang memenuhi
standard kebutuhan pelanggan.
d. Membuat perencanaan pengambilan contoh uji sesuai dengan Good
Environmental Sampling Practice.
Tugas pokok Preparator :
a. Mempersiapkan dan mengemas sampel di lapangan untuk dipaketkan.
b. Mengawasi kegiatan dalam proyek dan melaporan hal-hal yang tidak
sesuai dengan ketentuan/aturan.
c. Merapikan dan mengembalikan segala peralatan dan perlengkapan yang
tidak terpakai pada tempatnya, serta memeriksa kelengkapan inventaris
proyek.
d. Ikut serta membantu dan mendukung kegiatan di lapangan dan
laboratorium, agar proyek PT Sucofindo berjalan dengan lancar.
e. Mentaati prosedur dan standar keselamatan selama bekerja dan
mengikuti pengarahan dari Divisi HSE.
7. Analyst
Tugas Pokok Analyst:
a. Mendata penerimaan order sampel laboratorium dibuku penerimaan
sampel untuk kemudian ditindaklanjuti.
b. Melakukan perencanaan dan pelaksanaan pengujian parameter kualitas
sampel.
c. Mendata hasil analisa sampel laboratorium di form.
d. Mengdata hasil analisa lengkap pada komputer.
e. Mengarsipkan berkas-berkas hasil analisa bagian analis berdasarkan
nomor.

23
8. Finance and Accounting Officer (FA)
Tugas Pokok :
a. Membuat invoice ke customer.
b. Membuat sertifikat hasil analisa sampel.
c. Membuat daftar sertifikat setiap bulan.
d. Membuat pengajuan permintaan barang dan jasa.
e. Customer Service Backup.
f. Menyusun akutansi laporan manajemen.
9. Customer Service
Tugas Pokok:
a. Sebagai dokumenkator , mencatat sampel masuk dan pemberian kode
sampel masuk.
b. Sebagai resepsionis , sebagai penerima tamu yang datang. Dalam hai ini
melayani pertanyaan yang diajukan customer dan memberikan informasi
yang diinginkan selengkap mungkin.
c. Sebagai Customer Relationship Officer , sebagai seseorang yang dapat
membina hubngan baik dengan seluruh customer.
d. Melakukan penawaran harga sampel pada customer.

24
BAB IV
PELAKSANAAN PKL

4.1 Dasar Pemilihan Permasalahan


Adapun dasar dari pemilihan permasalahan dalam pelaksanaan PKL ini
berdasarakan judul yang diambil penulis ingin menjelaskan tentang muat bongkar
petroleum produk, yang menyesuaikan dengan bidang kerja penulis di PT.
Sucofindo sebagai surveyor migas yang menangani kegiatan bongkar muat
petroleum produk.
Kegiatan muat bongkar petroleum produk yang tidak sesuai dengan prosedur
akan menyebabkan terjadinya pencurian maupun kebocoran ataupun human error.
Sehingga melakukan kegiatan muat bongkar sesuai dengan prosedur sangat
penting dilakukan.

4.2 Pembahasan
Prosedur muat bongkar petroleum produk pada divisi hulu migas produk
migas di Bidang Inspeksi Teknik dan Umum, meliputi: (1) pengecekan tanki atau
tank inspection, (2) melakukan sonding initial dan final shore tank, (3) melakukan
pengambilan sampel, (4) melakukan supervisi kegiatan muat bongkar, (5)
melakukan penyegelan jalur, (6) membuat dokumen muat bongkar, (7)
memberikan hasil laporan kepada pihak-pihak terkait.
4.2.1 Pengecekan tanki atau tank inspection
Pengecekan Tanki atau tank inspection adalah proses pemeriksaan tanki
kapal sebelum kapal dimuat dan setelah muatan kapal dibongkar, dan proses ini
salah satu prosedur yang penting , sebelum dilakukan pemuatan produk kedalam
tanki kapal, kondisi tanki kapal harus bersih dan tidak ada kotoran ataupun sisa
produk sebelumnya, karena hal ini akan menyebabkan kontaminasi pada muatan
yang akan dimuat apabila kondisi tanki kapal tidak bersih dan masih menyisakan
kotoran didalamnya. Pada saat selesai pembongkaran tanki kapal harus dilakukan
tank inspection juga dengan tujuan memastikan bahwa muatan yang ada didalam

25
tanki semuanya sudah habis terbongkar dan menghindari terjadinya pencurian
oleh pihak kapal.

Gambar 4.1 Pengecekan tanki/tank inspection


4.2.2 Melakukan sonding initial dan final
Sonding initial dan sonding final memiliki tujuan paling utama yaitu untuk
mengetahui kuantiti dari jumah muatan yang telah dimuat ataupun dibongkar.
Sonding initial dan sonding final dilakukan di shore tank dan di tanki kapal,
dilakukan pada saat kapal sebelum melakukan pemuatan maupun sesudah
melakukan pemuatan, begitu pula pada saat kegiatan pembongkaran dilakukan hal
yang sama, agar tidak ada yang dirugikan didalam proses jual belinya.
Sonding ini juga dilandaskan untuk membuat angka Bill of lading sebagai
dasar jual beli suatu produk. Bill of lading adalah nilai yang dijadikan dasar
penjualan, biasanya untuk nilai Bill of lading diambil dari kuantiti shore tank
setelah dilakukan sonding initial dan final.

26
Gambar 4.2 Kegiatan sonding
4.2.3 Melakukan pengambilan sampel shore tank dan ship’s tank
Pengambilan sampel muatan bertujuan untuk mengetahui kualitas barang
yang akan dimuat atau dibongkar. Pengambilan sampel dilakukan oleh surveyor
yang kemudian akan diserahkan ke Lab untuk dilakukan analisa. Pada tiap
pelabuhan muat maupun bongkar dilakukan pengambil sampel untuk mengetahui
kualitas muatan yang ada. Apabila kualitas muatan jelek atau outspek maka tidak
akan dilakukan pemuatan dan akan dilakukan pengambilan sampel kembali guna
memastikan kualitas barang yang akan dimuat memiliki kualitas yang sudah
sesuai dengan permintaan pihak pembeli.

Gambar 4.3 Proses pengambilan sample

27
4.2.4 Melakukan supervisi/pengawasan kegiatan muat bongkar
Melakukan pengawasan dalam kegiatan muat dan bongkar adalah
kewajiban bagi seorang surveyor dengan tujuan sebagai pengamanan barang yang
sedang di muat dan di bongkar dan menghindari adanya pencurian oleh pihak-
pihak tertentu.
4.2.5 Melakukan penyegelan jalur dikapal
Penyegalan pada jalur muat bongkar kapal seperti penyegaln valve suction,
manhole/tutup tanki kapal, lubang sonding, manifold maupun valve pada pump
room, diperlukan sebagai pengamanan pada saat kapal melakukan perjalanan ke
pelabuhan bongkar setelah kapal selesai melakukan kegiatan pemuatan. Nomor
segel yang telah dipasang harus dicatat dan disesuaikan dengan bagian mana yang
sudah disegel, agar pada saat surveyor atau loading master di pelabuhan
pembongkaran memeriksa segel yang terpasang sudah sesuai dengan laporan yang
ada.

Gambar 4.5 Proses penyegalan jalur

28
4.2.6 Membuat dokumen kegiatan muat bongkar
Dokumen muat bongkar adalah dokumen yang memuat semua kegiatan
kapal, mulai dari time sheet, ullage calculation, shore calculation, dry certificate,
sampel dan segel report, juga termasuk berita acara apabila diperlukan. Dokumen
inipun di tanda tangani oleh surveyor, loading master dan juga pihak bakal yang
diwakili oleh chief office.
4.2.7 Memberikan hasil laporan kepada pihak-pihak terkait
Dan setelah semua proses kegiatan muat bongkar selesai maka laporan
hasil kegiatan diserahkan kepada pihak-pihak terkait. Sebagai bentuk laoran yang
sah dan dapat dipertanggung jawabkan.

29
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan di PT Sucofindo (Persero),
banyak pengetahuan dan pembelajaran yang penulis dapatkan. Dengan demikian
penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yang penulis dapatkan dari Praktik
Kerja Lapangan :
a. Kegiatan muat bongkar petroleum produk harus menggunakan prosedur
yang sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan demi menjaga keamanan
kuantiti produk.
b. Kegiatan muat bongkar petroleum produk setiap prosedurnya saling
berkaitan dan tidak dapat ditinggalkan/ditangguhkan.
c. Kegiatan muat bongkar petroleum produk merupakan kegiatan yang
harus memiliki SOP dan prosedur yang ketat guna menjaga produk tetap
terjaga.

5.2 Saran
Setelah pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan selama kurang lebih 2 bulan
pada PT Sucofindo (Persero), saran yang dapat disampaikan oleh penulis sebagai
berikut :
1. Sebaiknya dalam melakukan pengawasan muat bongkar dilakukan oleh
dua orang dengan sift waktu yang ditentukan.
2. PT Sucofindo (Persero) diharapkan dapat melakukan kerja sama lagi
untuk kegiatan praktik kerja lapangan yang akan datang terhadap
mahasiswa/I Sekolah Tinggi Teknologi Nusantara Lampung agar dapat
belajar dengan rasa tanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan dari
pihak PT Sucofindo (Persero).

30
DAFTAR PUSTAKA

Amsyah, Z., MLS., (2003), Manajemen Kearsipan, PT Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta.
Darmadi. (2013). Metode Penelitian. https://elib.unikom.ac.id/ (diakses tanggal 23
September 2022).
Fakhrurrozi. (2017). Penanganan, Pengaturan, dan Pengamanan Muatan Kapal
Untuk Perwira Pelayaran Niaga. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Kismantoro, Tri. (2020). Penanganan dan Pengaturan Muatan. Semarang: CV.
Oxy Consultant.
Moleong, L.J.(2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Rohman, Moh Aziz. (2019). Penanganan dan Pengaturan Muatan Untuk Diklat
ANT III. Semarang: CV. Oxy Consultant.
Sejarah Singkat Sucofindo, https://www.sucofindo.co.id/id/sejarah-singkat-
sucofindo, Diakses pada 12 Oktober 2022.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (mix method). Bandung: CV.
Alfabeta.

31
LAMPIRAN

32

Anda mungkin juga menyukai