(Skripsi)
Oleh :
FAUZI ROHMAN
NPM 19120016
(Skripsi)
Oleh :
FAUZI ROHMAN
NPM 19120016
(Skripsi)
Oleh :
FAUZI ROHMAN
NPM 19120016
Telah Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik
Pembimbing I Pembimbing II
Tim Penguji
Mengesahkan,
Oleh:
FAUZI ROHMAN
NIM 19120016
Ku Persembahkan Skripsi ini Super Spesial Untuk kedua Orang Tua ku yang Tercinta,
Semoga bisa menjadi motivasi untuk kelak saat kalian beranjak Dewasa
Buat Teman-Teman Angkatan 2019 Tehnik Industri dan Tehnik Elektro STTN
Lampung, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, semua tanpa terkecuali, tetap
semangat !!!
Sekali Lagi Saya Ucapkan Terimakasih yang sedalam-dalam nya untuk Semua.
MOTTO / KATA MUTIARA
Hingga pada masanya cita-cita Mu itu bisa membuat Mu hidup dengan Derajat yang
lebih Tinggi..
Semangat !!!
RIWAYAT HIDUP
Pada Tahun 1989 Penulis masuk Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Palas Aji,
Kec. Palas, Kab. Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Dan lulus tahun 1995.
Tahun 1995 Penulis meneruskan Sekolah ke Tingkat Menengah Pertama di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Palas, Kec. Palas, Kab. Lampung Selatan, Provinsi
Lampung. Dan lulus tahun 1998. Tahun 1998 Penulis melanjutkan Sekolah Menengah
Atas (SMA) di Sekolah Menengah Tehnologi Industri (SMTI) Tanjung Karang Kota
Bandar Lampung, lulus di tahun 2001.
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menulis skripsi ini
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat dukungan moral maupun spirit dari
berbagai pihak.
Oleh karnaya penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam–dalam nya
kepada :
STTN Lampung
4. Bapak Idris Asmuni, S.T.M.T selaku Ketua Program Studi Tehnik Industri
5. Seluruh Staf dan karyawan STTN Lampung, yang telah membantu tanpa
terkecuali.
6. Orang tua dan keluarga terutama Ibunda tercinta Rodiah, Istri yang tersayang
Suyana, yang telah memberikan dukungan baik moral maupun spirit, sehingga
Terkecuali
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN i
HALAMAN PENGESAHAN ii
RINGKASAN / ABSTRAC iii
LEMBAR PERSEMBAHAN iv
LEMBAR KATA MUTIARA v
LEMBAR RIWAYAT HIDUP vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Batasan Masalah 5
1.5 Manfaat Penelitian 5
1.6 Sistematika Penulisan 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) adalah salah satu dari
beberapa family Arecaceae atau Palmae. Kata Elaeis (Yunani) berarti minyak,
berasal dari Guinea atau Afrika. Minyak kelapa sawit merupakan minyak yang
didapatkan dari bagian daging buah tanaman kelapa sawit dengan kandungan
mempunyai potensi yang besar untuk memasarkan minyak sawit baik di dalam
maupun luar negeri. Pasar potensial yang akan menyerap pemasaran minyak sawit
(CPO) adalah industri refinery dan fraksinasi (industri minyak goreng), dan
Pusat Statistik Nasional, jumlah produksi minyak sawit (CPO) di Indonesia pada
Dari sisi permintaaan, produk sawit memenuhi kebutuhan pangan dan non-
terhadap market share dunia yang ditunjukkan dengan data ekspor CPO yang
memiliki daya saing yang terbaik dibandingkan dengan minyak nabati lainnya dan
(Kemenperin, 2022). Industri pengolahan Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya
merupakan salah satu contoh sektor industri yang memberikan kontribusi yang
pemucatan yang menggunakan CPO hasil pencampuran CPO mutu tinggi dan
CPO mutu rendah dapat meningkatkan ALB, meskipun CPO hasil campuran
tersebut memiliki nilai DOBI tinggi, dengan demikian akan berdampak pada
proses deodorisasi lebih lanjutn (Hasrul, dkk, 2017). Hasil observasi menunjukkan
spesifikasi bleaching earth yang digunakan pada industri minyak sawit memiliki
kadar air maksimal 15%, pH pada kondisi suspensi 10% berkisar pada 6,5 - 8,5,
bulk density 0,50 – 0,65 gram per liter serta harus memiliki kandungan SiO2
minimal 58%. Selain itu perbandingan antara komponen SiO2 dan Al2O3 yang
terdapat dalam bleaching earth sangat berperan dalam menghasilkan minyak yang
menurunkan warna relatif lebih tinggi dibandingkan dosis 1,5% (Morad et al.
2006) juga menyatakan hal yang sama bahwa semakin tinggi dosis bleaching earth
penurunan warna CPO semakin besar disebabkan oleh karoten teradsorpsi. Dosis
bleaching earth yang optimum akan tergantung pada jumlah dan pengotor alami
dalam CPO. Kualitas produk akhir pemurnian minyak sawit tergantung pada
Degumming dilakukan pada kisaran suhu 40 sampai 120 o C, dan suhu optimum
dekomposisi produk oksidasi aldehida dan keton pada suhu deodorisasi 200 o C
ke atas. Standar stabilitas minyak sulingan diukur dari segi warna, 2,5 unit Merah,
Asam Lemak Bebas (FFA) 0,01%, Nilai Peroksida (PV) 2,8m.eq/kg, Nilai
Anisidin (AV) 6,8m.eq /kg, Nilai Yodium(IV) 4,9, Besi (Fe) 4,3 x 10 3 (Ppb), dan
bergerak dibidang pengolahan minyak kelapa sawit mentah atau CPO (Crude
Palm Oil). Produk utama yang dihasilkan PT. Louis Dreyfus Company (LDC)
Indonesia adalah RBDPO (Refined Bleached Deodorized Pam Oil), dan produk
lainnya yang dihasilkan adalah PFAD (Palm Fatty Acid Distilated), RBDPS
(Refined Bleached Deodorized Palm Stearin), RBDPL (Refined Bleached
(LDC) Indonesia mengacu pada standar PORAM (Palm Oil Regional Assosiation
perusahaan minyak turunan kelapa sawit lingkup luar negeri khususnya Malaysia
dan Singapura tidak terkecuali Indonesia, dimana pada standar mutu PORAM
spesifikasi untuk parameter warna tidak boleh melebihi 3.0R (PORAM, 2013).
kualitas beaching earth pada PT. Louis Drefus Company (LDC) Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah dosis bleaching earth
kualitas warna produk Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RDBPO) sesuai
standar PORAM.
Batasan masalah pada penelitian ini adalah fokus pada percobaan untuk
kualitas warna produk RDBPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) pada
proses Refinery.
1. Bagi perusahaan adalah dapat dijadikan acuan dalam penentuan jumlah dosis
2. Bagi penulis adalah sebagai sarana penerapan ilmu yang diperoleh selama
beberapa bab, dan setiap bab terdiri dari sub-sub bab, adapun sistematika
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan materi dan penjelasan latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah,
Kegunaan bleaching earth (BE), Pengaruh Dosis Bleaching Earth (BE) terhadap
penelitian, methode pengujian warna pada produk akhir dan alat yang digunakan
untuk penelitian.
BAB IV HASIL ANALISIS
dari hasil penelitian, bahan dan alat yang digunakan untuk penelitian pengukuran
kualitas warna, yang mengkaitkan hubungan antara jumlah dosis dengan hasil
Berisikan kesimpulan yang didapat oleh penulis dari hasil penelitian, dan saran-
LANDASAN TEORI
Proses Refinery merupakan proses pemurnian Crude Palm Oil (CPO), yang
bertujuan untuk menghilangkan FFA (Free Fatty Acid), warna, dan bau yang
diinginkan pada minyak. Untuk proses awal pada proses refinery dikenal dengan
proses bleaching dimana material yang digunakan untuk tahapan ini adalah
bleaching earth (BE). Kegunaan bleaching earth pada tahapan ini adalah untuk
mengurai kotoran dan bahan yang tidak diinginkan pada bahan bakunya CPO
(Crude Palm Oil), seperti zat pewarna (karotenoid), sabun dan lainnya. Bleaching
(delignifikasi) di dalam pulp atau serat sehingga diperoleh tingkat kecerahan warna
sampai pada tingkat yang dapat diterima melalui proses pemurnian. Salah satu
tahapan dari proses pemurnian minyak sawit tersebut adalah proses bleaching.
sawit CPO (Crude Palm Oil), warna minyak merupakan salah satu faktor penting.
Warna minyak akan sangat mempengaruhi kualitas dari minyak yang dihasilkan.
Penggunaan bahan pemucat atau Bleaching Earth (BE) yang sering disebut
sebagai adsorben menjadi pilihan utama untuk melakukan pada tahapan proses
Gambar 2.1 Bagan sederhana Alur Proses Refinery PT Louis Dreyfus Company
(LDC) Indonesia
RBDPO dihasilkan melalui beberapa tahapan proses pemurnian fisik
(Refinery). Untuk mendapatkan minyak goreng dengan mutu yang dapat diterima
konsumen, minyak sawit mentah atau CPO (Crude Palm Oil) diolah melalui
(Crude Palm Oil) dapat dilakukan melalui proses pemisahan gum (degumming),
CPO (Crude Palm Oil), yang telah mengalami proses pemurnian disebut RBDPO
Pada pembuatan minyak kelapa sawit, warna minyak merupakan salah satu
faktor penting. Parameter warna akan sangat mempengaruhi kualitas dari minyak
yang dihasilkan. Bleaching earth (BE) adalah merupakan bahan tambahan pada
proses Refinery yang digunakan untuk mengurangii kotoran dan bahan yang tidak
diinginkan pada minyak sawit, seperti zat pewarna (karotenoid), sabun dan
lainnya, yang dapat ditemukan dalam minyak dan lemak. Penggunaan bahan
pemucat atau bleaching earth (BE) yang sering disebut sebagai adsorben menjadi
pilihan utama untuk melakukan proses tersebut (Morad et al., 2006; Hasibuan dan
warna, gum dan logam yang terkandung pada CPO.Menurut Morad et al. (2006)
bahwa partikel warna selama bleaching ada di dalam larutan minyak atau dalam
bentuk koloid yang reaksinya terjadi pada permukaan BE. Pada penelitian ini
selain mengkaji perubahan warna akibat proses bleaching juga melihat mutu
lainnya meliputi kadar karoten, DOBI, ALB, kadar air dan PV. Warna CPO
dengan meningkatnya waktu bleaching (Morad et al. 2006) juga melaporkan hal
yang sama dan penurunan warna ini disebabkan oleh senyawa karoten terdegradasi
dan sebagian terjerap ke dalam BE. BE memiliki pori-pori yang cukup luas yang
dapat menyerap warna dan senyawa-senyawa lain (Hasibuan dan Nuryanto, 2011).
Setelah waktu 30 menit proses bleaching, penurunan warna lebih besar terjadi pada
CPO dari limbah dan campuran CPO mutu tinggi dan mutu rendah dibandingkan
CPO mutu tinggi. Hal ini disebabkan oleh CPO mutu rendah mengandung
senyawa pengotor lain dalam jumlah besar berupa suspensi koloid dalam minyak,
(menurun). Untuk memenuhi kualitas CPO khususnya nilai DOBI, ada kalanya
dilakukan pencampuran antara CPO mutu baik (DOBI tinggi) dan CPO mutu
rendah (DOBI rendah). Adanya usaha untuk memanipulasi nilai DOBI tersebut
akan berdampak pada mutu lainnya seperti asam lemak bebas (ALB), bilangan
peroksida (PV), kadar karoten, air dan warna (Hasibuan dan Ramadona, 2012).
Gambar 2.2 Bahan Baku Crude Palm Oil (CPO)
penambahan asam phosfat pekat serta bleaching earth sebagai penyerap. CPO
yang sudah mengalami proses degumming dari paddle mixer tank dialirkan ke
produk minyak yang diinginkan. Suhu di dalam tangki dinaikkan dengan sparging
steam pada suhu 95-110 oC, agar dapat mempermudah proses absorbsi dari
impurities dengan cepat. Keefektifan proses bleaching earth dapat diukur dari
penurunan warna Bleached Palm Oil (BPO) yang dihasilkan dan kemampuannya
dosis BE kurang mampu memucatkan CPO maka proses deodorisasi lebih lanjut
menjadi terkendala sehingga membutuhkan energi lebih tinggi dan waktu proses
lebih lama. Penggunaan BE akan semakin banyak apabila nilai DOBI rendah
sehingga biaya produksi tinggi (Morad et al., 2006; Gibon et al., 2009; Hasibuan,
2016).
85% di dalam bahan sementara sisanya berupa mineral gipsum, kolinit, kuarsa
dan lainnya (Supeno, 2008). Di industri bleaching earth dikenal dengan bentonit.
Jenis tanah liat ini ditemukan secara individu dan juga dalam kombinasi.
Saat bleaching earth mentah akan mengandung silika dan aluminium. Selain itu,
bleaching earth juga mengandung kalsium, magnesium dan zat besi. Endapan
tanah liat terlihat seperti tanah dan warnanya bisa menjadi kuning kecokelatan,
kuning kecokelatan, dan juga putih bersih. Zat ini sangat menyerap dan selain itu
halus dan terasa berminyak. Bleaching earth dapat digunakan dalam keadaan
normal tetapi juga melalui pencucian dan pemanasan. Hal ini dilakukan untuk
Bleaching earth yang diaktifkan dapat dicampur dengan asam klorida dan
sulfat serta beberapa asam lainnya. Tanah liat yang diperoleh dari campuran
tersebut kemudian akan dicuci dan dikeringkan serta digiling. Produk jadi akan
dijual dalam berbagai tingkatan dan jumlah uap air di tanah pemutihan akan
kelembaban antara enam dan dua belas persen dan ukuran partikel bisa antara 25
menyenangkan dan termasuk bau amonia dan tar serta belerang. Bleaching earth
memiliki sifat penyerap yang kuat dan ini memungkinkannya untuk
pengisi. Zat-zat ini cukup mudah terbakar dan juga memiliki karakteristik yang
berbahaya.
(impurities) yang telah terikat dari proses degumming seperti kandungan logam,
karoten, kelembapan, bahan tak larut atau zat-zat yang bersifat koloidal seperti
resin, gum, protein, dan fosfotida dalam CPO, dimana kesemua ini merupakan
kandungan dari CPO. Bleaching earth juga berfungsi sebagai bahan pemuncatan
(Djumarman, 1977). Bentonit adalah salah satu jenis mineral lempung yang
Bahan mineral ini bersifat lunak dengan tingkat kekerasan satu pada skala Mohs,
berat jenisnya berkisar antara 1,7 – 2,7, mudah pecah, terasa berlemak bila
dipegang, mempunyai sifat mengembang apabila kena air. Bentonit juga sering
disebut sebagai soap clay, taylorit, bleaching clay, fuller’s earth, konfolensit,
CPO
Refinery merupakan suatu proses untuk memurnikan Crude Palm Oil (CPO)
melalui 3tahapan yaitu degumming, bleaching dan pengaruh dosis bleaching earth
dan waktu pemucatan menentukan mutu minyak yang dihasilkan meliputi warna
kuning pucat dan tidak mengandung logam berat (Moradet al.,2006; Hasibuan dan
tanah pemucat/bleaching earth (BE) seperti lempung terpilar, bentonit, karbon aktif,
alumina, silika dan lain-lain. Jumlah dosis BE disesuaikan dengan mutu CPO,
CPO dan suhu 95-105°C selama 30 menit. Apabila dosis BE kurang mampu
sehingga membutuhkan energi lebih tinggi dan waktu proses lebih lama. Hal ini
menyebabkan senyawa karoten terdegradasi dan menyebabkan nilai DOBI menjadi
rendah.
Hasibuan (2016) melaporkan bahwa kadar caroten memiliki korelasi searah dan
kuat terhadap DOBI, artinya jika kadar karoten tinggi maka nilai DOBI juga tinggi
yang mempengaruhi warna CPO pun tinggi. Untuk memenuhi kualitas CPO
khususnya nilai DOBI dan Warna, ada kalanya dilakukan pencampuran antara CPO
mutu baik dan CPO mutu rendah. Adanya usaha untuk memanipulasi nilai DOBI
tersebut akan berdampak pada mutu lainnya seperti asam lemak bebas (ALB),
bilangan peroksida (PV), kadar karoten, air dan tidak terkecuali Warna (Hasibuan
dimasudkan untuk memperoleh minyak sawit (Crude Plam Oil) dari daging buah
(mesocp) dan inti sawit (kernel) dari biji (Nut). Untuk mendapatkan kualitas/mutu
minyak yang baik bermula dari lapangan, sedangkan proses pengolahan di pabrik
kehilangan (Losis) selama proses, Pabrik tidak dapat memoproduksi lebih dari apa
Mutu dan Rendemen hasil olah sangat dipengaruhi oleh fraksi panen (derajat
(PKS).
mutu yang digunakan oleh perusahaan minyak turunan kelapa sawit lingkup luar
negeri khususnya Malaysia dan Singapura tidak terkecuali Indonesia, dimana pada
standar mutu PORAM spesifikasi untuk parameter warna tidak boleh melebihi
METODOLOGI PENELITIAN
merupakan salah satu tahapan proses yang bertujuan untuk memisahkan zat-zat warna
dan zat organik yang menyebabkan minyak sawit mentah Crude Palm Oil (CPO)
bewarna gelap (Coklat kemerahan), zat tersebut akan di serap oleh bleaching earth
sebagai adsorben sehingga warna CPO menjadi lebih jernih dan bening. Peranan
warna di minyak pada proses pemurnian minyak menjadi sangat penting karena pada
pada umumnya. Pemberian dosis bleaching earth yang tepat pada tahapan bleaching
Trial mini plant refinery adalah proses percobaan skala kecil dari proses
Refinery Plant dimana Crude palm oil (CPO) dengan berat ditentukan dipanaskan
kemudian dicampur denga phosporic aid (PA) untuk tahapan degguming, kemudian
menambahkan bleaaching earth pada tahapan bleaching lalu pada tahapan terakhir
tahap deodorizing sehingga dihasilkan produk Refined Bleached Deodorized Palm Oil
visual yang dirancang untuk mengoptimalkan penggunaan filter kaca alat warna, yamg
diatur dengan dua bidang pandang yang berdekatan, terlihat melalui vial dan lensa
pengamatan, warna produk pada sampel bidang dan permukaan reflektif putih di
bidang perbandingan yang diamati sejajar, dengan penerangan yang sesuai. Lensa
Lovibond warna dipantulkan ke bidang perbandingan dengan sistem rak geser yang
ditransmisikan atau dipantulkan dari sampel dengan yang ditransmisikan melalui lensa
pembacaan. Terdapat tempat vial netral rak yang juga disediakan; ini bisa dimasukkan
ke dalamnya sampel untuk meminimalisir warna produk yang terlalu terang untuk
warna Merah, Kuning atau Biru. Raknya bervariasi hingga warna visualnya serasi,
dengan cahaya dari sampel dan warnanya kemudian dapat dinyatakan dalam satuan
Lovibond color dalam satuan merah Red (R) (WQC004, 2020). Penelitian ini
Hatta Km.10 RT 23. Lk.2 Kel. Way Lunik Kec. Panjang, Kota Bandar
Lampung
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 10 hari dari tanggal 14 April 2022 s/d 25 April
2022.
Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan (Observasi)
2. Dokumentasi (Documentation)
lain sebagainya.
6. Filter Flash
7. Kertas Saring
Cara Kerja :
250ml
CPO
termometer
homogen.
sample pada Labu tutup alat Deodorizer, pasang dan setting vacum ke
alat Deodorisasi.
10. Alirkan air pendingin pada labu proses deoderizer untuk mencegah
terjadinya bumping .
12. Baca Warna Sample dengan menggunakan cuvet 5.25 inchi dengan
Sample RBDPO
Cara Kerja :
colour.
4. Warna merah pada sample adalah warna acuan dari sample yang
diamati.
hexane.
Pada penelitian ini ditentukan jumlah dosis dari bleaching earth masing-masing
0.8%, 1.0%, 1.2%, 1,4%, dan 1,6%. Pengumpulan data dilakukan dari hasil
Prediksi penurunan kualitas warna dari hasil percobaan akan terlihat dengan
HASIL ANALISIS
Minyak kelapa sawit merupakan minyak yang didapatkan dari bagian daging buah
tanaman kelapa sawit dengan kandungan minyak mencapai 56% tiap buahnya,
Indonesia menjadi negara penghasil sawit terbesar di dunia pada tahun 2021, produksi
kelapa sawit tidak kurang dari 45.1 juta ton, seperti yang dilansir Badan Pusat Statistik
di tahun 2022. Dari sisi permintaaan, produk sawit memenuhi kebutuhan pangan dan
terhadap market share dunia yang ditunjukkan dengan data ekspor CPO yang memiliki
daya saing yang terbaik dibandingkan dengan minyak nabati lainnya dan secara historis
Kementrian Perindustrian di tahun 2022, sehingga tidak bisa dipungkiri jika industri
serta penguasaan teknologi sehingga bangsa Indonesia mampu bersaing dengan negara
lainnya. Untuk menentukan kualitas minyak turunan kelapa sawit terutama pada
kualitas warna, beberapa penelitian terdahulu telah melakukan penelitian tentang dosis
bleaching earth. Karena Peningkatan jumlah dosis blaching earth menyebabkan kadar
warna seluruh CPO menurun/semakin rendah dan produk yang dihasilkan akan
semakin baik.
dibidang pengolahan minyak kelapa sawit mentah atau CPO (Crude Palm Oil). Standar
Berdasarkan hal tersebut, maka pada penelitian ini, peneliti ingin melakukan pengujian
penggunaan dosis beaching earth untuk menentukan hasil kualitas beaching earth pada
PT. Louis Drefus Company (LDC) Indonesia. Pada penelitian ini ditentukan jumlah
dosis dari bleaching earth masing-masing 0.8%, 1.0%, 1.2%, 1,4%, dan 1,6%.
Pengumpulan data dilakukan dari hasil analisa, penelitian dari percobaan dilakukan
dengan menggunakan bleaching earth type X dan bleaching earth type S untuk
BE type X dengan dosis 0.8%, 1.0%, 1.2%, 1.4% dan 1.6 % didapat warna RBDPO
BE type S dengan dosis 0.8%, 1.0%, 1.2%, 1.4% dan 1.6 % didapat warna RBDPO
antara type bleaching earth dan jumlah dosis yang diberikan dengan kualitas warna
produk yang dihasilkan. Dari jumlah dosis bleaching earth yang diberikan, pada
percobaan yang pertama bleaching earth yang digunakan adalah type X dengan
menggunakan variasi dari jumlah dosis 0.8 % - 1.6 % terlihat pada grafik dibawah ini
Grafik Percobaan 1 (Menggunakan bleaching earth type X)
Pada percobaan yang kedua bleaching earth yang digunakan adalah type S dengan
menggunakan variasi dari jumlah dosis 0.8 % - 1.6 % terlihat pada grafik dibawah
Dosis bleaching earth type S 0,8 % mendapatkan warna 3,2R dimana warna
yang didapat belum masuk dalam standar mutu di PT Louis Dreyfus Company (LDC)
Indonesia, sedangkan dosis bleaching earth type X 0,8 % mendapatkan warna 2,7R
sudah masuk dalam standar mutu yang diharapkan, sehingga bleaching earth type ini
Deodorized Palm Oil RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) yang
dihasilkan.
BAB V
5.1 Kesimpulan
bleaching earth yang paling optimum untuk mendapatkan kualitas warna produk
RDBPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) yang sesuai standar mutu di PT
Louis Dreyfus Company (LDC) Indonesia.adalah beaching earth type X 0.8% dan
5.2 Saran
Dari hasil dan kesimpulan penelitian ini, penulis menyarankan sebagai berikut:
proses trial mini plant skala lab terlebih dahulu, untuk mendapatkan
gambaran jumlah dosis yang optimal untuk hasil kualitas warna RBDPO
kualitas warna RBDPO yang dihasilkan pada proses refinery, karena type
ditambahkan.
DAFTAR PUSTAKA
Djumarman. 1977. Bentonit clay berbagai bahan untuk bleaching agent, “ Bulletin
Penelitian B.P. Industri” No.7 Tahun II
Fatmayati. 2011. Pemucatan minyak sawit kasar menggunakan tanah pemucat hasil
reaktivasi. [Skripsi]. Bogor: Departemen Teknologi Industri pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Haryono., Muhammad Ali., dan Wahyuni. 2006. “Pemucatan minyak sawit mentah
menggunakan arang aktif”. Jawa Timur
Hasibuan HA. 2016. Deterioration of bleachability index pada crude palm oil: bahan
review dan usulan untuk SNI 01-2901-2006. J Stand. 18(1): 25-34.
Kemenperin. 2022 Mengapa Minyak Sawit Lebih Unggul (Dari Minyak Nabati
Lainnya). https://agro.kemenperin.go.id . Diakses 2 Maret 2023
Morad NA, Aziz MKA, dan Zin RM. 2006. Process Design Degumming and
Bleaching of Palm Oil. Research Vote No: 74198. University Teknology
Malaysia.
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. Edisi V : 11 ± 30.
PT. Louis Dreyfus Company Indonesia, 2020. Work Instruction and Standard
Operational Procedure-Trial mini Plant. (WQC164, 2020) Bandar Lampung
PT. Louis Dreyfus Company (LDC) Indonesia, 2020. Work Instruction and Standard
Operational Procedure-Analisa Warna. (WQC004, 2020) Bandar Lampung
Rouquerol, F., Rouquerol, J. dan Sing, K. 1999. Adsorption by Powders and Porous
Solids. Academic Press. San Diego, CA, USA.
Onwuka GI dan Akaerue BI. 2006. Evaluation of the quality palm oil produce by
different methods of processing. Res J Biologic Sci. 1(1-4): 16-19.
New York. Tan KH. 1993. Principles Soil Chemistry. 2nd edition. Marcel Dekker,
Inc. New York
Usman MA, Ekwueme VI, Alaje TO, Mohammed AO. 2012. Characterization, Acid
Activation, and Bleaching Performance of Ibeshe Clay, Lagos, Nigeria.
International Scholarly Research Network ISRN Ceramics.
doi.10.5402/2012/658508
LAMPIRAN
BE Type Dosing BE(%) Color ('R)
0.8 3.2
1.0 3.0
BE type S 1.2 2.8
1.4 2.6
1.6 2.4