(SKRIPSI)
Disusun Oleh :
FERI IRAWAN
NIM 19120005
2023
i
ANALISIS PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LIMBAH MINYAK
(SKRIPSI)
STTN Lampung
Disusun Oleh :
FERI IRAWAN
NIM 19120005
2023
ii
ANALISIS PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LIMBAH MINYAK
SKRIPSI
Oleh :
FERI IRAWAN
NIM. 19120005
Sarjana Teknik
Pembimbing I Pembimbing II
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Tim Penguji
(Penguji Utama)
(Penguji Anggota)
(Penguji Anggota)
Mengesahkan
Sekolah Tinggi Teknologi Nusantara Lampung
Ketua,
iv
ABSTRAK
Oleh :
Feri Irawan
NIM 19120005
v
ABSTRACT
The diversity of types of waste will depend on industrial activities and other
waste-producing activities. In addition to production activities, there must be
machine preventive activities, each of these activities must produce hazardous and
toxic material waste. Management of hazardous wastes and toxic. Waste originating
from the oil and gas industry is categorized as B3 waste because its nature and
concentration can harm the environment.
Based on the background of the problem, there is a system for storing and
collecting used lubricating oil waste as a hazardous and toxic material waste, is the
storage and collection system for used lubricating oil waste more efficient with the
hand pallet system method as a new system, and the wellbarrow system method as
a new system? long time at PT. Natura Perisa Aroma
The methods used are the hand pallet system and the wellbarrow system,
the two methods aim to compare which one is more efficient by calculating the
empty load and the carrying load in both methods, from both methods there is an
efficient standard set.
In the research, the results obtained were the storage time of used oil,
collection of used oil, packaging of used oil, symbol and label of used oil, used oil,
location of used oil, transportation of used oil, third parties, and fulfillment of
quality standards wastewater.
The results of this study are that with the 5R program it can be interpreted
that the analysis of the storage of used lubricating oil waste as hazardous and toxic
waste (B3) by comparing the two methods has one method, namely the hand pallet
system which is more time efficient, so that it can affect productivity when This
process of collecting used oil and lubricants is certainly more concise and efficient.
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tuaku yang selalu membantu dalam do’a dan dukungan moril
ini.
vii
MOTTO
“ Bukan Hanya Sekedar Gelar Yang Aku Raih, Tetapi Ada Harapan Orang Tua
( Feri Irawan )
viii
RIWAYAT HIDUP
Dharma Way Galih Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan pada
tahun 2015, dan Sekolah Menengah Kejuruan YPI Tanjung Bintang Kabupaten
ix
KATA PENGANTAR
Dengan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat dan
Pembuatan laporan praktek kerja lapangan ini disusun berdasarkan hasil praktek
Bintang Lampung Selatan. Laporan praktek kerja lapangan ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata satu Teknik Industri. Untuk itu
1. Allah SWT yang telah memberikan petunjuk atas rahmat-Nya yang selalu
menuntun hamba-Nya.
2. Bapak Dr. Ir. Sugeng Dwiono, S.H., M.H. selaku Ketua STTN Lampung.
3. Bapak Idris Asmuni, ST., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Industri.
4. Bapak Ir. Zaenal Arifin, M.T.A. Selaku Pembimbing Utama yang selalu
x
7. Orang tua dan keluarga, yang telah memberikan doa dan dukungan moral
Perisa Aroma.
8. Seluruh staff dan dosen STTN Lampung yang telah membantu penulis
10. Semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
dan kesalahan, untuk itu segala saran dan kritiknya penukis mengharapkan.
Semoga hasil karya ilmia saya ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
Penulis
FERI IRAWAN
NIM. 19120005
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... v
xii
1.4 Batasan Masalah ........................................................................................... 5
xiii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 5. Data Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas Proses Hand Pallet ............ 48
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
berbasis fosil terutama bahan bakar minyak bumi. Minyak bumi serta gas (migas)
ialah sumber energi alam yang jadi pemenuhan kebutuhan sebab sebagian besar
industri migas tumbuh lumayan pesat. Industri migas yaitu salah satu zona yang
penghasil limbah yang lain. Mulai dari pemakaian bahan baku, pemilihan proses
terlepas dari proses industri itu sendiri. Walaupun demikian, tidak seluruh limbah
industri ialah jenis limbah B3. Serta pada realitasnya, sebagian besar limbah B3
memanglah berasal dari aktivitas industri serta harus dikelola secara khusus.
1
PT Natura Perisa Aroma merupakan anak industri dari PT HPI AGRO yaitu
yang masih satu group dengan PT Djarum yang bergerak dibidang pertanian yaitu
memproduksi bahan bumbu hasil bumi serta memproduksi produk spices dan
essensial oil. Tidak hanya aktivitas produksi tentu terdapat aktivitas preventif secara
internal, yang mana tiap aktivitas tersebut pasti menciptakan limbah bahan
berbahaya serta beracun B3. Menurut Peraturan Pemerintah 101 tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya serta Beracun( B3) limbah yang berasal dari
dihasilkan. Menurut PP 101 Tahun 2014 mengenai syarat– syarat serta kewajiban
sudah ditetapkan sebelum pengangkutan yaitu tidak lebih dari 90 hari sedangkan
ketiga.
Limbah B3 yang dihasilkan oleh PT Natura Perisa Aroma meliputi Used oil
yang merupakan limbah oli sisa mesin gensed, alat berat semacam loader.
Sedangkan lampu TL bekas, majun Bekas, aki bekas, catridge bekas merupakan
hasil dari operasi ataupun pemeliharaan serta pula kantor. Limbah B3 dari aktivitas
2
industri pabrik mempunyai ciri, mudah dibakar, bersifat reaktif beracun, serta
korosif. Sehingga pengelolaan limbah B3 wajib dilakukan dengan baik serta benar
sebelum dikembalikan ke area agar tidak menimbulkan dampak negatif baik untuk
manusia, area sekitar ataupun pekerja yang terpapar langsung oleh sumber limbah
dihirup ataupun kendala saluran pernapasan yang menimbulkan pusing, serta mual
serta ada pula dampak yang ditimbulkan berupa iritasi pada mata ataupun kulit.
Oleh sebab itu limbah wajib diolah serta dikendalikan dengan metode mengelola
cair, emisi, serta limbah B3. Pada dikala ini pengolahan serta pemanfaatan limbah
dalam pengangkutan limbah B3 yang setelah itu hendak diolah oleh pihak ketiga
– Rawat – Rajin ). Jadi peneliti limbah Oli Bekas pada saat sebelum dikumpulkan
3
di TPS oli bekas tersebut masih berceceran di tempat workshop, atas dasar itu
berjalan. Atas dasar ini sehingga penelitian ini tertarik buat menganalisis proses
pengelolaan limbah B3 yang terdapat di PT Natura Perisa Aroma lewat tugas akhir
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang terjadi dapat
1. Penggunaan bahan dan alat-alat yang dipakai pada PT Natura Perisa Aroma yang
dilakukan, apabila tidak di olah dengan baik dapat menghasilkan limbah yang
2. Bahan limbah hasil dari aktifitas PT Natura Perisa Aroma umumnya adalah
3. Limbah yang dihasilkan oleh PT Natura Perisa Aroma masih terdapat limbah
yang berserakan seperti oli bekas, kain majun bekas, lampu TL bekas, dan
4. Kesadaran yang masih minim bagi setiap pekerja di PT natura Perisa Aroma
4
1.3 Rumusan Masalah
Aroma ?
efisien dengan metode hand pallet system ( jek palet ) sebagai sistem yang baru,
dan metode wheelbarrow system (gerobak sorong) sebagai sistem yang lama ?
2. Evaluasi berdasarkan Permenkes No 07. Tahun 2019 dan Permen LHK No. 55.
Tahun 2015.
Perisa Aroma.
b. Untuk membandingkan dari kedua sistem tersebut dan mana yang lebih
efisien.
5
1.6 Manfaat Penelitian
(B3).
Tulisan ini disusun secara sistematis ke dalam beberapa bab, dan setiap bab
BAB I PENDAHULUAN
6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
terkhusus limbah Minyak Pelumas Bekas ( Oli Bekas ), dan hasil dari penelitian
sedang dijalankan.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Indonesia Nomor. 101 Tahun 2014 tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun mendefinisikan bahwa kalau Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
disingkat Limbah B3 merupakan hasil sisa suatu usaha dan/ataupun aktivitas yang
memiliki bahan berbahaya dan beracun yang dari sebab sifat serta/ataupun
Republik Indonesia Nomor. 101 Tahun 2014 penetapan limbah B3 terdiri atas
kategori 1 dan 2 dimana jenis 1 ialah limbah B3 bersifat akut dalam arti dampaknya
mempunyai dampak tunda dan tidak berakibat langsung terhadap manusia ataupun
lingkungan hidup. Apabila identifikasi tidak termasuk dalam daftar jenis limbah B3
8
bisa dicoba lewat uji ciri serta toksikologi memakai tata cara penetapan limbah B3.
Natura Perisa Aroma lewat tugas akhir yang berjudul: “ Analisis Penerapan
Tahun 2022 “.
diidentifikasi menurut sumber dan atau uji karateristik dan atau uji toksikologi.
Limbah B3 yang sumbernya spesifik adalah limbah B3 dari sisa proses suatu
Limbah B3 yang memiliki efek tunda deleyed (effect), atau berdampak tidak
beracun tidak akut, dan dihasilkan dalam jumlah yang sangat besar per satuan
waktu.
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah limbah B3 yang pada umumnya
berasal dari proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat,
pengemasan.
9
2. Ciri Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun ( B3 )
a. Mudah Meledak
Yaitu limbah yang pada suhu dan tekanan standar ( 25ºC, 760 mmHg )
bisa meledak ataupun melalui respon kimia serta/ maupun fisika bisa
menciptakan gas dengan temperatur dan tekanan tinggi yang dengan cepat
b. Mudah Terbakar
Terbakar yaitu limbah- limbah yang memiliki salah satu sifat- sifat:
limbah berbentuk cairan yang memiliki alkohol kurang dari 24% volume dan/
ataupun pada titik nyala tidak lebih dari 60ºC ( 140ºF ) akan menyala apabila
terjalin kontak dengan api, percikan api ataupun sumber nyala lain pada
tekanan udara 760 mmHg. Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada
c. Bersifat Reaktif
Yaitu limbah- limbah yang memiliki salah satu sifat- sifat: limbah yang
pada kondisi normal tidak normal serta bisa menimbulkan perubahan tanpa
peledakan. Limbah yang bisa bereaksi hebat dengan air. Apabila limbah yang
menghasilkan gas, uap atau asap yang beracun dalam jumlah yang
10
membahayakan bagi kesehatan manusia serta lingkungan. Merupakan limbah
Sianida, Sulfida ataupun Amoniak yang pada keadaan pH antara 2 serta 12. 5
bisa menghasilkan gas, uap ataupun asap beracun dalam jumlah yang
mudah meledak ataupun bereaksi pada suhu serta tekanan standar ( 25ºC, 760
d. Beracun
manusia ataupun area yang bisa menimbulkan kematian ataupun sakit yang
serius apabila masuk ke dalam tubuh malalui pernafasan, kulit ataupun mulut.
e. Mengakibatkan Infeksi
dari bagian badan manusia yang diamputasi serta cairan dari badan manusia
lain yang terinfeksi bakteri penyakit yang bisa meluas. Limbah ini beresiko
pembuangan limbah.
f. Bertabiat Korosif
11
SAE 1020) dengan laju korosi lebih besar dari 6. 35 milimeter/ tahun dengan
limbah bersifat asam serta sama ataupun lebih besar dari 12. 5 untuk yang
bersifat basa.
g. Karsinogenik
h. Mutagenik
3. Uji Toksikologi
a. Sifat akut pada limbah Uji hayati untuk mengukur hubungan dosis - respon
antara limbah dengan kematian hewan uji, untuk mendapatkan nilai LD50 (
Lethal Dose Fifty ). Apabila nilainya LD50 > 50 mg/kg dari berat badan (
b. Minyak Pelumas
ataupun proses produksi. Minyak pelumas ialah sejenis cairan kental yang
12
berperan sebagai pelicin, pelindung, serta pembersih untuk bagian dalam
minyak pelumas tersebut. SAE 40 ataupun SAE 15W- 50, semakin besar
kentalnya
dari pemilahan dari minyak pelumas mineral, ialah gas. Senyawa ini
13
b. Minyak Pelumas Mineral
dasar ( base oil ) yang diambil dari minyak bumi yang sudah diolah
serta disempurnakan.
Beracun (B3)
apabila tidak dikelola dengan baik, maka limbah minyak pelumas bekas
tidak dapat digunakan kembali. Sementara itu, bila asal dibuang bisa
14
pelumas merupakan kombinasi dari hidrokarbon kental ditambah
bermacam bahan kimia aditif. Minyak pelumas bekas lebih dari itu, dalam
bersifat asam serta korosif, deposit, serta logam berat yang bersifat
karsinogenik
Bila kita bicara material minyak pelumas bekas, hingga itu tidak cuma
yang lebih buruk dari pada efek tumpahan minyak mentah biasa. Minyak
pelumas bekas memiliki beberapa zat yang dapat mengotori udara, tanah
serta air. Minyak pelumas bekas itu bisa jadi saja memiliki logam, larutan
klorin, serta zat- zat pencemar yang lain. Satu liter minyak pelumas bekas
dapat mengganggu jutaan liter air segar dari sumber air dalam tanah.
1. Pernapasan
15
seperti ( hidung, tenggorokan, dan paru-paru ). Dan juga dapat
3. Kulit bisa dapat menyebabkan dermatitis atau meresap ke dalam kulit dan
4. Pencernaan
banyak dari polutan keluar, tetapi lapisan kedap air yang menutupi
membawanya tepat ke badan saluran air dan ke sungai, danau, dan laut,
yang bisa meracuni biota laut dan ikan yang kita makan- serta
16
ekosistem. Pencemaran oli bekas ini pula mendapatkan jalur ke dalam
akifer bawah tanah menuju pasokan air minum kita, sehingga dapat
sifatnya yang tidak bisa larut dalam air pula bisa membahayakan habitat
air, tidak hanya itu sifatnya gampang terbakar yang merupakan ciri dari
menyebutkan bahwa:
17
( B3 ) wajib mengajukan permohonan izin kepada: Bupati /
kabupaten / kota.
18
c. Tata Cara Penyimpanan Minyak Pelumas Bekas
dengan PP Nomor 101 Tahun 2014 dibuat dengan sistem blok, dimana
tiap blok terdiri dari 2x2 serta lebar gang antar blok minimun 60
lapis dengan masing- masing lapis dialasi palet, serta tiap palet
mengalasi 4 drum.
mudah retak.
19
Gambar 1. Penyimpanan Kemasan Drum Limbah Minyak Pelumas Bekas
sebagai berikut:
20
dan pengangkutan pada limbah.
dengan kapasitas volume 50 liter, 100 liter atau 200 liter, atau
aman.
21
limbah yang lain serta memiliki karakteristik yang sama, atau
tidak rusak.
22
yang akan terjadi.
6. Kemasan yang telah diisi atau terisi penuh dengan limbah minyak
limbah B3.
23
disimpan di dalam kemasan limbah B3 yang terpisah.
yang tidak saling cocok atau tidak sama maka kemasan tersebut
10. Kemasan yang sudah rusak ( bocor atau berkarat ) dan kemasan
24
e. Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas
wadah jerigen yang masih berceceran walaupun dan bak tersendiri dan
lama yaitu sistem manual, yang mana pada sistem yang lama ini pada
roli atau angkong yang mana sangat memakan waktu yang lebih lama,
hand pallet, dengan sistem ini maka jerigen yang berisi oli bekas akan
disusun rapi diatas palet yang disetiap sisi akan ditali agar jerigen
antara sistem yang lama dengan yang baru untuk mengetahui tingkat
efisiensinya.
25
Gambar 2. Alat Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas Pakai Wheelbarrow
26
kebijakan lain yang terkait hal tersebut. Simbol ialah gambar yang
27
Gambar 6. Label Identitas Limbah B3
5. Lantai harus kedap air, tidak bergelombang, kuat serta tidak retak.
h. Dokumen
28
limbah B3 kepada pengangkut limbah B3. Dokumen limbah B3
yang diserahkan.
lebih dari satu kali ( antar moda ) maka dokumen terdiri dari 11
29
4. Lembar keempat setelah ditandatangani oleh pihak pengumpul
B3.
limbah B3.
i. Pelaporan
30
kegiatan yang dilakukannya kepada Badan Pengendalian Dampak
j. Pihak Ketiga
31
2.2 Kerangka Berfikir
Proses Produksi
Maintenace
Minyak Pelumas
Bekas
Penyimpanan Sementara
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dan pengumpulan minyak pelumas bekas di PT Natura Perisa Aroma Tahun 2022.
a. Lokasi Penelitian
b. Waktu Penelitian
Aroma.
33
Sesuai peraturan yang berlaku apabila hasil dari wawancara terhadap
a. Observasi
b. Wawancara
Teknik Analisis Data dari Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012) antara lain:
34
1. Reduksi Data (data reduction)
Reduksi data berarti merangkum semua data yang ada dan diperoleh di PT
pada hal yang penting, atau mencari tema dan pola kemudian membuang data
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan data yang sudah ada. Bentuk
penyajian data berupa dalam bentuk tabel dan kemudian diuraikan dalam
dengan didukung oleh bukti dan data yang valid dan konsisten di lapangan
35
3.6 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Membandingkan
Metode Hand Pallet System dan Metode Wheelbarrow System
System
Simpulan
Rekomendasi
Penelitian
Selesai
36
BAB IV
pada alat berat dan pembangkit seperti alat berat loader dan mesin gensed,
pada mesin gensed yang berkapasitas 250 KVA dan 500 KVA yang mana
sesuai dengan SOP ( Standar Operasional Proseder ) yang ada dalam mesin
melumasi mesin produksi biar mesin bisa berjalan dengan mulus serta
pelumas bekas. Minyak pelumas bekas berasal dari beberapa jenis minyak
pelumas yang digunakan buat aktivitas proses produksi di PT. Natura Perisa
1. SAE 40
2. SAE 46
Dalam satu bulan area produksi dan gensed dapat menghasilkan kira-
kira 10-12 liter minyak pelumas bekas, dan dalam satu tahun menghasilkan
minyak pelumas bekas kira-kira 400 liter atau 2 drum dan dalam satu tahun
37
Setiap bulan minyak pelumas bekas yang dihasilkan dikumpulkan dalam
wadah jerigen yang nantinya akan diambil oleh petugas atau operator yang
pelumas bekas sudah lebih dari enam bulan atau lebih. Di PT Natura Perisa
satu tahun.
PT. Natura Perisa Aroma, maka wajib memiliki izin dari walikota untuk
38
d. Tata Cara Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas di PT.
terbuat dari besi, dan kemasan drum tersebut berkapasitas isi 200 liter.
Kemasan yang telah berisi limbah minyak pelumas bekas harus diberi
tanda sesuai dengan ketentuan yang berlaku hal ini dimaksudkan untuk
Beracun ( B3 ), pada label ini bisa disebut dengan operasi label merah,
dan juga pada drum diberi tanda berupa label yang menyatakan bahwa
39
3. Bangunan Penyimpanan Minyak Pelumas Bekas
Pada bangunan tersebut sudah memiliki papan nama dan lantai bangunan
tersebut terbuat dari cor, tidak bergelombang dan kuat. Pada bagian luar
40
tidak sulit dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap setiap kemasan,
atas palet, dan setiap palet berisi masing-masing 4 drum. Dan ada jarak
antar palet dan tempat penyimpanan minyak pelumas bekas dapat diakses
oleh tenaga kerja, tetapi tidak dapat diakses untuk lalulintas kendaraan
forklift.
41
mengirim limbah minyak pelumas bekas tersebut ke pemanfaat minyak
sudah ada simbol tanda bahaya kebakaran dan sudah dilengkapi dengan
42
b. Data Penyimpanan Minyak Pelumas Bekas
Jumlah
Maxsimal
Jenis Tanggal Sumber Limbah
No Penyimpanan
Limbah Masuk Limbah B3
s/d tanggal:
Masuk Limbah B3 Masuk
(t=0+365 hr)
(Ton)
Minyak B105d
Pelumas
1
Bekas / 19
Oli 19 Desember
Desember Worskop 0.198
Bekas 2023
2022
Sumber : Data Primer PT Natura Perisa Aroma Tahun 2022
8. Pihak Ketiga
pemanfaat ini sudah dapat ditentukan dari lelang atau rekanan lama yang
sudah pernah membeli limbah minyak pelumas bekas tersebut. Salah satu
43
9. Pelaporan
merupakan salah satu penilaian PROPER yang wajib ada pada setiap
Pemantauan air limbah dilakukan 1 (satu) tahun sekali oleh Balai Besar
limbah dan air tanah mengandung minyak pelumas bekas yaitu sebagai
saluran air hujan. Hasil dari pengujian tersebut menyatakan bahwa semua
parameter yang ada sudah memenuhi Baku Mutu Air Limbah (BMAL).
44
4.2 Pembahasan
penyimpanan limbah minyak pelumas bekas sudah lebih dari enam bulan, dan
paling lama limbah minyak pelumas bekas disimpan selama satu tahun. Hal
ini sudah sesuai dengan isi dari Peraturan Pemerintah Nomor. 18 tahun. 1999
yang telah dihasilkannya dan paling lama untuk menyimpan adalah 90 hari
izin tersebut sudah dikeluarkan oleh Peraturan Daerah ( Perda ) kota Bandar
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Hal ini sesuai dengan dengan
kabupaten / kota.
45
c. Tata Cara Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas di PT
Aroma ini berada di area workshop, yang mana minyak pelumas bekas ini
sistem cara pengumpulan nya yaitu dari area workshop sampai ke tempat
penyimpanan sementara. Dan untuk sistem yang lama ini sudah berjalan,
Rajin). Sistem yang lama menjadi tidak efisien atau terlalu banyak
dari itu manajemen membuat sistem baru yang akan berjalan dan
ada di tempat workshop yang terdapat 4 jerigen atau 100 liter dalam 3
46
penyimpanan sementara deangan jarak sejauh 334 meter dan
desember 2022.
47
b. Sistem Hand Pallet System (Jek Palet)
papan atau palet sehingga dalam satu palet bisa mengangkut 4 jerigen
sisa jerigen yang ada. Jadi pada sistem ini peneliti hanya mengangkut
menggunakan sistem yang lama maka peneliti harus jalan kearah TPS
sebanyak 4 kali.
48
A = Waktu Angkut : Workshop – TPS B3
B = Waktu Balik : TPS B3 – Workshop
A= 10;35 Menit =A+B
B= 07;42 Menit = 10;35 + 07;42
= 17;77 Menit
Rata - Rata Waktu = 18 Menit
mengacu pada efisiensi waktu maka sistem Hand Pallet System lah
Pada metode yang pertama yaitu ada perbedaan dari segi alat
yang mana untuk alat metode pertama ini dari segi fisik sudah tidak
yang kedua dilihat dari segi fisik tentunya pada alat metode kedua ini
sangat kuat dan mudah pada saat perawatan nya. Adapun perbedaan
dari kedua metode tersebut yang lain adalah untuk alat metode yang
sedangkan alat metode yang kedua ini untuk segi penyimpanan nya
49
2. Pengemasan Minyak Pelumas Bekas
pelumas bekas tersebut terbuat dari besi, dan drum tersebut berkapasitas
isi 200 liter. Hal ini sudah sesuai dengan Keputusan PerMenLHK
Pada kemasan drum yang berisi limbah minyak pelumas bekas tersebut
sudah di pasang label berupa tanda bahwa ini adalah limbah Bahan
Berbahya dan Beracun (B3) dan simbol mudah terbakar sesuai dengan
karakteristik limbah minyak pelumas bekas tersebut. Hal ini sudah sesuai
50
kemasan atau tempat/wadah untuk kegiatan penyimpanan/pengumpulan
minyak pelumas bekas wajib diberi simbol dan label yang menunjukkan
atap yang terbuat dari seng. Luas bangunan tersebut 6m x 3m, bangunan
anatara volume limbah yang dihasilkan dengan luas bangunan. Hal ini
tersebut sudah memiliki papan nama dan lantai bangunan tersebut terbuat
dari cor, tidak bergelombang dan kuat. Pada bagian luar bangunan, lantai
hari menggunakan lampu yang sudah terpasang. Hal ini telah sesuai
51
penyimpanan minyak pelumas ini sudah ada kolam penampung untuk
menampung ceceran minyak pelumas yang tumpah. Hal ini sudah sesuai
tangki yang ada di dalam ruang penyimpanan, serta tangki harus diatur
limbah minyak pelumas bekas akan diletakkan di atas palet, dan setiap
palet berisi masing-masing 4 drum.. Dan ada jarak antar palet karena palet
pelumas bekas dapat diakses oleh tenaga kerja, tetapi tidak bisa diakses
52
Aroma dapat dikatakan aman dari jangkauan tenaga kerja karena letak
Beracun”.
53
8. Pengangkutan Minyak Pelumas Bekas
dengan Simbol dan Label” dan sudah dilengkapi dengan dokumen hal ini
54
9. Pihak Ketiga
Limbah Industri ( PPLI ). Pada pihak ketiga ini sudah mempunyai izin dari
B3 ) hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Pemereintah No. 18 tahun 2009
Sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (5) Huruf B adalah Wajib
10. Pelaporan
Pemantauan air limbah ini dilakukan dalam 1 (satu) tahun sekali. Untuk
55
air limbah dan air tanah mengandung limbah minyak pelumas bekas.
ada memenuhi Baku Mutu Air Limbah (BMAL). Hal ini sudah sesuai
56
Gambar 13. Masker
57
4. Pelindung Mata / Kaca Mata Safety
Digunakan pada saat mengambil limbah minyak pelumas bekas dan agar
58
Pada saat proses pengumpulan, penyimpanan dan pengangkutan
APD ) agar pada saat melalukan aktivitas kerja dengan harapan tidak ada
59
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Sistem Pengumpulan dan
2. Dari perbandingan dua metode diatas bahwa yang dijelaskan dalam metode
tersebut metode hand pallet system (jek palet) sebagai metode kedua (2)
tentu lebih efisien dengan hasil pengujian rata-rata 18 menit, Dengan waktu
kedua (2) yaitu hand pallet system sangat efisien waktu pada proses
60
5.2 Saran
Berdasarkan dari peneliti yang kemukakan maka saran peneliti dalam system
sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di PT Natura Perisa Aroma
adalah :
sudah standby alat untuk mengangkut limbah yaitu berupa pallet dan hand
b. Sebaiknya pada alat untuk mengangkut limbah minyak pelumas bekas harus
ada tersendiri yaitu alat yang dikhususkan untuk mengangkut limbah minyak
pelumas bekas.
61
DAFTAR PUSTAKA
Sugeng Budiono, R.M.S. Jusuf, Adriana Pusparini, 2003. Bunga Rampai Hiperkes
dan KK. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Stisya, Iadha, 2010. Pengelolaan B3 (Tl-3204) Evaluasi Pengelolaan Oli Bekas
Sebagai Limbah B3. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Fitria Sari, Vivin, 2009. Pengelolaan Limbah Bahan Kimia Berbahaya dan
Beracun (B3) di PT. Tri Polyta Indonesia tbk Cilegon, Banten. Surakarta : UNS.
62