Disusun oleh :
FARKHAN RAMADAN
NIM. 31602000073
Disusun oleh :
FARKHAN RAMADAN
NIM. 31602000073
Dengan Judul :
ANALISIS PERAWATAN LOKOMOTIF DAN KERETA REL
DIESEL (KRD) CC 201 83 31 MENGGUNAKAN METODE
PREVENTIVE MAINTENANCE
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri
ii
PERSETUJUAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
iii
RINGKASAN
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pelaksanaan Kerja Praktek dengan judul “ANALISIS PERAWATAN LOKOMOTIF DAN
KERETA REL DIESEL (KRD) CC 201 83 31 MENGGUNAKAN METODE PREVENTIVE
MAINTENANCE”
Pelaksanaan kerja praktek merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa untuk
meraih gelar sarjana (S1) di Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri,
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Kerja Praktek yang dilaksanakan oleh penulis dimulai pada tanggal 1 Februari
2023 sampai 1 Maret 2023 tidak lepas dari dukungan dari banyak pihak. Dengan hati
yang tulus pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih
kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia kesehatan dan
kemudahan sehingga penulis dapat melaksanakan kerja praktek dan menyusun
laporan kerja praktek dengan lancar.
2. Orang Tua penulis karena dengan doa dan dukungan sarana serta prasarana
penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini.
3. Ibu Dr. Ir. Novi Marlyana ST.,MT.,IPU.,ASEAN.Eng. selaku Dekan Fakultas
Teknologi Industri UNISSULA.
4. Ibu Nuzulia Khoiriyah, ST., MT selaku Ketua Program Studi Teknik Industri
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
5. Ibu Rieska Ernawati, ST.,MT selaku koordinator kerja praktek di Program Studi
Teknik Industri Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
6. Ibu Dr. Ir. Novi Marlyana ST.,MT.,IPU.,ASEAN.Eng. selaku dosen
pembimbing kerja praktek penulis di Program Studi Teknik Industri Universitas
Islam Sultan Agung Semarang.
7. Bapak Arif Dwi Setyo selaku bagian pembimbing lapangan yang telah
v
meluangkan waktu untuk berbagi materi selama pelaksanaan dan penyusunan
Laporan Kerja Praktek.
8. Para pegawai dan staff PT. KAI yang telah membantu penulis dalam
memberikan pengarahan dan dukungan selama saat pelaksanaan kerja praktek.
9. Semua teman – teman Teknik Industri angkatan 2020 yang telah
memberikan dukungan.
10. Kamilanissa Trisna Ayu Yunita Sari yang telah membantu memberikan
semangat secara mental dalam pelaksanaan kerja praktek hingga penyusunan
laporan kerja praktek ini selesai.
11. Member Kontrakan Pemuda Hijrah dan semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan dan semoga laporan kerja praktek ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak.
Penulis
Farkhan Ramadan
vi
DAFTAR ISI
vii
2.5 Analisis Teoritis Sistem Perusahaan........................................................................ 32
BAB III LANDASAN TEORI .................................................................................. 38
3.1 Pengertian Maintenance (Perawatan) ...................................................................... 38
3.2 Tujuan Perawatan ....................................................................................................... 39
3.3 Istilah dalam Perawatan ............................................................................................ 39
3.4 Klasifikasi Perawatan ................................................................................................ 40
3.5 Mesin Kereta Rel Disel (KRD) CC 201 83 31 ....................................................... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 44
4.1 Pengumpulan Data ..................................................................................................... 44
4.1.1 Sumber Data ........................................................................................................ 44
4.1.2 Metode Analisis .................................................................................................. 45
4.1.3 Lokomotif KRD CC 201 83 31 ........................................................................ 45
4.1.4 Checksheet Perawatan KRD CC 201 83 31 .................................................... 46
4.1.5 Checksheet Perawatan Bulanan KRD CC 201 83 31 .................................... 47
4.1.6 Kerusakan pada KRD CC 201 83 31 ............................................................... 48
4.2 Pengolahan Data ......................................................................................................... 49
4.2.1 Penggolongan Proses Pengecekan Lokomotif KRD CC 201 83 31 ............ 49
4.2.2 Sistem Penjadwalan pada Depo Lokomotif .................................................... 50
4.3 Analisis ........................................................................................................................ 51
4.3.1 Analisis Proses Perawatan KRD CC 201 83 31 ............................................. 51
4.3.2 Analisis Kerusakan pada KRD CC 201 83 31 .............................................. 51
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 53
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 53
5.2 Saran ............................................................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang tampak depan.
....................................................................................................................................... 3
Gambar 2.2 Lokasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang ........... 3
Gambar 2.3 Logo PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ............................................... 6
Gambar 2.4 Budaya Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero).......................... 7
Gambar 2.5 Struktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV
Semarang ..................................................................................................................... 13
Gambar 3.1 Mesin Kereta Rel Diesel (KRD) CC 201 83 31.....................................42
Gambar 3.2 Bagian bagian pada mesin (KRD) CC 201 83 31 .................................. 43
Gambar 4.1 Gambar Lokomotif KRD CC 201 83 31................................................46
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Gambar 2.1 PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang tampak depan.
Gambar 2.2 Lokasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang
3
4
MISI :
1. Untuk menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien, berbasis digital,
dan berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Untuk mengembangkan solusi transportasi massal yang terintegrasi melalui
investasi dalam sumber daya manusia, infrastruktur, dan teknologi.
3. Untuk memajukan pembangunan nasional melalui kemitraan dengan para
pemangku kepentingan, termasuk memprakasai dan melaksanakan
pengembangan infrastruktur-infrastruktur penting terkait transportasi.
TUJUAN :
Tujuan perusahaan adalah untuk menunjang kebijaksanaan dan program
pemerintahan di bidang ekonomi dan pembangunan nasional khususnya di bidang
transportasi, dengan memfasilitasi barang dan jasa yang bermutu tinggi dan memiliki
berdaya saing kuat di pasar dalam negeri ataupun internasional khususnya di bidang
perkeretaapian yang meliputi usaha pengangkutan orang dan barang dengan Kereta
Api, kegiatan perawatan prasarana perkeretaapian, pengusaha prasarana
perkeretaapian, pengusaha usaha penunjang prasarana dan sarana Kereta Api dan
kemanfaatan umum dengan menetapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.
antara brand dan konsumen, sehingga tercipta hubungan timbal balik antara penyedia
jasa dan pengguna jasa kereta api (Stakeholders). PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
DAOP IV Semarang mempunya lambang perusahaan sebagai berikut :
1. AMANAH
Dapat memgang teguh kepercayaan yang telah diberikan. Contoh perilaku :
- Dapat berkomitmen dan bisa memenuhi janji.
- Memberikan tanggung jawab yang penuh atas tugas dan tindakan yang
dilakukan.
yang menyediakan, mengatur dan mengurus jasa angkutan kereta api di Indonesia.
Angkutan barang dan penumpang merupakan layanan utama yang diberikan dari
perusahaan ini. DPR mengesahkan revisi Undang-Undang 13/1992 yang isinya
menegaskan bahwa investor swasta maupun pemerintah daerah diberikan kesempatan
untuk mengelola jasa angkutan kereta api di Indonesia pada akhir bulan Maret 2007.
Tidak lama setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945, AMKA (Angkatan Moeda Kereta Api) mengambil alih kekuasaan
perkeretaapian Indonesia dari Jepang pada tanggal 28 September 1945.Kemudian
diresmikan dan dideklarasikan bahwa Indonesia telah mengambil alih sepenuhnya
kekuasaan perkeretaapian di Indonesia dari Jepang dan ditetapkan sebagai Hari Kereta
Api.
Sebelum berubah nama menjadi PT Kereta Api (Persero), lembaga ini sempat
dinamai DKARI (Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia), PNKA (Perusahaan
Negara Kereta Api), PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api), kemudian pada tanggal
2 Januari 1991, nama PJKA secara resmi diubah menjadi Perumka (perusahaanUmum
Kereta Api), dan hingga kini mengalami perubahan nama yang paling akhir yaitu PT
Kereta Api Indonesia (Persero).
PT Kereta Api Indonesia (Persero) memberikan layanan kereta api penumpang
dan barang. Hampir semua jalur yang beroperasi memiliki layanan angkutan kereta
api penumpang yang dijalankan secara teratur. Selain itu, PT Kereta Api Indonesia
juga melayani Kelas Argo, Kelas Satwa, Kelas Publik yaitu campuran Eksekutif-
Bisnis, Eksekutif-Ekonomi, dan Eksekutif-Bisnis-Ekonomi. Kelas Ekonomi, Kelas
Bisnis, Komuter, Kereta Wisata, dan Kereta Barang.
Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pertama pencangkulan jalur
kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh
Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele tanggal 17 Juni
1864. Pembangunan dilaksanakan oleh perusahaan swasta Naamloze Vennootschap
Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) menggunakan lebar
sepur 1435 mm.
10
Sementara itu, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara
melalui Staatsspoorwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Rute pertama SS meliputi
Surabaya-Pasuruan-Malang. Keberhasilan NISM dan SS mendorong investor swasta
membangun jalur kereta api seperti Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS),
Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), Serajoedal Stoomtram
Maatschappij (SDS), Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS), Pasoeroean
Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM),
Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM), Modjokerto Stoomtram
Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS), Madoera Stoomtram
Maatschappij (Mad.SM), Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).
Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api dilaksanakan di Aceh (1876),
Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan
Sulawesi (1922). Sementara itu di Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya dilakukan
studi mengenai kemungkinan pemasangan jalan rel, belum sampai tahap
pembangunan. Sampai akhir tahun 1928, panjang jalan kereta api dan trem di
Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang 4.089
km dan swasta sepanjang 3.375 km.
Pada tahun 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada
Jepang. Semenjak itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dan berubah
nama menjadi Rikuyu Sokyoku (Dinas Kereta Api). Selama penguasaan Jepang,
operasional kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang. Salah satu
pembangunan di era Jepang adalah lintas Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk
pengangkutan hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin-mesin perang
mereka. Namun, Jepang juga melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km yang
diangkut ke Burma untuk pembangunan kereta api disana.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1945, beberapa hari kemudian dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat
kereta api yang dikuasai Jepang. Puncaknya adalah pengambilalihan Kantor Pusat
Kereta Api Bandung tanggal 28 September 1945 (kini diperingati sebagai Hari Kereta
11
Api Indonesia). Hal ini sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia
Republik Indonesia (DKARI). Ketika Belanda kembali ke Indonesia tahun 1946,
Belanda membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia bernama
Staatsspoorwegen/Verenigde Spoorwegbedrijf (SS/VS), gabungan SS dan seluruh
perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).
karyawan yang terlibat dalam aktivitas usaha. Adanya struktur organisasi juga dapat
membantu aktivitas perusahaan berjalan dengan baik dan teratur dengan semestinya.
PT Kereta Api (Persero) DAOP IV Semarang memeliki bentuk organisasi Lini dan Staf
(Line and Staff Organization) dimana bentuk organisasi ini merupakan kombinasi
antara bentuk organisasi dan organisasi fungsional. Struktur organisasi di PT Kereta
Api (Persero) DAOP IV dipimpin oleh satu orang EVP (Executive Vice President) dan
DEVP (Deputy Executive Vice President) dibantu oleh 2 orang senior manager dan 16
manager. Berikut merupakan struktur organisasi yang ada di PT Kereta Api (Persero)
DAOP IV Semarang :
Gambar 2.5 Struktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang
14
Sistem Organisasi
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang menerapkan system
organisasi sebagai berikut :
a. Executive Vice President (EVP)
Executive Vice President (EVP) memiliki tugas sebagai merencanakan
dan mengoptimalisasikan penyelenggaraan kegiatan usaha perusahaan di
wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
b. Deputy Executive Vice President
Deputy Executive Vice President bertugas untuk merencanakan dan
mengoptimalkan penyelenggaraan operasi sarana dan prasarana di wilayah
Daerah Operasi 4 Semarang.
c. Hubungan Masyarakat Daerah (Humasda)
Manager Humasda memiliki tugas, fungsi, dan tanggung jawab sebagai berikut
1. Menjabarkan strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawabnya yang telah ditetapkan kantor pusat, di wilayah
Daerah Operasional 4 Semarang.
2. Corporate image building.
3. Mengelola informasi dan komunikasi dalam perusahaan (internal) dan
melakukan hubungan dengan media massa di luar perusahaan
(eksternal)
4. Membantu melaksanakan program Corporate Social Responsibility
(CSR) di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
Dalam menjalankan tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawabnya,
Manager Humasda Daerah Operasional 4 Semarang dibantu oleh 1 (satu)
Assistant Manager yaitu Assistant Manager Internal dan Eksternal.
d. Bagian Hukum
Manager hukum mempunyai fungsi dan tanggung jawab :
15
stasiun, depo, balai yasa, dan jalur simpang di seluruh wilayah Daerah
Operasi 4 Semarang.
2. Dapat terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality
improvement) secara berkelanjutan, pengelolaan resiko dan terjaminnya
keselamatan bagiannya.
3. Menyusun program anggaran dan evaluasi kinerja perawatan jalan rel
dan jembatan di petak jalan, emplasemen stasiun, depo, balai yasa dan
jalur simpang.
4. Menyusun dalam perencanaan Teknik perawatan jalan rel, jembatan di
petak jalan, emplasemen stasiun, depo, balai yasa dan jalur simpang.
5. Menyusun dalam penyusunan perencanaan dan pengoprasian fasilitas
sarana perawatan jalan rel/MPJR dan jembatan serta evaluasi jalan rel
dan jembatan.
6. Melaksankan perawatan yang menjamin kelayakan jalan rel dan
jembatan, sehingga dapat dilewati dengan puncak kecepatan yang
diizinkan dengan selamat.
7. Melindungi keselamatan pegawai jalan rel dan jembatan saat bekerja
pada area jalan rel di lingkungan kerjanya.
8. Memastikan kelaikan jalan rel dan jembatan yang menjamin
keselamatan perjalanan kereta api dan langsiran.
9. Pelaksanaan program perawatan, perbaikan dan pengoperasian fasilitas
sarana perawatan jalan rel dan jembatan.
k. Bagian Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik
Manager sinyal, telekomunikasi dan listrik mempunyai tanggung jawab
untuk merumuskan, menyusun program serta mengevaluasi pelaksanaan
program, perawatan sinyal, telekomunikasi dan listrik umum untuk fasilitas
operasi kereta api.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya Manager
sinyal, telekomunikasi, dan listrik mempunyai fungsi :
21
fasilitas operasi kereta api di stasiun yang telah ditetapkan Kantor Pusat,
di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
2. Mengelola pembangunan dan perawatan bangunan dinas di luar stasiun
milik Daerah Operasi 4 Semarang serta Gudang Persediaan dan Balai
Yasa Prasarana yang ada di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
3. Mengelola pembangunan dan perawatan bangunan dinas di dalam
stasiun serta fasilitas pendukung operasi lainnya.
4. Mengelola perawatan dan perbaikan listrik umum non fasilitas operasi
kereta api di stasiun dan di luar stasiun milik Daerah Operasi 4
Semarang, serta Gudang Persediaan dan Balai Yasa Prasarana yang ada
di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
Kondisi real PT. Kereta Api Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak
Perusahaan dibidang transportasi yang menggunakan sertifikasi ISO berupa
1. ISO 37001 Tahun 2016
PT.Kereta Api Indonesia sudah mendapatkan sertifikasi ISO
37001:2016 dimana ini dapat membantu organisasi dalam
mengendalikan praktek penyuapan dengan menyediakan sejumlah
langkah penting diantaranya penetapan kebijakan anti penyuapan.
2. ISO 9001 Tahun 2015
PT. Kereta Api Indonesia menerapkan ISO 9001:2015 yang
merupakan standar bertaraf internasional mengenai sitem
manajemen mutu, atau bisa disebut juga sebagai sertifikasi sistem
manajemen kualitas.
Dilihat dari perbandingan kondisi real perusahan dengan teori yang ada dalam
PT.KAI Depo Lokomotif. PT.KAI Depo Lokomotif telah menerapkan ISO dan
berjalan sesuai dengan teori yang ada. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan citra
perusahaan, kepercayaan konsumen dan mengoptimalkan kinerja karyawan dengan
baik karena telah menjamin kualitas sesuai dengan standar internasional.
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan,
keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem
efisien dan produktifitas kerja APD merupakan perlengkapan wajib yang di gunakan
saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan dan kesehatan
pekerja dan orang yang ada disekitarnya.
35
3. Quality Control
Quality Control (QC) merupakan tahapan akhir dalam suatu proses yang
bertujuan untuk mencapai atau meningkatkan mutu produk atau jasa. Tahapan ini
melakukan pemeriksaan terakhir apakah sudah sesuai dengan standar yang sudah di
tetapkan oleh perusahaan.
Tabel 2.5 Perbandingan Analisa Quality Control pada Perusahaan dan Teoritis
38
39
membutuhkan panca indera dan analisis yang kuat dari setiap pelaksana, bahkan ada
pula yang melakukannya dengan menggunakan alat bantu, sehingga kesimpulan
yang dihasilkandapat lebih mendekati kondisi nyata( akurat).
2. Repair (perbaikan)
menerobos rel yang tergenang banjir yang tidak mampu dilewati KRL dan tidak
membutuhkan perawatan secara elektris.
44
45
Data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Data sekunder dapat
berupa jumlah pekerja, jam kerja , peralatan mesin, catatan, bukti serta laporan
historis.
4.1.2 Metode Analisis
Metode Analisis yang digunakan yaitu :
1. Metode Kualitatif
Untuk melakukan proses bisnis reengineering peneliti menggunakan metode
Kualitatif . Dengan metode ini penelitian melakukan wawancara dan observasi
secara langsung. Tujuannya agar mendapatkan informasi yang Akurat
mengenai proses pengoperasian dan perawatan mesin bubut yang ada pada PT.
Kereta Api Indonesia.
2. Metode Pengamatan
Sistem pengamatan dilakukan secara detail terhadap fungsi-fungsi mesin
sehingga dapat diketahui kekurangan dari perawatan lokomotif.
3. Metode Literature
Adalah suatu cara mencari informasi melalui buku-buku dan berbagai media
untuk ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan lokomotif.
4.1.3 Lokomotif KRD CC 201 83 31
Lokomotif diesel hidrolik ini menggunakan tenaga mesin diesel untuk
memompa oli dan selanjutnya disalurkan ke perangkat hidraulis untuk menggerakkan
roda. Pada KRD yang menggunakan konstruksi hidraulik, mesin diesel (yang terletak
di bagian bawah sasis) berhubungan langsung dengan penggerak roda secara mekanik.
Sistem ini memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah dapat menerobos rel
yang tergenang banjir yang tidak dapat dilewati KRL, dan tidak membutuhkan
perawatan secara elektris; namun kereta ini memiliki kekurangan, yaitu getaran lebih
besar dan lebih bising dari KRL atau KRDE, karena pada KRD satu mesin hanya dapat
digunakan untuk satu gerbong.
46
- Periksa tekanan
independent brake 45 psi 47 psi
47
- Tegangan battrey
4. Tidak nyalanya kelakson dan lampu apabila tegangan batare kurang dari yang
di perlukan pada mesin KRD CC 201 83 31 tersebut
5. Pengecekan pada speedometer pada mesin KRD CC 201 83 31 apa bila sudah
memenuhi sarat untuk servis bulanan bahkan tahunan.
6. Bagian pada sambungan - sambungan pipa AC dan pipa komperesi pada yang
gunakan tekanan angin AC agar terjaga.
7. Motor pembangkit tidak menyala karena tegangan dari sumber tenaga yang
masuk kemotor pembangkit rendah.
8. Motor cepat panas, dikarnakan air coolant habis dan kotor. Kemudian
penggantian oli pada mesin harus rutin setiap empat buklan sekali.
9. Perawatan turbo pada mesin disel sangat berpengaruh dengan tenaga yang di
hasilkan pada mesin disel.
pengecekan digolongkan sesuai dengan bagian dalam lokomotif, contohnya berikut ini
:
1. Angin
Angin sendiri terdiri dari beberapa bagian pada lokomotif KRD CC 201 83 31
yaitu safety valve, governor kompresor, independent brake.
2. Diesel
Diesel adapun bagian yang perlu dicek yaitu seperti carbon brush motor pompa
bahan bakar, komutator pompa bahan bakar, strainer bahan bakar, tuas fuel
rack.
3. Elektrik
Elektrik sendiri merupakan bagian kelistrikan yang ada pada lokomotif seperti
speedometer, lampu sorot, lampu kabin, lampu kabut, lampu semboyan.
4. Mekanik
Mekanik sendiri merupakan bagian yang ada dalam lokomotif berikut
merupakan yang termasuk pada mekanik yaitu bogie hidrolik, buffer,
cowhanger.
4.2.2 Sistem Penjadwalan pada Depo Lokomotif
Untuk mengatasi atau mengantisipasi terjadinya kerusakan pada mesin
lokomotif yang berat, perlu diberlakukan penjadwalan dan pengecekan yang pasti
dalam proses perawatan menurut preventive maintenance :
1. Perawatan Harian
Perawatan harian ini diperlukan agar mengetahui apakah lokomotif bisa bekerja
atau tidak, dan apakah ada kerusakan ringan yang perlu diperbaiki, sehingga
mesin lokomotif tidak mengalami kerusakan yang begitu parah dan dapat
mengurangi biaya perawatan.
2. Perawatan Berkala
Perawatan berkala ini perlu dilakukan untuk memperkirakan kapan perlu
penggantian sparepart sesuai dengan usia sparepart. Hal ini yang bisa
mengurangi lamanya perawatan karena ketersediaan sparepart. Perawatan
51
berkala ini bisa dilakukan setiap 1 bulanan dengan cara mengecek semua bagian
yang ada dalam lokomotif atau pengecekan secara menyeluruh.
4.3 Analisis
PT KAI Persero dalam pelaksanaan maintenance lokomotif memiliki berbagai
metode diantaranya; observasi langsung, pengamatan, dan perawatan berkala. Pada
posisi terebut biasanya dilakukan oleh operator maintenance yang diarahkan oleh
foreman.
4.3.1 Analisis Proses Perawatan KRD CC 201 83 31
Metode perawatan atau bisa disebut Preventive Maintenace bertujuan untuk
memperpanjang jangka waktu operasi lokomotif dengan cara melakukan pengecekan
mesin secara harian atau setelah pemakaian telah berlangsung. Hal ini dapat mecegah
terjadinya kerusakan pada mesin dan memperpanjang usia mesin. Dengan melakukan
perawatan dengan rutin maka dapat manjangkau waktu rusak yang lama setelah
pemakaian, hal ini juga dapat menguntungkan bagi perusahaan karna lokomotif dapat
beroperasi terus menerus tanpa ada kendala sedikitpun dari mesin. Depo Lokomotif
perlu menerapkan proses yang cocok untuk melakukan perawatan yaitu dengan cara
ADEM yaitu pengecekan sesuai dengan bagian bagian pada lokomotif yang terdiri dari
angin, diesel, elektrik, dan mekanik cara ini mempermudah untuk menglasifikasi
kerusakan agar penanganan juga cepat dan data kerusakan mudah dikalsifikasikan.
4.3.2 Analisis Kerusakan pada KRD CC 201 83 31
Setelah dilakukan pengecekan pada lokomotif yang sesuai dengan checksheet
terdapat berbagai kerusakan yang ada pada lokomotif, kerusakan ini dikarenakan
penggunaan yang terlalu berlebihan dan pengecekan yang tidak teratur, selain itu dalam
perawatan lokomotif sendiri memakan waktu yang lumayan lama karena terkadang
perlu menunggu adanya sparepart yang dibutuhkan sesuai dengan kesalahan yang ada
pada lokomotif tersebut. Lamanya proses perawatan akan berpengaruh terhadap
perusahaan.
52
Menurut Haidar, et al., (2019) Metode ini sangat cocok digunakan dikarenakan
mesin lokomotif selalu di gunakan untuk moda transportasi yang banyak digunakan
oleh masyarakat. Memperpanjang usia mesin juga dapat mencegah terjadinya
production loss yang dapat menghambat system operasi pada sistem perkereta apian.
Maka dari itu Depo Lokomotif Semarang perlu menerapkan metode Preventive
Maintenance yang dimana metode ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Memperpanjang daya guna aset mesin.
2. Mengurangi biaya perawatan serendah mungkin, dengan melakukan perawatan
secara rutin.
3. Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak yang dapat
membahayakan pengguna lokomotif tersebut.
4. Menghindari kerusakan-kerusakan berat dari mesin selama proses operasi
berjalan.
Dapat dilihat dari beberapa kerusakan yang di alami lokomotif yang dapat
menghambat proses operasi dari lokomotif yang membuat kerugian pada pihak
perusahaan maka perlu menggunaan preventive maintenance yang dapat menjadi solusi
dimana preventive maintenance selain dapat mencegah terjadinya kerusakan pada
mesin juga dapat memperkirakan berapa lama bagian bagian pada lokomotif harus
dirawat atau diganti, hal ini juga dapat menguntungkan bagi perusahaan karena dengan
menerapkan metode ini perusahaan bisa memperkirakan berapa lama mesin dapat
beroperasi dan juga mengurangi terjadinya kerusakan. Metode ini juga dapat
mendeteksi awal sebelum terjadi kegagalan operasi yang lebih parah, menjamin
keselamatan bagi pengguna lokomotif, umur pakai mesin menjadi lebih panjang.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, observasi, dan wawancara yang penulis lakukan
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Mesin KRD CC 201 83 31 merupakan mesin yang digunakan pada kerata rek
diesel bantu utama dalam kegiatan sehari-hari.
2. Diperusahaan itu sendiri terdapat beberapa mesin kereta api dengan kondisi
pada bagian-bagiannya masih berfungsi dengan baik dan terawat.
3. Perawatan dan pengoperasian kereta api dilakukan sesuai dengan buku
petunjuk pengoperasian atau checksheet KRD CC 201 83 31 di Lokomotif
Semarang Poncol.
4. Sering terjadi adanya kekosong spare part yang mengakibatkan lokomotif
harus menunggu lama untuk mendapatkan perawatan.
5. Dalam setahun ada bulan-bulan yang memang banyak mengalami kerusakan
tanur karena pada bulan itu sebenarnya tanur tersebut waktunya untuk proses
maintenance namun harus dipaksakan untuk terus bekerja karena untuk
perjalanan jauh antar perovinsi, sehingga pada saat waktunya perbaikan
memang terlihat kerusakan yang begitu parah karena terus-menerus digunakan
saat musim penghujan dan banjir.
5.2 Saran
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, adapun saran yang diajukan sebagai
berikut :
1. Bagi mahasiswa hendaknya bersungguh-sungguh dalam menjalani kerja
praktik karena kerja parktik mahasiswa dapat mendapatkan ilmu yang
bermanfaat.
53
54
Fuad, A. Z. (2020). Analisis Waktu Perawatan Mesin Buku Tulis Polar Cutting dan
Stiching di PT GEMBALA KELUARGA SEJAHTERA. 45.
Islam, S. S. (2020). Analisis Preventive Maintenance Pada Mesin Produksi dengan
Metode Fuzzy FMEA. JTT (Jurnal Teknologi Terpadu), 8(1), 13–20.
https://doi.org/10.32487/jtt.v8i1.766
Haidar, et al., (2019). PENERAPANPREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK
MENGURANGI FAILURE PRODUCT DI PANGAN SEJAHTERA PABRIK
TAUCO KOTA SUKABUMI, Journal of Management and Bussines (JOMB) 1,
333–343.
Sapta Sulendra, D. (2019). Konfigurasi Seri Paralel Flange Pipa Menggunakan
Reliablity Blok Diagram pada PT. Pertamina (PERSERO) TBBM Pontianak. 03,
No 2, 65.
Sembiring, F., & Destria Arianti, N. (2020). Maintenance Sistem Informasi Dengan
Metode Rcm Di Pt Pratama Abadi Industri (Jx). Jurnal Sistem Informasi Dan
Teknologi Informasi, 2(3), 25–35.
Yaqin, R. I., Zamri, Z. Z., Siahaan, J. P., Priharanto, Y. E., Alirejo, M. S., & Umar, M.
L. (2020). Pendekatan FMEA dalam Analisa Risiko Perawatan Sistem Bahan
Bakar Mesin Induk: Studi Kasus di KM. Sidomulyo. Jurnal Rekayasa Sistem
Industri, 9(3), 189–200. https://doi.org/10.26593/jrsi.v9i3.4075.189-200
(Efendi et al., 2021)Efendi, A., Alif, F., Oktaviani, A., Mesin, P., Subang, P. N., &
Kunci, K. (2021). Preventive Maintenance pada Sistem Kelistrikan Mobil Listrik
Sula Evolution. Prosiding The 12th Industrial Research Workshop and National
Seminar Bandung, 4–5.
56