Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN KERJA PRAKTEK

ANALISIS PERAWATAN LOKOMOTIF DAN KERETA REL


DIESEL (KRD) CC 201 83 31 MENGGUNAKAN METODE
PREVENTIVE MAINTENANCE

Disusun oleh :

FARKHAN RAMADAN
NIM. 31602000073

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2023
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ANALISIS PERAWATAN LOKOMOTIF DAN KERETA REL
DIESEL (KRD) CC 201 83 31 MENGGUNAKAN METODE
PREVENTIVE MAINTENANCE
Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah Kerja Praktek
Pada Program Studi S1 Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas
Islam Sultan Agung

Disusun oleh :

FARKHAN RAMADAN
NIM. 31602000073

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. KAI Persero Daop 4 Semarang

Dengan Judul :
ANALISIS PERAWATAN LOKOMOTIF DAN KERETA REL
DIESEL (KRD) CC 201 83 31 MENGGUNAKAN METODE
PREVENTIVE MAINTENANCE

Telah diseminarkan dan disahkan


pada tanggal : Juli 2023

Menyetujui,
Dosen Pembimbing,

Dr.Ir. Novi Marlyana, S.T., M.T.,IPU.,ASEAN.Eng.


NIDN. 00-1511-7601

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri

Nuzulia Khoiriyah, ST., MT


NIK. 210-603-029

ii
PERSETUJUAN LAPORAN KERJA PRAKTEK

Nama Mahasiswa : Farkhan Ramadan


Nomer Induk Mahasiswa : 31602000073
Program Studi : Teknik Industri
Judul Kerja Praktek : ANALISIS PERAWATAN LOKOMOTIF DAN
KERETA REL DIESEL (KRD) CC 201 83 31
MENGGUNAKAN METODE PREVENTIVE
MAINTENANCE
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Novi Marlyana, S.T., M.T.,IPU.,ASEAN.Eng.
Pembimbing Lapangan : Arif Dwi Setyo

Telah disetujui untuk diseminarkan

Semarang, Juni 2023


Menyetujui,

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Arif Dwi Setyo Dr.Ir. Novi Marlyana, S.T., M.T.,IPU.,ASEAN.Eng.


NIPP. 59020 NIDN. 00-1511-7601

iii
RINGKASAN

Laporan Penelitian dengan judul “ANALISIS PERAWATAN LOKOMOTIF DAN


KERETA REL DIESEL (KRD) CC 201 83 31 MENGGUNAKAN METODE PREVENTIVE
MAINTENANCE”, laporan ini bersumber dari penelitian kerja praktek yang telah saya
lakukan selama 1 bulan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 4 Depo
Lokomotif Semarang dan data yang saya ambil adalah data yang saya peroleh dari
perusahaan tersebut dengan cara observasi, wawancara, dan ikut serta bekerja yang
kemudian saya susun menjadi laporan Kerja Praktek. Tujuan utama kerja praktek yang
dilakukan adalah untuk mengetahui proses maintenance Lokomotif Kereta Rel Disel
(KRD) CC 201 83 31. Perawatan Lokomotif Kereta Rel Disel (KRD) CC 201 83 31
dilakukan sesuai dengan buku petunjuk di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP
4 Depo Lokomotif Semarang. Menggunakan Metode Preventive Maintenance .
Tindakan preventive maintenance sudah dilakukan dengan baik sehingga dapat
mengetahui berbagai permasalahan pada Lokomotif Kereta Rel Disel (KRD) CC 201
83 31 yang sering terjadi sehingga nantinya dalam perawatan rutin dan berkala,
maintenance sudah mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan dan kendala apa
yang nantinya harus dihadapi dalam melakukan maintenance Lokomotif Kereta Rel
Disel (KRD) CC 201 83 31 tersebut. Perawatan terpenting dalam maintenance
Lokomotif Kereta Rel Disel (KRD) CC 201 83 31 di PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) DAOP 4 Depo Lokomotif Semarang adalah harian dan bulanan, dimana
kedua jenis perawatan tersebut merupakan perawatan wajib setiap komponen
lokomotif demi selalu menjaga kualitas dan keamanan lokomotif.
Kata kunci : Prevenitve Maintenance, Lokomotif Kereta Rel Disel (KRD) CC 201
83 31

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pelaksanaan Kerja Praktek dengan judul “ANALISIS PERAWATAN LOKOMOTIF DAN
KERETA REL DIESEL (KRD) CC 201 83 31 MENGGUNAKAN METODE PREVENTIVE
MAINTENANCE”
Pelaksanaan kerja praktek merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa untuk
meraih gelar sarjana (S1) di Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri,
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Kerja Praktek yang dilaksanakan oleh penulis dimulai pada tanggal 1 Februari
2023 sampai 1 Maret 2023 tidak lepas dari dukungan dari banyak pihak. Dengan hati
yang tulus pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih
kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia kesehatan dan
kemudahan sehingga penulis dapat melaksanakan kerja praktek dan menyusun
laporan kerja praktek dengan lancar.
2. Orang Tua penulis karena dengan doa dan dukungan sarana serta prasarana
penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini.
3. Ibu Dr. Ir. Novi Marlyana ST.,MT.,IPU.,ASEAN.Eng. selaku Dekan Fakultas
Teknologi Industri UNISSULA.
4. Ibu Nuzulia Khoiriyah, ST., MT selaku Ketua Program Studi Teknik Industri
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
5. Ibu Rieska Ernawati, ST.,MT selaku koordinator kerja praktek di Program Studi
Teknik Industri Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
6. Ibu Dr. Ir. Novi Marlyana ST.,MT.,IPU.,ASEAN.Eng. selaku dosen
pembimbing kerja praktek penulis di Program Studi Teknik Industri Universitas
Islam Sultan Agung Semarang.
7. Bapak Arif Dwi Setyo selaku bagian pembimbing lapangan yang telah

v
meluangkan waktu untuk berbagi materi selama pelaksanaan dan penyusunan
Laporan Kerja Praktek.
8. Para pegawai dan staff PT. KAI yang telah membantu penulis dalam
memberikan pengarahan dan dukungan selama saat pelaksanaan kerja praktek.
9. Semua teman – teman Teknik Industri angkatan 2020 yang telah
memberikan dukungan.
10. Kamilanissa Trisna Ayu Yunita Sari yang telah membantu memberikan
semangat secara mental dalam pelaksanaan kerja praktek hingga penyusunan
laporan kerja praktek ini selesai.
11. Member Kontrakan Pemuda Hijrah dan semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan dan semoga laporan kerja praktek ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak.

Semarang, Juli 2023

Penulis
Farkhan Ramadan

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. iii
RINGKASAN ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................. v
DAFTAR ISI .............................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 11
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 2
1.3 Sistematika Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ............................................................................. 3
2.1 Visi, Misi dan Tujuan .................................................................................................. 3
2.2 Tinjauan Umum dan Sejarah Perusahaan ................................................................. 5
2.2.1 Logo Perusahaan .................................................................................................. 5
2.2.2 Budaya Perusahaan .............................................................................................. 7
2.2.3 Sejarah Perusahaan............................................................................................... 8
2.3 Struktur Organisasi .................................................................................................... 12
2.4 Proses Bisnis Perusahaan .......................................................................................... 30
2.4.1 Ruas Rencana ...................................................................................................... 30
2.4.2 Ruas Fasilitas ...................................................................................................... 31
2.4.3 Ruas LOSD (Bagian Perbaikan) ....................................................................... 31
2.4.4 Ruas Administrasi .............................................................................................. 31
2.4.5 Tim ISO (International Standardization Organization) ............................... 32
2.4.6 Ruas Quality Control ......................................................................................... 32

vii
2.5 Analisis Teoritis Sistem Perusahaan........................................................................ 32
BAB III LANDASAN TEORI .................................................................................. 38
3.1 Pengertian Maintenance (Perawatan) ...................................................................... 38
3.2 Tujuan Perawatan ....................................................................................................... 39
3.3 Istilah dalam Perawatan ............................................................................................ 39
3.4 Klasifikasi Perawatan ................................................................................................ 40
3.5 Mesin Kereta Rel Disel (KRD) CC 201 83 31 ....................................................... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 44
4.1 Pengumpulan Data ..................................................................................................... 44
4.1.1 Sumber Data ........................................................................................................ 44
4.1.2 Metode Analisis .................................................................................................. 45
4.1.3 Lokomotif KRD CC 201 83 31 ........................................................................ 45
4.1.4 Checksheet Perawatan KRD CC 201 83 31 .................................................... 46
4.1.5 Checksheet Perawatan Bulanan KRD CC 201 83 31 .................................... 47
4.1.6 Kerusakan pada KRD CC 201 83 31 ............................................................... 48
4.2 Pengolahan Data ......................................................................................................... 49
4.2.1 Penggolongan Proses Pengecekan Lokomotif KRD CC 201 83 31 ............ 49
4.2.2 Sistem Penjadwalan pada Depo Lokomotif .................................................... 50
4.3 Analisis ........................................................................................................................ 51
4.3.1 Analisis Proses Perawatan KRD CC 201 83 31 ............................................. 51
4.3.2 Analisis Kerusakan pada KRD CC 201 83 31 .............................................. 51
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 53
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 53
5.2 Saran ............................................................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Arti Logo PT. Kereta Api Indonesia (Persero)............................................. 6


Tabel 2.2 Ringkasan Sejarah Perusahaan Perkeretaapian Indonesia .......................... 11
Tabel 2.3 Perbandingan analisis standar ISO pada perusahaan dan teoritis ............... 33
Tabel 2.4 Perbandingan Analisis K3 pada Perusahaan dan Teoritis .......................... 35
Tabel 2.5 Perbandingan Analisa Quality Control pada Perusahaan dan Teoritis ...... 37
Tabel 4.1 Checksheet KRD CC 201 83 31.................................................................46
Tabel 4.2 Checksheet Bulanan KRD CC 201 83 31................................................... 47

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang tampak depan.
....................................................................................................................................... 3
Gambar 2.2 Lokasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang ........... 3
Gambar 2.3 Logo PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ............................................... 6
Gambar 2.4 Budaya Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero).......................... 7
Gambar 2.5 Struktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV
Semarang ..................................................................................................................... 13
Gambar 3.1 Mesin Kereta Rel Diesel (KRD) CC 201 83 31.....................................42
Gambar 3.2 Bagian bagian pada mesin (KRD) CC 201 83 31 .................................. 43
Gambar 4.1 Gambar Lokomotif KRD CC 201 83 31................................................46

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan keahlian para mahasiswa
Universitas Islam Sultan Agung khususnya Program Studi Teknik Industri, maka
mahasiswa dituntut harus bisa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini, oleh karena itu diberikanlah sebuah muatan khusus bagi para
mahasiswa Jurusan Teknik Industri yaitu mata kuliah Kerja Praktek.
Dalam Kerja Praktek mahasiswa dapat menerapkan ilmu-ilmu yang didapatkan
selama berada di bangku perkuliahan baik itu ilmu teori maupun ilmu praktek. Pada
dasarnya kerja praktek adalah mengamati dan memecahkan masalah yang ada di
perusahaan tersebut, dengan menggunakan metode apa yang telah dipelajari pada
bangku perkuliahan. Dengan memilih dan berkesempatan untuk kerja praktek di PT
Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang, yang diharapkan mendapatkan
ilmu-ilmu baru dari perusahaan tersebut.
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan perkeretaapian dan bisnis usaha
penunjang lainnya, yang merupakan Badan Usaha Milik Usaha (BUMN). Pelayanan
dalam transportasi. Untuk memaksimalkan kegiatan di bidang jasa angkut dan bisnis
usaha penunjang lainnya perlu dilakukan atau diperhatikan mengenai perawatan secara
berkala terhadap lokomtif dengan menggunakan metode Preventive Maintenance.
Menurut Lestari et al, (2020) Kegiatan maintenance merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk memperbaiki kerusakan dan meningkatkan performansi mesin.
Kegiatan maintenance sangat penting dalam sebuah industri karena kebutuhan akan
jaminan performansi yang berkualitas tinggi baik dalam era automatisasi dan juga pada
proses produksi yang terus meningkat.

1
2

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui permasalahan yang ada di bagian Maintenance pada Depo
Lokomotif.
2. Untuk memberikan usulan dalam mengatasi permasalahan yang ada pada Depo
Lokomotif.

1.3 Sistematika Penulisan


Agar dapat memperoleh suatu penyusun dan pembahasan yang sistematis,
terarah pada masalah yang telah terpilih dan pengendalian yang benar, maka
sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berupa uraian yang berisikan tentang pendahuluan, tujuan kerja
praktek, dan sistematika penulisan laporan.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang sejarah perusahaan, tujuan, visi, misi, perusahaan,
struktur organisasi perusahaan.
BAB III SISTEM PERUSAHAAN
Bab ini berisikan tentang sistem-sistem yang ada dalam perusahaan seperti
Sistem inventory, sistem perencanaan dan pengendalian produksi (PPIC), sistem
produksi, sistem pengendalian kualitas, sistem perawatan, (maintenance), sistem tata
letak pabrik, sistem sumber daya manusia, sistem keselamatan dan kesehatan kerja
(K3).
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang pembahasan Sistem Maintenace PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan uraian tentang kesimpulan dari hasil pelaksanaan kerja
praktek dan saran yang dapat di berikan kepada pembaca.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Visi, Misi dan Tujuan


PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang berlokasi di Jalan
MH.Thamrin No.3 Semarang yang berdekatan dengan pusat kota Semarang. Dibawah
ini merupakan gambar dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang.

Gambar 2.1 PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang tampak depan.

Gambar 2.2 Lokasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang

3
4

Lokasi Perusahaan ini ditentukan oleh pemerintah, dimana hal ini


dilatarbelakangi oleh:
1. Lokasi Kantor PT Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang dekat
dengan jalan raya karena dengan posisi ini memudahkan dan memperlancar
berbagai urusan baik bagi orang luar dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero)
maupun PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan pihak lain
2. Lokasi kantor PT Kereta Api Indoneisa (Persero) DAOP IV Semarang dekat
dengan bagian operasional perusahaan yaitu Stasiun Tawang dan Stasiun
Poncol. Stasiun Tawang berlokasi di Jalan tawang No.12 dimana tempat
pengoperasian kereta kelas bisnis, ekonomi AC, dan Eksekutif. Selain itu
terdapat Stasiun Poncol yang digunakan sebagai pusat pelayanan operasi
penumpang kelas ekonomi dan bisnis. Stasiun ini terletak di Jalan ImamBonjol
No.121
3. Lokasi Kantor PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang yang
berada di pusat kota mempunyai beberapa fasilitas penunjang seperti Bank,
pusat belanja, pusat hiburan, dan lain-lain.
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang memiliki tujuan
utama yang ingin dicapai, seperti mengenai target-target jangka pendek dan target
jangka panjang. Demi terwujudnya semua itu, maka terciptalah gagasan tertulis di
dalam sebuah sistem manajemen yang dinamakan visi dan misi. Visi merupakan
rangkaian kata-kaya yang mengandung impian masa depan sebuah instansi, organisasi,
atau perusahaan. Tujuan itu merupakan gambaran tentang masa depan yang ingin
dicapai oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang. Kemudian, misi
merupakan langkah yang akan dilakukan untuk bisa mencapai visi dari PT. Kereta Api
Indonesia (Persero)DAOP IV Semarang. Misi juga bisa dikatakan sebagai penjabaran
sebuah visi. Berikut merupakan visi, misi, dan tujuan PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) DAOP IV Semarang :
VISI :
Menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia
5

MISI :
1. Untuk menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien, berbasis digital,
dan berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Untuk mengembangkan solusi transportasi massal yang terintegrasi melalui
investasi dalam sumber daya manusia, infrastruktur, dan teknologi.
3. Untuk memajukan pembangunan nasional melalui kemitraan dengan para
pemangku kepentingan, termasuk memprakasai dan melaksanakan
pengembangan infrastruktur-infrastruktur penting terkait transportasi.
TUJUAN :
Tujuan perusahaan adalah untuk menunjang kebijaksanaan dan program
pemerintahan di bidang ekonomi dan pembangunan nasional khususnya di bidang
transportasi, dengan memfasilitasi barang dan jasa yang bermutu tinggi dan memiliki
berdaya saing kuat di pasar dalam negeri ataupun internasional khususnya di bidang
perkeretaapian yang meliputi usaha pengangkutan orang dan barang dengan Kereta
Api, kegiatan perawatan prasarana perkeretaapian, pengusaha prasarana
perkeretaapian, pengusaha usaha penunjang prasarana dan sarana Kereta Api dan
kemanfaatan umum dengan menetapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.

2.2 Tinjauan Umum dan Sejarah Perusahaan


PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang merupakan
perusahaan yang berdiri sejak lama dan memiliki logo serta budaya perusahaan yang
membuat perushaan ini dapat berdiri sampai saat ini.
2.2.1 Logo Perusahaan
Adanya identitas perusahaan merupakan upaya PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) DAOP IV Semarang untuk mengembangkan citra perusahaan kearah yang
lebih baik. Selain itu potret pelayanan dalam sejarah panjang perekerataapian
Indonesia menjadi semangat untuk melakukan perubahan dan percepatan
transformasi menuju Pelayanan Prima. Identitas baru PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) diharapkan dapat menumbuhkan hubungan emosional yang mendalam
6

antara brand dan konsumen, sehingga tercipta hubungan timbal balik antara penyedia
jasa dan pengguna jasa kereta api (Stakeholders). PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
DAOP IV Semarang mempunya lambang perusahaan sebagai berikut :

Gambar 2.3 Logo PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Tabel 2.1 Arti Logo PT. Kereta Api Indonesia (Persero)


Terinspirasi dari bentuk REL KERETA yangdigambarkan dengan
garis menyambung ke atas pada huruf A, KAI diharapkan terus
maju dan menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik yang
terintegrasi, terpercaya, bersinergi, dan kelak dapat
menghubungkan Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Dengan menggunakan typeface italic yang dinamis dan di
modifikasi pada huruf A menggambarkan karakter KAI yaitu
progresif, berfikiran terbuka, dan terpercaya.

Grafik yang tegas namun ramah dengan perbedaan warnapada


huruf diharapkan dapat mencerminkan hubunganyang harmonis
dan kompeten antara KAI dan seluruh pemangku kepentingan.

Warna biru tua yang menunjukkan stabilitas,


profesionalisme, amanah dan kepercayaan diri.

Warna oranye, yang menunjukkan antusiasme,kreativitas,


tekad, kesuksesan dan kebahagiaan.
7

2.2.2 Budaya Perusahaan


PT. Kereta Api Indonesia (Perseo) DAOP IV Semarang memiliki budaya
perusahaan, yang dapat menggambarkan perilaku bagi anggota organisasi untuk
landasan dalam kepridian dan dapat menggapai visi dan misi perusahaan. Budaya
perusahaan ini dapat dijadikan sebagai pedoman anggota untuk melewati
permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi kedalam perusahaan sehingga
masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan
sebagaimana mereka harus bertingkah laku atau berperilaku. Maka dengan pentingnya
budaya perusahaan ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang
menerapkan 5 nilai utama yang menjadi budaya perusahaan mereka seperti yang
tertera dibawah ini :

Gambar 2.4 Budaya Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

1. AMANAH
Dapat memgang teguh kepercayaan yang telah diberikan. Contoh perilaku :
- Dapat berkomitmen dan bisa memenuhi janji.
- Memberikan tanggung jawab yang penuh atas tugas dan tindakan yang
dilakukan.

- Mementingkan moral dan etika.


2. KOMPETEN
Dapat belajar dan bisa mengembangkan kapabilitas. Contoh perilaku :
- Siap menghadapi tantangan dengan meningkatkan kompetensi dan mau
belajar
8

- Membantu orang lain belajar.


- Memaksimalkan tugas yang sudah diberikan.
3. HARMONIS
Peduli dengan sesama dengan cara toleransi. Contoh perilaku :
- Dapat menghargai orang lain tanpa membedekannya.
- Saling membantu satu sama lain.
- Tidak menjatuhkan satu sama lain sehingga bisa menciptakan lingkungan
yang kondusif.
4. LOYAL
Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara. Contoh
perilaku :
- Menjaga nama baik perusahaan dan negara.

- Rela berkorban demi tercapainya tujuan yang lebih besar.


- Mematuhi perintah pimpinan sepanjang tidak bertentangan dengan
hukum dan etika.
5. ADAPTIF
Melakukan inovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi
perubahan. Contoh perilaku :
- Dapat menyesuaikan diri dengan cepat untuk menghadapi perubahana.
- Terus menerus melakukan perbaikan mengikuti perkembangan
teknologi.
6. KOLABORATIF
Melakukan kerja sama yang sinergis. Contoh perilaku :
- Memberikan ruang kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
- Bisa terbuka agar bisa menghasilkan nilai tambah.
- Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
2.2.3 Sejarah Perusahaan
PT Kereta Api Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
9

yang menyediakan, mengatur dan mengurus jasa angkutan kereta api di Indonesia.
Angkutan barang dan penumpang merupakan layanan utama yang diberikan dari
perusahaan ini. DPR mengesahkan revisi Undang-Undang 13/1992 yang isinya
menegaskan bahwa investor swasta maupun pemerintah daerah diberikan kesempatan
untuk mengelola jasa angkutan kereta api di Indonesia pada akhir bulan Maret 2007.
Tidak lama setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945, AMKA (Angkatan Moeda Kereta Api) mengambil alih kekuasaan
perkeretaapian Indonesia dari Jepang pada tanggal 28 September 1945.Kemudian
diresmikan dan dideklarasikan bahwa Indonesia telah mengambil alih sepenuhnya
kekuasaan perkeretaapian di Indonesia dari Jepang dan ditetapkan sebagai Hari Kereta
Api.
Sebelum berubah nama menjadi PT Kereta Api (Persero), lembaga ini sempat
dinamai DKARI (Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia), PNKA (Perusahaan
Negara Kereta Api), PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api), kemudian pada tanggal
2 Januari 1991, nama PJKA secara resmi diubah menjadi Perumka (perusahaanUmum
Kereta Api), dan hingga kini mengalami perubahan nama yang paling akhir yaitu PT
Kereta Api Indonesia (Persero).
PT Kereta Api Indonesia (Persero) memberikan layanan kereta api penumpang
dan barang. Hampir semua jalur yang beroperasi memiliki layanan angkutan kereta
api penumpang yang dijalankan secara teratur. Selain itu, PT Kereta Api Indonesia
juga melayani Kelas Argo, Kelas Satwa, Kelas Publik yaitu campuran Eksekutif-
Bisnis, Eksekutif-Ekonomi, dan Eksekutif-Bisnis-Ekonomi. Kelas Ekonomi, Kelas
Bisnis, Komuter, Kereta Wisata, dan Kereta Barang.
Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pertama pencangkulan jalur
kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh
Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele tanggal 17 Juni
1864. Pembangunan dilaksanakan oleh perusahaan swasta Naamloze Vennootschap
Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) menggunakan lebar
sepur 1435 mm.
10

Sementara itu, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara
melalui Staatsspoorwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Rute pertama SS meliputi
Surabaya-Pasuruan-Malang. Keberhasilan NISM dan SS mendorong investor swasta
membangun jalur kereta api seperti Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS),
Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), Serajoedal Stoomtram
Maatschappij (SDS), Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS), Pasoeroean
Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM),
Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM), Modjokerto Stoomtram
Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS), Madoera Stoomtram
Maatschappij (Mad.SM), Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).
Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api dilaksanakan di Aceh (1876),
Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan
Sulawesi (1922). Sementara itu di Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya dilakukan
studi mengenai kemungkinan pemasangan jalan rel, belum sampai tahap
pembangunan. Sampai akhir tahun 1928, panjang jalan kereta api dan trem di
Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang 4.089
km dan swasta sepanjang 3.375 km.
Pada tahun 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada
Jepang. Semenjak itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dan berubah
nama menjadi Rikuyu Sokyoku (Dinas Kereta Api). Selama penguasaan Jepang,
operasional kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang. Salah satu
pembangunan di era Jepang adalah lintas Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk
pengangkutan hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin-mesin perang
mereka. Namun, Jepang juga melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km yang
diangkut ke Burma untuk pembangunan kereta api disana.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1945, beberapa hari kemudian dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat
kereta api yang dikuasai Jepang. Puncaknya adalah pengambilalihan Kantor Pusat
Kereta Api Bandung tanggal 28 September 1945 (kini diperingati sebagai Hari Kereta
11

Api Indonesia). Hal ini sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia
Republik Indonesia (DKARI). Ketika Belanda kembali ke Indonesia tahun 1946,
Belanda membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia bernama
Staatsspoorwegen/Verenigde Spoorwegbedrijf (SS/VS), gabungan SS dan seluruh
perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).

Berdasarkan perjanjian damai Konferensi Meja Bundar (KMB) Desember 1949,


dilaksanakan pengambilalihan aset-aset milik pemerintah Hindia Belanda. Pengalihan
dalam bentuk penggabungan antara DKARI dan SS/VS menjadiDjawatan Kereta Api
(DKA) tahun 1950. Pada tanggal 25 Mei DKA berganti menjadi Perusahaan Negara
Kereta Api (PNKA). Pada tahun tersebut mulai diperkenalkan juga lambang Wahana
Daya Pertiwi yang mencerminkan transformasi Perkeretaapian Indonesia sebagai
sarana transportasi andalan guna mewujudkan kesejahteraan bangsa tanah air.
Selanjutnya pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan Jawatan
Kereta Api (PJKA) tahun 1971. Dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa angkutan,
PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) tahun 1991.
Perumka berubah menjadi Perseroan Terbatas, PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
pada tahun 1998.
Saat ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tujuh anak
perusahaan/grup usaha yakni KAI Services (2003), KAI Bandara (2006), KAI
Commuter (2008), KAI Wisata (2009), KAI Logistik (2009), KAI Properti (2009),
PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).
Tabel 2.2 Ringkasan Sejarah Perusahaan Perkeretaapian Indonesia

Periode Perusahaan Dasar Hukum

1864 - 1864 Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij -


(NISM)
1864 - 1864 Staatssporwegen (SS) -

1864 - 1864 Semarang Joana Stoomtram Maatschappij -


(SJS)
12

1864 - 1864 Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij -


(SCS)
1864 - 1864 Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM) -

1864 - 1864 Malang Stoomtram Maatschappij (MS) -

1864 - 1864 Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM) -

1864 - 1864 Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM) -

1864 - 1864 Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM) -

1864 - 1864 Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM) -

1864 - 1864 Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS) -

1864 -1864 Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS) -

1864 - 1942 Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) -

1942 - 1945 Rikuyu Sokyoku (Dinas Kereta Api) -

1945 - 1950 Djawatan Kereta Api Republik Indonesia Maklumat Kementerian


(DKARI) Perhubungan No. 1/KA
Tahun1946
1950 - 1963 Djawatan Kereta Api (DKA) Keputusan Menteri
Perhubungan Tenaga dan
Pekerjaan Umum RI No. 2
Tahun 1950
1963 - 1971 Perusahaan Nasional Kereta Api (PNKA) Peraturan Pemerintah RI No.
22Tahun 1963
1971 - 1991 Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) Peraturan Pemerintah RI No.
61Tahun 1971
1991 - 1998 Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA) Peraturan Pemerintah RI No.
57Tahun 1990
1998 - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Peraturan Pemerintah RI No.
sekarang 19Tahun 1998

2.3 Struktur Organisasi


Dalam menjalankan sebuah perusahaan diperlukan adanya stuktur perusahaan
yang bertujuan untuk tercapainya kesuksesan dalam menjalankan aktivitas usaha.
Struktur organisasi juga memberikan gambaran mengenai tugas dan tanggung jawab
13

karyawan yang terlibat dalam aktivitas usaha. Adanya struktur organisasi juga dapat
membantu aktivitas perusahaan berjalan dengan baik dan teratur dengan semestinya.
PT Kereta Api (Persero) DAOP IV Semarang memeliki bentuk organisasi Lini dan Staf
(Line and Staff Organization) dimana bentuk organisasi ini merupakan kombinasi
antara bentuk organisasi dan organisasi fungsional. Struktur organisasi di PT Kereta
Api (Persero) DAOP IV dipimpin oleh satu orang EVP (Executive Vice President) dan
DEVP (Deputy Executive Vice President) dibantu oleh 2 orang senior manager dan 16
manager. Berikut merupakan struktur organisasi yang ada di PT Kereta Api (Persero)
DAOP IV Semarang :

Gambar 2.5 Struktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang
14

Sistem Organisasi
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang menerapkan system
organisasi sebagai berikut :
a. Executive Vice President (EVP)
Executive Vice President (EVP) memiliki tugas sebagai merencanakan
dan mengoptimalisasikan penyelenggaraan kegiatan usaha perusahaan di
wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
b. Deputy Executive Vice President
Deputy Executive Vice President bertugas untuk merencanakan dan
mengoptimalkan penyelenggaraan operasi sarana dan prasarana di wilayah
Daerah Operasi 4 Semarang.
c. Hubungan Masyarakat Daerah (Humasda)
Manager Humasda memiliki tugas, fungsi, dan tanggung jawab sebagai berikut
1. Menjabarkan strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawabnya yang telah ditetapkan kantor pusat, di wilayah
Daerah Operasional 4 Semarang.
2. Corporate image building.
3. Mengelola informasi dan komunikasi dalam perusahaan (internal) dan
melakukan hubungan dengan media massa di luar perusahaan
(eksternal)
4. Membantu melaksanakan program Corporate Social Responsibility
(CSR) di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
Dalam menjalankan tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawabnya,
Manager Humasda Daerah Operasional 4 Semarang dibantu oleh 1 (satu)
Assistant Manager yaitu Assistant Manager Internal dan Eksternal.
d. Bagian Hukum
Manager hukum mempunyai fungsi dan tanggung jawab :
15

1. Merancang mengenai penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan


dengan tugas dan tanggung jawabnya yang telah ditetapkan oleh kantor
pusat, di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
2. Melakukan pertimbangan dan pendampingan/bantuan hukum di dalam
dan diluar pengadilan serta menjadi sumber informasi hukum dan
peraturan bagi pekerja/pejabat di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
3. Menjalin hubungan dengan baik di wilayah Daerah Operasi 4
Semarang.
Dalam menjalankan tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawabnya,
Manajer Hukum Daerah Operasi 4 Semarang dibantu oleh satu Senior Legal
Specialist dan satu Junior Legal Specialist, yang bertugas untuk membantu
Manager Hukum dalam memberikan pertimbangan dan pendampingan/bantuan
hukum di dalam maupun di luar pengadilan, dan menjadi sumber informasi
hukum serta hubungan yang baik dengan pihak eksternal.
e. Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum
Manager SDM dan Umum memiliki fungsi dan tanggung jawab sebagai berikut
1. Memnuat perumusan strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan
tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan kantor pusat, di wilayah
Daerah Operasi 4
2. Menyelenggarakan proses peningkatan kualitas (quality improvement)
secara berkelanjutan dan pengelolaan risiko di unit kerja.
3. Menjalankan perencanaan dan pemenuhan keperluan pegawai yang
diperlukan demi menjamin keselamatan perjalanan kereta api dan
langsiran di Daerah Operasi 4 Semarang.
4. Menyusun program pengelolaan dan evaluasi kinerja Sumber Daya
Manusia (SDM).
5. Menyusun program pengendalian biaya pegawai Daerah Operasi 4
Semarang.
16

6. Mengelola kegiatan administrasi kerumahtanggan, protokoler, dan


umum.
7. Mengelola dokumen perusahaan, perpustakaan, perusahaan arsip dan
pusat arsip.
8. Mengelola tata usaha dan pelayanan operasi sarana telekomunikasi serta
pemberian informasi/warta dinas (WAD).
9. Mengupayakan pengembangan kompetensi pekerja di Daerah Operasi
4 Semarang melalui pelatihan terutama yang berkaitan dengan
keselamatan.
f. Bagian Keuangan
Manager Keuangan memiliki fungsi dan tanggung jawab :
1. Memberikan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan
tugas dan tanggung jawabnya yang sudah ditetapkan Kantor Pusat, di
Wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
2. Terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality improvement)
secara berkelanjutan serta pengelolaan risiko di bagiannya.
3. Mengkoordinir penyusunan Rencana Kerja Anggaran tahunan Daerah
Operasi 4 Semarang dan melaksanakan, mengendalikan dan
melaporkan rencana serta pelaksanaan anggaran.
4. Pelaksanaan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan Daerah
Operasi 4 Semarang serta pembinaannya.
5. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan, pengesahan
pembayaran non gaji pekerja, pengesahan pembayaran kepada pihak
ketiga serta penyelesaian dokumen Analisa tata usaha keuangan serta
administrasi pelaksanaan petty cash.
6. Melaksanakan administrasi perpajakan.
7. Melaksanakan penagihan atas piutang angkutan penumpang dan
angkutan barang serta tata usaha administrasi piutang (aging schedule).
17

8. Melaksanakan tata laksana dan tata usaha perbendaharaan Daerah


Operasi 4 semarang.
9. Melaksanakan pemantauan, penyelesaian dan pelaporan tindak lanjut
temuan pemeriksaan internal maupun eksternal.
Dalam menjalankan tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawabnya,
Manager Keuangan dibantu oleh assistant manager anggaran, assistant manager
keuangan, , assistant manager akuntansi, , assistant manager pajak.
g. Bagian Sistem Informasi
Manager sistem informasi, memiliki tugas pokok dan tanggung jawab
sebagai pengelola infrastruktur teknologi informasi (perangkat keras, perangkat
lunak pendukung, dam perangkat jaringan). Melakukan penanganan jika terjadi
gangguan pada sistem informasi, serta memastikan kualitas layanan sistem
informasi terjaga dengan baik di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
Dalam menjalankan tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawabnya,
Manager Sistem Informasi dibantu oleh 2 assistant manager, yaitu assistant
manager IT support 1 dan assistant manager IT support 2.
h. Bagian Pengadaan Barang dan Jasa
Manager Pengadaan Barang dan Jasa mempunyai tanggung jawab
melaksanakan pengelolaan administrasi pengadaan barang dan jasa, Menyusun
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) pengadaan barang dan jasa,
melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa, evaluasi administrasi dan
teknis, serta membuat dan menyampaikan laporan pertanggung jawaban hasil
pengadaan barang dan jasa.
Untuk melaksanakan tugas pokok atau tanggungjawabnya, bagian
pengadaan barang dan jasa Daerah Operasi 4 Semarang mempunyai fungsi :
1. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan
tugas pokok dan tanggung jawabnya yang telah ditetapkan oleh kantor
pusat.
18

2. Merumuskan dan Menyusun program perencanaan pengadaan barang


dan jasa pada bidang sarana, prasarana dan umum berdasarkan Surat
Perintah pelaksanaan Pengadaan (SP3).
3. Menyiapkan kelengkapan dokumen pengadaan barang dan jasa bidang
sarana, prasarana, dan umum.
4. Menyusun system dan jadwal pelaksanaan proses pengadaan barang
dan jasa bidang sarana, prasarana, dan umum.
5. Menetapkan serta menyusun Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
pengadaan barang dan jasa bidang sarana, prasarana dan umum,
termasuk persyaratan peserta pengadaan barang dan jasa.
6. Merancang perkiraan Harga Perhitungan Sendiri (HPS) dan/ atau
Owner’s Estimate (OE).
7. Melakukan proses pengadaan barang dan jasa pada bidang sarana,
prasarana dan umum.
8. Melaksanakan evaluasi administrasi dan teknis maupun harga
penawaran yang masuk.
9. Negosiasi pada harga serta penetapan harga satuan hasil negosiasi
sesuai dengan analisis kewajaran harga dan menetapkan peserta
pengadaan barang dan jasa yang lolos administrasi, teknis, serta harga
terendah setelah dilakukan negosiasi dinilai wajar.
10. Menerbitkan Surat Hasil Pelelangan (SHP) kepada peserta pengadaan
barang dan jasa dan membuat surat jawaban apabila ada sanggahan dari
peserta pengadaan barang dan jasa.
11. Mengajukan Surat Permintaan Jaminan Pelaksanaan dan MoU dengan
Koperasi/Usaha Kecil (bila diperlukan) kepada pemenang pengadaan
barang dan jasa.
12. Melakukan pemantauan atas masa berlakuknya jaminan pelaksanaan
pemenang pengadaan barang dan jasa,
19

13. Meminta, mengevaluasi usulan penunjukan freight forwarder,


insurance dari pemenang pengadaan barang dan jasa untuk kelengkapan
perjanjian/ kontrak impor.
14. Membuat dan menyampaikan laporan pertanggung jawaban hasil
pengadaan barang dan jasa pemberi tugas/ pemutus melalui Manajer
Keuangan Daerah Operasi 4 Semarang serta laporan realisasi
pengadaan barang dan jasa kepada Executive Vice President dengan
tembusan kepada Manager Keuangan.
i. Bagian Sarana
Manager sarana memiliki tugas pokok dan tanggung jawab dalam
penyusunan program sarana setiap organisasi, melaksanakan perawatan rutin,
pengendalian dan evaluasi kinerja sarana, menampung dan menganalisis
keluhan pengguna jasa, serta melaksanakan pembinaan teknis terhadap Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Depo Lokomotif dan Depo Kereta, mengawasi,
merencanakan, mengkoordinasikan pelaksanaan, dan memantau pengolaan
limbah (air limbah/ limbah cair, limbah padat dan limbah B3) dan pengurusan
dokumen lingkungan (AMDAL/DELH/UKL-UPL/DPLH/SPPL) hingga
dikeluarkan izin Lingkungan dan penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL-RPL
setiap 6 (enam) bulan sekali di Depo Lokomotif dan Depo Kereta.
j. Bagian Jalan Rel dan Jembatan
Manager Jalan Rel dan Jembatan, memiliki tugas pokok dalam
merumuskan, menyusun dan melaksanakan program perawatan jalan rel, sepur
simpang dan jembatan, dan melakukan evaluasi kinerja perawatan jalan rel,
sepur simpang dan jembatan dan pengoprasian fasilitas sarana perawatan jalan
rel/MPJP dan jembatan di seluruh wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Manager Jalan Rel dan Jembatan
mempunyai fungsi dan tanggung jawab :
1. Melakukan pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan pembinaan
mute pekerjaan teknis jalan rel dan jembatan di petak jalan, emplasemen
20

stasiun, depo, balai yasa, dan jalur simpang di seluruh wilayah Daerah
Operasi 4 Semarang.
2. Dapat terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality
improvement) secara berkelanjutan, pengelolaan resiko dan terjaminnya
keselamatan bagiannya.
3. Menyusun program anggaran dan evaluasi kinerja perawatan jalan rel
dan jembatan di petak jalan, emplasemen stasiun, depo, balai yasa dan
jalur simpang.
4. Menyusun dalam perencanaan Teknik perawatan jalan rel, jembatan di
petak jalan, emplasemen stasiun, depo, balai yasa dan jalur simpang.
5. Menyusun dalam penyusunan perencanaan dan pengoprasian fasilitas
sarana perawatan jalan rel/MPJR dan jembatan serta evaluasi jalan rel
dan jembatan.
6. Melaksankan perawatan yang menjamin kelayakan jalan rel dan
jembatan, sehingga dapat dilewati dengan puncak kecepatan yang
diizinkan dengan selamat.
7. Melindungi keselamatan pegawai jalan rel dan jembatan saat bekerja
pada area jalan rel di lingkungan kerjanya.
8. Memastikan kelaikan jalan rel dan jembatan yang menjamin
keselamatan perjalanan kereta api dan langsiran.
9. Pelaksanaan program perawatan, perbaikan dan pengoperasian fasilitas
sarana perawatan jalan rel dan jembatan.
k. Bagian Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik
Manager sinyal, telekomunikasi dan listrik mempunyai tanggung jawab
untuk merumuskan, menyusun program serta mengevaluasi pelaksanaan
program, perawatan sinyal, telekomunikasi dan listrik umum untuk fasilitas
operasi kereta api.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya Manager
sinyal, telekomunikasi, dan listrik mempunyai fungsi :
21

1. Merancang rumusan mengenai penjabaran strategi dan kebijakan


berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya yang telah ditetepakan
Kantor Pusat, di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
2. Melakukan proses peningkatan kualitas (quality improvement) secara
berkelanjutan, pengelolaan resiko terjaminnya keselamatan di
bagiannya.
3. Melaksanakan pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan pembinaan
mutu pekerjaan teknis perawatan sinyal, telekomunikasi, dan listrik
umum untuk fasilitas operasi kereta api di wilayah Daerah Operasi 4
Semarang.
4. Menyusun program anggaran terhadap kegiatan perawatan instalasi/
perlata sinyal, telekomunikasi dan listrik umum untuk fasilitas operasi
kereta api, tertib administrasi tata usaha, kepegawaian dan keuangan
serta mengelola dan melakukan pengendalian terhadap suku cadang
peralatan serta alat kerja perawatan sinyal, telekomunikasi dan listrik
umum fasilitas operasi kereta api.
5. Menyusun program kerja perawatan rutin, perencanaan teknis dan
jadwal kegiatan perawatan rutin, melaksanakan pengelolaan
dokumentasi teknis peralatan instalasi/peralatan sinyal, telekomunikasi
dan listrik umum untuk fasilitas operasi kereta api.
6. Mengelola data aset peralatan sinyal, telekomunikasi dan listrik umum
untuk fasilitas operasi kereta api, mendokumentasi dan
mendistribusikan regulasi, peraturan dan memberukan informasi, serta
melaksanakan evaluasi program kerja perawatan rutin, realisasi
anggaran perawatan dan kinerja peralatan sinyal, telekomunikasi dan
listrik umum untuk fasilitas operasi KA.
7. Melakukan kegiatan perawatan dan menjamin ketersediaan dan
kelaikan instalasi/peralatan sinyal, telekomunikasi dan listrik umum
untuk fasilitas operasi kereta api.
22

8. Melaksanakan perbaikan dan rekayasa teknis perawatan peralatan


sinyal, telekomunikasi, dan listrik umum untuk fasilitas operasi serta
alat kerja
9. Melindungi keselamatan pegawai sinyal, telekomunikasi, dan listrik
umum untuk saat bekerja pada area jalan rel dan lingkungan kerjanya.
10. Memastikan kelaikan peralatan sinyal, telekomunikasi dan listrik umum
untuk fasilitas operasi kereta api yang menjamin keselamatan
perjalanan kereta api dan langsiran.
11. Melaksanakan pembinaan tekniks terhadap Unit Pelaksana Teknis
(UPT) yang berada di bawah bagian sianyal, telekomunikasi dan listrik
di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya, Manager Sinyal,
Telekomunikasi dan Listrik dibantu oleh 4 (ernpat) Assistant Manager, 11 (sebelas)
KUPT Resor Sintelis, dan 1 (satu) KUPT Workshop Sintelis Sernarang Tawang.
l. Manager Operasi
Manager Operasi mempunyai fungsi dan tanggung jawab :
1. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan
tugas dan tanggung jawabnya yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di
wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
2. Terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality improvement)
pelayanan operasional kereta api secara berkelanjutan dan pengelolaan
risiko dan terjaminnya keselamatan di bagiannya.
3. Melaksanakan pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan pembinaan
mutu pekerjaan teknis operasi di Stasiun dan dalam Kereta Api,
administrasi teknis operasional seluruh UPT Stasiun, UPT Crew KA
dan Pusat Pengendali Operasi Kereta Api pada wilayah Daerah Operasi
4 Semarang.
4. Melaksanakan pemantauan dan pengelolaan lokomotif, KRD, kereta,
dan gerbong yang siap operasi, merumuskan pemanfaatan dan
23

pembagian kereta dan gerbong, pengaturan dan evaluasi kinerja


pelaksanaan program perjalanan kereta api.
5. Melaksanakan pengendalian operasi kereta api secara terpusat dan
terpadu di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
6. Menjamin keselamatan, ketertiban dan kelancaran kegiatan operasi
angkutan kereta api.
7. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap Unit Pelaksana Teknis (UPT)
yang berada di bawah Bagian Operasi di wilayah Daerah Operasi 4
Semarang.
8. Melaksanakan perencanaan jumlah dan kualitas awak kereta api,
mengalokasikan dan membina awak kereta api.
9. Memastikan SDM Operasi siap dan laik bekerja pada saat melakukan
dinasnya.
10. Melindungi keselamatan pegawai operasi kereta api di stasiun.
Dalam menjalankan tugas pokok, fungsi dan tanggungjawabnya, Manager
Operasi dibantu oleh Kepala Pusat Pengendalian Operasi KA, Assistant Manager
Perka, Assistant Manager Operasi Sarana, Kepala UPT Stasiun dan Kepala UPT Crew
KA.
m. Senior Manager Pengamanan
Senior Manager Pengamanan mempunyai fungsi dan tanggung jawab :
1. Merumuskan penjabaran kebijakan yang berkaitan dengan tugas
pengamanan dan penertiban yang telah ditetapkan Kantor Pusat di
wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
2. Memastikan terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality
improvement) keamanan dan ketertiban secara berkelanjutan, serta
terjaminnya keselamatan (keamanan) operasi kereta api, baik di atas
kereta api, lingkungan stasiun, maupun lingkungan Right Of Way
(ROW).
24

3. Memastikan terselenggaranya keamanan aset produksi dan non


produksi milik Perusahaan di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
4. Memantau, mengawasi, dan mengendalikan operasional keamanan dan
ketertiban di atas kereta api, lingkungan stasiun, lingkungan Right Of
Way (ROW),dan seluruh aset milik Perusahaan di wilayah Daerah
Operasi 4 Semarang.
5. Melaksanakan pembinaan terhadap Polisi Khusus Kereta Api
(POLSDSKA) dan Personil Security di wilayah Daerah Operasi 4
Semarang.
6. Merencanakan pengadaan personil security (satpam) sesuai dengan
kebutuhan di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
Dalam melaksanakan tugas pokok,fungsi dan tanggung jawabnya,
Senior Manager Pengamanan, dibantu oleh Manager Pengamanan Objek Vital
dan Aset, yang dibantu oleh Supervisor Pengamanan Objek Vital dan Aset,
Manager Pengamanan Operasi KA, yang dibantu oleh Supervisor Pengamanan
Operasi KA, Junior Manager Administrasi Pengamanan, dan Kepala Peleton
Polsuska, yang dibantu oleh Kepala Regu Polsuska dan Anggota Polsuska.
n. Senior Manager Penjagaan Aset
Senior Manager Penjagaan Aset mempunyai fungsi dan tanggung jawab :
1. Merumuskan, menyusun, melaksanakan program dan evaluasi
penjagaan, penertiban, pensertipikatan aset non railways,
update/pembaruan data dan informasi aset non railways berupa aset
tanah dan bangunan termasuk aset prasarana di lintas non operasi di
Daerah Operasi 4 Semarang.
2. Melakukan mapping dan update data, informasi tentang aset non
railways, serta pembuatan profil aset non railways di Daerah Operasi 4
Semarang.
3. Menyusun strategi dan melakukan koordinasi dengan pihak internal
maupun eksternal dalam penanganan aset bermasalah yang berkaitan
25

dengan persewaan/kerjasama operasi maupun status kepemilikan atas


aset non railways di Daerah Operasi 4 Semarang.
4. Melakukan koordinasi dan melaporkan kinerjanya kepada unit terkait di
Kantor Pusat.
5. Melakukan penagihan piutang pengusahaan aset.
6. Tata usaha administrasi piutang (aging schedule).
7. Mengevaluasi efektivitas penagihan pengusahaan aset.
Dalam menjalankan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya,
Senior Manager Penjagaan Aset dibantu oleh 1 (satu) Junior Manager, 3 (tiga)
Assistant Manager dan 6 (enam) Supervisor Penjagaan Aset.
o. Manager Fasilitas Penumpang
Manager Fasilitas Penumpang mempunyai fungsi dan tanggung jawab :
1. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan
pelayanan kebersihan stasiun dan fasilitas umum, kebersihan kereta api
dan fasilitas pelayanan di atas kereta api, pemenuhan standar pelayanan
minimum (SPM) stasiun dan di atas kereta api yang telah ditetapkan
Kantor Pusat, di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
2. Terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality improvement)
kinerja pelayanan kebersihan secara berkelanjutan dan kinerja
pemenuhan SPMserta pengelolaanrisiko di bagiannya.
3. Melaksanakan pengelolaan program dan evaluasikinerja pelaksanaan
pelayanan kebersihan stasiun dan fasilitas umum, pelayanan kebersihan
kereta api dan fasilitas pelayanan di atas kereta api di wilayah Daerah
Operasi 4 Semarang.
4. Melaksanakan pengelolaan program dan evaluasi kinerja pelaksanaan
pemenuhan SPM stasiun dan fasilitas umum, pemenuhan SPM di atas
kereta api di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
p. Manager Angkutan Penumpang
Manager Angkutan Penumpang memiliki fungsi dan tanggung jawab :
26

1. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan


oleh Kantor Pusat terkait dengan tugas pokok dan tanggungnya dalam
mengelola pelaksanaan pemasaran, penjualan angkutan penumpang dan
customer care di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
2. Terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality improvement)
kinerja pemasaran, penjualan angkutan penumpang dan customer care
secara berkelanjutan, serta terjaminnya pegelolaan risiko di unitnya.
3. Melaksanakan pengelolaan program dan evaluasi kinerja pelaksanaan
pemasaran dan penjualan angkutan penumpang: mengusulkan
survey/riset pemasaran pengembangan produk/jasa kepada unit terkait
Kantor Pusat, melakukan analisa sederhana terhadap data penjualan,
melakukan promosi penjualan dan evaluasinya, memantau tarif yang
berlaku, melakukan komunikasi pemasaran, mengelola logistik
penjualan angkutan penumpang, mengelola saluran distribusi,
mengelola pelanggan korporat rombongan.
4. Melaksanakan pengelolaan program dan evaluasi kinerja pelaksanaan
customer care, meliputi: mengusulkan survey/ riset kepuasan pelanggan
kepada unit terkait Kantor Pusat, penanganan insiden yang menimpa
pengguna jasa (overstappen), dan pelayanan khusus kepada pelanggan
berkebutuhan khusus (consiege). Melaksanakan monitoring dan
pelaporan verifikasi PSO.
5. Merencanakan kebutuhan jumlah, mengalokasikan dan melaksanakan
pemantauan, pengawasan,pemeriksaan dan pembinaan mutu pekerjaan
petugas loket, customer service, announcer dan kondektur.
q. Manager Pengusahaan Aset
Manager Pengusahaan Aset mempunyai fungsi dan tanggung jawab :
1. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan
oleh Kantor Pusat terkait dengan tugas pokok dan tanggung jawabnya
27

dalam mengelola pelaksanaan pengusahaan aset railway dan non


railway di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
2. Terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality improvement)
kinerja pengusahaan aset railway dan non railway secara berkelanjutan,
serta terjaminnya pengelolaan risiko pengusahaan aset railway dan non
railway di bagiannya.
3. Melaksanakan pengelolaan program dan evaluasi kinerja pelaksanaan
pengusahaan aset railway untuk persewaan dan kerjasama operasi
(KSO), meliputi pengusahaan Aset di stasiun dan sarana, aset di
sepanjang jalur kereta api yang masih aktif (ROW), periklanan dan
website.
4. Melaksanakan pengelolaan program dan evaluasi kinerja pelaksanaan
pengusahaan aset non railway untuk persewaan dan kerjasama operasi
(KSO), meliputi pengusahaan aset/ lahan di luar stasiun, di luar ROW,
di sepanjang jalur kereta api non aktif dan rumah dinas.
r. Manager Kesehatan
Manager Kesehatan mempunyai fungsi dan tanggung jawab :
1. Merumuskan penjabaran pelaksanaan strategi dan kebijakan yang
berkaitan dengan tugas pokok dan tanggungjawabnya yang telah
ditetapkan Kantor Pusat, di Wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
2. Menyusun program anggaran pengelolaan kesehatan di wilayah Daerah
Operasi 4 Semarang.
3. Mengelola program pelayanan kesehatan meliputi administrasi
kepesertaan, pelayanan kesehatan kepada pekerja, pensiunan beserta
keluarga serta masyarakat umum.
4. Mengelola pelayanan kesehatan di PPK kerjasama/ provider yang sudah
ditetapkan sesuai perjanjian kerja sama serta melakukan verifikasi
klaim provider dan proses pembayarannya.
28

5. Mengelola pelayanan restitusi biaya pengobatan dimulai dari


pengumpulan berkas permohonan restitusi sampai dilakukan
penghitungan/verifikasi dan proses pembayarannya.
6. Mengelola proses registrasi dan verifikasi kepesertaan untuk updating
database.
7. Mengelola program pemeriksaan kesehatan rekrutmen, pemeriksaan
kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan awak kereta api sebelum
dinas serta pemeriksaan kesehatan lainnya dilingkungan kerja Daerah
Operasi 4 Semarang.
8. Mengadakan program penyuluhan kesehatan, program pencegahan
terhadap kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja dan
penanganan korban akibat kecelakaan kerja maupun kecelakaan kereta
api lainnya di lingkungan kerja Daerah Operasi 4 Semarang.
9. Mengadakan pembinaan dan evaluasi kinerja SDM di lingkungan
bagian kesehatan Daerah Operasi 4 Semarang dan fasilitas kerja klinik
pelayanan kesehatan dan pos kesehatan (Poskes), serta pos pemeriksaan
kesehatan (Posrikkes) awak kereta api di wilayah Daerah Operasi 4
Semarang.
10. Terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality improvement)
pengelolaan kesehatan dan fasilitas kerja klinik pelayanan kesehatan
dan pos kesehatan (Poskes), serta pos pemeriksaan kesehatan
(Posrikkes) awak kereta api di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang
secara berkelanjutan serta pengelolaan resiko di bagiannya.
11. Mengadakan pemantauan, pengawasan dan pemeriksaan mutu
pelayanan kesehatan di klinik pelayanan kesehatan dan pos kesehatan
(Poskes) serta pos pemeriksaan kesehatan (Posrikkes)awak kereta api di
wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
s. Manager Angkutan Barang
Manager Angkutan Barang mempunyai fungsi dan tanggung jawab :
29

1. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan


oleh Kantor Pusat terkait dengan tugas pokok dan tanggung jawab
dalam mengelola pelaksanaan pemasaran angkutan barang di wilayah
Daerah Operasi 4 Semarang.
2. Terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality improvement)
kinerja pemasaran angkutan barang secara berkelanjutan, pembinaan
pada petugas lapangan (checker, petugas bongkar muat angkutan
barang) serta terjaminnya pengelolaan risiko di unit angkutan barang.
3. Melaksanakan pengelolaan program dan evaluasi kinerja pemasaran
angkutan barang.
4. Melakukan survei atau riset pemasaran pengembangan jasa angkutan
barang mengelola basis data pemasaran, membuat peramalan, menjaga
administrasi pentarifan, melaksanakan strategi promosi dan komunikasi
pemasaran.
5. Melakukan pemantauan pelayanan, pengelolaan bongkar muat,
kelancaran pembayaran angkutan, dan penyelesaian klaim angkutan.
6. Perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian operasional dan
fasilitas.
7. Pelayanan angkutan dinas satker/klb lainnya administrasi dokumen
angkutan barang, keuangan, kerumahtanggaan dan tata usaha yang
menjadi wilayahnya untuk mendukung dan memperlancar angkutan
barang.
8. Melakukan pembinaan dan evaluasi kinerja para bawahannya.
t. Manager Bangunan
Manager Bangunan mempunyai fungsi dan tanggung jawab :
1. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan
pengelolaan perawatan bangunan dinas di luar stasiun, perawatan
bangunan dinas di dalam stasiun, dan pengelolaan listrik umum non
30

fasilitas operasi kereta api di stasiun yang telah ditetapkan Kantor Pusat,
di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
2. Mengelola pembangunan dan perawatan bangunan dinas di luar stasiun
milik Daerah Operasi 4 Semarang serta Gudang Persediaan dan Balai
Yasa Prasarana yang ada di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.
3. Mengelola pembangunan dan perawatan bangunan dinas di dalam
stasiun serta fasilitas pendukung operasi lainnya.
4. Mengelola perawatan dan perbaikan listrik umum non fasilitas operasi
kereta api di stasiun dan di luar stasiun milik Daerah Operasi 4
Semarang, serta Gudang Persediaan dan Balai Yasa Prasarana yang ada
di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang.

2.4 Proses Bisnis Perusahaan


Proses bisnis perawatan perusahaan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
DAOP IV Semarang terbagi menjadi berbagai ruas sebagai berikut :
2.4.1 Ruas Rencana
Depo Lokomotif dalam melakukan proses bisnis perusahaan tahap pertama
yaitu ruas rencana dimana pada ruas ini bertanggung jawab terhadap depo lokomotif
yang bertugas sebagai berikut :
1. Memberikan jadwal perawatan
2. Melakukan penyediaan sparepart
3. Penyediaan logistik
4. Data teknis sarana
Selanjutnya Depo Lokomotif sendiri memberikan feedback kepada ruas
rencana berupa :
1. Data realisasi perawatan
2. Data konsumsi BBM atau pelumas
3. Data permasalahan teknis
31

4. Data pemakaian sparepart


2.4.2 Ruas Fasilitas
Ruas fasilitas juga memiliki peran sendiri dalam proses bisnis perusahaan
khususnya pada Depo Lokomotif, ruas ini memiliki tugas terhadap perawatan saran
Depo Lokomotif Semarang Poncol yaitu :
1. Melakukan perawatan, perbaikan operasional NR
2. Perawatan alat kerja
3. Perawatan dan perbaikan bangunan Depo
4. Pengelolaan dan pembinaan regu NR (Tim Flaying Genk/ penanganan
gangguan)
Ruas fasiltas dapat melakukan tugasnya memerlukan adanya laporan dari Depo
Lokomotif seperti :
1. Memberikan data alat kerja
2. Melaporkan kerusakan alat kerja dan fasilitas
3. Data teknis bangunan
4. Memberikan jadwal perawatan alat kerja dan fasilitas
2.4.3 Ruas LOSD (Bagian Perbaikan)
Ruas LOSD memiliki peran dalam proses bisnis perusahaan khususnya pada
Depo Lokomotif, ruas ini memiliki tugas terhadap perawatan saran Depo Lokomotif
Semarang Poncol yaitu melakukan perawatan sarana.
Ruas LOSD dapat melakukan tugasnya memerlukan adanya laporan dari Depo
Lokomotif seperti :
1. Memberikan laporan hasil perawatan
2. Melaporkan kondisi sarana
3. Laporan pemakaian sparepart
2.4.4 Ruas Administrasi
Ruas administrasi memiliki peran dalam proses bisnis perusahaan khususnya
pada Depo Lokomotif, ruas ini memiliki tugas terhadap perawatan saran Depo
Lokomotif Semarang Poncol yaitu :
32

1. Melakukan pengembangan sumber daya manusia


2. Mendata administrasi kepegawaian
3. Mengatur emolumen (tambahan pendapatan yang tidak tetap di luar gaji tetap)
Ruas administrasi dapat melakukan tugasnya memerlukan adanya laporan dari
Depo Lokomotif seperti data kebutuhan pegawai.
2.4.5 Tim ISO (International Standardization Organization)
ISO adalah bagan standar dunia yang di bentuk untuk meningkatkan
perdagangan internasional yang berkaitan dengan perubahan barang dan jasa. Ruas ini
memiliki beberapa tugas sebagai berikut :
1. Mengarahkan sertifikasi ISO
2. Menyediakan persyaratan sertifikasi ISO
3. Mempertahkan sertifikasi ISO
4. Mengembangkan SMM ISO
Dengan hal tersebut Depo Lokomotif dalam perawatan sarana melakukan
pendataan kebutuhan sertifikasi ISO dan saran audit.
2.4.6 Ruas Quality Control
Ruas qualitiy control memiliki peran dalam proses bisnis perusahaan
khususnya pada Depo Lokomotif, ruas ini memiliki tugas terhadap perawatan saran
Depo Lokomotif Semarang Poncol yaitu melakukan pengecekan dan memutuskan
apabila sarana siap operasi.
Depo Lokomotif meminta pada ruas ini untuk melakukan dan memberikan
laporan seperti :
1. Pemeriksaan akhir hasil perawatran
2. Penangkapan saran untuk perawatan
3. Daily check sarana

2.5 Analisis Teoritis Sistem Perusahaan


Berikut adalah analisa teoritis system perusahaan yang ada dibandingkan
dengan hasil pengamatan yang telah di lakukan di PT. Kereta Api Indonesia :
33

1. Macam Standar International Organization for Standardization (ISO)


ISO adalah bagan standar dunia yang di bentuk untuk meningkatkan
perdagangan internasional yang berkaitan dengan perubahan barang dan jasa. Berikut
standar ISO yang di terapkan pada PT. Kereta Api Indonesia:
Tabel 2.3 Perbandingan analisis standar ISO pada perusahaan dan teoritis

Kondisi real PT. Kereta Api Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak
Perusahaan dibidang transportasi yang menggunakan sertifikasi ISO berupa
1. ISO 37001 Tahun 2016
PT.Kereta Api Indonesia sudah mendapatkan sertifikasi ISO
37001:2016 dimana ini dapat membantu organisasi dalam
mengendalikan praktek penyuapan dengan menyediakan sejumlah
langkah penting diantaranya penetapan kebijakan anti penyuapan.
2. ISO 9001 Tahun 2015
PT. Kereta Api Indonesia menerapkan ISO 9001:2015 yang
merupakan standar bertaraf internasional mengenai sitem
manajemen mutu, atau bisa disebut juga sebagai sertifikasi sistem
manajemen kualitas.

Teori yang ada 1. ISO 14001 Tahun 2020


ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan) merupakan sistem
manajemen perusahaan yang berfungsi untuk memastikan bahwa
proses yang digunakan dan produk yang dihasilkan telah memenuhi
komitmen terhadap lingkungan, terutama dalam upaya pemenuhan
terhadap peraturan di bidang lingkungan, pencegahan pencemaran
dan komitmen terhadap perbaikan berkelanjutan. (Environment
Indonesia Center, 2020)
2. ISO 9001 Tahun 2020
ISO 9001 merupakan sertifikasi yang berorientasi pada layanan
34

pelanggan dan standar manajemen mutu yang diadopsi padatahun


2000 oleh International Organization for Standar dization (ISO).
Menurut standarini, sebuah organisasi harus menunjukkan
kemampuan untuk memenuhi atau melampaui kepuasan pelanggan
dalam hal fungsi produk, kualitas, dan kinerja. Demikian pula,
organisasi tersebut juga harus selalum menerapkan peraturan, standar
industri, dan praktik terbaik mengenai proses produksi dan hasil. (Iso
center Indonesia, 2021)
3. ISO 45001 Tahun 2021
ISO 45001 adalah sebagai Standar Internasional pertama didunia
yang menangani kesehatan dan keselamatan di tempat kerja, ISO
45001 menawarkan satu kerangka kerja yang jelas untuk semua
organisasi yang ingin meningkatkan kinerja manajemen kesehatan
dan keselamatan kerja mereka. (Isocenter Indonesia, 2021)

Dilihat dari perbandingan kondisi real perusahan dengan teori yang ada dalam
PT.KAI Depo Lokomotif. PT.KAI Depo Lokomotif telah menerapkan ISO dan
berjalan sesuai dengan teori yang ada. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan citra
perusahaan, kepercayaan konsumen dan mengoptimalkan kinerja karyawan dengan
baik karena telah menjamin kualitas sesuai dengan standar internasional.
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan,
keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem
efisien dan produktifitas kerja APD merupakan perlengkapan wajib yang di gunakan
saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan dan kesehatan
pekerja dan orang yang ada disekitarnya.
35

Tabel 2.4 Perbandingan Analisis K3 pada Perusahaan dan Teoritis

Kondisi real Untuk mengurangi potensi bahaya seperti kaki terkena


perusahaan benturan, tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam,
terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia
bahaya ataupun permukaan licin. PT. Kereta Api Indonesia
mewajibkan penggunaan APD seperti wajib memakai
safety helmet, wearpack dan sepatu safety jika masuk
kawasan kerja untuk seluruh karyawan maupun tamu.
Bahkan untuk tamu PT. Kereta Api Indonesia juga
menyediakan APD mengantisipasi jika tamu tersebut
tidak membawa. Untuk APD lainnya menyesuaikan
sesuai pekerjaan yang mereka lakukan, misal sedang
perbaikan diruang terbatas maka harus menggunakan
masker respirator. Tidak hanya penggunaan APD
sebelum karyawan melakukan pekerjaan dipastikan
tempat kerja itu aman atau dilakukan inspeksi terlebih
dahulu dan jika sudah dinyatakan aman dikeluarkanlah
surat izin kerja.
Teori yang ada Beberapa macam alat pelindung diri saat kerja atau APD
meliputi
1. Alat Pelidung Kepala
- Safety Helmet atau helm pelindung untuk
melindungi kepala dari benda-benda yang dapat
melukai kepala
- Safety googles atau kacamata pegaman untuk
melindungi mata dari partikel yang melayang di
udara, percikan kecil, benda panas ataupun uap
panas.
- Hearing Protection atau penutup telinga untuk
36

melindungi dari kebisingan ataupun tekanan.


2. Alat Pelindung Anggota Tubuh
- Safety Gloveata sarung tangan yang berfungsi
untuk melindungi jari-jari dan tangan dari api, suhu
panas, suhu dingin, radiasi, bahan kimia, aruslistik,
bahan kimia, benturan, pukulan, dan goresan benda
tajam.
- Safety belt atau sabung pengaman dapat dipakai
saat menggunkan alat transportasi serta untuk
membatasi ruang gerak pekerja agar tidak terjatuh.
Safety Boot/Shoes adalah sepatu boot atau sepatu
pelindung unruk melindungi kaki dari benturan,
tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam, terkena
cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia
bahaya ataupun permukaan licin

K3 sendiri memiliki peran penting di perusahaan, namun dilihat dari


perbandingan kondisi real perusahaan dengan teori yang ada PT. KAI Depo Lokomtif
Semarang sangat-sangat masih minim. Kondisi tersebut bisa dilihat dari pemakaian
APD yang dilakukan karyawannya sendiri masih banyak yang tidak memakai padahal
sudah di wajibkan. Sehingga masih banyak di temukan di lapangan banyak karyawan
yang enggan menggunakan APD itu sendiri, ada yang memiliki alasan jika setiap
menggunakan APD kerjanya tidak maksimal dan mengganggu geraknya. Banyak
alasan yang di berikan karyawan setiap memakai APD itu sendiri, alasan paling
banyak yang di berikan karyawan adalah bahwa APD mengganggu disaat karyawan
ingin bergerak. Namun, safety officer tetap memberikan peringatan dan jika sudah
beberapa kali diingatkan tidak juga berubah biasanya safety officer langsung
melaporkan ke kepala produksi dikarenakan belum adanya sanksi tertulis.
37

3. Quality Control
Quality Control (QC) merupakan tahapan akhir dalam suatu proses yang
bertujuan untuk mencapai atau meningkatkan mutu produk atau jasa. Tahapan ini
melakukan pemeriksaan terakhir apakah sudah sesuai dengan standar yang sudah di
tetapkan oleh perusahaan.
Tabel 2.5 Perbandingan Analisa Quality Control pada Perusahaan dan Teoritis

Kondisi real Dalam Depo Lokomotif PT.KAI memiliki peran atau


perusahaan tugas sendiri yaitu :
1. Melakukan pemeriksaan tahap akhir untuk hasil
perawatan apakah mesin sudah berjalan dengan
normal dan sudah terpasang dengan baik.
2. Memberikan saran untuk perbaikan kembali apabila
ada bagian mesin yang tidak berfungsi baik.
3. Membuat daily check untuk sarana.
Teori yang ada 1. Mengembangkan rencana, menetapkan spesifikasi atau
standar yang baik untuk menjamin kualitas mutu yang
baik
2. Melaksanakan rencana, setelah melakukan
pengembangan langkah selanjutnya yaitu melakukan
atau melaksanakan rencana tersebut.
3. Memeriksa atau meneliti hasil, pemeriksaan ini
bertujuan untuk memastikan apakah sudah sesuai
dengan rencana dan memantau kemajuan perbaikan
yang sudah direncanakan.
Proses ini sangatlah penting dalam berlangsungnya operasi lokomotif karena
pada tahap ini memastikan apakah lokomotif siap beroperasi atau masih diperlukan
adanya perawatan ulang karena tidak sesuai dengan standar yang ada.
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Maintenance (Perawatan)


Penelitian pertama adalah karya Sembiring & Destria Arianti, pada tahun 2020
yang berjudul Maintenance Sistem Informasi Dengan Metode Preventive Di PT
Pratama Abadi Industri. Preventive Maintenance adalah kegiatan perawatan yang
dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan - kerusakan yang tidak terduga dan
menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi
mengalami kerusakan pada waktu proses produksi. Jadi, semua fasilitas produksi yang
mendapatkan perawatan (preventive maintenance) akan terjamin kontinuitas kerjanya
dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang siap dipergunakan untuk setiap
operasi atau proses produksi pada setiap saat. Adapun manfaat preventive maintenance
memperkecil overhaul (turun mesin), Mengurangi kemungkinan reparasi berskala
besar. Mengurangi biaya kerusakan / pergantian mesin. Memperkecil kemungkinan
produk-produk yang rusak. Meminimalkan persediaan suku cadang. Memperkecil
hilangnya gaji – gaji tambahana kibat penurunan mesin (overhaul ). Menurunkan harga
satuan dari produk pabrik.
Perawatan merupakan salah satu kegiatan yang penting pada produksi suatu
perusahaan atau pabrik. Hal ini karena peralatan atau fasilitas yang kita gunakan
memerlukan perawatan atau perawatan agar peralatan atau fasilitas dapat digunakan
terus agar kegiatan produksi dapat berjalan lancar.
Berikut adalah pengertian perawatan dari beberapa sumber :
1. Menurut Fuad (2020) perawatan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi
atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan
pada waktu digunakan operasi perusahaan.
2. Menurut Soewardi (2019) dalam Yaqin et al., (2020) perawatan merupakan
kegiatan yang penting dilakukan untuk mencegah kerusakan suatu mesin

38
39

3. Menurut Sapta Sulendra, (2019) perawatan adalah konsepsi dari semua


aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas
fasilitas/mesin agar dapat berfungsi dengan baik seperti kondisi awalnya.

3.2 Tujuan Perawatan


Ada beberapa tujuan dari dilakukannya proses perawatan yang sangat
bermanfaat bagi penggunaan mesin :
1. Mengurangi atau memperlambat tingkat keausan dan kerusakan pada mesin.
2. Untuk mendapatkan biaya perawatan serendah mungkin dengan melakukan
kegiatan perawatan secara teratur dan terencana.
3. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkanoleh produk tersebut dan supaya kegiatan produksi tidak
terganggu.
4. Meningkatkan kemampuan berproduksi agar dapat memenuhi kebutuhan
sesuai dengan rencana produksi.
5. Menjaga kualitas produksi yang termasuk dalam golongan critical unit, yaitu :
a. Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan keselamatan pekerja.
b. Kerusakan fasilitas akan mempengaruhi kualitas dari produk yang
dihasilkan.
c. Kerusakan fasilitas akan menyebabkan kemacetan diseluruh proses
produksi.
d. Modal yang ditanamkan dalam proses tersebut adalah mahal.

3.3 Istilah dalam Perawatan


Istilah-istilah didalam perawatan yang digunakan untuk melaksanakan
perawatan
1. Inspection ( inspeksi)
Inspeksi adalah aktivitas pengecekan untuk mengetahui keberadaan atau
kondisi dari fasilitas produksi. Inspeksi biasanya berupa aktivitas yang
40

membutuhkan panca indera dan analisis yang kuat dari setiap pelaksana, bahkan ada
pula yang melakukannya dengan menggunakan alat bantu, sehingga kesimpulan
yang dihasilkandapat lebih mendekati kondisi nyata( akurat).
2. Repair (perbaikan)

Repair adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi mesin


yang mengalami gangguan, sehingga dapat beroperasi seperti sebelum terjadi
gangguan tersebut, dimana prosesnya hanya dilakukan untuk perbaikan yang
sifatnya kecil (perbaikan setempat). Biasanya repair tidak terlalu banyak
menggangukontinuitas proses produksi.
3. Overhaul (perbaikan menyeluruh)
Overhaul adalah aktivitas perbaikan menyeluruh. Aktivitas ini memiliki
makna yang sama dengan repair, hanya saja ruang lingkupnya lebih besar. Perawatan
ini dilakukan apabila kondisi mesin (fasilitas) berada dalam keadaan rusak parah,
sementara kemampuan untuk membutuhkan biaya yang besar.
4. Replacement (penggantian)
Replacement adalah aktivitas penggantian mesin. Biasanya mesin yang
memiliki kondisi yang lebih baik akan menggantikn mesin sebelumnya.
Replacement dilakukan jika kondisi alat sudah tidak memungkinkan lagi untuk
beroprasi, atau sudah melewati umur ekonomis penggunaan. Replacement
membutuhkan investasi yang besar bagi perusahaan, sehingga alternatif ini, biasanya
menjadi pilihan terakhir, setelah repair atau overhaul.

3.4 Klasifikasi Perawatan


Kegiatan perawatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan atau pabrik dapat
dibedahkan menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Corrective Maintenace
Perawatan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan atau kelainan pada
fasilitas atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Tindakan
41

perawatan yang dilakukan biasanya berupa perbaikan atau reparasi. Perawatan


dengan menggunakan system perawatan korektif kelihatanya membutuhkan biaya
operasional lebih murah dibandingkan menggunakan system preventive
maintenance.Kebijaksanaan ini memang benar, tetapi bila sekali kerusakan terjadi
pada peralatan terutama mesin yang berlangsung proses produksi akan berakibat
fatal karena proses produksi akan terhenti sehingga perusahaan akan dirugikan
disamping biaya operasionalnya mahal krena harus mengganti spare partnya atau
beli mesin baru lagi.
2. Preventive maintenace
Perawatan pencegahan adalah kegiatan perawatan yang dilakukan untuk
mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang ridak terduga dan menentukan
kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan
pada waktu yang digunakan dalam proses produksi. Perawatan pencegahan sangat
efektif digunakan untuk fasilitas produksi yang termasuk daam “critical unit”.
Sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan termasuk kedalam criticalunit, apabila:
a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan
dankeselamatan para pekerja.
b. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kualitas dari produk yang
dihasilkan.
c. Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan kemacetan seluruh proses
produksi.
d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga dari fasilitas
ini adalah cukup besar dan mahal.
3. Periodic Maintenance
Periodic maintenance adalah kegiatan perawatan dan perawatan yang
dilakukan secara berkala dalam jangka waktu tertentu. Jangka waktu yang digunakan
dapat berdasarkan jam kerja mesin atau fasilitas produksi. Contoh dari kegiatan
perawatan periodik adalah penyetelan (regristmen), pembongkaaran bagian mesin
untuk pembersihan ataupun alat-alat dibagian system aliran bensin, penyetelan
42

katup-katup pemasukan dan pembuangan sylinder mesin dan pembongkaran mesin


tersebut untuk penggantian pelor roda(bearing), serta service dan overhoul
(perbaikan menyeluruh.

3.5 Mesin Kereta Rel Disel (KRD) CC 201 83 31


Kereta Rel Diesel adalah unit kereta api yang terdiri dari beberapa
gerbong didukung oleh satu atau lebih mesin diesel on-board (terpasang).Mereka
juga dikata sebagai railcar atau railmotor, di beberapa negara.
Pada KRD CC 201 83 31 yang mempergunakan konstruksi hidraulik, mesin
diesel (yang terletak di bagian bawah chasis) bertalian langsung dengan penggerak
roda secara mekanik. Sistem ini mempunyai beberapa keuntungan, di selanya yaitu
mampu menerobos rel yang tergenang banjir yang tidak mampu dilewati KRL dan
tidak membutuhkan perawatan secara elektris. Seperti mobil, lokomotif diesel tidak
dapat memulai sendiri langsung dari dudukan. Itu tidak akan mengembangkan daya
maksimum pada kecepatan idling, sehingga perlu beberapa bentuk sistem transmisi
untuk melipatgandakan torsi saat memulai. Ini juga akan diperlukan untuk
memvariasikan kekuatan yang diterapkan sesuai dengan berat kereta atau gradien
garis.

Gambar 3.1 Mesin Kereta Rel Diesel (KRD) CC 201 83 31


Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa mesin kereta rel disel CC 201
83 31 megunakan bahan bakar solar dengan mesin disel penggerak roda secara
mekanik sistem ini mempunyai beberapa keuntungan, di selanya yaitu mampu
43

menerobos rel yang tergenang banjir yang tidak mampu dilewati KRL dan tidak
membutuhkan perawatan secara elektris.

Gambar 3.2 Bagian bagian pada mesin (KRD) CC 201 83 31


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpula Data


Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan suatu informasi yang
dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian. Dalam penyusunan laporan ini penulis
mengambil objek penelitian pada PT. Kereta Api Indonesia , Semarang, Jawa Tengah.
Pengumpulan data dalam penelitian di PT. Kereta Api Indonesia menggunakan 2 cara
berikut merupakan uraian yang digunakan:
1. Observasi
Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati langsung,
melihat dan mengambil suatu data yang dibutuhkan di tempat Penelitian itu
dilakukan. Observasi juga bisa diartikan sebagai proses yang Yang kompleks.
Pengumpulan data yang dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
Melalui tatap muka langsung dengan narasumber dengan cara tanya jawab
Langsung. Wawancara dilakukan dengan Kepala bagian maintenace pada PT.
Kereta Api Indonesia yang berhubungan dengan data yang terkait.
4.1.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan antara lain :
1. Data Primer
Data yang didapat peneliti secara langsung dari tangan pertama yang didapat
dengan hasil survey kunjungan dan hasil dari wawancara dengan narasumber
operator serta Kepala bagian Depo Lokomotif PT. Kereta Api Indonesia.
2. Data Sekunder

44
45

Data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Data sekunder dapat
berupa jumlah pekerja, jam kerja , peralatan mesin, catatan, bukti serta laporan
historis.
4.1.2 Metode Analisis
Metode Analisis yang digunakan yaitu :
1. Metode Kualitatif
Untuk melakukan proses bisnis reengineering peneliti menggunakan metode
Kualitatif . Dengan metode ini penelitian melakukan wawancara dan observasi
secara langsung. Tujuannya agar mendapatkan informasi yang Akurat
mengenai proses pengoperasian dan perawatan mesin bubut yang ada pada PT.
Kereta Api Indonesia.
2. Metode Pengamatan
Sistem pengamatan dilakukan secara detail terhadap fungsi-fungsi mesin
sehingga dapat diketahui kekurangan dari perawatan lokomotif.
3. Metode Literature
Adalah suatu cara mencari informasi melalui buku-buku dan berbagai media
untuk ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan lokomotif.
4.1.3 Lokomotif KRD CC 201 83 31
Lokomotif diesel hidrolik ini menggunakan tenaga mesin diesel untuk
memompa oli dan selanjutnya disalurkan ke perangkat hidraulis untuk menggerakkan
roda. Pada KRD yang menggunakan konstruksi hidraulik, mesin diesel (yang terletak
di bagian bawah sasis) berhubungan langsung dengan penggerak roda secara mekanik.
Sistem ini memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah dapat menerobos rel
yang tergenang banjir yang tidak dapat dilewati KRL, dan tidak membutuhkan
perawatan secara elektris; namun kereta ini memiliki kekurangan, yaitu getaran lebih
besar dan lebih bising dari KRL atau KRDE, karena pada KRD satu mesin hanya dapat
digunakan untuk satu gerbong.
46

Gambar 4.1 Gambar Lokomotif KRD CC 201 83 31


4.1.4 Checksheet Perawatan KRD CC 201 83 31
PT KAI menerapkan metode perbaikan pada Depo Lokomtif. Perawatan yang
dilakukan yaitu meliputi pemeliharaan harian (Daily Maintenance). Berikut ini adalah
pemeliharaan harian yang dilakukan PT. KAI meliputi :
Tabel 4.1 Checksheet KRD CC 201 83 31
Daily Maintenance Pengecekan Maintenance Standar Hasil Pengecekan
- Periksa tegangan battrey 74 volt 73 volt
pada sakelar utama BX,
BY

- Periksa tekanan minyak


pelumas motor disel idle- 20-170 20 - 170
full
Pengecekan Harian
- Periksa baut kopling pada Tidak Goyang Tidak Goyang
motor disel

- Periksa tekanan
independent brake 45 psi 47 psi
47

- Periksa kondisi Berfungsi Berfungsi


speedometer

4.1.5 Checksheet Perawatan Bulanan KRD CC 201 83 31


PT KAI menerapkan metode perbaikan pada Depo Lokomtif. Selain perawatan
harian PT. KAI juga melakukan perawatan yang dilakukan secara bulanan. Berikut ini
adalah pemeliharaan harian yang dilakukan PT. KAI meliputi :
Tabel 4.2 Checksheet Bulanan KRD CC 201 83 31
Periodic Maintenance Inspection
- Periksa kondisi keausan dan percikan bunga
api listrik contactor.

- Bersihkan automatic brake agar saat


pengereman tidak mengalami gangguan.

- Periksa kondisi kontraktip dan percikan bunga


api listrik power contractor.

1 Bulan Pengecekan Ruang Mesin - Cek BD elektrolit

- Tegangan battrey

- Volume air battrey

- Periksa pembalik arah dan braking

- Bersihkan carbon brush motor pompa bahan


bakar

- Periksa kondisi saringan plastik dan air filter

- Periksa kondisi strainer bahan bakar


6 Bulan Pengecekan Motor Diesel
- Periksa volume minyak pelumas

- Periksa kondisi bogie kereta apabila


mengalami karat dan kemiringan pada bogie.

- Periksa kondisi roda, diameter roda, keausan


flens roda dan jarak roda.
48

- Periksa kondisi gear box minyak pelumas dan


baut baut.

- Periksa kerja emergency fuel trip

- Periksa ketebalan rem blok

- Periksa langkah torak silinder pengereman

4.1.6 Kerusakan pada KRD CC 201 83 31


Berdasarkan data checksheet pada tabel di atas didapati berbagai kerusakan
pada mesin KRD CC 201 83 31 listrik dengan system pergerakan motor desel, maka
frekuensi kerusakan akan lebih kecil dibandingkan dengan mesin lainnya dengan
system pergerakannya roda atau hidrolik akan lebih mudah dan enteng sistem
penggerak nya.
Berikut data kerusakan mesin pada bagian mesin diantaranya :
1. Getaran bising dan meresahkan, biasanya terjadi ketika tailstock dari KRD CC
201 83 31 tidak diperbaiki dengan benar. Maka terjadianya getaran di ruang
masinis.
perbaikan : periksa sekrup dengan benar untuk mengencangkan baut-baut pada
mesin KRD dan generator motor listrik.
2. Kerusakan ger box pada roda gigi, biasanya karena mengalami pengurangan
gigi dengan kecepatan yang kencang atau juga dengan pengereman yang sangat
mendadak.
perbaikan: memesan spartpart baru, memasang ger box sesuai dengan prosedur,
perawatan rutin, bekerja sesaui sop.
3. Minyak pelumas yang kotor dapat menyebabkan pompa pada apron sangat sulit
dioprasikan. Sehingga perlu dilakukan pembersian atau pengantian minyak
pelumas dan pembersihan pipa-pipa salurannya.
49

4. Tidak nyalanya kelakson dan lampu apabila tegangan batare kurang dari yang
di perlukan pada mesin KRD CC 201 83 31 tersebut

5. Pengecekan pada speedometer pada mesin KRD CC 201 83 31 apa bila sudah
memenuhi sarat untuk servis bulanan bahkan tahunan.

6. Bagian pada sambungan - sambungan pipa AC dan pipa komperesi pada yang
gunakan tekanan angin AC agar terjaga.

7. Motor pembangkit tidak menyala karena tegangan dari sumber tenaga yang
masuk kemotor pembangkit rendah.

8. Motor cepat panas, dikarnakan air coolant habis dan kotor. Kemudian
penggantian oli pada mesin harus rutin setiap empat buklan sekali.

9. Perawatan turbo pada mesin disel sangat berpengaruh dengan tenaga yang di
hasilkan pada mesin disel.

4.2 Pengolahan Data


Berikut ini adalah pengolahan data yang di dapatkan selama kerja praktek 1
bulan di Depo Lokomotif PT.KAI Semarang, dengan mengamati secara langsung
perawatan yang tertera di Depo Lokomotif PT.KAI Semarang. Metode yang digunakan
adalah Preventive Metode yaitu metode perawatan harian dan juga bersekala terjadwal
agar mesin tersebut tidak mengalami kerusakan secara langsung saat pemakaian.
Depo Lokomotif Semarang Poncol memiliki permasalahan dalam melalukan
perawatan seperti terlalu lama dalam perawatan, kurangnya persediaan sparepart dan
kurangnya ketelitian mekanik dalam melakukan pengecekan dalam mengatasi
lokomotif KRD CC 201 83 31, Sehingga berikut ini merupakan usulan yang dapat
diterapkan pada Depo Lomotif Semarang.
4.2.1 Penggolongan Proses Pengecekan Lokomotif KRD CC 201 83 31
Untuk mempermudah dalam melakukan pengecekan pada checksheet
lokomotif lebih baik dalam pengecekan digolongkan sesuai dengan bagian dalam
50

pengecekan digolongkan sesuai dengan bagian dalam lokomotif, contohnya berikut ini
:
1. Angin
Angin sendiri terdiri dari beberapa bagian pada lokomotif KRD CC 201 83 31
yaitu safety valve, governor kompresor, independent brake.
2. Diesel
Diesel adapun bagian yang perlu dicek yaitu seperti carbon brush motor pompa
bahan bakar, komutator pompa bahan bakar, strainer bahan bakar, tuas fuel
rack.
3. Elektrik
Elektrik sendiri merupakan bagian kelistrikan yang ada pada lokomotif seperti
speedometer, lampu sorot, lampu kabin, lampu kabut, lampu semboyan.
4. Mekanik
Mekanik sendiri merupakan bagian yang ada dalam lokomotif berikut
merupakan yang termasuk pada mekanik yaitu bogie hidrolik, buffer,
cowhanger.
4.2.2 Sistem Penjadwalan pada Depo Lokomotif
Untuk mengatasi atau mengantisipasi terjadinya kerusakan pada mesin
lokomotif yang berat, perlu diberlakukan penjadwalan dan pengecekan yang pasti
dalam proses perawatan menurut preventive maintenance :
1. Perawatan Harian
Perawatan harian ini diperlukan agar mengetahui apakah lokomotif bisa bekerja
atau tidak, dan apakah ada kerusakan ringan yang perlu diperbaiki, sehingga
mesin lokomotif tidak mengalami kerusakan yang begitu parah dan dapat
mengurangi biaya perawatan.
2. Perawatan Berkala
Perawatan berkala ini perlu dilakukan untuk memperkirakan kapan perlu
penggantian sparepart sesuai dengan usia sparepart. Hal ini yang bisa
mengurangi lamanya perawatan karena ketersediaan sparepart. Perawatan
51

berkala ini bisa dilakukan setiap 1 bulanan dengan cara mengecek semua bagian
yang ada dalam lokomotif atau pengecekan secara menyeluruh.

4.3 Analisis
PT KAI Persero dalam pelaksanaan maintenance lokomotif memiliki berbagai
metode diantaranya; observasi langsung, pengamatan, dan perawatan berkala. Pada
posisi terebut biasanya dilakukan oleh operator maintenance yang diarahkan oleh
foreman.
4.3.1 Analisis Proses Perawatan KRD CC 201 83 31
Metode perawatan atau bisa disebut Preventive Maintenace bertujuan untuk
memperpanjang jangka waktu operasi lokomotif dengan cara melakukan pengecekan
mesin secara harian atau setelah pemakaian telah berlangsung. Hal ini dapat mecegah
terjadinya kerusakan pada mesin dan memperpanjang usia mesin. Dengan melakukan
perawatan dengan rutin maka dapat manjangkau waktu rusak yang lama setelah
pemakaian, hal ini juga dapat menguntungkan bagi perusahaan karna lokomotif dapat
beroperasi terus menerus tanpa ada kendala sedikitpun dari mesin. Depo Lokomotif
perlu menerapkan proses yang cocok untuk melakukan perawatan yaitu dengan cara
ADEM yaitu pengecekan sesuai dengan bagian bagian pada lokomotif yang terdiri dari
angin, diesel, elektrik, dan mekanik cara ini mempermudah untuk menglasifikasi
kerusakan agar penanganan juga cepat dan data kerusakan mudah dikalsifikasikan.
4.3.2 Analisis Kerusakan pada KRD CC 201 83 31
Setelah dilakukan pengecekan pada lokomotif yang sesuai dengan checksheet
terdapat berbagai kerusakan yang ada pada lokomotif, kerusakan ini dikarenakan
penggunaan yang terlalu berlebihan dan pengecekan yang tidak teratur, selain itu dalam
perawatan lokomotif sendiri memakan waktu yang lumayan lama karena terkadang
perlu menunggu adanya sparepart yang dibutuhkan sesuai dengan kesalahan yang ada
pada lokomotif tersebut. Lamanya proses perawatan akan berpengaruh terhadap
perusahaan.
52

Menurut Haidar, et al., (2019) Metode ini sangat cocok digunakan dikarenakan
mesin lokomotif selalu di gunakan untuk moda transportasi yang banyak digunakan
oleh masyarakat. Memperpanjang usia mesin juga dapat mencegah terjadinya
production loss yang dapat menghambat system operasi pada sistem perkereta apian.
Maka dari itu Depo Lokomotif Semarang perlu menerapkan metode Preventive
Maintenance yang dimana metode ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Memperpanjang daya guna aset mesin.
2. Mengurangi biaya perawatan serendah mungkin, dengan melakukan perawatan
secara rutin.
3. Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak yang dapat
membahayakan pengguna lokomotif tersebut.
4. Menghindari kerusakan-kerusakan berat dari mesin selama proses operasi
berjalan.
Dapat dilihat dari beberapa kerusakan yang di alami lokomotif yang dapat
menghambat proses operasi dari lokomotif yang membuat kerugian pada pihak
perusahaan maka perlu menggunaan preventive maintenance yang dapat menjadi solusi
dimana preventive maintenance selain dapat mencegah terjadinya kerusakan pada
mesin juga dapat memperkirakan berapa lama bagian bagian pada lokomotif harus
dirawat atau diganti, hal ini juga dapat menguntungkan bagi perusahaan karena dengan
menerapkan metode ini perusahaan bisa memperkirakan berapa lama mesin dapat
beroperasi dan juga mengurangi terjadinya kerusakan. Metode ini juga dapat
mendeteksi awal sebelum terjadi kegagalan operasi yang lebih parah, menjamin
keselamatan bagi pengguna lokomotif, umur pakai mesin menjadi lebih panjang.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, observasi, dan wawancara yang penulis lakukan
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Mesin KRD CC 201 83 31 merupakan mesin yang digunakan pada kerata rek
diesel bantu utama dalam kegiatan sehari-hari.
2. Diperusahaan itu sendiri terdapat beberapa mesin kereta api dengan kondisi
pada bagian-bagiannya masih berfungsi dengan baik dan terawat.
3. Perawatan dan pengoperasian kereta api dilakukan sesuai dengan buku
petunjuk pengoperasian atau checksheet KRD CC 201 83 31 di Lokomotif
Semarang Poncol.
4. Sering terjadi adanya kekosong spare part yang mengakibatkan lokomotif
harus menunggu lama untuk mendapatkan perawatan.
5. Dalam setahun ada bulan-bulan yang memang banyak mengalami kerusakan
tanur karena pada bulan itu sebenarnya tanur tersebut waktunya untuk proses
maintenance namun harus dipaksakan untuk terus bekerja karena untuk
perjalanan jauh antar perovinsi, sehingga pada saat waktunya perbaikan
memang terlihat kerusakan yang begitu parah karena terus-menerus digunakan
saat musim penghujan dan banjir.

5.2 Saran
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, adapun saran yang diajukan sebagai
berikut :
1. Bagi mahasiswa hendaknya bersungguh-sungguh dalam menjalani kerja
praktik karena kerja parktik mahasiswa dapat mendapatkan ilmu yang
bermanfaat.

53
54

2. Meningkatkan ketelitian mekanik dalam melakukan pengecekan pada


lokomotif agar tidak ada kerusakan yang terlewat yang akan merugika
perusahaan.
3. Melakukan pengecekan setiap kali lokomotif akan beroperasi agar mengetahui
apakah lokomotif dapat berjalan dengan baik tanpa ada kendala.
4. Perlu menerapkan metode preventive maintenance supaya dapat
memperkirakan perawatan lokomotif sehingga tidak terjadi kerusakan berat
pada mesin dan agar terhindar dari perawatan yang lama karena kekosongan
spare part.
DAFTAR PUSTAKA

Fuad, A. Z. (2020). Analisis Waktu Perawatan Mesin Buku Tulis Polar Cutting dan
Stiching di PT GEMBALA KELUARGA SEJAHTERA. 45.
Islam, S. S. (2020). Analisis Preventive Maintenance Pada Mesin Produksi dengan
Metode Fuzzy FMEA. JTT (Jurnal Teknologi Terpadu), 8(1), 13–20.
https://doi.org/10.32487/jtt.v8i1.766
Haidar, et al., (2019). PENERAPANPREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK
MENGURANGI FAILURE PRODUCT DI PANGAN SEJAHTERA PABRIK
TAUCO KOTA SUKABUMI, Journal of Management and Bussines (JOMB) 1,
333–343.
Sapta Sulendra, D. (2019). Konfigurasi Seri Paralel Flange Pipa Menggunakan
Reliablity Blok Diagram pada PT. Pertamina (PERSERO) TBBM Pontianak. 03,
No 2, 65.
Sembiring, F., & Destria Arianti, N. (2020). Maintenance Sistem Informasi Dengan
Metode Rcm Di Pt Pratama Abadi Industri (Jx). Jurnal Sistem Informasi Dan
Teknologi Informasi, 2(3), 25–35.
Yaqin, R. I., Zamri, Z. Z., Siahaan, J. P., Priharanto, Y. E., Alirejo, M. S., & Umar, M.
L. (2020). Pendekatan FMEA dalam Analisa Risiko Perawatan Sistem Bahan
Bakar Mesin Induk: Studi Kasus di KM. Sidomulyo. Jurnal Rekayasa Sistem
Industri, 9(3), 189–200. https://doi.org/10.26593/jrsi.v9i3.4075.189-200
(Efendi et al., 2021)Efendi, A., Alif, F., Oktaviani, A., Mesin, P., Subang, P. N., &
Kunci, K. (2021). Preventive Maintenance pada Sistem Kelistrikan Mobil Listrik
Sula Evolution. Prosiding The 12th Industrial Research Workshop and National
Seminar Bandung, 4–5.
56

Anda mungkin juga menyukai