Oleh
Akbar Nazarika Ichsani
D 600.190.087
Oleh
Akbar Nazarika Ichsani
D 600.190.087
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Hari/Tanggal:
Oleh:
Akbar Nazarika Ichsani
D 600.190.087
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Industri
ii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Mengesahkan,
Dewan Penguji,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Industri
iii
ABSTRAK
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Waktu Kerja Karyawan PT. Tirta Investama Klaten .............................10
Tabel 1.2 Pembagian Shift Karyawan PT. Tirta Investama Klaten........................10
Tabel 1.3 Permasalahan Umum .............................................................................11
Tabel 2.1 Data Produksi AQUA 600 ml Periode Januari – Juli 2022....................16
Tabel 2.2 Identifikasi Seven Waste ........................................................................17
Tabel 2.3 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Waste ......................................................19
Tabel 2.4 Hasil Konversi Data VALSAT ..............................................................20
Tabel 2.5 Current Process Activity Mapping .........................................................20
Tabel 2.6 Jumlah dan Proporsi Waktu Current Process Activity Mapping ...........22
Tabel 2.7 Identifikasi Waste Dengan 5 Whys.........................................................23
Tabel 2.8 Future Process Activity Mapping ..........................................................25
Tabel 2.9 Jumlah dan Proporsi Waktu Future Process Activity Mapping .............26
Tabel 2.10 Perbandingan Waktu ............................................................................27
Tabel 2.11 Strategi Perbaikan dengan Pendekatan 5W1H.....................................28
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1
2
2. Job Description
Job description merupakan uraian tentang semua aktivitas yang dikerjakan oleh
pemegang jabatan dalam melakukan semua tugas-tugas dari jabatan tersebut
(Syelviani, 2017). Berikut merupakan job description dalam struktur organisasi PT.
Tirta Investama Klaten secara garis besar.
a. Plant manager
1) Menyusun rencana kerja dan strategi operasional pabrik yang tepat
2) Memonitoring dan mengevaluasi pencapaian produktivitas pabrik terkait target
perusahaan
3) Mengkoordinasi semua rencana harian kepada semua departemen di bawahnya
b. Human Resource Manager
1) Mengelola dan mengawasi pengembangan dan perencanaan pengelolaan SDM
pada seluruh perusahaan
2) Merencanakan, memonitor aktivitas dan melakukan pelatihan pengembangan
SDM
3) Bertanggung jawab dan mengelola proses rektuitmen sesuai standar operasional
perusahaan terkait dengan SDM
c. Quality Control and Laboratory Manager
1) Melakukan pelaksanaan dan monitoring kendali mutu yang sesuai dengan
parameter kualitas keamanan pangan
2) Melakukan inspeksi rutin terhadap kualitas bahan baku dan proses produksi
3) Memonitoring ketersediaan alat laboratorium bahan kimia
d. Finance Manager
1) Membuat perencanaan keuangan perusahaan
2) Bertanggung jawab terhadap pembuatan laporan keuangan dan cash flow
perusahaan
3) Melakukan pengawasan transaksi keuangan dalam perusahaan
e. Corporate Social Responsibility Manager
1) Menganalisis efektivitas sistem pelayanan pelanggan
2) Mengkoordinir hubungan internal dan eksternal perusahaan
3) Bertanggung jawab terkait agenda sosial yang diadakan seperti rehabilitasi
alam, sosialisasi energi terbarukan, pengelolaan ekosistem yang baik, dan
pengelolaan limbah
f. Performance Manager
1) Memantau kemajuan dan pengembangan diri karyawan
2) Memonitor perfromance alat, sarana prasarana, dan proses produksi produk
3) Bertanggung jawab untuk mengevaluasi perbaikan kinerja karyawan
g. Production Manager
1) Melakukan pengawasan saat produksi berlangsung
2) Bekerja sama dengan departemen lain untuk menyusun rencana produksi seperti
penjadwalan produksi, pengadaan bahan baku, dan pengendalian persediaan
3) Bertanggung jawab terhadap proses maintenance mesin
4
Gambar 1.2 Peta Proses Produksi Area SPS PT. Tirta Investama Klaten
Gambar 1.3 Peta Proses Produksi Area HOD PT. Tirta Investama Klaten
2) Water Treatment
Proses water treatment merupakan proses pokok atau penting dalam industri air
mineral, karena pada proses ini terjadi proses pengolahan air dari sumber dan
pemisahan kotoran yang bercampur hingga menjadi air siap konsumsi dan
berlangsung proses filtrasi dan ozonisasi. Proses produksi ini dilakukan secara
tertutup dan dikelola oleh petugas yang memiliki zoning area tersebut seperti
petugas laboratorium, petugas quality control, dan petugas yang memiliki izin
masuk.
3) Washing
Washing merupakan proses pencucian galon yang menjadi proses awal sebelum
memasuki proses selanjutnya. Proses ini dilakukan oleh mesin automatis khusus
yang dilengkapi dengan serabut-serabut pembersih untuk menjangkau area dalam
galon.
4) Blowing
Blowing adalah mesin yang mengubah preform (botol mentah) menjadi botol
siap pakai. Cara kerja proses blowing ini dimulai dari peletakan preform pada
konveyor yang akan naik dan tersusun rapi lalu di oven dan dihembuskan udara
bertekanan pada cetakan yang sudah disediakan sehingga menjadi botol siap pakai.
5) Filler
Filler merupakan proses pengisian air yang mengalir dari proses water
treatment menuju botol menggunakan mesin. Cara kerja mesin ini yaitu botol
berjalan satu persatu berurutan setelah itu ujung botol menempel pada mesin dan
otomatis air tertuang sesuai volume yang ditentukan.
6) Cupping
Cupping merupakan proses lanjutan dari proses filler. Penempatan mesin ini
berdampingan dengan mesin filler, maka setelah proses penuangan air selesai, botol
berisi air tersebut akan ditutup menggunakan tutup botol yang sudah disediakan.
Proses penutupan botol ini dilakukan diruangan steril dan dilakukan menggunakan
mesin sehingga minim adanya kontak fisik dengan manusia.
7) Check Mat
Check mat merupakan proses sensoring air mineral setelah proses cupping. Cara
kerja mesin check mat ini memilah botol berisi air menggunakan mesin sensor
apabila botol-botol tersebut mengalami kecacatan (defect) seperti tutup botol yang
tidak pas, kemasan rusak, dan air tidak terisi penuh maka mesin ini akan berkerja
otomatis menyingkirkan botol yang mengalami kecacatan tersebut, apabila botol
lolos sensor maka botol akan lanjut menuju proses produksi selanjutnya.
8) Labeller
Proses labeller merupakan proses pemasangan label sebagai salah satu
branding perusahaan yang diletakkan pada kemasan botol. Cara kerja mesin ini
menggunakan material label berbentuk roll atau gulungan secara otomatis mesin
akan melepaskan label dari roll dan memasang label pada botol secara berurutan.
7
9) Formex
Formex merupakan proses melipat box atau kardus yang akan digunakan
sebagai kemasan akhir botol sebelum dilakukan proses pendistribusian. Cara kerja
mesin formex ini meletakkan tumpukan kardus menggunakan forklift ke bagian atas
mesin lalu box akan turun dan mesin akan berjalan melipat semua sisi box kecuali
sisi atas box.
10) Cermex Pick and Place (PNP)
PNP merupakan proses lanjutan dari mesin formex yaitu proses mengambil dan
memasukkan botol jadi kedalam box. Cara kerja mesin ini mengambil botol dalam
skala banyak dan box akan otomatis berjalan di bawahnya menggunakan konveyor
dalam kondisi tersebut box akan berhenti sejenak ketika mesin berkerja mengambil
botol dan memasukkan ke dalam box.
11) Gluer
Gluer merupakan proses pemberian lem untuk merekatkan sisi box bagian atas
setelah box terisi penuh oleh botol jadi.
Gambar 1.4 Produk AQUA Kemasan Gambar 1.5 Produk AQUA Kemasan
220 ml 330 ml
8
Gambar 1.6 Produk AQUA Kemasan Gambar 1.7 Produk AQUA Kemasan
600 ml 1500 ml
G. Personalia
1. Status Karyawan
PT. Tirta Investama Klaten memiliki total karyawan sebanyak 900 karyawan
tetap yang terdiri dari 850 karyawan laki-laki dan 50 karyawan perempuan. Semua
karyawan mempunyai tugas dan jabatan masing-masing sesuai bagian yang
ditetapkan baik di kantor maupun di area produksi.
2. Penggajian Karyawan
Pemberian gaji pada karyawan mengacu pada jabatan atau bagian kerja
karyawan yang dilakukan dalam skala bulanan yaitu satu bulan sekali pada tanggal
28. Terkait nominal yang diberikan perusahaan kepada karyawan disesuaikan pada
jabatan masing-masing dan diatas upah minimum daerah Klaten. Sedangkan upah
lembur disesuaikan dengan waktu lembur yang dilaksanakan karyawan pada hari
Sabtu dan Minggu.
3. Kesejahteraan Karyawan
Perusahaan sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya seperti
poliklinik untuk keluarga karyawan, asuransi BPJS dan non BPJS, biaya kuliah
untuk karyawan berprestasi, beasiswa untuk anak karyawan yang berprestasi,
rekreasi karyawan setiap 1 tahun sekali, dan karyawan memiliki hak cuti sesuai
aturan perusahaan.
10
5. Organisasi Karyawan
a. KARISMA
KARISMA merupakan organisasi karyawan yang didirikan untuk menunjang
kegiatan-kegiatan islami di lingkungan perusahaan. Contoh kegiatan yang rutin
dilaksanakan yaitu sholat berjamaah dan kajian rutin 2 kali dalam seminggu.
b. KORA
KORA merupakan organisasi karyawan yang didirikan untuk mewadahi minat
bakat dalam bidang olahraga.
c. Serikat Pekerja Aqua
Serikat pekerja aqua merupakan organisasi karyawan yang bertujuan untuk
mengelola semua karyawan serta memberikan perlindungan dan membela hak dan
kepentingan pekerja sehingga karyawan memperoleh kesejahteraan yang layak dari
perusahaan.
6. Keselamatan Kerja
PT. Tirta Investama Klaten selalu menjunjung tinggi keselamatan kerja
karyawannya. Karena perusahaan ini menerapkan komitmen zero accident, maka
setiap karyawan perlu mematuhi dan mengantisipasi bahaya kerja yang terjadi.
Keselamatan kerja ini bersifat global dan diterapkan kepada semua entitas seperti
karyawan, visitor, kontraktor, operator, supir, dsb. Penggunaan APD dan patuh
terhadap SOP sangat diwajibkan ketika memasuki area produksi dan setiap area
pabrik sudah terpasang rambu-rambu peringatan bahaya, walaupun masih ada
karyawan yang tidak mematuhi peraturan mengenai K3 tersebut.
11
7. Recruitment Karyawan
Proses recriutment karyawan PT. Tirta Investama Klaten dilakukan sesuai
kebutuhan dan prosedur yang sudah ditetapkan perusahaan. Tahapan recruitment
dilakukan melalui beberapa tahapan seperti administrasi, tes, dan wawancara sesuai
jabatan yang dilamar. Informasi mengenai recriutment karyawan biasanya akan di
sebarluaskan melalui media sosial, brosur maupun pamflet.
8. Pemberhentian Karyawan
Pemberhentian karyawan yang diterapkan pada PT. Tirta Investama Klaten
berdasarkan ketentuan perusahaan seperti melanggar peraturan dan tata tertib yang
berlaku di perusahaan, mendapatkan banyak surat peringatan, dan mengundurkan
diri atas permintaan sendiri.
2. Permasalahan Khusus
Area produksi SPS 3 merupakan area produksi yang menghasilkan produk
AQUA kemasan 600 ml dimulai dari raw material sampai finish good yang
melibatkan banyak material, mesin-mesin produksi dan pekerja yang terlibat. Area
produksi sering kali menjadi area yang krusial karena sering menimbulkan masalah
seperti adanya waste yang tertimbul dari proses produksi. Pemborosan (waste)
inilah yang sering kali mengganggu efektifitas produksi, sehingga perlu adanya
perhatian lebih untuk memperbaiki kondisi tersebut. Pada penelitian ini difokuskan
untuk mengidentifikasi waste apa saja yang terjadi pada area produksi SPS 3 dan
melakukan analisis untuk meminimalisir waste pada aera produksi tersebut.
Kegiatan atau proses yang menimbulkan waste akan dikelompokan kedalam
analisis seven waste (transportation, inventory, motion, waiting, overproduction,
overprocesing, defects) sehingga memudahkan kategori pemborosan mana yang
memakan banyak waktu. Pemborosan terjadi bisa disebabkan oleh banyak hal
sehingga menimbulkan penumpukan barang karena bottleneck. Dengan demikian
perlu adanya identifikasi pemborosan (waste) menggunakan pendekatan lean
manufacturing.
BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN KHUSUS
A. Pendahuluan
Industri adalah kegiatan perekonomian yang mengolah bahan mentah menjadi
barang jadi ataupun barang setengah jadi. Industri memegang peranan penting
dalam tumbuh kembang perkenomian di berbagai sektor kehidupan karena industri
mampu memberikan manfaat bagi semua orang (Suwardana, 2018). Kegiatan
perindustrian dituntut untuk selalu memberikan perubahan dari masa ke masa
sehingga menciptakan perbedaan dan perubahan menuju ke arah yang lebih baik.
Salah satunya yaitu aspek efektivitas dan efisiensi pada sistem produksi sebuah
produk. Efektivitas dan efisiensi dilakukan untuk mencapai hasil ataupun tujuan
yang diharapkan oleh perusahaan sehingga lebih mempercepat proses produksi,
menghemat biaya dan sumber daya. Berbagai upaya harus dilakukan seperti
peningkatan performansi kerja seperti menghindari proses yang tidak memiliki nilai
tambah.
PT. Tirta Investama Klaten merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak
dalam industri air minum dalam kemasan (AMDK). Semua perusahaan pasti
memiliki kendala atau masalah yang sering terjadi sehingga menyebabkan proses
produksi tidak berjalan lancar. Permasalahan yang kerap terjadi pada proses
produksi AQUA 600 ml yaitu adanya barang penumpukan atau work in process
pada mesin-mesin produksi sehingga terjadi delay untuk menuju ke proses
selanjutnya dan masih terdapat botol reject setiap harinya. Kurang efisiennya proses
produksi yang dilakukan sehingga perlu adanya pendekatan yang terstruktur untuk
mengatasi permasalahan tersebut yaitu lean manufacturing. Pendekatan lean
manufacturing merupakan suatu pendekatan sistematis yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengeliminasi berbagai macam pemborosan (waste) seperti
aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah (non value added) sehingga mampu
memberikan usulan untuk melakukan improvement (Gaspersz, 2007). Di dalam
konteks lean manufacturing pemborosan pada proses produksi secara umum
dikelompokkan ke dalam analisis seven waste.
Pendekatan lean manufacturing yang dilakukan memerlukan identifikasi
terhadap permasalahan langsung di perusahaan, proses produksi, aliran informasi
(information flow) dan aliran material (material flow) dari bahan mentah sampai
barang jadi. Lean manufacturing pertama kali dikenalkan oleh perusahaan Toyota
dengan nama Toyota Production System (TPS) pada tahun 1890. Dengan
menggunakan pendekatan lean manufacturing diharapkan mampu melakukan
peningkatan sistem produksi dengan mengurangi atau menghilangkan pemborosan
(waste). Waste adalah suatu aktivitas dalam pekerjaan yang tidak memberikan nilai
tambah bagi produk yang dihasilkan (Lestiana et al, 2022). Metode yang digunakan
untuk menganalisis adanya waste pada proses produksi AQUA kemasan 600 ml
13
14
yaitu Value Stream Mapping (VSM) dan Value Stream Analysis Tool (VALSAT).
Value stream mapping merupakan metode pemetaan aliran material dan aliran
informasi yang digunakan untuk mengetahui besar total waktu keseluruhan yang
terbagi atas dua kategori yaitu aktivitas yang memiliki nilai tambah (value added)
dan aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah (non value added) yang dihasilkan
dari proses tersebut (Lestiana et al, 2022). Value stream analysis tools merupakan
tools yang digunakan untuk mempermudah memahami value stream dan
melakukan perbaikan terkait waste yang terdapat pada value stream (Misbah et al,
2015).
B. Tujuan
Penelitian yang dilakukan di PT. Tirta Investama Klaten memiliki beberapa tujuan
penelitian yang hendak dicapai yaitu:
1. Mengetahui dan mengidentifikasi jenis waste yang terjadi pada proses produksi
AQUA kemasan 600 ml.
2. Mengimplementasikan metode VSM dan VALSAT untuk menganalisis
pemborosan (waste).
3. Memberi usulan perbaikan untuk meminimalisir waste pada produksi AQUA
kemasan 600 ml.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Tirta Investama Klaten yang beralamat di Jl.
Cokro – Delanggu Km. 1, Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten
Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 1 Agustus 2022–31 Agustus 2022. Data yang
diperoleh merupakan data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh
yaitu data wawancara yang diisikan pekerja terkait kuesioner identifikasi waste
pada area produksi SPS 3. Sehingga mampu menganalisis temuan waste pada
proses produksi ke dalam identifikasi seven waste. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari informasi perusahaan, studi literatur baik dari jurnal, buku, dan
internet. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Value Stream
Mapping (VSM) dan Value Stream Analysis Tool (VALSAT). Penjabaran
mengenai alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.1 Flowchart Alur Penelitian
berikut ini.
15
Gambar 2.2 Grafik Target Produksi dan Output Produksi AQUA 600 ml Periode
Januari-Juli 2022
Hasil current value stream mapping pada total processing lead time diperoleh
sebesar 19103 s dan processing time sebesar 886 s. Dan juga diketahui takt time
serta available time yang dibutuhkan untuk memproses aktivitas tersebut.
Pembuatan VSM ini sesuai dengan kondisi aktual dan perlu adanya perbaikan atau
improvement untuk mengurai pemborosan waktu, sumber daya, gerakan dan lain
sebagainya. Dengan demikian dilakukan identifikasi lebih lanjut terkait
pemborosan yang terjadi di sepanjang value stream pada proses produksi AQUA
600 ml.
3. Identifikasi Pemborosan
Pemborosan (waste) merupakan segala macam aktivitas atau kegiatan yang
tidak memberi manfaat atau nilai. Pemborosan dikategorikan kedalam istilah seven
waste yaitu transportation, inventory, motion, waiting, over production, over
procesing, defects (Ma’ruf et al, 2021). Pada analisis yang dilakukan ditemukan
bahwa terdapat waste yang terjadi pada proses produksi AQUA kemasan 600 ml
sehingga perlu adanya perbaikan agar tidak membuang waktu, membuang sumber
daya, dan memakan biaya berlebih. Penjabaran mengenai temuan waste pada proses
produksi AQUA kemasan 600 ml dapat dilihat pada Tabel 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.2 Identifikasi Seven Waste
No Waste Aktivitas
1 Over 1) Produksi berlebih disebabkan karena keadaan mesin
Production yang tidak stabil mengakibatkan lead time yang lama
sehingga memakan waktu dan tenaga kerja berlebih
2) Salah komunikasi antara departemen produksi dengan
finance
18
No Waste Aktivitas
2 Defects 1) Ditemui botol reject yang gagal menuju ke proses
selanjutnya
2) Area talang bawah konveyor tergenang air
3) Material mengalami kecacatan dari pemasok
3 Inventory 1) Ditemui adanya kardus reject yang tertumpuk di area
produksi
2) Area GBB kurang luas menyebabkan bahan mentah
dicampur ke area GBJ
3) Area ANVAL penuh dengan botol reject
4) Penumpukan bahan baku di stasiun kerja maupun
warehouse logistik
4 Over 1) Ditemukan kegiatan yang tidak memberikan nilai
Processing tambah seperti transit barang jadi oleh forklift karena
penyimpanan yang sangat banyak sehingga
memerlukan 2 kali pengerjaan
5 Transportation 1) Tata letak yang luas menyebabkan jarak perpindahan
terlalu jauh
6 Waiting 1) Menunggu pemindahaan bahan baku yang akan
diproses
2) Terjadi antrian WIP dari stasiun kerja satu ke stasiun
kerja lainnya seperti gap pada stasiun kerja
3) Terkadang menunggu perintah atau informasi dari
atasan untuk melakukan sebuah tindakan
4) Proses setup mesin
5) Ditemui operator terlambat ketika pergantian shift
7 Motion 1) Gerakan yang berulang saat melakukan proses manual
palletizing sehingga terjadi kelelahan dan serta
karyawan yang mondar mandir menciptakan gerakan
yang tidak diperlukan.
Berdasarkan hasil identifikasi, terdapat jenis waste yang paling sering terjadi
pada area produksi AQUA 600 ml yaitu defects, waiting, dan inventory. Pemilihan
jenis waste tersebut berdasarkan dari peringkat tertinggi setalah dilakukan
pembobotan hasil pengolahan data. Dapat diketahui bahwa masing-masing jenis
waste memiliki nilai masing-masing yaitu over production sebesar 0, defects
sebesar 12, inventory sebesar 10, over processing sebesar 2, transportation sebesar
8, waiting sebesar 11 dan motion sebesar 3.
4. VALSAT
Metode VALSAT digunakan untuk mengidentifikasi waste berdasarkan
pembobotan. Berdasarkan hasil pembobotan yang sudah dilakukan menghasilkan
data yang digunakan untuk memilih tools yang digunakan untuk mengeliminasi
waste yang sudah teridentifikasi. Hasil pengolahan data dilakukan dengan cara
mengkalikan bobot masing-masing waste dengan skor matriks pada tabel baku
VALSAT. Berikut ini merupakan Tabel 2.4 Hasil Konversi Data VALSAT.
20
Over Production 0 0 0 0 0
Waiting 2,16 2,16 0,24 0,72 0,72
Transportation 1,53 0,17
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel di atas, PAM (Process Activity
Mapping) berada pada posisi pertama dengan total nilai paling besar dari pada tools
yang lainnya yaitu sebesar 5,6. PAM merupakan uraian aktivitas yang dilakukan
pada setiap proses oleh operator yang dipresentasikan menggunakan tabel. Dengan
demikian, tools yang akan digunakan untuk menganalisis waste yaitu PAM karena
temuan waste paling banyak dilakukan pada proses produksi.
Aktivitas VA
Waktu
No Kegiatan Mesin Operator /NVA
(detik) O T I S D
/NNVA
3 Proses ozonisasi 2 120 √ VA
Finish
4 Penampungan air 35 √ VA
Tank
5 Quality control 1 180 √ NNVA
Operator menunggu instruksi
untuk menghidupkan panel
6 1 60 √ NVA
pengaliran air
Proses Blowing
Transfer material preform dari
1 Forklift 1 150 √ NNVA
gudang
2 Membuka segel Manual 1 2 √ VA
3 Set up mesin 1 5 √ VA
Menuangkan preform kedalam
4 Manual 1 10 √ VA
mesin
5 Proses blowing bekerja Blower 2 3 √ VA
Proses Filler
Menunggu botol keluar dari
1 1 10 √ NVA
oven blowing
2 Set up mesin dan inspeksi 1 5 √ VA
Proses pengisian air ke dalam
3 Filler 1 2 √ VA
botol
Proses Cupping
1 Mengambil cup dari gudang Forklift 1 130 √ NNVA
Operator membuka kemasan
2 Manual 1 1 √ VA
cup
Mesin berhenti sejenak ketika
3 15 √ NVA
cup habis
Proses penutupan tutup botol
4 dan pemberian coding secara Cupping 1 3 √ VA
otomatis
Proses Check Mat
Menunggu botol berjalan dari
1 Conveyor 1 5 √ NVA
cupping ke checkmat
2 Proses checking otomatis Check Mat 1 1 √ VA
Membersihkan wadah saluran
3 Manual 1 4 √ VA
air botol reject
Mangambil trash bag untuk
4 mengantisipasi luapan botol Manual 1 10 √ NVA
reject yang berlebih
Memastikan tidak ada air yang
5 menggenang di bawah talang 1 1 √ VA
konveyor dan mesin check mat
Proses Labbeller
Proses menunggu antrian botol
1 Conveyor 20 √ NVA
menuju mesin pelabelan
2 Proses labelling pada botol Labbeller 1 1 √ VA
Operator mengambil label dari
3 Handlift 1 100 √ NNVA
gudang
4 Proses pergantian rolling label Manual 1 4 √ VA
22
Aktivitas VA
Waktu
No Kegiatan Mesin Operator /NVA
(detik) O T I S D
/NNVA
Mesin berhenti sendiri karena
5 ada trouble seperti label tidak 1 10 √ NVA
berputar atau cacat
Proses Packing
1 Mengambil box dari gudang Handpallet 1 110 √ NNVA
Operator menyusun satu
2 persatu box ditempatkan pada Manual 1 25 √ VA
tempat yang tersedia
3 Mesin melipat box Formex 1 3 √ VA
4 Antrian di mesin PNP Conveyor 13 √ NVA
Proses mengambil dan
5 PNP 1 5 √ VA
memasukkan botol ke box
Menunggu box yang terisi botol
6 Gluer 5 √ NVA
untuk di lem
7 Proses inspeksi finishing Manual 2 4 √ VA
Proses Manual Palletizing
1 Transfer material Conveyor 20 √ NVA
Operator forlklift mengambil
2 pallet dan menyusun di Forklift 1 11 √ NNVA
samping operator finishing
Operator finishing mulai
3 Manual 4 180 √ VA
menata box ke pallet
Pekerja melakukan gerakan
4 tambahan seperti istirahat dan 12 √ NVA
peregangan badan
Menunggu forklift mengambil
5 20 √ NVA
pallet penuh berisi box
Operator forklift menyusun
6 Forklift 1 25 √ NNVA
finish good di gudang
Change Over Time (CO)
1 Change over time semua proses 44 √ VA
Setalah melakukan penjabaran proses pada setaip proses produksi pada stasiun
kerja masing-masing di dapatkan jumlah aktivitas, proporsi waktu setiap proses dan
persentasenya. Pembuatan proporsi waktu ini bertujuan untuk menjadi pembanding
antara proses aktual dan proses setelah perbaikan. Berikut ini merupakan Tabel 2.6
Jumlah dan Proporsi Waktu Current Process Activity Mapping.
Tabel 2.6 Jumlah dan Proporsi Waktu Current Process Activity Mapping
Waktu Persentase
Aktivitas Kode Jumlah VA NNVA NVA
(detik) (%)
Operation 19 508 35,2% 698 526 220
Transportation 5 501 34,7%
Inspection 4 190 13,2%
Storage 1 25 1,7%
Delay 13 220 15,2%
Total 42 1444 100% 698 526 220
23
Perbaikan yang dilakukan berdampak pada lead time produksi yang berkurang
dari 19103 s menjadi 18833 s, itupun juga berdampak pada penurunan processing
time. Penjelasan lebih detail terkait aktivitas apa yang dihilangkan atau strategi
yang diterapkan untuk mengeliminasi waste dapat dilihat pada penjelasan
selanjutnya.
Aktivitas VA
Waktu
No Kegiatan Mesin Operator /NVA
(detik) O T I S D
/NNVA
2 Operator menyusun satu persatu
box ditempatkan pada tempat Manual 1 25 √ VA
yang tersedia
3 Mesin melipat box Formex 1 3 √ VA
4 Antrian di mesin PNP Conveyor 7 √ NVA
5 Proses mengambil dan
PNP 1 5 √ VA
memasukkan botol ke box
6 Proses inspeksi finishing Manual 2 4 √ VA
Proses Manual Palletizing
1 Transfer material Conveyor 8 √ NVA
2 Operator forlklift mengambil
pallet dan menyusun di samping Forklift 1 11 √ NNVA
operator finishing
3 Operator finishing mulai menata
Manual 4 180 √ VA
box ke pallet
4 Operator forklift menyusun
Forklift 1 25 √ NNVA
finish good di gudang
Change Over Time (CO)
1 Change over time semua proses 44 √ VA
waktu pada setiap kategori baik VA, NNVA, dan NVA, langkah selanjutnya yaitu
menghitung value added current ratio yang bertujuan untuk mengetahui persentase
waktu yang bernilai tambah pada aliran proses produksi yang berlangsung. Nilai
value added current ratio diperoleh dengan membagikan value added process time
dengan total process cycle time dan diperoleh persentase sebesar 67,1%.
9. Usulan Perbaikan
Setelah melakukan beberapa analisis, maka langkah selanjutnya yaitu
membandingkan proses aktual dengan proses setelah perbaikan. Alasan
perbandingan ini bertujuan untuk mempermudah mengetahui seberapa besar
peningkatan yang dilakukan dalam mereduksi temuan waste disepanjang value
stream proses produksi AQUA 600 ml. Perbandingan waktu dan persentase
aktivitas pada current mapping dan future mapping dapat dilihat pada Tabel 2.10
Perbandingan Waktu berikut ini.
Tabel 2.10 Perbandingan Waktu
Current Mapping Future Mapping
Aktivitas Waktu Waktu
VA NNVA NVA % VA NNVA NVA %
Operation 508 35,2% 508 48,9%
Transportation 501 34,7% 277 26,7%
Inspection 190 698 526 220 13,2% 190 698 302 39 18,3%
Storage 25 1,7% 25 2,4%
Delay 220 15,2% 39 3,8%
Total 1444 698 526 220 100% 1039 698 302 39 100%
VA Ratio 48,3% 67,1%
Dapat di analisis bahwa terjadi penambahan persentase value added ratio antara
current mapping dan future mapping yang awalnya sebesar 48,3% menjadi 67,1%.
Sehingga selisih besar persentase antara keduanya yaitu sebesar 18,8%. Terjadi
peningkatan yang signifikan sehingga dikatakan berhasil dalam penggunaan
metode VSM dan VALSAT untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi waste pada
proses produksi AQUA 600 ml. Secara garis besar perlu adanya strategi yang
diperlukan untuk mencegah dan memperbaiki adanya pemborosan yang terjadi.
Dari identifikasi akar permasalahan yang terjadi pada proses produksi AQUA 600
ml ditemukan berbagai macam pemborosan (waste). Secara keseluruhan strategi
perbaikan waste tersebut adanya tindakan dari semua entitas perusahaan sehingga
minimnya temuan waste pada proses produksi. Perlu adanya study lebih mendalam
terkait pemborosan ini agar aktivitas yang dilakukan lebih efisien dan efektif
sehingga produktivitas akan meningkat. Berdasarkan hasil kuesioner temuan waste
oleh operator, penulis dapat memberikan usulan terkait 3 waste paling dominan
terjadi pada proses produksi AQUA 600 ml yaitu defect, waiting, dan inventory.
Tiga pemborosan tersebut memakan banyak sekali sumberdaya baik waktu maupun
tenaga. Oleh karena itu, penulis terfokus untuk memberikan usulan menggunakan
pendekatan 5W1H. Penggunaan 5W1H memberikan gambaran jelas dan rinci
terkait apa yang harus dilakukan untuk mengeliminasi ketiga waste paling dominan
28
E. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil dan analisis data, kesimpulan yang didapatkan sebagai
berikut:
1. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada operator atau karyawan SPS 3
dapat diketahui bahwa terdapat temuan waste di area produksi dan dilakukan
pembobotan untuk memilih waste paling dominan yaitu defect deengan bobot
0,26, waiting dengan bobot 0,24, dan inventory dengan bobot 0,22.
2. Berdasarkan pembuatan VSM terdapat perubahan yang signifikan yaitu
penurunan processing lead time dan processing time yang awalnya 19103 s
29
menjadi 18833 s untuk processing lead time dan 886 s menjadi 751 s untuk
processing time.
3. Berdasarkan pengolahan tabel baku VALSAT dapat diketahui bahwa waste
paling banyak ditemukan pada proses produksi sehingga nilai PAM paling besar
yaitu dengan total 5,6 sehingga PAM menjadi tools terpilih untuk
mengeliminasi waste pada proses produksi AQUA 600 ml.
4. Berdasarkan perhitungan VALSAT, persentase nilai VA ratio terjadi
peningkatan dari 48,3% menjadi 67,1% yang artinya dapat dikatakan sukses
untuk mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah (NVA).
5. Berdasarkan usulan yang yang disarankan menggunakan pendekatan 5W1H
untuk mengeliminasi waste paling dominan yaitu defect, waiting, dan inventory
perlu perhatian khusus terhadap strategi perbaikan yang disarankan sehingga
penting adanya study lanjut, penerapan 5S, berpedoman terhadap SOP dan
penerapan secara langsung di lapangan.
F. Ucapan Terimakasih
Dalam pelaksanaan kerja praktik dan pembuatan laporan kerja praktik ini penulis
mendapat bantuan dan dukungan dai berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. PT. Tirta Investama Klaten beserta para karyawan yang sudah menerima,
memberikan kesempatan, ilmu dan pengalaman untuk melaksanakan kerja
praktik dan pengambilan data untuk pembuatan laporan Kerja Praktik.
2. Ibu Yanti selaku HRD yang telah membimbing dan menjadi penanggung jawab
peserta PKL yang senantiasa membantu, menghimbau, dan memberikan arahan
terkait tata tertib selama Kerja Praktik berlangsung.
3. Bapak Yosar selaku pembimbing lapangan yang telah meluangkan waktu dan
membantu banyak terkait segala kegiatan yang ada di perusahaan.
4. Bapak Sopyan, Bapak Edi, Bapak Wira, Bapak Teguh, dan Bapak Nunung
selaku pelaksana kegiatan yang telah membimbing terkait pengenalan area
produksi dan pengerjaan projek selama Kerja Praktik berlangsung.
5. Ibu Indah selaku manajer PPIC yang berkenan membantu dalam pengambilan
data yang diperlukan untuk pembuatan laporan.
6. Bapak Hari Prasetyo, ST., MT., Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam penyusunan laporan Kerja Praktik.
7. Saudara Mochammad Kharismanto yang telah menemai saya dalam
menjalankan Kerja Praktik.
G. Daftar Pustaka
Ahmad, F. & Aditya, D., 2019. Minimasi Waste dengan Pendekatan Value Stream
Mapping. Jurnal Optimasi Sistem Industri, 18(2), pp. 107-115.
Azhra, F. H., Awandani, H. & Ibrahim, F., 2020. Penerapan Lean Thinking dengan
Metode Value Stream Mapping dan Analisis VALSAT untuk mengurangi
30
31
32
Mengetahui
Hari,
No Uraian Kegiatan Pembimbing Dosen
Tanggal
Lapangan Pembimbing
7 Selasa, 9 • Membantu mengerjakan
Agustus excel list spare part yang
2022 digunakan
8 Rabu, 10 • Keliling area produksi
Agustus • Wawancara dengan
2022 operator dan pembimbing
PKL
9 Kamis, 11 • Observasi area loading
Agustus dan unloading barang di
2022 area logistik SPS 3
10 Jumat, 12 • Tugas dari HRD
Agustus membantu survey tahunan
2022 DANONE ke semua
karyawan
11 Kamis, 18 • Penyusunan laporan BAB
Agustus I
2022
12 Jumat, 19 • Mengerjakan BAB I
Agustus
2022
13 Senin, 22 • Mengerjakan BAB I
Agustus
2022
14 Selasa, 23 • Observasi proses
Agustus pembuatan dan pencarian
2022 masalah
15 Jumat, 26 • Konsul dan pengambilan
Agustus data dengan PPIC
2022
16 Senin, 29 • Penyusunan laporan BAB
Agustus II
2022
17 Selasa, 30 • Inspeksi finish good
Agustus • Pengerjaan projek zoning
2022 area produksi SPS 3
18 Rabu, 31 • Dokumentasi dan pamitan
Agustus
2022
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data
Berikut merupakan data produksi AQUA 600ml
No Bulan Target (box) Aktual (box) %
1 Januari 500.000 440.959 88,19%
2 Februari 500.000 486.003 97,20%
3 Maret 600.000 569.852 94,97%
4 April 600.000 597.616 99,60%
5 Mei 600.000 576.127 96,02%
6 Juni 600.000 597.922 99,65%
7 Juli 500.000 441.777 88,35%