Oleh:
Dohan Riski Jonafar
D 600.140.018
Oleh:
Dohan Riski Jonafar
D 600.140.018
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Oleh :
Dohan Riski Jonafar
D 600 140 018
Mengetahui,
Kepala Jurusan Teknik Industri
ii
LEMBAR PENGESAHAN
1. ..............................................
Ketua
2. ..............................................
Anggota
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Industri
iii
ABTRAK
PT. Industri Kereta Api (INKA) Persero adalah perusahaan yang bergerak di
bidang manufaktur yang memproduksi kereta api. Banyaknya jenis barang yang
tersimpan di bagian inventory merupakan masalah utama yang dihadapi untuk
melakukan perencanaan pengadaan barang. Dalam kasus ini permintaan barang
setiap tahunnya berbeda-beda dengan jumlah yang berbeda juga. Sehingga perlu
adanya penelitian mengenai pengelompokan barang untuk mempermudah
perencanaan pemesanan barang. Metode yang digunakan adalah metode klasifikasi
ABC yang dapat mengkatagorikan barang menjadi 3 kelas. Barang yang dianalisis
adalah suku cadang alat produksi dalam jangka waktu 2014-2017. Perhitungan data
nilai inventory diketahui bahwa kelas A sebanyak 60 item (20,69%), kelas B
sebanyak 63 item (21,72%), dan kelas C sebanyak 167 item (57,59%). Sedangkan
kesimpulan untuk perhitungan jumlah material diketahui bahwa kelas A sebanyak 6
item (10%), kelas B sebanyak 16 item (26,67%), dan kelas C sebanyak 38 item (
63,33%).
Kata Kunci : Klasifikasi ABC, Penyimpanan, Suku Cadang.
ABSTACK
iv
KATA PENGANTAR
Assaalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Dialah
satu-satunya zat yang memberikan perlindungan dari kejahatan baik hidup di dunia ini
maupun di akhirat kelak. Dialah yang sesungguhnya Maha Pemberi Petunjuk. Sholawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Rasul yang menunjukkan jalan
kebenaran seluruh umat manusia.
Laporan kerja praktek ini di dasarkan pada pengamatan langsung di lapangan yang telah di
lakukan pada 1 Oktober 2017 sampai 1 November 2017 yang bertempat di bagian Logistik
PT Industri Kereta Api Madiun.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kerja praktek ini dengan baik.
2. Orang tua dan keluarga yang senantiasa mendo’akan agar kegiatan kerja praktek.
3. Bapak Bayu Waskito Sedadi selaku General Manager Logistik PT. Industri Kereta Api
Madiun yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk
melaksanakan kerja praktik di PT. Industri Kereta Api Madiun.
4. Bapak Eko Setiawan, ST, MT. Ph.D. selaku ketua jurusan teknik industri.
5. Ibu Indah Pratiwi, ST. MT selaku dosen pembimbing.
6. Bapak Pajar Basuki, Manager bagian pengendalian material sebagai pembimbing kerja
praktik PT. Industri Kereta Api Madiun yang telah memberikan arahan-arahan kepada
penulis dalam menyelesaikan kerja praktik ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada
umumnya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Maka saya selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari saudara
sekalian. Semoga laporan ini berguna bagi semua generasi terutama generasi muda.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surakarta,
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Karyawan PT. Industri Kereta Api (Persero) .......................................... 7
Tabel 1.2 Permasalahan Umum Di PT Industri Kereta Api (INKA) .................................. 8
Tabel 2.1 Contoh Data Inventory tahun 2014-2017 ............................................................ 12
Tabel 2.2 Parameter Klasifikasi ABC ................................................................................. 12
Tabel 2.3 Contoh Data Suku Cadang Alat Produksi ........................................................... 13
Tabel 2.4 Parameter Perhitungan Klasifikasi ABC ............................................................. 13
Tabel 2.5 Hasil Pengolahan Data berdasarkan Nilai Inventory dengan
Jumlah total Material 290 Item ........................................................................... 14
Tabel 2.6 Prosentase Berdasarkan Nilai Inventory.............................................................. 14
Tabel 2.7 Jenis-Jenis Barang Suku Cadang Alat Produksi yang Termasuk
Klasifikasi A Berdasarkan Nilai Inventory ......................................................... 15
Tabel 2.8 Hasil Pengolahan Data Klasifikasi ABC Berdasarkan Jumlah Material ............. 16
Tabel 2.9 Prosentase Berdasarkan Jumlah Material ............................................................ 16
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1
Sekertaris Perusahaan, Divisi Audit Internal, Divisi Logistik, dan Divisi
Pengendalian Kualitas. Tiga direktorat lainnya dibawahi divisi-divisi
menurut bidangnya masing-masing seperti pada gambar 1.1
2) Job Description PT. Industri Kereta Api (Persero)
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Industri Kereta Api (INKA) Persero
Berikut ini adalah penjelasan mengenai tugas-tugas masing-masing divisi di
dalam struktur organisiasi:
1. Direktur Utama bertugas:
a. Mengkoordinasikan pencapaian visi, misi dan strategi perusahaan;
b. Merumuskan kebijakan strategis dan pengendalian perusahaan serta
kebijakan di bidang corporate secretary, keuangan dan SDM,
komersial dan teknologi, produksi serta transformasi bisnis dan
pengawasan intern;
c. Membangun citra positif di lingkungan stake holder.
2. Divisi Sekertaris Perusahaan bertugas:
Melakukan fungsi perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian terkait dengan aspek Liaison Officer, Kehumasan,
protokoler, PKBL, manajemen risiko dan legal, serta memantau
penerapan prinsip good corporate governance (GCG) di lingkungan
perusahaan.
3. Divisi Audit Internal bertugas:
Melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian terkaitdengan aspek internal audit meliputi pengawasan
intern dibidang manajemen keuangan dan manajemen operasional,
evaluasi efektivitas dan efisiensi pengendalian manajemen perusahaan,
evaluasi manajemen resiko dan good corporate governance (GCG)
berdasarkan kebijakan dan peraturan perusahaan serta penjaminan
system manajemen mutu, pengelolaan lingkungan hidup dan
peningkatan produktivitas.
4. Divisi Logistik
Melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian terkait dengan aspek pengadaan material dan jasa untuk
produksi dan fasilitas pendukung produksi, perencanaan dan
pengendalian pengadaan material dan komponen, termasuk kegiatan
persediaan dan ekspedisi untuk produk kereta api dan produk
pengembangan.
5. Divisi Fabrikasi bertugas:
Melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian terkait dengan aspek fabrikasi yang meliputi pengerjaan
pelat, permesinan, dan perakitan untuk produk kereta api dan produk
pengembangan.
6. Divis Assembling bertugas:
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan aspek
aktivitas bidang perakitan yang meliputi minor assembling, sub
assembling, dan carbody untuk produk kereta api dan produk
pengembangan.
7. Divisi Finishing bertugas:
Melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian terkait dengan aspek finishing produk yang meliputi
pengecatan, interior dan instalasi sistem serta purna jual untuk produk
kereta api dan produk pengembangan.
D. Sistem Produksi dan Peta Proses Operasi
Mulai
Pengerjaan Plat
Perakitan Permesinan
Pengecatan
Pemasangan Komponen
Pemasangan interior
Quality Control
End
Gambar 1.2 Peta Proses Operasi PT. Industri Kereta Api (Persero)
Proses produksi di PT. Industri Kereta Api (Persero) pada prinsipnya sama
dengan sistem produksi pada umumnya dimana berupa kegiatan mengubah
input menjadi output sehingga memiliki nilai tambah. Proses produksi di PT.
Industri Kereta Api (Persero) terdiri dari 6 proses antara lain:
1) Proses produksi Pengerjaan Pelat
Proses ini merupakan tahapan awal pembuatan kereta api yang
berupapemotongan, pengelasan, minor assembling I yang merupakan
kebutuhan dari car body, minor assembling II yang merupakan bagian
kebutuhan dari interior. Pekerjaan bagian ini melalui proses Cutting,
bending, welding, drilling, dan reformin.
2) Proses Permesinan
Proses selanjutnya merupakan perakitan single part yang akan menjadi
part yang lebih kompleks. Pada proses ini membutuhkan jig dikarenakan
untuk memudahkan dalam proses perakitan. Peralatan yang dibutuhkan
seperti peralatan pengelasan, palu serta material handling yaitu crane.
3) Proses Pengecatan
Pada tahapan ini terdapat beberapa proses pengerjaan yaitu grit blasting
(dilakukan untuk membersihkan gerbong dari karat), pengecatan awal
(penyemprotan primer untuk mencegah karat dan menahan beban dari
material berikutnya), bituminous (digunakan sebagai peredam getaran,
peredam kebisingan, dan mencegah timbulnya karat), pendempulan
(proses penghalusan permukaan gerbong yang akan di cat dasar II).
4) Proses Pemasangan Komponen
Proses ini berupa pemasangan komponen listrik pada gerbong utama dan
gerbong penumpang, pemasangan underframe dengan bogie, pemasangan
system pengereman, pengerjaan perpipaan aliran udara dan kompresor,
pemasangan sarana pendukung lain.
5) Proses Interior
Pada proses ini mengerjakan proses akhir produksi berupa pemasangan
cover dinding dalam, instalasi listrik, lampu, kursi, tempat barang, pintu,
jendela, dan komponen lainnya.
6) Quality Control
Pada proses ini berupa tes statis dan tes dinamik, tes statis terdiri dari uji
beban, uji kelayakan las, uji kualitas desain interior, water test, tes
kelistrikan, dan tes pengereman. Untuk tes dinamik terdiri dari tes
kelengkungan dan tes jalan.
E. Hasil Produksi dan Pemasarannya
Hasil produksi PT industi kereta Api (Persero) sejak awal berdiri hingga
sekarang saat ini meliputi gerbong kereta, kereta penumpang, kereta api
pembangkit listrik, lokomotif kereta, kereta rel listrik (KRL), kereta rel diesel
(KRD). Selain memproduksi kereta PT. Industri Kereta Api (Persero) juga
memproduksi mobile medical system (mobil kesehatan), micro car (Mobil Mini
“Kancil”), garbarata “Belalai Gajah”, container STDI (Stasiun
Telekomunikasi Digital Indonesia), modular SPBU (Stasiun Bahan Bakar
Umum), Modular Bridge (Jembatan Apung), dump truck (Truk Angkutan
Sampah yang Fleksibel)
Pemasaran produk sendiri berdasarkan pesanan atau kontrak dari berbagai
baik instansi negeri maupun swasta. Selain itu juga melakukan ekspor ke
Malaysia, Singapura, dan Bangladesh.
F. Lokasi dan Layout Pabrik
PT. Industri kereta Api (Persero) berlokasi di Jalan Yos Sudarso No. 71 Madiun, Jawa Timur, Telp (0351) 452 271- 74, Fax. (0351)
452 275 dengan luas area 207.204 m2, luas bangunan workshop 86.602 m2, dan fasilitas pendukung seluas 3.625 m2. Berikut
gambar 1.3 lokasi PT Industri Kereta Api (Persero) Madiun:
5
Gambar 1.4 merupakan layout dari PT. Industri Kereta Api (Persero) Madiun
6
7
G. Personalia
1. Status Karyawan
Status karyawan PT. Industi Kereta Api (Persero) yaitu karyawan tetap dan
PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)
2. Jumlah Karyawan
Tabel 1.2 Jumlah Karyawan PT. Industri Kereta Api (Persero) Tahun 2014
Jumlah (Orang)
No Divisi
Laki-Laki Perempuan
1 Divisi Sekretaris Perusahaan 16 3
2 Divisi Audit Internal 17 4
3 Divisi Logistik 54 11
4 Divisi Pengendalian Kualitas 65 3
5 Divisi Keuangan 18 14
6 Divisi Human Capital 14 11
7 Divisi Perencanaan Perusahaan dan
34 12
General Affairs
8 Divisi Pemasaran I 13 6
9 Divisi Pemasaran II 13 1
10 Divisi Teknologi 79 12
11 Divisi Perencanaan dan Pengendalian
85 1
Produksi
12 Divisi Fabrikasi 147 0
13 Divisi Finishing 159 0
Jumlah karyawan 714 78
3. Pengajian Karyawan
Pengajian karyawan berdasarkan UMR (Upah Minimum Regional) dengan
ijazah yang dimiliki oleh karyawan ditambah dengan tunjangan lain.
4. Kesejahteraan Karyawan
Kesejahteran karyawan merupakan salah satu hal yang penting selain
digunakan untuk tujuan mensejahterakan, kompensasi yang diberikan
digunakan untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Bentuk
kompensasi yang diberikan antara lain gaji yang memadai, tunjangan,
pensiunan, serta penghargaan terhadap karyawan yang memiliki kinerja
yang baik dalam perusahaan.
5. Pembinaan Karyawan
Pembinaan terhadap karyawan dilakukan di setiap apel pagi di setiap divisi
mengenai progress yang harus segera diselesaikan dan juga pemberian
motivasi untuk lebih semangat lagi dalam bekerja.
6. Organisasi Karyawan
Organisasi yang ada di PT. Industri Kereta Api (Persero) yaitu perkumpulan
istri karyawan PT. Industri Kereta Api (Persero) (PERISKA), Futsal, Klub
Sepeda.
8
Terlalu lelah
A. Pendahuluan
Setiap perusahaan, baik jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu
memerlukan persediaan. Tanpa adanya persedian, perusahaan akan dihadapkan
pada sebuah risiko, tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggan (Rangkuti,
2004:1). Tanpa persediaan material yang ada dan tepat maka proses produksi
akan berjalan lancar, jika proses produksi terhambat maka akan mempengaruhi
produk yang tidak optimal.
Perusahaan yang memiliki barang dengan jenis yang mencapai ratusan
bahkan ribuan. Misalnya pada bengkel, untuk memberikan waktu pelayanan
yang cepat, bengkel menyediakan persediaan untuk bagian yang lebih sering
diminta seperti busi, oli, rantai, gear. Tingkat ketersediaan suku cadang yang
baik dapat dicapai dengan meminimalkan persediaan di gudang (Ballou,2004).
Pengelompokan analisis ABC dalam pengendalian persediaaan berawal dari
konsep 80-20 yang dikenal sebagai hukum pareto. Konsep 80-20 berguna
untuk merencanakan persediaan apabila klasifikasi ABC yang diterapkan
untuk jenis barang yang jumlahnya banyak sekali. Menurut Yamit (2003:246-
247) sistem klasifikasi ABC merupakan suatu prosedur sederhana yang
didasarkan pada nilai rupiah pembelian. Sistem klasifikasi ABC merupakan
petunjuk bagi manajemen dalam memberikan prioritas pengawasan
persediaan. Item kelompok A memiliki prioritas pengawasan lebih ketat
dibanding item kelompok B ataupun kelompok C.
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam pelaksanaan penelitian ini, antara lain:
1. Mengetahui pengelompokan barang berdasarkan kelas yang telah
ditentukan pada tiap jenisnya.
2. Menentukan karakteristik barang yang sesuai dengan jumlah dan biaya
pada tiap-tiap jenisnya.
C. Metode Penelitian
Analisis ABC merupakan bagian dari teori Pareto, dimana prinsip dasar
Pareto adalah untuk memfokuskan kegiatan pada suatu hal yang sedikit namun
penting dan bukan pada yang banyak namun tidak cukup penting
(Ginting,2007). Sementara penggunaan analisis ABC dalam perencanaan
persediaan telah dilakukan melalui beberapa penelitian terdahului dengan
mengklasifikasikan seluruh jenis barang berdasarkan tingkat kepentingannya
(Rangkuti, 2002). Pengendalian persediaan dapat dilakukan dalam berbagai
cara, antara lain dengan menggunakan analisis nilai persediaan. Dimana
analisis tersebut dibedakan berdasarkan nilai investasi yang terpakai dalam satu
periode biasanya. Persediaan dibedakan dalam tiga kelas, yaitu A, B, dan C,
sehingga analisis ini dikenal sebagai Klasifikasi ABC (Eddy Herjanto, 2008).
10
11
Penentuan Lokasi KP
Observasi Lapangan
Tidak
Ya
Input Data
Pengolahan Data
Menggunakan Metode
Klasifikasi ABC
Penarikan Kesimpulan
Selesai
Pada table 2.1 merupakan contoh data inventory keseluruhan pada tahun
2014-2017. Setelah data tersebut diolah dengan menggunakan Microsoft Excel
maka hasil data yang valid adalah data yang memiliki harga dan jumlah suku
cadang alat produksi, terdapat 290 item dengan menggunakan Pivot pada
Microsoft Excel. Penentuan Klasifikasi berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh Ida Farida dan Moh. Nafis Rozi, 2016 dengan judul
Pengendalian Persediaan Spare Part Dan Pengembangan Dengan Konsep 80-
20 (Analisis ABC) Pada Gudang Suku Cadang PT. ASTRA
INTERNASIONAL Tbk-DAIHATSU Sales Operational Cabang Tegal
dengan parameter Klasifikasi ABC pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Parameter Klasifikasi ABC
No Jenis Klasifikasi Keterangan
1 Kelas A Memiliki nilai inventory sebesar 80% dari total
keseluruhan
Memiliki jumlah item sebanyak 20% dari total
keseluruhan
2 Kelas B Memiliki nilai inventory sebesar 15% dari total
keseluruhan
Memiliki jumlah item sebanyak 30% dari total
keseluruhan
3 Kelas C Memiliki nilai inventory sebesar 5% dari total
keseluruhan
Memiliki jumlah item sebanyak 50% dari total
keseluruhan
13
Tabel 2.5 Hasil Pengolahan Data berdasarkan Nilai Inventory dengan Jumlah
total Material 290 Item
No Material From Date To Date Qty Price Total Price Komulatif Price Percent Clasification
1 C94VU6039 01.01.2014 12.10.2017 2 Rp 399.740.300 Rp 799.480.600 Rp 799.480.600 15,855645% A
2 C85EB00411AC 01.01.2014 12.10.2017 50 Rp 4.329.613 Rp 216.480.645 Rp 1.015.961.245 20,148982% A
3 C94US0770 01.01.2014 12.10.2017 30 Rp 5.865.000 Rp 175.950.000 Rp 1.191.911.245 23,638499% A
4 C85CB8017 01.01.2014 12.10.2017 25 Rp 6.028.000 Rp 150.700.000 Rp 1.342.611.245 26,627246% A
5 C94US0114 01.01.2014 12.10.2017 100 Rp 1.138.500 Rp 113.850.000 Rp 1.456.461.245 28,885169% A
.
.
.
59 C89MQ0382 01.01.2014 12.10.2017 8 Rp 2.475.200 Rp 19.801.600 Rp 3.998.319.613 79,296402% A
60 C85LU0901 01.01.2014 12.10.2017 7 Rp 2.752.667 Rp 19.268.666 Rp 4.017.588.279 79,678547% A
61 C97TD0016 01.01.2014 12.10.2017 2 Rp 9.450.000 Rp 18.900.000 Rp 4.036.488.279 80,053380% B
62 C86HG3603 01.01.2014 12.10.2017 1 Rp 18.800.000 Rp 18.800.000 Rp 4.055.288.279 80,426229% B
63 C77RK3510 01.01.2014 12.10.2017 12 Rp 1.550.000 Rp 18.600.000 Rp 4.073.888.279 80,795113% B
64 C79UI0050 01.01.2014 12.10.2017 17 Rp 1.079.850 Rp 18.357.450 Rp 4.092.245.729 81,159186% B
.
.
.
.
286 C89AE0032 01.01.2014 12.10.2017 1 Rp 13.250 Rp 13.250 Rp 5.042.214.953 99,999386% C
287 C93RC0250A 01.01.2014 12.10.2017 1 Rp 12.100 Rp 12.100 Rp 5.042.227.053 99,999626% C
288 C93RD0250 01.01.2014 12.10.2017 1 Rp 12.100 Rp 12.100 Rp 5.042.239.153 99,999866% C
289 C99MI0006 01.01.2014 12.10.2017 2 Rp 3.275 Rp 6.550 Rp 5.042.245.703 99,999996% C
290 C79UI3348 01.01.2014 12.10.2017 1 Rp 225 Rp 225 Rp 5.042.245.928 100,000000% C
Jumlah 6070 Rp 1.400.590.192 Rp 5.042.245.928
Tabel 2.7 Jenis-Jenis Barang Suku Cadang Alat Produksi yang Termasuk
Klasifikasi A Berdasarkan Nilai Inventory
No Material From Date To Date Qty
1 C94VU6039 01.01.2014 12.10.2017 2
2 C85EB00411AC 01.01.2014 12.10.2017 50
3 C94US0770 01.01.2014 12.10.2017 30
4 C85CB8017 01.01.2014 12.10.2017 25
5 C94US0114 01.01.2014 12.10.2017 100
6 C79UX0003 01.01.2014 12.10.2017 175
7 C94US7551 01.01.2014 12.10.2017 100
8 C94US0016 01.01.2014 12.10.2017 100
9 C85CG6115 01.01.2014 12.10.2017 16
10 C97TP0089 01.01.2014 12.10.2017 2
11 C85EF0025 01.01.2014 12.10.2017 5
12 C99SG0080 01.01.2014 12.10.2017 34
13 C86MI0060 01.01.2014 12.10.2017 50
14 C89JD1010 01.01.2014 12.10.2017 71
15 C85DC0100 01.01.2014 12.10.2017 16
16 C86VF0001 01.01.2014 12.10.2017 70
17 C90NS5003 01.01.2014 12.10.2017 10
18 C94US0013 01.01.2014 12.10.2017 100
19 C86HG0001 01.01.2014 12.10.2017 54
20 C96JB21026 01.01.2014 12.10.2017 8
21 C86HG5093 01.01.2014 12.10.2017 2
22 C86UD0110 01.01.2014 12.10.2017 73
23 C79VA0003 01.01.2014 12.10.2017 644
24 C85EF0500 01.01.2014 12.10.2017 4
25 C85EF9012 01.01.2014 12.10.2017 8
26 C86MN0250 01.01.2014 12.10.2017 1
27 C86UX4050 01.01.2014 12.10.2017 2
28 C89JH0832 01.01.2014 12.10.2017 70
29 C97TB2312 01.01.2014 12.10.2017 1
30 C97TB2313 01.01.2014 12.10.2017 1
31 C86VN0001 01.01.2014 12.10.2017 3
32 C97TB2233 01.01.2014 12.10.2017 1
33 C97TB2235 01.01.2014 12.10.2017 1
34 C96JB0152 01.01.2014 12.10.2017 8
35 C85LU0601 01.01.2014 12.10.2017 13
36 C97TB2231 01.01.2014 12.10.2017 1
37 C97TB2232 01.01.2014 12.10.2017 1
38 C90VP6815 01.01.2014 12.10.2017 1
39 C96JB0151RC 01.01.2014 12.10.2017 8
40 C86HG0600 01.01.2014 12.10.2017 43
41 C97TC0010 01.01.2014 12.10.2017 3
42 C85CG6007 01.01.2014 12.10.2017 6
43 C94US0002 01.01.2014 12.10.2017 5
44 C90DJ7500 01.01.2014 12.10.2017 6
45 C91RK0999 01.01.2014 12.10.2017 5
46 C79LS0100 01.01.2014 12.10.2017 3
47 C79UX0200 01.01.2014 12.10.2017 1
48 C90HD00031 01.01.2014 12.10.2017 172
49 C86UD2113 01.01.2014 12.10.2017 5
50 C71CD7104 01.01.2014 12.10.2017 29
51 C97TB2211 01.01.2014 12.10.2017 1
52 C97TB2311 01.01.2014 12.10.2017 1
53 C85EF6109 01.01.2014 12.10.2017 4
54 C94NQ0300 01.01.2014 12.10.2017 1
55 C85EF6009 01.01.2014 12.10.2017 4
56 C86VK0001 01.01.2014 12.10.2017 4
57 C85CH0002 01.01.2014 12.10.2017 9
58 C93RG2977 01.01.2014 12.10.2017 71
59 C89MQ0382 01.01.2014 12.10.2017 8
60 C85LU0901 01.01.2014 12.10.2017 7
Jumlah 2249
16
E. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode
klasifikasi ABC di PT. Industri Kereta Api (INKA) Persero, maka dapat
diperoleh kesimpulan bahwa penentuan kelompok persediaan dengan
menggunakan metode klasifikasi ABC bisa menjadi salah satu cara untuk
mengetahui tipe barang yang harus dikendalikan. Dalam penentuan
kelompoknya dilakukan dua tahap yaitu tahap nilai inventory dan jumlah
inventory.
17
Untuk nilai inventory diperoleh kesimpulan suku cadang alat produksi pada
periode 2014-2017 bahwa kelas A memiliki jumlah material sebanyak 60 item
dengan prosentase 20,69%, kelas B memiliki material sebanyak 63 item
dengan prosentasi 21,72%, dan kelas C memiliki material sebanyak 167 item
dengan prosentase 57,59%.
Untuk tahap jumlah material diperoleh hasil perhitungan jumlah material
suku cadang alat produksi pada periode 2014-2017 bahwa kelas A memiliki
jumlah material sebanyak 6 item dengan prosentase 10%, kelas B memiliki
material sebanyak 16 item dengan prosentasi 26,67%, dan kelas C memiliki
material sebanyak 38 item dengan prosentase 63,33%.
G. Daftar Pustaka
Farida, Ida, dan Moh. Nafis Rozini. 2016. Pengendalian Persediaan Spare
Part Dan Pengembangan Dengan Konsep 80-20 (Analisis ABC)
Pada Gudang Suku Cadang PT. Astra International Tbk-
DAIHATSU Sales Operational Cabang Tegal. Politeknik Harapan
Bersama Tegal, Vol. 1 No. 1.
Fransisca. 2011. Analisis Pengendalian Persediaan Spare Part sepeda
motor di PT Menara Agung. Skripsi. Program Studi Teknik
Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Hudori, M. 2017. Penentuan Kelompok Persediaan Sparepart Mesin Pada
Industri Baja Dengan Menggunakan Analisis Klasifikasi ABC.
Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Bekasi, Vol IX No.2.
Kini, Lodimeda, Oyong Novarea, Agustina Eunike. 2014. Manajemen
Persediaan Suku Cadang Mesin High Pressure Compressor
dengan Klasifikasi FSN-ABC-VED. Universitas Brawijaya, Vol.3
Edisi. 2.
18
19
20