Oleh:
JERI ALGUSRA
BP. 1910003423011
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Ka. Urusan PM RM IV
Yusri Mardial
NIP. 7707141 NIP. 6998105
Disahkan Oleh :
Ka. Bidang PM RM
IV
............, ...............20....
Disetujui oleh
Mengetahui,
iii
KATA PENGANTAR
1. Allah SWT atas nikmat yang luar biasa yang telah diberikan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan Kerja Praktek ini dalam keadaan
iv
tanpa kekurangan apapun.
2. Kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang selalu
mendoakan dan mendukung setiap langkah yang penulis tempuh dalam
pendidikan.
3. Bapak Drs Risal Abu, ST, M.Eng selaku Dekan Fakultas Teknik dan
Perencanaan Universitas Ekasakti Padang.Bapak Ir. Mukhnizar, MT
selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas Ekasakti
Padang.
4. Bapak Ir. Mukhnizar, MT selaku dosen pembimbing Kerja Praktek
Universitas Ekasakti Padang.
5. Seluruh dosen dan seluruh staff Jurusan Teknik Mesin Universitas
Ekasakti Padang yang telah banyak berjasa dalam memberikan ilmu
serta ikut membantu dalam mengurus segala bentuk administrasi dan
hal lainnya di Jurusan Teknik Mesin Universitas Ekasakti Padang.
6. Bapak Arief Ramhan Dasril , ST, MM selaku Ka. Bidang PM RM IV di
PT. Semen Padang.
v
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi isi, cara penyampaian maupun teknik penulisan.
Oleh sebab itu segenap saran, masukan dan kritikan yang bersifat
membangun dan ilmiah sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga
laporan kerja praktek ini mampu memberikan manfaat serta menambah
pengetahuan, baik kepada pembaca maupun penulis sendiri.
JERI ALGUSRA
BP. 1910003423011
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................x
DAFTAR TABEL..............................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1. 2 Tujuan praktek Kerja Lapangan..............................................................................2
1. 2. 1 Tujuan Umum.............................................................................................2
1. 2. 2 Tujuan Khusus............................................................................................2
1. 3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan...........................................................................2
1. 3. 1 Manfaat Bagi Penulis..................................................................................3
1. 3. 2 Manfaat Bagi Politeknik Negeri Padang.....................................................3
1. 3. 3 Manfaat Bagi Perusahaan............................................................................3
1. 4 Batasan Masalah.....................................................................................................3
1. 5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.............................................................................4
1. 6 Sistematika Penulisan.............................................................................................5
vii
2. 8 . Proses Produksi Semen.....................................................................................15
2.8.1 Persiapan Bahan Baku.....................................................................17
2.8.2 Persiapan Bahan Bakar....................................................................21
2.8.3 Proses Produksi..................................................................................22
2. 9 Perkembangan Kapasitas Pabrik............................................................................34
3. 5 Sistem Pemeliharaan...............................................................................................56
3. 5. 1 PengertianPemeliharaan...............................................................................56
3. 5. 2 SistemPemeliharaanPeralatan......................................................................57
3. 5. 3 FungsiPemeliharaan.....................................................................................58
3. 6. 1 Analisa Masalah...........................................................................................62
3. 6 .2 Analisa Kerusakan.......................................................................................62
3. 6. 3 Solusi Kerusakan..........................................................................................62
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................63
4. 1 Kesimpulan.............................................................................................................63
4. 2 Saran.......................................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................64
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................65
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB 1
PENDAHULUAN
2
1) Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang dunia kerja.
2) Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama
dibangku perkuliahan di dalam lingkungan kerja tempat PKL.
3) Menumbuhkan sikap disiplin dan tanggung jawab terhadap tugas atau
pekerjaan yang diberikan.
4) Belajar untuk bersosialisasi dengan cepat terhadap lingkungan kerja,
baik dengan karyawan maupun dengan tugas yang diberikan.
5) Dapat mengetahui jenis-jenis roller mill.
6) Dapat menjelaskan proses kerja roller mill
3
1.5 Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan
Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Praktek kerja lapangan ini dilaksanakan di PT.
Semen Padang yang beralamat di jalan Raya Indarung, Padang, Sumatera Barat,
pada Raw Mill mulai dari tanggal 09Mei 2022 s/d 09 Juni 2022. Kegiatan praktek
kerja industri ini dilaksanakan hari senin s/d hari jumat dengan jam kerja pukul
08.00 s/d pukul 17.00 wib.
4
Minggu ketiga Senin, 23 Mei 2022 Pengelasan dinding vertical
Selasa, 24 Mei Pengelasan dinding vertical
2022
Rabu, 25 Mei 2022 Perawatan dan pelumasan pada
puli dan bel
Kamis, 26 Mei Libur
2022
Jum’at, 27 Mei 202 Perawatan dan pelumasan pada
puli dan bel
Minggu Senin, 30 Mei 2022 Perawatan dan pelumasan pada
keempat puli dan bel
Selasa, 31 mei Pengecekan puli dan bel, serta
2022 pelumasan
Rabu, 01 Juni 2022 Libur
Kamis, 02 Juni Pembersihan area disekitar
2022 vertical
Jum’at, 03 Juni Pembersihan area disekitar
2022 vertical
Minggu kelima Senin, 06 Juni 2022 Pengecekan area vertical
Selasa, 07 Juni Pelumasan dan pengecekan
2022 puli dan bel
Rabu, 08 Juni 2022 Penambahan oli pada mesin
unit raw mill IV
Kamis, 09 Juni Penutupan kegiatan kerja
2022 praktek di PT Semen Padang
Tabel 1.1 Kegiatan Kerja Praktek
5
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
6
BAB II
Sumber: semenpadang.co.id
7
tahun 1939 pabrik ini pernah mencapai produksi tertinggi yaitu sebanyak
172.000 ton.
Akan tetapi, hanya berselang dua tahun dari pengambil alihan yaitu pada
tahun 1947, terjadi Agresi Militer 1 Belanda yang menyebabkan pabrik berhasil
dikuasai kembali oleh Belanda. Tahun 1958 NV NIPCM Padang berhasil
dinasionalisasikan dan selanjutnya ditangani oleh Badan Pengelola Perusahaan
Industri dan Tambang (BAPPIT) Pusat. Selanjutnya pabrik melakukan
transformasi pengembangan kapasitas pabrik dari teknologi proses. basah
menjadi proses kering dan dibangun pabrik Indarung II, III serta IV. Setelah tiga
tahun dikelola oleh BAPPIT Pusat, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 135
tahun 1961 status perusahaan diubah menjadi PN (Perusahaan Negara).
8
yang terealisasi pada tanggal 15 September 1995 menjadi Semen Gresik Grup
(SGG). Keputusan pemerintah ini dilakukan bermula adanya surat Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. S-326/MK.016/1995 tanggal 05 Juni 1995,
sehingga saat ini PT. Semen Padang berada di bawah PT. Semen Gresik.
Namun, sejak 7 Januari 2003 PT. Semen Gresik berubah menjadi PT. Semen
Indonesia sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di
Jakarta pada 20 Desember 2012. Berdasarkan amanah dari Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT. Semen Gresik, pada 16 Juni 2012
dan RUPSLB PT. Semen Padang pada 19 November 2012 dibangunlah pabrik
Indarung VI. PT. Semen Padang menjadwalkan uji coba pabrik Indarung VI
pada Desember tahun 2016.
9
Gambar 2.2 Perubahan Logo PT. Semen Padang
1
Unggul
1
Yang Lain Memikirkan”. Motto tersebut bermakna bahwa PT. Semen
Padang memiliki semangat dalam berinovasi dan kecepatan dalam
meraih peluang untuk menjadi yang terbaik.
2. Meaning PT. Semen Padang
Meaning PT. Semen Padang adalah “Giving The Best To Build A
Better Life”. Adapun maksud meaning PT. Semen Padang antara lain
yaitu:
1
2.7 Lokasi Perusahaan
1
3. Sarana Transportasi
Lokasi Perusahaan PT. Semen Padang terletak di jalan utama
lintas Sumatera dan 10 km dari pelabuhan Teluk Bayur sehingga
memudahkan dalam hal pengangkutan hasil produksi. Selain itu lokasi
juga merupakan area strategis untuk mendapat bahan baku baik melalui
jalur darat maupun jalur laut.
4.Tenaga Kerja
Tenaga kerja dengan keahlian yang cukup banyak diperoleh dari
putra- putri masyarakat Minangkabau Sumatera Barat, serta sebagian
kecil dari daerah-daerah lain.
5. Ketersediaan Tenaga Listrik
Distribusi Listrik yang disediakan PLN berasal dari gardu induk
Lubuk Alung, Pariaman dan PT. Semen Padang mempunyai Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sendiri sebanyak dua buah.
6.Ketersediaan air
Air yang digunakan untuk proses produksi dan air minum
karyawan, diambil dari daerah Rasak Bungo.
1
Gambar 2.3 Proses Produksi Semen PT. Semen Padang
Secara prinsip, proses yang dialami oleh bahan baku hingga menjadi
semen terjadi dalam proses fisika dan proses kimia. Proses fisika berupa
pengecilan ukuran bahan baku dan pencampuran bahan baku sedangkan
proses kimia ialah proses kalsinasi di suspension preheater, pembakaran
batubara dan proses sintering atau pembentukan clinker di kiln dengan suhu
± 1450° C.
Sistem produksi yang digunakan oleh PT. Semen Padang berupa
sistem produksi Make To Stock (MTS), dimana perusahaan ini
memproduksi semen secara terus-menerus tanpa menunggu pesanan. Produk
semen yang telah jadi akan disimpan di dalam gudang berbentuk silo.
Selanjutnya PT. Semen Padang akan mengirimkan semen ke gudang-gudang
perwakilan yang tersebar di Indonesia. Sistem produksi make to stock akan
menekankan pengiriman secara langsung dengan kualitas terbaik serta harga
yang standar. Keunggulan dari sistem ini terdapat pada waktu pengiriman
barang yang singkat tetapi memiliki biaya inventaris yang besar (Khalis
Sheikh, 2002).
Secara garis besar proses pembuatan semen terbagi atas tiga tahapan
antara lain yaitu:
1. Penambangan dan penyediaan bahan baku (mining)
2. Proses produksi, yang terdiri dari tiga tahapan antara lain yaitu :
1
Pengeringan dan penggilingan bahan baku (raw meal)
Pembakaran dan pendinginan clinker (burning and cooling)
Penggilingan akhir (cement mill)
3. Pengantongan (packing)
1
Peledakan (blasting), bertujuan untuk membongkar batuan kapur
yang memiliki kekerasan tinggi yang dilakukan dengan cara
memasukan bahan peledak ANFO (Amonium Nitrat and Fuel Oil)
kedalam lubang yang telah dibor.
Pemuatan (loading) dan pengangkutan (hauling), bertujuan untuk
memuat batu kapur hasil peledakan ke atas alat angkut dan dibawa ke
limestone crusher untuk pengecilan ukuran sebelum dikirim.
Penghancuran (crushing), bertujuan untuk mereduksi ukuran batuan
menjadi suatu produk yang dapat diterima oleh raw mill.
Pengiriman (conveying), yaitu proses pengiriman batu kapur menuju
ke tempat penyimpanan dan diangkut ke dalam storage dengan
menggunakan belt conveyor dengan kapasitas 1.000 ton/jam.
2. Batu Silika (Silica Stone)
1
Tanah liat merupakan sumber Aluminium Oksida (Al2O3) dan
Iron Oksida (Fe2O3) yang digunakan sebanyak ± 8% dari proporsi
bahan baku. Tanah liat dibeli dari anak perusahaan PT. Semen Padang
yaitu PT. Trigraha Niaga Interindo, CV Mekar Jaya dan PT. Talawi
Pangkalan Permata.
4. Pasir Besi (Iron Sand)
Gambar 2. 9 Gypsum
1
Penggunaan gypsum ditambahkan pada saat penggilingan akhir
sekitar 3% - 5%. Gypsum berfungsi sebagai retarder atau memperlambat
terjadinya proses pengerasan pada saat semen dicampur dengan air agar
memiliki waktu jeda antara perlakuan pembentukan dan pengerasan.
Terdapat dua jenis gypsum yang digunakan dalam produksi semen di
PT. Semen Padang yaitu gypsum sintesis (powder) dan gypsum alami
(granular). Gypsum sintesis dipesan dari Universal Resources FZE dan
PT Petrokimia Gresik. Sedangkan gypsum alami didatangkan dari Iran,
Thailand dan Oman.
2. Pozzolan
Gambar 2. 10 Pozzolan
2
3. Fly Ash
2
mereduksi serta homogenisasi batubara agar tidak fluktuatif dalam
pembakaran. PT. Semen Padang memiliki 2 buah tipe coal mill yaitu
tube coal mill dan vertical coal mill.
b) Solar
Solar berguna sebagai bahan bakar untuk pembakaran pada kiln.
Fungsi solar adalah sebagai pemantik dalam start up kiln dan heating
up agar batubara bisa terbakar dalam kiln.
2 . 8 . 3 Proses Produksi
2
utama serta mencampurkan bahan baku tersebut dengan penimbangan
sesuai dengan yang telah ditentukan oleh Quality Control Unit. Raw mill
yang digunakan oleh PT. Semen Padang terdiri dari dua tipe. Berikut
merupakan dua tipe raw mill yang digunakan yaitu :
a. Horizontal Mill (Tube Mill)
Raw mill ini terdiri dari 3 ruangan yaitu drying chamber, chamber
I, dan chamber II. Umpan masuk menuju drying chamber, dimana terjadi
proses pengeringan material, kemudian material masuk ke chamber I dan
dilakukan proses penumbukan dengan bantuan grinding ball berukuran
50-90 mm dan pada chamber II terjadi proses penggerusan menggunakan
grinding media berukuran 25-40 mm. Setelah material halus maka
material tersebut akan disimpan ke dalam CF Silo.
b. Verticall Mill
2
Prinsip kerja vertical mill menggunakan gaya tekan roller pada
grinding Tabel, dimana material jatuh di tengah grinding Tabel yang berputar
kemudian digiling dan ditekan oleh roller. Saat material bergerak melewati roller karena
perputaran grinding Tabel, roller juga akan ikut berputar karena gesekan dengan
material. Material akan tergiling karena adanya gaya tekan dari roller. Proses yang
terjadi di dalam vertical mill terdiri dari proses pengeringan, penggilingan, pemisahan,
transport, dan homogenisasi.
Berikut penjelasan singkat mengenai proses-proses yang terjadi
dalam vertical mill antara lain yaitu:
Proses Pengeringan
Proses pengeringan terjadi saat terjadinya kontak langsung
antara material dengan gas panas. Tujuan dari proses ini adalah untuk
mengurangi kadar air dalam material. Target pengurangan kadar air
adalah mencapai 93,2%. Material keluaran vertical mill mempunyai
suhu 80oC.
Proses Penggilingan
Proses penggilingan terjadi pada saat material dihancurkan
dengan cara digiling dengan roller. Tabel berputar sehingga material
tergilas diantara Tabel dengan roller.
Proses Transport
Proses transport terjadi ketika material yang telah tergiling
terbawa oleh gas panas menuju classifier dan material halus hasil
penyaringan classifier terbawa bersama gas panas menuju bagian
cyclone karena hisapan mill fan.
Proses Pemisahan
Proses pemisahan terjadi pada bagian classifier dan cyclone,
dimana material yang kasar akan dipisahkan dengan material yang
halus. Pada cyclone, material halus yang terbawa gas panas pada
penyaringan di classifier akan dipisahkan kembali antara material
halus dengan gas panas dengan gaya sentrifugal yang bekerja pada
cyclone.
2
2. Pembakaran dan Pendinginan (Kiln dan Coal Mill)
2
b. Daerah Pembentukan Clinker (Sintering Zone)
Di dalam rotary kiln terjadi proses kalsinasi lanjutan dan
sintering atau pembentukan mineral-mineral pembentuk semen, yaitu
C2S, C3S, C3A dan C4AF. Di dalam kiln terjadi kontak antara
material dengan gas panas secara counter current sehingga terjadi
perpindahan panas yang lebih efektif. Proses di dalam kiln
menyebabkan perubahan fisik dan kimia dari material disepanjang
kiln. Temperatur di kiln mencapai + 1.400oC. Clinker yang terbentuk
masuk ke grate cooler untuk didinginkan secara mendadak.
c. Daerah Pendinginan (Cooling Zone)
Daerah pendinginan terletak diujung keluar material kiln. Di
daerah ini material mengalami pendinginan karena bercampur dengan
udara sekunder dari grate cooler yang masuk ke kiln. Dalam proses
pembuatan semen clinker yang sudah diproses di rotary kiln dengan
temperatur 1.200oC – 1.600oC selanjutnya, akan diturunkan dari suhu
1450oC sampai clinker bersuhu 90oC – 100oC. Untuk keperluan
pendinginan clinker digunakan alat yang disebut cooler.
Clinker yang didinginkan harus mendapatkan pendinginan
secara merata pada setiap section agar temperatur akhir yang
diinginkan untuk setiap bongkahan clinker dapat tercapai sehingga
tidak merusak alat pada clinker breaker. Clinker yang telah
didinginkan di dalam grate cooler dan dihancurkan oleh clinker
breaker dengan ukuran yang hampir merata dan dibawa menuju
cement silo menggunakan appron conveyor. Cement silo sebagai
tempat penyimpanan clinker yang akan diumpankan ke cement mill
untuk digiling menjadi semen.
2
3. Penggilingan Akhir (Cement Mill)
2
Pada cement mill terdapat dua chamber dimana proses
penggilingan yang terjadi pada chamber I yaitu coarse grinding yang
menggunakan gaya impact untuk proses penggilingannya dan pada
chamber II yaitu fine grinding dengan menggunakan gaya gesek
2
Setelah dilakukan optimalisasi dan modifikasi pada setiap
Indarung di PT. Semen Padang maka total kapasitas produksi semen pun
meningkat, diantaranya adalah sebagai berikut ini :
2
1. Semen Portland Type I (Ordinary Portland Cement)
3
Gambar 2.20 Semen Portland Type III
3
6. Semen Portland Type V
3
8. Super Masonry Cement
semen Non Ordinary Portland Cement (Non OPC) yang diproduksi oleh
PT. Semen Padang antara lain yaitu:
3
2. Portland Composite Cement (PCC)
3
peninggalan Belanda dengan proses Konvensional ( Basah ).
1. Pabrik Indarung I
Pabrik Indarung I merupakan cikal bakal pabrik semen di Indonesia yang
beroperasi dengan menggunakan proses basah (Wet Process). Dalam
perkembangannya melalui rehabilitasi I & II yang masing-masingnya
selesai tahun 1973 dan 1976. Tapi sekarang pabrik itu tidak beroperasi
lagi sejak tahun 1999 dengan pertimbangan efisiensi dan polusi
3
2. Pabrik Indarung II
Pabrik Indarung II dengan sistem proses kering (Dry Process),
beroperasi sejak tahun 1980 mempunyai 1 (satu) buah Kiln
dengan system 4 Stage Suspension Preheater dan berkapasitas
2.000 ton/hari atau 600.000 ton/tahun. Melalui proyek
optimalisasi yang selesai tahun 1992, kapasitas meningkat
menjadi 660.000 ton/tahun.
4. Pabrik Indarung IV
Pabrik Indarung IV berasal dari pabrik Indarung IIIB dan IIIC.
Pabrik Indarung IIIB dengan system kering (Dry Process),
mempunyai 1 (satu) kiln dengan system 4 Stage Suspension
Preheater + calciner dan berkapasitas 2000 ton/hari atau
600.000 ton/tahun. Pabrik ini mulai operasi Trial-run Oktober
1985, tetapi karena berbagai problem dihadapi, praktis operasi
baru mulai lancar pada akhir tahun 1986. Melalui proyek
optimalisasi dan penggabungan, pabrik Indarung III B dan III C
menjadi pabrik Indarung IV dan kapasitas produksi menjadi
1.620.000 ton/tahun.
5. Pabrik Indarung V
Proyek pabrik Indarung V mulai dibangun sejak tahun 1995 dan
mulai berproduksi sejak September 1998 dengan kapasitas 7800
ton/hari atau 2.300.000 ton/tahun. Pabrik semen Indarung V ini
mempnyai teknologi lebih lengkap dibandingkan dengan Indarung
sebelumnya, yaitu dengan menggunakan dua precalciner SLC dan
ILC pada sistem Kiln, dua vertical raw mill.
5
BAB III
TEORI DASAR
5
Gambar 3.1 Roller Mill
dua rol pabrik adalah berbagai sederhana, di mana bahan yang hancur
antara dua rol sebelum melanjutkan ke tujuan akhir. Jarak antara dua rol
tersebut dapat disesuaikan oleh operator. spasi tipis biasanya menyebabkan
materi yang sedang hancur menjadi
potongan-potongan kecil.
2. Empat rol pabrik
empat rol pabrik berukuran sama dan menghancurkan material dengan sama
jarak penekanannya jarak tyre dengan tebel 16 mm agar mencapai kehalusan
yang sesuai.
3. Enam rol pabrik
Six-rol pabrik memiliki tiga set rol yang berukuran sama seperti biasa
sedangkan yang tiga lagi berukuran lebih besar dari yang sebelumnya. hasil
produksi halus sehingga waktu yang di butuhkan untuk penggilingan bahan
lebih cepat sehingga keuntungan produksi lebih banyak.
5
3.3 Komponen Utama Roller Mill
1. Tyre
Tyre ini berfungsi sebagai lapisan permukaan roller mill yang
bersentuhan lansung dengan bahan produksi. tyre tersebut bias diganti
apabila tyre tidak bagus lagi. Tyre terbuat dari bahan baja, permukaan
dari tyre itu dibentuk tidak rata agar bisa menyangkut dengan bahan
produksi
5
Gambar 3. 3 As
3. Bearing
Bering yang digunakan pada roller mil ini bearing tipe Cylindrical
Roller Bearing. Bearing ini mampu menahan beban radial yang sangat berat.
Bearing jenis ini banyak terdapat pada sistem transmisi.
5
Gambar 3. 4 Bearing
4. Seals
Untuk memperhalus pengoperasian dan mengurangi keausan, hampir semua
gear dan bearing memerlukan pelumasan yang terus menerus. Maka untuk menjaga
keberadaan pelumas di sekeliling komponen-komponen yang bergerak dan menjaga
agar cairan pelumas tersebut jangan sampai keluar dan menjaga agar kotoran dan
debu jangan masuk ke system.
Gambar 3 .5 Seals
5
3.4 Proses Kerja Roller Mill
Material seperti (batu bara, batu silika, tanah liat dan pasir besi) dibawa oleh
belt conveyor lalu digiling kedalam silinder (mill) dan berputar. Dengan adanya
putaran mill maka akan terjadi tumbukan dan juga gesekan antara material, grinding
media sehingga material tersebut berubah dimensinya.
a. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu barang dalam, atau memperbaiki sampai suatu kondisi yang bisa
diterima.
Pada system ini disusun laporan keluaran (output) secara periodik (mingguan
dan bulanan) sebanyak order, untuk menghasilkan laporan ini sebelumnya harus
memasukkan data file (input) yang disebut master file yang terdiridari :
5
Daftar instalasi mesin
Daftar sub msin
Daftra pemeliharaan.
1. Pelumasan (Lubrication).
2. Pembersihan (Cleaning).
4. Pemeriksaankeadaan (ChekingCondition).
5. Penggantian (Replacement).
Keuntungan yang diperoleh dari sistem Preventive Maintenance Control (PMC) ini
adalah :
b. Memudahkan pengaturan kerja pada saat stop normal yang agak lama.
5
maka pemeliharaan korektif semakin berkurang, begitu pun sebaliknya. Ukuran
yang digunakan menilai beban sistem korektif adalah :
Fungsi pemeliharaan
Kita ketahui fungsi dari pemeliharaan suatu alat dalam perusahaan atau
dalam dunia industry sebut saja Roller Mill berfungsi mengurangi :
Pemeliharaan yang dilakukan pada Chain Bucket excavator ini terbagi atas :
a. Perawatan pencegahan
1) Pelumasan.
2) Pembersihan.
5
3) Pemeriksaan dan penyesuaian.
Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat
saling bergerak lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis,
yang dibedakan antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang
tetap atau saling berganti (menggeser). Untuk benda yang dapat
menggelinding, terdapat pula jenis gaya gesek lain yang disebut gaya
gesek menggelinding (rolling friction). Untuk benda yang berputar
tegak lurus pada permukaan atau ber-spin, terdapat pula gaya gesek
spin (spin friction). Gaya gesek antara benda padat dan fluida disebut
sebagai gaya Coriolis-Stokes atau gaya viskos (viscousforce).
5
Macam macam keausan :
1. Abrasive wear.
Keausan ini terjadi jika partikel keras atau permukaan keras yang kasar
menggerus dan memotong permukaan sehingga mengakibatkan hilangnya
material yang ada di permukaan tersebut
2. Adhesive wear.
3. Flow wear.
4. Fatigue wear.
Adapun trauble shooting yang sering terjadi pada roller mill adalh
sebagai berikut :
b. Pergantian tyre
Perbaikan : tyre ganti dengan tyre yang sudah di tambah permukaan yang cekung
dan yang menipis sesuai dengan ukuran yang sudah di tentukan
.
6
Gambar 3.6 Tyre yang rusak
d. Seals bocor
Penyebab : karna gesekan dengan As menyebabkan seals
mengembang dan tidak bekerja sempurna lagi menahan oli
pada Roller Mill
e. Bearing rusak
6
3.7 Analisa Masalah
Analisa yang dapat penulis berikan pada mesin Rollel Mill ini masalah
yang sering terjadi di akibatkan oleh beberapa factor diantaranya adalah :
6
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
3. Perlu adanya jadwal yang diatur agar tindakan perawatan yang dilakukan
tepat padasasaran.
4. Perlu disediakan suku cadang agar bila bagian mesin yang perlu
diganti tidak menghentikan proses produksi yang terlalu lama.
6
DAFTAR PUSTAKA
PT. Semen Padang, Sejarah berdirinya PT. Semen Padang ; Pustaka PT.
Semen Padang
www.semenpadang.co.id/
6
LAMPIRAN
6
6
6