Disusun oleh:
FARIZ WISDA NUGRAHA
21050116140124
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN
SEMARANG
AGUSTUS, 2019
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan ini menerangkan bahwa laporan kerja praktik yang dilakukan pada
tanggal 15 Juli 2019 sampai dengan 15 Agustus 2019 dengan judul :
NIM : 21050116140124
Hari :
Tanggal :
Menyetujui Mengesahkan
ii
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
ABSTRAK
Pada dunia industri manufaktur banyak hal yang perlu diperhatikan, diantaranya
aspek keselamatan kerja, kualitas produk, dan kuantitas produk yang dihasilkan.
Untuk menunjang hal tersebut banyak dari industri manufaktur mulai menerapkan
penggunaan robot sebagai pengganti tenaga manusia. Penggunaan robot dinilai
mampu meningkatkan efisiensi produksi dan lebih aman, namun dibalik kelebihan
tersebut pengadaan robot membutuhkan dana yang tidak murah. Maka dari itu,
sebelum suatu perusahaan melakukan pegadaan robot pertama-tama harus
memperhitungkan nilai investasi dari robot tersebut. Analisis kelayakan investasi
merupakan suatu cara untuk menilai investasi proyek apakah layak atau tidak untuk
dijalankan. Dalam studi ini, analisa kelayakan investasi dilakukan untuk menilai
kelayakan investasi pada PT. Triangle Motorindo Viar Motor dalam pengadaan
welding robot machine pada jalur proses produksi pembuatan rangka Viar Karya.
Penelitian diawali dengan observasi terhadap proses pengelasan konvensional. Lalu
dilakukan analisis secara teknis dan finansial mengenai penggunaan robot
pengelasan dan welder konvensional. Dengan mempertimbangkan data aspek
teknis, maka selanjutnya data tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk
menentukan faktor resiko kecelakaan kerja, nilai investasi dan aspek finansial.
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menemukan nilai investasi
yang harus ditanamkan oleh perusahaan, menemukan jangka waktu pengembalian
investasi dan menentukan apakah nilai investasi tersebut layak atau tidak.
Pengumpulan data yang dilakukan secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu data
aspek teknis dan aspek finansial, lalu setelah itu data tersebut diolah melalui metode
net present value (NPV), payback period, dan internal rate of return (IRR).
Penelitian ini juga memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk menilai
investasi tersebut layak atau tidak dari sudut pandang studi kelayakan proyek. Hasil
analisis ekonomis proses pengelasan konvensional digantikan dengan pengelasan
menggunakan mesin las robot dalam satu proyek didapatkan total biaya operasional
produksi selama satu tahun menggunakan welding robot dibanding dengan
pengelasan konvensional dapat lebih hemat sebesar 16,6% atau dari biaya
operasional pengelasan konvensional. Penghematan biaya operasional tersebut
digunakan untuk mengembalikan investasi mesin robot las dengan payback period
tahun ke-10 bulan ke-9. Selain itu penggunaan robot pengelasan dinilai lebih aman
karena welder tidak berkontak langsung dengan rangka yang akan di las.
Kata kunci : Robotic welding, analisis ekonomis, investasi, payback period, IRR,
NPV,
iii
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
karunia-Nya serta berkat-Nya, sehingga karya tulis berupa laporan kerja praktik
yang berjudul Studi Kelayakan Implementasi Otomasi Industrial Robot Arc
Welding pada Proses Perakitan Rangka Viar Karya dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Kerja Praktik yang telah dilaksanakan ini bertujuan agar mahasiswa dapat
menerapkan teori serta softskill yang didapatkan pada bangku kuliah di dalam dunia
kerja. Dan juga menambah wawasan terkait kondisi lapangan pekerjaan
sesungguhnya terutama pada bidang manufaktur.
Pada kesempatan kali ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Kedua orang tua penulis yang telah membantu dan mensupport penulis
dalam menyelesaikan laporan kerja praktik ini.
2. Bapak Dr. Agus Suprihanto selaku Ketua Departemen Teknik Mesin
Universitas Diponegoro.
3. Bapak Sri Nugroho, Ph.D selaku Ketua Program Studi S-1 Teknik Mesin
Universitas Diponegoro dan Dosen Wali penulis.
4. Bapak Dr. Rifky Ismail, ST, MT selaku koordinator kerja prakik Program
Studi S-1 Teknik Mesin.
5. Bapak Mochammad Ariyanto, ST, MT selaku dosen pembimbing kerja
praktik penulis di Program Studi S-1 Teknik Mesin.
6. Pak Dimas Radityo selaku HRD PT. Triangle Motorindo (Viar Motor) yang
telah memberikan izin untuk kerja praktik.
7. Pak Haryanto selaku Kabag Engineering PT. Triangle Motorindo (Viar
Motor) yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman di bagian
Engineering.
8. Pak Andre selaku pembimbing kerja praktik yang telah memberikan banyak
ilmu dan pengalaman-pengalaman di bagian Engineering PT. Triangle
Motorindo (Viar Motor).
iv
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
9. Mas Dimas, Mas Agus, dan Mbak Ratih selaku Supervisor PT. Triangle
Mototrindo (Viar Motor) yang telah banyak membantu untuk memberikan
pengarahan serta membantu dalam pencarian data dan gambar.
10. Mas Shidiq, Mas Etsa, dan lainnya selaku staff dan karyawan di PT.
Triangle Motorindo (Viar Motor) yang memberikan pengalaman kerja di
lapangan.
11. Teman – teman Universitas Diponegoro dan teman – teman Kerja Praktik
periode Juli - Agustus 2019 di PT. triangle Motorindo (Viar Motor).
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran yang membangun
dari para pembaca demi lebih baiknya laporan Kerja Praktik ini.
Penulis
v
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
DAFTAR ISI
vi
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
vii
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
viii
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
DAFTAR GAMBAR
ix
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
DAFTAR TABEL
x
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
1
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
saat proses pengelasan. Namun jika dilihat dari segi ekonomi memang untuk modal
awal memerlukan biaya investasi yang cukup tinggi akan tetapi dari segi
penggunaan dapat dipergunakan secara berkelanjutan. Diharapakan penggunaan
robot pengelasan dalam proses produksi otomotif di PT. Triangle Motorindo (Viar
Motor) dapat mengurangi biaya yang di keluarkan untuk menggaji welder sehingga
biaya produksi lebih murah dan aman.
2
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Karya di PT. Triangle Motorindo jika dilihat dari aspek cost, quality, dan faktor
resiko kecelakaan kerja yang digunakan.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, berisi mengenai latar belakang, tujuan penelitian, batasan
masalah, manfaat penelitian, metodologi penulisan laporan, dan
sistematika penulisan laporan kerja praktik ini.
3
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Email : marketing@viarsemarang.com
Website : http://www.viarmotor.com
Bidang : Manufaktur
5
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
6
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
7
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
negeri serta ketatnya Quality Control memastikan setiap produk sepeda motor
VIAR merupakan produk yang bermutu tinggi.
Lebih dari 700 dealer sepeda motor di seluruh Indonesia telah bergabung
menjadi jaringan penjualan sepeda motor VIAR. Dari segi pembiayaan, VIAR juga
didukung oleh perusahaan-perusahaan leasing terbesar seperti ADIRA Dinamika
Multi Finance dan Bhakti Finance. Hal ini telah mengukuhkan eksistensi PT
Triangle Motorindo dan sepeda motor VIAR di dalam dunia otomotif Indonesia.
PT. Triangle Motorindo Semarang sangat peka terhadap citra perusahaan
dimata konsumen dan masyarakat bisnis. Komitmen PT. Triangle Motorindo
Semarang terhadap pelanggan dipandang sangat suci dan perusahaan merasa
kecewa pada diri sendiri bilamana tidak memenuhi komitmen tersebut. Selain itu
orang-orang yang bekerja pada PT. Triangle Motorindo Semarang sangat peduli
terhadap perusahaan, untuk apa perusahaan PT. Triangle Motorindo Semarang,
untuk apa perusahaan didirikan dan bagaimana orang lain memandang perusahaan
ini. Orangorang sangat bangga dengan kinerja PT. Triangle Motorindo Semarang,
namun cukup realistis untuk menyadari bahwa presepsi masyarakat terhadap
kinerja inilah yang penting untuk jangka panjang.
Teknologi yang digunakan oleh perusahaan antara lain penggunaan impact,
pembaca elektronik, indikator, saklar, instrumen yang menggunakan tekanan gas
sebagai sumber tenaga utamanya. Dalam perkembangan ekonomi yang semakin
pesat sekarang ini dituntut untuk lebih aktif dalam segala aspek untuk menunjang
tercapainya sesuai tujuan yang diinginkan. PT. Triangle Motorindo Semarang tidak
hanya dituntut untuk bisa lebih aktif dalam berusaha tetapi juga harus jeli untuk
menentukan produk-produk apa yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pada saat sekarang ini pembelian sebuah produk sangat penting dan harus
efektif sesuai kebutuhan PT. Triangle Motorindo Semarang terutama untuk
efisiensi penghematan biaya yang dikeluarkan. Sarana transportasi saat ini
sangatlah penting untuk semua lapisan baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun
untuk menunjang kelancaran dalam berusaha. Dengan keadaan tersebut PT.
Triangle Motorindo Semarang sebagai agen tunggal pemegang merk sepeda motor
“ VIAR” akan turut berperan dalam menunjang peningkatan perekonomian
8
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
9
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2.2.1. Visi
Menjadikan Viar sebagai leading brand di bidang Otomotif di Indonesia
2.2.2. Misi
Menyediakan kendaraan transportasi yang berkualitas dan bergaransi
dengan harga yang terjangkau bagi mayoritas penduduk Indonesia
2.2.3. Motto PT. Triangle Motorindo Semarang
PT. Triangle Motorindo Semarang memiliki motto :
“Motor Hebat Harga Hemat”
2.2.4. Tujuan PT. Triangle Motorindo Semarang
Menyediakan produk bermutu kepada semua lapisan masyarakat sarana
transportasi dengan produk yang dihasilkan adalah kendaraan roda dua dan
roda tiga.
Direktur
Manager
10
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
a. Recruitment
Departemen HRD bertanggung jawab dalam memilih dan atau menjawab
kebutuhan pegawai melalui penerimaan kerja sampai dengan penempatan kerja
para karyawan.
b. Training
Departemen HRD bertanggung jawab dalam menjaga kualitas sumber daya
manusia yang ada di perusahaan dengan cara pelatihan, pendidikan, dan
pengembangan sebagai upaya dalam peningkatan kemampuan dan ketrampilan
kerja.
c. Benefit
Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan sedikit banyak dapat diberikan
oleh karyawan.
d. Penilaian Kerja
Pengawasan terhadap efektifitas kerja seseorang, dilihat dari grafik standar
kinerja dengan kinerja yang ditunjukan oleh karyawan.
e. Perencanaan Karir
Setiap karyawan memiliki potensi-potensi, manfaat ini menjawab setiap
karyawan memilki jalur karir menurut tugas, tanggung jawab, dan kompetisi yang
karyawan miliki.
f. Public Relation (PR)
Menghubungkan antara pekerja dan perusahaan, mulai dari peraturan
perusahaan, informasi, dan kebijakan yang ada.
2. Quality Control
QC merupakan departemen yang terdiri dari tiga bagian yaitu :
a. QC Material
Bagian ini memiliki tugaas antara lain : menentukan kesediaan spare
part yang akan disuplai ke bagian produksi, menentukan kualitas spare part, dan
menentukan kesesuaian dari sparepart baik dimensi maupun bentuknya.
b. QC Proses
Bagian ini memiliki tugaas antara lain :
- Menentukan proses produksi sesuai standar pabrik.
11
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
12
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
b. Engineering
Bagian ini bertugas sebagai teknisi yang berperan dalam mengawasi dan
mem-back up dari segi engine.
c. Research and Development (RnD)
Bagian ini bertugas untuk meningkatkan mutu dari produkproduk yang
sudah ada serta membuat inovasi agar dihasilkan produk sepeda motor yang lebih
baik dari sebelumnya.
d. Worskshop
Bagian ini bekerja sama dengan maintenance dalam menbuat fasilitas untuk
menunjang kelancaran proses produksi.
5. Accounting
Pada departemen ini memiliki tugas yaitu bertanggung jawab pada proses
yang berhubungan dengan segala pembiayaan dan data dari sejumlah barang
maupun unit sepeda motor yang masuk maupun keluar dari pabrik.
6. Shipping
Departemen ini bertugas mengirimkan atau mendistribusikan unit sepeda
motor yang telah siap kirim ke seluruh Indonesia selain itu juga bertugas mengatur
jumlah, jenis, dan warna sepeda motor yang didistribusikan.
13
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
14
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
New Karya terdapat dua model perbedaanya tidak terlalu banyak hanya pada mesin
saja yang pertama adalah New Karya 150 cc dan kedua adalah New Kaya 200 cc
memiliki panjang 336 cm kemudian klebar 133 cm dan tinggi 135 cm dengan
kapasitas tangki 12,5 liter. Tipe mesin 4 Langkah OHV, Water Cooler (Radiator)
Single Cylinder Vertical.
2. Cross X
Terdapat beberapa macam seri cros x yaitu Viar Cross x 150, Viar Cross x
250 ES, Viar Cross x 250 EC, Viar Croos x 70 mini trail, Viar Cross x 100 mini
trail dan Viar Cross x 200 GT. Pada Cross x 200 GT memiliki panjang 203 cm
15
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
kemudian lebaar 92 cm dan tinggi 136 cm tipe suspensi yang digunakan monoshock
unitrack system dengan mesin empat langkah SOHC.
3. Vortex
Vortex memiliki tipe mesin empat langkah SOHC Water Cooler Radiator
dengan enam gigi transmisi memiliki panjang 213 cm kemudian lebar 86,8 cm dan
tinggi 126 cm dan tpe suspense belakang monoshock.
4. ATV Razor
Terdapat tiga tipe ATV Razor yang pertama adalah Razor 100 SP kemudian
yang kedua adalah Razor 150 UT dan yang ketiga Razor 250 SUT. Pada Razor 250
16
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
SUT memiliki kapasitas tangki 6 liter kemudian tipe mesin empat langkah SOHC
Oil Cooler dengan sistem pengapian DC-CDI. Rangka pada Razor 250 SUT
memiliki panjang 165 cm Lebar 105 cm dan Tinggi 104,5 cm
5. Q1
17
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
18
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Gambar 2.10 Layout Pabrik Viar Motor (PT. VIAR MOTOR, 2019)
A. Gudang
19
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Gambar 2.12 Line Produksi Viar Motor (PT. VIAR MOTOR, 2019)
Produksi memiliki luas sekitar 5.916 m2. Pada produksi terdapat beberapa
bagian sebagai berikut;
a. Line A pada produksi line A digunakan untuk merakit karya dan cross.
b. Line B pada produksi line B digunakan untuk merakit cross dan ATV.
20
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Gambar 2.13 Line Painting Viar Motor (PT. VIAR MOTOR, 2019)
Painting memiliki Luas sekitar 1200 m2. terdapat dua bagian pengecatan
yang pertama untuk pengecetan bagian bak atau kargo yang digunakan karya dan
karya bit kemudian bagian kedua untuk pengecatan body seperti bagian tangki,
spakbor dan bagian headlamp. Pada bagian pengecatan terdapat oven untuk
mempercepat proses pengeringan pada proses pengecatan bak atau kargo bisa
diberikan suhu tinggi untuk proses pengeringan.
D. Office
Office memiliki luas area sebesar 696 m2 yang terdiri dari 24 m x 20 m
berlantai dua kemudian 18 m x 12 m satu lantai pada office terdapat ruang bagian
engineering, PPIC, HRD, RND, dan ruang Meeting.
21
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Pengelasan
Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah
ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan
dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las merupakan sambungan
setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Mengelas
menurut Alip (1989) adalah suatu aktifitas menyambung dua bagian benda atau
lebih dengan cara memanaskan atau menekan atau gabungan dari keduanya
sedemikian rupa sehingga menyatu seperti benda utuh. Penyambungan bisa dengan
atau tanpa bahan tambah (filler metal) yang sama atau berbeda titik cair maupun
strukturnya. Pengelasan dapat diartikan dengan proses penyambungan dua buah
logam sampai titik rekristalisasi logam, dengan atau tanpa menggunakan bahan
tambah dan menggunakan energi panas sebagai pencair bahan yang dilas.
Pengelasan juga dapat diartikan sebagai ikatan tetap dari benda atau logam yang
dipanaskan.Mengelas bukan hanya memanaskan dua bagian benda sampai mencair
dan membiarkan membeku kembali, tetapi membuat lasan yang utuh dengan cara
memberikan bahan tambah atau elektroda pada waktu dipanaskan sehingga
mempunyai kekuatan seperti yang dikehendaki. Kekuatan sambungan las
dipengaruhi beberapa faktor antara lain: prosedur pengelasan, bahan, elektroda dan
jenis kampuh yang digunakan.
22
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
baja karbon, baja tahan karat, aluminium, magnesium, tembaga, nikel, silikon
perunggu, dan paduan permukaan logam berinti tubular. Proses GMAW cocok
untuk aplikasi pengelasan semi otomatis, otomatisasi robot, dan otomatisasi keras.
Pada Las GMAW terdapat dua jenis pembagian berdasarkan jenis gas pelindung
yaitu Proses Las MAG dan Proses Las MIG.
23
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
24
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
25
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
26
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
pengelasan las listrik banyak sekali hal-hal yang membahayakan dan perlu
diperhatikan baik bagi welder, mesin las listrik,dan orang-orang disekitarnya, hal-
hal tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Percikan bunga api yang dapat membahayakan welder maupun mesin las
listrik yang dapat mengenai kulit, mata welder dan masuk kedalam
perangkat-perangkat dalam mesin las listrik, yang semua itu akan
mengganggu berjalannya proses produksi.
2. Asap las listrik dan debu beracun, dapat membahayakan welder dan
orangorang disekelilingnya, asap tersebut dapat mengganggu proses
pernafasan welder.
3. Efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah las listrik yang dapat
membahayakan kesehatan mata dan organ dalam tubuh welder maupun
orang-orang disekelilingnya.
Dalam hal lain welder juga harus memperhatikan mesin las yang
dipakai agar dapat terus digunakan sesuai dengan fungsinya, hal-hal yang harus
diperhatikan antara lain adalah:
1. Percikan bunga api sebaiknya tidak mengenai mesin las listrik.
2. Mesin las listrik sebaiknya dimatikan apabila telah selesai digunakan.
3. Kawat elektroda yang masih aktif dijauhkan atau sebaiknya dihindarkan
dari mesin las listrik.
4. Tidak menaruh benda apapun diatas atau didekat sekitar mesin las listrik.
5. Mesin las listrik dibersihkan dari kotoran dan debu setelah selesai digunakan
agar kotoran dan bebu tidak mengendap didalam mesin las listrik.
6. Melakukan perawatan khusus (shut down) secara berkala agar mesin dapat
berfungsi standart.
7. Sebaiknya tidak melakukan penggerindaan disekitar mesin las listrik,
karena hal tersebut akan menyebabkan serbuk-serbuk besi masuk kedalam
mesin las listrik.
3.5 Studi Kelayakan
Studi kelayakan proyek/investasi merupakan suatu studi untuk menilai
investasi yang akan dikerjakan di masa mendatang. Penilaian disini tidak lain
27
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
𝑇
𝐶𝐹𝑡
∑ 𝑡 − 𝐶𝑜 (3.1)
𝑡−1 (1+𝑟)
Keterangan :
CFt = Net Cash Flow ( arus kas bersih ) pada periode t
Co = Initial Outlay ( investasi awal )
28
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
29
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda:
Keterangan :
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup
investasi mula-mula.
30
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
1. Masukkan satu nilai i yang cukup rendah sehingga NPV positif = 𝑖1 <
𝑁𝑃𝑉1
2. Masukkan suatu nilai i yang cukup tinggi sehingga NPV negative 𝑖2 >
𝑁𝑃𝑉2
3. Lakukan interpolasi linier
Dengan rumus sebagai berikut
𝑁𝑃𝑉1
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 + (𝑁𝑃𝑉 (𝑖2 − 𝑖1 ) (3.3)
1 −𝑁𝑃𝑉2 )
Keterangan :
IRR = Internal Rate of Return
31
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Survey
Lapangan
Studi
Literatur
Pengambilan
data
Analisis dan
pengolahan
data
Kesimpulan
dan Saran
Selesai
Gam
bar Alir Penelitian
Gambar 4.1 Diagram
4.1
4.2 Metode Pengumpulan Data
Diag
Penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan untuk memperoleh
ram
data, diantaranya adalah:
Alir
1. Metode pengambilan data primer
Penel
Yaitu metode dengan cara melakukan survei langsung ke lapangan. Hal ini
itian
mutlak di1akukan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya.
32
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
33
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
34
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Pengembangan Mesin Las Robot Pada Proses Pengelasan Rangka Viar
Karya.
Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis ekonomis dan safety proses
pengelasan menggunakan Robot. Secara teknis, proses pengelasan menggunakan
robot dapat menggantikan peran welder manusia dan dalam proses pekerjaan
pengelasan dimana pada saat ini welder yang bersertifkat 6G di Indonesia masih
sulit dicari. Hal ini tentunya berpengaruh pada durasi pekerjaan dan aspek
ekonomis biaya pengelasan karena akan mengurangi biaya tenaga kerja langsung
yang menggunakan jasa welder pada proses pengelasan, namun perlu diperhatikan
juga biaya investasi pembelian robot las dan biaya pemeliharaan robot las.
35
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Tabel 5.1 Menjelaskan bahwa investasi untuk membeli 1 unit mesin las
robot membutuhkan biaya investasi sebesar Rp. 550.000.000. Sedangkan Tabel 5.2
menjelaskan bahwa untuk membeli 2 mesin las membutuhkan biaya investasi Rp.
26.084.000. Dimana investasi mesin las robot lebih mahal daripada investasi mesin
las konvensional.
5.2.2 Perbandingan Biaya Listrik Mesin Las Robot & Mesin Las Konvensional
Tabel 5.3 Perbandingan Biaya Listrik Las Konvensional dan Las Robot
Las
Rincian Konvensional Las Robot
Total Biaya Listrik Las per Hari Rp. 936.000 Rp. 780.000
Rp.
Total Biaya Listrik Las per Tahun 244.296.000 Rp. 203.580.000
36
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Pada Tabel 5.3 menunjukan bahwa total biaya listrik dalam satu tahun
menggunakan robot sebesar Rp 203.580.000,- sedangkan biaya listrik penggunaan
pengelasan konvesional mengeluarkan biaya sebesar Rp 244.296.000,-. Dari hasil
analisis tersebut biaya listrik pengunaan mesin las robot lebih mahal daripada biaya
listrik menggunakan mesin las konvesional, dengan selisih biaya Rp 40.716.000 per
tahunnya.
5.2.3 Perbandingan Biaya Tenaga kerja Mesin Las Konvensional dan Las Robot
Tabel 5.4 Perbandingan Biaya Tenaga Kerja Las Konvensional dan Las Robot
Perbandingan Biaya Tenaga Kerja Las Konvensional dan Las Robot
Las
Rincian
Konvensional Las Robot
Jumlah tenaga kerja operator las 2 1
Biaya operator las per bulan Rp2.500.000 Rp2.500.000
Total Biaya Operator Las per Bulan Rp5.000.000 Rp2.500.000
Total Biaya Operator Las per Tahun Rp60.000.000 Rp30.000.000
Pada Tabel 5.4 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan biaya yang harus
dikeluarkan untuk membayar gaji tenaga kerja antara menggunakan mesin las
konvensional dan mesin las robot. Dikarenakan jika menggunakan Robotic Welding
jumlah tenaga kerja akan berkurang setengahnya karena tergantikan oleh robot.
Dapat dilihat pada table 5.4 untuk pengurangan biaya tenaga kerja tiap tahun adalah
Rp 30.000.000.
5.2.5 Perhitungan Investasi Kembali dengan Metode NPV
Tabel 5.5 Arus Kas per Tahun
Penghematan = Arus Kas Pertahun
Perbedaan Electricity Rp. 40.716.000
Perbedaan Tenaga Kerja Rp. 30.000.000
Total Rp. 70.716.000
Pada Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari seluruh data yang telah diambil
dapat diketahui bahwa arus kas per tahun jika menggunakan robot las CO2
mengalami penghematan, dengan jumlah pengehematan arus kas per tahunnya
sebesar Rp 70.716.000
37
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
PP = 𝐧 + ((𝒂−𝒃))/((𝒄−𝒃)) 𝒙 𝟏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup
investasi mula-mula.
a = Investasi total awal
b = Jumlah komulatif arus kas pada tahun ke-n
c = Jumlah komulatif arus kas pada tahun ke n+1
PP = 10 + ((550.000.000−75.233.383))/((664.533.383−75.233.383)) 𝑥 1
𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛="10,80564503" tahun = 10 tahun 9 bulan 18 hari
x = ?% 0,208242515 » = 0,208242515
𝑁𝑃𝑉1
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 + (𝑖 − 𝑖1 )
(𝑁𝑃𝑉1 − 𝑁𝑃𝑉2 ) 2
Dengan IRR = 15,4% maka IRR > I (Tingkat suku bunga) yaitu IRR > 8%
berarti project ini layak untuk digunakan/dilaksanakan.
38
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
39
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Studi literatur dilakukan lebih banyak agar metode yang digunakan untuk
menentukan studi kelayakan lebih aktual dan efisien. Contoh dari jurnal
internasional “Feasibility study of the implementation of A.I. automation
40
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
41
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
DAFTAR PUSTAKA
Febri, H,. Triwilaswandio, W,. (2017). Analisis Teknis Dan Ekonomis Kombinasi
Pengelasan Robotic Welding Dengan Welder Konvensional Pada
Sambungan Pipa Struktur Jacket Bangunan Lepas Pantai, Jurnal
Teknik ITS Vol. 6, No. 2. Semarang.
Ahmad, F,. Muhammad, S,. Zahroh, Z,. (2016). Analisis Kelayakan Investasi
Aktiva Tetap ( Studi Pada Pt Pion Berkah Sejahtera ), Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 35 No. 1. Malang.
Miftakhu, Z,. (2011). Analisis Kelayakan Investasi Robot Di Welding Line BCSB
PT. Gemala Kempa Daya, Jurnal Unniversitas Bina Nusantara.
Jakarta.
Jeff. N. (2014). Gas Metal Arc Welding Product and Procedure Selection. USA :
Lincoln Electric Company.
Abdullah, A,. (2009). Analisis Dampak Krisis Global Terhadap Kelayakan PLTA
PAMONA-2, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta.
Nurwati,. Anita, D,. (2012). Analisa Dan Perancangan Helpdesk Untuk Layanan
Mahasiswa FTI Universitas Budi Luhur. Jakarta.
42
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
43