Oleh :
Agustinus Ricky Iswahyudi
NIM. 004201205073
2019
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
ii
PEMILIHAN TOOL HOLDER UNTUK
MENGURANGI PRODUK CACAT PADA PROSES
CNC MILLING DI PT. MITRA KARYA PRESISI
Oleh :
Agustinus Ricky Iswahyudi
NIM: 004201205073
iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
Penulis memananjatkan segala puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya. Penulis sampaikan
ucapan penuh rasa terimaksih kepada pihak-pihak da rekan-rekan yang membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. M. Yani Syafei, MT.selaku Dosen Pembimbing. Terima
kasih bantuan atas dukungan, masukan, dan evaluasi pada penyusunan
skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ing. Erwin Sitompul selaku Dekan Fakultas Teknik President
University.
3. Ibu Ir. Andira, M.T.selaku Kepala Program Studi Teknik Industri President
University.
4. Para dosen di fakultas teknik dan non teknik di President University yang
telah mengajarkan ilmu yang bermanfaat di President University.
5. PT. Mitra Karya Presisi yang telah menyediakan tempat dan fasilitas.
6. Rekan-rekan karyawan di PT. Mitra Karya Presisi yang telah memberikan
dukungan dan masukan serta kesempatan untuk melakukan pengamatan dan
penelitian agar perusahaan dapat berkembang lebih baik.
7. Kedua orang tua yang selalu memberikan semangat serta doa kepada penulis
selama mengikuti kegiatan perkuliahan maupun dalam menyelesaikan
Skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan mahasiswa President University angkatan 2012
Jurusan Teknik Industri atas dukungan, masukan serta kebersamaan baik di
dalam maupun diluar kampus.
9. Semua pihak serta rekan-rekan yang tidak dapat untuk disebutkan satu
persatu yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
v
Penulis sadar, penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan dalam
penulisan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk penyempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.
Penulis berharap skripsi ini dapat digunakan untuk menambah informasi dan
bermanfaat bagi rekan-rekan maupun pihak lain yang berkepentingan yang
berkaitan dengan judul skripsi ini.
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 16
4.4.8 Analisis Data Dari Percobaan Dengan Replikasi Sebanyak 6 Kali ........ 36
viii
4.5 Analisis Perbaikan dengan Oneway Anova ............................................ 38
5.1 Simpulan..................................................................................................... 50
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR ISTILAH
xii
BAB I
PENDAHULUAN
PT. Mitra Karya Presisi, memiliki satu mesin CNC Milling, yakni suatu mesin
untuk proses pembuatan contur atau profilling dari dies dan mold berdasarkan
gambar dari kustomer.yang dibutuhkan dalam proses CNC Milling adalah cutting
tools untuk proses pembuatan profiling atau contur, biasa nya material yang di
proses adalah steel (S45C, SDK, SKT4,dll). Dari rata-rata produksi perbulan
masih terdapat masalah yang timbul yakni part NG dengan presesntase lebih dari
3% untuk produksi spareparts.
Penelitian ini memiliki tujuan agar dapat meminimasi dari presentase part NG
pada produk spareparts dengan identifikasi pada lini produksi mesin CNC Millling.
Waktu penelitian dimulai dari taggal 1 Juli 2018 hingga 31 Agustus 2018 yang
bertempat di PT. Mitra Karya Presisi. Penelitian yang akan dilakukan dengan
menggunakan metode PDCA (Plan, Do, Check, Action) selanjutnya akan
dievaluasi dari aspek biaya dengan ekonomi teknik
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, penelitian yang dilakukan
bertujuan untuk memilih tipe tool hoder yang tepat dalam upaya untuk
mengurangi produk cacat pada proses CNC Milling.
2
1.4 Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki batasan masalah yang telah ditetapkan sebagai berikut:
1. Proses yang akan diamati adalah Mesin CNC Milling.
2. Penelitian dilakukan dari tanggal 1 Juni 2018 – 31 Agustus 2018.
3. Pengambilan data dari bulan Januari 2018 – Juni 2018.
4. Tidak ada lembur selama penelitian berlangsung.
5. Jenis produk yang diamati adalah spareparts untuk Dies Plate dikarenakan
kuota permintaan yang paling tinggi diantara item spareparts yang lain.
1.5 Asumsi
Ada beberapa asumsi dalam penellitian ini agar peneitian tidak keluar dari ruang
lingkup yang telah ditetapkan sebagai berikut:
1. Mesin CNC Milling untuk penelitian dalam kondisi normal.
2. Pengambilan data output produksi diasumsikan memadai.
3
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III diuraikan arahan dari penelitian yang dilakukan dengan
urutan dan sistematika penulisan yang telah ditentukan dari
identifikasi masalah, latar belakang masalahmenjelaskan tahap-
tahap yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian dari awal
hingga akhir penelitian.
BAB IV DATA DAN ANALISIS
Di dalam BAB IV berisi data-data penelitian yang telah dirangkum
kemudian data yang telah didapatkan dilakukan pembandingan
untuk diolah agar didapatkan tool holder yang memiliki presentase
produk NG paling rendahdengan menggunakan metode One Way
Anova.
4
BAB II
STUDI LITERATUR
Bab II berisi materi yang akan dibahas sebagai landasan dalam pemilihan tool
holder yang cocok untuk proses permesinan.
Akurasi hasil akhir dari produktifitas system CNC (Koren, 1983). Sebuah system
CNC pada dasarnya terdiri dari 3 dasar yaitu program yang berisi perintah
pengerjaan, unit pengendalian mesin MCU (Machine Control Unit), dan peralatan
proses. System yang dibentuk oleh ketiga komponen tersebut secara umum
ditunjukkan pada gambar 1. (Groover, 1987)
5
Sumber: Buku Elemen Mesin POLITEKNIK ATMI SURAKARTA
Berbasis dari system dasar mesin CNC, pada gambar 2.1 Program yang dibuat
melalui sofware dan disimulasikan terlebih dahulu untuk melihat apakah program
berjalan dengan baik. Ketika program yang akan diproses sudah bsesuai tanpa
maslah, selanjutnya akan ditransfer ke mesin dan untuk pengecekan program
melalui Machine Control Unit. Ada 2 type control yaitu control Mitsubishi dan
Fanuc. Setelah melewati Control Unit maka program yang sudah di buat akan
running di mesin (Ahmad Arifin, 2012)
Dari gambar 2.2 menjukkan alur informasi untuk persiapan menjalankan program
yang akan berjalan dimesin, melalui Raw Material yang sudah disiapkan serta
program yang sudah dibuat selanjutnya di setting di mesin. Selanjutnya akan
running untuk membuat part sesuai program yang telah di transfer ke mesin
6
2.2 Cuting Tools
Cuting Tools merupakan alat potong untuk memotong benda kerja dengan cara
bersinggugan atau bergesekan dengan material yang akan dikerjakan. Cutting tool
memiliki material dengan bahan dasar yang bervariasi agar dapat memotong
material pada sat di proses. Saat Permesinan beroperasi maka temperature atau
susu dari cutting tools akan mengalami kenaikan karena bersinggungan dengan
material yang di proses. cutting tools dibagi menjadi 4 jenis yaitu untuk material
steel , stainless, alumunium atau material dengan kekerasan tinggi.
Pada gambar 2.3 diatas dijelaskan mengenai tingkatan dari jenis cutting tools baik
dari segi kekeraasan ataupun kandungan yang ada dalam cutting tools. Untuk
mengetahui tepat atau tidak nya cutting tools terhadap material benda kerja yang
akan dikerjakan harus di lakukan test cut atau uji coba terlebih dahulu. Untuk
tingkatan cutting tools dapat di lihat pada gambar 2.4 dibawah ini.
7
Sumber: Sumber: Sumber : e - General Catalog Tungaloy 2017/2018
Chipbreaker adalah bentuk permukaan insert yang terdapat di bagian atas, dan
dimensi alat potong pada insert tersebut yang ditandai lingkaran merah pada pada
gambar 2.4 diatas.
8
Ketahanan aus merupakan karakteristik yang mempengaruhi umur cutting
tool atau lifetime pada proses pemesinan sebelum cutting tool tersebut
diasah ataupun diganti.
4. Kestabilan kimiawi
Kestabilan kimiawi merupakan karakteristik yang harus dipenuhi oleh
bahan benda kerja yang bisa menyebabkan cutting tools tersebut
mengalami aus atau tumpul.
9
c. Tanggung jawab dari manajer dan staff kepada para pekerja dilapangan.
d. Moral yang tinggi dalam membina suatu organisasi
e. Struktur orgaisasi formal yang diciptakan dalam kelompok atau tim
serta lingkaran-lingkaran kualitas.
4. Benchmarking
Dalam suatu proses atau kegiatan dimana kinerja terbaik akan
dipresentasikan sebagai kinerja yang dipilih yang mencangkup didalamnya
standar produk pilihan, jasa, biaya ataupun kebiasaan dari kegiatan dlam
proses atau aktivitas. Berikut ini adalah urutan dalam benchmarking:
a. Menenntukan poin yang akan dijadkan benchmark
b. Membuat kelompok benchmark
c. Relasi-relasi dari benchmark diidentifikasi
d. Informasi benchamark perlu dikumpulkan dan dianalisis
e. Nilai yang sama atau lebih dari benchmark perlu diambil tindakan
10
b. Fungsi Kerugian (Quality Loss Function)
c. Orientasi Sasaran Kualiatas
Orientasi sasaran kualitas adalah definisi dari perbaikan
berkesinambungan dengan maksud kualitas produk tepat sasara.
11
1) Corrective Action atau tindakan perbaikan yang berisikan jawaban
dari maslah yang dihadapi agar target tercapai apabila tidak
tercapainya target dari hasil yang telah dikeluarkan.
2) Standardization Action atau tindakan standarisasi dari cara ataupun
kegiatan yang telah dilaksanakan dan dilaksanakan apabila hasil
mencapai target yang telah ditentukan.
Dari siklus yang telah dijelaskan sebelumnya maka akan kembali lagi ke tahap
Plan agar peningkatan proses dapat dilakukan sehingga siklus untuk peningkatan
proses dapat terus berputar. Terdapat versi lain dari pengembangan PDCA agar
peningkatan dan perbaikan proses dapat dilakukan dengan fungsi yang hamper
sama antara lain:
PDCA = Plan Do Check Action
PDS = Plan Do Study Action
OPDC =Observ Plan Do Check Action (Lean Manufacturing)
DMAIC = Difine, Measure, Analysis, Improve Control (Six Sigma)
12
pengaruhnya. Pendapat lain menyatakan bahwa dari keuntungan percobaan
faktorial ini memiliki nilai efisien yang lebih dari faktor tunggal dimana yang
paling penting adalah percobaan ini dapat menanggulangi dari kesalahan
kesimpulan pada saat terjadi. Keuntungan dari percobaan faktorial
(Montgomery,2001):
• Efisien
• Padat dan jelas dari informasi yang digunakan karena beberapa
interaksi dipelajari
• Dari kombinasi berbagai faktor yang dipelajari, hasil percobaan
dapat diterapkan pada aplikasi yang lebih luas.
Karena nilai dari efisien tersebut maka pada penelitian pecobaan yang akan
dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir dalam penelitian menggunakan metode
anova. Hal ini demikian karena percoban penggantian tool holder dengan 5 item
variasi yang berbeda baik dari jumlah Z dan ukuran dimensi dengan replikasi
sebanyak 6 kali.
Nilai dari komparatif rata-rata k sampel diuji dengan menggunakan metode anova
dimana untuk setiap sampel hanya terdiri dari satu kategori. Pronsip perhitungan
13
pada one way anova prinsip perhitungan yang digunakan sederhana karena total
variance hanya dibagi dengan variance antar perlakuan (between), dan variance
dalam perlakuan (within). Berikut ini adalah langkah untuk menggunakan metode
one way anova :
(a) Menentukan jumlah perlakuan ( k ),
(b) Menentukan jumlah sampel (n),
(c) Kalkulasi jumlah kuadrat total dengan rumus:
(e) Tentukan nilai F-Hitung dengan rumus yang tertera pada tabel
(f) Tentukan nilai F tabel dengan mempertimbangkan
tingkat signifikansi (α)
df antar perlakuan
df dalam perlakuan
Perlu diketahui bahwa uji anova hanya memberikan hasil akhir dari nilai rata-rata
populasi ada atau tidaknya perbedaan. Apabila dari hasil uji diketahui dan
14
dinyatakan signifikan berbeda maka keseluruhan ada perbedaan., namun hal
tersebut belum tentu mengindikasikan adanya perbedaan dari variance tiap grup.
Apabila ingin mengetahui perbedaan tiap individu populasi harus dilakukan uji
lanjut uji LSD atau BNT, Uji Tukey HSD.
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
16
3.3 Identifikasi Masalah
Observasi yang telah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah menentukan
latar belakang masalah yang ditemukan di proses CNC Milling. Dari latar
belakang yang telah ditentukan maka langkah selanjutnya adlah menetapkan dari
rumusan masalah yang ditemukan di proses mesin CNC Milling. Tujuan dari
penelitian diketahui dari rumusan maslah yang telah ditetapkan kemudian
diketahui pula dari tujuan dilakukan penelitian serta batasan yang diperlukan dlam
melakukan penelitian agar tidak menyimpang dari topik penelitian yang telah
ditetapkan. Tujuan yang telah dibuat juga perlu ditentukan asumsi berdasarkan
kondisi perusahaan dan lingkungan kerja, hal ini akan memberi nilai guna dalam
menyelesaikan masalah.
17
1 Berdasarkan data observasi dari bagian Engineering produksi spareprts
mengalami proses yang lama dan tools yang digunakan lebih cepat aus dan
membuat benda kerja banyak yang cacat.
2 Tambahan data observasi pada proses di Mesin CNC Milling pada proses
sapareparts sangat lama sehingga memperngaruhi output perhari nya. .
Setelah mengetahui proses pengerjaan benda kerja membutuhkan waktu yang
lama maka akan dilakukan modifikasi program di mastercam dan pemilihan grade
cutting tools yang cocok untuk proses.
18
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
Dikarenakan mitra kerja serta pelanggan dari PT. Mitra Karya Presisi berada di
wilayah kawasan industri MM2100, Jababeka dan sekitarnya, maka perusahaan
memindahkan aktifitas operasionalnya di kawasan MM2100. Pemindahan
aktifitas operasional dengan maksud untuk ekspansi serta menambah dari jumlah
mesin produksi untuk memenuhi dari proses pengerjaan material yang dibutuhkan
serta memperpendek jarak operasional untuk mengirim barang ke pelanggan dari
berbagai bidang perusahaan manufaktur.
Saat ini produksi untuk sparepart mold dan dies bertambah kuantitas serta
variasinya dari pelanggan untuk mendukung dari proses produksi mereka yang
sudah masuk dalam pesanan oleh pelanggan dapat dilihat pada rangkuman tabel
berikut ini:
19
Tabel 4. 1 Permintaan Dies, Mold dan Spareparts tahun 2013-2017
Tahun
No Description
2013 2014 2015 2016 2017
1 MOLD 48 60 60 72 84
2 DIES 120 131 131 144 156
3 SPAREPARTS 12000 13200 13200 14400 16800
Sumber : Internal Production Dept. PT. MKP
Dari tabel 4.1 diatas diketahui peningkatan permintaan meningkat dari tahun
ketahun. Permintaan dies dan mold di tahun 2017 meningkat seiring dengan
pertumbuhan dunia industri otomotif di Indonesia sebesar 8% pertahun dari tahun
2013 sampai 2017. Hal ini berimbas pada jumlah permintaan khusus nya
kebutuhan sparepart dies dan mold untuk produksi. Dilihat dari tabel 4.1
permintaan yang paling banyak adalah kebutuhan di sparepart. Hal ini dapat
terjadi karena bayaknya parts yang diperlukan untuk menyusun dari sebuah Dies /
Mold. Pada penelitian ini data permintaan sparepart kuantiti sangat mendominasi
namun sebagai batasan penelitian akan diambil data permintaan pada bulan Juni-
Juli bersamaan dengan dimulainya penelitian dilakasanakan. Untuk lebih jelasnya
kuantiti sparepart yang diproduksi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. 2 Permintaan Spareparts Bulan Juni-Juli Tahun 2017
Dapat diketahui pada tabel 4.2 diatas bahwa dari beberapa jenis produk yang
diproduksi yang paling banyak diproduksi adalah jenis sparepart. Dari tabel
diatas jenis produk sparepart akan menjadi objek penelitian dalam penelitian ini.
20
berbeda serta perlakuan proses yang berbeda pula. Kebanyakan dari permintaan
pesanan adalah dari pabrik industri yang bergerak di bidang otomotif. Sedangkan
untuk produksi jenis mold sedikit lebih rumit dari pembuatan dies karena
peruntukannya yang cukup presisi serta faktor kebersihan dari produk jadi yang
diproses di beberapa pabrik industri makanan, seperti mold botol minuman. Akan
tetapi kuota permintaan dari hasil produk ang diproduksi di PT. Mitra Karya
Presisi mayoritas pemesannya adalah pabrik untuk industri otomotif. Dibawah ini
adalah contoh produk untuk mold yang diproses oleh PT. Mitra Karya Pressisi
ditampilkan pada gambar 4.1 berikut ini.
4.1.2 Sparepart
Selain mold dan dies, PT. Mitra Karya Presisi Juga Memproduksi Berbagai
macam sparepart seperti dies punch, holder, dies plate, spacer. Dalam bahan
penelitian yang penulis lakukan batasan yang sudah ditentukan berupa jenis
sparepart yang akan diamati adalah dies plate dimana kuota permintaan dari
pelanggan mendominasi dari pesanan yang diterima perusaaan. Berikut adalah
informasi dari produk yang akan dijadikan sampel dari percobaan berupa gambar
produk pada gambar 4.2 berikut ini.
21
Gambar 4. 2 Sampel Sparepatys untuk Dies Plate
22
Tabel 4. 3 Rekapitulasi Item Sparepart Bulan Januari – Juli 2018
Dari tabel 4.3 diatas dijelaskan bahwa produksi dengan kuota paling tinggi adalah
jenis produk dies plate dengan total produksi sebanyak 4941 pcs, namun terdapat
produk cacat dengan angka prosentase 3.38 % atau sebanyak 167 pcs yang
diproduksi adalah barang yang tidak layak untuk dikirim ke kustomer serta dari
segi kualitas serta dimensi produk.
Dapat diketahui pada tabel 4.3 diatas bahwa produk cacat yang dihasilkan adalah
hasil dari rekapitulasi produksi selama awal semester pada tahun 2018 sebagai
data analisa penelitian yang penulis lakukan. Dari item spareparts pada table
diatas item untuk dies plate memiliki nominal jumlah produk cacat yang paling
tinggi diantara item spareparts yang lain. Tingginya angka produk NG pada item
spareparts dapat dilihat lebih jelas pada gambar 4.3 berikut.
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Dies Punch Holder Dies Plate Spacer Gear
23
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya produk cacat pada proses
produksi spareparts adalah sebagai berikut:
1. Human Error
2. Machine error
3. Insert aus
Namun dari ketiga faktor tersebut faktor insert aus mendudui posisi paling tinggi
adalah insert aus dengan tingkat prosentase mencapai 95.7 % yang dapat dilihat
pada tebel berikut ini.
Tabel 4. 4 Faktor Penyebab Dies Plate Cacat Produksi
Pada tabel 4.4 diatas faktor insert aus cukup besar mempengaruhi terjadinya
produk cacat selama proses produksi. Dari tabel diatas tingginya nilai faktor dari
insert aus dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini.
25
20
15
Produk NG
10
0
Human error Machine error Insert aus
24
Jika dilihat pada grafik pada gambar 5.1 diatas diketahui bahwa penyebab paling
besar terjadinya cacat produk adalah dari segi faktor insert aus dengan total
produk yang dihasilkan sebanyak 22 pcs atau 95.7 % dari total produk cacat
selama dilakukan pengamatan daclam penelitian. Insert aus terjadi karena
tingginya loading produksi dengan bidang proses benda kerja yang lebar dan
panjang untuk satu kali proses benda kerja sedangkan untuk tingkat kekerasan
setiap benda kerja berbeda-beda dan diamater untuk toool holder adalah tetap
sehingga faktor terjadinya insert aus besar kemungkinan terjadi ketika proses
produksi berlangsung.
25
Pada gambar 4.5 diatas diatas dapat diketahui atau dismpulkan dari penyebab
insert tool yang cepat aus adalah material benda kerja serta panjangnya bidang
proses kerja yang dilalui untuk satu kali proses. Untuk menjelaskan dari diagram
fish bone diatas dari faktor-faktor penyebab insert tool aus adalah sebagia berikut:
1. Faktor Insert Tool
Insert tool menjadi permasalahan utama dikarenakan benda kerja ini yang
langsung bergesekan dengan benda kerja dengan bahan baku yang terbuat
dari carbide dimana kekerasannya hamper menyamai dengan kekerasan
batu permata berlian namun ketajaman dari setiap insert tool memiliki
batas pemakaian dikarenakan gesekan dari kedua benda kerja selama
proses produksi maka insert tool akan mendapat gaya dorong dan gaya
tekan serta mendapat gaya putar sebesar 3000 Rpm maka insert tool yang
berjumlah 2 pada tool holder akan mengalami kerusakan pada ujung mata
insert tool.
2. Faktor Material
Untuk fakator material dari insert tool tidak ada masalah karena bahan
baku yang digunakan terbuat dari bahan carbide.
3. Faktor Manusia
Manusia yang mengoperasikan mesin ini memiliki pengalaman dalam
mesin CNC Milling selama 6 tahun.
4. Faktor Metode
Dalam Faktor metode ini, metode yang digunakan sudah terkendali.
26
sebuah proses produksi. Untuk dapat meningkatkan dari jumlah output produksi
serta meminimasi dari cacat produksi yang disebabkan oleh insert tool yang aus
selama proses produksi berangsung maka diperlukan pergantian model dari tool
holder yang saat ini digunakan untuk proses produksi.
25
20
15
Produk NG
10
0
Human error Machine error Insert aus
Dari gambar 4.6 diatas diketahui bahwa salah faktor insert tool cepat aus juga
mempengaruhi tidak tercapainya target produksi harian dikarenakan adanya waktu
produksi yang terpakai untuk melakukan penggantian insert tool.
27
adalah dengan proses perbaikan, fundamental dari proses di manufaktur modern
adalah dengan memperhatikan tentang material, proses dan sistem (Groover and
mikell,2007). Perbaikan yang akan dilakukan dengan fokus pada proses. Proses
perbaikan dengan melakukan uji coba atau ekperimen acak dengan penggantian
cuttingg tool pada mesin milling dengan jumlah insert tool. Dari jenis cutting tool
yang akan digunakan jumlah insert yang digunakan berbeda baik dari jumlah
insert maupun bentuk dimensinya.
Produk pada gambar 4.7 yang akan dilakukan penelitian menggunakan produk
dari Tungaloy yakni spesialis produsen untuk produk general cutting tool yang
didatangkan dari Jepang yang memiliki variasi item pada satu jenis produk tool
holder tersebut dapat dilihat pada gambar item berikut.
28
Sumber : e - General Catalog Tungaloy 2017/2018
Diketahui dari gambar 4.8 diatas terdapat banyak variasi item pada jenis tool
holder yang akan digunakan. Adapun jenis tool holder yang akan digunakan pada
penelitian ini sudah diberi tanda pada gambar diatas adalah sebagai berikut:
1. EXN 03R018 M16 0-02
2. EXN 03R022 M20 0-03
3. EXN 03R025 M25 0-04
4. EXN 03R028 M25 0-05
5. EXN 03R035 M32 0-06
Kelima produk tool holder diatas adalah alat bantu pisau potong dalam
permesinan untuk mesin milling yang dipilih untuk uji percobaan penilitian di PT.
Mitra Karya Presisi.
29
pcs insert tool dengan kode LNMU0303ZER-MJ AH725 dari produsen Tungaloy
yang dapat dilihat pada gambar 4.8 dibawah ini.
Dari gambar 4.9 diatas dapat dilihat seksama bentuk desain serta bentuk
sebenanrya dari etem yang akan dipergunakan pada penelitian ini. Insert tool yang
akan digunakan memiliki beberapa varian yang berbeda pada penggolongan
proses untuk benda kerja di mesin dapat dilihat lebih jeasnya pada gambar 4.10
item berikut ini.
30
Pada gambar 4.8 diketahui bahwa item insert tool yang akan digunakan adalah
item dengan kode LNMU0303ZER-MJ AH725 yang memiliki kapabilitas untuk
proses pada benda kerja dengan kategori material yang lebih bervariasi sehingga
iten dengan kode ini yang akan dipergunakan pada percobaan penelitian. Insert
tool ini memiliki harga untuk tiap pcs sebesar Rp. 106.000,-.
Dari gambar 4.11 diketahui bahwa hasil percobaan pertama yang telah dilakukan
menggunakan tool holder EXN 03 R018 M16 0-02 diperoleh hasil yang kurang
memuaskan dengan presentase cacat 4,17 % dengan output produksi sebanyak 46
31
pcs selama 8 jam sehari. Percobaan pertama ini nilai presentase diatas masih besar
namun tetap akan diperhitungkan dari aspek biaya tiap unit produksinya.
32
Pada percobaan kedua diketahui dari gambar 4.12 diperoleh data yang cukup
menggembirakan namun dengan peningkatan output serta penurunan presentase
produk NG yang tidak banyak, dapat kita simak kalau output produksi yang
diperoleh selama 8 jam kerja adalah sebanyak 58 pcs dengan tingkat presentase
cacat masih tinggi sebesar 3,33 %.
33
Dari gambar 4.13 hasil percobaan ketiga diperoleh hasil yang cukup memuaskan
dengan adanya perbaikan yang lebih bagus baik dari aspek output produksi
maupun pada tingkat produk NG yang dihasilkan selama uji coba berlangsung.
Adapun output produksi yang dihasilkan terdapat kenaikan jika dalam 8 jam
produksi dalam satu hari dan diasumsikan target produksi perbulan sebanyak 2000
pcs, apabila dibuatkan forecast produksi dengan item ini produk yang dihasilkan
dapat mencapai 96pcs X 22 = 2112 pcs tiap bulan.
34
Hasil percobaan ke empat dari gambar 4.14 diperoleh data yang kurang
memuaskan dari percobaan ke tiga namun ada perbaikan pada tingkat output
produksinya namun presentase produk NG lebih baik pada percobaan ke tiga.
Hasil percobaan kelima atau percobaan terakhir dari gambar 4.15 diperoleh data
yang mirip dengan percobaan ke empat. Apabila dilihat pada data hasil percobaan
dengan output paling banyak dari item tool holder yang lain yaitu sebanyak 466
35
pcs dengan tingkat presentase cacat sebanyak 2.92 % dan kesimpulan sementara
untuk item ini mempunyai perbaikan dari aspek output produksi namun tidak pada
tingkat output produk NG yang memiliki jumlah paling banyak diantara ke empat
item tol holder sebelumnya yakni sebanyak 14 pcs.
Hasil Percobaan 1
Tool Holder Output Jumlah Cacat Prosentase Cacat
EXN 03R018 M16 0-02 48 2 4,17
EXN 03R022 M20 0-03 60 2 3,33
EXN 03R025 M25 0-04 96 1 1,04
EXN 03R028 M25 0-05 160 4 2,50
EXN 03R035 M32 0-06 480 14 2,92
Hasil Percobaan 2
Tool Holder Output Jumlah Cacat Prosentase Cacat
EXN 03R018 M16 0-02 48 2 4,17
EXN 03R022 M20 0-03 60 2 3,33
EXN 03R025 M25 0-04 96 1 1,04
EXN 03R028 M25 0-05 160 6 3,75
EXN 03R035 M32 0-06 480 14 2,92
Hasil Percobaan 3
Tool Holder Output Jumlah Cacat Prosentase Cacat
EXN 03R018 M16 0-02 48 2 4,17
EXN 03R022 M20 0-03 60 3 5,00
EXN 03R025 M25 0-04 96 2 2,08
EXN 03R028 M25 0-05 160 9 5,63
EXN 03R035 M32 0-06 480 17 3,54
36
Hasil Percobaan 4
Tool Holder Output Jumlah Cacat Prosentase Cacat
EXN 03R018 M16 0-02 48 1 2,08
EXN 03R022 M20 0-03 60 2 3,33
EXN 03R025 M25 0-04 96 1 1,04
EXN 03R028 M25 0-05 160 5 3,13
EXN 03R035 M32 0-06 480 13 2,71
Hasil Percobaan 5
Tool Holder Output Jumlah Cacat Prosentase Cacat
EXN 03R018 M16 0-02 48 2 4,17
EXN 03R022 M20 0-03 60 2 3,33
EXN 03R025 M25 0-04 96 2 2,08
EXN 03R028 M25 0-05 160 4 2,50
EXN 03R035 M32 0-06 480 13 2,71
Hasil Percobaan 6
Tool Holder Output Jumlah Cacat Prosentase Cacat
EXN 03R018 M16 0-02 48 3 6,25
EXN 03R022 M20 0-03 60 2 3,33
EXN 03R025 M25 0-04 96 1 1,04
EXN 03R028 M25 0-05 160 3 1,88
EXN 03R035 M32 0-06 480 10 2,08
Dari hasil replikasi pada table 4.5 diatas sebanyak enam kali dapat dilihat sekilas
bahwa item tool holder EXN 03R025 M25 0-04 memiliki presentase output NG
paling kecil sedangkan EXN 03R035 M32 0-06 memiliki output produk paling
banyak namun memiliki jumlah produk cacat paling banyak. Dari data replikasi
diatas telah dirangkum kedalam tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4. 6 Rangkuman Percobaan Dengan Enam Kali Replikasi
Dapat diketahui dengan pasti setalah data rangkuman replikasi disusun bahwa
nilai presentasi dari produk cacat pada item tool hoder EXN 03R025 M25 0-04
yang dihasilkan lebih sedikit yaitu dengan nilai sebesar 1,39%.
37
4.5 Analisis Perbaikan dengan Oneway Anova
Sebelum menentukan item tool holder mana yang dipilih untuk proses pada mesin
milling, perlu dilakukan tes agar diketahui data yang meyakinkan dengan iji One
Way Anova dan berikut hasil uji yang telah dilakukan:
Dari hasil perhitungan pada gambar 4.16 diatas diketahui bahwa nilai dari P-
Value adalah 0,000 serta dengan tingkat signifikansi 0.05 maka diperoleh hasil H0
ditolak,
H0 : μ2=μ3=μ4=μ5=μ6
H1 : Ada perlakuan yang berbeda
Dari hipotesis yang telah ditentukan diatas maka tidak benar adanya bahwa dari
ke lima tool holder memiliki dampak pada penurunan dari tingkat produk cacat
dalam produksi di PT. Mitra Karya Presisi. Hasil yang telah diketahui dari uji one
way anova bahwa dalam penelitian ini perlu mengambil keputusan dengan cara
mencari tool holder yang memiliki jumlah paling sedikit dari presentase cacat di
PT. Mitra Karya Presisi yaitu item EXN 03 R025 M25 0-04. Untuk lebih
meyakinkan akan dihitung dari biaya tiap unit produksinya.
38
Dari gambar 4.10 diketahui bahwa rata-rata produk cacat nilai paling kecil
diperoleh tool holder dengan nomor item EXN 03 R025 M25 0-04 sedangkan
pressentase rata-rata produk cacat paling tinggi diperoleh tool holder EXN 03
R018 M16 0-02 dengan presentase 4,16 %.
Untk uji selanjutnya adlah melakukan perbandingan untuk melihat perbedaan
antar tool holder dengan menggunakan uji tukey test yang dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
39
3. EXN 03R018 M16 0-02 subtracted from EXN 03R028 M25 0-05
perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R018
M16 0-02 lebih tinggi dengan presentase 4,17 % dibandingkan EXN EXN
03R028 M25 0-05 yang rata-rata 3,29 %.
4. EXN 03R018 M16 0-02 subtracted from EXN 03R035 M32 0-06
perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R018
M16 0-02 lebih tinggi dengan presentase 4,17 % dibandingkan EXN
03R035 M32 0-06 yang rata-rata 2,81 %.
5. EXN 03R022 M20 0-03 subtracted from EXN 03R025 M25 0-04
perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R022
M20 0-03 lebih tinggi dengan presentase 3,61 % dibandingkan EXN
03R025 M25 0-04 yang rata-rata 1,39 %.
6. EXN 03R022 M20 0-03 subtracted from EXN 03R028 M25 0-05
perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R022
M20 0-03 sedikit lebih tinggi dengan presentase 3,61 % dibandingkan
EXN 03R028 M25 0-05 yang rata-rata 3,29 %.
7. EXN 03R022 M20 0-03 subtracted from EXN 03R035 M32 0-
06perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R022
M20 0-03 lebih tinggi dengan presentase 3,61 % dibandingkan EXN
03R035 M32 0-06yang rata-rata 2,81 %.
8. EXN 03R025 M25 0-04 subtracted from EXN 03R028 M25 0-05
perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R025
M25 0-04 lebih rendah dengan presentase 1,39 % dibandingkan EXN
03R028 M25 0-05 yang rata-rata 3,23 %.
9. EXN 03R025 M25 0-04 subtracted from EXN 03R035 M32 0-06
perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R025
M25 0-04 lebih rendah dengan presentase 1,39 % dibandingkan EXN
03R035 M32 0-06 yang rata-rata2,81 %.
10. EXN 03R028 M25 0-05 subtracted from EXN 03R035 M32 0-06
perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R028
M25 0-05 lebih tinggi dengan presentase 3,2 % dibandingkan EXN
03R035 M32 0-06 yang rata-rata 2,81 %.
40
Dari data yang telah diolah tool holder dengan kode item EXN 03R025 M25 0-04
bahwa tool holder tersebut memiliki tingkat rata-rata produk cacat paling rendah
diantara ke lima item tool holder yang lain dan terendah kedua diikuti oleh item
EXN 03R035 M32 0-06.
HARGA
Tool Holder TOOL INSERT OUTPUT Biaya/Pcs
HOLDER TOOL/SET
EXN 03R025 M25 0-02 Rp3.500.000 Rp212.000,00 48 Rp77.333,33
EXN 03R025 M25 0-03 Rp4.200.000 Rp318.000,00 60 Rp75.300,00
EXN 03R025 M25 0-04 Rp5.400.000 Rp424.000,00 96 Rp60.666,67
EXN 03R025 M25 0-05 Rp6.300.000 Rp530.000,00 160 Rp42.687,50
EXN 03R025 M25 0-06 Rp8.550.000 Rp636.000,00 480 Rp19.137,50
Pada tabel 4.7 diatas dapat kita ketahui dengan jelas bahwa EXN 03R025 M25 0-06
adalah item dengan biaya produksi paling rendah diantara yang lain namun kita
perlu untuk menilik lebih mendalam dari segi biaya untuk masing-masing item
tool holder karena apabila sampai salah dalam mengambil keputusan tidak hanya
kuantiti produk, kualitas serta biaya proses tiap unitnya namun juga kerugian
akibat produk cacat yang tidak laku terjual ke pelanggan dan menjadi produk
dengan value kosong. Berikut ini disajikan untuk unsur-unsur biaya yang
terkandung dalam tiap unit atau pcs yang telah diproduksi baik dengan status
barang “OK” maupun barang dengan status NG yang dikumpulkan pada uji coba
item tool holder yang disajikan pada table 4.9 berikut ini.
41
Tabel 4. 8 Unsur-Unsur Biaya Yang Terkandung Tiap Unit Dies Plate
Dari table 4.8 yang telah disajikanpada tebel diatas bahwa tool holder item EXN
03R025 M25 0-04 memiliki biaya proses untuk setiap unit yang dikerjakan
sebesar Rp. 60.666,67 sedangkan untuk item EXN 03R035 M32 0-06 biaya proses
tiap unit sebesar Rp.19.137,50. Meskipun untuk item EXN 03R035 M32 0-06
memiliki biaya proses paling rendah dibandingkan item EXN 03R025 M25 0-04.
Adapun kerugian biaya yang ditimbulkan dalam 1 hari produksi item tool holder
EXN 03R035 M32 0-06 mendapati kerugian paling tinggi dengan kerugian
dibiaya proses sebesar Rp. 267.925 sedangkan untuk kerugian dari value dies
plate adalah sebesar Rp,4.480.000 dalam satu hari, sehingga apabila kerugian
antara biaya proses dengan value dies plate Rp. 267.925 + Rp,4.480.000 = Rp.
4.747.925,-. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada table 4.10 dibawah ini
mengenai kerugian biaya yang ditimbulkan untuk tiap item.
Tabel 4. 9 Biaya Kerugian yang Ditimbulkan dari Produk Cacat Perhari
Untuk lebih jelas dari tabel 4.9 sebelumnya dapat dilihat pada gambar 4.12 grafik
total kerugian biaya per hari untuk masing-masing item sebagai berikut.
42
Rp4.747.925
Rp1.450.750
Rp794.667 Rp790.600
Rp380.667
Besarnya kerugian dapat ditinjau dari gambar 4.18 pada segi prosesntase cacat
produksi selama penelitian berlangsung, item EXN 03R025 M25 0-04 memiliki
prosentase cacat paling kecil sebesar 1,39% atau jumlah 1 pcs dibandingkan item
EXN 03R035 M32 0-06 dengan prosentase sebesar 2,81% atau 14 pcs yang dapat
dilihat pada tabel 4.10 dibawah ini:
Untuk memahami lebih mendalam mengenai aspek biaya yang dianalisa dapat
disimak pada tabel berikut untuk kerugian biaya yang dialami perusahan untuk
produk NG yang dihasilkan masin-masing item tool holder.
43
Tabel 4. 11 Data Analisa Perbandingan Kerugian Biaya Proses Per Hari
Dari table 4.11 diatas dapat diketahui dari kerugian yang dialami perusahaan dari
item EXN 03R025 M25 0-04 jauh lebih sedikit dibandingkan dengan item EXN
03R035 M32 0-06 dimana item EXN 03R025 M25 0-04 kerugian tiap hari yang
ditimbulkan sebesar Rp. 60.667, sedangan untuk item EXN 03R035 M32 0-06
untuk kerugian yang ditimbulkan perhari jauh lebih besar dengan nominal
kerugian sebesar Rp. 267.925 meskipun dari segi biaya proses per unitnya jauh
lebih murah untuk item EXN 03R035 M32 0-06 dibandingkan item EXN 03R025
M25 0-04 namun pada kenyataannya untuk nilai kerugian yang ditimbulkan
dalam aspek biaya item EXN 03R035 M32 0-06 memiliki nominal kerugian biaya
yang sangat besar, ha ini yang dikarenakan pada kuantiti dari produk NG yang
diahasilkan perhari cukup banyak yakni sebanyak 14 pcs perhari. Dari hasil
analisa yang sudah diolah diatas diketahui bahwa EXN 03R035 M32 0-06 baik
dari segi presentase produk cacat maupun kerugian biaya yang ditimbulkan akibat
adanya produk cacat belum dapat menyaingi dari item EXN 03R025 M25 0-04
meskipun biaya proses produksi lebih mahal. Sehingga dari data yang sudah
diolah serta dianalisa dari beberapa aspek item EXN 03R025 M25 0-04 menjadi
pilihan untuk pilihan perbaikan dalam penelitian ini yang bertujuan untuk
meminimasi dari produk cacat pada proses CNC Milling.
44
atau dapat dikatakan kenaikan produksi sebanyak 43,69 % tiap harinya atau naik
sebanyak 54 pcs perharinya.
Tabel 4. 12 Jumlah Produksi Sebelum Perbaikan
Output Produksi
Bulan Part Ok Part NG Persentase NG
Target Aktual
Output Produksi
Tanggal Persentase NG
Target Aktual Part Ok Part NG
11-Jul - 96 95 1 1,04 %
18-Jul - 96 95 1 1,04 %
25-Jul - 96 94 2 2,08 %
01-Agt - 96 95 1 1,04 %
08-Agt - 96 94 2 2,08 %
15-Agt - 96 95 1 1,04 %
Total 576 568 8 1,39 %
Rata-rata per Replikasi 96 95 1 1,39 %
Dari table 4.12 dan 4.13 yang sudah diuraikan sebelumnya dan dilihat secara
seksama dari tabel yang sudah disajikan terlihat jelas bahwa dari segi presentase
cacat yang didapatkan lebih kecil nilai presentasenya serta dari segi jumlah output
yang dihasilkan mengalami peningkatan.
45
pemilihan tool holder yang mana faktor-faktor tersebut yang akan menjadi kunci
dalam penentuan apakah tool holder yang akan diganti memiliki kreiteria yang
baik dalam meminimasi dari produk cacat, meingkatkan kapasitas produksi serta
menurunkan pengeluaran biaya yang terjadi selama proses produksi. Apabila
faktor-faktor tersebut menampilkan dampak yang positif maka analisis lanjutan ini
akan lebih meyakinkan dlam pengambilan keputusan dimana faktor yang menjadi
pertimbangan adalah sebagai berikut:
1. Faktor Prosentase Cacat yang dihasilkan
2. Faktor Biaya Proses CNC Milling
3. Faktor Biaya Kerugian Produk Cacat
Dari faktor-faktor yang telah disajikan serta terangkum ke dalam grafik dibawah ii
yang akan memberikan gambaran dari tool holder yang dipilih.
1. Faktor Presentase Cacat yang Dihasilkan
3,50%
3,00% 2,92%
2,50%
2,00%
1,50%
1,04%
1,00%
0,50%
0,00%
Sebelum Sesudah
Terlihat dengan jelas perbedaan dari gambar 4.19 presentase rata-rata untuk
produk cacat yang dihasilkan dari kedua item tool holder tersebut dengan
46
penurunan sebesar 1,88 %, terdapat penurunan presentase produk cacat yang
diproses pada mesin CNC Milling setelah dilakukan perbaikan.
2. Faktor Biaya Proses CNC Milling
Rp90.000
Rp80.000 Rp77.333
Rp70.000
Rp60.667
Rp60.000
Rp50.000
Rp40.000
Rp30.000
Rp20.000
Rp10.000
Rp0
Sebelum Sesudah
Berdasar pada gambar 4.20 diatas, ada penurunan dari biaya proses untuk tiap
unitnya dari Rp. 77.333,33/pcs menjadi Rp.60.666,67 /pcs atau ada penurunan
sebesar 21,5 % setelah dilakukan perbaikan.
3. Faktor Biaya kerugian Produk Cacat
Rp180.000
Rp154.667
Rp160.000
Rp140.000
Rp120.000
Rp100.000
Rp80.000
Rp60.667
Rp60.000
Rp40.000
Rp20.000
Rp0
Sebelum Sesudah
Gambar 4. 21 Grafik Kerugian Biaya Proses Per Unit dalam satu hari
47
ditemukan adanya perbaikan yang cukup signifikan dengan penurunan kerugian
untuk perharinya sebanyak 60,78% atau penurunan sebesar Rp. 94000.
Diketahui dari tabel 4.14 diatas adalah rata-rata pendapatan yang diperoleh
perusahaan dari penjualan barang dan jasa dalam satu hari, maka dari tabel diatas
dapat kita bandingkan dengan data tabel 4.15 setelah dilakukan perbaikan
dibawah ini.
Jika dilihat seksama dari kedua tabel diatas untuk rata-rata pendapatan perhari dari
produk spareparts cukup signifikan dari nomonal angka yang diperoleh, hal ini
karena setelah dilakukan perbaikan ditemukan adanya perbaikan dari output
48
produksi, presentasi produk cacat serta pendapatan perhari yang lebih baik. Dari
data di atas telah dirangkum untuk lebih jelasnya ke dalam tabel berikut ini.
Dari tabel 4.16 diatas dapat dilihat dengan jelas perbedaan keuntungan yang
diperoleh cukup signifikan bahkan dari segi output produksi menjadi nilai tolak
ukur keberhasilan dari perbaikan yang telah dilakukan menjadi bukti bahwa
perbaikan dengan penggantian tool holder berdampak signifikan tidak hanya pada
penurunan presentase produk cacat namun juga peningkatan kapasitas produksi
serta keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan.
Rp35.000.000
Rp30.293.333
Rp30.000.000
Rp25.000.000
Rp20.000.000
Rp15.360.000
Rp15.000.000
Rp10.000.000
Rp5.000.000
Rp0
Sebelum Sesudah
Dari penjelasan gambar 4.22 diatas apabila rata-rata hari kerja dalam satu bulan
adalah 22 hari maka dalam satu bulan perusahaan akan mendapat pemasukan
sebesar Rp30.293.333,33 X 22 Hari = Rp. 328.533.333,- selama satu bulan, maka
jika dalam satu tahun pemasukan yang didapatkan sebesar Rp. 3.942.400.000,-
49
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Kesimpulan yang didapat dari penggantian tool holder yang paling cocok serta
dapat meminimasi dari presentase produk cacat yang akan diaplikasikan pada
mesin CNC Milling dimana hasil yang diperoleh adalah tool holder dengan item
EXN 03R025 M25 0-04 yang dapat menurunkan biaya proses tiap unitnya sebesar
Rp. 16.667 dengan kenaikan profit yang diperoleh untuk perharinya sebesar Rp.
14.933.333,00 (Empat Belas Juta Sembilanratus Tiga Puluh Tiga Ribu Tiga Ratus
Tiga Puluh Tiga Rupiah) serta penurunan dari presentase produk cacat perhari
sebesar 1,88 % di proses mesin CNC Milling
5.2 Saran
Dikarenakan keterbatasan waktu dalam penelitian ini, alangkah baiknya untuk
dilakukan penelitian penelitian lebih lanjut dalam pemilihan tool holder yang
lebih bagus dan parameter mesin pada penelitian di waktu yang akan datang.
50
DAFTAR PUSTAKA
51