Anda di halaman 1dari 64

PEMILIHAN TOOL HOLDER UNTUK MENGURANGI

PRODUK CACAT PADA PROSES CNC MILLING DI


PT. MITRA KARYA PRESISI

Oleh :
Agustinus Ricky Iswahyudi
NIM. 004201205073

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademi


Mencapai Gelar Strata Satu
pada Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Industri

2019
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Pemilihan Tool Holder Untuk Mengurangi


Produk Cacat Pada Proses CNC Milling di PT. Mitra Karya
Presisi” yang disusun dan diajukan oleh Agustinus Ricky
Iswahyudi sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar
Strata Satu (S1) pada Fakultas Teknik telah ditinjau dan dianggap
memenuhi persyaratan sebuah skripsi. Oleh karena itu, Saya
merekomendasikan skripsi ini untuk maju sidang.

i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pemilihan Tool Holder


Untuk Mengurangi Produk Cacat Pada Proses CNC Milling di PT.
Mitra Karya Presisi” adalah hasil dari pengetahuan terbaik Saya dan
belum pernah diajukan ke Universitas lain maupun diterbitkan baik
sebagian maupun secara keseluruhan.

ii
PEMILIHAN TOOL HOLDER UNTUK
MENGURANGI PRODUK CACAT PADA PROSES
CNC MILLING DI PT. MITRA KARYA PRESISI

Oleh :
Agustinus Ricky Iswahyudi
NIM: 004201205073

iii
ABSTRAK

Kenaikan pada industri otomotif dengan rata-rata 8% pertahun di Indonesia


memiliki imbas terhadap kenaikan produksi serta permintaan dari kustomer. Tidak
hanya untuk perusahaan manufaktur namun perusahaan industri yang bergerak
dibidang job order seperti permintaan untuk pembuatan jig, fixture, dies, molding
dan lain-lain dimana PT. Mitra Karya Presisi bergerak dibidang tersebut. Jenis
produk yang memiliki kapasitas produksi paling banyak adalah produk untuk
sparepart dies &mold. Diketahui dari rekapitulasi produk cacat yang dirangkum
pada bulan Januari hingga Juni presentase produk cacat rata-rata perbulan sebesar
3,91%. Jumlah presentase tersebut apabila dikonversikan dalam nilai value
kerugian yang dialami perusahaan mencapai Rp. 794.667 perhari. Untuk
meminimasi dari presentasi produk NG serta nilai value kerugian yang dialami PT.
Mitra Karya Presisi dilakukan penelitian dengan uji coba penggantian tool holder
dari produsen TUNGALOY dengan 5 varian item tool holder yang dikomparasi
dalam penelitian ini. Penelitian yang telah dilakukan memberikan hasil dengan
nlai presentase yang paling rendah menggunakan item tool holder dengan item
EXN 03 R025 M25 0-04. Dari rata-rata presentase yang didapat dari 6 kali
rekapitulasi menunjukkan hasil rata-rata presentse NG sebesar 1,39 % dengan
selisih keuntungan yang didapatkan dalam satu hari produksi sebesar
Rp14.933.333 dengan peningkatan kaasitas produksi dari 48 pcs i menjadi 95 pcs
rata-rata produksi perharinya.

Kata Kunci : Dies&mold, Tool Holder, Percobaan, Mengurangi Produk NG.

iv
KATA PENGANTAR

Penulis memananjatkan segala puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya. Penulis sampaikan
ucapan penuh rasa terimaksih kepada pihak-pihak da rekan-rekan yang membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. M. Yani Syafei, MT.selaku Dosen Pembimbing. Terima
kasih bantuan atas dukungan, masukan, dan evaluasi pada penyusunan
skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ing. Erwin Sitompul selaku Dekan Fakultas Teknik President
University.
3. Ibu Ir. Andira, M.T.selaku Kepala Program Studi Teknik Industri President
University.
4. Para dosen di fakultas teknik dan non teknik di President University yang
telah mengajarkan ilmu yang bermanfaat di President University.
5. PT. Mitra Karya Presisi yang telah menyediakan tempat dan fasilitas.
6. Rekan-rekan karyawan di PT. Mitra Karya Presisi yang telah memberikan
dukungan dan masukan serta kesempatan untuk melakukan pengamatan dan
penelitian agar perusahaan dapat berkembang lebih baik.
7. Kedua orang tua yang selalu memberikan semangat serta doa kepada penulis
selama mengikuti kegiatan perkuliahan maupun dalam menyelesaikan
Skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan mahasiswa President University angkatan 2012
Jurusan Teknik Industri atas dukungan, masukan serta kebersamaan baik di
dalam maupun diluar kampus.
9. Semua pihak serta rekan-rekan yang tidak dapat untuk disebutkan satu
persatu yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

v
Penulis sadar, penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan dalam
penulisan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk penyempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Penulis berharap skripsi ini dapat digunakan untuk menambah informasi dan
bermanfaat bagi rekan-rekan maupun pihak lain yang berkepentingan yang
berkaitan dengan judul skripsi ini.

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR ISTILAH .............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

1.4 Batasan Masalah ....................................................................................... 3

1.5 Asumsi ...................................................................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 3

BAB II STUDI LITERATUR ................................................................................. 5

2.1 Pengenalan Perangkat Lunak CAD/CAM dan Mastercam ...................... 5

2.2 Cuting Tools ............................................................................................. 7

2.3 Karakteristik Dalam Penentuan Cutting Tool .......................................... 8

2.4 Total Quality Management (TQM) ........................................................... 9

2.4.1 Dasar dari Konsep TQM ......................................................................... 11

2.5 Metode Rancangan Dengan Menggunakan Metode Faktorial ............... 12

2.5.1 Metode One Way Anova ........................................................................ 13

vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 16

3.1 Langkah-Langkah Penelitian .................................................................. 16

3.2 Observasi Awal ...................................................................................... 16

3.3 Identifikasi Masalah ............................................................................... 17

3.4 Metode Penelitian ................................................................................... 17

3.5 Studi Literatur ......................................................................................... 17

3.6 Analisa Data ........................................................................................... 17

3.7 Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 18

BAB IV DATA DAN ANALISIS ....................................................................... 19

4.1 Ringkasan Proses .................................................................................... 19

4.1.1 Produk Mold dan Dies ............................................................................ 20

4.1.2 Sparepart ................................................................................................. 21

4.2 Pengumpulan Data ................................................................................. 22

4.2.1 Kapasitas Produksi Sparepart Sebelum Perbaikan ................................. 22

4.2.2 Penyebab Cacat Produk .......................................................................... 25

4.3 Analisa Data sebelum Dilakukan Perbaikan .......................................... 26

4.3.1 Usulan Perbaikan .................................................................................... 27

4.4 Proses Perbaikan ..................................................................................... 27

4.4.1 Menentukan Jenis Holder Untuk Penelitian ........................................... 28

4.4.2 Jenis Insert Untuk Penelitian .................................................................. 29

4.4.3 Analisa Data Menggunakan Tool Holder 2 Insert .................................. 31

4.4.4 Analisa Data Menggunakan Tool Holder 3 Insert .................................. 32

4.4.5 Analisis Data Menggunakan Tool Holder 4 Insert ................................. 33

4.4.6 Analisa Data Menggunakan Tool Holder 5 Insert .................................. 34

4.4.7 Analisis Data Menggunakan Tool Holder 6 Insert ................................. 35

4.4.8 Analisis Data Dari Percobaan Dengan Replikasi Sebanyak 6 Kali ........ 36

viii
4.5 Analisis Perbaikan dengan Oneway Anova ............................................ 38

4.5.1 Analisis Data Setelah Dilakukan Perbaikan ........................................... 41

4.5.2 Analisis Data Sebelum Dan Setelah Dilakukan Perbaikan ..................... 44

4.5.3 Rangkuman Analisis Lanjutan Setelah Dilakukan Perbaikan ................ 45

4.5.4 Evaluasi Lanjutan Setelah Dilakukan Perbaikan .................................... 48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 50

5.1 Simpulan..................................................................................................... 50

5.2 Saran ........................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Permintaan Dies, Mold dan Spareparts tahun 2013-2017.................... 20


Tabel 4. 2 Permintaan Spareparts Bulan Juni-Juli Tahun 2017 ............................ 20
Tabel 4. 3 Rekapitulasi Item Sparepart Bulan Januari – Juli 2018 ....................... 23
Tabel 4. 4 Faktor Penyebab Dies Plate Cacat Produksi ........................................ 24
Tabel 4. 5 Hasil Percobaan Dengan Enam Kali Replikasi .................................... 36
Tabel 4. 6 Rangkuman Percobaan Dengan Enam Kali Replikasi ......................... 37
Tabel 4. 7 Biaya Proses Tiap Unit Tool Holder .................................................... 41
Tabel 4. 8 Unsur-Unsur Biaya Yang Terkandung Tiap Unit Dies Plate ............... 42
Tabel 4. 9 Biaya Kerugian yang Ditimbulkan dari Produk Cacat Perhari ............ 42
Tabel 4. 10 Data Prosesntase Produk Cacat Yang Dihasilkan .............................. 43
Tabel 4. 11 Data Analisa Perbandingan Kerugian Biaya Proses Per Hari ............ 44
Tabel 4. 12 Jumlah Produksi Sebelum Perbaikan ................................................. 45
Tabel 4. 13 Output Trial Tool Holder Bulan Juli-Agustus 2018 .......................... 45
Tabel 4. 14 Perhitungan Profit Sebelum Dilakukan Perbaikan............................. 48
Tabel 4. 15 Perhitungan Profit Setelah Dilakukan Perbaikan ............................... 48
Tabel 4. 16 Perbandingan Keuntungan dari Harga Jual Produk dan Jasa ............. 49

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Sistem Dasar Mesin CNC ................................................................. 6


Gambar 2. 2 Proses CNC Milling ........................................................................... 6
Gambar 2. 3 Grade Cutting Tools ........................................................................... 7
Gambar 2. 4 Insert Tool .......................................................................................... 8
Gambar 2. 6 Rumus Perhitungan Kuadrat Total ................................................... 14
Gambar 2. 7 Rumus Perhitungan Jumlah Kuadrat ................................................ 14
Gambar 3. 1 Flow Chart Metodologi Penelitian ................................................... 16
Gambar 4. 1 Mold Untuk Botol Minuman ............................................................ 21
Gambar 4. 2 Sampel Sparepatys untuk Dies Plate ................................................ 22
Gambar 4. 3 Grafik Sparepart untuk Item NG ...................................................... 23
Gambar 4. 4 Presentase Penyebab Cacat Produk Item Dies Plate ........................ 24
Gambar 4. 5 Diagram Ikan Penyebab Insert Cepat Aus ....................................... 25
Gambar 4. 6 Grafik Produk NG ............................................................................ 27
Gambar 4. 7 Insert Tool Item LNMU03-MJ ......................................................... 28
Gambar 4. 8 Variasi Item Tool Holder EXN03 .................................................... 29
Gambar 4. 9 Insert Tool Item LNMU03-MJ ......................................................... 30
Gambar 4. 10 Item Insert Tool LNMU03-MJ ....................................................... 30
Gambar 4. 11 Hasil Trial Tool Holder EXN 03 R018 M16 0-02 ........................ 31
Gambar 4. 12 Hasil Trial Tool Holder EXN 03 R022 M20 0-03 ........................ 32
Gambar 4. 13 Hasil Trial Tool Holder EXN 03 R025 M25 0-04 ........................ 33
Gambar 4. 14 Hasil Trial Tool Holder EXN 03 R028 M25 0-05 ........................ 34
Gambar 4. 15 Hasil Trial Tool Holder EXN 03 R035 M32 0-06 ........................ 35
Gambar 4. 16 Hasil One Way Anova Dengan Ms. Excel ..................................... 38
Gambar 4. 17 Hasil Uji Tukey Kramer ................................................................. 39
Gambar 4. 18 Kerugian yang Ditimbulkan Tiap Item Perhari .............................. 43
Gambar 4. 19 Presentase Produk Cacat Sebelum dan Setelah Perbaikan ............. 46
Gambar 4. 20 Grafik Biaya Proses Per Unit ......................................................... 47
Gambar 4. 21 Grafik Kerugian Biaya Proses Per Unit dalam satu hari ................ 47
Gambar 4. 22 Grafik Perbedaan Keuntungan Setelah Dilakukan Perbaikan ........ 49

xi
DAFTAR ISTILAH

CNC Milling : Mesin dengan spesifikasi khusus untuk


memproses permukaan benda kerja.
Tool Holder : Alat bantu sebagai pegangan pisau
potong di mesi perkakas.

Insert Tool : Terbuat dari material dengan tingkat


kekerasan tertentu sesuai dengan
material benda kerja yang diproses.
Dies : Alat yang berfungsi untuk merubah
bentuk material dengan cara ditekan
hingga hasil akhir seperti bentuk
permukaan bidang dies.
Mold : Sebuah alat yang memiliki fungsi untuk
membuat benda dengan cara
diinjeksikan kedalam mold biasanya
produk terbuat dari plastik.

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan dunia manufaktur yang cukup pesat terutama pada sektor industri,
khususnya pada job order dengan banyak macam variasi ukuran dan bentuk
model permintaan pada dies dan mold untuk pembuatan part di 4w atau 2w. Mold
and dies juga tidak hanya semata-mata pelengkap produksi, tetapi untuk
memudahkan proses manufacture pembuatan part yang dibutuhkan 2w atau 4w.
Akibat dari bertambahnya jumlah permintaaan untuk mold dan dies perusahaan
beorientasi untuk berkembang lebih baik untuk menghadapi dunia global yag
setiap hari semakin berkembang agar tidak tertinggal dari pesatnya perkembangan
di sektor industri otomotif dengan melakukan tindakan perbaikan di sector
tertentu yang memiliki nilai pemborosan dalam produksi.

PT Mitra Karya Presisi merupakan perusahaan manufaktur swasta dengan


spesialisasi pembuatan mold dan dies, selain pembuatan mold dan dies, PT. Mitra
Karya Presisi juga membuat sapre part mesin ataupun JIG. Sasaran pasar nya
adalah perusahaan yang bergerak di bidang automotif. Dengan mayoritas
penjualan lokal, maka pelanggan PT. Mitra Karya Presisi hanya terbatas di
wilayah pulau Jawa. Salah satu daerah permintaan yang cukup besar adalah
Jabodetabek. Dengan presentase permintaan 40% dari total pasar yang telah
dikuasai. Jabodetabek sebagai kota industri yang kebanyakan adalah industri
otomotif, yang setiap tahun mengalami peningkatan produksi mobil dan sepeda
motor yaitu rata-rata mengalami kenaikan 8%. Kenaikan yang terjadi pada sector
industri otomotif juga berdampak pada kenaikan permintaan akan mold dan dies
tiap tahunnya. Permintaan yang meningkat terjadi pada pasar di daerah
Jabodetabek, Semarang, Surabaya, dan Bandung dimana nilai dari permintaan
akan mold dan dies memiliki angka yang cukup tinggi.
Akibat naiknya jumlah permintaan serta agar produk memiliki nilai saing yang
kompetitif maka PT. Mitra Karya Presisi perlu melakukan perbaikan agar dapat
bersaing di sektor pasar idustri otomotif yaitu dengan cara memberikan kualitas
yang bagus, pengiriman cepat, serta harga yang kompetitif.

PT. Mitra Karya Presisi, memiliki satu mesin CNC Milling, yakni suatu mesin
untuk proses pembuatan contur atau profilling dari dies dan mold berdasarkan
gambar dari kustomer.yang dibutuhkan dalam proses CNC Milling adalah cutting
tools untuk proses pembuatan profiling atau contur, biasa nya material yang di
proses adalah steel (S45C, SDK, SKT4,dll). Dari rata-rata produksi perbulan
masih terdapat masalah yang timbul yakni part NG dengan presesntase lebih dari
3% untuk produksi spareparts.

Penelitian ini memiliki tujuan agar dapat meminimasi dari presentase part NG
pada produk spareparts dengan identifikasi pada lini produksi mesin CNC Millling.
Waktu penelitian dimulai dari taggal 1 Juli 2018 hingga 31 Agustus 2018 yang
bertempat di PT. Mitra Karya Presisi. Penelitian yang akan dilakukan dengan
menggunakan metode PDCA (Plan, Do, Check, Action) selanjutnya akan
dievaluasi dari aspek biaya dengan ekonomi teknik

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah dijelaskan , rumusan masalah pada penelitian yang
akan dilakukan adalah bagaimana cara untuk mengurangi produk cacat pada
proses CNC Milling ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, penelitian yang dilakukan
bertujuan untuk memilih tipe tool hoder yang tepat dalam upaya untuk
mengurangi produk cacat pada proses CNC Milling.

2
1.4 Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki batasan masalah yang telah ditetapkan sebagai berikut:
1. Proses yang akan diamati adalah Mesin CNC Milling.
2. Penelitian dilakukan dari tanggal 1 Juni 2018 – 31 Agustus 2018.
3. Pengambilan data dari bulan Januari 2018 – Juni 2018.
4. Tidak ada lembur selama penelitian berlangsung.
5. Jenis produk yang diamati adalah spareparts untuk Dies Plate dikarenakan
kuota permintaan yang paling tinggi diantara item spareparts yang lain.

1.5 Asumsi
Ada beberapa asumsi dalam penellitian ini agar peneitian tidak keluar dari ruang
lingkup yang telah ditetapkan sebagai berikut:
1. Mesin CNC Milling untuk penelitian dalam kondisi normal.
2. Pengambilan data output produksi diasumsikan memadai.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan Laporan Magang ini dibagi menjadi 6 bagian pembahasan,
yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Babini menjelaskan bagaimana penulis melakukan pengamatan dan
penelitian di PT. Mitra Karya Presisi untuk menentukan rumusan
masalah, tujuan, dan juga batasan-batasan pada penelitian dan
asumsi yang telah ditetapkan agar penelitian tidak keluar dari ruang
lingkup penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini menjelaskan teori yang dipergunakan selama penelitian
dilakukan sebagai acuan bagaimana arah perbaikan yang akan
dilakukan di PT. Mitra Karya Presisi di Mesin CNC Milling untuk
pemeilihan tool holder untuk minimasi dari produk cacat yang
dihasilkan..

3
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III diuraikan arahan dari penelitian yang dilakukan dengan
urutan dan sistematika penulisan yang telah ditentukan dari
identifikasi masalah, latar belakang masalahmenjelaskan tahap-
tahap yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian dari awal
hingga akhir penelitian.
BAB IV DATA DAN ANALISIS
Di dalam BAB IV berisi data-data penelitian yang telah dirangkum
kemudian data yang telah didapatkan dilakukan pembandingan
untuk diolah agar didapatkan tool holder yang memiliki presentase
produk NG paling rendahdengan menggunakan metode One Way
Anova.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


Pada Bab V atau yang terakhir menjelaskan dari hasil akhir
pengolahan data Bab IV yang berisi simpulan dan saran untuk
pertimbangan perbaikan yang akan dilakukan di masa yang akan
datang di PT. Mitra Karya Presisi.

4
BAB II
STUDI LITERATUR

Bab II berisi materi yang akan dibahas sebagai landasan dalam pemilihan tool
holder yang cocok untuk proses permesinan.

2.1 Pengenalan Perangkat Lunak CAD/CAM dan Mastercam


Computer-Aided Design and Computer Aided Manufacturing ataubisa disebut
dengan CAD/CAM adalah suatu software untuk desain engineering serta
membuat program agar dapat dikerjakan di proses Mesin CNC. Pada dunia
manufaktur terdapat software atau perangkat lunak yang diperjual belikan seperti
Solidcam, BomCam, MasterCam, Delcam. (Wijanarka, 2002).

Menurut B.Sentot Wijanarka Program mastercamp adalah salah satu software


yang dipakai untuk membuat program di mesin, sehingga mesin dapat berjalan
sesuai dengan gambar atau contur yang kita buat, sebelum di aplikasikan ke
mesin. Dari mastercam bisa di simulasikan terlebih dahulu. Jadi lebih safety dan
meminimalisir mesin nabrak karena salah running program.Menurut Okumoto
dan Matsuzaki (1997), secara konsep, perkembangan perusahaan mold dan dies
dapat dilakukan dengan peningkatan ketelitian produksi yang dapat: mengurangi
pekerjaan (adjusting work), mengurangi tenaga kerja dengan ketrampilan tinggi,
pemanfaatan mesin yang lebih baik, dan menstabilkan kualitas dan hasil produksi.

Akurasi hasil akhir dari produktifitas system CNC (Koren, 1983). Sebuah system
CNC pada dasarnya terdiri dari 3 dasar yaitu program yang berisi perintah
pengerjaan, unit pengendalian mesin MCU (Machine Control Unit), dan peralatan
proses. System yang dibentuk oleh ketiga komponen tersebut secara umum
ditunjukkan pada gambar 1. (Groover, 1987)

5
Sumber: Buku Elemen Mesin POLITEKNIK ATMI SURAKARTA

Gambar 2. 1 Sistem Dasar Mesin CNC

Berbasis dari system dasar mesin CNC, pada gambar 2.1 Program yang dibuat
melalui sofware dan disimulasikan terlebih dahulu untuk melihat apakah program
berjalan dengan baik. Ketika program yang akan diproses sudah bsesuai tanpa
maslah, selanjutnya akan ditransfer ke mesin dan untuk pengecekan program
melalui Machine Control Unit. Ada 2 type control yaitu control Mitsubishi dan
Fanuc. Setelah melewati Control Unit maka program yang sudah di buat akan
running di mesin (Ahmad Arifin, 2012)

Sumber: Buku Elemen Mesin POLITEKNIK ATMI SURAKARTA

Gambar 2. 2 Proses CNC Milling

Dari gambar 2.2 menjukkan alur informasi untuk persiapan menjalankan program
yang akan berjalan dimesin, melalui Raw Material yang sudah disiapkan serta
program yang sudah dibuat selanjutnya di setting di mesin. Selanjutnya akan
running untuk membuat part sesuai program yang telah di transfer ke mesin

6
2.2 Cuting Tools
Cuting Tools merupakan alat potong untuk memotong benda kerja dengan cara
bersinggugan atau bergesekan dengan material yang akan dikerjakan. Cutting tool
memiliki material dengan bahan dasar yang bervariasi agar dapat memotong
material pada sat di proses. Saat Permesinan beroperasi maka temperature atau
susu dari cutting tools akan mengalami kenaikan karena bersinggungan dengan
material yang di proses. cutting tools dibagi menjadi 4 jenis yaitu untuk material
steel , stainless, alumunium atau material dengan kekerasan tinggi.

Sumber: Sumber : e - General Catalog Tungaloy 2017/2018

Gambar 2. 3 Grade Cutting Tools

Pada gambar 2.3 diatas dijelaskan mengenai tingkatan dari jenis cutting tools baik
dari segi kekeraasan ataupun kandungan yang ada dalam cutting tools. Untuk
mengetahui tepat atau tidak nya cutting tools terhadap material benda kerja yang
akan dikerjakan harus di lakukan test cut atau uji coba terlebih dahulu. Untuk
tingkatan cutting tools dapat di lihat pada gambar 2.4 dibawah ini.

7
Sumber: Sumber: Sumber : e - General Catalog Tungaloy 2017/2018

Gambar 2. 4 Insert Tool

Chipbreaker adalah bentuk permukaan insert yang terdapat di bagian atas, dan
dimensi alat potong pada insert tersebut yang ditandai lingkaran merah pada pada
gambar 2.4 diatas.

2.3 Karakteristik Dalam Penentuan Cutting Tool


Bahan dasar dari Cutting Tools adalah Magnesium, dari bahan tersebut di
padatkan sehingga membentuk sebuah rod material untuk Cutting Tools yang
sering disebut dengan carbide. Adapun karakteristik yang dibutuhkan untuk
pemilihan cutting tools :
1. Kekerasan (hardness)
Karakteristik yang hasus dimiliki dari cutting tools adalah kekerasan yang
tingkat kekerasannya melebihi dari benda kerja atau material yang di
proses pada suhu lebih dari 600° C dimana pada suhu tersebut material
dari unsur logam akan mencapai fase austenit.
2. Ketangguhan (toughness)
Ketangguhan merupakan suatu karakteristik di mana ketahanan suatu
cutting tool dalam mengatasi gaya impak pada saat proses pemesinan,
khususnya pada proses yang berlangsung secara terputus-putus, misalnya
pembuatan contur pada mold dan dies.
3. Ketahanan aus

8
Ketahanan aus merupakan karakteristik yang mempengaruhi umur cutting
tool atau lifetime pada proses pemesinan sebelum cutting tool tersebut
diasah ataupun diganti.
4. Kestabilan kimiawi
Kestabilan kimiawi merupakan karakteristik yang harus dipenuhi oleh
bahan benda kerja yang bisa menyebabkan cutting tools tersebut
mengalami aus atau tumpul.

2.4 Total Quality Management (TQM)


Total Quality Management atau biasa disingkat TQM yang berasal dari tiga kata
yaitu total, quality serta , management management dengan fikus utama mutu atau
kualitas. Penerapan TQM secara efektif menurut pendapat Heizer (2011, 233)
terdapat enam konsep dalam penerapannya sebagai berikut:
1. Perbaikan secara terus-menerus (continuous improvement)
Dalam konsep TQM membutuhkan perbaikan yang terus-menerus yang
mana termasuk dalam hal ini adalah manusia, perlengkapan, pemasok,
material atau bahan, dan tata cara atau prosedur. Filosofi ini memiliki
dasar bahwa segala aspek operasi yang berada di perusahaan dapat
diperbaiki dengan tujuan bahwa kesempurnaan tidak akan dapat pernah
dicapai namun akan selalu diusahakan.
2. Six Sigma
Agar waktu dapat dihemat, kualitas meningkat, serta biaya yang dapat
diminimasi merupakan program untuk six sigma dengan focus kepada total
kepuasan pelanggan, six sigma improvement model formal dengan rutin
serta seperangkat perangkat agar dapat diperoleh juga dipertahankan dari
kesuksesan suatu bisnis.
3. Pemberdayaan kerja
Dalam setiap langkah proses produksi yang melibatkan para pekerja
memiliki beberapa cara agar dapat diberdayakan sebagai berikut:
a. Jaringan komunikasi yang dibina dengan melibatkan para pekerja
b. Memberi arahan serta masukan agar pekerja memiliki sifat terbuka
serta mendukung.

9
c. Tanggung jawab dari manajer dan staff kepada para pekerja dilapangan.
d. Moral yang tinggi dalam membina suatu organisasi
e. Struktur orgaisasi formal yang diciptakan dalam kelompok atau tim
serta lingkaran-lingkaran kualitas.
4. Benchmarking
Dalam suatu proses atau kegiatan dimana kinerja terbaik akan
dipresentasikan sebagai kinerja yang dipilih yang mencangkup didalamnya
standar produk pilihan, jasa, biaya ataupun kebiasaan dari kegiatan dlam
proses atau aktivitas. Berikut ini adalah urutan dalam benchmarking:
a. Menenntukan poin yang akan dijadkan benchmark
b. Membuat kelompok benchmark
c. Relasi-relasi dari benchmark diidentifikasi
d. Informasi benchamark perlu dikumpulkan dan dianalisis
e. Nilai yang sama atau lebih dari benchmark perlu diambil tindakan

Dalam benchmark menggunakan nilai atau ukuran kinerja khusus seperti


persentase NG, biaya produksi tiap unit, waktu proses tiap unit, waktu
layanan yang direspon,hasil investasi yang dikembalikan, taraf kepuasan
pelanggan, serta taraf ingatan pelanggan.
5. Just In Time (JIT)
JIT diadakan agar dapat mendukung kegiatan perbaikan secara terus-
menerus dengan system yang baik dan mudah dalam aplikasinya dimana
memproduksi barang kemudian mengantarkan saat permintaan ada dengan
berkaitan kualitas dalam mengurangi biaya kualitas dan meningkatkan
kualitas. Sedikitnya persediaan berarti kualitas yang baik dengan system
yang baik pula juga mudah dalam aplikasinya. JIT memiliki tujuan agar
kinerja produksi yang buruk dapat dilindungi arena tidak dapat
diandalakannya kualitas. Apabila konsisten kualitasnya maka, biaya yang
berhubungan dengan persediaan dapat dikurangi oleh perusahaaan.
6. Dengan tujuan agar kualitas produk beserta prosesnya dapat diperbaiki,
terdapat tiga konsep yang diberikan oleh Genichi Taguchi:
a. Kualitas yang kuat (Quality Robustness)

10
b. Fungsi Kerugian (Quality Loss Function)
c. Orientasi Sasaran Kualiatas
Orientasi sasaran kualitas adalah definisi dari perbaikan
berkesinambungan dengan maksud kualitas produk tepat sasara.

2.4.1 Dasar dari Konsep TQM


TQM berdasar pada tindakan perbaikan yang terus-menerus seperti sebuah
lingkaran yang tiada akhir yang merupakan konsep dari PDCA (Plan, Do, Check,
Act) yang diperkenalkan oleh oleh Dr. William Edwards Deming seorang ahli
manajemen tentang kualitas dari Amerika Serikat. Heizer dan Render (2011)
menjelaskan secara singkat mengenai siklus yang terdapat pada PDCA:
a. Plan (Merencanakan)
Plan merupakan tahapan awal untuk menentukan sasaran yang ingin
dicapai dalam permasalahan yang iiingggin diselesaikan maupun
peningkatan proses produksi selanjutnya menetapkan metode apa yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan dari sasaran yang sudah ditentukan
tersebut. Pada tahap awal juga termasuk didalamnya pembentukan tim
perbaikan juga melakukan sosialisasi serta pelatihan-pelatihan terhadap
SDM di dalam tim serta batas waktu perencanaan yang sudah ditentukan.
b. Do (Pelaksanaan)
Pada tahapan ini semua uang sudah disusun sebelumnya termasuk
didalamnya proses, produksi begitu juga dengan pengumpulan data yang
nantinya kan digunakan pada tahap berikutnya.
c. Check (Periksa)
Check merupakan tahapan dimana semua hasil yang telah diterapkan di
tahap Do diperiksa kemudian ditinjau yang selanjutnya dipelajari utuk
membandinkan dari actual terhadap target ketepatan dari jadwal yang telah
disusun sebelumnya.
d. Act (Bertindak)
Pada tahap ini merupakan pengambilan tindakan dari tahapan sebelumnya
dimana ada dua tindakan berdasarkan hasil yang akan dicapai:

11
1) Corrective Action atau tindakan perbaikan yang berisikan jawaban
dari maslah yang dihadapi agar target tercapai apabila tidak
tercapainya target dari hasil yang telah dikeluarkan.
2) Standardization Action atau tindakan standarisasi dari cara ataupun
kegiatan yang telah dilaksanakan dan dilaksanakan apabila hasil
mencapai target yang telah ditentukan.

Dari siklus yang telah dijelaskan sebelumnya maka akan kembali lagi ke tahap
Plan agar peningkatan proses dapat dilakukan sehingga siklus untuk peningkatan
proses dapat terus berputar. Terdapat versi lain dari pengembangan PDCA agar
peningkatan dan perbaikan proses dapat dilakukan dengan fungsi yang hamper
sama antara lain:
PDCA = Plan Do Check Action
PDS = Plan Do Study Action
OPDC =Observ Plan Do Check Action (Lean Manufacturing)
DMAIC = Difine, Measure, Analysis, Improve Control (Six Sigma)

2.5 Metode Rancangan Dengan Menggunakan Metode Faktorial


Percobaan dengan metoda faktorial merupakan salah satu metoda dalam ilmu
statistika yang memiliki aplikasi di berbagai bidang seperti farmasi, kesihatan,
pertanian, biologi, industri, ekonomi, dan sebagainya. Percobaan memiliki tujuan
untuk menemukan suatu hal baru dengan mengkonfirmasi nilai suatu yang telah
diketahui ataupun dengan membandingkan dari dampak-dampak pada suatu
kondisi fenomena yang berbada (Widasari, 2008). Rangkaian Percobaan yang
dilakukan memiliki tujuan mengamati dari faktor pengamatan yang dipengaruhi
oleh faktor pengamatan. Suatu percobaan tentang sekumpulan dari perlakuan yang
terdiri atas semua kombinasi dari kemungkinan taraf beberapa faktor disebut
dengan percobaan faktorial dimana kombinasi lebih dari satu level faktor dan
level faktor yang lain.

Pada umumnya percobaan faktorial dapat dikatakan sebagai percobaan yang


berguna dalam penelitian akan suatu hal dengan beberapa faktor sebagai

12
pengaruhnya. Pendapat lain menyatakan bahwa dari keuntungan percobaan
faktorial ini memiliki nilai efisien yang lebih dari faktor tunggal dimana yang
paling penting adalah percobaan ini dapat menanggulangi dari kesalahan
kesimpulan pada saat terjadi. Keuntungan dari percobaan faktorial
(Montgomery,2001):

• Efisien
• Padat dan jelas dari informasi yang digunakan karena beberapa
interaksi dipelajari
• Dari kombinasi berbagai faktor yang dipelajari, hasil percobaan
dapat diterapkan pada aplikasi yang lebih luas.

2.5.1 Metode One Way Anova


Untuk menganalisa daru suatu varian maka dapat digunaka metoda anova yang
merupakan salah satu alat analisis dalam statistik. Keragaman keseluruhan data
metode anova menjadi komponen sebagai alat ukur dari berbagai sumber
keragaman yang dikumpulkan yang dikembang pada tahun 1918 oleh Ronald
Fisher. Nilai dari keseragaman yang telah diketahui maka akan dikaitkan dengan
factor percobaan. Dari beberapa percobaan yang dibandingkan dengan distribusi F,
penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternative (Walpole, 1995).

Ho : Tidak terdapat perbedaan rata rata respon pada semua perlakuan


H1 : Minimal ada sepasang perbedaan rata rata respon pada percobaan

Karena nilai dari efisien tersebut maka pada penelitian pecobaan yang akan
dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir dalam penelitian menggunakan metode
anova. Hal ini demikian karena percoban penggantian tool holder dengan 5 item
variasi yang berbeda baik dari jumlah Z dan ukuran dimensi dengan replikasi
sebanyak 6 kali.

Nilai dari komparatif rata-rata k sampel diuji dengan menggunakan metode anova
dimana untuk setiap sampel hanya terdiri dari satu kategori. Pronsip perhitungan

13
pada one way anova prinsip perhitungan yang digunakan sederhana karena total
variance hanya dibagi dengan variance antar perlakuan (between), dan variance
dalam perlakuan (within). Berikut ini adalah langkah untuk menggunakan metode
one way anova :
(a) Menentukan jumlah perlakuan ( k ),
(b) Menentukan jumlah sampel (n),
(c) Kalkulasi jumlah kuadrat total dengan rumus:

Gambar 2. 5 Rumus Perhitungan Kuadrat Total

(d) Hitung jumlah kuadrat perlakuan dengan rumus:

Gambar 2. 6 Rumus Perhitungan Jumlah Kuadrat

(e) Tentukan nilai F-Hitung dengan rumus yang tertera pada tabel
(f) Tentukan nilai F tabel dengan mempertimbangkan
 tingkat signifikansi (α)
 df antar perlakuan
 df dalam perlakuan

(g) Bandingkanlah harga F Hitung dengan F tabel,


1. Bila F Hitung < F tabel, maka Ho diterima, yang berarti rata-rata kedua
perlakuan tidak berbeda secara signifikan,
2. Bila F Hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti
rata-rata kedua perlakuan berbeda secara signifikan.

Perlu diketahui bahwa uji anova hanya memberikan hasil akhir dari nilai rata-rata
populasi ada atau tidaknya perbedaan. Apabila dari hasil uji diketahui dan

14
dinyatakan signifikan berbeda maka keseluruhan ada perbedaan., namun hal
tersebut belum tentu mengindikasikan adanya perbedaan dari variance tiap grup.
Apabila ingin mengetahui perbedaan tiap individu populasi harus dilakukan uji
lanjut uji LSD atau BNT, Uji Tukey HSD.

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Langkah-Langkah Penelitian


Untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di perusahaan maka langkah-
langkah yang dilakukan disajikan pada gambar 3.1 dibawah ini.

Gambar 3. 1 Flow Chart Metodologi Penelitian

3.2 Observasi Awal


Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah melakukan observasi pada proses CNC
Milling kemudian wawancara dengan Supervisor PT. Mitra Karya Presisi beserta
staff engineering hingga operator untuk mengetahui bagaimana kondisi pada area
kerja yang diamati

16
3.3 Identifikasi Masalah
Observasi yang telah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah menentukan
latar belakang masalah yang ditemukan di proses CNC Milling. Dari latar
belakang yang telah ditentukan maka langkah selanjutnya adlah menetapkan dari
rumusan masalah yang ditemukan di proses mesin CNC Milling. Tujuan dari
penelitian diketahui dari rumusan maslah yang telah ditetapkan kemudian
diketahui pula dari tujuan dilakukan penelitian serta batasan yang diperlukan dlam
melakukan penelitian agar tidak menyimpang dari topik penelitian yang telah
ditetapkan. Tujuan yang telah dibuat juga perlu ditentukan asumsi berdasarkan
kondisi perusahaan dan lingkungan kerja, hal ini akan memberi nilai guna dalam
menyelesaikan masalah.

3.4 Metode Penelitian


Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode
faktorial untuk pengumpulam data yang dilanjutkan dengan menggunakan metode
oneway anova untuk memilih tool holder yang memiliki kriteria yang tepat serta
dapat meminimasi dari produk cacat yang dihasilkan. Metode penelitian ini akan
digunakan sebagai acuan dalam analisa data setelah semua data dikumpulkan.

3.5 Studi Literatur


Untuk mendukung penyelesaian dari perumusan masalah yang telah ditetapkan
maka perlu untuk mengumpulkan serta merangkum data yang telah diperoleh baik
data dari perusahaan, lapangan maupun masukan dari staff dan operator produksi.
Maka studi literatur diperlukan guna memperkuat kegiatan dan hasil penelitian
yang dilakukan.

3.6 Analisa Data


Langkah selanjutnya setelah data dikumpulkan adalah merangkumnya serta
mengolah untuk menentukan hasil akhir dalam menentukan tool holder yang
dapat meminimasi dari presentase produk NG pada proses CNC Milling PT. Mitra
Karya Presisi.

17
1 Berdasarkan data observasi dari bagian Engineering produksi spareprts
mengalami proses yang lama dan tools yang digunakan lebih cepat aus dan
membuat benda kerja banyak yang cacat.
2 Tambahan data observasi pada proses di Mesin CNC Milling pada proses
sapareparts sangat lama sehingga memperngaruhi output perhari nya. .
Setelah mengetahui proses pengerjaan benda kerja membutuhkan waktu yang
lama maka akan dilakukan modifikasi program di mastercam dan pemilihan grade
cutting tools yang cocok untuk proses.

3.7 Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan dan saran berisikan hasil penarikan dari analisis data yang menjadi
hasil akhir sebagai jawaban dari rumusan masalah serta saran kepada perusahaaan
dari hasil akhir penelitian yang dapat digunakan sebagai arahan untuk rencana
perbaikan yang akan datang.

18
BAB IV
DATA DAN ANALISIS

4.1 Ringkasan Proses


Didirikan ole seorang investor bersama dengan dua orang rekan bisnis pada tahun
2012 PT Mitra Karya Presisi berdiri dengan bergerak dibidang manufaktur serta
trading company di pergudangan Bispark Jakarta Timur untuk mendukung
industri manufaktur di area Jabodetabek yang menjajikan.

Dikarenakan mitra kerja serta pelanggan dari PT. Mitra Karya Presisi berada di
wilayah kawasan industri MM2100, Jababeka dan sekitarnya, maka perusahaan
memindahkan aktifitas operasionalnya di kawasan MM2100. Pemindahan
aktifitas operasional dengan maksud untuk ekspansi serta menambah dari jumlah
mesin produksi untuk memenuhi dari proses pengerjaan material yang dibutuhkan
serta memperpendek jarak operasional untuk mengirim barang ke pelanggan dari
berbagai bidang perusahaan manufaktur.

Meskipun perusahaan belum lama berdiri, namun tindakan untuk melakukan


perbaikan disegala aspek selalu dilakukan serta inovasi dengan menjaga kualitas
dan kuantitas dari permintaan pelanggan agar dapat mendukung berbagai
perusahaan manufaktur yang berbeda-beda agar dapat melakukan aktifitas
produksi untuk memenui permintaan pelanggan mereka. Produk-produk yang
diproses berupa mold dan dies dan juga sparepart baik dari mold dan dies yang
berbeda-beda dengan tingkat akurasi yang mencapai micron dalam setiap proses
pengerajannya.

Saat ini produksi untuk sparepart mold dan dies bertambah kuantitas serta
variasinya dari pelanggan untuk mendukung dari proses produksi mereka yang
sudah masuk dalam pesanan oleh pelanggan dapat dilihat pada rangkuman tabel
berikut ini:

19
Tabel 4. 1 Permintaan Dies, Mold dan Spareparts tahun 2013-2017

Tahun
No Description
2013 2014 2015 2016 2017
1 MOLD 48 60 60 72 84
2 DIES 120 131 131 144 156
3 SPAREPARTS 12000 13200 13200 14400 16800
Sumber : Internal Production Dept. PT. MKP

Dari tabel 4.1 diatas diketahui peningkatan permintaan meningkat dari tahun
ketahun. Permintaan dies dan mold di tahun 2017 meningkat seiring dengan
pertumbuhan dunia industri otomotif di Indonesia sebesar 8% pertahun dari tahun
2013 sampai 2017. Hal ini berimbas pada jumlah permintaan khusus nya
kebutuhan sparepart dies dan mold untuk produksi. Dilihat dari tabel 4.1
permintaan yang paling banyak adalah kebutuhan di sparepart. Hal ini dapat
terjadi karena bayaknya parts yang diperlukan untuk menyusun dari sebuah Dies /
Mold. Pada penelitian ini data permintaan sparepart kuantiti sangat mendominasi
namun sebagai batasan penelitian akan diambil data permintaan pada bulan Juni-
Juli bersamaan dengan dimulainya penelitian dilakasanakan. Untuk lebih jelasnya
kuantiti sparepart yang diproduksi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. 2 Permintaan Spareparts Bulan Juni-Juli Tahun 2017

No. Produk Jumlah Satuan


1 Dies 6 Set
2 Mold 6 Set
3 Sparepart 1160 Pcs
Sumber : Internal Production Dept. PT. MKP

Dapat diketahui pada tabel 4.2 diatas bahwa dari beberapa jenis produk yang
diproduksi yang paling banyak diproduksi adalah jenis sparepart. Dari tabel
diatas jenis produk sparepart akan menjadi objek penelitian dalam penelitian ini.

4.1.1 Produk Mold dan Dies


Produk utama dari PT. Mitra Karya Presisi adalah Dies dan Mold dengan berbagai
jenis dan bentuk. Dari beberapa permintaan untuk dies yang diproduksi ada
beberapa dies stamping dan dies forging yang diproduksi dengan bahan baku yang

20
berbeda serta perlakuan proses yang berbeda pula. Kebanyakan dari permintaan
pesanan adalah dari pabrik industri yang bergerak di bidang otomotif. Sedangkan
untuk produksi jenis mold sedikit lebih rumit dari pembuatan dies karena
peruntukannya yang cukup presisi serta faktor kebersihan dari produk jadi yang
diproses di beberapa pabrik industri makanan, seperti mold botol minuman. Akan
tetapi kuota permintaan dari hasil produk ang diproduksi di PT. Mitra Karya
Presisi mayoritas pemesannya adalah pabrik untuk industri otomotif. Dibawah ini
adalah contoh produk untuk mold yang diproses oleh PT. Mitra Karya Pressisi
ditampilkan pada gambar 4.1 berikut ini.

Gambar 4. 1 Mold Untuk Botol Minuman

4.1.2 Sparepart
Selain mold dan dies, PT. Mitra Karya Presisi Juga Memproduksi Berbagai
macam sparepart seperti dies punch, holder, dies plate, spacer. Dalam bahan
penelitian yang penulis lakukan batasan yang sudah ditentukan berupa jenis
sparepart yang akan diamati adalah dies plate dimana kuota permintaan dari
pelanggan mendominasi dari pesanan yang diterima perusaaan. Berikut adalah
informasi dari produk yang akan dijadikan sampel dari percobaan berupa gambar
produk pada gambar 4.2 berikut ini.

21
Gambar 4. 2 Sampel Sparepatys untuk Dies Plate

4.2 Pengumpulan Data


Untuk dapat meneruskan sebuah penelitian yang sudah disusun sebelumnya maka
diperlukan pengumpulan data-data terlebih dahulu. Data-data yang sudah
dikumpulkan nantinya akan dilakukan analisa secara mendalam agar hasil
penelitian yang didapatkan lebih baik dari sebelum dilakukan penelitian. Dari
data-data yang akan dilakukan analisa, berikut ini adalah data-data yang dapat
dikumpulkan dalam pengerjaan laporan penelitian ini.

4.2.1 Kapasitas Produksi Sparepart Sebelum Perbaikan


Kapasitas perhari PT. Mitra Karya Presisi untuk menghasilkan Dies, Mold, dan
Sparepart dalam satu bulan adalah 6 Set Mold, 11 Set Dies dan 1160 Pcs untuk
Sparepart. Dalam 1 hari ada 9 jam kerja dikurang waktu istirahat 1 jam, jadi
waktu efektif untuk bekerja 8 jam. Untuk menyelesaikan 1 spareparts untuk tipe
yang akan diamati membutuhkan waktu 10 menit proses di mesin. Maka dalam 1
hari menghasilkan 48 pcs Spareparts. Untuk lebih detail mengenai produk
sparepart yang diproduksi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

22
Tabel 4. 3 Rekapitulasi Item Sparepart Bulan Januari – Juli 2018

Produk Produk Prosentase


No. Produk Jumlah Satuan
OK NG cacat

1 Dies Punch 26 Pcs 24 2 7,69


2 Holder 398 Pcs 372 26 6,53
3 Dies Plate 4941 Pcs 4774 167 3,38
4 Spacer 380 Pcs 362 18 4,74
5 Gear 117 Pcs 108 9 7,69
Total 5862 Pcs 222 3,79
Sumber : Internal QA PT. MKP

Dari tabel 4.3 diatas dijelaskan bahwa produksi dengan kuota paling tinggi adalah
jenis produk dies plate dengan total produksi sebanyak 4941 pcs, namun terdapat
produk cacat dengan angka prosentase 3.38 % atau sebanyak 167 pcs yang
diproduksi adalah barang yang tidak layak untuk dikirim ke kustomer serta dari
segi kualitas serta dimensi produk.

Dapat diketahui pada tabel 4.3 diatas bahwa produk cacat yang dihasilkan adalah
hasil dari rekapitulasi produksi selama awal semester pada tahun 2018 sebagai
data analisa penelitian yang penulis lakukan. Dari item spareparts pada table
diatas item untuk dies plate memiliki nominal jumlah produk cacat yang paling
tinggi diantara item spareparts yang lain. Tingginya angka produk NG pada item
spareparts dapat dilihat lebih jelas pada gambar 4.3 berikut.

180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Dies Punch Holder Dies Plate Spacer Gear

Gambar 4. 3 Grafik Sparepart untuk Item NG

23
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya produk cacat pada proses
produksi spareparts adalah sebagai berikut:

1. Human Error
2. Machine error
3. Insert aus

Namun dari ketiga faktor tersebut faktor insert aus mendudui posisi paling tinggi
adalah insert aus dengan tingkat prosentase mencapai 95.7 % yang dapat dilihat
pada tebel berikut ini.
Tabel 4. 4 Faktor Penyebab Dies Plate Cacat Produksi

Faktor Produk NG Prosentase


Human error 1 4,3 %
Machine error 0 0%
Insert aus 22 95,7 %

Pada tabel 4.4 diatas faktor insert aus cukup besar mempengaruhi terjadinya
produk cacat selama proses produksi. Dari tabel diatas tingginya nilai faktor dari
insert aus dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini.
25

20

15

Produk NG
10

0
Human error Machine error Insert aus

Gambar 4. 4 Presentase Penyebab Cacat Produk Item Dies Plate

24
Jika dilihat pada grafik pada gambar 5.1 diatas diketahui bahwa penyebab paling
besar terjadinya cacat produk adalah dari segi faktor insert aus dengan total
produk yang dihasilkan sebanyak 22 pcs atau 95.7 % dari total produk cacat
selama dilakukan pengamatan daclam penelitian. Insert aus terjadi karena
tingginya loading produksi dengan bidang proses benda kerja yang lebar dan
panjang untuk satu kali proses benda kerja sedangkan untuk tingkat kekerasan
setiap benda kerja berbeda-beda dan diamater untuk toool holder adalah tetap
sehingga faktor terjadinya insert aus besar kemungkinan terjadi ketika proses
produksi berlangsung.

4.2.2 Penyebab Cacat Produk


Penyebab Insert tool yang sering aus atau sering ganti sudah dijelaskan
sebelumnya mengenai benda kerja yag akan diproses memiliki bidang kerja yang
panjang serta lebar. Sedangkan diameter tool holder dengan jumlah 2 insert tool
akan membutuhkan waktu cukup lama untuk bidang kerja yang luas serta
bervariasinya kekerasan pada tiap material yang berbeda-beda dengan kecepatan
putar spindle tool holder sebesar 3000 rpm dipastikan insert tool akan cepat aus.
Untuk menggambarkan penyebab dari insert tool cepat aus dapat dilihat pada
gambar digram fish bone berikut ini.

Gambar 4. 5 Diagram Ikan Penyebab Insert Cepat Aus

25
Pada gambar 4.5 diatas diatas dapat diketahui atau dismpulkan dari penyebab
insert tool yang cepat aus adalah material benda kerja serta panjangnya bidang
proses kerja yang dilalui untuk satu kali proses. Untuk menjelaskan dari diagram
fish bone diatas dari faktor-faktor penyebab insert tool aus adalah sebagia berikut:
1. Faktor Insert Tool
Insert tool menjadi permasalahan utama dikarenakan benda kerja ini yang
langsung bergesekan dengan benda kerja dengan bahan baku yang terbuat
dari carbide dimana kekerasannya hamper menyamai dengan kekerasan
batu permata berlian namun ketajaman dari setiap insert tool memiliki
batas pemakaian dikarenakan gesekan dari kedua benda kerja selama
proses produksi maka insert tool akan mendapat gaya dorong dan gaya
tekan serta mendapat gaya putar sebesar 3000 Rpm maka insert tool yang
berjumlah 2 pada tool holder akan mengalami kerusakan pada ujung mata
insert tool.
2. Faktor Material
Untuk fakator material dari insert tool tidak ada masalah karena bahan
baku yang digunakan terbuat dari bahan carbide.
3. Faktor Manusia
Manusia yang mengoperasikan mesin ini memiliki pengalaman dalam
mesin CNC Milling selama 6 tahun.
4. Faktor Metode
Dalam Faktor metode ini, metode yang digunakan sudah terkendali.

4.3 Analisa Data sebelum Dilakukan Perbaikan


Dari penjelasan yang sudah diuraikan diatas bahwa dari hasil pengumpulan data
yang telah dilakukan dari hasil produksi spareparts untuk jenis produk dies plate
yang mengunakan tool hoder dengan jumlah insert tool yang berjumlah 2 masih
menghasilkan jumlah cacat produk dengan prosentase sebesar 4.07 % dimana
prosentase ini cukup tinggi untuk perusahaan manufaktur dengan model produksi
job shop. Sedangkan dari data yang telah dikumpulkan untuk penyebab dari cacat
produk yang disebabkan oleh insert tool aus sebesar 95.7 % dimana prosentase
yang diperoleh sangat tinggu untuk factor yang mempengaruhi dalam kualitas

26
sebuah proses produksi. Untuk dapat meningkatkan dari jumlah output produksi
serta meminimasi dari cacat produksi yang disebabkan oleh insert tool yang aus
selama proses produksi berangsung maka diperlukan pergantian model dari tool
holder yang saat ini digunakan untuk proses produksi.

25

20

15

Produk NG
10

0
Human error Machine error Insert aus

Gambar 4. 6 Grafik Produk NG

Dari gambar 4.6 diatas diketahui bahwa salah faktor insert tool cepat aus juga
mempengaruhi tidak tercapainya target produksi harian dikarenakan adanya waktu
produksi yang terpakai untuk melakukan penggantian insert tool.

4.3.1 Usulan Perbaikan


Dari analisis data yang telah diperoleh sebelumnya yakni faktor insert tool cepat
aus menjadi topik utama dalam rencana tindakan perbaikan pada penelitian ini.
Dalam penelitian ini adapun usulan untuk rencana tindakan perbaikan pada proses
CNC Milling adalah melakukan eksperimen dengan percobaan penggantian tool
holder yang telah ditentukan oleh pihak divisi Engineering PT. Mitra Karya
Presisi.

4.4 Proses Perbaikan


Setelah beberapa tahap mengenai proses overview, pengumpulan data serta
analisa data maka untuk menyambung dan meneruskan penelitian selanjutnya

27
adalah dengan proses perbaikan, fundamental dari proses di manufaktur modern
adalah dengan memperhatikan tentang material, proses dan sistem (Groover and
mikell,2007). Perbaikan yang akan dilakukan dengan fokus pada proses. Proses
perbaikan dengan melakukan uji coba atau ekperimen acak dengan penggantian
cuttingg tool pada mesin milling dengan jumlah insert tool. Dari jenis cutting tool
yang akan digunakan jumlah insert yang digunakan berbeda baik dari jumlah
insert maupun bentuk dimensinya.

4.4.1 Menentukan Jenis Holder Untuk Penelitian


Pada uji coba yang dilakukan untuk menentukan tool holder yang akan dipilih
telah ditentukan oleh pihak engineering PT. Mitra Karya Presisi. Terdapat 5 jenis
tool holder yang akan dilakukan penelitian utuk uji coba pemilihan tool holder
yang memiliki keuntungan untuk meningkatkan kapasitas produksi serta
meminimasi produk NG yang dihasilkan selama proses produksi. Produk tool
holder yang akan dipergunakan dari TUNGALOY memiliki desain yang serupa
namun ada perbedaan pada jumlah insert serta ukuran diameternya yang dapat
dilihat pada gambar 4.7 berikut.

Sumber : e - General Catalog Tungaloy 2017/2018

Gambar 4. 7 Insert Tool Item LNMU03-MJ

Produk pada gambar 4.7 yang akan dilakukan penelitian menggunakan produk
dari Tungaloy yakni spesialis produsen untuk produk general cutting tool yang
didatangkan dari Jepang yang memiliki variasi item pada satu jenis produk tool
holder tersebut dapat dilihat pada gambar item berikut.

28
Sumber : e - General Catalog Tungaloy 2017/2018

Gambar 4. 8 Variasi Item Tool Holder EXN03

Diketahui dari gambar 4.8 diatas terdapat banyak variasi item pada jenis tool
holder yang akan digunakan. Adapun jenis tool holder yang akan digunakan pada
penelitian ini sudah diberi tanda pada gambar diatas adalah sebagai berikut:
1. EXN 03R018 M16 0-02
2. EXN 03R022 M20 0-03
3. EXN 03R025 M25 0-04
4. EXN 03R028 M25 0-05
5. EXN 03R035 M32 0-06

Kelima produk tool holder diatas adalah alat bantu pisau potong dalam
permesinan untuk mesin milling yang dipilih untuk uji percobaan penilitian di PT.
Mitra Karya Presisi.

4.4.2 Jenis Insert Untuk Penelitian


Setelah pemilihan tool holder telah ditentukan, langkah selanjutya pemilihan dari
insert tool yang akan digunakan. Tipe insert tool yang akan digunakan adalah
sama, baik dari tipe, golongan insert tool, dimensi serta harga pembelian untuk 1

29
pcs insert tool dengan kode LNMU0303ZER-MJ AH725 dari produsen Tungaloy
yang dapat dilihat pada gambar 4.8 dibawah ini.

Sumber : e - General Catalog Tungaloy 2017/2018

Gambar 4. 9 Insert Tool Item LNMU03-MJ

Dari gambar 4.9 diatas dapat dilihat seksama bentuk desain serta bentuk
sebenanrya dari etem yang akan dipergunakan pada penelitian ini. Insert tool yang
akan digunakan memiliki beberapa varian yang berbeda pada penggolongan
proses untuk benda kerja di mesin dapat dilihat lebih jeasnya pada gambar 4.10
item berikut ini.

Sumber : e - General Catalog Tungaloy 2017/2018

Gambar 4. 10 Item Insert Tool LNMU03-MJ

30
Pada gambar 4.8 diketahui bahwa item insert tool yang akan digunakan adalah
item dengan kode LNMU0303ZER-MJ AH725 yang memiliki kapabilitas untuk
proses pada benda kerja dengan kategori material yang lebih bervariasi sehingga
iten dengan kode ini yang akan dipergunakan pada percobaan penelitian. Insert
tool ini memiliki harga untuk tiap pcs sebesar Rp. 106.000,-.

4.4.3 Analisa Data Menggunakan Tool Holder 2 Insert


Percobaan pertama menggunakan tool holder dengan jumlah insert 2 dari
TUNGALOY jenis DOFEED EXN03 dengan nomor item EXN 03 R018 M16 0-02.
Berikut ini adalah data yang diperoleh dari percobaan uji coba tool holder yang
telah dilakukan yang disajikan pada gambar 4.11 dibawah ini:

Gambar 4. 11 Hasil Trial Tool Holder EXN 03 R018 M16 0-02

Dari gambar 4.11 diketahui bahwa hasil percobaan pertama yang telah dilakukan
menggunakan tool holder EXN 03 R018 M16 0-02 diperoleh hasil yang kurang
memuaskan dengan presentase cacat 4,17 % dengan output produksi sebanyak 46

31
pcs selama 8 jam sehari. Percobaan pertama ini nilai presentase diatas masih besar
namun tetap akan diperhitungkan dari aspek biaya tiap unit produksinya.

4.4.4 Analisa Data Menggunakan Tool Holder 3 Insert


Percobaan kedua dengan menggunakan tool holder EXN 03 R018 M16 0-03
dengan jumlah insert sebanyak 3 buat pada ujung tol holder. Item ini merupakan
pengembangan terbaru dari TUNGALOY untuk proses milling dengan high feed
serta berbagai macam proses milling. berikut ini adalah data yang diperoleh dari
percoban yang telah disajikan pada gambar 4.12 dibawah ini: :

Gambar 4. 12 Hasil Trial Tool Holder EXN 03 R022 M20 0-03

32
Pada percobaan kedua diketahui dari gambar 4.12 diperoleh data yang cukup
menggembirakan namun dengan peningkatan output serta penurunan presentase
produk NG yang tidak banyak, dapat kita simak kalau output produksi yang
diperoleh selama 8 jam kerja adalah sebanyak 58 pcs dengan tingkat presentase
cacat masih tinggi sebesar 3,33 %.

4.4.5 Analisis Data Menggunakan Tool Holder 4 Insert


Untuk dapat membandingkan suatu data penelitian diperlukan data yang telah
selesai dikumpulkan agar dapat hasil untuk kesimpulan bahwa pasti ada sampel
data dengan nilai baik sehingga dalam penelitian ini masih diteruskan guna
menemukan pilihan tool holder yang terbaik dari 5 kali percobaan. Tool Holder ke
3 yang akan dilakukan uji coba percobaan adalah item EXN 03 R025 M25 0-04,
berikut data percobaan yang disajikan pada gambar 4.13 dibawah ini:

Gambar 4. 13 Hasil Trial Tool Holder EXN 03 R025 M25 0-04

33
Dari gambar 4.13 hasil percobaan ketiga diperoleh hasil yang cukup memuaskan
dengan adanya perbaikan yang lebih bagus baik dari aspek output produksi
maupun pada tingkat produk NG yang dihasilkan selama uji coba berlangsung.
Adapun output produksi yang dihasilkan terdapat kenaikan jika dalam 8 jam
produksi dalam satu hari dan diasumsikan target produksi perbulan sebanyak 2000
pcs, apabila dibuatkan forecast produksi dengan item ini produk yang dihasilkan
dapat mencapai 96pcs X 22 = 2112 pcs tiap bulan.

4.4.6 Analisa Data Menggunakan Tool Holder 5 Insert


Percobaan ke lima dengan item tool holder EXN 03 R028 M25 0-05 merupakan
item tool holder dengan 5 insert tool jumlahnya lebih banyak dari item tool holder
pada percobaan sebelumnya, adapun hasil percobaan dari data yang disajikan pada
gambar 4.14 dibawah ini:

Gambar 4. 14 Hasil Trial Tool Holder EXN 03 R028 M25 0-05

34
Hasil percobaan ke empat dari gambar 4.14 diperoleh data yang kurang
memuaskan dari percobaan ke tiga namun ada perbaikan pada tingkat output
produksinya namun presentase produk NG lebih baik pada percobaan ke tiga.

4.4.7 Analisis Data Menggunakan Tool Holder 6 Insert


Percobaan terakhir kali ini menggunakan item EXN 03 R035 M32 0-06 dengan
jumlah insert tool sebanyak 6 buah pada ujungnya. Adapun hasil percobaan
diperoleh pada gambar 4.14 berikut:

Gambar 4. 15 Hasil Trial Tool Holder EXN 03 R035 M32 0-06

Hasil percobaan kelima atau percobaan terakhir dari gambar 4.15 diperoleh data
yang mirip dengan percobaan ke empat. Apabila dilihat pada data hasil percobaan
dengan output paling banyak dari item tool holder yang lain yaitu sebanyak 466

35
pcs dengan tingkat presentase cacat sebanyak 2.92 % dan kesimpulan sementara
untuk item ini mempunyai perbaikan dari aspek output produksi namun tidak pada
tingkat output produk NG yang memiliki jumlah paling banyak diantara ke empat
item tol holder sebelumnya yakni sebanyak 14 pcs.

4.4.8 Analisis Data Dari Percobaan Dengan Replikasi Sebanyak 6 Kali


Replikasi percobaan sebanyak lima enam kali dilakukan dengan 5 item tool holder
yang berbeda pada tabel dibawah ini yang dapat mewakili tentang gambaran item
tool holder baik dilihat dari aspek output produksi, presentase produk NG yang
dihasilkan, berikut ini adalah data dari rangkuman ke enam replikasi percobaan
yang telah dilakukan
Tabel 4. 5 Hasil Percobaan Dengan Enam Kali Replikasi

Hasil Percobaan 1
Tool Holder Output Jumlah Cacat Prosentase Cacat
EXN 03R018 M16 0-02 48 2 4,17
EXN 03R022 M20 0-03 60 2 3,33
EXN 03R025 M25 0-04 96 1 1,04
EXN 03R028 M25 0-05 160 4 2,50
EXN 03R035 M32 0-06 480 14 2,92

Hasil Percobaan 2
Tool Holder Output Jumlah Cacat Prosentase Cacat
EXN 03R018 M16 0-02 48 2 4,17
EXN 03R022 M20 0-03 60 2 3,33
EXN 03R025 M25 0-04 96 1 1,04
EXN 03R028 M25 0-05 160 6 3,75
EXN 03R035 M32 0-06 480 14 2,92

Hasil Percobaan 3
Tool Holder Output Jumlah Cacat Prosentase Cacat
EXN 03R018 M16 0-02 48 2 4,17
EXN 03R022 M20 0-03 60 3 5,00
EXN 03R025 M25 0-04 96 2 2,08
EXN 03R028 M25 0-05 160 9 5,63
EXN 03R035 M32 0-06 480 17 3,54

36
Hasil Percobaan 4
Tool Holder Output Jumlah Cacat Prosentase Cacat
EXN 03R018 M16 0-02 48 1 2,08
EXN 03R022 M20 0-03 60 2 3,33
EXN 03R025 M25 0-04 96 1 1,04
EXN 03R028 M25 0-05 160 5 3,13
EXN 03R035 M32 0-06 480 13 2,71

Hasil Percobaan 5
Tool Holder Output Jumlah Cacat Prosentase Cacat
EXN 03R018 M16 0-02 48 2 4,17
EXN 03R022 M20 0-03 60 2 3,33
EXN 03R025 M25 0-04 96 2 2,08
EXN 03R028 M25 0-05 160 4 2,50
EXN 03R035 M32 0-06 480 13 2,71

Hasil Percobaan 6
Tool Holder Output Jumlah Cacat Prosentase Cacat
EXN 03R018 M16 0-02 48 3 6,25
EXN 03R022 M20 0-03 60 2 3,33
EXN 03R025 M25 0-04 96 1 1,04
EXN 03R028 M25 0-05 160 3 1,88
EXN 03R035 M32 0-06 480 10 2,08

Dari hasil replikasi pada table 4.5 diatas sebanyak enam kali dapat dilihat sekilas
bahwa item tool holder EXN 03R025 M25 0-04 memiliki presentase output NG
paling kecil sedangkan EXN 03R035 M32 0-06 memiliki output produk paling
banyak namun memiliki jumlah produk cacat paling banyak. Dari data replikasi
diatas telah dirangkum kedalam tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4. 6 Rangkuman Percobaan Dengan Enam Kali Replikasi

Prosentase dalam cacat (%)


Item Tool Holder Rata-rata (%)
1 2 3 4 5 6
EXN 03R018 M16 0-02 4,17 4,17 4,17 2,08 4,17 6,25 4,17
EXN 03R022 M20 0-03 3,33 3,33 5,00 3,33 3,33 3,33 3,61
EXN 03R025 M25 0-04 1,04 1,04 2,08 1,04 2,08 1,04 1,39
EXN 03R028 M25 0-05 2,50 3,75 5,63 3,13 2,50 1,88 3,23
EXN 03R035 M32 0-06 2,92 2,92 3,54 2,71 2,71 2,08 2,81

Dapat diketahui dengan pasti setalah data rangkuman replikasi disusun bahwa
nilai presentasi dari produk cacat pada item tool hoder EXN 03R025 M25 0-04
yang dihasilkan lebih sedikit yaitu dengan nilai sebesar 1,39%.

37
4.5 Analisis Perbaikan dengan Oneway Anova
Sebelum menentukan item tool holder mana yang dipilih untuk proses pada mesin
milling, perlu dilakukan tes agar diketahui data yang meyakinkan dengan iji One
Way Anova dan berikut hasil uji yang telah dilakukan:

Gambar 4. 16 Hasil One Way Anova Dengan Ms. Excel

Dari hasil perhitungan pada gambar 4.16 diatas diketahui bahwa nilai dari P-
Value adalah 0,000 serta dengan tingkat signifikansi 0.05 maka diperoleh hasil H0
ditolak,
 H0 : μ2=μ3=μ4=μ5=μ6
 H1 : Ada perlakuan yang berbeda

Dari hipotesis yang telah ditentukan diatas maka tidak benar adanya bahwa dari
ke lima tool holder memiliki dampak pada penurunan dari tingkat produk cacat
dalam produksi di PT. Mitra Karya Presisi. Hasil yang telah diketahui dari uji one
way anova bahwa dalam penelitian ini perlu mengambil keputusan dengan cara
mencari tool holder yang memiliki jumlah paling sedikit dari presentase cacat di
PT. Mitra Karya Presisi yaitu item EXN 03 R025 M25 0-04. Untuk lebih
meyakinkan akan dihitung dari biaya tiap unit produksinya.

38
Dari gambar 4.10 diketahui bahwa rata-rata produk cacat nilai paling kecil
diperoleh tool holder dengan nomor item EXN 03 R025 M25 0-04 sedangkan
pressentase rata-rata produk cacat paling tinggi diperoleh tool holder EXN 03
R018 M16 0-02 dengan presentase 4,16 %.
Untk uji selanjutnya adlah melakukan perbandingan untuk melihat perbedaan
antar tool holder dengan menggunakan uji tukey test yang dapat dilihat pada
gambar berikut ini:

Gambar 4. 17 Hasil Uji Tukey Kramer

Dari gambar 4.17 analisa yang dapat dsisimpulkan adalah:


1. EXN 03R018 M16 0-02 subtracted from EXN 03R022 M20 0-03
perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R018
M16 0-02 lebih tinggi dengan presentase 4,17 % dibandingkan EXN
03R022 M20 0-03 yang rata-rata 3.61 %.
2. EXN 03R018 M16 0-02 subtracted from EXN 03R025 M25 0-04
perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R018
M16 0-02 lebih tinggi dengan presentase 4,17 % dibandingkan EXN
03R022 M20 0-03 yang rata-rata 1.39 %.

39
3. EXN 03R018 M16 0-02 subtracted from EXN 03R028 M25 0-05
perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R018
M16 0-02 lebih tinggi dengan presentase 4,17 % dibandingkan EXN EXN
03R028 M25 0-05 yang rata-rata 3,29 %.
4. EXN 03R018 M16 0-02 subtracted from EXN 03R035 M32 0-06
perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R018
M16 0-02 lebih tinggi dengan presentase 4,17 % dibandingkan EXN
03R035 M32 0-06 yang rata-rata 2,81 %.
5. EXN 03R022 M20 0-03 subtracted from EXN 03R025 M25 0-04
perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R022
M20 0-03 lebih tinggi dengan presentase 3,61 % dibandingkan EXN
03R025 M25 0-04 yang rata-rata 1,39 %.
6. EXN 03R022 M20 0-03 subtracted from EXN 03R028 M25 0-05
perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R022
M20 0-03 sedikit lebih tinggi dengan presentase 3,61 % dibandingkan
EXN 03R028 M25 0-05 yang rata-rata 3,29 %.
7. EXN 03R022 M20 0-03 subtracted from EXN 03R035 M32 0-
06perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R022
M20 0-03 lebih tinggi dengan presentase 3,61 % dibandingkan EXN
03R035 M32 0-06yang rata-rata 2,81 %.
8. EXN 03R025 M25 0-04 subtracted from EXN 03R028 M25 0-05
perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R025
M25 0-04 lebih rendah dengan presentase 1,39 % dibandingkan EXN
03R028 M25 0-05 yang rata-rata 3,23 %.
9. EXN 03R025 M25 0-04 subtracted from EXN 03R035 M32 0-06
perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R025
M25 0-04 lebih rendah dengan presentase 1,39 % dibandingkan EXN
03R035 M32 0-06 yang rata-rata2,81 %.
10. EXN 03R028 M25 0-05 subtracted from EXN 03R035 M32 0-06
perbandingan produk cacat rata-rata yang dihasilkan oleh EXN 03R028
M25 0-05 lebih tinggi dengan presentase 3,2 % dibandingkan EXN
03R035 M32 0-06 yang rata-rata 2,81 %.

40
Dari data yang telah diolah tool holder dengan kode item EXN 03R025 M25 0-04
bahwa tool holder tersebut memiliki tingkat rata-rata produk cacat paling rendah
diantara ke lima item tool holder yang lain dan terendah kedua diikuti oleh item
EXN 03R035 M32 0-06.

4.5.1 Analisis Data Setelah Dilakukan Perbaikan


Dari uji anova yang telah dilakukan dari percobaan-percobaan sebelumnya
didapatkan pengerucutan item yang paling baik adalah item tool holder Z4 dengan
kode item EXN 03R025 M25 0-04 dan diikuti yang kedua dengan item EXN
03R035 M32 0-06, namun akan dilakukan analisa lain untuk mengetahui dari
biaya yang akan terjadi setelah dilakukan perbaikan tersebut untuk menjadi
pengganti tool holder sebelumnya. Dapat disimak pada tabel dibawah ini dari data
yang didapatkan untuk mempertimbangkan dari segi biaya proses tiap unit.
Tabel 4. 7 Biaya Proses Tiap Unit Tool Holder

HARGA
Tool Holder TOOL INSERT OUTPUT Biaya/Pcs
HOLDER TOOL/SET
EXN 03R025 M25 0-02 Rp3.500.000 Rp212.000,00 48 Rp77.333,33
EXN 03R025 M25 0-03 Rp4.200.000 Rp318.000,00 60 Rp75.300,00
EXN 03R025 M25 0-04 Rp5.400.000 Rp424.000,00 96 Rp60.666,67
EXN 03R025 M25 0-05 Rp6.300.000 Rp530.000,00 160 Rp42.687,50
EXN 03R025 M25 0-06 Rp8.550.000 Rp636.000,00 480 Rp19.137,50

Pada tabel 4.7 diatas dapat kita ketahui dengan jelas bahwa EXN 03R025 M25 0-06
adalah item dengan biaya produksi paling rendah diantara yang lain namun kita
perlu untuk menilik lebih mendalam dari segi biaya untuk masing-masing item
tool holder karena apabila sampai salah dalam mengambil keputusan tidak hanya
kuantiti produk, kualitas serta biaya proses tiap unitnya namun juga kerugian
akibat produk cacat yang tidak laku terjual ke pelanggan dan menjadi produk
dengan value kosong. Berikut ini disajikan untuk unsur-unsur biaya yang
terkandung dalam tiap unit atau pcs yang telah diproduksi baik dengan status
barang “OK” maupun barang dengan status NG yang dikumpulkan pada uji coba
item tool holder yang disajikan pada table 4.9 berikut ini.

41
Tabel 4. 8 Unsur-Unsur Biaya Yang Terkandung Tiap Unit Dies Plate

Jumlah Harga Dies Kerugian Kerugian


Tool Holder Biaya Proses
cacat Plate Biaya Proses Produk Cacat
EXN03R018M160-02 2 Rp320.000 Rp77.333,33 Rp154.666,67 Rp640.000,00
EXN03R022M200-03 2 Rp320.000 Rp75.300,00 Rp150.600,00 Rp640.000,00
EXN03R025M250-04 1 Rp320.000 Rp60.666,67 Rp60.666,67 Rp320.000,00
EXN03R028M250-05 4 Rp320.000 Rp42.687,50 Rp170.750,00 Rp1.280.000,00
EXN03R035M320-06 14 Rp320.000 Rp19.137,50 Rp267.925,00 Rp4.480.000,00

Dari table 4.8 yang telah disajikanpada tebel diatas bahwa tool holder item EXN
03R025 M25 0-04 memiliki biaya proses untuk setiap unit yang dikerjakan
sebesar Rp. 60.666,67 sedangkan untuk item EXN 03R035 M32 0-06 biaya proses
tiap unit sebesar Rp.19.137,50. Meskipun untuk item EXN 03R035 M32 0-06
memiliki biaya proses paling rendah dibandingkan item EXN 03R025 M25 0-04.
Adapun kerugian biaya yang ditimbulkan dalam 1 hari produksi item tool holder
EXN 03R035 M32 0-06 mendapati kerugian paling tinggi dengan kerugian
dibiaya proses sebesar Rp. 267.925 sedangkan untuk kerugian dari value dies
plate adalah sebesar Rp,4.480.000 dalam satu hari, sehingga apabila kerugian
antara biaya proses dengan value dies plate Rp. 267.925 + Rp,4.480.000 = Rp.
4.747.925,-. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada table 4.10 dibawah ini
mengenai kerugian biaya yang ditimbulkan untuk tiap item.
Tabel 4. 9 Biaya Kerugian yang Ditimbulkan dari Produk Cacat Perhari

Kerugian Biaya Kerugian Produk Kerugian Dalam 1


Tool Holder
Proses Cacat Hari
EXN03R018M160-02 Rp154.667 Rp640.000 Rp794.667
EXN03R022M200-03 Rp150.600 Rp640.000 Rp790.600
EXN03R025M250-04 Rp60.667 Rp320.000 Rp380.667
EXN03R028M250-05 Rp170.750 Rp1.280.000 Rp1.450.750
EXN03R035M320-06 Rp267.925 Rp4.480.000 Rp4.747.925

Untuk lebih jelas dari tabel 4.9 sebelumnya dapat dilihat pada gambar 4.12 grafik
total kerugian biaya per hari untuk masing-masing item sebagai berikut.

42
Rp4.747.925

Rp1.450.750

Rp794.667 Rp790.600
Rp380.667

Gambar 4. 18 Kerugian yang Ditimbulkan Tiap Item Perhari

Besarnya kerugian dapat ditinjau dari gambar 4.18 pada segi prosesntase cacat
produksi selama penelitian berlangsung, item EXN 03R025 M25 0-04 memiliki
prosentase cacat paling kecil sebesar 1,39% atau jumlah 1 pcs dibandingkan item
EXN 03R035 M32 0-06 dengan prosentase sebesar 2,81% atau 14 pcs yang dapat
dilihat pada tabel 4.10 dibawah ini:

Tabel 4. 10 Data Prosesntase Produk Cacat Yang Dihasilkan

Tool Holder Output Jumlah Cacat Prosentase Cacat


EXN 03R025 M25 0-04 96 1 1,04
EXN 03R035 M32 0-06 480 14 2,92

Untuk memahami lebih mendalam mengenai aspek biaya yang dianalisa dapat
disimak pada tabel berikut untuk kerugian biaya yang dialami perusahan untuk
produk NG yang dihasilkan masin-masing item tool holder.

43
Tabel 4. 11 Data Analisa Perbandingan Kerugian Biaya Proses Per Hari

Tool Holder Cost/unit


Jumlah Cacat Kerugian
EXN 03R025 M25 0-04 Rp60.666,67 1 Rp60.667
EXN 03R035 M32 0-06 Rp19.137,50 14 Rp267.925

Dari table 4.11 diatas dapat diketahui dari kerugian yang dialami perusahaan dari
item EXN 03R025 M25 0-04 jauh lebih sedikit dibandingkan dengan item EXN
03R035 M32 0-06 dimana item EXN 03R025 M25 0-04 kerugian tiap hari yang
ditimbulkan sebesar Rp. 60.667, sedangan untuk item EXN 03R035 M32 0-06
untuk kerugian yang ditimbulkan perhari jauh lebih besar dengan nominal
kerugian sebesar Rp. 267.925 meskipun dari segi biaya proses per unitnya jauh
lebih murah untuk item EXN 03R035 M32 0-06 dibandingkan item EXN 03R025
M25 0-04 namun pada kenyataannya untuk nilai kerugian yang ditimbulkan
dalam aspek biaya item EXN 03R035 M32 0-06 memiliki nominal kerugian biaya
yang sangat besar, ha ini yang dikarenakan pada kuantiti dari produk NG yang
diahasilkan perhari cukup banyak yakni sebanyak 14 pcs perhari. Dari hasil
analisa yang sudah diolah diatas diketahui bahwa EXN 03R035 M32 0-06 baik
dari segi presentase produk cacat maupun kerugian biaya yang ditimbulkan akibat
adanya produk cacat belum dapat menyaingi dari item EXN 03R025 M25 0-04
meskipun biaya proses produksi lebih mahal. Sehingga dari data yang sudah
diolah serta dianalisa dari beberapa aspek item EXN 03R025 M25 0-04 menjadi
pilihan untuk pilihan perbaikan dalam penelitian ini yang bertujuan untuk
meminimasi dari produk cacat pada proses CNC Milling.

4.5.2 Analisis Data Sebelum Dan Setelah Dilakukan Perbaikan


Apabila menilik data yang dikumpulkan pada mesin CNC Milling sebelum
dilakukan perbaikan dari bulan Januari hingga Juni 2018 selama 6 bulan, maka
jumlah dari produk yang telah dihasilkan adalah sebesar 5681 pcs. Jika
disasumsikan dalam 1 bulan ada 22 hari kerja maka jumlah produk yang dapat
dihasilkan dalam 1 bulan rata-rata adalah sebanyak 947 pcs atau 41 pcs yang
dihasilkan dalam 1 hari jam kerja. Sedangkan setelah menggunakan item EXN
03R025 M25 0-04 jumlah produk yang dihasilkan adalah rata-rata 95 pcs perhari

44
atau dapat dikatakan kenaikan produksi sebanyak 43,69 % tiap harinya atau naik
sebanyak 54 pcs perharinya.
Tabel 4. 12 Jumlah Produksi Sebelum Perbaikan

Output Produksi
Bulan Part Ok Part NG Persentase NG
Target Aktual

Jan-18 1056 979 934 45 4,60 %


Feb-18 1056 1020 972 48 4,71 %
Mar-18 1000 984 947 37 3,76 %
Apr-18 1000 993 959 34 3,42 %
Mei-18 800 767 739 28 3,65 %
Jun-18 950 938 908 30 3,20 %
Total 5862 5681 5459 222 3,91 %
Rata-Rata/Hari 977 946,8333 909,8333 37 3,91 %
Rata-Rata/Bulan 43,0 41,35606 1,7 3,91 %

Tabel 4. 13 Output Trial Tool Holder Bulan Juli-Agustus 2018

Output Produksi
Tanggal Persentase NG
Target Aktual Part Ok Part NG
11-Jul - 96 95 1 1,04 %
18-Jul - 96 95 1 1,04 %
25-Jul - 96 94 2 2,08 %
01-Agt - 96 95 1 1,04 %
08-Agt - 96 94 2 2,08 %
15-Agt - 96 95 1 1,04 %
Total 576 568 8 1,39 %
Rata-rata per Replikasi 96 95 1 1,39 %

Dari table 4.12 dan 4.13 yang sudah diuraikan sebelumnya dan dilihat secara
seksama dari tabel yang sudah disajikan terlihat jelas bahwa dari segi presentase
cacat yang didapatkan lebih kecil nilai presentasenya serta dari segi jumlah output
yang dihasilkan mengalami peningkatan.

4.5.3 Rangkuman Analisis Lanjutan Setelah Dilakukan Perbaikan


Sudah disebutkan sebelumnya bahwa dalam data analisis yang dilakukan ada
beberapa faktor atau aspek yang menjadi penentu atau pertimbangan dalam

45
pemilihan tool holder yang mana faktor-faktor tersebut yang akan menjadi kunci
dalam penentuan apakah tool holder yang akan diganti memiliki kreiteria yang
baik dalam meminimasi dari produk cacat, meingkatkan kapasitas produksi serta
menurunkan pengeluaran biaya yang terjadi selama proses produksi. Apabila
faktor-faktor tersebut menampilkan dampak yang positif maka analisis lanjutan ini
akan lebih meyakinkan dlam pengambilan keputusan dimana faktor yang menjadi
pertimbangan adalah sebagai berikut:
1. Faktor Prosentase Cacat yang dihasilkan
2. Faktor Biaya Proses CNC Milling
3. Faktor Biaya Kerugian Produk Cacat

Dari faktor-faktor yang telah disajikan serta terangkum ke dalam grafik dibawah ii
yang akan memberikan gambaran dari tool holder yang dipilih.
1. Faktor Presentase Cacat yang Dihasilkan
3,50%

3,00% 2,92%

2,50%

2,00%

1,50%

1,04%
1,00%

0,50%

0,00%
Sebelum Sesudah

Gambar 4. 19 Presentase Produk Cacat Sebelum dan Setelah Perbaikan

Terlihat dengan jelas perbedaan dari gambar 4.19 presentase rata-rata untuk
produk cacat yang dihasilkan dari kedua item tool holder tersebut dengan

46
penurunan sebesar 1,88 %, terdapat penurunan presentase produk cacat yang
diproses pada mesin CNC Milling setelah dilakukan perbaikan.
2. Faktor Biaya Proses CNC Milling

Rp90.000
Rp80.000 Rp77.333

Rp70.000
Rp60.667
Rp60.000
Rp50.000
Rp40.000
Rp30.000
Rp20.000
Rp10.000
Rp0
Sebelum Sesudah

Gambar 4. 20 Grafik Biaya Proses Per Unit

Berdasar pada gambar 4.20 diatas, ada penurunan dari biaya proses untuk tiap
unitnya dari Rp. 77.333,33/pcs menjadi Rp.60.666,67 /pcs atau ada penurunan
sebesar 21,5 % setelah dilakukan perbaikan.
3. Faktor Biaya kerugian Produk Cacat

Rp180.000
Rp154.667
Rp160.000
Rp140.000
Rp120.000
Rp100.000
Rp80.000
Rp60.667
Rp60.000
Rp40.000
Rp20.000
Rp0
Sebelum Sesudah

Gambar 4. 21 Grafik Kerugian Biaya Proses Per Unit dalam satu hari

Gambar 4.21 diatas menggambarkan tingginya kerugian biaya yang dialami


perusahaan untuk barang cacat yang diproduksi. Setelah dilakukan perbaikan

47
ditemukan adanya perbaikan yang cukup signifikan dengan penurunan kerugian
untuk perharinya sebanyak 60,78% atau penurunan sebesar Rp. 94000.

4.5.4 Evaluasi Lanjutan Setelah Dilakukan Perbaikan


Perbaikan yang telah dilakukan perlu untuk dilakukan evaluasi untuk megetahui
lebih mendalam dari dampak setelah dilakukan perbaikan pada mesin CNC
Milling dengan melakukan percobaan peggantian pada tool holder. Berikut ini
disajikan tabel pendapatan yang diperoleh Sebelum dilakukan perbaikan pada
mesin CNC Milling.

Tabel 4. 14 Perhitungan Profit Sebelum Dilakukan Perbaikan

Tool Holder OUTPUT Harga Jual/Parts Pendapatan

EXN 03R025 M25 0-02 48 Rp320.000 Rp15.360.000

Diketahui dari tabel 4.14 diatas adalah rata-rata pendapatan yang diperoleh
perusahaan dari penjualan barang dan jasa dalam satu hari, maka dari tabel diatas
dapat kita bandingkan dengan data tabel 4.15 setelah dilakukan perbaikan
dibawah ini.

Tabel 4. 15 Perhitungan Profit Setelah Dilakukan Perbaikan

Output Produksi Harga


Tanggal % NG Pendapatan
Aktual Part Ok Part NG Jual/Part
11-Jul 96 95 1 1,04 Rp320.000 Rp30.400.000
18-Jul 96 95 1 1,04 Rp320.000 Rp30.400.000
25-Jul 96 94 2 2,08 Rp320.000 Rp30.080.000
01-Agt 96 95 1 1,04 Rp320.000 Rp30.400.000
08-Agt 96 94 2 2,08 Rp320.000 Rp30.080.000
15-Agt 96 95 1 1,04 Rp320.000 Rp30.400.000
Rata-Rata Pendapatan Perhari Rp30.293.333

Jika dilihat seksama dari kedua tabel diatas untuk rata-rata pendapatan perhari dari
produk spareparts cukup signifikan dari nomonal angka yang diperoleh, hal ini
karena setelah dilakukan perbaikan ditemukan adanya perbaikan dari output

48
produksi, presentasi produk cacat serta pendapatan perhari yang lebih baik. Dari
data di atas telah dirangkum untuk lebih jelasnya ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 4. 16 Perbandingan Keuntungan dari Harga Jual Produk dan Jasa

Tool Holder Output/Hari Pendapatan


EXN 03R018 M20 0-02 48 Rp15.360.000
EXN 03R025 M25 0-04 95 Rp30.293.333
Selisih Rp14.933.333

Dari tabel 4.16 diatas dapat dilihat dengan jelas perbedaan keuntungan yang
diperoleh cukup signifikan bahkan dari segi output produksi menjadi nilai tolak
ukur keberhasilan dari perbaikan yang telah dilakukan menjadi bukti bahwa
perbaikan dengan penggantian tool holder berdampak signifikan tidak hanya pada
penurunan presentase produk cacat namun juga peningkatan kapasitas produksi
serta keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan.

Rp35.000.000
Rp30.293.333
Rp30.000.000

Rp25.000.000

Rp20.000.000
Rp15.360.000
Rp15.000.000

Rp10.000.000

Rp5.000.000

Rp0
Sebelum Sesudah

Gambar 4. 22 Grafik Perbedaan Keuntungan Setelah Dilakukan Perbaikan

Dari penjelasan gambar 4.22 diatas apabila rata-rata hari kerja dalam satu bulan
adalah 22 hari maka dalam satu bulan perusahaan akan mendapat pemasukan
sebesar Rp30.293.333,33 X 22 Hari = Rp. 328.533.333,- selama satu bulan, maka
jika dalam satu tahun pemasukan yang didapatkan sebesar Rp. 3.942.400.000,-

49
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Kesimpulan yang didapat dari penggantian tool holder yang paling cocok serta
dapat meminimasi dari presentase produk cacat yang akan diaplikasikan pada
mesin CNC Milling dimana hasil yang diperoleh adalah tool holder dengan item
EXN 03R025 M25 0-04 yang dapat menurunkan biaya proses tiap unitnya sebesar
Rp. 16.667 dengan kenaikan profit yang diperoleh untuk perharinya sebesar Rp.
14.933.333,00 (Empat Belas Juta Sembilanratus Tiga Puluh Tiga Ribu Tiga Ratus
Tiga Puluh Tiga Rupiah) serta penurunan dari presentase produk cacat perhari
sebesar 1,88 % di proses mesin CNC Milling

5.2 Saran
Dikarenakan keterbatasan waktu dalam penelitian ini, alangkah baiknya untuk
dilakukan penelitian penelitian lebih lanjut dalam pemilihan tool holder yang
lebih bagus dan parameter mesin pada penelitian di waktu yang akan datang.

50
DAFTAR PUSTAKA

Wijanarka. B.S, Kesesuaian Materi Kompetensi Proses Permesinan Terhadap


Standar Kompetensi NIMS Pada Jurusan Teknik Mesin FT UNY,
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Groover, M. P., Automation, Production Systems, and Computer Integrated


Manufacturing, 1987, PHI., New Jersey.

Koren, Computer Contol of Manufacturing Systems, 1983, McGraw-Hill.

Okumoto & Matsuzaki, Approach to Accurate Production of Hull Stnrcture, 1997,


Journal of Ship Production, Vol. l3, No. 3, 207 -214.

Ahmad Arifin. 2012. Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampai


Implementasi. Yogyakarta : Pedagogia.

Heizer, J. & Render, B. 2011. Operations Management. Tenth Edition. Pearson,


New Jersey, USA.

Alinda F. Rosita Dan Wenti A. Widasari. 2008. Peningkatan Kualitas Minyak


Goreng Bekas Dari KFC Dengan Mengggunakan Adsorben Karbon Aktif.
Makalah Seminar. Semarang. Universitas Diponegoro.

Montgomery, Douglas C., 2001, Introduction to Statistical Quality Control, 4th


Edition, John Wiley & Sons, Inc., New York.

Walpole, Ronald E., (1995), Pengantar Statistika, edisi ke-3, Penerbit PT


Gramedia Pustaka Utama., Jakarta.

51

Anda mungkin juga menyukai