Anda di halaman 1dari 15

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by DIGILIB at Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (UNISA)

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN


KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA
DI SMAN 1 GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
BANGUN IKHTIAR IBRAHIM
201410201134

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN
KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA
DI SMAN 1 GAMPING SLEMAN
YOGYKARTA1
Bangun Ikhtiar Ibrahim2, Kustiningsih3

ABSTRAK

Latar belakang: Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terdapat kelebihan


lemak didalam tubuh. Obesitas disebabkan oleh faktor genetik, aktivitas fisik,
makanan cepat saji, minuman ringan, faktor psikologis dan sosial ekonomi. Dalam
penelitian fokus pada aktivitas fisik, karena semakin tinggi aktivitas fisik yang
dilakukan maka semakin rendah resiko terjadinya obesitas. .
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada
remaja di SMAN 1 Gamping Sleman Yogyakarta.
Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional
dengan pendekatan waktu cross sectional. Sampel menggunakan total sampling
didapatkan sampel 26 responden. Instrumen penelitian ini menggunakan penilaian
IMT dan kuesioner aktivitas fisik. Analisis data korelasi menggunakan sperman
rank.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian sebagian besar responden melakukan aktivitas
fisik sedang 13 (50,0%). Kejadian obesitas 26 (10,1%). Ada hubungan aktivitas fisik
dengan kejadian obesitas pada remaja di SMAN 1 Gamping Sleman Yogyakarta
dengan nilai signifikan 0,011 (p<0,05) dan keeratan hubungan signifikan r (-0,49)
menunjukkan hubungan negatif sedang.
Simpulan dan saran: Ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas di
SMAN 1 Gamping Sleman Yogyakarta untuk itu disarankan kepada pihak sekolah
membuat peraturan melakukan senam setiap pagi sebelum masuk kelas untuk
meningkatkan aktivitas fisik.

Kata Kunci : Aktivitas Fisik, Obesitas


Keperpustakaan : Buku 8, Jurnal 12, Web 3
Halaman : 14 Halaman, 10 Tabel

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen PSIK Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
THE CORRELATION BETWEEN PHYSICAL ACTIVITY
AND THE INCIDENCE OBESITY ON ADOLESCENTS
AT STATE SENIOR HIGH SCHOOL OF 1 GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA1

Bangun Ikhtiar Ibrahim2, Kustiningsih3

ABSTRACT

Background: Obesity is a condition where there is excessive fat in the body.


Obesity is caused by genetic factors, physical activity, fast food, soft drinks,
psychological and socioeconomic factors. In this research, the focus is on physical
activity because the higher the physical activity carried out the lower the risk of
obesity.

Objective: The study aims to determine the correlation between physical activity
and the incidence of obesity in adolescents in State Senior High School of 1
Gamping Sleman Yogyakarta.

Method: This research was descriptive correlation study with cross sectional
approach. The sampling technique used total sampling obtained a sample of 26
respondents. The research instrument used IMT assessment and physical activity
questionnaire. The correlation data analysis used Sperman rank.

Result: The result showed that most respondents had moderate physical activity as
many as 13 (50.0%). The incidence of obesity was 26 (10.1%). There was a
correlation between physical activity and the incidence of obesity in adolescents in
State Senior High School of 1 Gamping Sleman Yogyakarta with a significant value
of 0.011 (p <0.05) and the closeness of the significant relationship r (-0.49)
indicating a moderate negative correlation.

Conclusion and suggestion: There is a correlation between physical activity and the
incidence of obesity in adolescents in State Senior High School of 1 Gamping
Sleman Yogyakarta. The school is suggested to make rules for exercising every
morning before entering the class to increase physical activity.

Keywords : Physical Activity, Obesity, adolescents


References : 8 Book, 12 Journals, 3 Websites
Pages : 14 Pages, 10 Tables
__________________________
1
Thesis title
2
School of Nursing Student, Faculty of Health Sciences, ‘Aisyiyah University of
Yogyakarta
3
Lecturer of ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
PENDAHULUAN
Obesitas merupakan suatu munculnya penyakit kardiovaskuler
kondisi kelebihan lemak di dalam (Nurrrahman, 2013).
tubuh. Obesitas terjadi karena energi Menurut Nirwana (2012)
yang masuk dan keluar tidak obesitas menyebabkan gangguan pada
seimbang. Menurut Proverawati motorik anak dalam melakukan
(2010) yang dimaksud dengan aktivitas. Gerakan anak menjadi tidak
obesitas adalah suatu keadaan fleksibel dan terhambat, lebih cepat
seseorang yang memiliki berat badan merasa capek, tidak seperti pada anak
yang lebih berat dibandingkan berat dengan berat badan normal, anak
badan normalnya, sedangkan Menurut cenderung tidak kuat melakukan
World Health Organization (2015) aktivitas jangka waktu lama dan
obesitas adalah akumulasi lemak lambat dalam melakukan sesuatu.
dalam tubuh yang berlebihan yang Ada beberapa faktor penyebab
dapat mengganggu kesehatan. obesitas yaitu faktor genetik, makanan
Penelitian yang dilakukan oleh cepat saji atau fast food, soft drink, ,
Nutr (2010) prevalensi anak yang faktor psikologis, faktor keluarga,
terkena dampak dari obesitas di Asia faktor sosial ekonomi dan kurangnya
sebanyak 18 juta. Temuan ini aktivitas fisik (Nirwana, 2012).
menunjukkan perlunya intervensi Menurut Sartika (2011) faktor
efektif yang dimulai sejak awal untuk penyebab utama terjadinya obesitas di
mencegah terjadinya obesitas, Indonesia adalah aktivitas fisik.
sedangkan di Indonesia orang yang Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh
mengalami obesitas mengalami yang dihasilkan oleh otot rangka yang
peningkatan dari tahun 2007-2013 memerlukan pengeluaran energi.
yaitu 1,4% menjadi 7,3% dan obesitas Aktivitas fisik yang tidak ada (kurang
yang terjadi di Daerah Istimewa aktivitas fisik) merupakan faktor
Yogyakarta 2013 yaitu sebesar 10,3% risiko independent untuk penyakit
dan 2,6% diantaranya terjadi pada kronis dan secara keseluruhan
remaja. diperkirakan menyebabkan kematian
Secara individu pengaruh proses secara global (WHO, 2010).
Dampak buruk obesitas bagi Pemerintah Indonesia membuat
kesehatan remaja yaitu gangguan program pencegahan dan
secara klinis, gangguan pertumbuhan penanggualangan kegemukan dan
dan perkembangan, gangguan mental obesitas pada anak sekolah yang
dan gangguan sosial (Hasdianah et. al, tercantum dalam UU Nomor 36 tahun
2014). Menurut Masdar (2016) adanya 2009 tentang kesehatan yaitu, promosi
ketidakpercayaan diri yang dialami penemuan dan tatalaksana kasus yang
oleh remaja dengan obesitas akan dalam pelaksanaannya melibatkan
pencitraan tubuhnya membuat mereka anak, orang tua, guru komite sekolah
cenderung menarik diri dan menjadi dan stakeholder (IDAI, 2012).
depresi. Menurut Dokter Anak Peran perawat dalam mencegah
Indonesia (IDAI) bahwa obesitas terjadinya obesitas di sekolah yaitu
menyebabkan gangguan fungsi perawat berperan sebagai (Health
metabolisme tubuh dikemudian hari. Educator) yaitu memberikan
Anak yang mengalami obesitas pendidikan kesehatan tentang obesitas
mengakibatkan hipertensi, diabetes dalam mengurangi risiko kejadian
militus dan sindrom metabolik. obesitas adalah mendorong siswa
Obesitas juga akan memicu untuk melakukan aktivitas fisik dan
pola istirahat yang sehat. Hal ini
sejalan dengan teori keperawatan Jean Berdasarkan fenomena yang
Watson yang menyatakan kebutuhan telah ditemukan dan dari hasil studi
aktivitas fisik dan istirahat termasuk pendahuluan yang dilakukan oleh
dalam kebutuhan psikofisikal yang peneliti pada tanggal 24 Januari 2018
merupakan salah satu target perawat di SMAN 1 Gamping, dari 257 siswa
dalam peningkatan kesehatan dan didapatkan 26 siswa yang mengalami
pencegahan penyakit (Hidayat, 2007). obesitas, dari hasil wawancara dengan
Perawat juga berperan sebagai peneliti 6 siswa yang mengalami obesitas
(researcher) yaitu perawat mereka mengatakan jarang melakukan
bertanggung jawab dalam meyakinkan aktivitas fisik, maka peneliti
masyarakat bahwa perawat kesehatan bermaksud mengadakan penelitian
Sekolah bekerja berdasarkan kajian dengan judul Hubungan Aktivitas
penelitian yang dikumpulkan dan Fisik dengan Kejadian Obesitas Pada
bentuk praktik berdasarkan evident Remaja di SMAN 1 Gamping Sleman
(evident based practice). Yogyakarta.
Penelitian yang dilakukan oleh
Rombemba et. al (2016) menyatakan METODE PENELITIAN
orang tua secara umum merasa senang Desain penelitian yang
jika anaknya gemuk meski menyadari digunakan adalah non eksperimen
bahaya obesitas dan mengakui bahwa yaitu suatu rancangan atau desain
anak yang obesitas tidak seaktif dan yang bersifat dekskriptif kolerasi yaitu
selincah anak yang tidak gemuk. peneliti yang dilakukan untuk
Orang tua terkesan tidak memaksakan mengetahui hubungan antara dua
anak untuk beraktivitas berat/olahraga variable (Arikunto, 2010).
di luar sekolah karena anak sudah Pendekatan waktu yang
cukup kelelahan dengan jadwal padat digunakan adalah cross sectional.
di Sekolah, sehingga berdampak Penelitian cross sectional adalah
terhadap perlakuan membiarkan anak penelitian dimana cara pengambilan
tidak olahraga (Leonita et. al, 2010). data yang menyangkut variabel
Beberapa penelitian sebelumnya independent maupun variabel
mengatakan bahwa adanya hubungan dependent dilakukan pada satu saat
antara aktivitas fisik dengan obesitas, (Notoatmodjo, 2012).
penelitian yang dilakukan oleh Emilia Populasi dalam penelitian ini
et. al (2016) mengatakan adanya adalah siswa-siswi yang mengalami
hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas di SMAN 1 Gamping Sleman
obesitas pada siswa SMA Negeri 1 Yogyakarta yaitu sebanyak 26 siswa.
Bitung. Perbedaan penelitian yang Pengambilan sempel menggunakan
dilakukan oleh peneliti dengan peneliti teknik total sampling. Pengumpulan
sebelumnya adalah tempat, waktu dan data dilakukan dengan menggunakan
jumlah responden. Peneliti kuesioner. Kuesioner terdiri dari 9
sebelumnya melakukan penelitian di item pertanyaan untuk kuesioner
kota bitung sedangkan peneliti di untuk aktivitas fisik dan untuk
Yogyakarta dimana jumlah warga mengetahui obesitas menggunakan
yang mengalami obesitas lebih banyak timbangan berat badan dan microtoise.
di Yogyakarta daripada di kota Metode analisis data selanjutnya
Bitung, hal ini dapat dilihat dari hasil mengkorelasikan data dari dua
Riskesdas (2013) yaitu di DIY sebesar variabel berbentuk ordinal dan interval
10,3%, sedangkan di kota Bitung dengan menggunakan uji statistic
sebesar 2,4%. korelasi yaitu Korelasi Sperman Rank
dengan komputer.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Siswa SMAN 1 Gamping Sleman Yogyakarta
Berdasarkan Status Gizi
Klasifikasi Frekuensi Persentase(%)
Normal 220 85.6
Gemuk 11 4,3
Obesitas 26 10,1
Total 257 100
Berdasarkan tabel 1 didapatkan berjumlah 11 (4,3%) dan obesitas
siswa dengan status gizi normal berjumlah 26 (10,1%).
berjumlah 220 (85%), gemuk

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
di SMAN 1 Gamping Sleman Yogyakarta
Usia (tahun) Frekuensi Prosentasi (%)
15 6 23,1
16 13 50,0
17 7 26,9
Total 26 100

Berdasarkan tabel 2 distribusi usia terbanyak adalah 16 tahun


karakteristik responden di SMAN 1 berjumlah 13 (50%) dan terendah usia
Gamping Sleman Yogyakartadapatkan 15 tahun berjumlah 6 (23,1%).

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
SMAN 1 Gamping Sleman Yogyakarta
Jenis Kelamin Frekuensi Prosentasi (%)
Laki-laki 10 38,5
Perempuan 16 61,5
Total 26 100

Berdasarkan tabel 3 distribusi adalah perempuan berjumlah 16


karakteristik responden di SMAN 1 (61,5%) dan terendah jenis kelamin
Gamping Sleman Yogyakarta laki-laki berjumlah 10 (38,5%).
didapatkan jenis kelamin terbanyak

Tabel 4
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas di SMAN 1 Gamping Sleman
Yogyakarta
Kelas Frekuensi Prosentasi (%)
X 15 57,7%
XI 11 42,3%
Total 26 100%
Berdasarkan tabel 4 distribusi terbanyak adalah kelas X berjumlah
karakteristik responden di SMAN 1 15 (57,69%) dan terendah kelas XI
Gamping Sleman Yogyakarta berjumlah 11 (42,31%).
berdasarkan kelas didapatkan kelas

Tabel 5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik di SMAN 1 Gamping
Sleman Yogyakarta
Aktivitas Fisik Frekuensi Prosentasi (%)
Sangat ringan 6 23,1
Ringan 7 26,9
Sedang 13 50,0
Berat 0 0
Sangat berat 0 0
Total 26 100

Berdasarkan tabel 5 distribusi berjumlah 13 (50%) dan terendah


aktivitas fisik di SMAN 1 Gamping mengalami aktivitas fisik kategori
Sleman Yogyakarta di dapatkan ringan berjumlah 6 (23%).
mayoritas responden mengalami
aktivitas fisik kategori sedang

Tabel 6
Distribusi Kategori Aktivitas Fisik Responden Obesitas Tingkat 1 di SMAN 1
Gamping Sleman Yogyakarta
Aktivitas fisik Frekuensi Prosentasi (%)
Sangat ringan 2 10,0
Ringan 6 30,0
Sedang 12 60,0
Berat 0 0
Sangat berat 0 0
Total 20 100

Berdasarkan tabel 6 distribusi kategori ringan berjumlah 6 (30,0%),


aktivitas fisik kategori obesitas 1 aktivitas fisik kategori sangat ringan
didapatkan sebagian besar responden berjumlah 2 (10,0%) dan tidak ada
obesitas tingkat 1 mempunyai responden obesitas tingkat 1 yang
aktivitas fisik kategori sedang mempunyai aktivitas fisik kategori
berjumlah 12 (60,0%), aktivitas fisik berat dan sangat berat.

Tabel 7
Distribusi Kategori Aktivitas Fisik Responden Obesitas Tingkat 2 di SMAN 1 Gamping
Sleman Yogyakarta
Aktivitas fisik Frekuensi Prosentasi (%)
Sangat ringan 4 66,6
Ringan 1 16,7
Sedang 1 16,7
Berat 0 0
Sangat berat 0 0
Total 6 100
Berdasarkan tabel 7 distribusi berjumlah 1 (16,7%), aktivitas fisik
kategori aktivitas fisik obesitas tingkat 2 sedang berjumlah 1 (16,7%) dan tidak
didapatkan sebagian besar responden ada responden obesitas 2 yang
obesitas tingkat 2 mempunyai aktivitas mempunyai aktivitas fisik kategori
fisik kategori sangat ringan berjumlah 4 sangat berat.
(66,6%), aktivitas fisik ringan

Tabel 8
Distribusi Frekuensi Obesitas di SMAN 1 Gamping Sleman
Yogyakarta
Obesitas IMT Frekuensi Prosentasi (%)
Obesitas 1 30,0-34,9 20 76,9
Obesitas 2 35,0-39,0 6 23,1
Obesitas 3 >40 0 0
Total 26 100

Berdasarkan tabel 8 tentang responden mengalami obesitas tingkat 1


distrbusi frekuensi obesitas di SMAN 1 berjumlah 20 (76,9%) dan yang paling
Gamping Sleman Yogyakarta sedikit responden mengalami obesitas
menunjukkan bahwa mayoritas tingkat 2 berjumlah 6 (23,1%).

Tabel 9
Tabulasi Silang Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja di SMAN 1
Gamping Sleman Yogyakarta
Aktivitas Fisik Obesitas
Obesitas 1 Obesitas 2 Prosentasi
F % F % F %
Sangat Ringan 2 7,7 4 15,4 6 23,1
Ringan 6 23,1 1 3,8 7 26,9
Sedang 12 46,2 1 3,8 13 50,0
Berat 0 0 0 0 0 0
Sangat Berat 0 0 0 0 0 0
Total 20 76,9 6 23,1 26 100

Berdasarkan tabel 9 responden yang mengalami obesitas


menunjukkan bahwa responden yang tingkat 2 mayoritas melakukan aktivitas
mengalami obesitas tingkat 1 mayoritas fisik dalam kategori sangat ringan
melakukan aktivitas fisik dalam berjumlah 4 (15,4%), aktivitas fisik
kategori sedang berjumlah 12 (46,2), kategori ringan berjumlah 1 (3,8%),
aktivitas fisik kategori ringan berjumlah aktivitas fisik kategori sedang erjumlah
6 (23,1%), sangat ringan berjumlah 2 1 (3,8%) dan tidak ada responden
(7,7%) dan tidak ada responden obesitas obesitas tingkat 2 yang melakukan
tingkat 1 yang melakukan aktivitas fisik aktivitas fisik kategori berat dan sangat
berat dan sangat berat. Sedangkan berat.
Tabel 10
Hasil Uji Sperman Ranks Aktivitas Fisik dengan Obesitas Pada Remaja di SMAN 1
Gamping Sleman Yogyakarta
Koefisiensi Signifikan Keterangan
-0,49 0,001 Ada hubungan signifikan

Berdasarkan table 10 keeratan hubungan diketahui nilai


menunjukkan hasil uji statistik sperman signifikan r (-0,49) menujukkan ada
ranks diketahui hasil nilai signifikan hubungan aktivitas fisik dengan
0,011 (p<0,05) maka hipotesis Ha kejadian obesitas pada remaja di SMAN
diterima sehingga dapat disimpulkan 1 Gamping Sleman Yogyakarta dengan
terdapat hubungan yang bermakna kategori sedang dan arah hubunganya
secara statistik antara hubungan negatif. Arah hubungan yang negatif
aktivitas fisik dengan kejadian obesitas artinya semakin tinggi aktivitas fisik
di SMAN 1 Gamping Sleman maka obesitasnya semakin rendah.
Yogyakarta. Uji korelasi menjelaskan

Aktivitas Fisik sedangkan yang tidak pernah dilakukan


Berdasarkan tabel 5 aktivitas oleh responden adalah baseball 23
fisik terbanyak yaitu aktivitas fisik (88,5%), woodball 22 (84,6%) dan
sedang 13 (50%). Aktivitas fisik panahan 21 (80,8%). Hasil ini
merupakan kegiatan yang melibatkan menunjukkan bahwa responden lebih
gerakan tubuh dan dilakukan sebagai banyak melakukan aktivitas fisik yang
bagian dari aktivitas sehari-hari seperti sedikit mengeluarkan energi.
bekerja, berjalan kaki, bermain,
melakukan tugas rumah dan kegiatan Berdasarkan keaktifan responden
waktu luang. Semakin tinggi aktivitas saat pelajaran penjaskes mayoritas
seseorang maka akan semakin banyak responden kadang-kadang aktif 16
lemak yang digunakan sebagai energi (61.5%), sering aktif dan yang tidak
(WHO, dalam Wiyono, 2016). Aktivitas ikut masing-masing 4 (15,4%). Hal ini
fisik memainkan peran penting dalam menunjukkan keaktifan responden
mengontrol berat badan karena kalori tergolong sedang karena mayoritas
yang dibakar saat melakukan aktivitas responden kadang-kadang aktif.
fisik. Menurut Nurmalia (2011) Kegiatan saat jam istirahat didapatkan
melakukan aktivitas fisik 30 menit per mayoritas responden kadang-kadang
hari untuk kesehatan jantung, 60 menit berlari/bermain kejar-kejaran 18
untuk mencegah kenaikan berat badan (69,2%), duduk-duduk dan berjalan
dan 90 menit untuk menurunkan berat masing-masing 4 (15,4%). Hal ini
badan. menunjukkan responden saat jam
istirahat tergolong sedang karena
Pada umumnya jenis aktivitas kebanyakan responden kadang-kadang
fisik yang biasa dilakukan oleh berlari.
responden dalam 7 hari terakhir ketika
di Sekolah dan di rumah menunjukkan Frekuensi olahraga setelah
responden cenderung jarang pulang sekolah mayoritas responden
melakukan aktivitas yang melakukan olahraga 2 atau 3 kali 20
membutuhkan energi. Berdasarkan (76,9%) dan yang tidak pernah
aktivitas fisik waktu luang yang paling melakukan olahraga setelah pulang
sering dilakukan oleh responden adalah sekolah 6 (23,1%). Hasil ini
olahraga berjalan 8 (30,8%), berlari 9 menunjukkan aktivitas fisik responden
(34,6%) dan senam 6 (23,1%) saat pulang sekolah tergolong sedang
hingga rendah dan tidak ada responden responden tidak melakukan aktivitas
yang melakukan olahraga 4-5 kali fisik (olahraga) pada hari Senin dan
seminggu dan 5-7 kali seminggu. Hal Selasa.
ini sesuai dengan teori Arundhana et.
al (2013) menyatakan bahwa kemajuan Hasil pengisian PAQ-A yang
teknologi mempengaruhi penurunan dilakukan oleh responden setelah
aktivitas fisik yang dilaukan oleh dicocokkan dengan norma penilaian
responden mengakibatkan obesitas. PAQ-A menunjukkan mayoritas
responden melakukan aktivitas fisik
Berdasarkan frekuensi olahraga kategori sedang. Aktivitas fisik yang
yang dilakukan oleh responden pada dilakukan oleh responden dengan
sore hari yang paling banyak dilakukan obesitas tingkat 1 mayoritas melakukan
adalah 1 kali minggu lalu 10 (38,5%), aktivitas fisik kategori sedang,
tidak pernah 5 (19,5%) dan 4-5 minggu sedangkan responden dengan obesitas
lalu 4 (15,4%). Hasil tersebut tingkat 2 mayoritas melakukan
menunjukkan kegiatan olahraga yang aktivitas fisik dalam kategori sangat
dilakukan responden pada sore hari ringan. Hasil ini menunjukkan semakin
tergolong rendah. Berdasarkan kecil aktivitas yang dilakukan oleh
frekuensi olahraga yang dilakukan oleh seseorang maka obesitas akan
responden pada akhir pekan yang meningkat.
paling banyak adalah 1 kali berjumlah
10 (38,5%), tidak pernah 4 (15,4%) Berdasarkan karakteristik usia
dan 2 atau 3 kali berjumlah 6 (23,1%). responden antara 15-17 tahun memiliki
Hasil tersebut menujukkan kegiatan usia terbanyak yaitu 16 tahun.
olahraga yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh lrdianty
responden pada hari Sabtu dan Minggu et. al (2016) menyatakan kurangnya
tergolong rendah. aktivitas fisik pada remaja usia 16-18
tahun karena pada usia tersebut lebih
Berdasarkan pernyataan disibukkan dengan kegiatan sekolah
gambaran diri responden dalam dan bermain dengan teman sebaya.
seminggu terakhir yang paling banyak Hasil tersebut sejalan dengan
adalah kadang-kadang 18 (69,2%), penelitian yang dilakukan oleh
sering 5 (19,2%), semua waktu luang Pramono & Sulchan (2014) yang
untuk bersantai 3 (11,5%) dan tidak mengatakan perilaku anak sekarang
ada responden yang lebih sering dan lebih menyukai menonton TV, bermain
sangat sering melakukan aktivitas fisik playstation dan gadge sehingga waktu
diwaktu luang. Hasil ini menunjukkan untuk melakukan aktivitas fisik diluar
gambaran diri responden dalam rumah menjadi berkurang. Aktivitas
memanfaatkan waktu luang tergolong fisik menyebabkan terjadinya proses
rendah. pembakaran energi sehingga semakin
banyak melakukan aktivitas fisik maka
Berdasarkan frekuensi aktivitas energi yang dikeluarkan juga semakin
jasmani (olahraga) yang dilakukan oleh banyak (Suryaputra, 2012).
responden setiap hari, yang paling
banyak responden tidak melakukan Obesitas
aktivitas jasmani (olahrga) di hari Berdasarkan tabel 8 distribusi
Senin 18 (69,2%), Selasa 16 (61,5%) frekuensi obesitas di SMAN 1
dan responden sering melakukan Gamping Sleman Yogyakarta
aktivitas olahraga di hari Sabtu dan menunjukkan obesitas terbanyak yaitu
Minggu berjumlah 2 (7,7%). Hasil obesitas tingkat 1 berjumlah 20
tersebut menunjukkan mayoritas (76,9%) sedangkan obesitas 2
berjumlah 6 (23,1%). Hasil Riskesdas yang rentan terhadap terjadinya
(2013) menunujukkan di Indonesia obesitas. Pertama karena adanya
orang yang mengalami obesitas kebutuhan energi yang besar untuk
mengalami peningkatan dari tahun mengimbangi peningkatan
2007-2013 yaitu 1,4% menjadi 7,3%. pertumbuhan dan perkembangan yang
Remaja umur 16-18 tahun yang relative singkat. Kedua karena
mengalami kegemukan 5,7% dan perubahan gaya hidup dan kebiasaan
obesitas 1,6%. pangan penyesuaian energi dan zat
Berdasarkan hasil pengukuran gizi.
IMT yang dilakukan di SMAN 1
Gamping Sleman Yogyakarta Hubungan Aktivitas Fisik Dengan
didapatkan sebagian besar responden Kejadian Obesitas Di SMAN 1
perempuan yang mengalami obesitas Gamping Sleman Yogyakarta
sebanyak 16 (61,5%), sedangkan laki- Berdasarkan tabel 10 hasil uji
laki sebanyak 10 (38,5%). Hal ini statistik sperman ranks diketahui hasil
sejalan dengan penelitian yang signifikan 0,011 (p<0,05) maka
dilakukan oleh Armi & Dwipayana hipotesis Ha diterima sehingga dapat
(2018) didapatkan obesitas pada disimpulkan terdapat hubungan yang
perempuan sebanyak (56,3%) dan laki- bermakna secara statistik antara
laki sebanyak (43,8%). Hal ini hubungan aktivitas fisik dengan
diperkuat oleh penelitian yang kejadian obesitas di SMAN 1 Gamping
dilakukan oleh Oktaviani et. al (2012) Sleman Yogyakarta.
juga memperoleh hasil bahwa remaja Hasil analisis sperman ranks
perempuan yang mengalami obesitas tentang keeratan hubungan didapatkan
lebih banyak pada perempuan (52,6%) -0,49 menununjukkan tingkat keeratan
dan laki-laki (47,4%). hubungan dalam kategori sedang dan
Hal ini menunjukkan arah hubungan negatif. Sejalan dengan
kecenderungan obesitas lebih banyak penelitian yang dilakukan oleh Antika
terjadi pada perempuan dibandingkan (2016) menunjukkan terdapat
dengan laki-laki, hal tersebut hubungan yang bermakna antara
disebabkan karena perempuan lebih aktivitas fisik dengan obesitas dengan
banyak menyimpan kelebihan kategori sedang dan arah hubungan
energinya sebagai lemak simpanan, negatif dengan nilai r (-0,447).
sementara laki-laki menggunakan Ada beberapa faktor penyebab
kelebihan energinya untuk mensintesis obesitas yaitu faktor genetik, makanan
protein. Hal ini sesuai dengan teori cepat saji (fast food), soft drink, faktor
Dwianti & Widiastuti (2011) psikologis, faktor sosial ekonomi dan
menyatakan rata-rata wanita memiliki kurangnya aktivitas fisik (Nirwana,
lemak tubuh yang lebih banyak 2012). Pada penelitian ini hanya
dibandingkan dengan laki-laki. Pada menghubungkan satu faktor penyebab
wanita jumlah timbunan lemak tubuh obesitas yaitu aktivitas fisik. Penelitian
normalnya 25-30% dan pada laki-laki yang dilakukan oleh Sartika (2011)
normalnya 18-23%. menyatakan faktor utama penyebab
Meskipun obesitas dapat terjadi obesitas di Indonesia adalah aktivitas
pada semua usia namun obesitas sering fisik.
dianggap sebagai kelainan pada usia Hasil penelitian ini mengenai
pertengahan artinya pada usia remaja. aktivitas fisik yang dilakukan oleh
Menurut Arisman (2010) ada beberapa remaja obesitas di SMAN 1 Gamping
alasan mengapa remaja dikatakan usia Sleman Yogyakarta menunjukkan
aktivitas fisik sedang. Pada remaja signifikansi sedang dan arah hubungan
yang mengalami obesitas aktivitas negatif (-0,49).
yang dilakukan sebagian besar dalam
kategori sedang yaitu 13 (50%) dan Saran
tidak ada aktivitas fisik yang dilakukan Berdasarkan hasil penelitian dan
oleh responden dalam kategori berat. pembahasan dapat diberikan saran
Hal ini dikarenakan berat tubuh yang kepada: 1) Bagi responden, agar dapat
tidak mampu menopang tubuh untuk memberikan masukan bagi responden
bergerak lebih aktif. Apabila seseorang agar lebih aktif dalam melakukan
yang mengalami obesitas, maka tingkat aktivitas fisik supaya bisa menurunkan
penguasaan keterampilan gerak berat badan dan mencegah terjadinya
dasarnya secara otomatis akan obesitas, 2) Bagi sekolah, agar dapat
terhambat dan tingkat kebugaran memberikan masukan bagi kepala
jasmani akan relatif menurun sekolah supaya tetap memantau
(Nurcahyo, 2011). aktivitas fisik siswa dan siswi, dengan
Aktivitas fisik di Indonesia yang menerapkan senam setiap pagi sebelum
tergolong kurang aktif secara umum masuk kelas. Serta memantau berat
26,1%, golongan remaja hingga badan siswa-siswi dengan melakukan
dewasa muda (15-24) sebesar penimbangan berat badan minimal satu
bulan sekali, 3) Bagi peneliti
52%. (Riskesdas, 2013). Data tersebut
menunjukkan masih kurangnya selanjutnya yang ingin melakukan
kesadaran masyarakat Indonesia terkait penelitian yang sama diharapkan
aktivitas fisik. Dalam penelitian ini menyempurnakan penelitian ini
hanya menghubungkan aktivitas fisik mengembangkan aktivitas fisik pada
dengan obesitas tetapi faktor penyebab remaja dengan memperbanyak jumlah
obesitas lainnya juga harus sampel dan menghubungkan dengan
diperhatikan karena bisa mengganggu faktor lain seperti pola makan, faktor
hasil penelitian. Namun ada dua genetik, faktor psikologi dan lain-lain.
variabel yang sulit untuk dikendalikan
yaitu faktor genetik dan faktor DAFTAR PUSTAKA
psikologis.
Proverawati, Atikah. 2012. Obesitas
dan Gangguan Perilaku Makan
SIMPULAN DAN SARAN
Pada Remaja. Yogyakarta:
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis Nuha Medika.
data, dan Pembahasan dapat Am J Clin Nutr. 2010. Global
disimpulkan bahwa: 1) Aktivitas fisik Prevalence and Trends of
yang biasa dilakukan oleh remaja Overweight andObesity Among
obesitas di SMAN 1 Gamping Sleman Preschool Children. American
Yogyakarta mayoritas dalam aktivitas Journal of Clinical Nutrition.
fisik sedang, 2) Kejadian obesitas di 2010;92:1257–64. Dalam ajcn.
SMAN 1 Gamping Sleman Yogyakarta nutrition. org. Diakses 18
adalah sebanyak 26 (10,1%) dari 257 Oktober 2017.
siswa, 3) Obesitas terbanyak di SMAN Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian
1 Gamping Sleman Yogyakarta yaitu Suatu Pendekatan Praktik,
Obesitas 1 yaitu sebanyak 20 (76,9%), Jakarta, Rineka Cipta.
4) Ada hubungan yang signifkan antara Arisman, 2010. Gizi Dalam
aktivitas fisik dengan kejadian obesitas Kehidupan, Jakarta, Salemba
pada remaja di SMAN 1 Gamping Medika.
Sleman Yogyakarta dengan
Emelia R, Malonda Nancy S.H, Notoatmodjo. 2010. Metodologi
Kapantow Nova H. 2016. Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Hubungan aktivitas fisik Rineka Cipta.
dengan obesitas pada siswa di Nurcahyo F. 2011. Kaitan Antara
SMA Negeri 1 Kota Bitung. Obesitas dan Aktivitas.
IDAI, 2014. Manfaat Olahraga Bagi Medikora. Vol. VII, No. 1,
Kesahatan Anak dan remaja. April 2011: 87-96. Dalam
Dalam http//journal.Uny.ac.id/index.ph
http://www.idai.or.id/artikel/sep p/medikora/article/view/4663.
utar-kesehatan- anak/manfaat- Diakses tanggaal 12 Juli 2018.
olahraga-bagi-kesehatan-anak- Nurmalina Rina, 2011. Pencegahan
dan-remaja. Di akses 13 Januari dan Manajemen Obesitas,
2018. Bandung, Elex Media
Hasdianah, HR., 2014. Gizi, Komputindo.
Pemanfaatan Gizi, Diet, dan Nurrahman. 2013. Obesitas Di
Obesitas. Yogyakarta: Nuha Kalangan Anak-anak dan
Medika Dampaknya terhadap Penyakit
Hidayat, Alimul Aziz, 2007a. Konsep kardiovaskular. Dalam
Dasar Keperawatan, Jakarta, http://tekpan.unimus.ac.id/wp-
Salemba Medika content/uploads/2013/02/Obesit
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset as-Di-Kalangan-Anak.pdf.
Kesehatan Dasar Jakarta: Diakses 21 Januari 2018.
Kementrian Kesehatan RI 2013. Oktaviani Wiwied D, Saraswati
Dalam Lintang D, Rahfiludin. M.Z.
http://www.depkes.go.id/resour 2012. Hubungan Konsumsi
ces/download/general/Hasil%2 Fast Food, Aktvitas Fisik, Pola
0Riskesdas%202013.pdf. Konsumsi, Karakteristik
Diakses 15 November 2017. Remaja dan Orang Tua dengan
Leonita Emy, Nopriadi. 2010. Persepsi Indeks Massa Tubuh (IMT)
Ibu Terhadap Obesitas Pada (Studi Kasus Pada Siswa SMA
Anak Sekolah Dasar. Riau : Negeri 9 Semarang Tahun
Jurnal Kesehatan Komunitas. 2012). Jurnal Kesehatan
Vol. 1, No 1 November 2010. Masyarakat. Vol 1, No. 2,
Dalam Tahun 2012 : 542-553. Dalam
http://jurnal.htp.ac.id/index.php http://ejournals1.undip.ac.id/ind
/keskom/article/download/9/6/. ex.php/jkm. Diakses tanggal 10
Diakses 20 Januari 2018. Juli 2018.
Masdar H, Saputri P.A., Rosdiana D, Pramono Adriyan dan Sulchan
Chandra F, Darmawi. 2016. Mohammad. 2014. Kontribusi
Depresi Ansietas, Stres dan Makanan Jajan dan Aktivitas
Serta Hubungannya dengan Fisik Terhadap Kejadian
Obesitas pada Remaja. Jurnal Obesitas pada Remaja di Kota
Klinik Gizi. vol 12 No 4- April Semarang. Jurnal Gizi
2016 138-143. Dalam Indonesia. Vol. 2, No. 2, Juni
https://journal.ugm.ac.id/jgki/ar 2014: 59-65. Dalam
ticle/view/23021/15586. http://ejournal.persagi.org/ojspe
Diakses 02 Januari 2018. rsagi2481/index.php/Gizi_Indo
Nirwana Ade Benih, 2012. Obesitas n/article/view/158. Diakses 20
Anak dan Pencegahannya, Februari 2018.
Yogyakarta, Nuha Medika.
Rombemba Finna R, Rombot Dina V,
Ratag Gustaaf A.E. 2013.
Pandangan Orang tua Mengenai
Intervensi Aktivitas Fisik dan
Diet Pada Siswa Obesitas di
Sekolah Dasar. Manado: Jurnal
Kedokteran Komunitas dan
Tropik. Vol. 4, No. 3 Agustus
2016.
Dalam.http://download.portalga
ruda.org/article. Diakses 20
Januari 2018.
Sartika Ratu Ayu Dewi. 2011. Faktor
Risiko Obesitas Pada Anak 5-
15 Tahun Di Indonesia.Depok:
Jurnal Kesehatan. Vol. 15, No.
1:37-43
Suryaputra. K. 2012. Perbedaan Pola
Makan dan Aktivitas Fisik
Antara Remaja Obesitas dengan
Non Obesitas. Makar
Kesehatan, Vol. 16,No.1, 45-
50.
WHO. 2012. Obesity.
http//www.who.int/topics/obesit
y/en/html. Diakses tanggal 19
November 2017.
Wiyono Sugeng, 2016. Buku Ajar
Epidemiologi Gizi Konsep dan
Aplikasi, Jakarta, Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai