Anda di halaman 1dari 8

WAHANA INOVASI VOLUME 6 No.

1 JAN-JUNI 2017 ISSN : 2089-8592

PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, AKTIVITAS FISIK DAN


OBESITAS SENTRAL PESERTA SENAM AEROBIK
DI TAMA GYM KOMPLEK RIVIERA MEDAN
Novriani Tarigan
Dosen Program Studi Diploma IV Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
E-mail: tarigannovriani@gmail.com

ABSTRAK sangat erat kaitannya dengan aspek


kesehatan lain (Chodijah, 2013).
Masalah gizi di Indonesia padasat ini Obesitas adalah dimana seseorang
adalah masalah gizi ganda, disamping memiliki kelebihan berat badan yang
masalah gizi kurang, disisi lain pada disebabkan terjadinya penimbunan lemak
golongan masyarakat tertentu mulai tubuh dan biasanya ditimbun di jaringan
muncul permasalahn obesitas. Penelitian subkutan. Obesitas terdiri dari 2 macam
ini bertujuan mengetahui hubungan yaitu obesitas umum dan obesitas
pengetahuan gizi seimbang, aktifitas fisik sentral/abdominal. Dikatakan Obesitas
dan obesitas sentral peserta senam umum dapat diketahui melalui indikator
aerobik di Tama Gym Komplek Riviera IMT>25. Sedangkan obesitas
Medan.. Jenis penelitian ini adalah sentral/abdominal dapat diketahui melalui
observasional dengan rancangan cross indikator untuk obesitas sentral negara
sectional. Populasi adalah seluruh Asia termasuk Indonesia pada laki-laki
peserta senam aerobik, dan sampel adalah >90 cm dan pada perempuan >85
adalah seluruh populasi. Pengumpulan cm (Prameswari, 2011).
data dilakukan pada tahun 2015. Data Menurut data dariAmerican Heart
yang dikumpulkan yaitu pengetahuan gizi Association (AHA) padatahun 2011,
seimbang, aktifitas fisik dengan cara terdapat sekitar satu pertiga (32,9%) atau
wawancara, sedangkan lingkar perut 72 juta orang dewasa warga negara
dengan melakukan pengukuran. Data Amerika Serikat mengalami obesitas.
dianalisis secara univariat dan bivariat Diketahui prevalensi penduduk yang
menggunakan uji chi square. Pengetahun mengalami obesitas di negara maju dan
gizi sembang peserta senam aerobik berkembang antara lain yaitu, Inggris 16-
sebanyak 70% kurang, aktifitas fisk 17,3%, Korea Selatan 1,5%, dan Thailand
sebanyak 52,5% mempunyai aktifitas 4% (Hadi, 2005 dalam Silitonga, 2008).
ringan, dan sebanyak 75% masuk Berdasarkan data Riset Kesehatan
kategori obesitas sentral. Aktifitas fisik Dasar (Riskesdas)tahun2010 dan 2013
berhubungan dengan kejadian obesitas prevalensi obesitas dewasa secara
sentral sebesar 9,75 kali. nasional, yaitu sebesar 11,7% tahun 2010
dan meningkat menjadi 14,8% tahun
Kata Kunci : Pengetahuan Gizi, Aktifitas 2013. (Depkes, 2010 dan Kemenkes
Fisik, Obesitas Sentral, 2013). Prevalensi obesitas di Sumatera
Senam Aerobik Utara menurut Riskesdas 2010 yaitu
sebesar 13,5%, sedangkan tahun 2013
PENDAHULUAN meningkat menjadi 18,1%. Angka tersebut
jauh lebih tinggi dari prevalensi Nasional.
Masalah gizi di Indonesia pada saat Prevalensi obesitas sentral di Indonesia
ini adalah masalah gizi ganda, disamping pada tahun 2013 adalalah 26,6% lebih
masih menghadapi masalah gizi kurang, tinggi daripada tahun 2007 yaitu 18,8%.
disisi lain pada golongan masyarakat Sumatera Utara merupakan 1 dari 18
tertentu mulai muncul permasalahan provinsi di Indonesia yang prevalensi
obesitas. Beban pembangunan bidang obesitas sentral di atas angka Nasional
kesehatan nasional akan semakin berat yaitu lebih dari 26,6% (Kemenkes, 2013).
dengan adanya masalah gizi ganda Prevalensi obesitas di Indonesia lebih
karena baik gizi kurang dan gizi lebih kecil dibandingkan negara Amerika
28
Novriani Tarigan : Pengetahuan Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik ………………………………….

Serikat, namun dibanding negara Asean senam aerobik menggunakan iringan


jauh lebih besar. musik yang antara lain berguna untuk
Berdasarkan penelitian yang meningkatkan motivasi latihan dan
dilakukan oleh Himpunan Studi Obesitas kecepatan latihan. Dengan demikian
Indonesia (HISOBI) tahun 2004 intensitas latihan dapat diatur dengan
ditemukan bahwa prevalensi obesitas pengaturan tempo musik yang
sentral lebih tinggi daripada obesitas mengiringinya (Soekarno, 1996 dalam
umum yaitu sebanyak 11,2% wanita dan Nuada, 2013).
9,6% pria menderita obesitas umum. Kesadaran masyarakat tentang
Sementara prevalensi yang lebih tinggi pentingnya hidup sehat terlihat meningkat
ditemukan pada kelompok obesitas belakangan ini, hal ini terbukti dengan
sentral dimana pada pria 41,2% dan pada banyaknya dibuka tempat layanan
wanita 53,3%. Kelompok dengan kebugaran tubuh seperti fitness centre
karakterisitik obesitas sentral tertinggi di termasuk Tama Gym yang
Indonesia berada dalam rentang umur 45 menyelenggarakan senam aerobik. Jenis
– 54 tahun sebanyak 27,4%. (Depkes, latihan fisik tersebut banyak diminati dan
2007). diikuti masyarakat khususnya oleh kaum
Faktor-faktor penyebab terjadinya wanita, tetapi masih terdapat peserta
masalah obesitas antara lain asupan senam aerobik yang belum dapat
makanan, pengetahuan, kurang aktivitas mencapai penurunan lemak tubuh yang
fisik (sedentary activities), kemudahan diharapkan. Berdasarkan survey
hidup (sedentary life), kemajuan teknologi pendahuluan di Tama Gym, diketahui
dan transportasi, faktor psikologis, dan bahwa peserta senam aerobik seluruhnya
faktor genetik (Fitriah, 2007). Perilaku gizi adalah perempuan usia 19-55 tahun.
seimbang terdiri dari tiga komponen yaitu Berdasarkan uraian diatas, penulis
pengetahuan, sikap, dan tindakan gizi telah melakukan penelitian tentang
seimbang. Faktor pengetahuan gizi “Hubungan Pengetahuan Gizi Seimbang,
seimbang mempengaruhi terjadinya Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral
obesitas, pengetahuan tentang dan Persen Lemak Tubuh Peserta Senam
pengaturan makanan, cara pengolahan Aerobik Di Tama Gym Komplek Riviera
makanan dan kandungan gizi dalam No. 11-12 Medan”.
bahan makanan sangat mempengaruhi
asupan makan seseorang dan METODE PENELITIAN
memberikan risiko yang sangat besar
terjadinya obesitas (Surajiyao, 2007). Penelitian ini dilaksanakan di Tama
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan Gym, Komplek Riviera No. 11-12 Medan.
tubuh yang meningkatkan pengeluaran Pengumpulan data selama 4 minggu
tenaga dan energi sehingga pada bulan Mei 2015.Jenis penelitian
menyebabkan pembakaran energi yang adalah observasional dengan rancangan
diperlukan untuk aktivitas fisik bervariasi cross sectional yaitu dengan meneliti
menurut tingkat intensitas dan lama variabel bebas dan variabel terikat secara
melakukan aktivitas fisik. Semakin berat bersamaan (Notoatmojo, 2010
dan lama aktivitas fisik, maka semakin Populasi adalah seluruh peserta
tinggi energi yang diperlukan (Sandjaja, senam aerobik yang diperoleh pada saat
2009). Menurut data Riskesdas 2010, penelitian yaitu sebanyak 40 orang.
proporsi aktivitas fisik tergolong kurang Sampel adalah seluruh populasi senam
aktif secara umum adalah 26,1%. aerobik di Tama gym yang berjumlah
Terdapat 22 provinsi dengan penduduk sebanyak 40 orang peserta terdiri dari 20
aktivitas fisik tergolong kurang aktif orang member dan 20 orang harian.
berada di atas rerata Indonesia. Proporsi Penentuan sampel pada penelitian ini
penduduk Indonesia dengan perilaku dilakukan secara non probability sampling
sedentari ≥ 6 jam perhari 24,1% (Depkes, dengan menggunakan convenience
2010). sampling yaitu semua subyek yang
Senam aerobik merupakan latihan datang dan memenuhi kriteria sebagai
yang menggunakan seluruh otot terutama sampel, yaitu aktif mengikuti senam
otot-otot besar, dengan gerakan yang aerobik, tidak sakit, dan bersedia menjadi
terus menerus, berirama dan sampel (Sugiarto, 2001)
berkelanjutan. Pada pelaksanaannya
29
Novriani Tarigan : Pengetahuan Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik ………………………………….

Data yang dikumpulkan dalam Keterangan :


penelitian adalah data pengetahuan gizi PAL : Physical Activity Level
seimbang, aktivitas fisik, obesitas sentral. (tingkat aktivitas fisik)
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti PAR : Physical Activity Ratio
dan dibantu oleh 4 orang enumerator (jumlah energi yang dikeluarkan
yang sudah dilatih. Data indentitas untuk tiap jenis aktivitas per
meliputi nama, tanggal lahir, pedidikan, satuan waktu tertentu)
pekerjaan, suku, status keanggotaan, 4) Kemudian semua nilai PAL
lama ikut senam dan alamat. Data sampel dalam 2 hari dirata-
identitas diperoleh dengan wawancara. ratakan dengan membagi dua.
Data Pengetahuan gizi seimbang. Data ini 5) Mengkategorikan hasil
dikumpulkan dengan cara wawancara perhitungan berdasarkan nilai
langsung dengan menggunakan Physical Activity Level (PAL)
kuesioner yang berisi 30 pertanyaan yaitu sebagai berikut :
dengan jawaban pilihan berganda. Data a. Sangat ringan : 1.20 – 1,39
aktifitas fisikdi kumpulkan dengan cara PAL
melakukan wawancara kepada sampel b. Ringan : 1,40 – 1.69 PAL
menggunakan kuesioner satu kali 24 jam c. Sedang : 1,70 – 1.99 PAL
recall aktivitas fisik selama 2 hari tidak d. Berat : 2.00 – 2.40 PAL
berturut-turut. (FAO/WHO/UNU, 2001
Data Obesitas sentral. Data ini dalam Akmal, 2012).
dikumpulkan dengan cara mengukur Obesitas sentral, Data lingkar perut yang
lingkar perut responden dengan sudah terkumpul dikategorikan sebagai
menggunakan pita pengukur. berikut :
Pengolahan data keseluruhan diolah 1) Obesitas sentral : lingkar
secara manual melalui tahapan-tahapan perut ≥80
proses yang dimulai secara Editing, 2) Tidak obesitas sentral : lingkar
Coding, Entry data melalui program perut <80
komputer. Data yang diolah mencakup Data yang diolah dianalisis menggunakan
variabel-variabel seperti dibawah ini : analisis univariat dan bivariat.
Pengetahuan gizi seimbang, Data a. Analisis univariat untuk meng-
pengetahuan gizi seimbang masing- gambarkan masing-masing variabel
masing sampel diberi skor, kemudian di yang disajikan dalam distribusi
jumlahkan. Hasil skor Pengetahuan gizi frekuensi besarnya proporsi dari
seimbang di persenkan dan di variabel terikat dan variabel bebas
kategorikan menjadi dan dianalisis berdasarkan
1) Baik : >75% persentase.
2) Cukup : 56%-75%. b. Analisis bivariat untuk menguji
3) Kurang : <56%. hipotesis variabel bebas dan variabel
b. Aktivitasfisik terikat peserta senam aeroik,
1) Mengkonversi Recall Aktivitas dilakukan dengan uji Chi-square.
Fisik ke Physical Activity Ratio Dengan mengambil kesimpulan, jika
(PAR). p<α (0,05) maka Ho ditolak, artinya
2) Menghitung total kalori yang ada hubungan yang signifikan.
dikeluarkan sampel dalam
melakukan aktivitas fisik selama HASIL DAN PEMBAHASAN
2 hari tidak berturut-turut
berdasarkan tabel nilai Physical A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Activity Ratio (PAR) sehingga Tama Gym merupakan salah satu
diketahui nilai PAL masing- fitness center yang terletak di kompleks
masing sampel dalam 2 hari. taman Riviera di tepi jalan lintas Medan –
3) kemudian dimasukkan dalam Lubuk Pakam. Tama Gym didirikan oleh
rumus Physical Activity Level Ana Rita Yeti Simbolon pada 1 Mei 2010.
(PAL) sebagai berikut : Tama Gym memiliki tujuan yaitu untuk
𝑃𝐴𝐿 kebugaran jasmani serta untuk
Σ(alokasi waktu tiap aktivitas Χ PAR) menurunkan berat badan bagi peserta
= fitness maupun senam aerobik. Tama
24 Jam
Gym memiliki 1 orang instruktur fitness
30
Novriani Tarigan : Pengetahuan Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik ………………………………….

yang juga sebagai manager, 3 orang Lama ikut senam:


instruktur senam aerobik, 1 orang bagian a. <3 bulan 23 57,5
administrasi dan 1 orang bagian cleaning b. 3 bulan – 1 8 20
service. tahun 9 22,5
c. >1 tahun
Tama Gym merupakan fitness center
yang menyediakan berbagai fasilitas
untuk fitness yaitu alat-alat fitness C. Pengetahuan Gizi Seimbang
berjumlah 32 alat. Selain itu, Tama Gym Pengetahuan gizi seimbang adalah
juga menyelenggarakan senam aerobik merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi
dan sauna yang banyak diminati dan setelah orang melakukan penginderaan
diikuti oleh masyarakat khususnya oleh terhadap pesan-pesan pedoman gizi
kaum wanita. Member fitness yang seimbang yang terdiri dari 10 pesan
terdaftar yaitu sebanyak 40 orang dan (Kemenkes, 2014).
lebih banyak diminati oleh kaum laki-laki
sedangkan member senam aerobik yang Tabel 2. Distribusi Peserta Senam Aerobik
terdaftar yaitu sebanyak 20 orang. Tama Berdasarkan Pengetahuan Gizi
Gym pernah mengadakan lomba body Seimbang
contest dan senam aerobik antar seluruh Kategori n %
Sumatera Utara sebanyak dua kali pada
Cukup 12 30
acara ulang tahun Tama Gym.
Kurang 28 70
B. Gambaran Karakteristik Sampel Total 40 100
Sampel penelitian ini terdiri dari 40
orang, 20 orang member dan 20 orang Dari tabel 2 diketahui bahwa distribusi
peserta harian. Umur yang paling sampel berdasarkan pengetahuan gizi
banyak adalah golongan umur 19-29 seimbang dengan persentase tertinggi
tahun, sedangkan pendidikan yang adalah kategori kurang yaitu sebanyak 28
terbanyak adalah Perguruan Tinggi yaitu orang (70%), dan kategori cukup yaitu
sebanyak masing-masing 60%. sebanyak 12 orang (25%). Pedoman gizi
Pekerjaan yang terbanyak adalah seimbang yang menjadi acuan untuk
pegawai swasta sebanyak 35% dan Ibu membuat pertanyaan adalah yang
Rumah Tangga 22,5%. Sedangkan suku dikeluarkan Kementerian Kesehatan
yang terbanyak adalah suku Jawa dan tahun 2014. Kemungkinan peserta senam
Batak masing-masing 45% dan 37,5%. aerobik belum mengetahui pedoman gizi
Lama senam Sampel yang terbanyak seimbang tersebut.
adalah kurang dari 3 bulan yaitu 57,5%, Faktor pengetahuan gizi seimbang
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1. mempengaruhi terjadinya obesitas,
pengetahuan tentang pengaturan
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Sampel makanan, cara pengolahan makanan dan
Variabel Jumlah % kandungan gizi dalam bahan makanan
Umur: sangat mempengaruhi asupan makan
a. 19-29 tahun 24 60 seseorang dan memberikan risiko yang
b. 30-49 tahun 16 40 sangat besar terjadinya obesitas
Pendidikan: (Surajiyao, 2007).
a. SMP 2 50
b. SMA 14 35 D. Aktivitas Fisik
c. PT 24 60 Dalam penelitian ini, dilakukan
Pekerjaan:
wawancara untuk mengetahui aktifitas
a. IRT 9 22,5
b. Pegawai 14 35
fisik peserta senam aerobik. Pekerjaan
swasta 2 5 yang umumnya dilakukan oleh peserta
c. Pedagang 8 20 senam aerobik adalah bekerja dikantoran
d. PNS 7 17,5 yaitu sebanyak 14 orang dan sebagai
e. Mahasiswa mahasiswa yaitu sebanyak 7 orang dan
Suku: sebagainya. Aktifitas fisik yang dilakukan
a. Batak 15 37,5 peserta senam setelah dikategorikan
b. Jawa 18 45 menjadi aktivitas sangat ringan, aktivitas
c. Minang 3 7,5 ringan, aktivitas sedang dan aktivitas
d. Lain-lain 4 10
berat dapat dilihat pada tabel 3.
31
Novriani Tarigan : Pengetahuan Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik ………………………………….

Tabel 3. Distribusi Peserta Senam Aerobik pada wanita kemudian dikategorikan


Berdasarkan Aktivitas Fisik menjadi dua kategori yaitu obesitas
sentral apabila ≥ 80 cm, sedangkan tidak
Aktivitas Fisik n % obesitas sentral apabila < 80 cm.Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.
Sangat Ringan 9 22,5
Ringan 21 52,5 Tabel 4. Distribusi Peserta Senam Aerobik
Sedang 10 25,0 Berdasarkan Obesitas Entral
Kategori n %
Berat 0 0
Total 40 100,0 Obesitas sentral 30 75.0
Tidak obesitas sentral 10 25.0
Pada tabel 3 dapat dilihat sebanyak Total 40 100.0
52,5% peserta senam mempunyai
aktifitas ringan. Tidak ada peserta senam Pada tabel 4 dapat dilihat hasil
yang mempunyai aktifitas berat. Hasil ini penelitian dari 40 orang peserta senam
sejalan dengan FAO/WHO/UNU (2001) aerobik terdapat 30 orang (75%) yang
yang menyatakan bahwa kategori tingkat menggalami obesitas sentral, dan 10
aktivitas fisik mengarah kepada jenis orang (25%) peserta senam aerobik yang
pekerjaan. Peserta senam aerobik yang tidak obesitas sentral.
termasuk dalam kategori aktivitas ringan Beberapa studi terkini terbukti bahwa
merupakan peserta senam yang tidak pengukuran lingkar perut jauh lebih baik
banyak melakukan kegiatan fisik, daripada Indeks Masa Tubuh (IMT) dan
kemungkinan menggunakan kendaraan pengukuran obesitas lainnya (Soegih,
mobil atau sepeda motor sebagai alat 2004). Hal ini berhubungan dengan
transportasi, dan lebih banyak penumpukan lemak pada
menghabiskan waktunya untuk kegiatan abdominal/visceral yang merupakan
dalam posisi berdiri diam atau duduk, lemak jahat yang banyak dihubungkan
misalnya staff atau karyawan kantor. dengan berbagai penyakit degeneratif
Selain itu, hasil ini menunjukkan lebih seperti penyakit jantung koroner serta
tinggi dibandingkan dengan penelitian resintesi insulin, diabetes tipe 2 dan
Harikedua (2012) mengenai aktivitas fisik stroke. Lingkar perut lebih akurat untuk
dan pola makan dengan obesitas sentral mencerminkan obesitas sentral (Sonmez
yaitu dengan persentase aktivitas fisik dkk, 2003). Kriteria obesitas sentral atau
ringan sebanyak 59%. lingkar perut di wilayah Asia Pasifik
adalah lingkar perut 90 cm pada laki-laki
E. Obesitas Sentral dan 80 cm pada perempuan (WHO,
Dalam melakukan penelitian ini 2011).
dilakukan dengan pengukuran lingkar
perut peserta senam aerobik. Obesitas
sentral adalah kondisi kelebihan lemak
perut atau lemak pusat. Obesitas sentral

F. Hubungan Pengetahuan Gizi Seimbang dengan Obesitas Sentral

Tabel 5. Hubungan Pengetahuan Gizi Seimbang Dengan Obesitas Sentral


Kategori Obesitas Sentral
Kategori
Tidak
Pengetahuan Jumlah
No Obesitas Sentral obesitas P
sentral
Gizi Seimbang
n % n % n %
1 Cukup 8 66,7 4 33,3 12 100
0,4
2 Kurang 22 78,6 6 21,4 28 100
Jumlah 30 75 10 25 40 100
32
Novriani Tarigan : Pengetahuan Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik ………………………………….

Sebagaimana terlihat pada tabel 5, gizinya yang memberi pengaruh langsung


dari 12 orang peserta senam yang pada status gizi. Fakta pada penelitian ini
mempunyai pengetahuan gizi seimbang adalah status gizi responden berdasarkan
cukup sebanyak 66,7% masuk kategori lingkar perut pada umumnya obesitas
obesitas sentral. Dari 28 orang yang sentral dan pengetahuan gizi seimbang
mempunyai pengetahuan gizi kurang juga kurang. meskipun kedua data ini
sebanyak 78,6% masuk kategori obesitas sepertinya linier tetapi tidaklah merupakan
sentral. Tidak ada hubungan yang hubungan sebab akibat yang langsung.
bermakna antara pengetahuan gizi Pengetahuan gizi yang baik tidak selalu
seimbang dengan kategori obesitas mendasari pilihan makanan yang bergizi,
sentral (p = 0,4 > 0,05). hal ini masih dipengaruhi oleh kebiasaan
Sejalan dengan penelitian ini, dan kemampuan daya beli seseorang.
penelitian Sada 2012 menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara G. Hubungan Aktivitas Fisik dengan
pengetahuan gizi seimbang dengan Obesitas Sentral
status gizi menurut lingkar perut (p = Aktivitas fisik merupakan salah satu
0,942). Masalah gizi lebih jelas faktor yang mempengaruhi karena status
merupakan masalah perilaku konsumsi obesitas seseorang bergantung juga
yang keliru, yang disebabkan rendahnya penggunaan zat gizi yang dikonsumsi
pengetahuan dan kesadaran gizi dengan cara beraktivitas. Manusia
masyarakat. Namun, walaupun membutuhkan energi untuk mem-
pengetahuan merupakan bagian dari pertahankan hidup, menunjang
kawasan perilaku, tapi belum menjamin pertumbuhan dan melakukan aktivitas
bahwa seseorang dengan pengetahuan fisik. Kebutuhan energi seseorang adalah
yang cukup memiliki perilaku yang sama. konsumsi energi berasal dari makanan
Hasil penelitian lain sejalan dengan yang diperlukan untuk menutupi
penelitian yang dilakukan oleh Suryani, pengeluaran energi seseorang bila
dkk (2013) meneliti pengetahuan gizi seseorang mempunyai ukuran dan
dan lingkar perut peserta senam di kompisisi tubuh dengan tingkat aktivitas
Tompobulu Kab. Bantaeng yang yang sesuai dengan kesehatan jangka
menunjukkan bahwa tidak terdapat panjang dan yang memungkinkan
hubungan antara pengetahuan gizi pemeliharaan aktivitas fisik yang
dengan lingkar perut. Penyebab tidak dibutuhkan secara sosial dan ekonomi
adanya hubungan antara pengetahuan (Almatsier, 2009).Hubungan aktivitas fisik
dengan lingkar perut adalah karena dengan obesitas sentral peserta senam
pengetahuan memberi pengaruh secara aerobik dapat dilihat pada tabel 6.
tidak langsung terhadap status gizi
berdasarkan lingkar perut. Namun asupan

Tabel 6. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Obesitas Sentral

Obesitas Sentral
Obesitas Tidak OR
Total p
Aktivitas Fisik sentral obesitas IK 95 %
sentral
n % n % n %
Sangat Ringan 26 86,7 4 13,3 30 100 9,75
dan ringan 0.007
1,8-50,6
Sedang 4 40 6 60 10 100

Pada tabel 6 menjelaskan ternyata mempunyai aktifitas sedang, sebanyak


peserta senam aerobik yang aktivitas 60% tidak obesitas sentral. Obesitas
fisiknya sangat ringan dan ringan sentral berbeda secara bermakna antara
sebanyak 30 orang, 86,7% menderita peserta senam yang mempunyai aktifitas
obesitas sentral atau lingkar perutnya fisik sangat ringan dan ringan dengan
≥80. Sedangkan dari 10 orang yang yang mempunyai aktifitas sedang,
33
Novriani Tarigan : Pengetahuan Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik ………………………………….

p=0,007 <0,05. Aktifitas fisik ber- 4. Tidak ada hubungan antara


hubungan dengan kejadian obesitas pengetahuan gizi seimbang dengan
sentral sebesar 9,75 kali. Dengan obesitas sentral peserta senam
demikian dapat dikatakan aktivitas fisik aerobik.
sangat ringan dan ringan dapat mengarah 5. Obesitas sentral berbeda secara
terjadinya obesitas. Sedangkan aktivitas bermakna antara peserta senam yang
fisik yang sedang dapat mengurangi mempunyai aktifitas fisik sangat
terjadinya kemungkinan obesitas atau ringan dan ringan dengan yang
status gizi normal. Hasil penelitian ini mempunyai aktifitas sedang. Aktifitas
sesuai juga penelitian Trisna dan Sudihati fisik berhubungan dengan kejadian
(2008) yang mengatakan bahwa sebagian obesitas sentral sebesar 9,75 kali.
besar responden dengan aktivitas fisik
rendah mengalami obesitas sentral. Saran
FAO/WHO/UNU (2001) menyatakan 1. Perlu dilakukan peneliatian lanjut
bahwa kategori tingkat aktivitas fisik untuk meneliti variabel lain seperti
mengarah kepada jenis pekerjaan. Orang- asupan energi, lemak dan faktor lain
orang yang termasuk dalam kategori yang berhubungan dengan senam
tingkat aktivitas fisik ringan merupakan aerobik.
orang-orang yang tidak banyak 2. Perlu diberikan motivasi pada peserta
melakukan kegiatan fisik, tidak banyak senam agar tetap mengikuti senam
berjalan kaki dalam jarak yang jauh, aerobik, terutama yang masih baru
menggunakan kendaraan sebagai alat ikut senam, karena dengan mengikuti
transportasi, dan lebih banyak senam aktifitas fisik akan meningkat.
menghabiskan waktunya untuk kegiatan Juga perlu diberi penyuluhan gizi
dalam posisi berdiri diam atau duduk, seimbang.
misalnya staf atau karyawan kantor.
Orang-orang yang termasuk dalam tingkat DAFTAR PUSTAKA
aktivitas sedang merupakan orang-orang
yang memiliki pekerjaan yang tidak terlalu Almatsier, Sunita, 2009. Prinsip Dasar
banyak mengeluarkan tenaga, namun Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka
energi yang dikeluarkan sedikit lebih Utama, Jakarta.
tinggi dibanding tingkat aktivitas ringan.
Pada umumnya orang-orang tersebut Budiarti, Eko. 2002. Biostatistika Untuk
melakukan suatu pekerjaan berat namun Kedokteran Dan Kesehatan
dalam satu jangka waktu tertentu, seperti Masyarakat. Buku Kedokteran
tukang batu atau pekerja konstruksi. EGC, Jakarta.
Orang-orang yang termasuk dalam tingkat
aktivitas berat adalah orang-orang yang Chodijah, siti. 2013. Hubungan Asupan
dalam kesehariannya melakukan aktivitas Karbohidrat, Lemak, Serat Dan
yang mengeluarkan banyak energi seperti Status Gizi Lebih Pada Remaja
menari, berenang, bekerja sebagai buruh Usia 15-24 Tahun Di Pulau Jawa.
tani yang melakukan pekerjaan Skripsi. Universitas Esa Unggul,
mencangkul, dan berjalan kaki dalam Jakarta.
jarak yang jauh dengan beban yang berat
(Wardani, 2009). Depkes. 2007. Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar 2007. Badan
KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan
Kesimpulan Republik Indonesia, Jakarta.
1. Pengetahuan peserta senam aerobik
tentang gizi seimbang lebih dari Depkes. 2010. Laporan Hasil Riset
setengah masuk kategori kurang. Kesehatan Dasar 2010. Badan
2. Setengah dari peserta senam aerobik Penelitian dan Pengembangan
mempunyai aktifitas fisik ringan. . Kesehatan Departemen Kesehatan
3. Dua pertiga dari peserta senam Republik Indonesia, Jakarta.
aerobik masuk kategori obesitas
sentral.
34
Novriani Tarigan : Pengetahuan Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik ………………………………….

Departemen Kesehatan RI (2014). Global Sada, Merinta. 2012. Hubungan Body


Nutrition Report [online] http//www. Image, Pengetahuan Gizi
depkes.go.id. 27 februari 2014 Seimbang, Dan Aktifitas Fisik
Terhadap Status Gizi Mahasiswa
Dr. Rendi Aji Prihaningtyas. 2013. Diet Politeknik Kesehatan Jayapura.
Tanpa Pantangan. Cakrawala. Jurnal. Universitas Hasanuddin
Yogyakarta Makasar.

Fitriah, Juni Norma. 2007. Hubungan Sandjaja, Basuki Budiman. 2009.


Asupan Zat Gizi, Aktivitas Fisik KamusGizi. Penerbit Buku Kompas,
Dengan Status Gizi Pada Peserta Jakarta.
Senam Aerobik. Skripsi. Univesitas
Diponegoro, Semarang. Silitonga, Nelvin, 2009. Pola Makan Dan
Aktifitas Fisik Pada Orang Dewasa
Gibson, Rosalind S. 2005. Principle Yang Mengalami Obesitas Dari
Nutritional Assement dalam Elya, S. Keluarga Miskin. Skripsi.
2009. Faktor Risiko Obesitas Universitas Sumatera Utara,
Sentral Pada Orang Dewasa Di Sumatera Utara.
Sulawesi Utara, Gorontalo Dan Dki
Jakarta. Fakultas Ekologi Manusia. Soegih R. Rachmad dan Wiramihardja,
Intitut Pertanian Bogor, Bogor. Kunkun K. 2009. Obesitas
Permasalahan dan Terapi Praktis.
Harikedua, Vera T, Naomi M. Tando. Sagung Seto, Jakarta.
2012. Aktivitas Fisik Dan Pola
Makan Dengan Obesitas Sentral. Sonmez, K. 2003. Which method should
Jurnal. Gizido, Manado. be used to determinate the obesity,
in patients with coronary artery
Kemenkes. 2013. Laporan Hasil Riset disease? (body mass index, waist
Kesehatan Dasar 2013. Badan circumference or waist-hip ratio).
Penelitian dan Pengembangan Int J Obes Relat Metab Disord. 27:
Kesehatan Departemen Kesehatan 341-346.
Republik Indonesia, Jakarta.
Sugiarto. Dergibson Siagian. Lasmono Tri
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Sunaryanto. Deny S. Oetomo.
Penelitian Kesehatan. PT Rineka 2001. Teknik Sampling. Gramedia
Cipta, Jakarta. Pustaka Utama, Jakarta.

Nuada, I Nyoman. 2013. Pelatihan Senam Surajiyao. 2007. Filsafat Ilmu dan
Ayo Bangkit Lebih Meningkatkan Perkembangannya di Indonesia.
Kebugaran Fisik Ditinjau Dari Daya Suatu Pengantar. Jakarta.
Tahan Umum Daripada Senam Ayo
Bersatu Seri 2 Pada Mahasiswi Wardani, Noni Eka jaya. 2009. Aktivitas
Jurusan Kebidanan Politeknik Fisik, Status Gizi, dan Produktivitas
Kesehatan Kementerian Kesehatan KepalaKeluarga Wanita Pemetik
Denpasar. Tesis. Universitas Teh Di Perkebunan Teh Malabar
Udayana, Denpasar. PTPN VIII Bandung, Jawa Barat.
Skripsi. Institut pertanian bogor.
Prameswari, Galuh Nita. 2013. Obesitas Jawa barat.
Sentral dan Kadar Kolesterol Darah
Total. Jurnal Kesehatan World Health Organization (WHO)
Masyarakat, Universitas Negeri Regional Office for South-East Asia.
Semarang. Semarang. (2013). Overweight and Obesity.
Available from: URL: http://
www.who. int/mediacentre/ fact
sheets/fs311/en/)Williams, Melvin H.
2010. Nutrition For Health, Fitness,
& Sport. McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai