ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 8, Nomor 2, Desember 2018
ABSTRAK
Kelebihan berat badan (overweight ) dan obesitas pada remaja merupakan faktor risiko penyakit
diabetes, kardiovaskular, dan kanker. Hal ini disebabkan karena terjadinya penimbunan lemak pada
jaringan adiposa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan konsumsi ma-
kanan cepat saji (fast foods) dengan komposisi lemak tubuh pada remaja di SMA Karuna Dipa Palu. Jenis
penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel
penelitian berjumlah 74 orang yang diambil menggunakan teknik systematic random sampling. Data
komposisi lemak tubuh diketahui melalui pengukuran menggunakan alat BIA (Bioelectrical Impedance
Analysis) merk KERN, data aktivitas fisik didapatkan melalui pengisian kuesioner aktivitas fisik selama
seminggu terakhir, dan data konsumsi makanan cepat saji (fast foods) sebulan terakhir didapatkan me-
lalui pengisian formulir FFQ (Food Frequency Questionnaire). Analisis data menggunakan uji chi square
dengan nilai α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan 29,7% remaja memiliki komposisi lemak tubuh yang
tinggi. Persentase remaja yang tergolong inaktif sebesar 73,0%, dan 59,5% remaja sering mengkonsumsi
makanan cepat saji (fast foods). Remaja tergolong inaktif beraktivitas fisik yang memiliki komposisi le-
mak tubuh yang tinggi sebesar 35,2% (p-value = 0,161; α>0,05). Dan persentase remaja yang sering
mengkonsumsi fast foods memiliki komposisi lemak tubuh yang tinggi sebesar 36,4% (p-value = 0,210;
α>0,05). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik
dan konsumsi makanan cepat saji (fast foods) dengan komposisi lemak tubuh pada remaja.
ABSTRACT
Being overweight and obesity in adolescents are risk factors of diabetes, cardiovascular disease and
cancer. This happened of accumulation of fat in adipose tissue. This study aims to determine the rela-
tionship of physical activity and fast foods consumption with the composition of body fat in adolescents in
Karuna Dipa High School Palu. This is the analytic research using a cross sectional approach. The popula-
tion in this study amounted to 159 people. Sample of this study consisted of 74 people taken by using sys-
tematic random sampling technique. Data of body fat composition is known through measurements using
KERN's Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) tool, physical activity data is obtained using by physical ac-
tivity questionnaires of a week ago, and data of fast foods consumption last month was obtained by using
FFQ form (Food Frequency Questionnaire). Data analysis using chi square test with α value of α = 0.05. The
results showed 29.7% of adolescents had a high body fat composition. The percentage of adolescents classi-
fied as inactive is 73.0%, and 59.5% of adolescents often consume fast foods. Adolescents are classified as
inactive with physical activity which has a high body fat composition of 35.2% (p-value = 0.161; α> 0.05).
And the percentage of adolescents who often consume fast foods has a high body fat composition of 36.4%
(p-value = 0.210; α> 0.05). The conclusion of this study is there is no meaningful relationship between physi-
cal activity and consumption of fast foods with the body fat composition in adolescents.
(32 orang). Persentase umur responden adanya hubungan yang bermakna antara kon-
didominasi oleh umur 17 tahun yaitu sebe- sumsi makanan cepat saji (fast foods) dengan
sar 41,9% (31 orang) dan umur 15 tahun komposisi lemak tubuh.
sebesar 25,7% (19 orang). Subjek penelitian
didominasi oleh jenis kelamin laki-laki PEMBAHASAN
dengan persentase sebesar 55,4% (41 1. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kompo-sisi
orang). Dan sebesar 8,1% (6 orang) re- Lemak Tubuh Pada Remaja
sponden menyatakan bahwa orang tuanya Pada penelitian ini tidak terdapat hub-
memiliki riwayat obesitas. ungan yang bermakna antara aktivitas fisik
2. Analisis Univariat dengan komposisi lemak tubuh pada remaja.
Data aktifitas fisik menunjukkan bahwa Berbeda dengan hasil penelitian yang dil-
terdapat 20 responden (27,0%) tergolong akukan oleh Ranggadwipa (2014) pada maha-
aktif dan 54 responden (73,0%) tergolong siswa di Universitas Diponegoro, bahwa ter-
inaktif. Data konsumsi makanan cepat saji dapat hubungan yang bermakna antara
(fast foods) didapatkan bahwa 44 respond- aktivi-tas fisik terhadap massa lemak tubuh.
en (59,5%) sering mengkonsumsi makanan Hasil tersebut menyebutkan adanya korelasi
cepat saji (fast foods) dan 30 responden negatif antara aktivitas fisik terhadap massa
(40,5%) jarang mengkonsumsi makanan lemak tubuh responden. Korelasi negatif
cepat saji (fast foods). Data komposisi lemak mengartikan bahwa semakin tinggi aktivitas
tubuh menunjukkan hasil bahwa terdapat fisik maka massa lemak tubuh akan semakin
52 responden (70,3%) memiliki komposisi rendah. Penelitian serupa yang dilakukan oleh
lemak tubuh normal dan 22 responden Adityawarman (2007) pada remaja di SMP
(29,7%) memiliki komposisi lemak tubuh Domenico Savio Semarang, menyatakan bah-
tinggi. wa aktivitas fisik pada remaja mempunyai
3. Analisis Bivariat hubungan positif dengan lemak tubuh karena
Dari hasil analisis bivariat terdapat 17 mempunyai pengaruh terhadap lemak tubuh
responden (85,0%) memiliki komposisi le- dan lingkar pinggang. Dari hasil tersebut
mak tubuh yang normal dan 3 responden dinyatakan bahwa inaktivitas remaja me-
(15,0%) memiliki komposisi lemak tubuh nyebabkan meningkatnya persen lemak
yang tinggi dengan kategori aktif beraktivi- tubuh.
tas fisik. Sementara untuk responden dalam Menurut asumsi peneliti, tidak adanya
kategori inaktif, terdapat 35 responden hubungan antara variabel dalam penelitian ini
(64,8%) memiliki lemak tubuh yang normal dikarenakan adanya aktivitas yang homogen
dan 19 responden (35,2%) memiliki lemak untuk sebagian besar responden. Aktivitas
tubuh yang tinggi. Hasil dari uji statistik fisik dengan kategori inaktif lebih mendomi-
didapatkan nilai p-value=0,161; ɑ>0,05. Hal nasi untuk sebagian besar responden, sehing-
ini menunjukkan bahwa tidak adanya hub- ga menyebabkan tidak adanya keterkaitan
ungan yang bermakna antara aktivitas fisik antara aktivitas fisik dengan komposisi lemak
dengan komposisi lemak tubuh. tubuh pada remaja. Walaupun dalam
Pada data konsumsi makanan cepat saji penelitian ini tidak terdapat hubungan antara
(fast foods) didapatkan hasil bahwa ter-dapat aktivitas fisik dengan komposisi lemak tubuh,
28 responden (80,0%) memiliki kom-posisi tetapi data penelitian ini menunjukkan bahwa
lemak tubuh yang normal dan 16 re-sponden remaja yang tergolong inaktif mempunyai ke-
(36,4%) memiliki komposisi lemak tubuh cenderungan 2,35x untuk memiliki komposisi
yang tinggi dengan kategori sering lemak tubuh yang tinggi dibandingkan
mengkonsumsi makanan cepat saji (fast dengan remaja yang aktif beraktivitas fisik.
foods). Sementara untuk responden dalam Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan
kategori jarang mengkonsumsi makanan oleh Adriani & Wirjatmadi (2012) bahwa
cepat saji (fast foods), terdapat 24 respond-en aktivitas yang rendah pada kelompok remaja
(80,0%) memiliki lemak tubuh yang nor-mal akan meningkatkan risiko gizi lebih karena
dan 6 responden (20,2%) memiliki le-mak ren-dahnya pengeluaran energi dan akan me-
tubuh yang tinggi. Hasil dari uji statis-tik nyebabkan penimbunan lemak pada jaringan
didapatkan nilai p-value= p -value=0,210; adiposa.
ɑ>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
2. Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji obesitas dengan hasil uji statistik P=0,000.
(Fast Foods) dengan Komposisi Lemak Tubuh Pada hasil penelitian tersebut menyatakan
Pada Remaja bahwa proporsi obesitas lebih tinggi pada
Pada penelitian ini tidak terdapat hub- remaja yang sering mengkonsumsi fast foods
ungan yang bermakna antara konsumsi ma- dibandingkan dengan remaja yang jarang
kanan cepat saji (fast foods) dengan kompo- mengkonsumsi fast foods. Hal ini sesuai
sisi lemak tubuh pada remaja. Hasil dengan teori yang menyatakan bahwa fast
penelitian ini mendukung penelitian sebe- foods memiliki kandungan yang tinggi ener-
lumnya yang dilakukan oleh Heriyanto gi, lemak, garam (natrium), dan rendah serat
(2012) yang menyatakan bahwa tidak ada sehingga dapat menyebabkan permasalahan
hubungan antara konsumsi fast foods kesehatan yakni gizi lebih.
dengan persen lemak tubuh pada remaja
perempuan. Penelitian yang dilakukan oleh KESIMPULAN DAN SARAN
Heriyanto (2012) menggunakan alat BIA Pada penelitian ini menunjukkan hasil
(Bioelectrical Impedance Analysis) untuk bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas
menentukan persen lemak tubuh. Penelitian fisik dengan komposisi lemak tubuh pada
yang serupa juga dilakukan oleh Bayuningsih remaja di SMA Karuna Dipa Palu dan tidak
(2015) yang menyatakan bahwa tidak ada ada hubungan antara konsumsi makanan
keterkaitan antara frekuensi konsumsi cepat saji (fast foods) dengan komposisi le-
dengan tebal lemak bawah kulit pada remaja mak tubuh pada remaja di SMA Karuna Dipa
perempuan. Pada penelitian tesebut sekitar Palu.
54,5% remaja tergolong sering mengkon- Pada penelitian ini disarankan agar
sumsi fast foods ≥8x/minggu. Jenis fast foods remaja SMA Karuna Dipa agar meningkatkan
yang dikonsumsi terdiri dari fast foods mod- aktivitas fisik serta mengurangi konsumsi
ern yang tersedia di restoran fast foods dan jajanan fast foods. disarankan untuk peneliti
fast foods lokal yang dijual di pedagang kaki selanjutnya agar dapat menggunakan
lima. Penelitian yang dilakukan oleh Bayun- metode yang lebih akurat untuk mengetahui
ingsih (2015) tersebut menggunakan alat aktivitas fisik serta memasukkan kuantitas
skinfold caliper untuk mengetahui tebal le- atau besaran porsi fast foods yang dikonsum-
mak bawah kulit. si oleh responden.
Tidak adanya hubungan yang bermakna
antara konsumsi makanan cepat saji (fast DAFTAR PUSTAKA
foods) dengan komposisi lemak tubuh pada Adityawarman. 2007. Hubungan Aktivitas
penelitian ini bisa disebabkan karena kon- Fisik Dengan Komposisi Tubuh pada
sumsi makanan cepat saji hanya melihat Remaja. Artikel penelitian: Fakultas
frekuensi konsumsi fast foods tanpa menghi- Kedokteran Universitas Diponegoro
tung besar porsi yang dikonsumsi oleh re- (Online) (http://
sponden. Oleh karena itu, tidak dapat eprints.undip.ac.id/22215/1/
ditemukan hubungan yang bermakna antara Aditya.pdf) diakses 19 Desember
konsumsi makanan cepat saji (fast foods) 2017)
dengan komposisi lemak tubuh. Adriani, M.& Wirjatmadi B. 2012. Pengantar
Walaupun pada penelitian ini tidak ter- Gizi Masyarakat. Kencana Prenada Me-
dapatnya hubungan yang bermakna antara dia Group: Jakarta.
konsumsi fast foods dengan komposisi Adriani, M.& Wirjatmadi B. 2012. Peranan
lemak tubuh pada remaja, namun dari data Gizi dalam Siklus Kehidupan. Kencana
penelitian ini menunjukkan bahwa remaja Prenada Media: Jakarta.
dengan kategori sering mengkonsumsi fast American Diabetes Association. 2015. Physi-
foods memiliki kecenderungan 1,8x untuk cal Activity is Important. (http://
memiliki komposisi lemak tubuh tinggi. www.diabetes.org/food-and-fitness/
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni fitness/physical-activity-is-
(2013) pada remaja di Akademia Kebidanan important.html) diakses tanggal 15
Muhammadiyah Banda Aceh menyatakan Desember 2017.
bahwa terdapat hubungan yang bermakna Bayuningsih, N. S. 2015. Hubungan Antara
antara konsumsi fast foods dengan kejadian Frekuensi Konsumsi Fast Food Dan Ak-
Total 74 100,0
Sumber: Data Primer Terolah, 2018
Fahmi Hafid 110
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Artikel I
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 8, Nomor 1, Desember 2018
Tabel 4. Distribusi Komposisi Lemak Tubuh Remaja di SMA Karuna Dipa Palu
Komposisi Lemak Tubuh n %
Normal 52 70,3
Tinggi 22 29,7
Total 74 100,0
Sumber: Data Primer Terolah, 2018
n % n % n %
Tabel 6. Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Foods) dengan Kompo-sisi
Lemak Tubuh Pada Remaja di SMA Karuna Dipa Palu
Konsumsi Ma- Komposisi Lemak Tubuh
Saji (Fast
Foods) n % n % n %