Oleh:
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obesitas
2.1.1 Definisi
Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh
yang sangat tinggi. Obesitas terjadinya kerena asupan kalori yang lebih banyak
disbanding aktivitas membakar kalori, sehingga kalori yang berlebih menumpuk
dalam bentuk lemak. Apalagi kondisi terjadi dalam waktu yang lama, maka akan
menambah berat badan hingga mengalami obesitas.
Masalah obesitas semakin meningkat di dunia. Hal ini menjadi tantangan
yang besar dalam mencegah pertumbuhan penyakit kronis di dunia. Obesitas juga
dipicu pertumbuhan industry dan ekonomi, serta perubahan gaya hidup, asupan
nutrisi yang semakin banyak dari makanan olahan, atau diet dengan tinggi kalori.
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan atau abnormal yang
dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2017). Penyebab utama terjadinya obesitas
yaitu ketidakseimbangan antara asupan energi dengan pengeluaran energi.
Obesitas adalah kondisi yang ditandai yang ditandai gangguan keseimbangan
energi tubuh yaitu terjadi keeimbangan energi positif yang akhirnya disimpan
dalam bentuk lemak jaringan tubuh. Sehingga obesitas adalah terjadinya
penumpukan lemak dalam tubuh yang abnormal dalam kurun waktu yang lama
dan dikatakan obesitas bila Z-scorenya >2SD berdasarkan IMT/U umur 5-18
tahun
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi
Faktor resiko obesitas dipengaruhi oleh banyak factor. Sebagian besar factor
resiko obesitas yaitu jenis kelamin, factor genetic dan factor lingkungan, antara
lain aktivitas fisik, asupan makan, social ekonomi. Dibawah ini adalah factor-
faktor resiko terjadinya obesitas:
a. Keturunan
Faktor keturunan juga dapat mempengaruhi pembentukan lemak tubuh.
Seseorang mempunyai faktor keturunan yang cenderung membangun lemak
tubuh lebih banyak dibandingkan orang lain. Bawaan sifat metabolisme ini
menunjukkan adanya gen bawaan pada kode untuk enzim lipoprotein lipase
(LPL) yang lebih efektif. Enzim ini memiliki suatu peranan penting dalam
proses mempercepat penambahan berat badan karena enzim ini bertugas
mengontrol kecepatan trigiserida dalam darah yang dipecah-pecah menjadi
asam lemak dan disalurkan ke sel-sel tubuh untuk di simpan sehingga lama
kelamaan menyebabkan penambahan berat badan.
Parental fatness merupakan faktor keturunan yang berperan besar. Jika
kedua orang tua obesitas, 80% anaknya akan menderita obesitas, namun jika
salah satu orang tuanya obesitas maka kejadian obesitas 40% dan bila kedua
orang tuanya tidak obesitas maka prevalensinya menjadi 14%. Sehingga
faktor keturunan orang tua menderita obesitas mempengaruhi kejadian
obesitas pada anak.
b. Konsumsi Makan
Konsumsi makan adalah semua jenis makanan dan minuman yang
dikonsumsi setiap hari . Secara biologis makanan berfungsi memenuhi
kebutuhan energi, zat gizi dan komponen kimiawi yang dibutuhkan tubuh
yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Metabolisme zat
gizi yang terjadi di dalam tubuh berperan menghasilkan energi, membangun
sel, dan memelihara keseimbangan elektrolit dan sistem daya tahan tubuh.
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang.
Status gizi yang optimal apabila tubuh memperoleh cukup zat – zat gizi
yang dapat digunakan secara efisien .Obesitas muncul pada usia remaja
cenderung berlanjut ke dewasa dan lansia
a). Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat makanan yang paling cepat mensuplai
energi sebagai bahan bakar tubuh, terutama saat kondisi tubuh
lapar. Setelah makanan yang mengandung karbohidrat dikonsumsi,
karbohidrat akan segeara dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan
energi. Karbohidrat akan menyumbang 4 kalori di dalam makanan.
Mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang berlebih dapat
menyebabkan faktor risiko obesitas. Konsumsi obesitas melebihi
kecukupan akan disimpan dalam tubuh berbentuk lemak atau
jaringan lain yang akan menimbulkan masalah kesehatan.
b). Lemak
Lemak dalam tubuh yaitu lipoprotein (mengandung trigiserida,
fosfolipid, dan kolestreol) yang berhubungan dengan protein.
Lemak akan menghasilkan kalori tertinggi dibandingkan dengan
zat gizi makro lainnya yaitu sebesar 9 kalori didalam makanan.
Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak
kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan
sebagainya). Lemak lebih banyak menghasilkan energi
dibandingkan dengan karbohidrat atau protein.Setelah makan,
lemak dikirim kejaringan adiposa untuk disimpan sampai
dibutuhkan kembali sebagai energi. Oleh karena itu konsumsi
lemak berlebih akan lebih mudah menambah berat badan.
c). Protein
Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang penting bagi
tubuh selain karbohidrat dan lemak.Protein selain berguna sebagai
sumber energi, protein juga dapat berfungsi untuk memelihara sel-
sel didalam tubuh pada masa pertumbuhan.Makanan yang tinggi
protein biasanya memiliki lemak yang tinggi pula sehingga dapat
menyebabkan obesitas. Protein akan menyumbang energi sebesar 4
kalori didalam makanan.Kelebihan asupan protein juga dapat
diubah menjadi lemak tubuh.konsumsi protein yang melebihi
kebutuhan tubuh, maka asam amino akan melepas ikatan
nitrogennya dan diubah melalui serangkaian reaksi menjadi
trigiserida
c. Sosial Ekonomi
Faktor ekonomi yang cukup dominan dalam konsumsi pangan
adalah pendapatan keluarga dan harga pangan. Meningkatnya pendapatan
akan meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kualitas dan
kuantitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan pendapatan keluarga akan
menyebabkan menurunnya daya beli pangan baik secara kualitas maupun
kuantitas.
Meningkatnya taraf hidup (kesejahteraan) masyarakat, pengaruh
promosi iklan, serta kemudahan informasi, dapat menyebabkan perubahan
gaya hidup dan timbulnya kebutuhan psikogenik baru dikalangan
masyarakat ekonomi menengah ke atas. Tingginya pendapatan yang tidak
diimbangi dengan pengetahuan gizi yang cukup, akan menyebabkan
seseorang menjadi sangat konsumtif dalam pola makannya sehari – hari,
sehingga pemilihan suatu bahan makanan lebih didasarkan pada
pertimbangan selera dibandingkan dari aspek gizi.
Pemilihan bahan makanan yang salah akan menyebabkan kurangnya
asupan buah sayur sehari-hari. Mengkonsumsi buah sayur merupakan upaya
yang dapat mencegah terjadinya kejadian obesitas, karena dapat mengurangi
rasa lapar tetapi tidak menimbulkan lemak. Konsumsi sayur dan buah
adalah bagian dari stategi dalam mengontrol kegemukan dan obesitas.
Penelitian Drapeau 2004 menyatakan bahwa konsumsi makanan tinggi
serat, seperti konsumsi buah-buahan dan sayuran berhubungan dapat
mencegah kenaikan berat badan.
d. Jenis Kelamin
Kebutuhan zat gizi antara laki-laki dan perempuan berbeda.
Perbedaan ini disebabkan karena jaringan penyusun tubuh dan aktivitasnya.
Jaringan lemak pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki.
Sedangkan laki-laki cenderung lebih banyak memiliki jaringan otot. Hal ini
menyebabkan lean body mass laki-laki menjadi lebih tinggi dari pada
perempuan.
Obesitas lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan dengan
laki – laki disebabkan proporsi lemak tubuh pada wanita lebih tinggi dan
banyak tersimpan di daerah panggul dibandingkan pria yang tersimpan di
perut. Menurut WHO 2000, perempuan lebih cenderung mengalami
peningkatan penyimpanan lemak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kecenderungan perempuan terhadap asupan makan sumber karbohidrat yang
lebih banyak sebelum masa pubertas, sementara kecenderungan laki-laki
mengkonsumsi makanan kaya protein. Kebutuhan zat gizi anak laki – laki
berbeda dengan anak perempuan dan biasanya lebih tinggi karena anak laki-
laki memiliki aktivitas fisik yang lebih tinggi..
e. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh dihasilkan oleh otot rangka
yang mengeluarkan energi.Penggunaan energi bervariasi tergantung tingkat
aktivitas fisik dan pekerjaan yang berbeda.Aktivitas fisik berguna untuk
melancarkan peredaran darah dan membakar kalori.Aktivitas fisik akan
membakar energi yang masuk, sehingga jika asupan kalori berlebih serta
kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan akan menyebabkan tubuh
mengalami kegemukan. Aktivitas fisik dapat menurunkan risiko hipertensi,
penyakit jantung koroner, stroke, diabetes.
2.1.3 Etiologi
Obesitas terjadi Ketika seseorang mengkonsumsi makanan dan minuman
tinggi kalori tanpa melakukan aktivitas fisik untuk membakar kalori berlebih
tersebut. Kalori yang tidak digunakan itu selanjutnya diubah menjadi lemak
dalam tubuh, sehingga membuat seseorang mengalami pertambahan berat badan
hingga akhirnya obesitas.
2.1.4 Manifestasi klinis
Seseorang yang menderita obesitas biasanya mudah dikenali, terutama
pada anak-anak. Ciri yang khas pada obesitas diantaranya adalah membulat, pipi
tembem, dagu rangkap, leher pendek, payudara membesar karena adanya deposit
lemak, kedua tungkai membentuk X serta pangkal paha bergesekan dan
menempel yang akan menimbulkan ulserasi, dan perut yang membuncit. Pada
anak laki-laki penis terlihat kecil karena tertutup oleh jaringan lemak.
Distribusi lemak pada obesitas juga mempengaruhi bentuk fisik seseorang
yang menderitanya. Pada obesitas terdapat 3 bentuk distribusi lemak yaitu apple
shape body, pear shape body dan intermediate. Pada apple shape body, distribusi
lemak cenderung bertumpuk pada bagian atas tubuh, bentuk tubuh seperti ini juga
beresiko tinggi mengalami penyakit kardiovaskular, hipertensi dan diabetes. Pear
body shape distribusi lemak cenderung lebih banyak pada bagian bawah.
Sedangkan bentuk tubuh intermediate lemak terdistribusi ke seluruh bagian tubuh
secara hamper merata.
2.1.5 Komplikasi
Obesitas merupakan masalah gizi berlebihan yang kian marak dijumpai
pada anak diseluruh dunia, terutama di negara-negara dengan tingkat pendapatan
rendah dan menengah. Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang
ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit). Komplikasi dari obesitas antara
lain dapat mengenai beberapa oragan tubuh yakni otak, jantung, paru-paru, ginjal,
kulit, dan saluran napas. Penangananya dapat dilakukan dengan memodifikasi
gaya hidup mulai dari menerapkan pola makan sehat dan berolahraga. (Agristika,
2015)
2.2 Perkembangan Teknologi gadget
2.2.1 Definisi
Gadget adalah sebuah istilah dalam Bahasa inggris yang mengartikan sebuah alat
elektronik kecil denganberbagai macam fungsi khusus. Gadget juga merupakan
sebuah istilah yang merujuk pada suatu peranti atau instrument yang memiliki
tujuan dan fungsi praktis spesifik yang berguna dan umumnya diberikan pada
sesuatu yang baru. Sementara gadget pada pengertian umum dapat diartikan
sebagai suatu perangkat elektronik yang memiliki fungsi khusus pada setiap
perangkatnya. Contohnya computer, Hp, game dan lainya. (Chusna, 2017)
Internet merupakan salah satu hal yang sangat sering dimanfaatkan dalam
gadget adalah salah satu kewajiban penemuan di dunia. Penemuan internet
merubah dunia menjadi lebih dinamis dan serba cepat. Kemajuan internet telah
menyentuh banyak sisi kehidupan manusia. Kejadian di belahan dunia lain bisa
kita ketahui dengan segera melalui internet. Manusia pun saling berinteraksi
melalui internet. Menurut catatan Internet World Statistik , Amerika Utara adalah
pengguna akses capai 78,6 persen, Australia/Oseania 67,8 persen, Eropa
mencapai 63,5 persen, Amerika Latin/ Karibia 43 persen, Timur Tengah 40,2
persen, Asia 27,5 persen, dan terakhir adalah Afrika 15,6 persen. Jumlah totalnya
mencapai sekitar 2,4 milyar orang atau lebih dari sepertiga penduduk dunia. (Sari
& Mitsalia, 2016)
Didasari atau tidak kebiasaan lingkungan terhadap anak usia dini akan
membentuk perkembangan anak. Pada saat ini seiring berkembangnya teknologi,
banyak sekali yang berpengaruh pada anak salah satunya penggunaan gadget.
Gadget sangat mudah sekali menarik perhatian dan minat anak dan sudah menjadi
hal yang biasa jika anak-anak saja sudah memakai gadget dalam kehidupan
sehari-hari. Gadget memiliki dampak positif dan negatif, untuk itu peran orang
tua sangat penting dalam perkembangan teknologi yang sangat maju dizaman
sekarang ini.
Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun, menurut
beicher dan snowman (Yulianti, 2010). Anak usia dini adalah anak yang berusia
antara 3-6 tahun. Sedangkan hakikat anak usia dini adalah individu yang unik
dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik,
kognitif, sosioemosional,kreativitas, bahasa dan komunikasi khusus yang sesuai
dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Dari berbagai definisi,
peneliti menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun
yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun
mental.
Masa anak usia dini sering disebut dengan istilah “Golden Age” atau masa
keemasan pada anak, pada maa ini hampir seluruh potensi anak mengalami masa
peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat. Perkembangan setiap
anak tidak sama karena setiap individu memiliki perkembangan yang berbeda.
Makanan ysng bergizi dan seimbang serta stimulasi yang intensif sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Apabila anak
diberikan stimulasi secara intensif dari lingkungannya, maka anak akan mampu
menjalani tugas perkembangannya dengan baik (Augusta, 2012).
Anak usia dini sering berfantasi dan berimajinasi . Hal ini penting bagi
perkembangan kreativitas dan bahasanya. Anak usia dini suka membayangkan
dan mengembangkan suatu hal melebihi kondisi yang nyata, salah satu khayalan
anak msalnya kardus, dapat dijadikan anak sebagai mobil-mobilan (Aisyah,
2010).
Anak akan berkembang dan belajar dengan baik apabila berada dalam
suatu konteks komunitas yang aman (fisik dan psikologi), menghargai, memenuhi
kebutuhankebutuhan fisiknya, dan aman secara psikologis. Anak menunjukkan
cara 15 belajar yang berbeda untuk mengetahui dan belajar tentang suatu hal yang
kemudian mempresentasikan apa yang mereka tahu dengan cara mereka sendiri.
Dari berbagai uraian, dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip anak usia dini
adalah anak merupakan pembelajar aktif. Perkembangan dan belajar anak
merupakan interaksi anak dengan lingkungan antara lain melalui bermain.
Bermain itu sendiri merupakan sarana bagi perkembangan dan pertumbuhan anak.
Melalui bermain anak memiliki kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan
yang baru diperoleh sehingga perkembangan anak akan mengalami percepatan.
Keyakinan
perilaku
Sikap terhadap
perilaku
Evaluasi hasil
perilaku
Keyakinan
normatif
Norma
Niat perilaku Perilaku
subjektif
Motivasi untuk
patuh
Mengontrol
keyakinan Kontrol
perilaku yang
dirasakan
Dirasakan
2.7 Hipotesis
Penggunaan gadget yang berlebihan mempengaruhi obesitas pada anak
karena anak terlalu seringa tau banyak berdiam diri untuk memainkan gadgetnya
sampai lupa waktu tanpa beraktifitas atau bermain seperti anak pada umumnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitihan
Jenis penelitihan yang digunakan dalam penelitihan ini adalah Survey
Analitik dengan metode Case Control. Teknik pengambilan sampelnya adalah
total sampling dengan sampel 38 responden, Teknik pengumpulan data dengan
kuisioner dan wawancara. Variable dalam penelitihan ini adalah variable bebas
dan terikat. Analisa data yang digunakan adalah chi square kemudian dilakukan
perhitungan add rasio untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut. (Sari
& Mitsalia, 2016)
3.2 Waktu dan Tempat Penelitihan
3.2.1 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan hari tanggal 1 Desember 2020
3.2.2 Tempat Penelitian
Posyandu anak di Turen
3.3 Kerangka Kerja
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia dini umur 4 – 7 tahun
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia dini umur 4 - 7 tahun sebanyak 38 anak
Teknik sampling
Teknik dalam pengambilan sampling adalah Total Sampling
Desain penelitian
Eksperimen dengan menggunakan tes atau kuisioner
Pengumpulan data
Melakukan Kuisioner dan wawancara
Analisa data
Menggunakan chi square kemudian dilakukan perhitungan odd ratio
Kesimpulan
Terdapat hubungan yang terkait dengan nilai signifikansi ≥ 5,991
3.4.3 Sampling
Sampling merupakan proses seleksi pada populasi yang bertujuan
untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian yang
mewakili dari populasi yang ada (Supriyadi, 2014). Teknik pengumpulan
sampel menggunakan Total Sampling. Total Sampling adalah teknik
pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi dan
alasan mengambil total sampling karena jumlah populasi yang kurang dari
100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya (Sugiyono,
Total Sampling, 2007)
3. Kriteria Eksklusi
Kriteria Ekslusi yaitu mengeluarkan subjek dari penelitian
dikarenakan oleh banyak sebab (Nursalam, 2014). Kriteria ini terdiri
dari:
a. Responden dengan usia 4 - 8 tahun
b. Anak usia dini yang tidak berkenan untuk diteliti
c. Anak usia dini yang memiliki gangguan kejiwaan