Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3

A. PENGERTIAN OBESITAS....................................................................3

- Faktor dan Dampak Penyebab Obesitas.............................................4

B. INDEKS MASA TUBUH ........................................................................5

C. . CARA PRAKTIS MENGATASI OBESITAS.......................................6

BAB III KESIMPULAN..............................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................9

1
BAB I
PENDAHULUAN

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 tentang prevalensi obesitas pada penduduk
dengan umur lebih dari 18 Tahun menurut jenis kelamin yaitu untuk jenis kelamin laki-laki
sebanyak 26,60 %, sedangkan untuk jenis kelamin perempuan sebnayak 44,40 %..
peningkatan obesitas pada tahun 2023 nanti diperkirakan akan meningkat sebesar 39, 1 %
untuk prevalensi jenis kelamin laki-laki, dan untuk perempuan sebanyak 56, 9 % .

Untuk peningkatan kasus obesitas yang ada di Provinsi Gorontalo dengan data yang di
peroleh dari profil kesehatan Provinsi Gorontalo pada tahun Dengan adanya peningkatan
jumlah kasus obesitas, ini bisa dijadikan salah satu indikasi bahwa kesehatan masyarakat
yang ada di Indonesia terus menurun. Salah satu faktor yang menyebabkan kegemukan di
indonesia yaitu salah satunya dengan penerapan diet yang kurang tepat, selain itu kesadaran
masyarakat Indonesia mengenai pentingnya untuk mendapatkan nutrisi yang seimbang cukup
rendah.

Peningkatan angka obesitas uumunya dapat dikatkan dengan kebiasaan dari seseorang
yang mengkonsumsi makanan dengan jumlah energi melebihi yang dibutuhkan oleh tubuh,
dimana banyak daerah di dunia, makanan enak mudah tersedia, menarik untuk dibeli.
Ditambah lagi dengan daya beli yang ada di masyakat meningkat pesat, sehingga semua
makanan yang dianggap enak dan menarik dapat membuat hasrat mereka untuk membeli dan
ada keinginan untuk mencoba akan hal tersebut.

Perlu diketahui bahwa diseluruh wilayah Indonesia obesitas lebih tinggi pada
perempuan dibandingkan dengan laki-laki, hal ini dikarenakan keinginan untuk
mengkonsumsi lebih banyak berada pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
Penyebab utama obesitas lainnya yang terjadi pada perempuan yaitu faktor hormonal,
perbedaan hormon yang dimiliki pria dan wanita berperan terhadap perkembangan obsitas,
selain itu juga tubuh wanita banyak tersimpan lebih banyak lemak dibandingkan dengan pria,
sementara pria lebih banyak otot karena produksi hormon testoteron yang lebih tinggi dari
wanita.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Obesitas

Obesitas merupakan keadaan patologis yang dimana terjadi peningkatan lemak yang
ada di dalam tubuh, baik hyperplasia maupun hipertropi sel lemak. Obsitas merupakan
permasalahan yang cukup serius yang mulai menjadi perhatian diseluruh Negara. Pada
beberapa decade terakhir, prevalensi obesitas yang terjadi terutama pada anak anak mulai
mengalami peningkatan. Menurut WHO, obesitas sudah menjadi permasalahan global
diseluruh dunia dan menjadi problem kesehatan yang perlu diatasi. Menurut WHO, obesitas
merupakan penumpukkan lemak yang berlebihan atau yang terjadi secara absnormal yang
nantinya dapat mengganggu kesehatan, dimana penyebab utama dari obesitas adalah
ketidakseimbangan antaraasupan energy dan pengeluaran yang terjadi pada seseorang,
obesitas juga merupakan kondisi yang ditandai dengan gangguan keseimbangan tubuh yang
pada akhirnya disimpan dalam bentuk lemak dalam jaringan tubuh, sehingga membuat
seseorang yang dikategarikan obesitas adalah orang yang terjadi penumpukkan lemak dalam
tubuh yang terjadi secara abnormal dalam kurun waktu yang lama.
Obesitas pada umumnya tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, namun sekarang
sudah menjadi sorotan penting bagi dunia, karena obesitas sudah terjadi di kalangan anak-
anak bahkan ada pada usia balita saja sudah mengalami obesitas. Dimana angka obesitas
pada anak usia sekolah dengan prevaensi overweight mengalami peningkatan dari tahun
ketahun.
Masalah kesehatan pada anak termasuk di Indonesia menjadi salah satunya adalah
gizi lebih sedangkan untuk msalah gizi kurang belum teratasi, dimana gizi lebih mulai
muncul pada golongan masyarakat didaerah perkotaan. Obesitas pada anak sampai dengan
saat ini masih merupakan masalah, dimana satu dari sepuluh anak di dunia mengalami
obesitas dan peningkatan obesitas pada anak dan peningkatan obesitas pada orang dewasa
sejajar.
Penyebab utama obesitas karena tidak seimbangnya energy antara kalori yang
dikonsumsidan kalori yang digunakan tubuh. Penyebab kertidak seimbangan dapat
dikarenakan adanya peningkatan asaupan makanan berebergi dengan kandungan lemak yang
tinggi dan penurunan aktifitas fisik karena meningkatnya pola hidup yang menetap dari

1
berbagai bentuk pekerjaan, perubahan mode transportasi yang semakin mudah serta
peningkatan urbanisasi.
 Faktor dan Dampak Penyebab Obesitas
Di Indonesia meskipun termasuk dalam salah satu Negara berkembang namun
kesmiskinan dan gizi buruk merupakan salah satu permasalahan utama namun angka
induvidu yang terkena obesitas juga menjadi perhahian karena prevalensi obesitas
terus meningkat dari tahun ketahun dan hamper ditemui dalam setiap kelompok
populasi baik pada masyarakat perkotaan maupun pada masyarakat pedesaan.
Obesitas umumnya lebih disebabkan karena ketidak seimbangan antara asupan
makanan dan aktifitas fisik seseorang. Individu yang obesitas cenderung akan
berlebihan dan kurang dalam melakukan aktifitas maupun latihan fisik, meski
demikian obesitas tidak disebabkan dari satu factor saja, melainkan dari beberapa
factor. Dimana obesitas disebabkan oleh hubungan yang kompleks antara factor
genetic, fisiologi, metabolic, psikologik, social ekonomi serta gaya hidup dan factor
budaya. Obesitas dapat memberikan dampak negative bagi keadaan fisik seseorang,
karena akan berkaitan degan peningkatan risiko terkena berbagai penyakit kronik
antara lain hipertensi, ganguan pernapasan,diabetes, ganggua tidur,kolestrol tinggi
serta kanker. Obesitas juga nantinya akan memberikan konsekuensi social bagi
individu itu sendiri, dimana mereka akan rentan terkena stigma negative dari
masyarakat.
Obesitas berdampak negative pada kesehatan, biaya kesehatan dan produktifitas
jangka panjang suatu Negara , namun dari sisi kesehatan, obesitas berakibat dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit degenerative seperti DM, Jantung coroner,
Stoke dan kanker. Pada zaman dahulu penyakit tersebut sulit untuk ditemui dan sering
ditemukan pada usia tua. Namun sekarang dapat kita jumpai pada usia muda dimana
usia muda adalah usia produktif namun dekat dengan penyakit degenerative. Gizi
pada usia remaja akan mencerimkan gizi pada usia dewasa kelak, karena status gizi
yang baik penting untuk diperhatikan sejak dini.
Orang yang megalami obesitas dikarenakan kelebihan energy yang dikonsumsi
disimpan dalam jaringan dalam bentuk lemak. Kegemukkan merupakan salah satu
factor risiko dalam terjadinya berbagai macam penyakit degenerative, karena
kebiasaan menyantap makanan instan (kaya akan kalori dan miskin akan zat gizi),
dimana hal ini akan menyebabkan obesitas dan selanjutnya dapat memicu penyakit
degenerative.

1
B. Indeks Masa Tubuh (IMT)
Index masa tubh (IMT) adalah indicator kondisi tubuh apakah tergolong ideal,
underweight, atau overweigh. BMI hitung dengan mengukur berat tubuh dalam kilogram
dibahagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, index masa tubuh bias memperkirakan
masa tubuh termasuk didalamnya lemak. Dengan diketahuinya IMT seseorang, kondisi
kesehatan seseorang terkait dengan risiko kesehatan tubuhnya bias diprediksi.
Berikut ini table klasifikasi status berar badan berdasarkan IMT :

IMT merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang
dewasa maupun anak-anak. IMT berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan
yang terjadi baik pada anak anak maupun pada orang dewasa sekalipun. Berat badan yang
kurang disebabkan karena konsumsi energy lebih rendah dari kebutuhan yang mengakibatkan
sebagian cadangan energy lebih rendah dari kebutuhan yang dapat mengakibatkan sebagian
cadangan energy tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan. Kurangnya gizi merupakan
mortalitas, karena hubungannya dengan menurunnya system imun dalam tubuh yang
bermanifestasi pada rentanya pasiena pada penyakit infeksi.

Kelebihan berat badan dapat terjadi apabila makanan yang dikonsumsi mengangung
energy melebihi kebutuhan tubuh. Kelebihan energy tersebut akan disimpan tubuh sebagai
cadangan dalam bentuk lemak sehingga mengakibatkan seseorang menjadi gemuk, dimana
kelebihan berat badan ini dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit degenerative. Sebagai
salah satu contoh kasus yaitu IMT yang melebihi normal pada sebelum kehamilan dan
penambahan berat badan yang tinggi selama kehamilan merupakan resiko terjadinya obesitas
pada anak.

Menurut peneliti dari Universitas Florida, Amerika Serikat, normalnya makan


seseorang akan mengaktifkan hipotalamus (bagian otak kecil yang memberikan sinyal
kenyang) 10 menit sesudah makan. Akan tetapi pada orang yang mengalami obesitas,

1
mekanisme tersebut tidak bekerja dengan baik sehingga mereka selalu makan dalam porsi
yang jauh lebih banyak daripada orang yang tidak mengalami obesitas.

C. Cara Praktis Mengatasi Obesitas

Adapun cara praktis yang dapat dilakukan untuk mengatasi obesitas yang dilihat dari tata
laksana yaitu :

- Pola Makan
Prinsip dasar dalam penatalaksanaan obesitas yang dianjurkan oleh badan dunia
adalah diet rendah energy seimbang dengan pengurangan energy 500-1000 Kkal dari
kebutuhan sehari ;
 Mengurangi konsumsi bahan makanan yang sumber karbohidrat kompleks
seperti nasi, roti, jagung dan kentang serta sereal
 Menghindari konsumsi bahan makanan dengan sumber karbohidrat sederhana
seperti gula pasir, gula merah, sirup, kue yang manis serta gurih,madu, selai,
dodol, coklat, permen, minuman ringan dan sejenisnya.
 Mengurangi konsumsi bahan makanan sumber lemak dengan tidak mengolah
makanan dengan cara seperti digreng dan menggunakan santan kental serta
mentega dan margarin
 Mengutamakan konsumsi bahan makanan yang bersumber protein rendah
lemak seperti ikan, putih telur, ayam tanpa kulit, susu dan keju rendah lemak,
tahu serta temped an kacang-kacangan yang diolah.
- Pencegahan obesitas melalui kebiasaan dalam pola makan
 Membiaska makan dengan model piring T yaitu setengah piring makanan berisi
sayuran, setengah piring nasi dibagi menjadi dua bagian, seperempat bagian
berisi nasi dan seperempat lagi berisi lauk pauk
 Membatasi konsumsi gorengan dan lemah jahat
 Biasakan jadwal makan teratur, porsi sedikit tapi sering dengan pola makan
pagi, selingan, makan siang, selingan dan makan malam
 Tidak merokok dan tidak minum alcohol
 Tingkatkan untuk selalu mengkonsumsi karbohidrat kompleks dan membatasi
untuk mengkonsumsi karbohidrat sederhana
 Aneka ragam pangan cukup dengan sayuran hijau dan buah berwarna

1
 Selalu menghindari untuk mengkonsumsi minuman bersoda
 Buat jadwal untuk aktifitas fisik dengan sering berolahraga
 Berfikir positif dan mengenali emosi terutama emosi untuk makan
 Timbang berat badan dan mengukur lingkar pingang secara teratur
 Selalu melakukan aktifitas fisik dengan berolahraga secara teratur, baik, benar,
terarah serta terukur
 Aktif bergabung dengan komunitas peduli obesitas serta saling menguatkan
satu dengan yang lainnya.

1
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan dalam pembahasan makalah ini yaitu :

 Obesitas merupakan penumpukkan lemak yang berlebihan atau yang terjadi secara
absnormal yang nantinya dapat mengganggu kesehatan, dimana penyebab utama dari
obesitas adalah ketidakseimbangan antaraasupan energy dan pengeluaran yang terjadi
pada seseorang,
 Obesitas disebabkan oleh hubungan yang kompleks antara factor genetic, fisiologi,
metabolic, psikologik, social ekonomi serta gaya hidup dan factor budaya.
 Obesitas berakibat dapat menimbulkan berbagai macam penyakit degenerative seperti
DM, Jantung coroner, Stoke dan kanker
 IMT merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang
dewasa maupun anak-anak. IMT berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan yang terjadi baik pada anak anak maupun pada orang dewasa sekalipun. Berat
badan yang kurang disebabkan karena konsumsi energy lebih rendah dari kebutuhan
yang mengakibatkan sebagian cadangan energy lebih rendah dari kebutuhan yang
dapat mengakibatkan sebagian cadangan energy tubuh dalam bentuk lemak akan
digunakan
 Prinsip dasar dalam penatalaksanaan obesitas yang dianjurkan oleh badan dunia
adalah diet rendah energy seimbang dengan pengurangan energy 500-1000 Kkal dari
kebutuhan sehari

1
DAFTAR PUSTAKA

Irawan Andi Muh Asrul, Dkk. 2020. Aktivitas Fisik, durasi tidur dan tingkat kecukupan
energy pada anak obesitas diSD Islam Al-Azhar. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains
dan Teknologi.

Gili Sirius Soa, Dkk. 2021 . Hubungan obesitas padaanak terhadap mobilitas thorax saat
inspirasi diDesa Tegal Kertha, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar Bali.
PhysioHS journal

Saminan. 2019 . Efek kelebihan berat badan terhadap pernapasan . Jurnal Kedokteran
Nanggroe Medika

D.P Widodo. 2020 . Perkembangan normal tidur pada anak dan kelainannya

Basuki Gayatri . 2020. Makna Obesitas “Studi Fenomenologis Pada Wakita Dewasa Awal”.
Jurnal Kesehatan . Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Nadimin, Dkk. 2020. Obesitas pada orang dewasa anggota keluarga miskin di Kecamatan
Lembang Kabupaten Pinrang . Jurnal MKMI

AKG FKM UI . Kajian Seputar gizi .


https://akg.fkm.ui.ac.id/kajian-seputar-gizi-obesitas-2/ . Diakses 17 februari 2023

Anda mungkin juga menyukai