Anda di halaman 1dari 7

Nama : Mikha Tuuk

Nim : 19704120

Kelas : D/IKM

MK : Bahasa Indonesia/UAS

Tantangan Kesehatan Global : Obesitas Pada Remaja

Obesitas pada Remaja merupakan suatu masalah kesehatan yang tidak asing lagi di sekitar
kita. Obesitas pada remaja merupakan tantangan kesehatan global yang sangat serius 1. Fenomena
ini tidak hanya terkait penampilan fisik saja, namun juga mengancam kesejahteraan dan masa
depan generasi muda. Dalam beberapa dekade terakhir, obesitas pada remaja telah meningkat
pada tingkat yang mengkhawatirkan, diperburuk oleh perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan
yang tidak sehat. Pentingnya memahami penyebab dan dampak obesitas pada usia remaja adalah
kunci untuk mengatasi masalah ini secara efektif. Faktor-faktor seperti kebiasaan makan yang tidak
sehat, kurangnya aktivitas fisik dan pengaruh lingkungan secara signifikan meningkatkan obesitas
remaja 2 . Oleh karena itu, penanganan obesitas tidak bisa hanya bersifat medis saja, namun harus
menyentuh berbagai aspek kehidupan remaja sehari-hari, antara lain pendidikan, keluarga, dan
lingkungan sosial.

Obesitas secara umum dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu obesitas tipe Android
(sentral) dan obesitas tipe Gynoid atau Perifer, berikut adalah perbedaan dari tipe obesitas :

1. Obesitas Sentral atau Android : sering dialami oleh pria dengan tubuh “tong” gemuk atau
perut buncit ke depan. Jenis ini sering menyebabkan penyakit jantung koroner, diabetes,
dan stroke.
2. Obesitas Gynoid atau Perifer : terjadi ketika lemak tubuh tersebar di bagian bawah tubuh,
seperti pinggul dan paha. Sering terjadi pada wanita, terutama yang sudah menopause dan
memiliki pinggul dan bokong yang besar.

Bahaya obesitas yang perlu Anda ketahui adalah Penumpukan lemak pada tubuh merupakan
masalah kesehatan yang memerlukan perhatian khusus. Akibat kasus obesitas, jumlah kasus
umumnya semakin meningkat. Meningkatnya angka kejadian obesitas pada akhirnya berdampak
pada akibat yang ditimbulkan dari obesitas 3 . Remaja merupakan kelompok umur yang sangat
sensitif terhadap masalah gizi karena remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat dibandingkan kelompok umur sebelumnya (Ida Niara et al., 2022). Percepatan
pertumbuhan mempengaruhi komposisi tubuh, tingkat aktivitas fisik, berat badan dan
pertumbuhan massa tulang (Amrynia dan Prameswari, 2022). Permasalahan gizi pada remaja usia
15–19 tahun banyak diantaranya mengalami gizi lebih yaitu obesitas 4. Masalah obesitas
merupakan masalah global, bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakannya
sebagai epidemi global (Mutia et al., 2022). Obesitas terjadi ketika asupan energi secara signifikan
melebihi pengeluaran energi dalam jangka waktu yang lama, hal ini ditunjukkan dengan
peningkatan indeks massa tubuh (BMI). Di Indonesia, 13,5 persen penduduk berusia di atas 18
tahun mengalami kelebihan berat badan dan 28,7 persen mengalami obesitas (BMI ≥ 25)
(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Tingginya kejadian obesitas pada remaja masih menjadi
tantangan kesehatan di dunia. Penyebabnya bersifat multifaktorial namun juga banyak disebabkan
oleh perilaku hidup tidak sehat. Tingginya prevalensi obesitas pada remaja terus menjadi masalah
kesehatan. Penyebabnya multifaktor, namun banyak juga yang disebabkan oleh gaya hidup yang
tidak sehat. Karena melihat banyak nya kejadian Obesitas di umur Remaja sehingga penulis tertarik
untuk membuat essay mengenai Obesitas pada Remaja.

Seperti yang telah di jelaskan di atas bahwa Obesitas pada remaja merupakan tantangan
kesehatan global yang serius. Penanggulangan Obesitas pada Remaja memerlukan pendekatan
holistik . Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh World Health Organisasi tersebut melaporkan
bahwa lebih dari 80 persen remaja di seluruh dunia saat ini kurang terlibat dalam aktivitas fisik.
Penyebab obesitas adalah kesalahan pilihan makanan dan kebiasaan makan yang buruk
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu individu dan lingkungan . Banyak remaja yang belum memahami
nilai gizi makanan dan kegunaannya, sehingga mereka cenderung mengkonsumsi makanan dan
minuman manis berkalori tinggi dan makanan cepat saji lainnya. Ini akan mewujudkannya obesitas
remaja (Rabaity dan Sulchan, 2012) 5.

Edukasi gizi di sekolah dan keluarga menjadi langkah awal penting untuk membentuk pola
makan yang seimbang. Pentingnya promosi aktivitas fisik juga tidak boleh di abaikan, baik melalui
program olahraga sekolah maupun kegiatan komunitas. Peran orang tua sebagai contoh dalam
membentuk kebiasaan makan dan mengarahkan aktivitas fisik, memiliki dampak besar terhadap
kehidupan sehat anak – anak mereka. Selain upaya di tingkat individu dan keluarga, keterlibatan
komunitas dan dukungan kebijakan publik menjadi esensial. Program kesehatan komunitas yang
melibatkan remaja dalam kegiatan positif, serta kebijakan pemerintah yang mendukung
aksesibilitas makanan sehat dan ruang terbuka untuk aktivitas fisik, dapat memberikan kontribusi
signifikan. Dalam mengatasi obesitas pada remaja, perubahan budaya makan dan gaya hidup
menjadi kunci. Penyadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga keseimbangan antara
konsumsi makanan dan aktivitas fisik perlu ditingkatkan. Dengan upaya bersama dari keluarga,
sekolah, komunitas, dan pemerintah, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung remaja
dalam mengembangkan gaya hidup sehat 6.

Hanya dengan pendekatan yang komprehensif, kita dapat memastikan masa depan generasi
muda bebas dari beban obesitas yang merugikan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Dari
beberapa pengalaman yang penulis lihat bahwa Obesitas sering menyebabkan beberapa penyakit
yang serius bahkan juga ada yang menyebabkan kematian, salah satu penyakit yang di sebabkan
oleh obesitas yang menyebabkan kematian adalah penyakit jantung, ada banyak remaja gemuk
yang meninngal karena penyakit jantung. Tidak hanya remaja tetapi juga ada kasus yang terjadi
pada orang dewasa. Walaupun demikian tetapi masih banyak anak – anak Remaja yang pola
makannya tidak teratur, kesehariannya tidak pernah lepas dari konsumsi makanan – makanan
berlemak, makanan – makanan fast food (cepat saji) adalah makanan yang tersedia dalam waktu
yang cepat dikemas secara praktis dan siap disantap serta ukuran porsi yang besar dan makanan
yang mengandung tinggi kalori dan tinggi lemak, seperti fried chiken, hamburger dan yang lainnya,
serta jarang berolahraga 7.

Obesitas dapat menyebabkan sejumlah penyakit serius, termasuk:

1. Penyakit Jantung:

- Obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Penyakit ini
dapat menyebabkan hal yang sangat serius pada usia Remaja.

2. Penyakit Diabetes Tipe 2:

- Obesitas dapat menyebabkan resistensi insulin, meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Hal ini
biasanya terjadi pada perempuan.

3. Masalah Kolesterol:

- Obesitas seringkali terkait dengan peningkatan kadar kolesterol, yang dapat meningkatkan
risiko penyakit jantung. Penyakit ini sering terjadi pada usia dewasa, tetapi sangat mungkin juga
dapat terjadi pada usia remaja.

4. Penyakit Hati Nonalkoholik (NASH):

- Obesitas dapat menyebabkan perkembangan hati berlemak yang parah, yang pada gilirannya
dapat mengarah ke NASH. Penyakit ini mungkin jarang terjadi pada Remaja tetapi penyakit ini juga
merupakan hal yang serius.

5. Apnea Tidur:

- Obesitas dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti sleep apnea, yang dapat
mempengaruhi kualitas tidur. Penyakit ini sering terjadi pada usia Remaja karena beberapa
pengalaman yang saya lihat bahwa ada beberapa remaja obesitas yang pernapasannya terganggu.

6. Osteoarthritis:

- Beban berlebih pada sendi akibat obesitas dapat menyebabkan osteoarthritis, penyakit sendi
degeneratif. Penyakit ini juga bukan tidak mungkin dapat terjadi pada usia Remaja.

7. Penyakit Kanker:

- Beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, usus, dan prostat, memiliki risiko yang lebih
tinggi pada individu yang mengalami obesitas. Penyakit ini juga rentan terjadi pada Remaja
Perempuan.

8. Masalah Kesehatan Mental:

- Obesitas dapat memengaruhi kesehatan mental, menyebabkan stigmatisasi dan masalah


psikologis seperti depresi.

9. Infertilitas:

- Obesitas pada wanita dapat menyebabkan masalah hormonal dan infertilitas.


10. Penyakit Pankreas:

- Obesitas terkait dengan peningkatan risiko penyakit pankreas, termasuk pankreatitis.

Strategi Serta Peran Kesmas Dalam Penanggulangan Obesitas Pada Remaja:

• Edukasi Gizi: Kampanye edukasi untuk meningkatkan pemahaman remaja tentang pentingnya
pola makan seimbang.

1. Langkah pertama dalam mencegah obesitas remaja adalah dengan mendidik generasi muda
tentang pentingnya makan sehat dan pola makan seimbang. Mendorong mereka untuk
memahami konsep makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrien (vitamin
dan mineral) yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan yang baik.
2. Langkah kedua dalam mencegah obesitas remaja adalah dengan menciptakan lingkungan
rumah yang mendukung pola makan sehat. Tawarkan buah-buahan, sayuran, sumber
protein sehat, dan makanan berserat tinggi sebagai pilihan yang tersedia. Kurangi asupan
makanan olahan yang mengandung gula, lemak jenuh, dan makanan cepat saji.
3. Langkah ketiga dalam mencegah obesitas remaja adalah dengan mengajarkan generasi
muda tentang porsi makan yang sehat dan proporsional. Dorong mereka untuk
memperhatikan porsinya dan menghindari makan berlebihan. Penting juga untuk
mengajarkan kebiasaan makan perlahan dan mengunyah makanan dengan baik.
4. Langkah keempat dalam mencegah obesitas remaja adalah dengan mendorong generasi
muda untuk menghindari minuman manis seperti minuman bersoda dan minuman
berenergi. Ajarkan pentingnya air putih sebagai minuman utama dan konsumsi susu rendah
lemak atau sumber kalsium lainnya.

• Promosi Aktivitas Fisik: Mendorong gaya hidup aktif melalui program olahraga dan kegiatan fisik.

Mencegah obesitas remaja adalah dengan mendorong generasi muda untuk aktif secara fisik setiap
hari. Dorong mereka untuk melakukan aktivitas fisik yang mereka sukai, seperti olahraga, jalan
kaki, bersepeda, atau berenang. Cobalah untuk melakukan aktivitas fisik sedang hingga berat
setidaknya 60 menit setiap hari.

• Peran Keluarga dan Sekolah: Dukungan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang
mendukung serta peran sekolah dalam mempromosikan gaya hidup sehat.

Mencegah obesitas remaja adalah dengan melibatkan keluarga dalam mendukung kebiasaan
makan makanan yang sehat dan gaya hidup aktif. Buatlah keputusan yang sehat bersama-sama dan
berikan dukungan serta dorongan kepada generasi muda dalam upaya mereka untuk tetap hidup
sehat.

Intervensi Komunitas dan Kebijakan:

• Keterlibatan Komunitas: Partisipasi aktif masyarakat dalam program kesehatan dan kegiatan
komunitas.
• Kebijakan Lingkungan: Peraturan yang mendukung aksesibilitas terhadap makanan sehat dan
ruang terbuka untuk aktivitas fisik.

Pentingnya Pendekatan Holistik:

• Keseimbangan Fisik dan Mental: Mengintegrasikan aspek kesehatan mental dalam upaya
penanggulangan obesitas.

• Dukungan Terpadu: Kerjasama antara sektor kesehatan, pendidikan, dan pemerintah untuk
memberikan solusi yang holistik.

Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan obesitas yaitu melalui
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan Gerakan Penurunan Obesitas Nusantara (Gentas)
(Kementerian Kesehatan RI, 2017). Hingga saat ini, upaya pencegahan kelebihan berat badan atau
obesitas terfokus pada perubahan perilaku masyarakat, seperti memperbanyak olahraga setiap
hari atau meningkatkan kualitas pola makan dengan membatasi asupan kalori berlebih (Kansra et
al., 2021) 8.

Kesimpulan

Obesitas pada remaja merupakan permasalahan serius yang menuntut perhatian bersama dari
berbagai pihak. Dengan peningkatan prevalensi obesitas di kalangan generasi muda, peran setiap
elemen masyarakat, khususnya Kesehatan Masyarakat (Kesmas), menjadi krusial dalam upaya
penanggulangan. Dampak kesehatan jangka panjang obesitas pada remaja, mulai dari risiko
penyakit kronis hingga masalah kesehatan mental memerlukan tindakan preventif yang holistik.
Kesmas memiliki peran vital dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola
makan seimbang, aktivitas fisik, dan kesehatan mental. Program edukasi dan kampanye kesehatan
yang difasilitasi oleh Kesmas dapat membentuk pemahaman yang mendalam di kalangan remaja,
keluarga,lingkungan sekitar dan masyarakat umum. Selain itu, Kesmas dapat berkolaborasi dengan
sekolah, pemerintah, dan pihak terkait lainnya untuk merancang dan mendukung implementasi
kebijakan yang mendukung gaya hidup sehat. Seperti Program kesehatan sekolah, pengembangan
fasilitas olahraga, dan pembatasan iklan makanan tidak sehat dapat menjadi bagian dari strategi
komprehensif untuk mencegah dan mengatasi obesitas pada remaja. Pentingnya memahami faktor
risiko, merancang strategi pencegahan, dan memberikan dukungan kepada remaja dalam
mengadopsi gaya hidup sehat menjadi fokus utama Kesmas. Dengan peran yang berfokus pada
pendekatan holistik, Kesmas dapat menjadi pionir dalam membentuk masa depan yang lebih sehat
bagi generasi muda. Hanya melalui upaya bersama dan kesadaran kolektif, kita dapat berhasil
mengatasi tantangan obesitas pada remaja dan memberikan fondasi yang kokoh untuk kesehatan
masyarakat secara keseluruhan. Diri sendiri, Keluarga bahkan Lingkungan sekitar juga dapat
berperan penting dalam pencegahan obesitas ini dengan tetap memahami hal – hal apa saja yang
harus kita buat atau yang harus kita lakukan. Kesadaran diri kita sendiri sangatlah penting, agar
supaya menciptakan anak – anak generasi penerus bangsa yang sehat serta kuat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ida Niara, S., Pertiwi Program Studi Kesehatan Masyarakat, Y., Ilmu Kesehatan, F. &
Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Abstrak, U. Pencegahan Obesitas pada Remaja
Melalui Intervensi Promosi Kesehatan: Studi Literatur Prevention of Obesity in Adolescents
Through Health Promotion Interventions: Literature Study. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Masyarakat vol. 14.

2. Hanum, A. M. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Obesitas Pada Remaja. Heal. Tadulako J.


(Jurnal Kesehat. Tadulako) 9, 137–147 (2023).

3. Nugroho, P. S. & Sudirman, S. Analisis Risiko Kegemukan Pada Remaja dan Dewasa Muda. J.
Dunia Kesmas 9, 537–544 (2020).

4. Fajriyah, A., Handayani, O. W. K. & Cahyati, W. H. Obesity Determinants of Teenagers in Rural


Areas. Public Heal. Perspect. J. 5, 9–15 (2020).

5. Lin, Y. et al. Patients with SARS-CoV-2 and HBV co-infection are at risk of greater liver injury.
Genes Dis. 8, 484–492 (2021).

6. Gifari, N., Nuzrina, R., Ronitawati, P., Sitoayu, L. & Kuswari, M. Edukasi Gizi Seimbang Dan
Aktivitas Fisik Dalam Upaya Pencegahan Obesitas Remaja. JMM (Jurnal Masy. Mandiri) 4, 55
(2020).

7. Sjarif, D. R. et al. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Diagnosis, Tata Laksana dan
Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja. Ikat. Dr. Anak Indones. 1 (2014).

8. Fauzan, M. R. et al. Upaya Pencegahan Obesitas pada Remaja Menggunakan Media


Komunikasi. J. Pengabdi. Kpd. Masy. MAPALUS 1, 29–34 (2023).

Anda mungkin juga menyukai