Anda di halaman 1dari 15

Epidemiologi Obesitas

Pengertian Obesitas
Menurut WHO, Obesitas adalah sebagai akumulasi
lemak yang abnormal atau berlebihan yang berpeluang
menimbulkan beberapa resiko kesehatan pada individu.
Obesitas adalah kondisi dimana lemak tubuh menumpuk
sehingga bisa menimbulkan efek buruk pada kesehatan.
Obesitas adalah refleksi ketidakseimbangan konsumsi
dan pengeluaran energi penyebabnya ada yang bersifat
Eksogenetis dan Endogenous. Penyebab Eksogenetis misalnya
kegemaran makan secara berlebihan terutama makanan tinggi
kalori tanpa diimbangi oleh aktivitas fisik yang cukup,
sehingga surflus energinya disimpan sebagai lemak tubuh
(khomsan, 2004).
Etiologi Obesitas
A. Host
Host ialah semua faktor yang terdapat pada diri manusia
yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan penyakit.
Dalam hal ini, timbulnya serta perjalanan penyakit obesitas
yang timbul dipengaruhi oleh banyak faktor di dalamnya,
antara lain yaitu :
1. Faktor genetik
2. Umur
3. Kurangnya aktivitas fisik
4. Kebiasaan makan yang buruk
5. Faktor perkembangan
2. Agent
Agent merupakan suatu substansi atau elemen
tertentu yang kehadiran atau ketidakhadirannya
dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan
suatu penyakit. Adapun agent dalam penyakit
obesitas adalah faktor nutrisi, yaitu kelebihan kalori
terutama karbohidrat dan lemak.
3. Enviropment
Lingkungan yang mempengaruhi munculnya
penyakit obesitas yaitu :
a. Fisik : Iklim, musim produksi makanan
berlimpah
b. Ekonomi : Kemampuan daya beli cukup
c. Sosial : Keinginan orang tua memberi makan
kepada anak melebihi kebutuhan nutrisi.
Dalam lingkungan termasuk pula gaya hidup
atau pola makan dalam keluarga tersebut dapat
memicu munculnya penyakit obesitas.
Etiologi
Ada pengaruh genetik dan hormon pada berat badan. Hal
yang paling mendasar adalah obesitas terjadi ketika tubuh
menerima lebih banyak kalori daripada membakarnya. Kalori
tersebut kemudian menumpuk dan menjadi lemak. Penyebab
dari obesitas yaitu dari faktor Host
Obesitas biasanya merupakan hasil dari kombinasi
antara faktor-faktor berikut :
1. Tidak aktif secara fisik sehingga pembakaran
lemak menjadi sedikit
2. Makan makanan tinggi kalori, terutama
makanan cepat saji
3. Beberapa wanita sulit menurunkan berat badan
setelah melahirkan, hal ini memicu obesitas.
4. Kurang tidur
5. Obat-obatan tertentu, seperti obat diabetes, anti
kejang, antidepressants, antipsychotic, steroids
dan beta blockers.
6. Masalah medis lain.
Gejala
a. Susah tidur
b. Mendengkur
c. Nafas berhenti sementara secara tiba-tiba saat tidur
d. Nyeri punggung atau sendi
e. Mengeluarkan keringat secara berlebihan
f. Selalu merasa panas
g. Ruam atau infeksi pada lipatan kulit
h. Susah bernapas
i. Sering mengantuk dan lelah
j. Depresi
Dampak
Semakin tinggi tingkat obesitas, semakin tinggi resiko
gangguan kesehatan atau penyakit. Beberapa resiko
penyakit yang dapat dialami penderita obesitas:
Tekanan darah tinggi
Diabetes mellitus tipe 2
Kolesterol darah tinggi
Penyakit jantung koroner
Osteoarthritis
Stroke
Kanker usus, dll
Distribusi di Indonesia / Dunia
1. Distribusi Obesitas di Indonesia
Berdasarkan Susenas 1999, prevalensi gizi lebih pada balita di
Indonesia diperkirakan sekitar 5.3 % di kota dan 4.27% di desa.
Dari perkiraan 210 juta penduduk Indonesia tahun 2000, jumlah
penduduk yang overweight diperkirakan mencapai 76.7 juta
(17.5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih dari 9.8 juta (4.7%).
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa overweight
dan obesitas di Indonesia telah menjadi masalah besar yang
memerlukan penangan secara serius.
Di Indonesia, gizi lebih atau obesitas menunjukkan data yang
cukup mencengangkan. Menurut Riskesdas 2013, angka
kejadian obesitas pada laki-laki mengalami peningkatan
daripada tahun sebelumnya. Begitu pula yang terjadi pada
perempuan dewasa. Peningkatan kejadian obesitas pada
perempuan bahkan naik sekitar 18 persen.
Pada tahun 2013, orang dengan kegemukan di dunia berjumlah
2,1 miliar dan Indonesia masuk urutan 10 besar dengan orang
kegemukan berjumlah 40 juta orang atau setara seluruh
penduduk Jawa Barat. Tidak seperti halnya di negara maju yang
gemuk kebanyakan adalah laki-laki, maka di Indonesia yang
gemuk kebanyakan adalah perempuan.
2. Distribusi Obesitas di Dunia
Kegemukan anak telah mencapai proporsi epidemik dalam abad ke-21 ,
dengan peningkatan baik di dunia maju maupun berkembang. Angka
kegemukan di kalangan anak laki-laki Kanada telah naik dari 11% pada
tahun 1980-an menjadi lebih dari 30% pada tahun 1990-an, sementara
selama periode yang sama angka kegemukan di kalangan anak Brazil
meningkat dari 4 hingga 14%.
Sebelum abad ke-20 , kegemukan jarang ditemui; tetapi pada 1997
WHO secara resmi menyatakan kegemukan sebagai epidemik global.
Hingga 2005, WHO memperkirakan sedikitnya 400 juta orang dewasa
(9,8%) mengalami kegemukan, dengan lebih banyak wanita
dibandingkan pria. Angka kegemukan juga naik dengan bertambahnya
usia setidaknya hingga usia 50 sampai 60 tahun dan kegemukan berat
di Amerika Serikat, Australia, dan Kanada meningkat lebih cepat
dibandingkan angka kegemukan secara keseluruhan.
Di Amerika Serikat, jumlah anak yang dimiliki seseorang berkaitan
dengan risikonya mengalami kegemukan. Risiko seorang perempuan
naik 7% per anak, sedangkan risiko seorang laki-laki naik 4% per anak.
Hal ini sebagian dapat diterangkan berdasarkan kenyataan bahwa
mempunyai anak-anak yang belum mandiri mengurangi aktivitas fisik
para orang tua di Barat.
Di negara berkembang, urbanisasi memegang peran dalam menaikkan
angka kegemukan. Di Cina angka kegemukan keseluruhan adalah
kurang dari 5%; namun, di beberapa kota besar angka kegemukan
lebih besar dari 20%.
Di Amerika Serikat, kegemukan diperkirakan menambah jumlah
kematian sebanyak 111,909 hingga 365,000 per tahun, sementara 1
juta kematian (7.7%) di Eropa berhubungan dengan berat badan
berlebihan.
Obesitas menjadi suatu penyakit epidemik yang terjadi tidak
hanya di negara- negara maju saja, tapi sudah merebak di
seluruh dunia dan menjadi isu global yang terjadi di belahan
dunia manapun.
Saat ini diperkirakan sebanyak lebih dari 100 juta penduduk
dunia menderita obesitas, dan angka ini masih akan terus
meningkat dengan cepat. Jika keadaan ini terus berlanjut,
pada tahun 2230 diperkirakan 100% penduduk Amerika
Serikat akan menjadi obese.
Program Pencegahan /
Penanggulangan
a. Peningkatan kesehatan (Health Promotion)
b. Perlindungan Khusus (Specific Protection)
c. Penegakkan diagnosa secara dini dan
pengobatan yang cepat dan tepat (early
diagnosis and prompt treatment)
d. Pembatasan Kecatatan (Dissability Limitation)
e. Pemulihan Kesehatan (Rehabilitation)

Anda mungkin juga menyukai