PENDAHULUAN
Diabetic foot adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat dalam
dan kadar gula darah sewaktu > 200 mg/dl (Diabetes Care, 2013).
1
insulin absolut dan DM tipe II merupakan jenis DM yang paling sering
terjadi, mencakup sekitar 85% pasien DM. Keadaan ini ditandai oleh
dunia yang menderita DM pada tahun 2030 akan meningkat paling sedikit
menjadi 366 juta dari 177 juta pada tahun 2000. Indonesia menempati urutan
dan Amerika Serikat (Wild S, 2004). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007 dan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
1995 dan 2001, tampak bahwa selama 12 tahun (1995-2007) telah terjadi
ranking ke-2 yaitu 14,7%, dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-
terjadi pada pembuluh darah kecil dan pembuluh darah besar (Sudoyo,
2010).
Umum (RSU) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), di dapat sebanyak 155
pasien yang menjalani rawat inap pada periode 2013 akibat DM, dengan
perincian sebanyak 142 pasien rawat inap yang telah terjadi komplikasi
diabetic foot bermula dari ulkus pada kulit. Deteksi dini dan pengobatan 3
yang adekuat akan dapat mengurangi kejadian tindakan amputasi. Perhatian
Januari-Desember 2013?
2013 .
4
- Mempelajari karakteristik jenis kelamin pada penderita diabetic
Desember 2013).
Bagi pihak RSU Provinsi NTB, hasil dari penelitian ini dapat
diabetic foot.