Anda di halaman 1dari 15

BAB I

DASAR PEMIKIRAN
A. PENDAHULUAN
Dewasa ini masalah kegemukan (obesitas) merupakan masalah global yang
melanda masyarakat dunia baik di negara maju maupun negara berkembang termasuk
Indonesia. Perubahan gaya hidup termasuk kecenderungan mengkonsumsi makanan
yang mengandung lemak tinggi merupakan faktor yang mendukung terjadinya
kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas.
Berbagai upaya untuk melangsingkan tubuh telah banyak dilakukan
diantaranya dengan pengaturan makanan, merubah gaya hidup, pemberian obat dan
pembedahan untuk mengurangi lemak atau mengangkat sebagian usus.
Obesitas atau kegemukan mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi
setiap orang. Pada kebanyakan wanita dan pria, obesitas berarti kelebihan berat badan
(BB) jauh melebihi berat yang diinginkan.
Terkadang kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan
overweight, padahal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda.
Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang
berlebih, sehingga BB seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan
kesehatan. Sementara overweight (kelebihan berat badan) adalah keadaan dimana BB
seseorang melebihi BB normal.
Obesitas kini mulai diterima sebagai salah satu masalah kesehatan serius di
negara-negara berkembang Hal ini terutama karena orang obese cenderung menderita
penyakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes melitus, dan jenis kanker tertentu.
Kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit tersebut meningkat secara drastis
terutama untuk Body Mass Index di atas 30.Terdapat sedikit pertentangan terhadap
sejauh apa peranan obesitas, apakah menjadi penyebab utama bagi timbulnya
penyakit-penyakit tenrtentu, atau semata-mata hanya sebagai suatu pertanda atau
petunjuk bahwa orang bersangkutan mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit yang
bersangkutan.Pandangan mengenai obesitas sebagai sesuatu yang tidak berbahaya,
walau bagaimanapun, sudah tidak dapat diterima lagi, mengingat bukti-bukti yang
telah dikumpulkan selama 10 tahun terakhir memperlihatkan hal sebaliknya.
Overweight dan Obesitas saat ini sudah menjadi suatu masalah global yang
serius. Data yang dikumpulkan dari seluruh dunia memperlihatkan bahwa terjadi
peningkatan prevalensi Overweight dan Obesitas pada 10 sampai 15 tahun terakhir
dengan angka kejadian terbanyak di Amerika. Saat ini diperkirakan sebanyak lebih
dari 100 juta penduduk di seluruh dunia menderita Obesitas, dan angka ini masih akan
terus meningkat. Diperkirakan apabila keadaan ini terus berlanjut maka pada tahun
2230 sebanyak 100 % penduduk Amerika Serikat akan menjadi Obese. Bagaimana
dengan kondisi di Indonesia ? Menurut data yang diperoleh dari Direktorat Bina Gizi
Masyarakat Depkes tahun 1997, sebanyak 12,8 % pria dewasa mengalami Overweight
dan sebanyak 2,5 % mengalami Obesitas. Sedangkan pada wanita angka ini menjadi
lebih besar lagi yaitu 20 % dan 5,9 %.
1

Perkiraan prevalensi overweight dan obesitas di Indonesia (Dit BGM DepKes,


1997).Dari perkiraan 210 juta penduduk Indonesia thn 2000 jumlah penduduk yang
overweight diperkirakan mencapai 76.7 juta (17.5%) dan pasien obesitas berjumlah
lebih dari 9.8 juta (4.7%). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Overweight dan Obesitas di Indonesia telah menjadi masalah besar yang memerlukan
penanganan secara serius.

BAB II
TUJUAN KONSULTASI
A. TUJUAN INTRAKSIONAL UMUM
2

Setelah mengikuti konsultasi klien dapat mengerti apa yang harus di lakukan.
B. TUJUAN INTRAKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti konsultasi klien mampu mengetahui apa yang di sampaikan oleh
konsultan.
Setelah mengikuti konsultasi klaen mampu mengetahui fungsi informasi yang di
berikan oleh konsultan.
Setelah mengikuti konsultasi klaen mampu berkomitmen untuk menghilangkan
penyakit tersebut atau hidup sehat.

BAB III
MANFAAT KONSULTASI
A. Bagi penyenlenggara
Untuk memberikan kepada klien informasi yang di minta,solusi yang di butuhkan,
memberikan rekomendasi, inflementasi, membangun consensus dan komitmen serta
melakukan diagnosi terkait masalah.
3

B. Bagi sasaran atau masyarakat


Untuk menambah wawasan dan pengetahaun tentang masalah yang sedang di alami
oleh klaen atau penyakit yang di derita nya.

BAB IV
SASARAN KONSULTASI
1.

2.

Kelompok Sasaran
Klien yang menderita penyakit gastritis atau masyarakat yang ingin berkonsultasi
masalah lain.
Jumlah Sasaran
Jumlah satu orang atau dua orang
BAB V
METODE KONSULTASI

A. Bentuk Metode
4

Bentuk metode yang digunakan adalah metode ceramah, memberikan informasi, dan
tanya jawab
B. Tehnik Penerapan Metode
- Mempersiapkan materi dan alat untuk melakukan konsultasi
- Member solusi yang di ingikan klien
- Tanya jawab.

BAB VI
MEDIA KONSULTASI
A. Jenis Media
- Leaflet
B. Tehnik persiapan Media
1. Persiapan
Mengumpulkn materi
Menyediakan bahan untuk membuat media
2. Pelaksanaan
Membuat Leaflet
BAB VII
WAKTU KONSULTASI
A. Jadwal konsultasi
5

Hari
Tanggal
Pukul

: senin
: 28 Desember 2015
: 09.00 WIB

B. Waktu Permateri
Sebanyak klaen inginkan karena bias bertukar pikiran langsung antara konsultan dan
klien.
BAB VIII
TEMPAT KONSULTASI
A. Tempat konsultasi
Ruangan yang tersedia meja dan kursi untuk konsultan dan klaen

BAB X
MATERI KONSULTASI
1. Pengertian Obesitas
Obesitas merupakan masalah kesehatan yang utama. Setiap tahun orang-orang
menghamburkan jutaan uangnya untuk diet ketat, obat-obatan dan perawatan lainnya
guna menurunkan berat badan. Banyak orang yang kurang berhasil dalam penurunan
berat badan dan mereka yang berhasil menghilangkan sejumlah pon hampir tanpa
terkecuali bertambah berat lagi. Masalah ini telah merangsang banyak riset mengenai
asal mula dan pengendalian obesitas ( Pengantar Psikologi, 2004: 18 ).
Obesitas atau kegemukan adalah ketidakseimbangan jumlah makanan yang
masuk dibanding dengan pengeluaran energi oleh tubuh. Obesitas juga sering
didefinisikan sebagai kondisi abnormal atau kelebihan lemak yang serius dalam
jaringan adiposa sehingga menganggu kesehatan ( Bray. 2004 ; dalam Oetomo ,
2011:2). Obesitas merupakan gangguan metabolik komplek yang disebabkan oleh
banyak faktor termasuk genetik dan faktor lingkungan, dimana kejadian obesitas
merupakan kombinasi dari kedua faktor tersebut ( James, et al ., 2011: dalam Oetomo
,2011;5).
Secara patofisiologi, obesitas merupakan proses penimbunan triasilgliserol
berlebihan pada jaringan adiposa karena imbance ( ketidakseimbangan antara asupan
energi dengan penggunaannya ), ( Bays et al , 2008 ; dalam Oetomo 2011;3 ).
6

Menurut Suinter dan Hunter , yang dimaksud dengan kelebihan berat badan
( over-weight) adalah kelebihan berat badan diatas 20% dari berat normal. Sementara
itu, obesitas (obesity) adalah kelebihan berat badan sebanyak antara 10-20% dari berat
normal. Jadi, secara definitif pengertian obesitas dengan kelebihan berat badan ( overweight) memiliki perbedaan yang cukup mendasar ( dalam sarafino, 1994 ).
Obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi makanan
yang jauh melebihi kebutuhannya (psychobiological cues for eating ) sehingga terjadi
penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh
( Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya, 2004 ; 77).
Obesitas terjadi bila asupan energi melebihi penggunaanya sebagai akibat
perubahan genetik maupun lingkungan. Proses Biokomiawi dalam tubuh menentukan
rasa kenyang dan lapar, termasuk pemilihan macam makanan, selera dan frekuensi
makan seseorang. Kondisi dan aktifitas menyimpanan kelebihan energi dijaringan
adiposit dikomunikasikan ke sistem saraf sentral melalui mediator leptin dan sinyalsinyal lain( Oetomo, 2011 ; 5 ).
Kegemukan (Obesitas) sebenarnya tidak identik dengan kelebihan berat
badan, melainkan terkait dengan komposisi tubuh di mana terjadi kelebihan lemak.
Kelebihan tubuh lemak inilah yanh berkaitan dengan kejadian metabolic
syndrome, yang merupakan resiko gangguan kesehatan pada obesitas. Telah diketahui
bahwa obesitas terkait dengan metabolic syndrome yang merupakan awal terjadinya
penyakit degenerasi seperti hypertensi, diabetes mellitus dyslipidemia, jantung
koroner, stroke, kanker, dan lain-lain.
Patophysiologi dasar dari obesitas merupakan gangguan keseimbangan
(imbalance ) antara asupan (intake) dengan kebutuhan energi (energy expenditure).
Asupan dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam tubuh yang merupakan sistem yang
komplek. Keseimbangan antara rasa lapar ( hunger & appetite ) dan rasa kenyang
(satiety )menentukan asupan / intake nutrient seseorang yang berujung pada status
gizi seseorang (obese, gizi kurang/undernourished, & normal). Karbonhidrat (KH)
merupakan sumber ebergi utama, dimana dalam keadaan normal KH merupakan
sumber energi utama, dimana dalam keadaan normal KH merupakan sumber energi
dalam sistem saraf termasuk otak. Pembakaran lemak menurun bilamana tersedia
cukup glukosa bagi sumber energi sel tubuh. Kelebihan KH akan dipergunakan
untukde novo lipogenesis. Sebaliknya kekurangan KH akan menghambat lipolysis.
Makanan yang mengandung karbohidrat dengan glycemic index (GI) tinggi,
menyebabkan resiko terjadinya postprandial hyperinsulinemia & hyperglicemia. Hal
tersebut beresiko meningkatnya penimbunan lemak tubuh ( fat stores ) dan
peningkatan penggunaan karbohidrat sebagai sumber energi dengan risiko
penggunaan dan pembakaran lemak. ( Miller, JCB ; 2002). Hal tersebut didukung oleh
hasil penelitian Pawlak, D.B (2004) dimana asupan karbohidrat dengan GI tinggi pada
binatang percobaan akan meningkatkan lemak tubuh, peningkatan gula darah, dan
lain-lain.
Cara mengatasi obesitas bisa dilakukan dengan mengubah pola makan atau
diet dan olahraga secara teratur. Sebelumnya perlu diketahui lebih dulu penyebab
obesitas, karena terkadang diperlukan obat untuk membantu penyesuaian tubuh
7

terhadap kebiasaan baru tersebut. Obesitas sering dikaitkan dengan banyaknya lemak
dalam tubuh. Lemak adalah kawan sekaligus lawan. Rata-rata wanita memiliki lemak
tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, sebagai penyerap
guncangan, dan lain-lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih
banyak dibandingkan dengan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh
dengan berat badan wanita adalah sekitar 25-30 % dan pada pria sekitar 18-23 %
( Bays et al, 2008).
Obesitas atau kegemukan mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi
setiap orang. Terkadang kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan
overweight, padahal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda.
Obesitas adalah suatu kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk
pria dan wanita masing- masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh dan dapat
membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan berat badan,
kegemukan) adalah keadaan dimana Berat Badan seseorang melebihi Berat Badan
normal.
Para dokter-dokter memiliki definisi tersendiri tentang obesitas, di antaranya:
Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang
berlebihan
Suatu penyakit kronik yang dapat diobati
Suatu penyakit epidemik (mewabah)
Suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain dan
dapat menurunkan kualitas hidup
Penanganan obesitas membutuhkan biaya perawatan yang sangat
tinggi
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk
menyimpan energi , sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya.
Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria.
Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 2530% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30%
dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa obesitas
merupakan ketidakseimbangan jumlah makanan yang masuk dibanding dengan
pengeluaran energi oleh tubuh sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh
melebihi kebutuhannya.
2. Penyebab Terjadinya Obesitas
Overweight dan obesitas terjadi karena banyak faktor. Faktor utamanya adalah
ketidakseimbangan asupan energi dengan keluaran energi. Suapan energi tinggi bila
konsumsi makanan berlebihan, sedangkan keluaran energi jadi rendah bila
metabolisme tubuh dan aktivitas fisik rendah. Kemajuan dibidang ilmu pengetahuan,
teknologi dan ekonomi telah menciptakan suatu lingkungan dengan gaya hidup
cenderung sendetary atau kurang gerak dan pola makan dengan makanan enak yang
8

tinggi kalori dan lemak. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi terjadinya
kegemukan ( obesitas ) terhadap seseorang, yaitu :
1.
Aktifitas Fisik
Pada umumnya seseorang yang gemuk kurang aktif daripada seseorang dengan
berat badan normal. Aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik
dan mental serta memanfaatkan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar
sepanjang hari. Aktifitas fisik secara teratur yang dilakukan paling sedikit 30
menit/hari. Jika lebih banyak waktu yang dipergunakan untuk beraktifitas fisik,
maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak (admin, 2008).
2.
Meningkatnya konsumsi zat gizi (asupan makanan)
Terutama zat gizi makro yang menyebabkan kegemukan bila dimakan secara
berlebihan, zat gizi ini akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh dan akan
meningkatkan berat badan secara keseluruhan. Adapun zat gizi makro yang dapat
mempengaruhi kenaikan berat badan jika dikonsumsi berlebihan antara lain:
a. Karbohidrat
Karbohidrat memang merupakan peranan penting dalam alam karena
merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya
relative murah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Fungsi
utama karbohidrat adalah Sumber energi pemberi rasa manis dari makanan,
penghemat protein, mengatur metabolisme lemak, membantu pengeluaran
feces (altemaster, 2003).
Dalam diet seimbang, dianjurkan 50-60 % kebutuhan kalori berasal
dari karbohidrat, kegunaan utama energi. Kegunaan lainnya sebagai energy
cadangan, komponen struktur sel, dan sumber serat (Sayogo, 2006).
b. Protein
Protein adalah molekul makro dan merupakan bagian terbesar setelah
air. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu
sama lain dalam ikatan peptide. Protein ini mempunyai fungsi khusus yang
tidak tergantikan oleh zat lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel
dan jaringan tubuh. Kebutuhan protein remaja berkisar antara 44-59 gr/hari.
Tergantung pada jenis kelamin dan umur. Protein juga menyuplai sekitar
12-14% asupan energi selama masa anak dan remaja (Suandi, 2003).
c.

Lemak
Lemak merupakan salah satu zat gizi makro yang berfungsi sebagai
sumber energi, lemak juga menghasilkan 9 kal/gr nya, sebagai pelumas
yaitu membantu pengeluaran sisa-sisa pencernaan dan metabolism,
memelihara
suhu
tubuh
dan
pelindung
organ-organ
vital. Depkes RI menganjurkan untuk mengkonsumsi lemak kurang dari
25% total energi per hari (Sayogo, 2006).
Faktor-faktor lain dapat dibagi menjadi enam faktor, yaitu:
1) Faktor genetik
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki
penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi
9

gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa
mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan
faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh
sebesar 33% terhadap berat badan seseorang
2) Faktor lingkungan
Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus
obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan
yang
cukup
berarti.
Lingkungan
ini
termasuk
perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa
kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang
tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat
mengubah pola makan dan aktivitasnya.
3) Faktor psikis
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi
kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi
terhadap emosinya dengan makan. Salah satu bentuk gangguan
emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan
masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita
obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang
kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.
4) Faktor kesehatan
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
Hipotiroidisme
Sindroma Cushing
Sindroma Prader-Willi
Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan
seseorang banyak makan
5) Faktor obat-obatan
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi)
bisa menyebabkan penambahan berat badan
6) Faktor perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya)
menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam
tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada
masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih
banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal.
Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan
berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi
jumlah lemak di dalam setiap sel.
3. Mekanisme Terjadinya Obesitas
Obesitas terjadi karena energi intake lebih besar dari energi expenditure.
Apapun penyebabnya, yang menjadikan seseorang obesitas pada dasarnya adalah
10

energi intake atau masukan yang didapat dari makanan atau lainnya lebih besar
dibandingkan energi expenditure atau energi yang dikeluarkan.
4. Gejala-Gejala Terjadinya Obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding
dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas,
meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan
bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara
waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri
punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut
dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang
menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan
dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan
mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan
akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
5. Tipe-Tipe Obesitas
Obesitas biasanya didefinisikan sebagai kelebihan berat lebih dari 120% dari
berat badan ideal (BBI) atau berat badan yang diinginkan. Ada 3 derajat obesitas
yaitu:
Ringan 120% - 140% BBI
Sedang 141% - 200% BBI
Berat/Abnormal >200% BBI
Tipe pada obesitas dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu Tipe obesitas
berdasarkan bentuk tubuh dan Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak.
a. Tipe obesitas berdasarkan bentuk tubuh
Obesitas tipe buah apel (Apple Shape)
Type seperti ini biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk di
sekitar perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan
dengan tipe buah pear (Gynoid).
Obesitas tipe buah pear (Gynoid)
Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan di
sekitar pinggul dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid
umumnya kecil.
Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah)
Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan". Tipe Ovid
umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetik.
b. Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak
Obesitas Tipe Hyperplastik
Obesitas terjadi karena jumlah sel
dibandingkankeadaan normal.
Obesitas Tipe Hypertropik

11

lemak

yang

lebih

banyak

Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar


dibandingkan keadaan normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak
dari normal.
Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik
Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal
Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi
mencapai maksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan
oleh sel lemak yang mengalami hypertropik.

6. Cara Pengukuran Tingkat Obesitas


A. Pengukuran Secara Antropometrik
1) Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index (BMI) adalah sebuah ukuran berat terhadap tinggi badan
yang umum digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori
Underweight (kekurangan berat badan), Overweight (kelebihan berat badan)
dan Obesitas (kegemukan).
2) RLPP (rasio lingkar pinggang dan pinggul
Untuk menilai timbunan lemak perut dapat digunakan cara lain, yaitu dengan
mengukur rasio lingkar pinggang dan pinggul (RLPP) atau mengukur lingkar
pinggang (LP).Rumus yang digunakan cukup sederhana yaitu :
Sebagai patokan, pinggang berukuran 90 cm merupakan tanda bahaya bagi
pria, sedangkan untuk wanita risiko tersebut meningkat bila lingkar pinggang
berukuran 80 cm. Jadi Jangan hanya menghitung tinggi badan, berat badan
dan IMT saja, lebih baik jika disertai dengan mengukur lingkar pinggang.
3) Indeks BROCCA
Salah satu cara lain untuk mengukur obesitas adalah dengan menggunakan
indeks Brocca, dengan rumus sebagai berikut: Bila hasilnya : 90-110% = Berat
badan normal 110-120% = Kelebihan berat badan (Overweight) > 120% =
Kegemukan (Obesitas)
B. Pengukuran Secara Laboratorik
1.
BOD POD
2.
DEXA (dual energy X-ray absorptiometry)
3.
Bioelectric Impedance Analysis (analisa tahanan bioelektrik)
7. Dampak Yang Timbul Akibat Obesitas
Overweight dan Obesitas adalah suatu kondisi kronik yang sangat erat
hubungannya dengan peningkatan resiko sejumlah penyakit Degeneratif. Penyakit
Degeneratif adalah suatu kondisi penyakit yang muncul akibat proses kemunduran
fungsi sel-sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk dan berlangsung
12

secara kronis. Penyakit yang termasuk dalam kelompok ini adalah Diabetes Melitus
Type II, Stroke, Hipertensi, Penyakit Kardiovaskular, Dislipidemia, dsb. Penyakit
Degeneratif yang paling sering menyertai Obesitas adalah Diabetes melitus Type II,
Hipertensi dan Hiperkolesterolemia (Dislipidemia). Sebuah data dari NHANES
(National Health and Nutrition Examination Survey, US) tahun 1994 memperlihatkan
bahwa dua per tiga pasien Overweight dan Obesitas dewasa mengidap paling sedikit
satu dari penyakit kronis tersebut dan sebanyak 27 % dari mereka mengidap dua atau
lebih penyakit.

N
O
1

Resiko Kesehatan yang berhubungan dengan Obesitas


Hal/Tipe Masalah
Simtom
Kardiovaskuler

Endokrin dan reproduktif

3
4
5

Gastrointestinal
Psikiatri dan Sosial
Muskuloskeletal & Dermis

Keganasan

Hipertensi: Jantung Koroner, vena varicose,


sindrom pickwickian
Non-DM (tergantung insulin), Amenore,
Infertilitas, Pre-Eklampsia
Kolesistitis dan Kolelitiasis, Fatty Liver
Diskriminasi
Osteoarthritis, iritasi, infeksi (lipatan kulit,
striae)
Kanker Kolon, Rectum, Prostat, empedu, Buah
dada, Uterus, Ovarium

8. Cara-Cara Penanggulangan Obesitas


Pengobatan obesitas bertujuan untuk mengurangi berat badan atau
mempertahankan berat badan normal. Umumnya, target penurunan berat badan yang
di anjurkan pada tahap pertama adalah 10 persen dari berat badan dalam kurun waktu
enam bulan. Penurunan berat badan yang dianjurkan 0,5-1 kg setiap minggu. Secara
umum pengobatan obesitas dapat melalui :
a. Diet Khusus
Yaitu diet rendah kalori,dimana terdapat pada makanan yang kaya akan serat
dan rendah lemak, dimana makanan yang kaya serat akan menyebabkan gastric
emptlyng tinggi (tahan lama dalam lambung), mengikat lemakatau kolestrol,
transit time ( waktu tinggal di usus ) rendah dan mengakibatkan rasa kenyang
yang lama. Terapi diet yang dianjurkan adalah diet rendah kalori. Besarnya
energi yang diberikan 500-1.000 kalori lebih rendah dibandingkan rata-rata
asupan energi perhari. Penurunan asupan energi sebesar 500-1.00 kalori per hari
akan menurunkan berat badan 0,5-1 kg per minggu.
b. Latihan Fisik
Dimana sangat efektif untuk menurunkan berat badan, apabila didampingi
dengan pembatasan masukan kalori. Latihan fisik pada penderita obesitas harus
13

dilakukan bersama dengan diet rendah kalori untuk meningkatkan pembakaran


lemak. Latihan fisik sangat membantu mempertahankan berat badan agar tidak
mudah naik kembali. Yang dianjurkan adalah olahraga dengan intensitas sedang
selama minimal 30 menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu. Sebaiknya juga
memperbanyak aktivitas fisik seperti jalan, membersihkan rumah serta
mengurangi pola hidup sendetary seperti menonton televisi dan bermain video
games.
c. Perubahan Perilaku Keluarga
Merupakan komponen yang paling penting dalam upaya penanggulangan
obesitas. Keluarga harus memiliki keberanian dalam memilih gaya hidup dan
menentukan jenis makanan yang sehat. Salah satu gaya hidup sehat adalah tekad
untuk menurunkan berat badan sampai keberat badan ideal untuk selanjutnya
mempertahankan agar dapat memberikan kualitas hidup yang optimal bagi
mereka yang kegemukan.bagi mereka yang berat badannya normal ialah
menjaga agar tidak kegemukan.
d. Farmakoterapi
Yaitu penanggulangan dengan obat-obatan. Hal ini dilakukan jika lingkar
pinggang meningkat dan timbul berbagai macam penyakit.Penggunaan
farmakoterapi tidak boleh dilakukan jika berat badan masih ideal. Sementara itu
operasi dilakukan dengan mengecilkan lambung yang biasanya merupakan
alternatif terakhir jika tidak ada jalan keluar lagi.
e. Mengenali Metabolisme Tubuh
Juga merupakan hal yang sangat perlu dilakukan dalam upaya mengatasi
kegemukan. Metabolisme tubuh setiap orang tidaklah sama. Ada orang yang
metabolisme tubuhnya tinggi, namun ada pula yang rendah. Seseorang dengan
metabolisme tubuh yang tinggi boleh merasa lega karena akan terhindar dari
kegemukan walaupun ia mengomsumsi makanan yang melebihi porsi.
Sebaliknya mereka dengan metabolisme tubuh yang rendah harus lebih berhatihati dalam memilih makanan, karena tubuhnya hanya membutuhkan sedikit
energi untuk melaksanakan kegiatannya sehari-hari.

14

15

Anda mungkin juga menyukai