PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
NIM : 20180811024030
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2022
BAB I
PENDAHULUAN
dan hal ini yang menyebabkan peningkatnya pola makan dan juga kurangnya
aktifitas fisik yang di lakukan hal ini dapat menyebabkan bertambahnya berat
yang berisiko bagi kesehatan. Kegemukan dan obesitas merupakan faktor resiko
terjadinya penyakit kronis seperti diabetes, jantung dan kanker (WHO, 2019).
Obesitas juaga dapat terjadi akibat asupan lemak dan juga gula yang tinggi yang
dikeluarkan secara maksimal dan akan terjadi penumpukaan lemak hingga terjadi
obesitas selain itu rendahnya aktifitas fisik juga sangat berpengaruh (WHO2020).
Hingga hari ini obesitas merupakan masalah kesehatan dunia yang dinyatakan
oleh WHO sebagai sebuah epidemic global. Dari total populasi di didunia dengan
masalah obesitas kini mencapai kurang lebih 30% atau sekitar 2,1 miliar
penduduk yang mengalami obesitas di dunia (Ayu & K, 2017). Menurut data
Badan Kesehatan Dunia (WHO) di dunia lebih dari 340 juta anakanak dan remaja
berusia 5-19 mengalami kelebihan berat badan atau obesitas pada tahun 2016 (Ni
Made Ayu,dkk,2018)
prevalensi obesitas sebesar 16,0% pada remaja usia 13-15 tahun, dan 13,5% pada
remaja usia 16-18 tahun. Jika masalah obesitas ini terjadi pada remaja akan
pada usia 5-12 tahun, usia 13-15 sebesar 6,70%, dan usia 16-18 sebesar 4,52%.
Sedangkan presentase menurut jenis kelamin pada usia 5-12 tahun laki-laki
sebesar 17,04% dan perempuan usia 5-12 tahun sebesar 13,41%. Presentase
obesitas usia 13-15 pada laki-laki 6,76% dan perempuan usia 13-15 6,64%, dan
presentase obesitas pada usia 16-18 tahun laki-laki 4,94% dan perempuan usia 16-
18 4,08%. Kota Jayapura sendiri prevalensi obesitas pada usia 5-12 tahun sebesar
7,12%, usia 13-15 tahun 78,42%, dan usia 16-18 74,92% (Riskesdas,2018).
Pengaruh pola makan yang berlebihan dan tinggi energi khususnya pada
bisa mengakibatkan obesitas. Selain itu kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan
akan mempengaruhi bertambahnya berate badan hingga obesitas maka dari itu
khususnya pada remaja yang dimana mereka kurang mengontrol pola makan
mereka dan selama masa pandemii berlangsung aktivitas menjadi terbatas dan itu
menjadi suatu masalah karena asupan energi yang masuk tidak sama dengan
energy yang di keluarkan dan akan menimbulkan penimbunan lemak dan berat
badan bertambah hingga terjadi obesitas. Maka dari itu masalah obesitas ini harus
menjadi perhatian agar angka kejadian obesitas khusunya pada remaja setidaknya
sebagai berikut : Bagaimana pengaruh pola makan dan aktivitas fisik terhadap
peningkatan obesitas.
1.3 Tujuan Penelitian
2. Institusi Pendidikan
3. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi tentang pengaruh pola makan dan
4. Peneliti Selanjutnya
TINJAUAN PUSTAKA
dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari yang secara umum
Pola makan adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok orang
mineral), serta dapat menyimpan zat gizi untuk mencukupi kebutuhan tubuh
Dengan pola makan sehari-hari yang seimbang dan aman, berguna untuk
optimal(Maya Amaliyah,dkk,2020) .
2.1.2 Kompenen pola makan
sebagai berikut:
1. Jenis makan
makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan buah yang
2. Frekuensi makan
sehari yang terdiri dari makan pagi, makan siang, makan malam dan
dalam sehari. Umumnya seseorang makan tiga kali sehari (makan pagi,
3. Jumlah makan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola makan yaitu sebagai
berikut:
1. Lingkungan
2. Ekonomi
3. Pendidikan
Nisa, 2020).
Pola makan seimbang adalah suatu cara untuk mengatur pola makan jenis
dan jumlah yang di butuhkan oleh tubuh. Makan bukan hanya sekedar kenyang
tetapi harus mengukur berapa yang di butuhlkan oleh tubuh dan oleh sebab itu
kita harus memahami gizi yang seimbang yang di sebut juga isi piring ku. Dalam
satu porsi sajian, terdapat sayur - sayuran dan buah - buahan hendaknya memiliki
porsi separuh bagian piring setiap makan. Sementara itu, separuh bagian priring
lainnya diisi dengan makanan pokok sumber karbohidrat dan lauk – pauk yang
Aktivitas fisik secara teratur telah lama dianggap sebagai komponen penting dari
gaya hidup sehat (Andriana, 2018). Aktivitas Fisik adalah semua pergerakan
tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka dan akan meningkatkan pengeluaran
Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang
memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik adalah salah satu cara untuk
dihasilkan oleh otot rangka yang membutuhkan energi. Aktivitas fisik dibagi
menjadi 3 kategori, yaitu aktivitas fisik ringan, sedang dan berat (WHO, 2018).
2.2.2 Jenis-jenis aktivitas fisik
2. Aktivitas sedang
Dibutuhkan tenaga intens atau terus menerus, Gerakan otot yang berirama
3. Aktivitas berat
Contoh: berlari, bermain sepak bola, aerobik, bela diri (misalnya karate,
menurut Erwanto(2017) dalam Ridho (2021) aktivitas fisik yang baik akan
b. Lebih ceria
d. Menghindari stress
Menurut Karim,(2010) dalam Yani (2021) ada beberapa faktor yang dapat
a. Umur
b. Pola Makan
bila jumlah makanan dan porsi makanan lebih banyak, maka tubuh
tubuh, kejadian obesitas, hemoglobin atau sel darah dan serat otot.
Bila ada kelainan pada tubuh seperti diatas maka akan
berlebih.
berkebun, bersepeda).
2. Frekuensi
Merupakan jumlah sesi aktivitas fisik (per hari atau per minggu)
4. Intensitas
aktivitas fisik).
aktivitas fisik dengan jumlah 60 menit sehari agar memberikan mafaat bagi
kesehatan. Selain itu juga dapat melakukan beberapa kegiatan yang dapat
2.3. Remaja
Masa remaja dari sisi psikologis, yaitu merupakan masa transisi atau
pubertas. Pada masa ini terjadi berbagai perubahan, baik dari segi fisik, sosial,
maupun emosional, yang diawali oleh datangnya haid perempuan dan mimpi
Masa remaja seperti yang di katakan oleh WHO adalah penduduk yang
dan belum menikah. Masa remaja adalah masa peralihan atau masa transisi dari
anak menuju masa dewasa. Pada masa ini begitu pesat mengalami pertumbuhan
Pra remaja ini mempunyai masa yang sangat pendek, kurang lebih hanya
Dikatakan juga fase ini adalah fase negatif, karena terlihat tingkah laku
antara anak dengan orang tua. Perkembangan fungsi – fungsi tubuh juga
Pada fase ini perubahan – peruahan terjadi sangat pesat dan mencapai
banyak hal terdapat pada usia ini. Ia mencari identitas diri karena masa ini
keluarga.
caranya lain dengan remaja awal. Ia idealis, mempunyai cita – cita tinggi,
2.4. Obesitas
ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan
berlebih di dalam tubuh. Obesitas diketahui menjadi salah satu faktor risiko
(Sofa Amerta,2018).
Obesitas juaga dapat terjadi akibat asupan lemak dan juga gula yang
seimbangan energi antara energi yang masuk dengan energy yang keluar.
Tetapi juga ada beberapa faktor yang menjadi penyebab dari obesitas sendiri
yaitu:
1. Faktor lingkungan
Bagaimana gaya hidup orang- orang yang berada disekitar kita secara
(Atika, 2021).
pola makan yang buruk dan juga porsi makan yang besar dan tidak
energi,lemak dan juga serat yang sangat sedikit. Pola makan berlebih
4. Faktor umur
Faktor obesitas juga dapat di tentukan oleh umur dan paling sering
terjadi pada anak-anak dan juga remaja. Menurut data Riskesdas 2018
di Indonesia sendiri untuk anak umur 5-12 tahun data sebesar 9,2 %,
remaja usia 13-15 tahun data sebesar 4,8%, dan kelompok remaja usia
dari berat badan adalah merupakan jaringan subkutan dan pada wanita
1. Tipe Hyperplastik
Kegemukan tipe ini terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak
Kegemukan ini terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar
bertambah banyak dari normal. Kegemukan tipe ini terjadi pada usia
dewasa. Usaha untuk menurunkan berat badan pada kondisi ini lebih
ini bisa dimulai pada anak-anak dan berlangsung terus sampai dewasa.
Upaya untuk menurunkan berat badan paling sulit dan resiko tinggi
Sedangkan bentuk obesitas yang di bedakan dari distribusi lemak dalam tubuh
pada bagian tubuh atas atau lebih tepatnya dibawah kulit dinding perut
Tipe ginoid sering diderita oleh wanita dengan kelebihan lemak pada
tubuh bagian bawah, Tipe ini juga disebut sebagai obesitas perifer
karena lemak yang berkumpul di pinggir tubuh, yaitu di pinggul dan
pinggul dan paha. Tipe ini relative lebih aman dibanding tipe android
sebab timbunan lemak umumnya bersifat tak jenuh, namun sulit untuk
kelebihan berat badan, dan obesitas. Nilai IMT merupakan salah satu
IMT KATEGORI
25-29,9 Obesitas
≥ 30 Obesitas II
hanya dari segi kesehatan tetapi aspek sosial juga. Dari segi kesehatan
2. stroke
3. diabetes mellitus
berat dan hal itu akan mempengaruhi dalam aktivitas sehari-hari dan
merisaukan karena membuat sebagian dari remaja menjadi kurang percaya diri
1. pola makan
pola makan yang berlebihan menjadi salah satu faktor terjadinya obesitas
mereka. Mereka lebih memilih makanan yang tinggi akan lemak dan
butuhkan.
2. aktivitas fisik
aktivitas fisik yang kurang, terlebih pada remaja yang pola makan yang
satu penyebab aktivitas fisik menjadi terbatas kerena hanya di rumah saja
hal ini menjadi faktor terjadinya penumpukan lemak dan pada remaja
mereka hanya menghabiakan waktu di depan laptop maupun tv dan
Resiko obesitas pada remaja dapat dicegah dan dikurangi dengan cara
mengubah gaya hidup yang tidak sehat menjadi gaya hidup yang lebih sehat.
Berikut ini merupakan beberapa gaya hidup sehat yang dapat diterapkan
Obesitas dapat dicegah dengan cara tidak menerapkan gaya hidup kurang
gerak atau yang biasa disebut dengan sedentary life style serta aktif
pembentukan energinya.
2. Pola makan
dan masyarakat (Persagi dan Asdi, 2019). Dalam satu porsi sajian,
separuh bagian piring setiap makan. Sementara itu, separuh bagian priring
lainnya diisi dengan makanan pokok sumber karbohidrat dan lauk – pauk
gula, lemak dan garam. Konsumsi fast food dan cemilan yang berlebih
waktu dalam berkegiatan tidak terkecuali waktu dan pola tidur. Waktu dan
pola tidur berkaitan erat dengan kejadian obesitas. Saat tidur kebutuhan
Pola makan
1. Pengertian
2. Komponen pola
makan
3. Faktor yang
mempengaruhi pola Obesitas
makan
4. Pola makan seimbang 1. Pengertian
2. Etiologi
3. Tipe obesitas
4. Penetuan
obesitas
Aktivitas fisik
5. Resiko
1. Pengertian obesitas
2. Jenis aktivitas fisik 6. Obesitas
3. Manfaat aktivitas pada remaja
fisik 7. Pencegahan
4. Faktor yang
mempengeruhi
aktivitas fisik
5. Pengkuran aktivitas
fisik
6. Aktivitas fisik pada Obesitas pada remaja
remaja
1. Pola makan
2. Aktivitas fisik
Remaja