Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PACARAN SEHAT

MATA AJAR: KOMUNITAS II

DISUSUN OLEH:

Devi indah arum sari

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PACAR SEHAT

Masalah : memberitahukan tentang Pacaran sehat


PokokBahasan : Pacaran Sehat
Sasaran : anak-anak remaja
Waktu : 10.00 WIT-selesai
Tanggal : 25 maret
Tempat : SMA NEGERI 1 JAYAPURA

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah di adakan penyuluhan di harapkan para murid SMA dapat mengerti dan
memahami serta mengetahui Pacaran sehat

B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah di berikan penyuluhan kepada murid SMA mampu :
1. Mengetahui apa itu pengertian pacaran sehat
2. mengetahiu apa saja Hubungan Remaja dengan Pacaran
3. mengetahiu Gaya Pacaran Remaja
4. dapat memahami apa saja Penyebab Pacaran Usia Dini
5. dapat mengenali Dampak Pacaran
6. dapat mengetahiu bagaimana Peran Orang Tua dalam Pacaran

7. dapat mengetahiu bagaimana Jenis-jenis Pacaran Sehat

8. Dapat mengetahui Cara Berpacaran yang Sehat


C. Media

1. Powerpoint

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
No Acara Waktu Kegiatan Evaluasi

1 Pembukaan 15 menit  Mengucap salam dan terima  Menjawab


kasih salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Memberikan test terkait dengan
materi yang akan di seksama
sampaikan  Menjawab test
2 Inti 30 menit Menjelaskan materi tentang: Mendengarkan dan
1. Mengetahui apa itu
memperhatikan
pengertian pacaran sehat
2. mengetahiu apa saja
Hubungan Remaja dengan
Pacaran
3. mengetahiu Gaya Pacaran
Remaja
4. dapat memahami apa saja
Penyebab Pacaran Usia Dini
5. dapat mengenali Dampak
Pacaran
6. dapat mengetahiu bagaimana
Peran Orang Tua dalam
Pacaran
7. dapat mengetahiu bagaimana
Jenis-jenis Pacaran Sehat
8. Dapat mengetahui Cara
Berpacaran yang Sehat

3 Diskusi 15 menit  Meminta siswa mengajukan  Siswa


pertanyaan bila belum jelas. mengajukan
 Menjawab pertanyaan dari pertanyaan
siswa  Siswa
 Memberikan test sesuai mendengarkan
dengan materi yang sudah di dengan
bahas seksama
 Menjawab test
4 Penutup 15 menit  Menyimpulkan hasil  Siswa
penyuluhan memahami
 Memberi saran-saran materi
 Memberi salam dan  Siswa member
meminta maaf bila ada salam
kesalahan
 Mengucapkan terima kasih

E.         Evaluasi
Dengan memberkan pertanyaan :
1. Mengetahui apa itu pengertian pacaran sehat
2. mengetahiu apa saja Hubungan Remaja dengan Pacaran
3. mengetahiu Gaya Pacaran Remaja
4. dapat memahami apa saja Penyebab Pacaran Usia Dini
5. dapat mengenali Dampak Pacaran
6. dapat mengetahiu bagaimana Peran Orang Tua dalam Pacaran
7. dapat mengetahiu bagaimana Jenis-jenis Pacaran Sehat

8. Dapat mengetahui Cara Berpacaran yang Sehat

MATERI PENYULUHAN MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA

A. Definisi Pacaran

Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada
dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal
dengan pernikahan. Pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari
tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan
memenuhi persyaratan menuju pernikahan telah dengan nyata membiasakan tradisi yang
semestinya tidak mereka lakukan. Tradisi pacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya
dan sangat dipengaruhi oleh tradisi individu-individu dalam masyarakat yang terlibat.
Dimulai dari proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan
afeksi yang eksklusif. Perbedaan tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi oleh agama dan
kebudayaan yang dianut oleh seseorang.

Menurut persepsi yang salah, sebuah hubungan dikatakan pacaran jika telah menjalin
hubungan cinta-kasih yang ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas seksual atau
percumbuan. Tradisi seperti ini dipraktikkan oleh orang-orang yang tidak memahami makna
kehormatan diri perempuan, tradisi seperti ini dipengaruhi oleh media massa yang
menyebarkan kebiasaan yang tidak memuliakan kaum perempuan. Sampai sekarang, tradisi
berpacaran yang telah nyata melanggar norma hukum, norma agama, norma kesopanan,
maupun norma sosial di Indonesia masih terjadi dan dilakukan secara turun-temurun dari
generasi ke generasi yang tidak memiliki pengetahuan menjaga kehormatan dan harga diri
yang semestinya mereka jaga dan pelihara. Ada berbagai macam jenis pacaran, di antaranya
adalah:

 Pacaran yang dikenali teman.


 Pacaran sama teman lama.
 Pacaran sama mantan sahabat.
 Pacaran akibat dunia maya.
 Pacaran karena status palsu.
 Pacaran sama tetangga.
 Pacaran sama orang yang lebih tua.
 Pacaran sama orang yang lebih muda.
 Pacaran sama teman sekelas.

Pacaran sehat adalah suatu proses pacaran di mana keadaan fisik, mental, dan sosialnya
dalam keadaan baik. Sehat secara fisik berarti tak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun
pria secara fisik lebih kuat, bukan berarti bisa seenaknya menindas kaum wanita. Pada intinya
dilarang kontak dalam bentuk kekerasan fisik. Selain itu, menjaga kondisi tubuh diri dan
pasangan agar tetap sehat juga merupakan hal yang harus dilakukan dan tentunya
menguntungkan satu sama lain. Pacaran sebenarnya merupakan waktu bagi sepasang individu
untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Pacaran pastinya memiliki efek dan bias
terhadap kehidupan masing-masing, baik secara positif ataupun negatif tergantung bagaimana
cara menjalaninya. Selama pacaran dilakukan dalam batas-batas yang benar, pacaran dapat
mendatangkan banyak hal positif. Dengan kata lain yang perlu dan harus kita jalani adalah
“pacaran sehat”.

Di dalam proses pacaran kita tidak hanya dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri,
tetapi juga emosi orang lain. Dan yang tak kalah penting adalah bagaimana mengungkapkan
dan mengendalikan emosi dengan baik. Jadi tak bijaksana bila melakukan kekerasan non-
fisik, marah-marah, apalagi mengumpat-umpat orang lain termasuk pacar kita. Tapi bukan
dalam arti diam saat timbul masalah, selesaikanlah dengan bijak, bicarakan secara terbuka.
Tanpa keterbukaan akan menimbulkan konflik dalam diri masing-masing yang bahkan bisa
mengarah terhadap rutinitas harian dan prestasi belajar ataupun bekerja.

B. Hubungan Remaja dengan Pacaran

Pada remaja, seseorang mengalami satu proses pendewasaan yang biasa dikenal dengan
masa pubertas. Dilihat dari sudut pandang biologis, pubertas diawali adanya tanda-tanda
kelamin sekunder yang akan membedakan remaja putra dan remaja putri, yaitu:

Mulai berfungsi kelenjar keringat.

Otot pada anak putra kelihatan besar.

Pada anak putra bahu, dada bidang, sedangkan putri adalah pinggul.

Pada anak putra tumbuh jakun, sedangkan putri tumbuh buah dada.

Suara pada anak putra merendah, sedangkan anak putri meninggi.

Tumbuh rambut di beberapa tempat.

Selain tanda kelamin sekunder terdapat pula tanda kelamin tersier yaitu remaja putri
cenderung feminin dan remaja putra cenderung jantan. Dari tanda-tanda inilah yang
menyebabkan seorang remaja tertarik dengan lawan sejenisnya. Pada masa pra pubertas relasi
bersifat homoseksual yang kemudian pada masa pubertas relasi bersifat heteroseksual. Pada
masa heteroseksual seorang remaja ingin mengenal lawan jenisnya melalui pacaran.

C. Gaya Pacaran Remaja

Gaya pacaran anak usia 12-21 tahun (remaja) sebenarnya berbeda dengan gaya pacaran
orang dewasa. Gaya pacaran anak remaja tidaklah seserius orang dewasa yang orientasi
pacarannya untuk mencari pasangan hidup. Namun, sekarang ini, gaya pacaran remaja zaman
sekarang juga sudah terbilang sangat bebas. Seolah-olah mereka meniru gaya pacaran orang
dewasa yang terlalu serius dan yang parah mereka meniru pacaran orang luar yang tak
mengenal etika. Ada beberapa pemahaman salah tentang pacaran anak muda jaman sekarang,
yaitu:

 Tidak punya pacar, berarti kuno.


 Belum dinamakan pacaran kalau belum pernah berciuman mesra.
 Seorang wanita tidak benar-benar cinta kalau tidak mau diajak melakukan
hubungan seksual oleh pria.

Pemahaman ini sudah tidak tabuh lagi dalam remaja zaman sekarang saat menjalin hubungan
spesial dengan pasangannya. Oleh karena itu, sekarang ini banyak hal-hal yang tidak
diinginkan terjadi, contohnya kekerasan di kalangan remaja. Oleh karena itu, untuk
menghindari itu semua, sebelum pacaran kita harus berkomitmen dan berjanji pada diri
sendiri bahwa pacaran itu bukan hanya untuk main-main atau mengikuti tren, tapi karena
memang kita ingin menjadi lebih dewasa dan untuk mengenal bagaimana lawan jenis kita itu.
Selain itu, cara yang paling efektif yaitu dengan berpacaran sehat.

D. Penyebab Pacaran Usia Dini

1. Globalisasi

Globalisasi pada masa sekarang ini tidak dapat lagi dibendung. Globalisasi yang
paling mempengaruhi para remaja sekarang adalah globalisasi akibat berkembangnya
internet. Dari situlah para remaja mendapat dorongan untuk mencontoh budaya bangsa barat
yang tidak sesuai diterapkan di Indonesia seperti konsumtif, hedonisme, dan gonta-ganti
pasangan hidup. Sehingga mendorong para remaja untuk berpacaran di usia dini.

2. Membuktikan diri cukup menarik

Pada saat ini, para remaja sudah melewati batas bergaul yang telah di tetapkan oleh
orang tua. Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka
merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Selain itu, pacar merupakan
sesuatu yang dapat membuktikan bahwa mereka cukup menarik dan patut untuk mendapat
perhatian dar lingkungan sekelilingnya.

3. Adanya pengaruh kawan

Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan merupakan salah satu bentuk prestasi
tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Akan
tetapi, jika tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecewaan. Sebab
kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup tertentu pula seperti halnya
berpacaran. Apabila si remaja berusaha mengikuti tetapi tidak sanggup memenuhinya maka
remaja tersebut kemungkinan besar akan dijauhi oleh teman-temannya.

E. Dampak Pacaran

Pacaran sebenarnya merupakan waktu bagi sepasang individu untuk saling mengenal
satu dengan yang lain. Pacaran pastinya memiliki efek dan bias terhadap kehidupan masing-
masing, baik secara positif ataupun negatif tergantung bagaimana cara menjalaninya. Pacaran
sehat merupakan gaya pacaran yang mengikuti nilai dan norma yang berkembang
dimasyarakat. Ketika seseorang menjalani proses pacaran dengan sehat, tentu akan membawa
dampak yang positif bagi kehidupan kita sebagai remaja. Dampak yang akan dirasakan
seperti:

1. Perkembangan terhadap emosi remaja

Emosi remaja yang awalnya labil akan terus ditempat saat dia menjalani proses
pacaran, sehingga lama-kelamaan seiring bertambahnya umur seorang remaja, maka remaja
tersebut akan semakin bersikap dewasa.
2. Mempunyai banyak teman

Ketika seorang remaja berpacaran, dia akan mengalami proses pergaulan dengan
teman-teman sebaya. Dengan memiliki banyak teman, itu akan membantu seorang remaja
dalam masa perkembangannya menjadi dewasa.

3. Menjadi bertanggung jawab

Dalam hubungan berpacaran pastilah ada perbedaan yang dapat menimbulkan masalah
di antara kedua remaja yang berpacaran. Maka mereka akan berusaha menyelesaikan masalah
tersebut karena merasa bertanggung jawab atas hubungan yang sedang mereka bina.

4. Meningkatkan prestasi

Remaja yang berpacaran akan merasa malu apabila pasangannya mengetahui nilai-
nilainya yang hancur. Maka, hal itu dapat mendorong remaja tersebut untuk belajar agar
dapat meningkatkan prestasinya. Selain itu, remaja yang pasangannya rajin belajar dapat
membantu remaja tersebut untuk bisa rajin belajar.

F. Peran Orang Tua dalam Pacaran

Banyak orang tua di luar sana yang hanya memandang pacaran dari opini negatif saja,
tanpa melihat sisi positif serta arti luas pacaran, dan hanya melarang keras anak-anaknya
berpacaran, tanpa memberi pengertian tentang apa itu pacaran dan bagaimana seharusnya
seorang anak menyikapi hal-hal dalam berpacaran. Ini dia hal yang penting untuk para orang
tua ketahui, bahwa anak usia remaja perlu menerima pengertian dan penjelasan, bukan
larangan-larangan yang bersifat memaksa. Banyak sekali orang tua yang melarang anaknya
berpacaran tanpa alasan, yang justru akan membuat sang anak merasa ingin tahu dan nekat
untuk melakukan hal yang dilarang itu secara diam-diam. Dari hal yang dilakukan diam-diam
itu, pasti akan ada banyak sekali kebohongan yang dibuat anak-anak. Tentu para orang tua
tidak ingin anak-anak melakukan hal tersebut.

Mengawasi anak dalam berpacaran dapat dilakukan tanpa membuat anak merasa diatur
dan dikekang. Hal pertama adalah dengan mengenal pasangan sang anak dengan cara yang
menyenangkan. Bisa dengan makan bersama, berlibur bersama, bahkan mulai dari hal-hal
kecil seperti mengajak pacar si anak mampir ke rumah. Orang tua juga harus bisa menjadi
teman bagi pacar si anak sehingga pacar si anak akan merasa nyaman dan semakin memiliki
rasa untuk menjaga si anak.

G. Jenis-jenis Pacaran Sehat

Pada saat ini, kekerasan pada masa pacaran merupakan masalah yang sering ditemui dan
cukup kompleks. Namun demikian, kita harus tetap berusaha untuk mengantisipasi
munculnya kekerasan dalam masa pacaran ini. Salah satu cara yang mungkin bisa dilakukan,
terutama oleh remaja adalah dengan melakukan pacaran yang sehat. Pacaran yang memenuhi
kriteria sehat, baik sehat fisik, sehat psikis, sehat sosial, maupun sehat seksual.
1. Sehat fisik

Pacaran dikatakan sehat secara fisik jika dalam aktivitas berpacaran tersebut tidak
ditemui adanya kekerasan secara fisik. Itu berarti bahwa walaupun remaja putra secara fisik
memang lebih kuat dari remaja putri, bukan berarti remaja putra dapat seenaknya menindas
ataupun memanipulasi remaja putri secara fisik.

2. Sehat psikis

Pacaran dikatakan sehat secara psikis, jika sepasang individu yang menjalaninya mampu
saling berempati serta mengungkapkan dan mengendalikan emosinya dengan baik, saling
percaya, saling menghargai, dan saling menghormati. Dengan demikian, hubungan di antara
keduanya menjadi lebih nyaman, saling pengertian, dan juga ada keterbukaan.

3. Sehat sosial

Pacaran dikatakan sehat secara sosial jika aktivitas berpacaran tersebut tidak bersifat
saling mengikat atau mengisolasi pasangan. Artinya, walaupun remaja putra dan putri terikat
dalam komitmen pacaran, namun hubungan sosial masing-masing mereka dengan individu
lain tetap harus dijaga dan sebaiknya remaja putra atau putri tidak hanya terfokus pada pacar
atau pasangannya saja.

4. Sehat seksual

Kemudian, pacaran juga harus sehat secara seksual. Secara biologis, kaum remaja
mengalami perkembangan dan kematangan seks. Tanpa disadari, pacaran juga mempengaruhi
kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik dapat mendorong keinginan untuk
melakukan kontak fisik yang lebih jauh. Jika hal itu diteruskan dan tidak terkontrol, maka
dapat menimbulkan hal-hal yang sangat berisiko. Karena adanya risiko yang harus
ditanggung akibat tindak seksual yang mereka lakukan, maka aktivitas pacaran yang mereka
lakukan tidak lagi disebut sebagai pacaran yang sehat.

H. Cara Berpacaran yang Sehat

1. Mendekatkan diri pada Tuhan

Faktor spiritual dan agama yang dianut juga sangat berperan penting untuk
menciptakan situasi pacaran yang sehat. Dalam agama apa pun, pasti sudah ditentukan
berbagai batas-batas hubungan antara pria dan wanita selama mereka belum menikah. Jagalah
agar hubungan tidak melanggar batasan yang ditentukan oleh agama, dan setiap berduaan
memiliki pikiran untuk melanggarnya, ingatlah tentang Tuhan dan larangannya. Salah satu
ciri pacar yang baik adalah jika ia mampu membuat pasangannya lebih dekat dengan sosok
Tuhan, dan bukan menjauhkannya. Oleh karena itu, berusahalah untuk saling mengingatkan
dan memotivasi dalam segi ibadah.

2. Tentukan batasan-batasan

Bicarakanlah batasan-batasan yang harus dijaga selama berpacaran. Batasan-batasan


itu bisa dalam bentuk kontak fisik atau non-fisik. Contoh batasan fisik adalah tidak akan mau
berciuman atau berpegangan tangan selama masih dalam tahap pacaran. Contoh batasan non-
fisik adalah privasi, di mana sang pacar tidak boleh seenaknya membuka SMS di telepon
genggam tanpa permisi. Dua hal itu hanyalah contoh gampang batasan-batasan yang harus
ditentukan untuk bisa berpacaran dengan sehat. Tentukanlah batasan sesuai dengan prinsip-
prinsip yang dipegang teguh, dan sekali menentukan batasan, jangan mau berkompromi. Jaga
agar dalam berpacaran tidak melanggar “pagar” yang sudah dibangun sebelumnya.

3. Komunikasi

Komunikasi yang lancar dan teratur adalah salah satu syarat utama pacaran yang sehat.
Komunikasi bisa mempererat sebuah hubungan, menghindarkan kesalahpahaman, dan
mencegah untuk saling menyakiti satu sama lain. Setiap kali ada masalah, cobalah untuk
langsung membicarakannya secara terbuka pada sang pacar. Tentu saja, harus selalu bersikap
jujur jika ingin pacar juga bersikap sama. Komunikasi menjadi sangat vital, terutama bagi
yang menjalin pacaran jarak jauh. Jika merasa ada yang kurang sreg dengan pacar atau situasi
hubungan berdua, bicarakanlah baik-baik. Gunakan komunikasi sebagai sarana untuk
memecahkan masalah bersama-sama, mencari solusi, dan untuk lebih memahami satu sama
lain.

4. Kurangi kontak fisik

Kontak fisik yang berlebihan tentu saja bisa memicu timbulnya hawa nafsu. Yang
berbahaya adalah saat berduaan dan tidak bisa mengontrol nafsu, bisa dipastikan akan terjadi
hal-hal yang diinginkan. Salah satu ciri-ciri pacaran yang sehat dalam budaya ketimuran
adalah meminimalisir kontak fisik, apalagi jika hanya berduaan saja dengan sang pacar.
Mungkin ada orang yang berpendapat kontak fisik masih diperlukan untuk menjaga
hubungan agar tetap hangat. Sepanjang merasa sentuhan-sentuhan tersebut tidak
menimbulkan nafsu berdua, mungkin itu masih bisa ditolerir. Namun apabila merasakan hal
yang “berbeda” dari suatu kontak fisik, maka stop, dan jangan lagi diteruskan.

5. Bertukar pikiran dan pendapat

Manfaatkan pacaran sebagai hubungan yang tidak hanya bersifat romansa, tapi juga
sesuatu yang bisa membuat lebih dewasa dan lebih berwawasan. Banyak-banyaklah
berdiskusi dengan pacar. Diskusi bisa berupa berita sosial, hal-hal yang disukai, pekerjaan,
karier, studi, atau hanya seputar diri sendiri. Terbukalah dalam menerima opini, bahkan kritik
saat berdiskusi. Gunakan momen berdiskusi ini untuk lebih memahami sang pacar, terutama
tentang topik-topik yang membuatnya tertarik. Bisa menjadikan momen diskusi untuk
berintrospeksi dan membenahi diri sendiri.
6. Saling mendukung satu sama lain

Pacaran yang sehat berarti bisa memberi dampak positif bagi berdua. Jadilah seorang
pacar yang bisa memberikan support pada kekasih. Dukunglah pacar dalam melakukan hal-
hal yang positif, terus motivasi dalam meraih mimpinya, dan hiburlah saat berada dalam
kesedihan. Jika melakukan hal ini dengan tulus, maka sang pacar juga akan melakukan hal
yang sama. Bentuk dukungan bisa diberikan dalam berbagai macam hal, mulai dari bantuan
hingga sekedar ucapan penyemangat. Berusahalah agar hubungan dengan sang pacar
membawa suatu hal yang positif dan membuat menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa

7. Jalin hubungan dengan keluarga sang pacar

Faktor pendukung yang bisa mendukung terjadinya pacaran yang sehat adalah rasa
tanggung jawab. Rasa tanggung jawab akan lebih terbangun apabila berdua saling mengenal
keluarga masing-masing. Oleh karena itu, selalu kenalkan pacar dengan keluarga, terutama
ayah dan ibu. Sempatkanlah waktu untuk saling mengunjungi satu sama lain dan saling
memperkenalkan diri. Rasa tanggung jawab akan hadir ketika tidak hanya berusaha menjaga
perasaan pacar, namun juga keluarganya. Berpikir seribu kali saat hendak menyakitinya, atau
jika hendak berbuat “macam-macam” dengan sang pacar.

8. Hindari pacaran di tempat pribadi

Untuk menghindari risiko terjadinya berbagai hal yang tidak diinginkan, maka
hindarilah untuk berpacaran berduaan saja, apalagi jika itu dilakukan di tempat pribadi.
Jangan berpacaran di dalam kamar, dalam kamar kos, atau di tempat-tempat yang sepenuhnya
menjadi milik berdua walaupun hanya sementara (contoh : kamar hotel). Jika memang harus
membicarakan sesuatu berdua saja, pilihlah sebuah kafe atau restoran di mana bisa
berdiskusi. Carilah tempat di mana masih ada kontrol dan pengawasan dari orang lain,
sehingga tidak akan dengan mudah berbuat “macam-macam”.

9. Pendidikan dan pemahaman tentang seks

Pendidikan dan pemahaman tentang seks mutlak diperlukan apabila ingin berpacaran
dengan sehat. Pelajari dengan baik risiko melakukan seks bebas, hal-hal yang bisa
menyebabkan kehamilan, konsep tentang kontrasepsi, dan dampak kehamilan di luar nikah
baik pada pria maupun wanita. Pemahaman tentang pendidikan seks bisa menjauhkan dari
berbagai hal negatif. Saat ini, konsep tentang pendidikan seks sudah lebih terbuka
dibicarakan dibandingkan ketika generasi sebelumnya. Oleh karena itu, pastikanlah untuk
mendapatkan informasi yang valid dan akurat. Jika perlu, tanyakanlah hal ini pada guru,
dokter, atau kedua orang tua.

10. Pikirkan masa depan

Pacaran yang sehat bisa terjadi apabila berpikir dengan baik tentang masa depan. Apa
sajakah cita-cita yang ingin diraih? Apa yang ingin dilakukan dalam kehidupan? Apakah
ingin membuat kedua orang tua merasa bangga? Jangan sampai hal tersebut kandas karena
suatu hal spontan yang tidak direncanakan

Anda mungkin juga menyukai