PELAYANAN KOLABORATIF
Disusun oleh :
Hesti Elvina
Wahyu Ningsih
Universitas Cenderawasih
Fakultas Kedokteran
Program Studi Ilmu Keperawatan
2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME , atas berkat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Peran keperawatan
dan pelayanan kolaboratif “ tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan jiwa sebagai sarana mata atar bagi dosen pemberi materi,
sekiranya memberi masukan dan kritikan nya.
Semoga makalah ini dapat diterima dan digunakan sebagai referensi untuk
siapapun yang membacanya, kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh
dari kata sempura, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan.
Saran dan masukan sangat kami butuhkan untuk berkembangnya makalah ini
agar menjadi lebih baik.
Jayapura, 2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2
BAB I............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 3
BAB II............................................................................................................................................ 6
KAJIAN PUSTAKA....................................................................................................................... 6
BAB III........................................................................................................................................ 15
PENUTUP.................................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 15
3.2 Saran................................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di
Negara- negara maju, meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai
gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, namun gangguan
tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu dalam berperilaku yang
dapat menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif (Hawari,
2009).
Himpitan hidup yang semakin berat di alami hampir oleh semua kalangan
masyarakat sehingga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan jiwa
(Intan,2010).
1.4.2 Bagi Masyarakat
KAJIAN PUSTAKA
Peran perawat yang kedua yaitu sebagai pelaksana pendidikan keperawatan yaitu
perawat memberi pendidikan kesehatan jiwa kepada individu, keluarga dan komunitas
agar mampu melakukan perawatan pada diri sendiri, anggota keluarga dan anggota
masyarakat lain. Pada akhirnya diharapkan setiap anggota masyarakat bertanggung
jawab terhadap kesehatan jiwa. Peran yang ketiga yaitu sebagai pengelola
keperawatan adalah perawat harus menunjukkan sikap kepemimpinan dan
bertanggung jawab dalam mengelola asuhan keperawatan jiwa. Dalam melaksanakan
perannya ini perawat diminta menerapkan teori manajemen dan kepemimpinan,
menggunakan berbagai strategi perubahan yangdiperlukan, berperan serta dalam
aktifitas pengelolaan kasus dan mengorganisasi pelaksanaan berbagai terapi modalitas
keperawatan.
Peran perawat yang kekempat yaitu sebagai pelaksana penelitian yaitu perawat
mengidentifikasi masalah dalam bidang keperawatan jiwa dan menggunakan hasil
penelitian serta perkembangan ilmu dan teknologi untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan asuhan keperawatan jiwa.
Fungsi perawat jiwa adalah memberikan asuhan keperawatan secara langsung dan
asuhan keperawatan secara tidak langsung (Erlinafsiah, 2010). Fungsi tersebut dapat
dicapai melalui aktifitas perawat jiwa, yaitu: pertama, memberikan lingkungan
terapeutik yaitu lingkungan yang ditata sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
perasaan aman, nyaman baik fisik, mental,dan sosial sehingga dapat membantu
penyembuhan pasien. Kedua, bekerja untuk mengatasi masalah klien “here and now”
yaitu dalam membantu mengatasi segera dan tidak ditunda sehingga tidak terjadi
penumpukkan masalah. Ketiga, sebagai model peran yaitu perawat dalam
memberikan bantuan kepada pasien menggunakan diri sendiri sebagai alat melalui
contoh perilaku yang ditampilkan oleh perawat.
Fungsi perawat yang keempat yaitu memperhatikan aspek fisik dari masalah
kesehatan klien merupakan hal yang sangat penting. Dalam hal ini perawat perlu
memasukkan pengkajian biologis secra menyeluruh dalam evaluasi pasien jiwa untuk
mengidentifikasi adanya penyakit fisik sedini mungkin sehingga dapat diatasi dengan
cara yang tepat. Kelima, memberikan pendidikan kesehatan yangditujukan kepada
pasien, kleuarga dan komunitas yang mencakup pendidikan kesehatan jiwa, gangguan
jiwa, ciri-ciri sehat jiwa, penyebab gangguan jiwa, ciri- ciri gangguan jiwa, fungsi dan
tugas keluarga, dan upaya perawatan pasien ganggua jiwa. Keenam, sebagai perantara
sosial yaitu perawat dapat menjadi perantara dari pihak pasien, keluarga dan
masyarakat dalam memfasilitasi pemecahan masalah pasien.
Fungsi yang ketujuh adalah kolaborasi dengan tim lain adalah perawat membantu
pasien mengadakan kolaborasi dengan petugas kesehatan lain yaitu dokter jiwa,
perawat kesehatan masyarakat (perawat komunitas), pekerja sosial, psikolog, dll.
Kedelapan, memimpin dan membantu tenaga perawatan adalah pelaksanaan
pemberian asuhan keperawatan jiwa didasarkan pada manajemen keperawatan
kesehatan jiwa. Kesembilan, menggunakan sumber di masyarakat sehubungan dengan
kesehatan mental. Hal ini penting diketahui oleh perawat bahwa sumber-sumber yang
ada dimasyarakat perlu diidentifikasi untuk digunakan sebagai faktor pendukung
dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa yang ada dimasyarakat.
Secara integral, pasien adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam
pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi efektif.
Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien
sebagai pusat anggota tim. Karena dalam hal ini pasien sakit jiwa tidak dapat berpikir
dengan nalar dan pikiran yang rasional, maka keluarga pasienlah yang dapat dijadikan
pusat dari anggota tim. Disana anggota tim dapat berkolaborasi dalam menentukan
tindakan-tindakan yang telah ditentukan. Apabila pasien sakit jiwa tidak memiliki
keluarga terdekat, maka disinilah peran perawat dibutuhkan sebagai pusat anggota
tim. Karena perawatlah yang paling sering berkomunikasi dan kontak langsung
dengan pasien sakit jiwa. Perawat berada disamping pasien selam 24 jam sehingga
perawatlah yang mengetahui semua masalah pasien dan banyak kesempatan untuk
memberikan pelayanan yang baik dengan tim yang baik.
Perawat adalah anggota membawa persfektif yang unik dalam interdisiplin tim.
Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting
antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.
2.4.1 Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk
memeriksa beberapa alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan.
2.4.2 Ketegasan penting ketika individu dalam tim mendukung pendapat mereka
dengan keyakinan. Tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar-
benar didengar dan konsensus untuk dicapai.
2.4.3 Tanggung jawab artinya mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari hasil
konsensus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya.
2.4.4 Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi
informasi penting mengenai perawatan pasien sakit jiwa dan issu yang relevan
untuk membuat keputusan klinis.
2.4.5 Pemberian pertolongan artinya masing-masing anggota dapat memberikan
tindakan pertolongan namun tetap mengacu pada aturan-aturan yang telah
disepakati.
2.4.6 Kewenangan mencakup kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya.
2.4.7 Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien
sakit jiwa, mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi
dalam menyelesaikan permasalahan.
2.4.8 Tujuan umum artinya setiap argumen atau tindakan yang dilakukan memiliki
tujuan untuk kesehatan pasien sakit jiwa.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk mencapai pelayanan perawatan pasien sakit jiwa yang efektif maka
keluarga, perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya harus berkolaborasi satu
dengan yang lainnya. Tidak ada kelompok yang dapat menyatakan lebih
berkuasa diatas yang lainnya. Masing-masing profesi memiliki kompetensi
profesional yang berbeda sehingga ketika digabungkan dapat menjadi kekuatan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kolaborasi yang efektif antara anggota
tim kesehatan memfasilitasi terselenggaranya pelayanan keperawatan jiwa yang
berkualitas.
3.2 Saran
Demikian isi makalah ini, kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dan banyak kekurangan baik dari segi bentuk maupun materi
yang kami uraikan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA