Anda di halaman 1dari 20

ASKEP ANAK DENGAN

PNEUMONIA
Lamria Situmeang, S.Kep,.Ns,.M.Kep
Pneumonia
 Adalah suatu
peradangan yang
terjadi pada
parenkim paru dan
bisa bersifat primer
atau sekunder
Penyebab
 Invasi Mikroorganisme: Virus, bakteri
dan mikoplasma
  Sebab lain: bahan kimia, /benda asing
yg teraspirasi
  Hipostatik :Tirah baring lama, posisi
statis
Berdasarkan Struktur

Pneumonia lobaris

Penumonia Lobularis
(Bronkopneumonia)
Pneumonia
interlobularis
(Bronkiolitis)
Faktor Risiko
 Malnutrisi
 Usia Anak
 Kelengkapan Imunisasi
 Kepadatan Hunian
 Defisiensi Vit A
 Polusi Udara
 Paparan asap rokok
Faktor Predisposisi
 Kelainan anatomi congenital :
trakeaesofagus, penyakit Jantung
bawaan
  Gangguan fungsi imun : penggunaan
sitostatik & steroid jangka panjang, HIV
  Campak
 Gangguan neuromuskular
 Aspirasi benda asing atau disfungsi silier
Pemeriksaan Penunjang
 Foto polos posisi anteroposterior (AP)
dan lateral (L) untuk melihat luasnya lesi
dan kemungkinan komplikasi
 Laboratorium : Leukositosis >15.000/UL
 Laju endap darah (LED) dan C-reaktif
protein (CRP)
 Pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD)
untuk melihat keadaan hipoksemia
Teraspirasi,
Mikro terinhalasi atau
Organisme menyebar secara
hematogen

Terjadi proses
Respons pagositosis oleh
PMN yg direkrut
inflamasi oleh perantaraan
sitokinin

Terjadi gangguan
Kuman dilapisi oleh
pada komponen
cairan edematous yg
volume ventilasi
berasal dr alveolus
karena kerusakan
masuk ke alveolus
parenkim paru

Volume paru Kongesti


menjadi vascular dan
berkurang edema yg luas
Gangguan pertukaran gas

 Data obyektif/subyektif :Sianosis, Iritabilitas, Gelisah,


Pusing

 Tujuan :
Pertukaran gas ke jaringan adekuat

Kriteria hasil :
 Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
dengan AGD dalam rentang normal dan tak ada gejala
distres pernapasan
 partisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi.
 
Gangguan pertukaran
gas
Intervensi:
 Kaji status respirasi minimum tiap 2– 4 jam
 Pantau setiap perubahan yang terjadi pada
cardiorespirasi monitor dan pulse oximetri.
 Berikan oksigen sesuai kebutuhan
 Pantau AGD setiap 24 jam
 Pantau adanya cyanosis dan perubahan status
mental anak.
Virus menginvasi
Mikroorga saluran nafas kecil
dan alveoli dan
nisme mengenai banyak
lobus

Akumulasi debris, Respons inflamasi


mucus dan sel-sel awal : terjadi infiltrasi
inflamasi pada sel-sel mononuclear
saluran nafas kecil ke dalam submukosa
dan alveoli dan perivaskuler

Respons inflamasi
Terjadi obstruksi diperberat dengan
baik parsial maupun adanya edema
total pada sal nafas submukosa yg bisa
meluas ke dinding
dan alveoli
alveoli

Terjadi denudasi
(pengelupasan )
epitel dan akan
terbentuk eksudat
hemoragik

Inefektif
Obstruksi
bersihan
jalan nafas
jalan nafas
Inefektif bersihan jalan
nafas
 Data subyektif/obyektif : Batuk produktif, Pernafasan
cuping hidung, Nafas cepat dan dangkal, Auskultasi : ronchi
basah, wheezing, Stridor

 Tujuan :
Bersihan jalan nafas efektif

 Kriteria hasil :
 Frekuensi nafas normal
 Tidak mengalami aspirasi
 Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran
udara dalam paru-paru.
 Suara nafas bersih
Inefektif bersihan jalan
nafas
 Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan
gerakan dada.
 Auskultasi area paru, catat area
penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi
napas adventisius, mis., krekels, megi.
 atur posisi semi fowler dengan bahu relaks
dan kaki ditekuk
  Bantu pasien untuk batuk efektif (sesuai
kemampuan anak)
 Penghisapan sesuai indikasi.
` gangguan pada Rasio optimal
komponen volume
antara ventilasi
ventilasi karena
kerusakan parenkim perfusi tidak
paru tercapai

Tubuh
mengkompensasi
dengan cara menaikan
volume tidal dan
frekuensi nafas

Usaha nafas
menjadi ekstra Inefektif pola
dan pasien nafas
terlihat sesak
Inefektif pola nafas
Intervensi :
 Pantau adanya pucat atau sianosis
 Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi
 Perhatikan pergerakan dada, kesimetrisannya, penggunaan
otot bantu serta retraksi otot supraklavikular dan inter
kostal
 Pantau pola pernapasan: bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, pernapasan Kussmaul, pernapasan Cheyne-
Stokes
 Auskultasi bunyi napas, perhatikan area penurunan sampai
tidak adanya bunyi napas atau bunyi napas tambahan
 Pantau kegelisahan, ansietas, dan tersengal-sengal
 Catat perubahan pada saturasi oksigen dan nilai gas darah
arteri
 Berikan oksigen sesuai program atau protokol
Intervensi:  
•Evaluasi Pelepasan Respon
zat pirogen inflamasi
kebutuhan
cairan
intravena Meningktkan
•Pantau secara set poin
ketat intake hipothalamys
dan output
cairan setiap 8 IWL meningkat
Peningkatan
jam  risiko defisit
Suhu tubuh volume cairan
•Lakukan
pengukuran BB
setiap hari
dengan
timbangan
yang sama.
•Evaluasi turgor
kulit
•Kaji mukosa
membran.
•Libatkan
`Usaha nafas
menjadi ekstra Perangsangan
dan pasien saraf simpatis
terlihat sesak

Mual,
muntah

Nutrisi
Asupan nutrisi
kurang dari
tidak edekuat
kebutuhan
Nutrisi kurang dari kebutuhan

Tentukan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat.


Konsulkan pada ahli gizi.
Timbang berat badan setiap hari, pantau hasil pemeriksaan

laboratorium
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat

Pertahankan kebersihan mulut sebelum dan sesudah

mengunyah.
Tawarkan makan porsi kecil tapi sering untuk mengurangi

perasaan tegang pada lambung


Sajikan makanan saat hangat dengan penyajian yang menarik

Dorong keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam memotivasi

peningkatan asupan nutrisi anak, misalnya dengan memberikan


makanan kesukaan anak
`Usaha nafas
menjadi ekstra
Energi yg
dan pasien diperlukan
terlihat sesak meningkat

Ketidakseimba
ngan supply
and demand

Klien menjadi
lemah dan
Aktifitas
lelah intoleran
Takut
pada
• Dorong orang tua untuk
mengekspresikan
anak
Cemas
orang
tua
perasaannya ,
diskusikan tentang
Lingk prosedur dan perubahan
unga
n kondisi anak.
asing Libatkan orang tua
dalam perawatan anak
Jelaskan tentang gejala
bronkhiolitis, tindakan
Usaha Prose dan perawatan di rumah
nafas dur
berle invasi
bihan ve
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai