Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK

TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA MAHASISWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

1
Martha Yuliani Habut, 2 I Putu Sutha Nurmawan, 3 Ida Ayu Dewi Wiryanthini

1. Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali


2. Bagian Fisioterapi Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar Bali
3. Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali

ABSTRAK

Mahasiswa yang sibuk identik dengan rendahnya tingkat aktivitas fisik dan
peningkatan pola konsumsi khususnya fast food menyebabkan penumpukan energi sebagai
lemak sehingga terjadi peningkatan indeks massa tubuh (IMT). IMT dan aktivitas fisik
merupakan salah satu faktor pendukung keseimbangan tubuh.Keseimbangan yang baik,
khususnya keseimbangan dinamis yang baik sangat bermanfaat bagi kelancaran aktivitas
harian dan mengurangi resiko jatuh.Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan IMT
dan aktivitas fisik terhadap keseimbangan dinamis pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.Rancangan penelitian ini study potong lintang, dilakukan Mei 2015
dengan populasi seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang
memenuhi kriteria penelitian, terdiri dari 107 mahasiswa yang berusia 18-22 tahun dipilih
menggunakan teknik simple random sampling. Pengukuran aktivitas fisik menggunakan
International Physical Activity Questionnaire, pengukuran keseimbangan dinamis dengan
Modified Bass Test. Analisis data menggunakan metode Chi Square Test dengan p < 0,05
adalah bermakna.Hasil penelitian ini didapatkan kelompok seimbang paling banyak pada
kategori normal yaitu 17 responden dan tidak seimbang paling banyak pada kategori obes
II yaitu 19 responden. Dari hasil analisis hubungan antara IMT terhadap keseimbangan
dinamis, didapatkan hasil p=0,000 (p<0,05). Hasil penelitian ini juga didapatkan kelompok
seimbang paling banyak pada kategori aktivitas fisik berat yaitu 25 responden dan tidak
seimbang paling banyak pada kategori aktivitas fisik rendah yaitu 40 responden. Dari hasil
analisis hubungan antara aktivitas fisik terhadap keseimbangan dinamis, didapatkan hasil
p=0,000 (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
IMT dengan keseimbangan dinamis dan terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas
fisik dengan keseimbangan dinamis pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana.

Kata Kunci:indeks massa tubuh, aktivitas fisik, keseimbangan dinamis

RELATIONSHIP OF BODY MASS INDEX AND PHYSICAL ACTIVITY FOR


DYNAMIC BALANCE AT MEDICAL FACULTY
UDAYANA UNIVERSITY

ABSTRACT

A university student who is busy identic with low level of physical activity and
increase in consumption patterns especially fast food causing the accumulation of energy
as fat resulting in increased body mass index (BMI). BMI and physical activity is one of
the supporting factors for balance of the body.A good balance, especially good dynamic
balance was very beneficial to the continuity of daily activity and reduce the risk of fall.
This aims of this study was to determine the relationship of BMI and physical activity to
dynamic balance on students of Medical Faculty Udayana University. The design of this
study is cross-sectional study, conducted in May 2015 with population all of students in
Medical Faculty Udayana University who satisfies the criteria of the study consisting of
107 students aged 18-22 yearare selected using simple random sampling technique.
Measurement of physical activity using the International Physical Activity Questionnaire,
measurement of dynamic balance with the Modified Bass Test. Data analysis using Chi
Square test with p < 0.05 was significant.The results of this study, the most balanced group
in the normal bodyweight, namely 17 respondents and the most unbalanced group in obese
category II were 19 respondents. From the analysis of the relationship between BMI and
dynamic balance, the result p = 0.000 ( p< 0.05 ). The results also found at most balanced
group in the category of heavy physical activity that is 25 respondents and the most
unbalanced group in a low physical activity category is 40 respondents. From the analysis
of the relationship between physical activity and dynamic balance, the result p = 0.000 ( p<
0.05 ). It can be concluded that there is a significant relationship between BMI with
dynamic balance and there is a significant relationship between physical activity with
dynamic balance of students in Medical Faculty Udayana University.

Keywords:body mass index, physical activity, dynamic balance

PENDAHULUAN sering.2Penelitian ini sejalan dengan


penelitan Jeffery dkk sebelumnya bahwa
Dunia terus mengalami kemajuan kebiasaan makan di restoran cepat saji
dari waktu ke waktu dan membawa berhubungan positif dengan diet tinggi
berebagai bentuk kemajuan atau lemak dan IMT.3
perkembangan yang membantu dan IMT atau indeks Quatelet
memudahkan manusia.Perkembangan merupakan salah satu bentuk pengukuran
atau kemajuan-kemajuan itu terjadi atau metode skrining yang digunakan
dalam berbagai bidang baik pendidikan, untuk mengukur komposisi tubuh yang
tekhnologi, tranportasi, pendidikan dan diukur dengan menggunakan berat badan
sebagainya. Berbagai kemudahan yang dan tinggi badan yang kemudian diukur
diperoleh dari kemajuan itu dengan rumus IMT. IMT pada usia lebih
menyebabkan manusia secara sadar atau dari 18 tahun cenderung didominasi oleh
tidak mengalami perubahan pada pola masalah obesitas meski kondisi
perilaku yang monoton atau terbatas dan underweight juga masih cukup
perilaku konsumsi yang serba cepat dan tinggi.4Prevalensi kasus obesitas pada
instan untuk menghemat waktu.1 kelompok usia dewasa sebanyak 11,7%
Perubahan perilaku konsumsi dan overweight sebesar 10%, sehingga
yang paling mudah dilihat adalah total keseluruhan sebesar 21,7%. Data
peningkatan pilihan konsumsi pada fast Kementerian Kesehata RI menyatakan
food atau makanan cepat saji. Penelitian masalah kelebihan berat badan pada
Fraser dkk menunjukkan, remaja yang perempuan 26,9% lebih tinggi dibanging
yang sering makan di restoran cepat saji laki-laki yang 16,3%.Namun demikian,
mengkonsumsi lebih banyak makanan baik berat badan yang kurang atau lebih
yang tidak sehat dan cenderung memiliki berpeluang membawa pengaruh yang
IMT lebih tinggi disbanding yang tidak besar pada terjadinya penyakit infeksi
dan degeneratif. Perubahan IMT dapat bergerak atau berada di atas bidang yang
terjadi pada berabagi kelompok usia dan tidak stabil.10 Keseimbangan dimulai dari
jenis kelamin yang selain dipengaruhi informasi sensori (visual, vestibular,
pola makan juga dipegaruhi tingkat somatosensory) diteruskan ke intregasi
aktivitas fisik yang dilakukan.5 informasi di SSP (cerebellum, cortex
Aktivitas fisik diartikan sebagai cerebal, brainstem) dengan hasil berupa
setiap bentuk gerakan tubuh yang informasi motorik yang akan
dihasilkan oleh otot-otot skeletal dan mengaktifasi otot-otot postural yaitu
otot–otot ekstensor sebagai otot anti
menghasilkan pengeluaran energi yang
gravitasi. Keseimbanga tubuh dibagi
bermakna serta dibagi dalam kelompok menjadi dua yaitu dinamis sebagai bentuk
ringan, sedang dan berat. Setiap aktivitas seimbang saat tubuh diam dan dinamis
yang dilakukan membutuhkan energy sebegai bentuk seimbang saat tubuh
yang berbeda tergantung lam intensitas bergerak atau di atas bidang yang tidak
dan kerja otot.6 Berdasarkan estimasi stabil. Keseimbanga yang baik akan
WHO, berat badan dan aktivitas fisik menghasilkan gerak efektif dan efisien
serta mengurangi risiko jatuh.11,12
berhubungan dengan berbagai penyakit
Sebuah studi kepustakaan Bull
kronis dan secara keserluruhan dkk yang terdiri dari studi observasi
menyebabkan kematian secara global.7,8 secara luas menunjukkan bahwa aktivitas
Manusia dan gerak yang tidak fisik selama hidup mempengaruhi
terpisahkan membutuhkan peran besar peningkatan dan penurunan berat
IMT dan aktivitas fisik yang baik. badan.13 Di Baskent University juga
Keduanya merupakan cara sederhana sebelumnya telah dilakukan penelitian
untuk memantau status gizi, khususnya tentang hubungan IMT dan
yang berkaitan dengan kekurangan dan keseimbangan pada 240 siswa yang
kelebihanberat badan serta kebugaran terdiri dari 116 perempuan dan 124 laki-
tubuh.5Menurut Organization for Co- laki. Berbagai pemaparan dan penelitian
operation and Development (OECD) ini memberikan penjelasan akan
Indonesia akan menjadi Negara dengan pentingnya keseimbangan, maka
jumlah sarjana muda terbanyak kelima di penelitian ini membahasa tentang
masa depan, bahakan bertambah 6% di “Hubungan Indeks Massa Tubuh dan
tahun 2020. Mengingat hal ini, mahsiswa Aktivitas Fisik terhadap Keseimbangan
yang cenderung memiliki aktivitas fisik Dinamis pada Mahasiswa Fakultas
terbatas dan cenderung memilih hal-hal Kedokteran Universitas Udayana”
instan karena kesibukannya dapat dimana penelitian ini diharapkan
merubah gaya hidupnya menjadi lebih menambah referensi bagi bidang
baik.7Dalam melakukan gerak, kualitas kesehatan khususnya fisioterapi dan
gerak fungsional tergantung dari masyarakat sehinggan bias menjadi
efektifitas dan efisiensi gerak individu. bentuk preventif untuk mencegah jatuh
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sejak dini.
hal tersebut dan salah satunya adalah
keseimbangan (balance), selain METODE PENELITIAN
fleksibilitas (flexibility), koordinasi
(coordination), kekuatan (power), dan Penelitian ini merupakan
daya tahan (endurance).9 penelitian observasional
Keseimbangan merupakan denganrancangan potong lintang yang
kemampuan tubuh dalam dalam dilaksanakan di gedung Fisioterapi FK
mempertahankan posisinya ketika Unud, Denpasar-Bali bulan Mei 2015
ditempatkan dalam keadaan diam atau yang melibatkan 107 mahasiswa FK
Unud berusia 18-22 tahun di semester II- HASIL
VII sebagai sampel penelitian dan dipilih
dengan simple random sampling.Sampel Data deskriptif dalam penelitian
yang ikut dalam penelitian memenuhi ini terkait umur, jenis kelamin, IMT,
kriteria peneletian diantaranya inklusi aktivitas fisik dan keseimbangan dinamis
dengan menandatangani informed dapat dilihat pada tabel berikut :
consent, keadaan umum dan vital sign
normal. Sedang eksklusi dengan memiliki Tabel 1. Karakteristik responden
riwayat atau menderita gangguan Variabel (n) (%)
musculoskeletal, riwayat gangguan
keseimbangan seperti vertigo, riwayat Umur :
cedera otak,gangguan mata dan telinga. 18 tahun 17 15,9
Pada penelitian ini dilakukan 19 tahun 33 30,8
pengukuran pada tiga variable. Pertama 20 tahun 18 16,8
IMT, dilakukan dengan mengukur berat 21 tahun 19 17,8
badan dan tinggi badan yang kemudian 22 tahun 20 18,7
data hasil pengukurannya dimasukkan ke Jenis Kelamin :
dalam rumus IMT= BB (kg)/TB2 (m2). Laki-laki 64 59,8
Pengklasifikasian IMT pada penelitian ini Perempuan 43 40,2
menggunakan klasifikasi IMT Western IMT :
Asia Pasifikdalam lima kategori yakni Underweight 17 15,9
underweight, normal, overweight, obes I Normal 23 21,5
dan II. Kedua aktivitas fisik, diukur Overweight 27 25,2
menggunakan International Physical Obesitas I 21 19,6
Activity Questionnaire(IPAQ) dengan Obesitas II 19 17,8
klasifikasi rendah, sedang dan berat. Aktivitas Fisik :
Ketiga keseimbangan dinamis yang Rendah 41 38,3
diukur dengan Modified Bass Test of Sedang 36 33,6
Dynamic Balanceyang dilakukan dengan Berat 30 28
melompati sepuluh kotak sesuai aturan Keseimbangan Dinamis :
test dengan kaki bergantian. Hasil tes Seimbang 46 43
keseimbangan dinamis ini akan dibagi Tidak seimbang 61 57
menjadi kategori tidak seimbang dan
seimbang. Dari tabel 1.ditunjukkan bahwa
Data yang diperoleh dari responden terbanyak pada usia 19 tahun
pengukuran yang dilakukan kemudian yaitu sebanyak 33 responden (30,8%).
dianalisi, pertama dengan analisis Responden berjenis kelamin laki-laki
univariat untuk menganalisis gambaran lebih banyak yaitu berjumlah 64
umum umur, jenisa kelamin, IMT, responden (59,8%). Data pada penelitian
aktivitas fisik, dan keseimbangan ini merupakan data yang terdiri dari
dinamis. Kedua, analisis bivariat dengan kategori indeks massa tubuh, aktivitas
Chi Square Testdimana p < 0,05 adalah fisik dan keseimbangan dinamis. Data
bermakna guna mengetahui hubungan tersebut dilihat pada tabel 5.1 yang
IMT dengan keseimbangan dinamis dan menunjukkan bahwa responden
aktivitas fisik dengan keseimbangan terbanyak ada pada kategori overweight
dinamis. Selain itu, dalam penelitian ini (IMT 23–24,9) sebanyak 27 responden
juga diikutsertakan pula pengaruh jenis (25,2%).Tabel 5.1 juga menunjukkan
kelamin sebagai salah sattu faktor yang responden terbanyak ada pada kategori
mempengaruhi keseimbangan. aktivitas fisik rendah yaitu sebanyak 41
responden (38,3%).Sedangkan,
responden yang terbanyakpada kategori (IMT >30,00) yaitu sebanyak 19
keseimbangan dinamis yangtidak responden (17,8%).
seimbang yaitu sebanyak 61 responden Hasil uji chi-square untuk
(57%). mencari hubungan antara IMT dengan
keseimbangan dinamis pada mahasiswa
Tabel 2. Tabel Silang jenis kelamin Fakultas Kedokteran Universitas
dengan keseimbangan dinamis Udayana menunjukkan nilai p sebesar
Keseimbangan Dinamis 0,000. Maka dapat disimpulkan (p <
Kategori
Jenis
Seimban Tidak Total p 0,05) bahwa ada hubungan yang
g seimbang signifikan antara IMT dengan
Kelamin
n % n % N %
keseimbangan dinamis pada mahasiswa
Laki-laki 35 32,7 29 27,1 64 59,8 Fakultas Kedokteran Universitas
0,003Udayana.
Perempuan 11 10,3 32 29,9 43 40,2

Jumlah 46 43 61 57 107 100


Tabel 4. Tabel Silang aktivitas fisik
dengankeseimbangan dinamis
Pada tabel 2.terlihat bahwa
kategori jenis kelamin juga turut Keseimbangan Dinamis
Kategori
mempengaruhi keseimbangan dinamis Seimbang Tidak Total
Aktivitas p
seimbang
dengan p sebesar 0,003. Ditemukan Fisik
n % n % N %
responden jenis kelamin yang paling
Rendah 1 0,9 40 37,4 41 38,3
tidak seimbang adalah perempuan yaitu
sebanyak 32 responden (29,9%) dan yang Sedang 20 18,7 16 15 36 33,6 0,000
paling seimbang adalah laki-laki yaitu Berat 25 23,4 5 4,7 30 28
sebanyak 35 responden (32,7%).
Jumlah 46 43 61 57 107 100
Tabel 3. Tabel Silang IMT dengan
keseimbangan dinamis Dapat dilihatkeseimbangan
Keseimbangan Dinamis dinamisyang tidak seimbang terbanyak
p pada kategori aktivitas fisik rendah yaitu
Kategori Seimbang Tidak Total
IMT seimbang sebanyak 40 responden (37,4%), sedang
n % n % N % responden dengan keseimbangan
Underweight 13 12,1 4 3,7 17 15,9 dinamisyang seimbang terbanyak pada
Normal 17 15,9 6 5,6 23 21,5 kategori aktivitas fisik berat yaitu
sebanyak 25 responden (23,4%).
Overweight 11 10,3 16 15 27 25,2 0,000 setelah uji chi-square dilakukan
Obesitas I 5 4,7 16 15 21 19,6 untuk mencari hubungan antara aktivitas
fisik dengan keseimbangan dinamis pada
Obesitas II 0 0 19 17,8 19 17,8
mahasiswa Fakultas Kedokteran
Jumlah 46 43 61 57 107 100 Universitas Udayana diperoleh nilai p
sebesar 0,000. Dari analisis data
Dapat dilihat responden disimpulkan (p < 0,05) ada hubungan
keseimbangan dinamis yang seimbang yang signifikan antara aktivitas fisik
paling banyak terdapat pada kategori dengan keseimbangan dinamis pada
normal (IMT 18,5–22,9) yaitu sebanyak mahasiswa Fakultas Kedokteran
17 responden (15,9%),sedangkan Universitas Udayana.
responden dengan keseimbangan
dinamisyang tidak seimbang paling
banyak terdapat pada kategori Obesitas II
PEMBAHASAN (59,8%), sedang responden perempuan
berjumlah 43 (40,2%). Kejadian obesitas
Pada penelitian ini karakteristik lebih tinggi terjadi pada perempuan
responden berdasarkan umur dibandingkan laki-laki karena secara rata-
menunjukkan bahwa responden rata, laki-laki mempunyai massa otot
terbanyak ada pada usia 19 tahun yaitu 33 yang lebih banyak dibandingkan dengan
responden (30,8%). Responden usia 18 perempuan.
tahun 17 responden (15,9%), responden Hal ini salah satunya disebabkan
usia 20 tahun 18 responden (16,8%), usia oleh tetosteron yang paling banyak
21 tahun 19 responden (17,8%) dan usia dihasilkan pada tubuh laki-laki yang
22 tahun 20 responden (18,7%). meningkatkan pembentukan protein
Dari ini menunjukkan bahwa struktural tubuh pada berbagai bagian
cukup banyak orang berusia muda yang tubuh pria termasuk jaringan otot.
mengalami peningkatan nilai IMT, baik Kondisi ini berdampak pula pada
itu overweight atau obesitas.Peningkatan penambahan massa otot pada pria yang
IMT terjadi karena ketidakseimbangan 50% lebih banyak dari
energi antara asupan makanan atau perempuan.14Jaringan subkutan pada
jumlah kalori yang dikonsumsi dengan laki-laki sebanyaka 11% dari berat badan
energi yang digunakan atau dikeluarkan dan perempuan sebanyak 18% dari berat
hingga menyebabkan penumpukan energi badan. Distribusi lemak pada laki-laki
dalam bentuk lemak.Dimana usia turut dan perempuan berbeda karena enzim
mempengaruhi massa otot dan akumulasi lipoprotein memfasilitasi penyimpanan
lemak yang terjadi secara molekul lemak dalam tubuh, dimana
fisiologis.14Prevalensi obesitas terjadi hormon estrogen perempuan berpengaruh
peningkatan terus menerus hingga usia 44 pada distribusi lemak.Estrogen
tahun dan menurun pada usia 45-54 merangsang kerja LPL pada gluteul
tahun.15 fenoral adiposity sehingga menyebabkan
Kurangnya aktivitas fisik dalam timbunan lemak pada otot.18Laki-laki
kegiatan harian juga menjadi salah satu biasanya lebih banyak membutuhkan zat
faktor risiko peningkatan nilai IMT.16 gizi seperti energi dan protein lebih
Aktivitas fisik menggambarkan gerak banyak daripada perempuan. Aktivitas
tubuh yang disebabkan oleh kontraksi fisik remaja laki-laki dan perempuan
otot yang menghasilkan energi hamper sama, hanya setelah pubertas
ekspenditur.Kurang melakukan aktivitas remaja laki-laki cenderung lebih aktif.19
fisik menyebabkan tubuh kurang Distribusi responden berdasarkan
menggunakan energi yang tersimpan.17 IMT menunjukkan responden kategori
Karenanya, asupan energi berlebihan underweight sebanyak 17 (15,9%),
tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik normal sebanyak 23 (21,5%),overweight
yang sesuai secara berkelanjutan dapat sebanyak 27 (25,2%) dan obesitas I dan
mengakibatkan obesitas atau peningkatan II total 40 (37,4%). Dapat dilihat bahwa
IMT. Cara yang paling mudah dan pada cukup banyak mahasiswa Fakultas
umumnya dilakukan untuk meningkatkan Kedokteran Universitas Udayana yang
pengeluaran energi adalah dengan mengalami kelebihan berat badan karena
melakukan latihan fisik atau gerakan perilaku atau aktivitas terbatas yang
badandengan intensitas yang cukup menimbulkan ketidakseimbangan antara
selama 60 menit untuk menurunkan dan energy yang masuk dan
mencegah naiknya berat badan.18 20
keluar. Seseorang dengan kegemukan
Karakteristik berdasarkan jenis akan cenderung malas
kelamin memperlihatkan bahwa beraktivitassehingga berakibat pada
responden laki-laki lebih banyak yaitu 64 kurangnyagerak, keterampilan gerak
dasar terhambat dan tingkat kebugaran yang pengukurannya dilakukan dengan
jasmaninya akan relatif metode one leg standingdengan indeks
21
kurang. Distribusi responden kategori massa tubuh (IMT) (p = 0,01), dimana
underweight sebanyak 17 (15,9%). semakin tinggi IMT maka semakin
Seseorangdengan berat rendah tingkat
badankuranganakan dihadapkan pada keseimbangannya.Sebelumnya juga telah
risiko masalah-masalah kesehatan. Orang dilakukan penelitian tentang hubungan
dengan berat badan kurang biasanya IMT dengan keseimbangan di Baskent
memiliki komposisi tubuh yang tidak University yang dilakukan pada 240
seimbang, khususnya lemak dan otot siswa yang terdiri dari 116 perempuan
yang berperan pada dan 124 laki-laki yang berusia antara 18
4
keseimbangan. Orang underweight dan 25 tahun dan dijumpai hubungan
biasanya tidak mendapatkan kalori yang yang bermakna antara IMT dan
cukup untuk bahan bakar tubuh danlemak keseimbangan.Semakin tinggi IMT maka
tubuh yang terlalu juga bisa ketangkasan seseorang akan berkurang,
mengakibatkan turunnya karena ketangkasan berhubungan dengan
efektivitaskesegaran jasmani.22 berat badan.23Penelitian ini didukungan
Distribusi responden berdasarkan dengan penelitian yang dilakukan oleh
keseimbangan dinamis memperlihatkan Greve dkk (2007) yang menunjukan
keseimbangan dinamis yang tidak korelasi yang tinggi antara IMT dengan
seimbang lebih banyak dengan jumlah 61 keseimbangan tubuh pada usia 20-40
responden (57%), sedang responden yang tahun.
seimbang sebanyak 46 responden (43%). Sejalan dengan penelitian yang
Berdasar data yang diperoleh, dilakukan oleh Utomo (2012) di
keseimbangan dinamis yang tidak Universitas Muhammadiyah, terdapat
seimbang banyak dialami oleh responden hubungan positif antara IMT dengan
kategori overweight maupun obes I dan keseimbanganpada remaja yang dinilai
II. Sedang keseimbangan dinamis yang dengan menggunakan alat yaitu wobble
seimbang banyak dialami oleh responden board dalam posisi berdiri (p = 0,000).
dengan IMT normal.Hasil tabel silang Pertumbuhan beratbadan banyak terjadi
IMT dengan keseimbangan pada remaja putri dibandingkan dengan
dinamismenunjukkan yang seimbang remaja putra, halini dikarenakan
pada kategori IMT underweight 12,1%, banyaknya jumlah jaringan lemak pada
normal 15,9%, overweight 10,3% dan remaja putri sehingga mereka akan
obes I dan II 4,7%. Sedang yang tidak mudah gemukapabila mengkonsumsi
seimbang pada kategori IMT enderweight makanan yang berkalori tinggi. Berat
3,7%, normal 5,6%, overweight 15%, dan badan yang berlebihakan menyebabkan
obes I dan II 23,8%. Hasil uji chi-square risiko terhadap keseimbangan,
yang dilakukan menunjukkan hasil p dikarenakankeseimbangan tubuh
sebesar 0,000 (p < 0,05) yang berarti tergantung pada ratio perbandingan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna ketebalan lemak dalam tubuh, serabut
antara indeks massa tubuh dengan otot serta tulang yang tentunya hal ini
keseimbangan dinamis pada mahasiswa terkait dengan besar IMT seseorang.22
Fakultas Kedokteran Universitas Tinggi dan pendek atau berat dan
Udayana. ringannya seseorang akanmembedakan
Hasil ini serupa dengan penelitian letak titik berat yang mempengaruhi
Tussakdiah(2013) di Universitas Esa keseimbangan. Kelebihan berat badan
Unggul pada anak berusia 10 sampai 12 akan mempengaruhi tingkat
tahun, dengan hasil didapatkan hubungan keseimbangan tubuh seseorang dan
yang bermakna antara keseimbangan menimbulkan risiko jatuh yang
tinggi.24Selain IMT, hal lain yang turut jejaring sosial yang marak beredar pada
mempengaruhi keseimbangan dinamis media elektronik.Berbagai kemudahan
adalah jenis kelamin yang berdampak yang didapat dalam keseharian
pada persebaran lemak dalam tubuh. memberikan dampak berupa terbatas dan
Penelitian ini juga menemukan kurangnya aktivitas fisik pada
bahwa terdapat hubungan yang bermakna remaja.27Menurut Rauner dkk(2013)
antara jenis kelamin dan keseimbangan berat badan yang berlebihan salah
dinamis, dimana yang seimbang ada pada satunya disebabkna oleh rendahnya
laki-laki sebesar 32,7% dan yang tidak tingkat aktivitas fisik dan kebugaran
seimbang ada pada perempuan sebesar tubuh.23
29,9% dengan p sebesar 0,003 (p < 0,05). Distribusi responden berdasarkan
Hal ini bisa dikaitkan dengan hormon keseimbangan dinamismemperlihatkan
estrogen dan lipoprotein yang bahwa keseimbangan dinamis yang tidak
menyebabkan peningkatan lemak pada seimbang lebih banyak yakni 57%,
tubuh perempuan lebih banyak dari laki- sedangkan yang seimbang
laki yang pada akhirnya turut 43%.Berdasarkan data tersebut,
mempengaruhi keseimbangan dinamis disimpulkan bahwa keseimbangan
tubuhnya.21 dinamis yang tidak seimbang banyak
Dalam penelitian ini responden terjadi pada kategori aktivitas fisik
yang dicari adalah mahasiswa dengan rendahdan yang seimbang banyak terjadi
kategori aktivitas fisik rendah, sedang pada kategori aktivitas fisik berat. Hasil
dan berat. Pada distribusi responden tabel silang antara aktivitas fisik dan
berdasarkan aktivitas fisik diperoleh data keseimbangan dinamis menunjukkan
distribusi responden dengan aktivitas responden pada aktivitas fisik
fisik rendah38,3%, sedang 33,6% dan kategorirendah yang seimbang 0,9% dan
berat 28%. Dari penelitian ini didapat tidak seimbang 37,4%, kategori sedang
bahwa cukup banyak mahasiswa Fakultas yang seimbang 18,7% dan tidak
Kedokteran Universitas Udayana yang seimbang 15%, terakhir kategori berat
memiliki tingkat aktivitas fisik yang seimbang 23,4%dan
rendah.Penyebabnya bias karenarasa tidakseimbang4,7%. Uji chi-square yang
malas, kelelahan, bosan, tidak dilakukan menunjukkan hasil p sebesar
memilikifasilitas olahraga, waktu kurang 0,000 (p < 0,05), berarti bahwa terdapat
dan lain sebagainya.25Aktivitas fisik hubungan yang bermakna antara aktivitas
(physical activity) adalah pergerakan dari fisik terhadap keseimbangan dinamis
sistem muskuloskeletal yang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
menghasilkan energy,berbeda dengan Universitas Udayana.
olahraga(exercise) yang merupakan Hasil ini sejalan dengan penelitian
bagian dari aktivitas fisik namun Bowolaksono (2013) yang menyatakan
melibatkan program terstruktur (tipe, adanya hubungan antara aktivitas fisik
frekuensi, durasi, dan intensitas tertentu) dengan keseimbangan (p = 0,001). Usia
yang dirancang untuk meningkatkan muda khususnya, rendahnya aktivitas
kebugaran jasmani.26 fisik dapatmeningkatkan berat badan dan
Remaja dengan berat badan lebih berpengaruh pada peningkatan IMT,
cenderung menyukai kegiatan dalam bukan hanya itu kegemukan juga akan
ruangan misal menonton TV lebih, mempengaruhi kekuatan otot, sehingga
gaming, atau tidur dalam waktu jika otot lemahdan massa tubuh
lama.Kemajuan teknologi sangat bertambah akan terjadi masalah
memudahkan manusia khususnya para keseimbangan tubuh saat berdiri maupun
remaja dalam mengakses berbagai berjalan.28
informasi, berbagai fasilitas seperti
Hasil penelitian di Indonesia kemampuan tonus otot. Tonus otot sangat
menurut laporan (RISKESDAS, 2007), berperan dalam menjaga keseimbangan
secara nasional hampir separuh penduduk tubuh manusia. Keseimbangan dinamis
Indonesia berumur > 10 Tahun(48,2%) yang tidak optimal akan meningkatkan
kurang melakukan aktivitas fisik. risiko cedera yang akan dialami ketika
Berdasarkan 33 Provinsi berjalan atau melakukan gerakan
tempatdilakukannya survei nasional ini terutama saat aktivitas gerak yang berat
diketahui terdapat 16 provinsi dengan (RISKESDAS, 2013).Pada penelitian ini
aktivitas fisik yang kurang. Berdasarkan juga ditemukan adanya hubungan yang
karakteristik responden, bermakna antara jenis kelamin dan
diketahuipersentase kurang aktivitas keseimbangan dinamis dengan p sebesar
fisikuntuk kelompok usia 15-24 tahun 0,003 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan
sebanyak 52%,untuk tingkat pendidikan selain aktivitas fisik yang turut
tamat SMA 52,6% dan perguruan tinggi mempengaruhi keseimbangan dinamis
60,3% yang sesuai dengan hasil adalah jenis kelamin yang ikut berperan
surveiRISKESDAS tahun 2007 secara pada persebaran lemak dan tingkat massa
nasional. Oleh karenaitu, dapat otot dalam tubuh. Pada tubuh laki-laki
disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia jumlah lemaknya lebih sedikit sedangkan
usia 10 tahun keatas kurangdalam massa ototnya lebih banyak dari
melakukan aktivitas fisik.29Survei di perempuan. Hal ini dikarenakan kerja
Amerika Serikat tentang aktivitas fisik di tetosteron yang lebih banyak dihasilkan
waktu senggang (rekreasi) juga pada tubuh laki-laki mempengaruhi
menunjukkan bahwa 30% orang dewasa sintesis protein yang akan sangat berguna
tidak aktif beraktivitas fisik, 45% kurang untuk massa otot. Massa ototlah yang
aktif dan hanya 25% aktif pada tingkat berpengaruh pada kekuatan otot yang
yang direkomendasikan.26 mendukung aktivitas fisik seseorang
Beberapa penelitian menyatakan sehingga orang tersebut dapat menjaga
lama waktu menonton TV berpengaruh kekuatan ototnya untuk mempertahankan
pada peningkatan konsumsienergi karena keseimbangan dinamisnya.21
lebih sering mengkonsumsi makanan
tinggi lemak, soft drink, dan kurang SIMPULAN
mengkonsumsi buah atausayuran.
Menonton TV membuat tubuh tidak Pada penelitian ini dapat 107
banyak bergerak dan menurunkan responden yang merupakan mahasiswa
metabolisme, lemak bertumpuk tidak Fakultas Kedokteran Universitas
terbakar dan menimbulkan Udayana dominan memiliki IMT pada
kegemukan.18Dr. Endang Darmoutomo, kategori overweight sebanyak
MS, SpGK, mengungkapkan 27responden (25,2%), kategori aktivitas
kecenderungan menonton TV terlalu fisik yang dominan adalah kategori
lama akan meningkatkan obesitas sebesar aktivitas fisikrendah sebanyak
2% pada anak per jamnya, karena anak 41responden (38,3%), dan kategori
yang menonton TV lebih banyak ngemil keseimbangan dinamis yang dominan
dan tidak melakukan aktivitas fisik lain adalah tidak seimbang yaitu sebanyak
sehingga tidak banyak mengeluarkan 61responden (57%).
energy.30 Ada hubungan yang bermakna
Menurut Kepala Pusat Promosi antara indeks massa tubuh dengan
Kesehatan Kemenkes tahun 2013, gaya keseimbangan dinamis pada mahasiswa
hidup bermalas-malasan dan aktivitas Fakultas Kedokteran Universitas
fisik yang kurang dapat meningkatkan Udayana.
IMT sertamelemahkan dan menurunkan
Ada hubungan yang bermakna Food, Other Food Choices and Body
antara aktivitas fisik dengan Mass Index in Teenagers. The
keseimbangan dinamis pada mahasiswa United Kingdom (ALSPAC): a
Fakultas Kedokteran Universitas Structural Equation Modeling
Udayana. Approach. Int J Obes(Lond). p :
35(10):1325-1330
3. Jeffery, R.W., Baxter, J., McGuire,
M., dan Linde, J. 2006. “Are Fast
Food Restaurants an Environmental
SARAN Risk Factor for
Bbesity?”.International Journal of
Disarankan kepada mahasiswa Behavioral Nutrition and Physical
Fakultas Kedokteran Universitas Activity.
Udayana untuk dapat mengubah, 4. Paramurthi,P. 2014. Hubungan
mengatur dan menjaga pola konsumsi Antara Indeks Massa Tubuh dan
serta aktivitas fisik, gaya hidup dan hal Aktifitas Olahraga Terhadap
lain yang mungkin dapat menyebabkan Fleksibilitas Lumbal pada
seseorang mengalami penurunan atau Mahasiswa Fakultas Kedokteran
peningkatan indeks massa tubuh. Universitas Udayana.
Disarankan kepada mahasiswa Denpasar:Universitas Udayana.
Fakultas Kedokteran Universitas 5. Pudjiadi, A.H., Hegar, B., dkk. 2010.
Udayana untuk memperbaiki dan Pedoman Pelayanan Medis Ikatan
mempertahankan keseimbangan Dokter Anak Indonesia. Jakarta:
dinamisnya dengan aktivitas fisik yang IDAI.
baik sesuai kebutuhan dan kemampuan 6. FKM – UI. 2007. Aktivitas Fisik.
tubuh guna meningkatkan kualitas gerak Diunduh dari: http://lontar.ui.ac.id/.
dan mencegah resiko jatuh selama (Akses:9 Januari 2015).
beraktivitas yang dapat menimbulkan 7. WHO. 2010.Physical Activity.
hal-hal yang tidak diinginkan. Diunduh dari:
Disarankan bagi peneliti dalam http://www.who.int/topics/physical_
penelitian selanjutnya untuk menambah activity/en/. (Akses: 9 Januari 2015).
pengukuran massa lemak tubuh dengan 8. Safro, A.S. 2007. Epidemiologi dan
metode skrining yang lebih efektif dan Patofisiologi Obesitas, dalam
aktivitas fisik dengan perhitungan yang Obesitas, Permasalahan dan
lebih pasti dan spesifik melihat besarnya Penanggulangannya. Yogyakarta:
angka overweight dan obesitas pada Laboratorium Farmakologi Kliik FK
mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM.
Universitas Udayana. 9. Tussakdiah, H. 2013. Hubungan
Indeks Massa Tubuh dengan
DAFTAR PUSTAKA Keseimbangan Anak Usia 10 Sampai
1. Widyantara, K.I.S., Zuraida, R., dan 12 Tahun. Jakarta : Fakultas
Wahyuni, A. 2013. The Relation of Fisioterapi Universitas Esa Unggul.
Fast Food Eating Habits, Physical 10. Purnamasari, D. 2011.
Activity and Nutrition Knowledge Keseimbangan “Equilibrium”.
with The Nutritional Status of First Diunduh dari: http:// maja-
Year Medical Student of University lah1000guru.net/2011/09/keseimban
of Lampung. Lampung: Fakultas gan/. (Akses : 8 Januari 2015).
Kedokteran Universitas Lampung. 11. Irfan, M. 2010. Fisioterapi bagi
2. Fraser, L.K., Edwards, K.L., Cade, Insan Stroke. Yogyakarta: Graha
J.E., dan Clarke, G.P. 2011. Fast Ilmu.
12. Bougie. 2001. Physical Activity and 22. BRFS. 2001. Prevalence of Physical
Exercise for The Older Adult.New Activity, Including Lifestyle Activities
York: The Aging Body McGraw- Among Adults. Amerika : United
Hill. p : 293-322. States. p : 764-769.
13. Bull, F.C., dkk. 2010. Physical 23. Rauner,A., Mess,F,. danWoll,A.
Inactivity. Comparative 2013. The Relationship Between
Quantification of Health Risks. Physical Activity, Physical Fitness
Chapter 10 p : 729. and Overweight in Adolescents: A
14. Galletta, G. 2005. Emedicine Health. Systematic Review of Studies
Diunduh dari: http://www.emedicine Published in or After 2000. BMC
health. com. (Akses : 12 Januari Pediatrics. p : 3-9.
2015). 24. Depkes. 2008. Laporan Hasil Riset
15. Li-Ching, Chi-Yin, Meei S., dan Su- Kesehatan Dasar RISKESDAS
Hua H.,Ching L. 2003. A case Indonesia–Tahun 2007. Jakarta:
control study of the association of Depkes RI.
diet and obesity with gout in taiwan. 25. Rusad, I. 2013. Inilah Penyebab
Am J Clin Nutr; 78:690-701. Banyak Orang Malas Olahraga.
16. Nurmalina, R.2011. Pencegahan dan Diunduh dari:
Manajemen Obesitas. Bandung: Elex http://health.kompas.com/. (Akses:
Media Komputindo. 24 Mei 2015).
17. WHO. 2000. Western Pacific 26. Buchner, D.M. 2007. Physical
Region. The Asia Pacific perspective Activity. In W.P. Arend: Cecil
: Redefining obesity and its medicine. 23rd ed. Philadelphia:
treatment. Australia: Health Saunders Elsevier.
Communications Australia Pty 27. [RISKESDAS] Riset Kesehatan
Limited. p :15-20. Dasar. 2013. Jakarta: Badan
18. Rahmawati, dan Nuri. 2009. Penelitian dan Pengembangan
Aktivitas Fisik, Konsumsi Makanan Kesehatan, Departemen Kesehatan,
Cepat Saji (Fastfood), dan Republik Indonesia.
Keterpaparan Media serta Faktor- 28. Davis, J.N., Gillham, M., Hodges, V.
Faktor Lain yang Berhubungan 2006. Normal weight adults consume
dengan Kejadian Obesitas pada more fiber and fruit than their age
Siswa SD Islam Al-Azhar 1 Jakarta and height matched
Selatan. Depok: Universitas overweight/obese counterparts. J Am
Indonesia. Diet Assoc :106:833–40.
19. Karim, F. 2002. Panduan Kesehatan 29. [RISKESDAS] Riset Kesehatan
Olahraga bagi Petugas Dasar. 2007. Jakarta: Badan
Kesehatan.Jakarta: Tim Departemen Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Kesehatan, Departemen Kesehatan,
20. Popkin, B. 2006. Technology, Republik Indonesia.
Transport, Globalization and The 30. Replubika. 2006. Anak yang
Nutrition Transition Food Policy. Menonton TV Lebih Dari 1 Jam
Food Policy 6(31). p : 554-69. Akan Meningkatkan Obesitas 2
21. Fournier, A. 2010. Decreased Static Persen. Diunduh dari:
and Dynamic Postural Control In http://buletinsehat.com/. (Akses: 9
Children With Autism Spectrum Mei 2015).
Disorders, Department of Health and
Kinesiology, University of Texas-Pan
American. TX, USA.

Anda mungkin juga menyukai