KEGIATAN KE 3
PERHITUNGAN INDEKS BUGAR
Kegiatan ke 3
Perhitungan Indeks Bugar
A. Tujuan Kegiatan
Mahasiswa dapat mempelajari perhitungan Indeks Bugar (IB) dan faktor-
faktor yang mempengaruhi kebugaran
B. Kajian Teori
1. Kebugaran Jasmani
Pemeliharaan kesehatan sangat penting untuk dilakukan. Semakin
terpelihara kesehatan ditunjukkan dengan semakin baiknya kondisi kebugaran
jasmani seseorang. Kebugaran jasmani atau kesegaran jasmani akan
mendukung kemampuan untuk dapat melakukan aktivitas yang dijalankan
sehari-hari. Kebugaran jasmani dikatakan tinggi jika mampu bertahan lama
menjalankan aktivitas dibandingkan dengan yang memiliki tingkat kebugaran
jasmani yang rendah. Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh dalam
menjalankan aktivitas fisik tanpa menimbulkan keletihan secara berlebihan.
Kebugaran jasmani pada diri seseorang sangat dipengaruh oleh kondisi
kegiatan fisik yang dilakukan. Kondisi fisik sangat penting dan faktor penting
bagi seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Sehingga kebugaran
jasmani baik akan memberikan dampak dalam menjalankan kegiatan menjadi
lebih segar dan tidak cepat lelah (Sinuraya, 2020: 24).
Kebugaran jasmani (physical fittnes) merupakan salah satu aspek fisik
dari kesegaran menyeluruh (total fittnes). Kebugaran jasmani memberikan
kesanggupan kepada sesorang untuk melakukan pekerjaan yang produktif
sehari-hari tanpa adanya kelelahan berlebihan dan masih mempunyai cadangan
tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dengan baik maupun melakukan
aktivitas yang mendadak. Kebugaran jasmani memiliki dua komponen utama,
BVNAKLS58FM
tetapi pada orang dewasa BMI titik potong yang mendefinisikan obesitas dan
kelebihan berat badan tidak terkait untuk umur dan tidak berbeda untuk laki-
laki dan perempuan, dalam tumbuh BMI anak-anak bervariasi dengan usia dan
jenis kelamin. Jadi, seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dengan BMI 20
kg/m2 cenderung gemuk, tetapi anak laki-laki berusia 15 tahun dengan BMI
20 kg/m2 cenderung kurus. Sebagai hasilnya, agar BMI bermakna pada anak-
anak itu harus dibandingkan dengan standar referensi yang memperhitungkan
usia anak dan seks (Must,2006: 590).
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani
seseorang, antara lain adalah aktifitas fisik, status gizi, dan perilaku merokok.
Tes kebugaran jasmani Indonesia terdiri atas 5 tes yaitu tes lari jarak pendek
50 meter, tes gantung angkat tubuh (laki-laki)/tes gantung siku tekuk
(perempuan), tes baring duduk 60 detik, tes loncat tegak, tes lari jarak
menengah 1000 meter (laki-laki)/800 meter (perempuan) (Prasetio,2017: 89).
Status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi
antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Penilaian
status gizi secara langsung, dapat dibagi menjadi empat penilaian, yaitu;
antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Antropometri sebagai indikator
status gizi, dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Salah satu
parameter tersebut adalah Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan
metode sederhana untuk memantau status gizi seseorang khususnya yang
berkaitan dengan kekurangan atau kelebihan berat badan (Supariasa, dkk
2002). Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan angka yang menunjukkan
prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester
pertama sampai dengan semester paling akhir yang telah ditempuh. Prestasi
belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu antara lain faktor dari dalam diri
sendiri (keadaan fisik, status gizi, intelegensi, motivasi, minat, sikap) dan
faktor luar diri (sosio kultural, sosio ekonomi keluarga, kurikulum, cara guru
BVNAKLS58FM
mengajar dan fasilitas fisik seperti buku-buku pelajaran). Selain itu prestasi
belajar juga dipengaruhi oleh dua kelompok variabel, yaitu lingkungan tempat
pendidikan seperti jumlah bacaan, serta lingkungan di rumah yang meliputi
keadaan sosial ekonomi orang tua, besar keluarga dan besarnya perhatian
orang tua (Alfarisi,2014: 55).
3. Denyut Nadi
Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah
di pompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat dimana ada
arteri melintas. Darah yang didorong ke arah aorta sistol tidak hanya bergerak
maju dalam pembuluh darah, tapi juga menimbulkan gelombang bertekanan
yang berjalan sepanjang arteri. Gelombang yang bertekanan meregang di
dinding arteri sepanjang perjalanannya dan regangan itu dapat diraba sebagai
denyut nadi. Denyut yang teraba bukan darah yang dipompa oleh jantung
masuk ke aorta melainkan gelombang tekanan yang dialihkan dari aorta yang
merambat lebih cepat daripada darah itu sendiri. Pada jantung manusia normal,
tiap-tiap denyut berasal dari nodus SA (irama sinus normal). Semakin besar
metabolisme dalam suatu organ, maka makin besar aliran darahnya. 1 2 Hal
ini menyebabkan kompensasi jantung dengan mempercepat denyutnya dan
memperbesar banyaknya aliran darah yang dipompakan dari jantung ke
seluruh tubuh. Denyut nadi normal dapat dikategorikan sesuai umur yaitu:
dewasa 60-80, anak 80-100 dan bayi 100-140. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi denyut nadi adalah tempat tinggal. Letak tempat tinggal dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu dataran tinggi dan dataran rendah
(Kasenda,2014: 1-2).
Jantung merupakan organ yang sangat penting dan mempunyai
pengaruh yang sangat besar dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Jantung
mempunyai tugas untuk memompakan darah ke seluruh tubuh yang berfungsi
untuk mengangkut O2 yang dibutuhkan oleh otot beraktivitas. Hal ini
dilakukan dengan pengaturan lokal aliran darah terhadap kebutuhan jaringan.
BVNAKLS58FM
Sifat jantung pada beberapa hal seperti otot rangka, walaupun terdapat sistem
otonom jantung dengan mekanisme regulasi. Semakin besar metabolisme
dalam suatu organ, maka makin besar aliran darahnya. Hal ini akan
dikompensasi jantung dengan mempercepat denyutnya dan memperbesar
banyaknya aliran darah yang dipompakan dari jantung ke seluruh tubuh.
Perubahan denyut nadi sering dipakai sebagai dasar untuk physical fitness test,
dimana perubahan-perubahan yang sedikit atau tanpa perubahan menunjukkan
baiknya pengaturan sistem sirkulasi, sedang penurunan atau peningkatan yang
mencolok merupakan pertanda buruknya penyesuaian sistem ini, misalnya
pada olahragawan tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada denyut
jantung karena terjadi efisiensi kerja jantung oleh miokardium sehingga terjadi
perlambatan denyut jantung dengan peningkatan stroke volume. Olahraga
yang dianjurkan tidak harus berat. Olahraga dengan menggunakan tangga pada
gedung bersifat aman dan mudah untuk dilakukan (Elly,2006: 1-2).
Menurut Saadah (2018,55) bahwa sistem denyut nadi sebagai berikut:
a. Optimal tekanan darah sistolik adalah 115 mmHg. Tekanan darah diastolik
yang optimal adalah 75 mmHg.
b. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik adalah tekanan nadi.
Denyut nadi dapat dideteksi oleh arteri permukaan palpasi.
c. Tekanan darah ditentukan oleh empat faktor: curah jantung, volume darah,
resistensi perifer, dan viskositas darah.
BVNAKLS58FM
D. Cara Kerja
Tahap Perhitungan Indeks Bugar (Palpatoir)
1. Dicari denyut nadi di bagian ventral pergelangan tangan kiri probandus.
2. Dihitung frekuensi denyut nadi selama 10 detik. Hasil perhitungan dikalikan
6 sehingga diperoleh frekuensi denyut nadi per menit.
3. Perhitungan dilakukan : sebelum latihan (F1), pada saat latihan (F2), dan
setelah latihan (F3) dengan interval waktu pengukuran 5 menit.
4. Dihitung Indeks Bugar dengan rumus berikut ini :
IB = (F1+ F2 + F3 – 200) x 10-1
Indeks Bugar (IB) menurut Ruffier :
IB = < 0 hingga + 2,9 = kebugaran istimewa
IB = + 3,0 hingga 5,9 = kebugaran sangat bagus
IB = < 0 hingga 9,9 = kebugaran bagus
IB = + 10,0 hingga 14,0 = kebugaran normal
IB = < 14,0 = kebugaran buruk
Lembar Pengesahan