*E-mail : fistrajanriotandirerung@gmail.com
ABSTRAK
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan cara sederhana untuk melihat status gizi orang dewasa. Saat
ini obesitas dan penyakit kronis yang diinduksi obesitas berkembang sangat pesat dan menjadi
permasalahan kesehatan pada banyak negara.Seiring dengan pertambahan usia, fungsi fisiologis
cenderung mengalami deteriorasi akibat proses penuaan yang berakibat munculnya banyak penyakit
tidak menular pada populasi lanjut usia, salah satunya adalah gangguan yang menyerang sistem
muskuloskeletal.Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Pengambilan
sampel dilakukan dengan metode nonrandomized atau nonprobability sampling, yaitu dengan teknik
purposive sampling dengan jumlah 100 orang pralansia dan lansia yang datang berobat ke Puskesmas
Kamonji. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil uji Chi Square
menujukkan nilai p = 0,031. Artinya, terdapat hubungan indeks massa tubuh terhadap gangguan
muskuloskeletal pada pralansia dan lansia di Puskesmas Kamonji. Terdapat hubungan indeks massa
tubuh terhadap gangguan muskuloskeletal pada pralansia dan lansia di Puskesmas Kamonji.
ABSTRACT
Body Mass Index (BMI) is a simple way to determine the nutritional status of the adults. Nowadays,
obesity and obesity-induced chronic diseases are developing rapidly and remain world`s health issues
in many countries. On the other side, with the increasing of age, human physiological function tends
to deteriorate due to degenerative processes resulting in increase of noncommunicable diseases on
the elderly population. One of those is musculosceletal dissorders. This research uses cross sectional
design. Sampel collecting was conducted using nonrandomized or nonprobability sampling,
particularly by purposive sampling technique with 100 preelderly and elderly patients who came for
medical handling to Puskesmas Kamonji as the research samples. Chi Square test result showed that
the p value = 0,031 which means that there is an association of Body Mass Index toward
musculosceletal dissorders on the preelderly and elderly patients at Puskesmas Kamonji. There is an
association of Body Mass Index towards musculosceletal dissorders on preelderly and elderly at
Puskesmas Kamonji.
Healthy Tadulako Journal (Fistra J.T, Hendro D.C.M, Diah Mutiarasari :9-17) 9
Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 5 No. 2, Mei 2019 : 1-71
10 Healthy Tadulako Journal (Fistra J.T, Hendro D.C.M, Diah Mutiarasari :9-17)
Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 5 No. 2, Mei 2019 : 1-71
yaitu usia 35 tahun ke atas, kebiasaan merokok, kesehatan. Walaupun cukup jarang yang dapat
jenis kelamin wanita, ukuran tubuh, kurang menimbulkan mortalitas, tetapi pada beberapa
beristirahat, dan kekuatan fisik. Jika kasus gangguan ini dapat menyebabkan
dihubungkan dengan ukuran tubuh, munculnya kurangnya produktivitas, rasa tidak nyaman,
keluhan muskuloskeletal cenderung dan menurunkan kualitas hidup penderitanya.
disebabkan oleh gangguan keseimbangan dan Diharapkan dengan penelitian ini, dengan
disrupsi terhadap struktur rangka dalam diketahuinya pengaruh indeks massa tubuh
mengkompensasi beban, baik itu beban yang terhadap distribusi gangguan muskuloskeletal
berasal dari tubuh itu sendiri terhadap gravitasi dapat mengedukasi semua kalangan untuk
maupun adanya beban tambahan. Beberapa menjaga kesehatan (Indeks Massa Tubuh ideal)
keluhan yang mengenai sistem muskuloskeletal untuk mengurangi angka kejadian gangguan
di antaranya sakit leher, nyeri punggung, muskuloskeletal.9,10
thoracic outlet syndrome ,carpal tunnel
syndrome, low back pain , dan tennis elbow.6 METODE
Lanjut Usia (lansia) didefenisikan sebagai Penelitian ini menggunakan desain
seseorang berusia 60 tahun ke atas. Usia 45-59 penelitian cross sectional, yaitu suatu
tahun didefenisikan sebagai pralansia. penelitian survei analitik. Populasi dalam
Kelompok lansia akan mengalami penurunan penelitian ini adalah semua pasien pralansia
derajat kesehatan baik secara alamiah maupun dan lansia yang datang berobat ke Poliklinik
akibat penyakit. Seiring dengan bertambahnya Umum Puskesmas Kamonji yang berjumlah
usia, fungsi fisiologis manusia cenderung akan 100 orang. Penelitian ini menggunakan teknik
mengalami deteriorasi. Hal ini meningkatkan pengambilan sampel dengan metode
kemungkinan munculnya penyakit-penyakit nonrandomized atau nonprobability sampling,
tidak menular pada lanjut usia. Di samping itu yaitu dengan teknik purposive sampling
proses degeneratif akan menurunkan daya dimana sampel dipilih berdasarkan kriteria
tahan tubuh sehingga populasi lansia juga inklusi dan eklusi yang telah ditentukan.
mengalami peningkatan kerentanan terhadap Instrumen yang digunakan adalah meliputi
penyakit-penyakit menular. Penyakit Tidak formulir isian untuk inform consent dan hasil
Menular (PTM) yang secara statistik banyak pengukuran, alat ukur tinggi badan berupa
ditemukan pada kelompok usia lansia antara meteran, alat ukur berat badan berupa
lain hipertensi, artritis, stroke, Penyakit Paru timbangan, rekam medis berisi identitas, hasil
Obstruktif Kronik (PPOK) dan Diabetes anamnesis dan pemeriksaan, serta diagnosis
Mellitus (DM).1,7,8 dan terapi pasien.
Di Indonesia sendiri terjadi peningkatan
populasi dengan berat badan berlebih dari HASIL
tahun ke tahun yang menimbulkan banyak Responden adalah pralansia dan lansia
konsekuensi terhadap permasalahan kesehatan. yang datang berkunjung ke Poliklinik Umum
Sejalan dengan itu, di Indonesia masalah Puskesmas Kamonji Palu selama bulan Januari
muskuloskeletal adalah masalah yang perlu sampai Februari. Hasil penelitian menunjukkan
mendapat perhatian khusus. Pada prinsipnya, distribusi karakteristik subjek penelitian
termasuk di negara berkembang, gangguan- disajikan berdasarkan jenis kelamin dan
gangguan pada sistem muskuloskeletal seperti kategori usia seperti pada tabel di bawah ini.
artritis dan reumatisme menjadi beban
tersendiri pada pasien dan pelayanan
Healthy Tadulako Journal (Fistra J.T, Hendro D.C.M, Diah Mutiarasari :9-17) 11
Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 5 No. 2, Mei 2019 : 1-71
12 Healthy Tadulako Journal (Fistra J.T, Hendro D.C.M, Diah Mutiarasari :9-17)
Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 5 No. 2, Mei 2019 : 1-71
Pada penelitian ini, yang dinilai adalah yang digunakan pada penelitian ini adalah uji
hubungan antara variabel independen yakni Chi Square dengan analisis berdasarkan data
indeks massa tubuh dengan variabel dependen pada tabel berikut:
yaitu gangguan muskuloskeletal. Uji statistik
Tabel 7. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Gangguan Muskuloskeletal pada Pasien
Pralansia dan Lansia di Poliklinik Umum Puskesmas Kamonji 2018
Jenis Gangguan
IMT Jumlah Nilai α Nilai p
Muskuloskeltal Nonmuskuloskeletal
Normal 8 29 37 5% 0,031
Lebih 7 12 19
Obesitas 22 22 44
Total 37 63 100/100%
Indeks Massa Tubuh dengan gangguan ekstremitas bawah terutama erat kaitannya
muskuloskeletal pada pralansia dan lansia di dengan bidang biomekanika.11
Poliklinik Umum Puskesmas Kamonji. Penelitian lain yang dilakukan Nugraha
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini dan kawan-kawan (2015) mengenai hubungan
serupa dengan yang hasil penelitian yang obesitas dengan terjadinya osteoartritis lutut
dilakukan oleh Purnawijaya dan Adiatmika pada lansia Kecamatan Laweyan juga
tahun 2016 tentang hubungan Indeks Massa menujukkan hasil yang sama (p=0,001). Secara
Tubuh dengan gangguan muskuloskeletal dan teoritis, keadaan ini disebabkan karena berat
distribusinya menggunakan Nordic Body Map badan yang bertambah menyebabkan
pada anggota senam Satria Nusantara yang persendian pada ekstremitas bawah terutama
menunjukkan adanya hubungan antara IMT lutut akan bekerja lebih keras dalam menopang
dengan gangguan muskuloskeletal (p=0,001) berat tubuh dibandingkan dengan orang dengan
terutama pada ekstremitas bawah, ekstremitas berat badan normal. Akibatnya terjadi
atas, punggung dan bahu. Penelitian ini juga perubahan ketahanan dari tulang rawan sendi.
menunjukkan hasil yang sama baik dari segi Sendi yang menerima beban berat dalam
hubungan variabel dan distribusi bahwa jangka waktu lama akan rusak dan kehilangan
sebagian besar pasien dengan gangguan sifat kompresibilitasnya. Degradasi
muskuloskeletal sebagian besar terjadi pada proteoglikan serta fraktur jaringan kolagen
ekstremitas bawah, atas, punggung, dan bahu. merupakan konsekuensi akhir yang akan terjadi
Indeks Massa Tubuh berlebih cenderung jika proses perjalanan penyakit berlangsung
akan menyebabkan meningkatnya tekanan secara persisten akibat perubahan-perubahan
mekanik pada struktur-struktur tubuh yang biofisika pada struktur penyusun sendi. Hasil
bertanggung jawab menopang massa tubuh. tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang
Struktur tersebut terutama melibatkan dan telah dilakukan yang juga menunjukkan
membebani sistem muskuloskeletal yang akan sebagian besar pasien dengan gangguan
menahan tekanan mekanik dan gaya gravitasi. muskuloskeletal mengalami keluhan pada
Hal ini akan berdampak munculnya kelelahan persendian pada ekstremitas bawah, atas,
sampai cedera pada struktur-struktur penyusun punggung, dan bahu.12
sistem muskuloskeletal. Jika dilihat dari Munculnya gangguan muskuloskeletal
dinamika biomekanik, tekanan terbesar akan tidak terbatas hanya pada ektremitas bawah
diterima oleh bagian tubuh serta persendian saja yang secara dominan menopang tubuh,
yang menopang tubuh manusia terutama tetapi juga dapat menyerang struktur lain
ekstremitas bawah dan punggung. Teori seperti ektremitas atas, leher, atau punggung.
tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini yang Terjadinya gangguan muskuloskeletal pada
menunjukkan ekstremitas bawah khususunya persendian atau struktur tersebut dapat
pada bagian lutut merupakan salah satu bagian mengindikasikan adanya penyakit rheumatoid
yang paling sering menderita gangguan lainnya seperti fibromyalgia. Jika dihubungkan
muskuloskeletal karena bagian ini yang dengan Indeks Massa Tubuh, munculnya
merupakan bagian yang paling berat bekerja keluhan muskuloskeletal pada ekstremitas atas
menahan gaya gravitasi dari berat tubuh diduga karena orang-orang dengan berat badan
manusia. berlebih dan obesitas menggunakan ektremitas
Dengan kata lain, dapat disimpulkan atasnya sebagai penopang tubuh ketika
bahwa gejala gangguan muskuloskeletal pada melakukan perubahan posisi misalnya dari
berbaring ke posisi duduk. Pada orang yang
14 Healthy Tadulako Journal (Fistra J.T, Hendro D.C.M, Diah Mutiarasari :9-17)
Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 5 No. 2, Mei 2019 : 1-71
memiliki IMT berlebih keadaan tersebut fibronektin yang didahului oleh beban repetitif
cenderung akan memberikan beban lebih besar dan persisten atau trauma pada kartilago sendi.
13,14
pada bagian tubuh yang digunakan sebagai
penopang dibandingkan dengan mereka yang Ditinjau dari segi usia, usia yang semakin
memiliki indeks massa tubuh yang normal. Jika bertambah menyebabkan penurunan fungsi dari
dilihat dari sudut pandang yang di luar tulang rawan sendi. Kekuatan kolagen pada
biomekanika, munculnya manifestasi gejala lansia juga mengalami penurunan, hal ini bisa
dari ektremitas atas, leher, dan bahu menyebabkan tulang rawan sendi menjadi
kemungkinan besar juga didasari oleh adanya lemah dan mudah rusak. Proses menua secara
serangkaian proses metabolik sebagai langsung atau tidak langsung menyebabkan
konsekuensi dari Indeks Massa Tubuh yang beberapa perubahan pada tulang dan sendi.
tinggi pada pasien overwheight atau obesitas.11 Pada tulang terjadi pengurangan massa tulang
Penelitian ini dalam frekuensi yang lebih dan berkurangnya formasi osteoblas tulang.
sedikit juga menunjukkan pasien dengan Pada sendi terjadi gangguan matriks kartilago
gangguan nonmuskloskeletal selain myalgia dan modifikasi proteoglikan dan
dan yang menyerang sendi seperti low back glikosamaminoglikan.
pain. Namun dari penelitian yang dilakukan Keadaan tersebut dimungkinkan karena
oleh Tuti (2013) yang meneliti hubungan antara dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis
peningkatan Indeks Massa Tubuh dengan termasuk pada sistem muskuloskeletal dan
kejadian Nyeri Punggung Bawah pada pasien sistem organ lainnya mengalami penurunan.
rawat jalan di Poliklinik Saraf RSUD DR Kelompok lansia akan mengalami penurunan
Soedarso Pontianak yang menunjukkan tidak derajat kesehatan baik secara alamiah maupun
adanya hubungan bermakna dari kedua variabel akibat munculnya penyakit akibat proses
(p=0,843). Hasil ini dapat dijelaskan bahwa degeneratif. Di samping itu, munculnya
IMT tidak secara langsung menyebabkan nyeri masalah degeneratif juga bertanggung jawab
punggung bawah melainkan karena adanya terhadap penurunan daya tahan tubuh sehingga
interaksi berbagai faktor yang dapat kelompok lansia akan cenderung rentan terkena
menyebabkan munculnya keluhan nyeri infeksi dan penyakit menular.8,12
punggung bawah. Gangguan tidak hanya Terlepas dari hasil penelitian yang telah
terjadi secara struktural tetapi juga di tingkat dijabarkan sebelumnya, perlu diperhatikan
molekular. bahwa penelitian ini memiliki kelemahan yang
Stress yang persisten dalam jangka waktu memungkinkan terjadinya bias. Penelitian ini
yang lama akan berakibat pada perubahan dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama
struktur dan membran sel, konsentasi ion, dan (Puskesmas) sehingga prosedur diagnosis
munculnya integrin jaringan. Integrin bekerja cenderung dititikberatkan pada pemeriksaan
sebagai reseptor transmembran yang klinis dan pemeriksaan laboratorium sederhana
memungkinkan terjadinya komunikasi antara seperti darah rutin, kolesterol, dan asam urat.
sel dan matriks ekstraseluler, serta Padahal, pada kasus tertentu, seperti
menginduksi proliferasi dan diferensiasi sel, Osteoartritis, gold standar penegakan
perbaikan matriks dan berbagai fungsi lainnya. diagnosis adalah pemeriksaan radiologis untuk
Perubahan-perubahan ini kemudian akan mengetahui gambaran sendi yang terkena. Hal
menyebabkan struktur kartilago menjadi ini dapat menyebabkan terjadinya kesalahan
abnormal akibat adanya proliferasi dan penegakan diagnosis selama proses penelitian.
perbaikan matriks yang dimediasi oleh
Healthy Tadulako Journal (Fistra J.T, Hendro D.C.M, Diah Mutiarasari :9-17) 15
Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 5 No. 2, Mei 2019 : 1-71
16 Healthy Tadulako Journal (Fistra J.T, Hendro D.C.M, Diah Mutiarasari :9-17)
Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 5 No. 2, Mei 2019 : 1-71
Healthy Tadulako Journal (Fistra J.T, Hendro D.C.M, Diah Mutiarasari :9-17) 17