Anda di halaman 1dari 29

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN

OBESITAS PADA REMAJA DIMASA


PANDEMI DI SMA NEGERI 7
PEKANBARU
DWIYANTI BUTAR BUTAR
NIM : P032013411053
LATAR BELAKANG

Dilihat hasil penelitian National Health and Nutrition Examination survey di tahun 2011-2014 di
Amerika persentase obesitas pada usia 2-19 tahun sebesar 17% dengan kategori sesuai kelompok umur,
anak usia 2-5 tahun sebesar 8,9%, usia 6-11 tahun sebanyak 17,5% dan usia 12-19 tahun sebesar 20,5%.
Sesuai United Nations Children’s Fund (UNICEF) 2012 Indonesia menempati urutan ke 2 sesudah
Singapura menggunakan jumlah remaja obesitas terbesar yaitu 12,2% lalu Thailand sebesar 8%,
Malaysia sebesar 6% dan Vietnam sebanyak 4,6%.

Provinsi Riau mengalami peningkatan kejadian obesitas dari tahun 2010 ke tahun 2013 secara
berturut-turut sebesar 10,9% menjadi 18% pada usia 6-12 tahun; 2,2% menjadi 10% pada usia 13-15
tahun dan 1,0% menjadi 4,8% pada usia 16-18 tahun. Penelitian sebelumnya menunjukkan angka
kejadian obesitas pada pelajar SMA Negeri di Kota Pekanbaru sebesarnya 23,5%, yaitu 56% terjadi pada
pelajar perempuan sedangkan 44% pelajar laki-laki.
LATAR BELAKANG

Corona Virus Disease-2019 atau COVID-19 ialah penyakit infeksi baru yang memiliki
kemampuan penularan yang tinggi sebagai akibatnya transmisi penyakit berlangsung dengan cepat. pada
bulan Maret, World Health Organization (WHO) menyatakan COVID-19 menjadi pandemi. Pembatasan
aktivitas di luar ruangan yang diterapkan selama pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan gaya
hidup masyarakat berupa penurunan partisipasi dalam aktivitas fisik dan perubahan pola makan.
Karantina/isolasi mandiri dapat memicu penurunan tingkat aktivitas fisik yang serupa dengan eksplorasi
luar angkasa dan penahanan. WHO menyatakan 31% individu berusia 15 tahun ke atas tidak aktif secara
fisik. Penurunan tingkat aktivitas fisik tersebut disertai dengan peningkatan perilaku sedenter. Gaya
hidup sedenter dapat meningkatkan nafsu makan yang dikaitkan dengan perubahan hormonal, mediator
saraf, dan pola metabolisme glukosa.
LATAR BELAKANG

Di Provinsi Riau prevalensi obesitas untuk usia 16-18 tahun adalah 1% pada tahun 2010 dan pada
tahun 2013 menjadi 2,4%. Jadi dapat dikatakan provinsi riau mengalami peningkatan persentase untuk
obesitas. Pada saat pandemi, sebagian besar segala aktivitas dilakukan dirumah, jadi kemungkinan besar
terkena obesitas dikarenakan tidak melakukan banyak kegiatan aktivitas fisik. Berdasarkan uraian yang
telah diberikan pada latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana
hubungan aktivitas fisik dengan obesitas pada masa Covid-19 dikalangan remaja di Kota Pekanbaru?
LATAR BELAKANG

Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas
pada kalangan remaja di Pekanbaru pada masa Covid-19.

Tujuan Khusus

Untuk mengetahui bagaimana aktivitas fisik remaja SMAN 7 Pekanbaru selama masa Covid-19. Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh aktivitas fisik remaja SMAN 7 Pekanbaru selama masa Covid-19
TINJAUAN PUSTAKA
OBESITAS

Obesitas adalah peningkatan berat badan melampaui batas kebutuhan fisik dan skeletal, akibat penimbunan
lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas merupakan kelebihan bobot badan 20% di atas standar akibat
ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran energi. kelebihan penimbunan lemak di atas 20%
berat badan ideal akan menimbulkan permasalahan kesehatan karena kemungkinan terjadinya gangguan fungsi
organ seperti DMT. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang Dewasa Berdasarkan IMT:

Klasifikasi Indeks Masa Tubuh (IMT) (kg/m2)


Berat badan kurang <18,5
Normal 18,5 – 22,9
Berat badan lebih:  
Beresiko 23 – 24,9
Obesitas tingkat I 25 – 29,9
Obesitas tingkat II ≥30
TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum obesitas dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan kalori yang diakibatkan asupan
energi yang jauh melebihi kebutuhan tubuh. Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang
disimpan dalam bentuk jaringan lemak dalam tubuh. Adanya gangguan keseimbangan energi ini dapat
disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen
(obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik tertentu (10%).
Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui tiga proses fisiologis, yaitu:
pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi, dan regulasi sekresi
hormon.

Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang
berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer (jaringan adiposa, usus dan
jaringan otot). Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar serta menurunkan
pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolik (anoreksia, meningkatkan pengeluaran energi).
TINJAUAN PUSTAKA

AKTIVITAS FISIK

Aktivitas fisik merupakan setiap pergerakan tubuh akibat kontraksi otot rangka yang
membutuhkan kalori lebih besar daripada pengeluaran energi saat istirahat. Aktivitas fisik yang tidak
dilakukan secara terstruktur dan terencana disebut aktivitas fisik sehari – hari, sedangkan aktivitas fisik
yang dilakukan secara terstruktur dan terencana disebut latihan jasmani. Klasifikasi aktivitas fisik
berdasarkan kebutuhan energi terbagi atas aktivitas fisik ringan, sedang dan berat

Tujuan utama melakukan aktivitas fisik adalah untuk mendapatkan kesehatan, kebugaran tubuh
dan rekreasi. Latihan fisik secara teratur memberikan banyak manfaat bagi kesehatan termasuk
mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler, kanker, dan penyakit diabetes. Aktivitas fisik juga dapat
berdampak negatif apabila dilakukan berlebihan pada individu yang tidak terkondisi atau tidak terbiasa
melakukan aktifitas fisik yang akan mengakibatkan kerusakan akibat stres oksidatif dan cedera otot.
Manfaat bagi kesehatan fisik dan juga mental yang bisa didapatkan
dengan melakukan aktivitas fisik:

Mengendalikan berat badan Mengontrol tekanan darah Menurunkan resiko tulang


keropos

Mencegah penyakit Membantu mengendalikan Meningkatkan dan


diabetes melitus kadar kolesterol dalam menguatkan sistem
darah kekebalan tubuh
Manfaat bagi kesehatan fisik dan juga mental yang bisa didapatkan
dengan melakukan aktivitas fisik:

Menjaga dan memperbaiki Memperbaki postur tubuh Mengendalikan stres dan


kelenturan sendi dan otot mengurangi kecemasan
Aktivitas fisik dibagi menjadi tiga macam

01 02 03

Aktivitas fisik harian Latihan fisik Olahraga


Kerangka Konsep

Aktivitas Fisik Obesitas

Variabel Independen Variabel Dependen

Keterangan :
: dicari hubungannya

: diteliti
METODOLO
GI
PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kolerasi yaitu untuk menggambarkan
hubungan antara variabel bukan untuk menyimpulkan penyebab dan efek hubungan
tersebut. Desain ini bertujuan untu mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian
obesitas pada remaja di SMA Negeri 7 Pekanbaru.
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 7 Pekanbaru
tahun ajaran 2021/2022. Jumlah populasi siswa kelas X di SMA Negeri 7 Pekanbaru tahun
ajaran 2021/2022 sebanyak 98 orang.
Sampel
Adapun besar sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus Slovin sebagai
berikut:
n=
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d = Tingkat Signifikansi (p),dengan taraf kepercayaan 95% yaitu (0,05)
Untuk jumlah populasi 98 orang, maka diperoleh sampel sebanyak 79 orang
 Teknik Sampling
Teknik sampling pada penelitian ini dilakukan dengan teknik non-probability sampling
dengan cara consecutive sampling. Pada consecutive sampling, semua subjek yang datang
dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang
diperlukan terpenuhi.
Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Pekanbaru pada bulan April 2022 sampai dengan
bulan Mei 2022. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei 2022.
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran kuesioner. Pengumpulan
data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi
pendidikan yaitu Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Riau dan izin dari lokasi penelitian
yaitu SMA Negeri 7 Pekanbaru. Peneliti dibantu guru piket mengumpulkan seluruh
siswakelas X, kemudian menjelaskan tujuan, manfaat, dan prosedur pelaksanaan
penelitian. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan berdasarkan data primer yang
didapatkan dari pengisian kuesioner pada minimal 79 orang sampel. Pengumpulan data
akan dilakukan secara langsung tatap muka dengan responden.
Analisis Data
Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul. Data yang terkumpul diberi coding
untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan selanjutnya dilakukan entry
data. Teknik analisa statistik yang digunakan adalah uji statistiik univariat dan bivariat.
INSTRUMEN
PENELITIAN
Data Demografi
Petunjuk pengisian :
1. Isilah data dibawah ini dengan lengkap
2. Beri tanda check list (√) pada tempat yang telah disediakan
Umur :
Tahun Kelas :
Jenis Kelamin : Laki-laki
Perempuan
Berat Badan : kg ( Diisi oleh peneliti )
Tinggi Badan : cm ( Diisi oleh peneliti )
B. Kuesioner
Sumber: (Vina, 2018)
1. Apakah kamu melakukan salah satu dari kegiatan berikut dalam 7 hari terakhir? Jika
iya, berapa lama kamu melakukannya?
Kegiatan Tidak pernah 1-2 kali sehari 3-4 kali sehari 5-6 kali sehari 7 kali atau lebih
  sehari

Jalan biasa          
Lari          
Berenang          
Senam          
Menari          
Sepak bola          
Bulu tangkis          

Bola volli          
Bola basket          
Lain-lain:          
(Sebutkan)
2. Dalam 7 hari terakhir, selama pelajaran olahraga, seberapa sering kamu sangat aktif
mengikutinya (bermain sungguh-sungguh, berlari, melompat, dll)? (ceklist salah satu)

Skor

Saya tidak mengikuti pelajaran olahraga 1


Hampir tidak pernah 2
Kadang-kadang 3
Cukup sering 4
Selalu 5
3. Dalam 7 hari terakhir, apa yang biasa kamu lakukan saat jam istirahat (selain makan siang)
atau setelah pulang sekolah? (ceklist salah satu)

Skor
Duduk-duduk
(mengobrol, membaca, mengerjakan tugas sekolah) 1 1
Berdiri atau berjalan berkeliling 2
Kadang-kadang berlari atau bermain aktif 3
Sering berlari atau bermain aktif 4
Selalu berlari atau bermain aktif 5
4. Dalam 7 hari terakhir, setelah pulang sekolah, berapa kali kamu melakukan olahraga, menari,
atau bermain permainan dengan sangat aktif (misal sampai berkeringat)? (ceklist salah satu)
Skor

Tidak ada 1

1 kali 2
2-3 kali 3
4 kali 4
5 kali 5
5. Dalam 7 hari terakhir, pada sore/malam hari, berapa hari kamu melakukan olahraga, menari,
atau bermain permainan dengan sangat aktif (misal sampai berkeringat)? (ceklist salah satu)
Skor

Tidak ada 1

1 kali 2
2-3 kali 3
4 kali 4
5 kali 5
6. Pada akhir pekan lalu (Sabtu dan Minggu), berapa kali kamu melakukan olahraga, menari,
atau bermain permainan dengan sangat aktif (misal sampai berkeringat)? (ceklist salah satu)

Skor

Tidak ada 1

1 kali 2
2-3 kali 3
4 kali 4
5 kali 5
7. Seberapa sering kamu melakukan aktivitas fisik (seperti olahraga, senam, menari, atau
aktivitas fisik lainnya) untuk setiap hari dalam seminggu terakhir? (beri tanda ceklist untuk
masing-masing hari)

Hari Tidak Sangat Kadang- Sering Sangat


pernah jarang kadang sering
Senin          
Selasa          
Rabu          
Kamis          
Jumat          
Sabtu          
Minggu          
Skor: 1 2 3 4 5
8. Apakah kamu sakit minggu lalu, atau adakah hal yang menghalangi kamu dalam melakukan
aktivitas fisik seperti biasanya? (ceklist salah satu)
Ya
Tidak
Jika Ya, apa yang menghalangi kamu?
Jawab:
PENUTUP
Kesimpulan Saran
• Aktivitas fisik remaja di SMAN 7 Diharapkan kepada remaja pada saat
Pekanbaru pada saat pandemi Covid pandemi Covid 19 dapat
19 termasuk kedalam jenis aktivitas menyeimbangkan asupan makan dnegan
fisik sangat ringan kegiatan yang dilakukan setiap hari

• Aktivitas fisik remaja di SMAN 7


Pekanbaru jenis ringan dapat
menyebabkan obesitas
THANKS

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai