Oleh :
Alfina Nur Isyrofi P17111181003
Determinan penyebab langsung yang pertama adalah genetic, yaitu faktor keturunan
yang berasal dari orang tuanya. Riwayat obesitas pada orangtua berhubungan dengan genetik
anak dalam mengalami obesitas. Jika salah satu orangtua (ayah atau ibu) menderita kelebihan
BB, kemungkinan anaknya mempunyai kelebihanBB sebesar 40-50 persen, dan jika kedua
orangtua menderita obese, kemungkinan anaknya menjadi obese sebesar 70-80 persen. Hasil
analisis memperlihatkan faktor riwayat keluarga obesitas bersifat protektif terhadap obesitas.
[ CITATION Riy17 \l 1033 ]
Faktor kedua, yaitu Hormonal Pada wanita yang telah mengalami menopause, fungsi
hormone tiroid didalam tubuhnya akan menurun. Dalam penelitian .[ CITATION Riy17 \l 1033 ],
Obesitas ditemukan pada perempuan pasca-menopause sebanyak 515 dari 888 orang (57,2%)
dan mempunyai rata-rata umur menopause 48 tahun. Distribusi perempuan pasca-menopause
yang mengalami obesitas menurut kelompok umur disajikan pada Gambar 2. Mayoritas
perempuan pasca-menopause memiliki umur pralansia (45-59) tahun. Pada kelompok umur
tersebut, persentase perempuan pasca-menopause yang obese lebih besar dibandingkan tidak
obese, sedangkan pada kelompok umur dewasa dan lansia sebaliknya. Oleh karena itu
kemampuan untuk menggunakan energi akan berkurang. Terlebih lagi pada usia ini juga terjadi
penurunan metabolisme basal tubuh, sehingga mempunyai kecenderungan untuk meningkat
berat badannya (Wirakusumah, 1997). Selain hormon tiroid hormone insulin juga dapat
menyebabkan kegemukan. Hal ini dikarenakan hormone insulin mempunyai peranan dalam
menyalurkan energi kedalam sel-sel tubuh. Orang yang mengalami peningkatan hormone
insulin, maka timbunan lemak didalam tubuhnyapun akan meningkat. Hormon lainnya yang
berpengaruh adalah hormone leptin yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary, sebab hormone ini
berfungsi sebagai pengatur metabolisme dan nafsu makan serta fungsi hipotalmus yang
abnormal, yang menyebabkan hiperfagia (Purwati, 2001).
Penanganan Obesitas dilakukan oleh Pemerintah, dalam hal ini adalah Kementerian
Kesehatan RI. Program tersebut disusun menjadi Program Gerakan Nusantara Turunkan
Angka Obesitas (GENTAS) yang digagas pada tahun 2015, dengan tujuan menurunkan angka
Obesitas melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dengan menerapkan Aktivitas Fisik dan Pola
Makan yang baik. Program GENTAS antara lain pesan sehat dalam Panduan Pelaksanaan
GENTAS [CITATION Kem17 \l 1033 ], yaitu :
a. Atur Pola Makan menggunakan piring makan Model T yaitu jumlah sayur 2 kali lipat dari
bahan makanan sumber karbohidrat, Konsumsi sayur dan buah minimal harus sama
dengan jumlah karbohidrat ditambah protein (SB = KH + P)
b. Aktif Bergerak dengan mengatur aktivitas fisik ringan, sedang, dan berat. Latihan fisik
dengan prinsip Baik, Benar Terukur, dan Teratur (BBTT), dan dianjurkan untuk “Nikmati
harimu”
DAFTAR PUSTAKA
Obesity Risk Factors among 25-65 Years Old Adults in Bogor City, Indonesia: A Prospective
Cohort Study. (2018). Jurnal Gizi dan Pangan, 5-62.
Kementrian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018). Hasil Utama
Riskesdas 2018. Riskesdas 2018, 87-89.
Supariasa, I. N., Bakri, B., & Fajar, I. (2018). Penliaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
WHO. (2008). Waist Circumference And Waist-Hip Ratio. Report of a WHO Experti
Consultation.