Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau
OLEH :
DWIYANTI BUTAR BUTAR
NIM : P032013411053
Agama : Kristen
Alamat : PKS PT. Torganda, jalan Dusun, Aek Korsik, Aek Kuo, Labuhan
No. HP : 082385008439
Email : dwiyantibutarbutar17052002@gmail.com
Riwayat Pendidikan
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................................................2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................................................................3
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................4
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................5
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................................6
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................................7
BAB I..........................................................................................................................................................8
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................8
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................8
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................11
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................................................11
1.3.1 Tujuan Umum...........................................................................................................................11
1.3.2 Tujuan Khusus..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktor, terjadi dampak akumulasi jaringan lemak
hiperbola, sehingga bisa mengganggu kesehatan. Bila seorang mengalami bertambah berat
badannya maka ukuran sel lemak akan bertambah besar kemudian jumlahnya bertambah banyak.
Obesitas atau lebih dikenal dengan kegemukan merupakan salah satu masalah yang cukup
merisaukan di kalangan remaja. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari
penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Penyebab utama obesitas belum diketahui secara
jelas, namun obesitas pada remaja terlihat cenderung kompleks, multifaktorial, dan menjadi
pencetus terjadinya penyakit kronis dan degeneratif. (Hutasoit, 2020)
Dilihat hasil penelitian National Health and Nutrition Examination survey di tahun 2011-
2014 di Amerika persentase obesitas pada usia 2-19 tahun sebesar 17% dengan kategori sesuai
kelompok umur, anak usia 2-5 tahun sebesar 8,9%, usia 6-11 tahun sebanyak 17,5% dan usia 12-
19 tahun sebesar 20,5%. Sesuai United Nations Children’s Fund (UNICEF) 2012 Indonesia
menempati urutan ke 2 sesudah Singapura menggunakan jumlah remaja obesitas terbesar yaitu
12,2% lalu Thailand sebesar 8%, Malaysia sebesar 6% dan Vietnam sebanyak 4,6%.
(Restuastuti, 2016)
Riset Kesehatan dasar (2013) menunjukkan prevalensi gemuk pada remaja usia 16-18
tahun di Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 yaitu 1,4% menjadi 7,3%.
Provinsi dengan prevalensi gemuk tertinggi adalah DKI Jakarta (4,2%) dan terendah adalah
Sulawesi Barat (0,6%). Sedangkan 15 provinsi dengan prevalensi sangat gemuk diatas prevalensi
nasional, yaitu Bangka Belitung, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Banten, Kalimantan Tengah,
Papua, Jawa Timur, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Gorontalo, DI Yogyakarta, Bali,
Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan DKI Jakarta. Di Provinsi Riau prevalensi obesitas untuk
usia 16-18 tahun adalah 1% pada tahun 2010 dan pada tahun 2013 menjadi 2,4%. (Masdar et al.,
2016)
Provinsi Riau mengalami peningkatan kejadian obesitas dari tahun 2010 ke tahun 2013
secara berturut-turut sebesar 10,9% menjadi 18% pada usia 6-12 tahun; 2,2% menjadi 10% pada
usia 13-15 tahun dan 1,0% menjadi 4,8% pada usia 16-18 tahun. Penelitian sebelumnya
menunjukkan angka kejadian obesitas pada pelajar SMA Negeri di Kota Pekanbaru sebesarnya
23,5%, yaitu 56% terjadi pada pelajar perempuan sedangkan 44% pelajar laki-laki. (Masdar et
al., 2016)
Remaja yang melakukan aktivitas fisik secara aktif memerlukan asupan energi yang lebih
besar dibandingkan yang kurang aktif. Sehingga jika aktivitas fisik rendah dan asupan energi
tinggi kemungkinan untuk obesitas akan meningkat. Sedangkan aktivitas fisik yang sedang
hingga tinggi dengan asupan energi yang tinggi akan mengurangi peluang terjadinya obesitas.
Obesitas muncul pada masa remaja cenderung akan berlanjut hingga ke masa dewasa dan lansia.
Seperti yang sudah diketahui obesitas merupakan salah satu faktor risiko penyakit degeneratif
seperti penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, artritis, penyakit kantong empedu, beberapa
jenis kanker, gangguan fungsi pernapasan, dan berbagai gangguan kulit. Menurut segi kesehatan
masyarakat, kecenderungan ini menghawatirkan, sebab berawal dari peningkatan resiko penyakit
yang berhubungan dengan obesitas. Kenaikan berat badan terjadi bila asupan energi melebehi
keluaran energi dalam jangka waktu tertentu. (Restuastuti, 2016)
Penyebab Obesitas yaitu adanya pengaruh genetik dan hormone pada berat badan. Hal
yang paling mendasar adalah obesitas akan terjadi jika tubuh menerima lebih banyak atau
kelebihan kalori dari pada membakar kalori. Kalori tersebut kemudian akan menumpuk dan
menjadi lemak. Faktor lain yang mempengaruhi obesitas selain pengetahuan gizi dan sikap yaitu
aktivitas fisik. Aktivitas fisik merupakan bagian penting dalam gaya hidup sehat. Aktivitas fisik
adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan energi (energy expenditure) dan
menentukan kebutuhan energi remaja. (Kebiasaan et al., 2015)
Aktivitas fisik yang optimal dapat mengurangi massa lemak dan massa tubuh, seseorang
yang melakukan aktivitas fisik maka dalam proses metabolismenya akan menggunakan energi
yang tersimpan dalam tubuh. Pentingnya meningkatkan aktivitas fisik berkaitan juga dengan
penurunan berat badan. Pencegahan kenaikan berat badan dan program penurunan berat badan
merupakan salah satu cara mengatasi dan menanggulangi obesitas dengan meningkatkan
aktivitas fisik. Aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar masuk dari
dan kedalam tubuh. (Sufa et al., 2017)
Sejak awal munculnya Covid-19 di Cina, insidensi penularan virus di kota tersebut
semakin meningkat bahkan karena penyebarannya yang sangat cepat hingga virus ini sudah
menyebar ke seluruh dunia. Karena penyebaran yang sangat cepat tersebut, pada tanggal 31
Januari 2020, World Health Organization (WHO) menetapkan wabah virus Covid-19 berstatus
gawat darurat dan menjadi permasalahan kesehatan di seluruh dunia. Hingga tanggal 21 Oktober
2020, kasus positif covid-19 di seluruh dunia berjumlah 41.168.592, kasus sembuh sebanyak
1.131.312 dan kasus meninggal sebanyak 30.701.127. Sementara di Indonesia, jumlah kasus
positif sebanyak 7.135, jumlah kasus sembuh sebanyak 842 orang dan kasus meninggal sebanyak
616 jiwa. (Nurhadi & Fatahillah, 2020)
Corona Virus Disease-2019 atau COVID-19 ialah penyakit infeksi baru yang memiliki
kemampuan penularan yang tinggi sebagai akibatnya transmisi penyakit berlangsung dengan
cepat. pada bulan Maret, World Health Organization (WHO) menyatakan COVID-19 menjadi
pandemi. Pembatasan aktivitas di luar ruangan yang diterapkan selama pandemi COVID-19
menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat berupa penurunan partisipasi dalam aktivitas
fisik dan perubahan pola makan. Karantina/isolasi mandiri dapat memicu penurunan tingkat
aktivitas fisik yang serupa dengan eksplorasi luar angkasa dan penahanan2 . WHO menyatakan
31% individu berusia 15 tahun ke atas tidak aktif secara fisik3. Penurunan tingkat aktivitas fisik
tersebut disertai dengan peningkatan perilaku sedenter4. Gaya hidup sedenter dapat
meningkatkan nafsu makan yang dikaitkan dengan perubahan hormonal, mediator saraf, dan pola
metabolisme glukosa. (Ardella, 2020)
Covid-19 merupakan suatu penyakit yang penyebarannya sangat cepat dan sudah
ditetapkan sebagai pandemic. Untuk menekan angka penularan, maka pemerintah menyarankan
masyarakat untuk melakukan physical distancing dan melakukan kegiatan di luar rumah jika
diperlukan. Hal tersebut membuat seseorang lebih rentan untuk mengurangi aktivitas fisik
mereka. Maka penulis ingin mengetahui bagaimana kejadian obesitas dengan aktifitas fisik ini
selama pandemi Covid-19. (Nurhadi & Fatahillah, 2020)
1.2 Rumusan Masalah
Di Provinsi Riau prevalensi obesitas untuk usia 16-18 tahun adalah 1% pada tahun 2010
dan pada tahun 2013 menjadi 2,4%. Jadi dapat dikatakan provinsi riau mengalami peningkatan
persentase untuk obesitas. Pada saat pandemi, sebagian besar segala aktivitas dilakukan dirumah,
jadi kemungkinan besar terkena obesitas dikarenakan tidak melakukan banyak kegiatan aktivitas
fisik. Berdasarkan uraian yang telah diberikan pada latar belakang, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana hubungan aktivitas fisik dengan obesitas pada masa Covid-19
dikalangan remaja di Kota Pekanbaru?
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh aktivitas fisik remaja SMAN 7 Pekanbaru selama
masa Covid-19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obesitas
Obesitas adalah peningkatan berat badan melampaui batas kebutuhan fisik dan skeletal,
akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.10 Obesitas merupakan kelebihan bobot badan
20% di atas standar akibat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran energi.
kelebihan penimbunan lemak di atas 20% berat badan ideal akan menimbulkan permasalahan
kesehatan karena kemungkinan terjadinya gangguan fungsi organ seperti DMT2. (Widiantini &
Tafal, 2016)
Obesitas merupakan kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi
yang dikendalikan oleh faktor biologi spesifik. Faktor genetik sangat berpengaruh bagi
perkembangan penyakit ini. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan
dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat
mengganggu kesehatan.10 Mengukur lemak tubuh secara langsung diketahui tidaklah mudah
sehingga parameter seperti perhitungan Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh
(IMT) untuk menentukan berat badan berlebih dan obesitas pada orang dewasa dipergunakan.
(Listiyana et al., 2017)
Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang Dewasa Berdasarkan IMT
menurut Asia Pasifik
Keterangan :
: dicari hubungannya
: diteliti
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 7 Pekanbaru
tahun ajaran 2021/2022. Jumlah populasi siswa kelas X di SMA Negeri 7 Pekanbaru tahun
ajaran 2021/2022 sebanyak 98 orang.
4.2.2 Sampel
Adapun besar sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus Slovin sebagai
berikut:
N
n= 2
1+ N (d )
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar populasi
Teknik sampling pada penelitian ini dilakukan dengan teknik non-probability sampling
dengan cara consecutive sampling. Pada consecutive sampling, semua subjek yang datang dan
memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang
diperlukan terpenuhi. Adapun kriteria dalam penentuan sampel yaitu:
a. Duduk di kelas X
b. Underweight
Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul. Data yang terkumpul diberi coding
untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan selanjutnya dilakukan entry data.
Teknik analisa statistik yang digunakan adalah uji statistiik univariat dan bivariat.
Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Chi-square (𝑥2). Uji Chi-
square digunakan untuk variabel independennya yang berskala kategori dengan variabel
dependennya yang berskala kategori. Melalui uji Chi-square akan diperoleh nilai p dimana
dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antar dua variabel
dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p ≤ 0,05 artinya terdapat hubungan yang bermakna
antara variabel dependen dan variabel independen. Namun sebaliknya, bila nilai p > 0,05
berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel dependen dan variabel
independen.
DAFTAR PUSTAKA
Ardella, K. B. (2020). Risiko Kesehatan Akibat Perubahan Pola Makan Dan Tingkat Aktivitas
Fisik Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Medika Hutama, 02(01), 292–297.
Hutasoit, E. S. (2020). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OBESITAS PADA WUS DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU 2019
PENDAHULUAN Obesitas adalah suatu keadaan ketidakseimbangan antara energi yang
masuk dengan energi yang keluar dalam jangka waktu yang lama . Kelebihan. 4(1), 25–33.
https://doi.org/10.36341/jomis.v4i1.1117
Karim, N. A. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Derajat Hipertensi Pada Pasien Rawat
Jalan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tagulandang Kabupaten Sitaro. Jurnal Keperawatan,
6(1), 1–6.
Kebiasaan, D. A. N., Sehat, M., & Mahasiswa, P. (2015). Persepsi Tentang Pangan Sehat, Alasan
Pemilihan Pangan Dan Kebiasaan Makan Sehat Pada Mahasiswa. Jurnal Gizi dan Pangan,
9(3), 211–218. https://doi.org/10.25182/jgp.2014.9.3.%p
Kerja, H. S., Fisik, A., Dan, M., Dengan, U., Pada, O., Di, K., Kedokteran, F., & Maret, U. S.
(2020). Halaman sampul.
Listiyana, A. D., Mardiana, M., & Prameswari, G. N. (2013). Obesitas sentral dan kadar
kolesterol darah total. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(1), 37–43.
Masdar, H., Saputri, P. A., Rosdiana, D., Chandra, F., & Darmawi, D. (2016). Depresi, ansietas
dan stres serta hubungannya dengan obesitas pada remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia,
12(4), 138. https://doi.org/10.22146/ijcn.23021
Nurhadi, J. Z. L., & Fatahillah. (2020). Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Tingkat Aktivitas
Fisik Pada Masyarakat Komplek Pratama, Kelurahan Medan Tembung. Jurnal Health
Sains, 1(5), 294–299.
Restuastuti, T. (2016). Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Obesitas Pada
Remaja Di Sma Negeri 5 Pekanbaru. Kesehatan Masyarakat, 3(I), 1–20.
Sufa, S. A., Christantyawati, N., & Jusnita, R. A. E. (2017). Tren Gaya Hidup Sehat dan Saluran
Komunikasi Pelaku Pola Makan Food Combining. Jurnal Komunikasi Profesional, 1(2),
105–120. https://doi.org/10.25139/jkp.v1i2.473
Widiantini, W., & Tafal, Z. (2014). Aktivitas Fisik, Stres, dan Obesitas pada Pegawai Negeri
Sipil. Kesmas: National Public Health Journal, 4, 325.
https://doi.org/10.21109/kesmas.v0i0.374