Anda di halaman 1dari 8

Tugas Individu Hari : Jumat

MK. Bahasa Inonesia Tanggal : 10 Juni 2022

PARAGRAF

Disusun oleh:

Dwiyanti Butar-Butar

P032013411053

DIII Gizi TK. 2B

Dosen Pengampu:

Yuliana Arsil , M,Farm, Apt

Ripi Hamdani, M.Pd

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RIAU

JURUSAN GIZI

2022
1. Pengertian

Paragraf adalah bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara
utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran. Paragraf adalah kalimat-kalimat yang
harus bertalian satu sama lain secara mesra, dan bersama-sama membentuk suatu bagian yang
bertautan. Kalimat-kalimat itu harus mengandung ide pokok yang disebut kalimat topik, kalimat
topik mungkin terletak pada bagian awal paragraf, mungkin pada akhir paragraf, dan mungkin
pada awal dan akhir paragraf, bahkan meliputi seluruh paragraf itu.

Kata “paragraf” sering kali disebut “alinea”. Kata “paragraf” diserap dari bahasa Inggris
paragraph, sedangkan kata “alinea” diserap dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Kata
alinea dalam bahasa Belanda itu sendiri berasal dari bahasa Latin a linea yang berarti mulai dari
baris baru. Sementara itu, kata paragraph berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata para yang
berarti “sebelum” dan grafein yang berarti “menulis; menggores”. Pada mulanya, paragraf atau
aliena tidak dituliskan dengan memulai tulisan pada garis baru seperti yang kita kenal saat ini,
tetapi paragraf atau alinea dituliskan menyatu dengan menggunakan tanda sebagai ciri awal
paragraf.
Selanjutnya, pengertian paragraf menurut John Langan adalah a series of sentences about
one main idea, or a point. A paragraph typically starts with a point and the rest of the
paragraph provides speci!c details to support and develop that point. Jika diterjemahkan,
Langan mengungkapkan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan sebuah
ide utama atau suatu masalah. Sebuah paragraf umumnya diawali dengan ide utama, sedangkan
sisa paragraf tersebut menyediakan detail-detail tertentu untuk mendukung atau mengembangkan
permasalahan tersebut. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Langan tersebut, dapat
disarikan bahwa paragraf adalah tulisan yang memungkinkan untuk dijelaskan, deskripsi yang
penuh akan terasa tidak praktis dan secara pragmatik tidak layak.

2. Struktur

Mendapatkan banyaknya unsur dan urutan unsur yang pembangun paragraf, struktur
paragraf dapat dikelompokkan menjadi delapan kemungkinan, yaitu :

a. Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
b. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat
penegas.

c. Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat peneges.

d. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.

e. Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.

f. Paragraf terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang.

g. Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan katimat topik.

3. Syarat-syarat

Seperti halnya dengan kalimat, sebuah alinea juga harus memenuhi syarat-syarat tertentu.
Alinea yang baik dan efektif memenuhi syarat berikut:

1. Kesatuan, bahwa semua kalimat yang membina alinea itu secara bersamasama menyatakan
suatu hal, suatu tema tertentu. Tiap alinea hanya mengandung satu pikiran atau satu tema. Fungsi
alinea adalah mengembangkan tema tersebut. Oleh sebab itu dalam pengembangannya tidak
boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan tema atau pikiran
tersebut. Penyimpangan akan menyulitkan pembaca. Jadi tiap alinea hanya boleh mengandung
satu tema atau satu pikiran utama. Semua kalimat dalam alinea harus membicarakan gagasan
pokok atau temanya.

2. Koherensi, adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain
yang membentuk alinea itu. Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alinea ialah koherensi
atau kepaduan. Satu alinea bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-
masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat yang mempunyai hubungan
timbal balik. Pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa
hambatan karena adanya loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur
akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada
hubungan antara kalimat dengan kalimat.
3. Perkembangan alinea, penyusunan atau perincian daripada gagasan yang membina alinea itu.
Pikiran utama dari sebuah alinea hanya akan jelas kalau diperinci dengan pikiran-pikiran
penjelas. Tiap pikiran penj elas dapat dituangkan ke dalam satu kalimat penjelas atau lebih.
Malahan ada juga kemungkinan, dua pikiran penjelas dituangkan ke dalam sebuah kalimat
penjelas, tetapi sebaiknya sebuah pikiran penjelas dituangkan ke dalam kalimat penjelas. Jadi
dalam sebuah alinea terdapat satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas. Inilah yang
dinamakan keterangan alinea.

4. Jenis-jenis

1. Berdasarkan letak kalimat utama

A. Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau gagasan utamanya terletak di awal
paragraf dan diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas untuk mendukung gagasan utama. Ide pokok
atau gagasan utama berupa pernyataan umum yang dikemas dalam kalimat topik. Kalimat topik
itu kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat pengembang yang berfungsi memperjelas informasi
yang ada dalam kalimat topiknya.

B. Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada bagian akhir.
Secara garis besar, paragraf induktif mempunyai ciri-ciri, yaitu

a) diawali dengan penyebutan peristiwa-peristiwa khusus yang berfungsi sebagai penjelas dan
merupakan pendukung gagasa utama dan

b) kemudian menarik simpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus itu.

Untuk menjaga koherensi antarkalimat dalam paragraf, dalam perumusan kalimat


simpulan itu acap digunakan konjungsi penumpu kalimat yang sekaligus berfungsi sebagai
konjungsi antarkalimat. Kata atau frasa yang biasa digunakan sebagai penumpu kalimat simpulan
itu adalah jadi, akhirnya, akibatnya, oleh karena itu, maka dari itu, berdasarkan uraian di atas,
dan dengan demikian. Karena fungsinya sebagai penumpu kalimat, katakata tersebut diletakkan
di awal kalimat dan tentu saja harus diawali dengan huruf kapital. Karena fungsinya juga sebagai
konjungsi antar kalimat (konjungsi ekstraklausal), kata-kata tersebut harus diikuti tanda baca
koma.

C. Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran)

Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada bagian
awal dan akhir paragraf. Meskipun ada dua kali pemunculan kalimat topik, hal itu bukan berarti
gagasan utamanya ada dua. Adanya dua kalimat topik itu hanya merupakan bentuk pengulangan
gagasan utama untuk mempertegas informasi. Paragraf dengan pola ini dimulai dari pernyataan
yang bersifat umum, diikuti dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus sebagai
penjelas, dan diakhiri dengan pernyataan umum lagi yang merupakan pengulangan gagasan
utama. Biasanya gagasan utama pada akhir paragraf dikemas dengan kalimat topik yang agak
berbeda dengan kemasan kalimat topik pertama.

D. Paragraf Ineratif

Paragraf inretaif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah


paragraf. Paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas sebagai pengantar kemudian
diikuti gagasan utama dan ditambahkan lagi kalimat-kalimat penjelas untuk menguatkan atau
mempertegas informasi.

E. Ide Pokok Menyebar

Paragraf dengan pola semacam itu tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya
menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimatnya.

2. Berdasarkan Tujuannya

A. Paragraf Narasi (Kisahan)

Narasi merupakan gaya pengungkapan yang bertujuan menceritakan atau mengisahkan


rangkaian kejadian atau peristiwa baik peristiwa kenyataan maupun peristiwa rekaan atau
pengalaman hidup berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu sehingga tampak seolah-
olah pembaca mengalami sendiri peristiwa itu. Paragraf narasi dimaksudkan untuk memberi tahu
pembaca atau pendengar tentang sesuatu yang diketahui atau dialami penulis supaya pembaca
terkesan. Ciri utama paragraf narasi adalah adanya peristiwa atau kejadian, baik yang benar-
benar terjadi atau berupa imajinasi maupun gabungan keduanya, yang dirangkai dalam urutan
waktu. Di dalam peristiwa itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Konflik itulah
yang dapat menambah daya tarik cerita. Jadi, ketiga unsur yang berupa kejadian, tokoh, dan
konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu
disebut plot atau alur. Narasi, berdasarkan tujuannya, dapat dibedakan atas narasi ekspositoris,
artistik, dan sugestif.

- Narasi ekspositoris berisi penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa
berdasarkan data yang sebenarnya dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah
seseorang (biasanya satu orang). Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai
terakhir dalam kehidupannya.

- Narasi artistik berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu atau menyampaikan suatu
amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.

- Narasi sugestif berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu dan menyampaikan suatu
amanat secara terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah
melihat. Berdasarkan sifat informasinya, ada narasi yang berupa fakta dan narasi yang berupa
fiksi. Contoh narasi yang berisi fakta adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman.
Contoh narasi yang berupa fiksi adalah novel, cerita pendek, cerita bersambung, dan cerita
bergambar.

B. Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi berisi gambaran mengenai suatu objek atau suatu keadaan sejelas-
jelasnya dengan melibatkan kesan indera. Paragraf ini bertujuan untuk memberikan
kesan/impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan semacamnya
yang ingin disampaikan penulis. Melalui pengesanan ini pembaca seolah-olah berada di suatu
tempat dan dapat melihat, mendengar, meraba, mencium, atau merasakan apa yang tertulis dalam
paragraf tersebut. Paragraf deskripsi mempunyai beberapa pola pengembangan, yaitu

(1) pola deskripsi spasial

(2) pola deskripsi sudut pandang


(3) pola deskripsi pengamatan (observasi)

(4) pola deskripsi fokus.

C. Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang bertujuan untuk menginformasikan sesuatu


sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Paragraf eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber
untuk penulisan paragraf ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalaman.
Paragraf eksposisi tidak selalu terbagi atas bagianbagian yang disebut pembukaan,
pengembangan, dan penutup. Hal ini sangat bergantung pada sifat tulisan dan tujuan yang
hendak dicapai. Adapun ciri-ciri paragraf eksposisi, antara lain, adalah:

(a) berusaha menjelaskan sesuatu

(b) gaya tulisan bersifat informatif

(c) fakta dipakai sebagai alat kontribusi

(d) fakta dipakai sebagai alat untuk mengonkretkan informasi.

Paragraf eksposisi dapat dikembangkan melalui klasifikasi, ilustrasi, perbandingan/pertentangan,


laporan, proses, atau definisi. Dalam pengembangan dengan klasifikasi, kalimat-kalimat
penjelasnya merupakan bentuk pengelompokan dari gagasan utamanya.

5. Pengembangan

Paragraf dapat dikembangkan dengan cara pertentangan, perbandingan, analogi,


contoh, sebab-akibat, definisi, dan klasifikasi. Untuk lebih memahami cara-cara
pengembangan paragraf, mari kita simak pembahasan berikut ini:

1. Pertentangan

Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-


ungkapan, seperti berbeda dari, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan
tetapi, dan bertolak belakang dari.

2. Perbandingan

Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan,


seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan
tetapi, sedangkan, dan sementara itu.

3. Analogi

Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek
lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan, baik itu dari segi sifat maupun aspek lain
dari kedua objek tersebut. Biasanya, pengembangan paragraf dengan cara analogi
dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan, yaitu ibaratnya, seperti, dan
bagaikan. Berikut contoh pengembangan paragraf dengan cara analogi.

4. Sebab-Akibat

Pengembangan paragraf dengan cara sebab-akibat dilakukan jika menerangkan


suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang biasa
digunakan dalam pola pengembangan paragraf ini, yaitu padahal, akibatnya, oleh karena
itu, dan karena.

Anda mungkin juga menyukai