Anda di halaman 1dari 11

PARAGRAF DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF

Dosen Pengampu :
Rima, M.Hum.

Disusun Oleh :
1. Alif Awaludin (146520122048)
2. Devista Ira T Kuhuwor (146520122005)
3. Witro S. N Mugu (146520122006)

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH (UNIMUDA) SORONG
2023
A. Pengertian Paragraf
Paragraf memiliki beberapa pengertian : (1) Paragraf ialah karangan mini.
Artinya semua unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf. (2) Paragraf adalah
satuan bahasa tulis yang terdiri beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis,
dalam satu kesatuan ide yang tersusun lengkap, utuh, dan padu. (3) Paragraf
merupakan bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang
mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan
pikiran penjelas sebagai pendukungnnya. (4) Paragraf yang terdiri atas suatu kalimat
berarti yang tidak menunjukan ketuntasan atau kesempurnaan.
B. Ciri-ciri Paragraf
Dari ide yang utuh dan lengkap, paragraf hendaklah dibangun dengan
sekelompok kalimat yang saling mengikat.

1. Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketakukan spasi untuk jenis karangan
biasa, misalnya surat, dan delapan ketekukan untuk jenis karangan ilmiah
formal, misalnya: makalah, skripsi, dan thesis.
2. Paragraf menggunakan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.
Kalimat topik dapat ditempatkan pada posisi awal, tengah, atau akhir.
3. Paragraf menggunakan ide penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.
4. Paragraf hanya berisi satu kalimat topik.
5. Paragraf akademik terdiri atas kalimat topik, kalimat penjelas atau pendukung,
dan kalimat konklusi. Kalimat topik ditempatkan pada posisi awal.
6. Seluruh kalimat saling mengait.

C. Fungsi Paragraf
Agar sebuah paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga
menjadi lebih baik dan sehingga pembaca menjadi lebih semangat, maka perlu
diperhatikan mengenai fungsi dari paragraf itu sendiri yang menjabatani penulis dan
pembacanya adapun fungsi dari paragraf itu sendiri seperti yang dikemukakan Kasih
dalam Alex (2011:209) yaitu :
1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan
perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secar logis dalam suatu
kesatuan.
2. Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa
paragraf, mengganti paragraf berarti mengganti pikiran.
3. Memudahkan mengorganisasikan gagasan bagi penulis dan memudahkan
pemahaman bagi pembacanya.
4. Memudahkan mengembangkan topik karagan ke dalam satuan-satuan unit
pikiran yang lebih kecil.
5. Memudahkan pengembalian variabel terutama karangan yang terdiri dari
beberapa variabel.
D. Syarat-syarat Paragraf
1. Kesatuan yang kompak, yaitu semua kalimat harus mengemukakan satu tema
yang jelas.
2. Koherensi yang padu, yaitu antarkalimat dalam paragraf saling terkait dalam
paragraf. Cara Mengaitkan antarkalimat dalam paragraf dapat dilakukan dengan
cara berikut.
a. Pengulangan kata kunci (repetisi) yang terdapat dalam setiap kalimat.

b. Penggunaan kata penghubung (konjungsi) setiap awal kalimat dengan tepat dan
benar.
c. Penggunaan kata ganti orang atau kata ganti penunjuk sebagai pengganti gagasan
utama dengan kata-kata seperti : dia, mereka, nya, itu, tersebut, ini.
3. Penggunaan metode pengembangan paragraf sebagai penjelas gagasan utama
paragraf. Metode Yang digunakan dari metode proses sampai dengan metode
definisi.
4. Setiap paragraf harus mempunyai satu gagasan utama yang ditulis dalam kalimat
topik. Posisi kalimat topik dalam paragraf ditempatkan pada :
a. Kalimat topic pada awal paragraf (deduktif),
b. Kalimat topic pada akhir paragraf (induktif),
c. Kalimat topic pada awal dan akhir paragraf (deduktif—induktif)
d. Kalimat topic pada tengah paragraf (ineratif)
Kalimat topic pada semua kalimat dalam paragraf (deskriptif). Kalimat topik dalam
paragraf ditulis dalam kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat karena kedua
kalimat itu hanya menyampaikan satu gagasan utama.
5. Penulis paragraf tetap memerhatikan kaidah satuan bahasa yang lain, seperti ejaan,
tanda baca, kalimat, diksi, dan bentukan kata.
6. Dalam penulisan karangan ilmiah, penulisan paragraf harus diperhatikan hal-hal
teknis penulisan Seperti kutipan, sumber rujukan, tata latak grafik, kurva, dan
gambar.
7. Penulis pun memperhatikan jenis-jenis paragraf pada posisi bagian karangan
pendahuluan, isi, dan bagian kesimpulan.
8. Penulisan paragraf yang menjorok ke dalam, sejajar, atau menekuk.
9. Penulis juga memperhatikan jumlah kata atau jumlah kalimat dalam sebuah
paragraf, yaitu jumlah kosa kata paragraf antara 30-100 kata dan jumlah kalimat
minimal tiga kalimat.
10. Jika uraian paragraf melebihi 100 kata sebaiknya dibuat menjadi dua paragraf.

E. Jenis-jenis Paragraf
Paragraf memiliki banyak ragam. Untuk membedakan paragraf yang satu dari
paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya akan diuraikan sebagai berikut :
1. ) Menurut Fungsi dan Karangan
a. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka berperan sebagai pangantar untuk sampai kepada masalah
yang akan di uraikan. Sebab paragraf pembuka harus menarik minat dan
perhatian pembaca, serat sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada
masalah yang akan diuraikan.
b. Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang bertujuan untuk mengembangkan pokok pembicara
suatu karangan sebelumnya telah dirumuskan di dalam paragraf pembuka.
c. Paragraf Penutup
Paragraf penutup mengakhiri sebuah karangan. Biasanya paragraf ini berisi
kesimpulan dari paragraf penghubung. Dapat pula paragraf penutup berisi
penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf
penghubung.
2. ) Menurut Posisi Kalimat Topik
a. Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif adalah paragraf yang menempatkan ide pokok atau gagasan
utama pada awal paragraf.
Contoh :
Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional.
Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya sumpah pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928. Kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa
melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi linguafranca selama
berabad-abad ini seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak
terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu
dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai
bahasa nasional.

b. Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang menempatkan ide pokok atau gagasan
utama pada akhir paragraf.
Contoh :
Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat menyurat yang
dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam
bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan
diucapkan dengan bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu, demi
kepentingan antar bangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis dan diucapkan
dalam bahasa asing, terutama bahasa bahasa Inggris. Demikian juga
pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan
kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, bahasa Indonesia digunakan sebagai
bahasa nasional.
c. Paragraf Deduktif-Induktif
Paragraf Deduktif-Induktif adalah paragraf yang menempatkan ide pokok atau
gagasan utama awal dan akhir paragraf.

Deduktif Induktif Deduktif-Induktif

1. Ide pokok berada 1. Ide pokok berada di 1. Ide pokok berada


di awal paragraf. akhir paragraf. di awal dan di
2. Biasanya kalimat 2. Ide pokok sebagai akhir paragraf.
tersebut mencakup kalimat kesimpulan 2. Berpola campuran.
makna dari kalimat karena
penjelas berikutnya menggunakan kata-
3. Berpola umum - kata konjugasi
khusus 3. Berpola khusus-
umum

d. Paragraf Penuh Kalimat Topik


Seluruh kalimat yang membangun dalam paragraf sama pentingnya sehingga
tidak satupun kalimat khusus menjadi kalimat topik. Kondisi demikian
biasanya akibat sulit menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan
yang lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai
dalam uraian-uraian bersifat deskriptif dan naratif terutama dalam karangan
fiksi.
3. ) Menurut Sifat Isinya
a. Paragraf Deskripsi
Deskripsi berasal dari verba to describle, yang artinya menguraikan,
memerikan, atau melukiskan. Paragraf deskripsi merupakan bentuk tulisan
yang berusaha memberikan perincian dari objek yang sedang dibicarakan.
Ciri-ciri paragraf deskriptif ialah :
a) Memberikan gambaran atau melukiskan sebuah benda, tempat dan
suasana tertentu.
b) Dalam penggambaran dalam hal ini menggunakan panca indra.
c) Membuat pembaca seolah-olah melihat dan merasakan sendiri objek
yang dideskripsikan.
d) Menjelaskan ciri-ciri objek.
b. Paragraf Eksposisi
Kata eksposisi diambil dari bahsa inggris eksposition sebenarnya berasal dari
bahasa latin yang berarti membuka atau memulai. Eksposisi merupakan
wacana yang bertujuan untuk memberitahu, menghapus, menguraikan, atau
menerangkan sesuatu.
Ciri-ciri paragraf eksposisi :
1. Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau
melaksanakan suatu tindakan.
2. Gaya penulisannya bersifat informative.
3. Menginformasikan atau menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai
oleh alat panca indra.
4. Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana,
kapan, mengapa dan bagaimana.

c. Paragraf Narasi
Paragraf Narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan,
mengisahkan, merangkaikan tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah
peristiwa secara kronologis yang berlangsung dalam kesatuan waktu.
Ciri-ciri paragraf narasi :
1. Narasi Ekspositoris
Adalah jenis narasi yang narasi yang berisikan rangkaian pembuatan
yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui
peristiwa itu secara tepat.
2. Narasi Sugestif
Adalah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu rekaan, khayalan,
atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat di lihat pada roman,
cerpen, hikayat, dongeng, dan novel.
3. Paragraf Argumentasi
Paragraf Argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat,
konsepsi, atau opini tertulis disampaikan itu benar penulis menyatakan
bukti, contoh, dan berbagai alasan yang sulit untuk dibantah Kasih
dalam Nasuha (2009:50).
4. Paragraf Persuasi
Paragraf Persuasi merupakan kelanjutan atau pengembangan dari
argumentasi. Persuasi mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan,
bukti, atau contoh untuk menyakinkan pembaca.

F. Pengembangan Paragraf
Dalam pengembangan paragraf ini ada beberapa cara atau teknik dalam
pengembangan paragraf yaitu :
1. Teknik Spasial
Dalam teknik ini, penulis menggunakan pola yang sudah ada pada objek
/kejadian yang dibicarakan. Gambaran dari depan ke belakang, di luar ke dalam,
dari bawah ke atas, dari kanan ke kiri dan sebaginya.
Contoh :
Bangunan itu terbagi dalam empat ruang. Pada ruang pertama sering disebut
dengan bangsa srimaganti, terdapat dua padang kursi kayu ukiran Jepara. Ruang
ini sering digunakan Adipati Sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di
sebelah kiri bangsa srimaganti, terdapat ruang khusus untuk penyimpanan
benda-benda pusaka kadipaten lain. Ruang ini tertutup rapat dan selalu oleh
kesatria-kesatria terpilih Kadipaten Ranggenah. Ruangan tempat penyimpanan
benda-benda pusaka dan cindera mata ini sering disebut kundaleni masem. Agak
jauh dari sebelah kanan kundaleni masem terdapat sebuah ruang yang senantiasa
menggambarkan aroma dupa. Ruangini disebut pamujan karena di tempat inilah
Sang Adipati selalu mengadakan upacara dan kebaktian. Beberapa meter dari
ruang pamujan terdapat sebuah ruangan kecil dengan sebuah tempayan besar di
tengahnya. Ruang ini sering disebut dengan ruang reresik, karena ruang ini
sering digunakan untuk membersihkan diri Sang Adipati sebelum masuk
keruang pamujan.
2. Teknik Urutan Waktu
Pada teknik ini penulis mengembangkan paragrafnya berdasarkan urutan waktu
(kronologis) terjadinya peristiwa. Peristiwa-peristiwa terjadi ditulis secara urut
berdasarkan waktu. Pada teknik pengembangan ini, penulis teidak membahas
dengan membandingkan, menganalisis atau yang lainnya.
Contoh :
Setelah Lulus dari SMAN 4 Kerinci, dia masuk ke Akademi Kepolisian. Di sana,
dia dapat mengikuti pendidikan dengan baik. Ia bahkan lulus dengan prestasi
yang membanggakan. Oleh karena itu, iya segera mendapatkan penempatan yang
istimewa, yaitu sebagai staf khusus Menteri Pertahanan. Posisi tersebuh iya jalani
selama delapan tahun. Hebatnya sambil mengembang penugasan tersebut, ia
belajar di sebuah perguruan tinggi sehingga ia mendapat gelar sarjana.

3. Teknik Klimaks dan Antiklimaks


Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang di
anggap kurang penting. Namun, gagasan tersebut kemudian berangsur-angsur di
kembangkan hingga yang paling tinggi.
Variasi dari klimaks ialah antiklimaks. Pengembangan dengan antiklimaks
dilakukan dengan cara menguraikan gagasan dari yang paling tinggi
kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih
rendah.
Contoh :
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman seiring
perkembangan teknologi manusia. Pada waktu mesin uap lagi jaya-jayanya, ada
traktor yang di jalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat
perhatian orang, traktor ikut di beri model seperti tank. Keturunan traktor model
tank sampai sekarang masih digunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda
rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping
Carterpillar, ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dn pembautan
alat pertanian lainnya.

4. Teknik Perbandingan dan Pertentangan


Teknik ini membandingkan informasi yang satu dengan informasi yang lain
atau bahkan di pertentangkan sehingga suatu informasi menjadi lebih jelas.
Dalam hal ini, penulis berusaha menunjukan persamaan dan perbedaan dua hal.
Namun teknik ini harus memiliki syarat yang harus dipenuhi, yaitu materi yang
diperbandingkan dan dipertentangkan harus memiliki tingkatan yang sama dan
keduanya memiliki persamaan sekaligus perbedaan.
Contoh :
Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil
di muka umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Ke luar kota paling
senang mengenakan pakaian yang praktis. Iya menyenangi topi dan scarf. Lain
halnya dengan Margareth Thacher. Sejak menjadi pemimpin konservasif, ia
melembutkan pakainya dan gaya rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua
kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja ke tempat yang agak murah. Ia
hanya memakai topi ke pernikahan, ke pemakaman, ke upacara resmi misalnya
ke parlemen.

5. Teknik Analogi
Digunakan untuk membuat gagasan yang disajikan penulis mudah di pahami.
Biasanya, gagasan yang ini disampaikan merupakan suatu hal yang baru atau
telah dipahami secara salah sehingga penulis membutuhkan teknik ini untuk
memberikan sebuah pamahaman atas gagasannya.
Contoh :
Dalam persoalan Poso, kita diingatkan bahwa penangannanya tidaklah mudah.
Ibaratnya kita diminta memegang telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur
itu akan pecah, tetapi kalau longgar juga akan pecah Karena akan telepas dari
tangan. Kita harus menanganinya secara tepat dan harus menjadikan perhatian
kita janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa terpecah. Kasihan para
pahlawan dan mereka yang berharap masa depan.

6. Teknik Sebab Akibat


Pada teknik ini, penulis menyajikan sata dalam hubungan sebab akibat. Suatu
peristiwa atau sesuatu hal lain yang terjadi. Hubungan kalimat dalam sebuah
paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini sebab akibat berpfungsi
sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas.
Contoh :
Seharusnya Indonesia telah menerapkan Negara kesejahteraan sejak awal
kemerdekaan. Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia
tertinggal membentuk tabungan nasional. Padahal, Malaysia sudah memulai
sejak 1959. Akibatnya, saat krisis melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia
paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan
reformasi penyelenggaraan program jaminan sosial.

7. Teknik Definisi Luas


Kata yang digunakan seperti adalah, yaitu, ialah, merupakan. Kata biasanya
digunakan adalah bila sesuatu yang didefinisikan diawali dengan kata benda,
yaitu digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja
atau sifat, ialah digunakan untuk menjelaskan sinonim suatu hal, sedangkan
merupakan dipakai untuk mendefinisikan pengertian rupa atau wujud.
Contoh :
Pompa hidran (Hydraulicran) ialah sejenis pompa yang dapat bekerja secara
continu tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar.
Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga air yang berasal dari sumber
air, dan mengalirkan sebagian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian
utama system ini ialah pompa pemasukan, katup limbah, katup pengantar, katup
udara, ruang udara, dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat di pompakan
karena adanya perubahan energi kinetic air jatuh, yang menimbulkan tenaga
yang cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan
mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya, desain ketup limbah
dan katup pemasukan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi
bergantian.

8. Teknik Klasifikasi
Teknik Klasifikasi merupakan teknik pengembangan yang menggunakan
pengelompokan-pengelompokan. Pengelompokan itu biasanya dilakukan
berdasarkan kesaman-kesamaan yang dimiliki.
Contoh :
Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut beberapa kemampuan
antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan
pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah
kemampuan menyerap ejaan, pungutasi, kosakata, diksi, dan kalimat.
Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah
kemampuan menata paragraf, kemapuan membedakan pokok bahasan,
subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang
sistematik.

Anda mungkin juga menyukai