DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
JULI 2020
LATAR BELAKANG
Berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang dalam
keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun (Surono, 2000). Salah satu
cara yang digunakan untuk mengetahui status gizi dengan membandingkan berat
badan dan tinggi badan seseorang yaitu Indeks Massa Tubuh (Depkes RI, 2013).
Penurunan berat badan yang tidak normal adalah penurunan berat badan yang
tidak disengaja. Ini terjadi pada 8% dari semua pasien rawat jalan dewasa dan paling
banyak ditemukan pada orang tua yang berusia 65 tahun yakni terjadi pada sekitar
30%. Ini diakibatkan karena faktor risiko yang ada pada pasien usia lanjut sehingga,
walaupun penurunan berat badan hanya sedikit namun dapat meningkatkan morbiditas
dan mortalitas yang lebih tinggi. Sementara penurunan berat badan yang spontan pada
populasi dewasa muda umumnya tidak menyebabkan masalah serius.(Subramanian
S,2015)
Beberapa orang yang mengalami penurunan berat badan yang tidak normal
memerlukan monitoring yang ketat, terkhusus mereka yang memiliki (1) disabilitas, (2)
gangguan kognitif, (3) penyakit komorbiditas, (4) perokok, (5) kehilangan berat badan
drastis, atau (7) kurang gizi. Penelitian terbaru mengemukakan bahwa kasus yang
paling banyak menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan adalah
kanker/keganasan.
TUJUAN
Tujuan dari karya tulis ini adalah memberikan pengetahuan tentang menegakkan
diagnosis hingga manajemen weight loss dengan pendekatan kedokteran keluarga.
PEMBAHASAN
Weight loss merupakan kondisi dimana pasien kehilangan berat badan baik
secara sengaja (diet dan olahraga) maupun tidak sengaja (penyakit). Sebagian besar
seseorang kehilangan berat badan akibat kehilangan jaringan lemak dalam tubuh,
tetapi dalam beberapa kasus ditemukan bahwa penurunan berat badan yang parah
atau ekstrem, zat-zat lain seperti protein dan lain-lain juga ikut hilang.(Subramanian
S,2015)
Kasus penurunan berat badan yang terbanyak dapat ditemukan pada pasien-
pasien kanker.Penurunan berat badan yang drastis yang juga disertai penurunan nafsu
makan merupakan salah satu gejala yang paling sering ditemui oleh pasien kanker.
Diabetes adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar glukosa darah dari
sekresi insulin yang tidak cukup,aksi insulin ataupun kombinasi dari keduanya.Saat
dilakukan anamnesis maupun pemeriksaan terhadap pasien yang memiliki keluhan
penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya, maka dokter harus
memasukkan diabetes mellitus sebagai salah satu diferensial diagnosis. (Humphrey
PA,2014) Gejala penurunan berat bedan diikuti dengan beberapa gejala lain yakni
polidipsi, poliuri dan polifagi. (Stewart BW, Wild CP,2014) Amat penting untuk dilakukan
pemeriksaan tes glukosa darah untuk menegakkan diagnosis. (Leahy, J. 2008)
Penyakit paling umum yang menyebabkan kelebihan kelenjar tiroid adalah penyakit
grave, suatu kondisi autoimun dimana imunoglobulin yang merangsang kinerja tiroid
menyebabkan kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan. Penurunan
berat badan dapat menjadi salah satu gejala dan dapat disertai dengan intoleransi
terhadap panas, mudah marah, sulit tidur, berkeringan berlebihan, diare, palpitasi,
kelemahan otot dan siklus menstruasi yang tidak teratur. (Nyenwe, E. A., Jerkins, T. W.,
Umpierrez, G. E., & Kitabchi, A. E, 2011)
Penuaan terkadang disertai dengan penurunan massa tubuh dan penurunan berat
badan, atau biasa disebut dengan sarkopenia, atau penurunan massa otto. Proses
pengecilan otot pada lansia, sering kali terjadi akibat multipel etiologi, dan meskipun
prosesnya belum sepenuhnya dipahami, namun etiologi primernya adalah penggunaan
otot yang telah jarang digunakan dan asupan kalori yang tidak mencukupi. (Kalyani, R.
R., Corriere, M., & Ferrucci, L. 2014)
Sarkopenia paling umum pada orang tua dan mempengaruhi 5 hingga 13% dari
orang yang berusia 60-70 tahun. 21 Meskipun otot dalam otot populasi geriatri sampai
batas tertentu normal, dapat menyebabkan kelemahan, hilangnya ambulasi,
peningkatan risiko jatuh yang signifikan dan, pada akhirnya, untuk meningkatkan angka
kematian.22 Suplemen gizi dan rejimen olahraga dapat ditentukan, baik secara terpisah
atau bersama-sama, untuk menunda atau mencegah timbulnya sarkopenia pada orang
tua pasien. (Morley, J. E, 2012)
Anorexia nervosa adalah suatu kondisi yang ditandai dengan berat badan
berlebih kehilangan karena kelaparan diri dan strategi olahraga ekstrem. Anorexia
nervosa paling sering terjadi pada wanita muda, yang menyebabkan 90-95% pasien
didiagnosis dengan kondisi tersebut. Kondisi ini dapat mengancam jiwa jika tidak
ditangani. (Attia, E, 2010)
Evaluasi pada keluhan weight loss harus dimulai dari menentukan penyebab
yang mungkin ada pada pasien. Anamnesis dilakukan pada pasien untuk menggali
semua riwayat yang ada. Riwayat penyakit penyerta dan riwayat operasi juga
memberikan gambaran untuk manajemen pasien selanjutnya. Riwayat mengonsumsi
obat-obatan. Aspek psikologis dan sosial dari pasien, seperti mood pasien saat ini,
pemicu stress, hingga kualitas tidur pasien juga harus dievaluasi. Selain itu, hal yang
harus dievaluasi juga termasuk aktivitas pasien saat ini, pola makan dan pola istirahat
pasien hingga faktor keluarga (Rosenthal et.al., 2008).
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari penyakit penyerta pada pasien.
Pemeriksaan fisik pada weight loss meliputi tanda-tanda vital, status gizi pasien,
kebiasaan yang terkait dengan tubuh, pemeriksaan kelenjar tiroid, pemeriksaan
kardiorespirasi, pemeriksaan abdomen, pemeriksaan kelenjar limfe, pemeriksaan
neurologis, dan pemeriksaan status mental (Wilson, et.al, 2014).
Beberapa obat untuk merangsang nafsu makan tersedia, tetapi tidak ada yang
terbukti mengurangi mortalitas pada pasien yang lebih tua dengan penurunan berat
badan yang tidak disengaja. Megestrol (Megace), obat yang paling sering dipelajari,
telah terbukti meningkatkan nafsu makan dan meningkatkan berat badan pada pasien
dengan kanker dan AIDS cachexia; Namun, penelitian pada pasien yang lebih tua
terbatas, dan ada data yang tidak cukup untuk menentukan dosis optimal. Efek buruk
megestrol termasuk gangguan pencernaan, insomnia, impotensi, hipertensi, kejadian
tromboemboli, dan kekurangan adrenal. Oleh karena itu, megestrol mungkin tidak
sesuai untuk semua pasien, dan risiko vs manfaat dan preferensi pasien harus
dipertimbangkan. (McMinn J, Steel C, Bowman A,2013)
KESIMPULAN
Berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang dalam
keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun. Penurunan berat badan
yang tidak normal adalah penurunan berat badan yang tidak disengaja. Ini terjadi pada
8% dari semua pasien rawat jalan dewasa dan paling banyak ditemukan pada orang
tua yang berusia 65 tahun yakni terjadi pada sekitar 30%. Ini diakibatkan karena faktor
risiko yang ada pada pasien usia lanjut sehingga, walaupun penurunan berat badan
hanya sedikit namun dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi.
Sementara penurunan berat badan yang spontan pada populasi dewasa muda
umumnya tidak menyebabkan masalah serius.
SARAN
Attia, E. (2010). Anorexia Nervosa: Current Status and Future Directions. Annual
Fiske, A., Wetherell, J. L., & Gatz, M. (2009). Depression in Older Adults. Annual
Girgis, C. M., Champion, B. L., & Wall, J. R. (2011). Current concepts in Graves'
Humphrey PA. Cancers of the male reproductive organs. In: World Cancer Report,
Kalyani, R. R., Corriere, M., & Ferrucci, L. (2014). Age-related and diseaserelated
muscle loss: The effect of diabetes, obesity, and other diseases. The Lancet
Weight Loss in Older Adults." Bmj 342, no. Mar29 1 (2011): D1732
Morley, J. E. (2012). Sarcopenia in the elderly. Family Practice, 29(Suppl 1), I44-I48.
Nyenwe, E. A., Jerkins, T. W., Umpierrez, G. E., & Kitabchi, A. E. (2011). Management
of type 2 diabetes: Evolving strategies for the treatment of patients with type 2
doi:10.1002/9781118512074.ch37.
Siegel, R Chung, S., Azar, K. M., Baek, M., Lauderdale, D. S., & Palaniappan, L. P.
(2014). Reconsidering the Age Thresholds for Type II Diabetes Screening in the