Anda di halaman 1dari 22

Pengukuran lingkar perut dalam pendeteksian obesitas

Abstrak

Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan


energi (makan, minum) dengan energi yang digunakan dalkam waktu lama.Salah satu cara yang
dapat digunakan untuk mengetahui obesitas yaitu dengan memeriksangecekngecek lingkar
perut. Batas aman lingkar perut normal akan berbeda sesuai jenis kelamin, antara lain;
perempuan 80 cm dan laki-laki 90 cm. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai obesitasdan deteksi terhadap obesitas.
Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan tentang tanda dan gejala-gejala umum obesitas dan
faktor risiko penyakit apabila mengalami obesitas yaitu diabetes mellitus, pengukuran lingkar
perut dan pengecekankadar glukosa darah. Hasil dari kegiatan ini adalahdata lingkar perut dan
kadar glukosa darah masyarakat, terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang obesitas,
dan faktor risiko penyakit apabila terjadi obesitas serta upaya promotif dan preventif dari
obesitas tersebut. Perlu dilakukan kegiatan pengabdian yang berkesinambungan kepada
masyarakat sehingga kesehatan masyarakat bisameningkat.

Kata Kunci:obesitas, lingkar perut, gula darah

Abstract

Abdominal circumference measurement in obesity detection.Obesity is an excessive accumulation of fat


due to an imbalance in energy intake (eating, drinking) with energy used for a long time. One way that can
be used to determine obesity is by checking the circumference of the abdomen. The safe limits for normal
abdominal circumference will differ according to gender, including; 80 cm for women and 90 cm for men.
This community service activity aims to increase public knowledge about obesity and detection
screeningdetection of obesity. The activities carried out were in the form of counseling about the general
signs and symptoms of obesity and risk factors for disease when obese, namely diabetes mellitus, measuring
abdominal circumference and checking blood glucose levels. The results of this activity are data on
abdominal circumference and blood glucose levels, there is an increase in public knowledge about obesity,
and risk factors for disease in the event of obesity as well as promotive and preventive efforts from obesity.
It is necessary to carry out continuous service activities to the community so that public health can improve.
Keywords:obesity, belly circumference, blood sugar

1. PENDAHULUAN

Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat

ketidakseimbangan asupan energy (energy intake) dengan energi yang digunakan

(energy expenditure) dalam waktu yang lama.1Prevalensi overweight dan obesitas terus

meningkat dengan cepat.Obesitas telah menjadipandemik global diseluruh dunia dan


dinyatakan olehWorld Health Organization (WHO) sebagai masalahkesehatan kronis

terbesar pada orang dewasa.2 Berdasarkan data WHO tahun 2008, lebih dari 1.4 miliar

orang dewasa yang mengalami overweight dan lebih dari 500 juta orang dewasa di dunia

mengalami obesitas.1 Data WHO tahun 2013 menyatakan bahwa obesitas berkaitan erat

dengan kejadian penyakit tidak menular (PTM) dan menyebabkan kematian pada 2,8 juta

orang dewasa setiap tahunnya.1Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), di

Indonesia menunjukkan peningkatan prevalensi obesitas pada penduduk berusia >18

tahun dari 11,7% pada tahun 2010 menjadi 15,4% pada tahun 2013.1

Obesitas merupakan epidemik global sehingga menjadi masalah kesehatan yang

harus segera diatasi.1Overweight dan obesitas memiliki risiko mengalami mengalami

menjadidiabetes mellitus sebesar 44%.1 Peningkatan prevalensi berat badan dan obesitas

berkaitan dengan peningkatan angka kejadian diabetes mellitus dan angka kematian. 2

Oleh sebab itu, diperlukan pencegahan terhadap obesitas. Salah satu indikator penting

dalam mendeteksi obesitas adalah pengukuran lingkar perut.International Diabetes

Federation (IDF) mengeluarkan kriteria ukuran lingkar perut obesitas berdasarkan etnis,

antara lain: etnis China, Asia Selatan, Melayu dan Asia India dikatakan obesitas apabila

lingkar perut laki-laki>90 cm dan perempuan >80 cm, etnis eropa dikatakan obesitas

apabila lingkar perut laki-laki >94 cm dan perempuan >80 cm. 3Pengukuran lingkar perut

penting dalam mendeteksi obesitas dan pencegahan dari penyakit tidak menular seperti

diabetes melitus.

Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pengukuran lingkar perut dan

pengecekan kadar gula darah sewaktu. Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah kerja

Puskesmas Talang Ratu.Selain pengukuran di atas dilakukan juga penyuluhan dan

pembagian leaflet mengenai obesitas, cara mendeteksi obesitas, cara mengatasi obesitas

dan penjelasan mengenai penyakit tidak menular yang berhubungan dengan obesitas.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai obesitas

dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan obesitas tersebut.


2. TINJAUANPUSTAKA

Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat

ketidakseimbangan asupan energy (energy intake) dengan energi yang digunakan

(energy expenditure) dalam waktu yang lama.1Obesitas khususnya obesitas abdominal

(sentral) erat kaitannya dengan kejadian penyakit tidak menular dan penyakit

metabolik seperti diabetes mellitus. 2Obesitas sentral adalah penumpukan lemak di

abdomen.1,4Obesitas sentral ini erat kaitannya dengan masalah kesehatan dibandingkan

obesitas umum.Lemak tubuh yang terkumpul di bagian sentral tubuh dan melingkupi

organ internal merupakan lemak viseral.4 Kelebihan lemak visceral ini erat kaitannya

dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler, penyakit metabolik seperti

hipertensi, dislipidemia, dan diabetes tipe II, dan resistensi insulin. 5

Obesitas secara umum disebabkan oleh berbagai macam faktor risiko antara lain

perilaku tidak sehat, diet tidak sehat dan tidak seimbang, pola aktivitas fisiksedentary

(kurang gerak), pola makan yang kepadatan energinya tinggi (tinggi lemak, gula dan

kurang serat), obat-obatan steroid dan hormonal dalam jangka waktu lama.dan jugaSelain

itu Dan juga terdapat faktor risiko lain sepertiusia, jenis kelamin, dan genetik. 3Obesitas

sentral dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain perubahan gaya hidup,

tingginya konsumsi alkohol dan makanan berlemak, rendahnya konsumsi sayuran dan

buah, aktivitas fisik yang kurang, dan juga peningkatan usia. 6,7Pertambahan usia

menyebabkan meningkatnya kompoisisisi lemak di dalam tubuhdan kecepatan metabolik

menurun.8Stress terutama pada orang tua cenderung membuat penimbunan lemak di area

perut.8

Pendeteksian obesitas sentral ini dapat dilakukan dengan mengukur lingkar perut. 3

Lingkar perut berbeda tergantung dengan etnis atau suku. Berdasarkan International

Diabetes Federation (IDF) etnis China, Asia Selatan, Melayu dan Asia India dikatakan

obesitas apabila lingkar perut laki-laki >90 cm dan perempuan >80 cm, .,Pada etnis eropa
dikatakan obesitas apabila lingkar perut laki-laki >94 cm dan perempuan >80 cm. Batas

aman lingkar perut normal pada etnis melayu untuk perempuan sekitar 80 cm dan laki-

laki sekitar 90 cm.3

Dampak obesitas sentral bagi kesehatan antara lain resistensi insulin dan gangguan

toleransi glukosa sehingga menyebabkan perubahan pada kadar gula darah.8Kadar lemak

trigliserida dan kolesterol yang tinggi pada penderita obesitas menyebabkan insulin yang

dihasilkan oleh pankreas tidak dapat bekerja optimal dalam membantu sel-sel tubuh

menyerap glukosasehingga terjadi peningkatan gula darah. 6,9 Perubahan gula darah ini

menyebabkan kondisi prediabetes. Prediabetes akan menjadi diabetes tipe II selama kurun

waktu sekitar10 tahun.10Pada penderita obesitas juga akan timbul sindroma metabolik

yaitu peningkatan trigliserida, peningkatan tekanan darah, penurunan kolesterol HDL

dan resistensi insulin disertai gangguan toleransi glukosa. 3,9Sindroma metabolik ini erat

kaitannya dengan kejadian mortalitas pada penderitaobesitas terutama obesitas

sentral.9Penyakit lain yang dapat timbul akibat obesitas yaitu perburukan asma,

osteoarthritis lutut dan pinggul, pembentukan batu empedu, nyeri pinggang (low back

pain) serta sleep apnoe (henti napas saat tidur).3

Berbagai cara dilakukan untuk dapat mengatasi obesitas antara lain melalui

pengaturan pola makan mencakup jenis, jumlah dan jadwal dan pengolahan bahan

makanan. Hal lainnya berupa,, pengaturan aktivitas fisik melalui peningkatan aktivitas

fisik yang gerakannya terstruktur, terencana dan berkesinambungan dengan melibatkan

gerakan tubuh yang berulang-ulang dengan intensitas rendah sampai sedang. 1,3 Selain itu,

pengaturan pola emosi makan dan pola tidur juga sangat berpengaruh pada pengelolaan

obesitas.3 Pola emosi makan merupakan suatu kebiasaan makan berlebihan dan memilih

makanan yang tidak sehat yaitu tinggu gula, garam dan lemak. 3 Pola tidur yang kurang

dapat menyebabkan hormon leptin terganggu sehingga menyebabkan rasa lapar tidak

terkontrol.3
Angka kejadian obesitas yang terus meningkat lebih dari dua kali lipat setiap tahun

dan menjadi masalah kesehatan global yang harus segera diatasi. 1,3 Oleh karena itu, perlu

dilakukan tindakan pengendalian obesitas. Salah satu carayaitu dengan melakukan

program pengabdian masyarakat terkait obesitas dan penyakit yang ditimbulkan oleh

obesitas melalui penyuluhan mengenai obesitas serta cara mencegah dan mengatasi

obesitas dan juga melalui pemeriksaan lingkar perut pada masyarakat secara berkala.

3. METODE

Sasarandalamkegiatanini adalah masyarakatyang tinggal di wilayah kerja

Puskesmas Talang Ratu 20 Ilir D. IV, Kecamatan Ilir timur I, Kota Palembang

berjumlah 33orang. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan tujuan agar

masyarakat mampu mendeteksi obesitas dan penyakit tidak menular yang

dapat dipicu oleh obesitas seperti diabetes mellitus, serta mampu mengatasi

obesitas.Upaya preventif dan promotif diperlukan untuk mencegah terjadinya

obesitas serta perlu peningkatan kesadaran untuk melakukan

pemeriksaankesehatansecaraberkalasehinggadapatditatalaksanasecaradinidan

mencegah terjadinya penyakit yang tidakdiinginkan.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan berupa pemeriksaan

lingkar perut, kadar glukosa darah serta penyuluhan mengenai obesitas

dantata cara mengatasi obesitas.

Metode kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

3.1 Edukasi Kesehatan (penyuluhan) dan PemberianLeaflet

Masyarakat

diberikaninformasimelaluiceramah,pembimbingansertapemberianleaflettenta
ng obesitas, cara pendeteksian obesitas melalui pengukuran lingkar perut dan

tata cara mengatasi obesitas serta penyakit tidak menular yang dapat

ditimbulkan oleh obesitas seperti diabetes mellitus.

3.2. Skrining Dini

Skrining dini obesitas dan penyakitmelalui pemeriksaan lingkar perut dan

kadar gula darah, yang kemudian dilanjutkan dengan edukasi dan konsultasi

kesehatan.

3.3. Pemantauan

Pemantauan dilakukan untuk mengetahui keberhasilan begitu banyaknya

warga yang antusias menghadiri, dan pemahaman warga dari kegiatan

pengabdian yang telah dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa.

4. PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul : “Pengukuran lingkar perut dalam

pendeteksian obesitas” telah dilaksanakan di Puskesmas Talang Ratu 20 Ilir D. IV,

Kecamatan Ilir timur I, Kota Palembang pada hari Jumat, 24 Juni 2022. Kegiatan ini diikuti

oleh masyarakat yang berada di wilayah Puskesmas. Kegiatan dimulai dengan

pemeriksaankadar glukosa darah sewaktu, lingkar perut, berat badan, dan tinggi badan

kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan yang berisi tentang obesitas, pendeteksian

obesitas melalu pengukuran lingkar perut dan IMT, penyakit yang dapat dipicu oleh

obesitas dan cara mengatasi obesitas. Penyuluhan disertai dengan pembagian leaflet yang

menarik agar informasi kesehatan yang diberikan saat penyuluhan dapat dibaca kembali

oleh peserta kegiatan.

Salah satu cara untuk mendeteksi obesitas sentral melalui pengukuran lingkar

perut.2International Diabetes Federation (IDF) mengeluarkan kriteria ukuran lingkar perut


obesitas berdasarkan etnis, antara lain: etnis China, Asia Selatan, Melayu dan Asia India

dikatakan obesitas apabila lingkar perut laki-laki >90 cm dan perempuan >80 cm, etnis

eropa dikatakan obesitas apabila lingkar perut laki-laki >94 cm dan perempuan >80 cm.

Batas aman lingkar perut normal pada etnis melayu untuk perempuan sekitar 80 cm dan

laki-laki sekitar 90 cm.3

Leaflet Kegiatan

Kegiatan pengabdian ini yang bertujuan mendeteksi obesitas dan

penyakit tidak menular yang disebabkan obesitas melalui pemeriksaan lingkar

perut dan gula darah sewaktu yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.


Pemeriksaan Lingkar Perut dan Gula Darah Sewaktu

Penyuluhan
Berikut hasil pemeriksaan lingkar perut dan gula darah sewaktu pada

kegiatan pengabdian masyarakat ini yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Lingkar Perut berdasarkan Jenis Kelamin pada Masyarakat di
Puskesmas Talang Ratu

Jenis Lingkar Perut


Kelamin <=80cm >80 cm Total
Laki-laki 0(_0__%) 10(_100__%) 10
Perempuan 4(_17.4__%) 19(_82.6__ 23
%)
Total 4 29 33
Pada tabel di atas, sebagian besar masyarakat baik yang berjenis kelamin

laki-laki maupun perempuan memiliki lingkar perut di atas 80.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Lingkar Perut dan Kadar Gula Darah Sewaktu pada Masyarakat
di Puskesmas Tallang Ratu

Kadar Gula Darah Sewaktu


Lingkar <80 80-120 >120 Total
Perut
< 80 1 (__25_%) 3(_75__%) 0(_0__%) 4
> 80 6(_20.6__%) 12(_41.3__%) 11(_37.9__%) 29
Total 7(_21.21__%) 15(_45.54__%) 11(_33.33__%) 33

Pada tabel diatas jumlah masyarakat yang memiliki lingkar perut diatas 80 sebesar 29

orang (87,8%) dengan kadar gula darah di atas 120 sebesar 11 orang. Sehingga dapat

disimpulkan, sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu

mengalami obesitas sentral.Obesitas sentral erat kaitannya dengan penyakit metabolik

seperti diabetes mellitus. 2 Obesitas bisa diatasi melalui penerapan gizi seimbang

antara lain mengkonsumsi beragam makanan pokok, makan sayur dan cukup

buah-buahan, mengkonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi, batasi

konsumsi manis, asin dan berlemak, dan minum air putih yang cukup. 3
10

5. SIMPULAN

Kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan judul “Pengukuran Lingkar

Perut dalam Pendeteksian Obesitas” di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu 20

Ilir D. IV, Kecamatan Ilir timur I, Kota Palembang telah terlaksana dan dapat

menambah pengetahuan masyarakat dan hasil dari penilaian kuesioner warga

menjawab benar dengan lebih banyak dengan materi tentang obesitas, indikator

obesitas melalui pengukuran lingkar perut serta penyakit tidak menular yang erat

kaitannya dengan obesitas seperti diabetes melitus serta upaya promotif dan

preventif yang dapat dilakukan dalam mengatasi obesitas sehingga

meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke fasilitas

pelayanan kesehatan terdekat secara rutin.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan banyak terima kasih sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu sehingga pengabdian ini dapat terlaksana dengan

baik, terutama kepada Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya,

Palembang, Ketua Pusat Pelayanan dan Pengembangan (PPP-LPPM)UNSRI,

Kepala dan Staf Puskesmas Talang Ratu serta masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Talang Ratu.


11

Referensi

1. Indonesia KKR. Panduan Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesiitas


(gentas). Published online 2017.
2. Septyaningrum N, Martini S. Lingkar Perut Mempunyai Hubungan Paling Kuat
dengan Kadar Gula Darah. J Berk Epidemiol. 2014;2(1):48-58.
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Epidemi Obesitas. Published online 2014.
4. Sofa IM. Kejadian Obesitas, Obesitas Sentral, dan Kelebihan Lemak Viseral pada
Lansia Wanita. Amerta Nutr. 2018;2(3):228. doi:10.20473/amnt.v2i3.2018.228-236
5. Tatsumi Y, Nakao YM, Masuda I, et al. Risk for metabolic diseases in normal weight
individuals with visceral fat accumulation: A cross-sectional study in Japan. BMJ Open.
2017;7(1). doi:10.1136/bmjopen-2016-013831
6. Nugroho KPA, Triandhini RLNKR, Haika SM, et al. Puskesmas Sidorejo Kidul
Identification of Obesity in Eldery in Working Areas of Puskesmas. Media Ilmu Kesehat.
2018;7(3):213-222.
7. Sugianti E, . H, Afriansyah N. Faktor Risiko Obesitas Sentral Pada Orang Dewasa Di
DKI Jakarta: Analisis Lanjut Data RISKESDAS 2007. Gizi Indones. 2014;32(2):105-116.
doi:10.36457/gizindo.v32i2.73
8. Makful NA, Priyani D, Studi P, et al. Hubungan antara Obesitas dengan Peningkatan
Kadar Gula Darah Pada Guru-Guru Di Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa
Rawamangun Jakarta Timur. Afiat.:523-534.
9. Masi G OW. Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Diabetes Melitus di Wilayah Kerja
Puskesmas Ranomut Kota Manado. e-Journal keperawatan. 2018;6(1):1-6.
10. Purwandari H. Hubungan Obesitas Dengan Kadar Gula Darah Pada Karyawan Di Rs
Tingkat Iv. Ef Issn 0854-1922. 2014;01:65-72.
12

Pengukuran lingkar perut dalam pendeteksian obesitas

Abstrak

Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan


energi (makan, minum) dengan energi yang digunakan dalam waktu lama.Salah satu cara yang
dapat digunakan untuk mengetahui obesitas yaitu dengan mengecek lingkar perut. Batas aman
lingkar perut normal akan berbeda sesuai jenis kelamin, antara lain; perempuan 80 cm dan laki-
laki 90 cm. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai obesitasdan deteksi terhadap obesitas. Kegiatan yang
dilakukan berupa penyuluhan tentang tanda dan gejala-gejala umum obesitas dan faktor risiko
penyakit apabila mengalami obesitas yaitu diabetes mellitus, pengukuran lingkar perut dan
pengecekan kadar glukosa darah. Hasil dari kegiatan ini adalahdata lingkar perut dan kadar
glukosa darah masyarakat, terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang obesitas, dan
faktor risiko penyakit apabila terjadi obesitas serta upaya promotif dan preventif dari
obesitastersebut. Perlu dilakukan kegiatan pengabdian yang berkesinambungan kepada
masyarakat sehingga kesehatan masyarakat bisameningkat.

Kata Kunci:obesitas, lingkar perut, gula darah

Abstract

Abdominal circumference measurement in obesity detection.Obesity is an excessive accumulation of fat


due to an imbalance in energy intake (eating, drinking) with energy used for a long time. One way that can
be used to determine obesity is by checking the circumference of the abdomen. The safe limits for normal
abdominal circumference will differ according to gender, including; 80 cm for women and 90 cm for men.
This community service activity aims to increase public knowledge about obesity and detection of obesity.
The activities carried out were in the form of counseling about the general signs and symptoms of obesity
and risk factors for disease when obese, namely diabetes mellitus, measuring abdominal circumference and
checking blood glucose levels. The results of this activity are data on abdominal circumference and blood
glucose levels, there is an increase in public knowledge about obesity, and risk factors for disease in the
event of obesity as well as promotive and preventive efforts from obesity. It is necessary to carry out
continuous service activities to the community so that public health can improve.
Keywords:obesity, belly circumference, blood sugar

6. PENDAHULUAN

Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat

ketidakseimbangan asupan energy (energy intake) dengan energi yang digunakan

(energy expenditure) dalam waktu yang lama.1Prevalensi overweight dan obesitas terus
13

meningkat dengan cepat.Obesitas telah menjadipandemik global diseluruh dunia dan

dinyatakan olehWorld Health Organization (WHO) sebagai masalahkesehatan kronis

terbesar pada orang dewasa.2 Berdasarkan data WHO tahun 2008, lebih dari 1.4 miliar

orang dewasa yang mengalami overweight dan lebih dari 500 juta orang dewasa di dunia

mengalami obesitas.1 Data WHO tahun 2013 menyatakan bahwa obesitas berkaitan erat

dengan kejadian penyakit tidak menular (PTM) dan menyebabkan kematian pada 2,8 juta

orang dewasa setiap tahunnya.1Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), di

Indonesia menunjukkan peningkatan prevalensi obesitas pada penduduk berusia >18

tahun dari 11,7% pada tahun 2010 menjadi 15,4% pada tahun 2013.1

Obesitas merupakan epidemik global sehingga menjadi masalah kesehatan yang

harus segera diatasi.1Overweight dan obesitas memiliki risiko mengalami diabetes mellitus

sebesar 44%.1 Peningkatan prevalensi berat badan dan obesitas berkaitan dengan

peningkatan angka kejadian diabetes mellitus dan angka kematian. 2 Oleh sebab itu,

diperlukan pencegahan terhadap obesitas. Salah satu indikator penting dalam mendeteksi

obesitas adalah pengukuran lingkar perut.International Diabetes Federation (IDF)

mengeluarkan kriteria ukuran lingkar perut obesitas berdasarkan etnis, antara lain: etnis

China, Asia Selatan, Melayu dan Asia India dikatakan obesitas apabila lingkar perut laki-

laki>90 cm dan perempuan >80 cm, etnis eropa dikatakan obesitas apabila lingkar perut

laki-laki >94 cm dan perempuan >80 cm.3Pengukuran lingkar perut penting dalam

mendeteksi obesitas dan pencegahan dari penyakit tidak menular seperti diabetes melitus.

Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pengukuran lingkar perut dan

pengecekan kadar gula darah sewaktu. Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah kerja

Puskesmas Talang Ratu.Selain pengukuran di atas dilakukan juga penyuluhan dan

pembagian leaflet mengenai obesitas, cara mendeteksi obesitas, cara mengatasi obesitas

dan penjelasan mengenai penyakit tidak menular yang berhubungan dengan obesitas.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai obesitas

dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan obesitas tersebut.


14

7. TINJAUANPUSTAKA

Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat

ketidakseimbangan asupan energy (energy intake) dengan energi yang digunakan

(energy expenditure) dalam waktu yang lama.1Obesitas khususnya obesitas abdominal

(sentral) erat kaitannya dengan kejadian penyakit tidak menular dan penyakit

metabolik seperti diabetes mellitus. 2Obesitas sentral adalah penumpukan lemak di

abdomen.1,4Obesitas sentral ini erat kaitannya dengan masalah kesehatan dibandingkan

obesitas umum.Lemak tubuh yang terkumpul di bagian sentral tubuh dan melingkupi

organ internal merupakan lemak viseral.4 Kelebihan lemak visceral ini erat kaitannya

dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler, penyakit metabolik seperti

hipertensi, dislipidemia, dan diabetes tipe II, dan resistensi insulin. 5

Obesitas secara umum disebabkan oleh berbagai macam faktor risiko antara lain

perilaku tidak sehat, diet tidak sehat dan tidak seimbang, pola aktivitas fisiksedentary

(kurang gerak), pola makan yang kepadatan energinya tinggi (tinggi lemak, gula dan

kurang serat), obat-obatan steroid dan hormonal dalam jangka waktu lama dan juga

terdapat faktor risiko lain sepertiusia, jenis kelamin, dan genetik. 3Obesitas sentral dapat

disebabkan oleh berbagai faktor antara lain perubahan gaya hidup, tingginya konsumsi

alkohol dan makanan berlemak, rendahnya konsumsi sayuran dan buah, aktivitas fisik

yang kurang, dan juga peningkatan usia. 6,7Pertambahan usia menyebabkan meningkatnya

kompisisi lemak di dalam tubuhdan kecepatan metabolik menurun. 8Stress terutama pada

orang tua cenderung membuat penimbunan lemak di area perut. 8

Pendeteksian obesitas sentral ini dapat dilakukan dengan mengukur lingkar perut. 3

Lingkar perut berbeda tergantung dengan etnis atau suku. Berdasarkan International

Diabetes Federation (IDF) etnis China, Asia Selatan, Melayu dan Asia India dikatakan

obesitas apabila lingkar perut laki-laki >90 cm dan perempuan >80 cm, etnis eropa

dikatakan obesitas apabila lingkar perut laki-laki >94 cm dan perempuan >80 cm. Batas
15

aman lingkar perut normal pada etnis melayu untuk perempuan sekitar 80 cm dan laki-

laki sekitar 90 cm.3

Dampak obesitas sentral bagi kesehatan antara lain resistensi insulin dan gangguan

toleransi glukosa sehingga menyebabkan perubahan pada kadar gula darah.8Kadar lemak

trigliserida dan kolesterol yang tinggi pada penderita obesitas menyebabkan insulin yang

dihasilkan oleh pankreas tidak dapat bekerja optimal dalam membantu sel-sel tubuh

menyerap glukosasehingga terjadi peningkatan gula darah. 6,9 Perubahan gula darah ini

menyebabkan kondisi prediabetes. Prediabetes akan menjadi diabetes tipe II selama kurun

waktu sekitar 10 tahun.10Pada penderita obesitas juga akan timbul sindroma metabolik

yaitu peningkatan trigliserida, peningkatan tekanan darah, penurunan kolesterol HDL

dan resistensi insulin disertai gangguan toleransi glukosa. 3,9Sindroma metabolik ini erat

kaitannya dengan kejadian mortalitas pada penderitaobesitas terutama obesitas

sentral.9Penyakit lain yang dapat timbul akibat obesitas yaitu perburukan asma,

osteoarthritis lutut dan pinggul, pembentukan batu empedu, nyeri pinggang (low back

pain) serta sleep apnoe (henti napas saat tidur).3

Berbagai cara dilakukan untuk dapat mengatasi obesitas antara lain melalui

pengaturan pola makan mencakup jenis, jumlah dan jadwal dan pengolahan bahan

makanan, pengaturan aktivitas fisik melalui peningkatan aktivitas fisik yang gerakannya

terstruktur, terencana dan berkesinambungan dengan melibatkan gerakan tubuh yang

berulang-ulang dengan intensitas rendah sampai sedang. 1,3 Selain itu, pengaturan pola

emosi makan dan pola tidur juga sangat berpengaruh pada pengelolaan obesitas. 3 Pola

emosi makan merupakan suatu kebiasaan makan berlebihan dan memilih makanan yang

tidak sehat yaitu tinggi gula, garam dan lemak.3 Pola tidur yang kurang dapat

menyebabkan hormon leptin terganggu sehingga menyebabkan rasa lapar tidak

terkontrol.3

Angka kejadian obesitas yang terus meningkat lebih dari dua kali lipat setiap tahun

dan menjadi masalah kesehatan global yang harus segera diatasi. 1,3 Oleh karena itu, perlu
16

dilakukan tindakan pengendalian obesitas. Salah satu cara yaitu dengan melakukan

program pengabdian masyarakat terkait obesitas dan penyakit yang ditimbulkan oleh

obesitas melalui penyuluhan mengenai obesitas serta cara mencegah dan mengatasi

obesitas dan juga melalui pemeriksaan lingkar perut pada masyarakat secara berkala.

8. METODE

Sasaran dalam kegiatan ini adalah masyarakat yang tinggal di wilayah

kerja Puskesmas Talang Ratu 20 Ilir D. IV, Kecamatan Ilir timur I, Kota

Palembang berjumlah 33 orang.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan berupa pemeriksaan

lingkar perut, kadar glukosa darah serta penyuluhan mengenai obesitas

dantata cara mengatasi obesitas.

Metode kegiatan yang telah dilakukan pertama adalah dengan melakukan

edukasi kesehatan (penyuluhan) dan pemberian leaflet. Masyarakat diberikan

informasi melalui ceramah, pembimbingan serta pemberian leaflet tentang

obesitas, cara pendeteksian obesitas melalui pengukuran lingkar perut dan

tata cara mengatasi obesitas serta penyakit tidak menular yang dapat

ditimbulkan oleh obesitas seperti diabetes mellitus. Tahap kedua

melaksanakan skrining dini terhadap peserta. Skrining dini obesitas dan

penyakitmelalui pemeriksaan lingkar perut dan kadar gula darah, yang

kemudian dilanjutkan dengan edukasi dan konsultasi kesehatan. Dan yang

terakhir melakukan pemantauan. Pemantauan dengan penambah pengetahuan

masyarakat tentang obesitas sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat

untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat secara rutin

dapat menjadi indikator keberhasilan dari kegiatan pengabdian yang telah


17

dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa.

9. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul : “Pengukuran lingkar perut dalam

pendeteksian obesitas” telah dilaksanakan di Puskesmas Talang Ratu 20 Ilir D. IV,

Kecamatan Ilir timur I, Kota Palembang pada hari Jumat, 24 Juni 2022. Kegiatan ini diikuti

oleh 33 orang peserta yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 23 orang perempuan. Peserta

di periksa kadar glukosa darah sewaktunya, lingkar perut, berat badan, dan tinggi badan

kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan yang berisi tentang obesitas, pendeteksian

obesitas melalui pengukuran lingkar perut dan IMT, penyakit yang dapat dipicu oleh

obesitas dan cara mengatasi obesitas. Penyuluhan disertai dengan pembagian leaflet yang

menarik agar informasi kesehatan yang diberikan saat penyuluhan dapat dibaca kembali

oleh peserta kegiatan.

Gambar 1. Leaflet Informasi obesitas dan cara mengatasinya

Kegiatan pengabdian ini yang bertujuan mendeteksi obesitas dan

penyakit tidak menular yang disebabkan obesitas melalui pemeriksaan lingkar

perut dan gula darah sewaktu yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa
18

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

(a) (b)

Gambar 2. (a) Mahasiswa Melakukan Pemeriksaan Lingkar Perut kepada Masyarakat dan
(b)Mahasiswa Melakukan Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu Kepada Masyarakat

Gambar 3. Proses Penyuluhan yang dilakukan Narasumber kepada Masyarakat

Berikut hasil pemeriksaan lingkar perut dan gula darah sewaktu pada

kegiatan pengabdian masyarakat ini yang disajikan pada tabel berikut:


19

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Lingkar Perut berdasarkan Jenis Kelamin pada Masyarakat di
Puskesmas Talang Ratu

Jenis Kelamin Lingkar Perut


<80 >80 Total
Laki-laki 0 10 10
Perempuan 4 19 23
Total 4 29 33
Pada tabel di atas, sebagian besar masyarakat baik yang berjenis kelamin

laki-laki maupun perempuan memiliki lingkar perut di atas 80.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Lingkar Perut dan Kadar Gula Darah Sewaktu pada Masyarakat
di Puskesmas Talang Ratu

Kadar Gula Darah Sewaktu


Lingkar Perut <80 80-120 >120 Total
< 80 1 3 0 4
> 80 6 12 11 29
Total 7 15 11 33

Pada tabel diatas jumlah masyarakat yang memiliki lingkar perut diatas 80 sebesar 29

orang (87,8%) dengan kadar gula darah di atas 120 sebesar 11 orang. Sehingga dapat

disimpulkan, sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu

mengalami obesitas sentral. Berdasarkan prevalensi obesitas sentral pada penduduk umur

≧ 15 tahun menurut Riskesdas, 2018 Sumatera Selatan berada pada peringkat 6 teratas

dengan 27,1% penduduk yang mengalami obesitas sentral. 11 Obesitas sentral erat

kaitannya dengan penyakit metabolik seperti diabetes mellitus.2 Obesitas bisa diatasi

melalui penerapan gizi seimbang antara lain mengkonsumsi beragam makanan

pokok, makan sayur dan cukup buah-buahan, mengkonsumsi lauk pauk yang

mengandung protein tinggi, batasi konsumsi manis, asin dan berlemak, dan

minum air putih yang cukup.3

Setelah dilaksanakannya penyuluhan dan skrining dini terhadap peserta, masyarakat

mengalami peningkatan pengetahuan tentang obesitas, dan faktor risiko penyakit apabila

terjadi obesitas serta upaya promotif dan preventif dari obesitas. Sehingga masyarakat
20

dapat segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat secara berkala.

10. SIMPULAN

Kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan judul “Pengukuran Lingkar

Perut dalam Pendeteksian Obesitas” di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu 20

Ilir D. IV, Kecamatan Ilir timur I, Kota Palembang telah terlaksana dengan di

ikuti total 33 peserta. Hasil dari penyuluhan telah menambah pengetahuan

masyarakat tentang obesitas, indikator obesitas melalui pengukuran lingkar perut

serta penyakit tidak menular yang erat kaitannya dengan obesitas seperti diabetes

melitus serta upaya promotif dan preventif yang dapat dilakukan dalam

mengatasi obesitas sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk

memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat secara rutin.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan banyak terima kasih sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu sehingga pengabdian ini dapat terlaksana dengan

baik, terutama kepada Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya,

Palembang, Ketua Pusat Pelayanan dan Pengembangan (PPP-LPPM)UNSRI,

Kepala dan Staf Puskesmas Talang Ratu serta masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Talang Ratu.


21

Referensi

1. Indonesia KKR. Panduan Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas


(gentas). Published online 2017. Panduan GENTAS - Direktorat P2PTM
(kemkes.go.id). diakses pada 25 Juni 2022.
2. Septyaningrum N, Martini S. Lingkar Perut Mempunyai Hubungan Paling Kuat
dengan Kadar Gula Darah. J Berk Epidemiol. 2014;2(1):48-58.
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Epidemi Obesitas. Published online 2014.
4. Sofa IM. Kejadian Obesitas, Obesitas Sentral, dan Kelebihan Lemak Viseral pada
Lansia Wanita. Amerta Nutr. 2018;2(3):228. doi:10.20473/amnt.v2i3.2018.228-236
5. Tatsumi Y, Nakao YM, Masuda I, et al. Risk for metabolic diseases in normal weight
individuals with visceral fat accumulation: A cross-sectional study in Japan. BMJ Open.
2017;7(1). doi:10.1136/bmjopen-2016-013831
6. Nugroho KPA, Triandhini RLNKR, Haika SM, et al. Puskesmas Sidorejo Kidul
Identification of Obesity in Elderly in Working Areas of Puskesmas. Media Ilmu
Kesehat. 2018;7(3):213-222.
7. Sugianti E, . H, Afriansyah N. Faktor Risiko Obesitas Sentral Pada Orang Dewasa Di
DKI Jakarta: Analisis Lanjut Data RISKESDAS 2007. Gizi Indones. 2014;32(2):105-116.
doi:10.36457/gizindo.v32i2.73
8. Makful NA, Priyani D, Studi P, et al. Hubungan antara Obesitas dengan Peningkatan
Kadar Gula Darah Pada Guru-Guru Di Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa
Rawamangun Jakarta Timur. Afiat. 2018; 4(1):523-534.
9. Masi G OW. Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Diabetes Melitus di Wilayah Kerja
Puskesmas Ranomut Kota Manado. e-Journal keperawatan. 2018;6(1):1-6.
10. Purwandari H. Hubungan Obesitas Dengan Kadar Gula Darah Pada Karyawan Di Rs
Tingkat Iv Madiun. JURNAL KESEHATAN STIKES SBN. 2018;01(2):65-72.
11. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Nasional RISKESDAS 2018.
publish online 2019. Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf (kemkes.go.id). Diakses
pada 29 Juli 2022.
22

Anda mungkin juga menyukai