Anda di halaman 1dari 12

Cari Dokter & Buat Janji Temu

Beranda
 Tentang Kami
 Cabang
 Spesialisasi
 Fasilitas Layanan

Login / Daftar

 Beranda
 Artikel
 11 Bahaya Obesitas yang Harus Diwaspadai dan Pencegahannya

11 Bahaya Obesitas yang Harus


Diwaspadai dan Pencegahannya
Mitra Keluarga - 24 August 2023 7284 reads

Bagikan
Artikel Kesehatan

Obesitas atau kegemukan, adalah kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh. Terdapat
dampak dan bahaya obesitas yang merugikan bagi kesehatan karena dapat menyebabkan
berbagai penyakit hingga menurunkan harapan hidup.

Sebagian besar penyebab obesitas yaitu kombinasi antara kelebihan asupan energi makanan
dan kurangnya aktivitas fisik. Selain itu, meningkatnya ketergantungan masyarakat pada
makanan yang padat energi dan cepat saji yang mengandung karbohidrat, gula, atau lemak
juga meningkatkan risiko kegemukan.

Lalu, apa saja bahaya obesitas bagi kesehatan? Bisakah obesitas dicegah? Yuk, cari tahu
penjelasannya pada artikel berikut.

Baca juga: 7 Jenis Makanan Sehat untuk Jantung dan Pantangannya

Kapan seseorang dikatakan obesitas?


Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi
(energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.

Kondisi ini merupakan hasil perpaduan antara faktor genetik dan faktor lingkungan.

Untuk mengetahui apakah Sahabat MIKA obesitas atau overweight, hanya perlu menghitung
indeks massa tubuh (IMT/BMI) dengan rumus berikut:

BMI = berat badan (kg) / (tinggi (m) x tinggi (m))

Seseorang dikatakan kelebihan berat badan (overweight) apabila BMI lebih besar dari 25.
Namun, jika angkanya mencapai 30 atau lebih, artinya sudah masuk ke dalam kategori
obesitas yang harus diwaspadai.

Secara umum obesitas dapat dibagi atas dua kelompok besar yakni:

1. Obesitas Tipe Android (sentral): banyak dialami oleh kaum pria dengan badan
berbentuk gendut seperti gentong, perut membuncit ke depan. Risiko yang timbul
diantaranya penyakit jantung koroner, diabetes, dan stroke.
2. Obesitas Tipe Ginoid: banyak pada kaum wanita terutama yang telah masuk masa
menopause. Cirinya yaitu panggul dan pantatnya besar, dari jauh tampak seperti buah
pir.
Bahaya dan dampak obesitas

Obesitas dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit tertentu yang juga dipicu oleh asupan
makanan yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, kerentanan genetik, gangguan endokrin,
obat-obatan, hingga penyakit psikiatri.

Berikut ini beberapa bahaya obesitas bagi tubuh:

1. Penyakit jantung dan stroke

Kementerian Kesehatan RI menjelaskan kalau obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit


penyakit jantung koroner sampai empat kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang memiliki
berat badan normal.

Orang dengan berat badan berlebih dapat memicu lonjakan kadar kolesterol jahat (LDL) dan
trigliserida tetapi di sisi lain juga menurunkan kadar kolesterol baik. Hal inilah yang menjadi
faktor risiko penyakit jantung.

Sementara, risiko stroke meningkat terjadi saat lemak berlebih membuat peradangan jaringan
tubuh sehingga meningkatkan penyumbatan darah.

2. Diabetes
Obesitas dapat mempengaruhi cara tubuh menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula
darah. Ketika seseorang memiliki berat badan berlebih, maka akan meningkatkan kadar asam
lemak dan peradangan.

Hal ini akan menyebabkan resistensi insulin, yang pada gilirannya dapat menyebabkan
diabetes tipe 2.

3. Obstructive sleep apnea

Bahaya obesitas berikutnya yaitu mengalami obstructive sleep apnea atau gangguan yang
berpotensi serius di mana pernapasan berulang kali berhenti dan dimulai saat tidur.

Timbunan lemak pada seseorang yang kelebihan berat badan di saluran pernapasan bagian
atas mempersempit jalan napas. Ketika ini terjadi, ada penurunan aktivitas otot di wilayah ini,
yang menyebabkan episode hipoksia dan apnea, yang pada akhirnya menyebabkan sleep
apnea.

Ciri-ciri sleep apnea adalah tidur mendengkur, rasa kantuk yang berlebihan di siang hari,
insomnia, hingga terengah-engah saat tidur.

4. Kanker tertentu

Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker rahim, leher rahim, endometrium, ovarium,
payudara, usus besar, rektum, kerongkongan, hati, kandung empedu, pankreas, ginjal dan
kanker prostat.

Jika mengalami obesitas, tipe sel khusus yang berfungsi untuk melawan kanker akan
tersumbat oleh lemak sehingga tidak berfungsi. Alhasil, sel kanker bisa berkembang bebas.

5. Osteoarthritis

Osteoarthritis merupakan jenis arthritis atau peradangan di sendi yang membuatnya menjadi
nyeri dan kaku. Penyakit ini sering menyerang tangan, lutut, pinggul, tulang punggung,
maupun sendi-sendi yang lain.

Seseorang yang obesitas dapat meningkatkan tekanan pada sendi yang menahan beban
sekaligus meningkatkan peradangan di dalam tubuh. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan
komplikasi seperti osteoarthritis.

6. Asma

Sesak napas merupakan hal yang paling sering dikeluhkan oleh orang yang memiliki berat
badan berlebih. Pada akhirnya, gangguan pernapasan seperti asma menjadi lebih rentan
terjadi pada orang obesitas.

Pemicunya tak lain karena kelebihan lemak di sekitar perut dan dada sehingga membuat
paru-paru terhimpit dan harus bekerja lebih keras supaya dapat mengembang.
Selain itu, penumpukan lemak pada paru orang yang obesitas juga mempengaruhi struktur
normal saluran udara. Hal ini juga menghalangi fungsi saluran udara dan menyebabkan
peradangan di paru-paru.

7. Tekanan darah tinggi

Seseorang yang obesitas memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol darah tinggi, dan kadar
trigliserida tinggi. Pada orang obesitas resistensi pembuluh darah sistemik akan meningkat
sehingga memicu tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Risiko hipertensi akan semakin tinggi seiring dengan semakin banyaknya kenaikan berat
badan seseorang. Hal ini berkaitan dengan indeks massa tubuh dan lemak tubuh.

8. Masalah pencernaan dan hati

Obesitas meningkatkan kemungkinan mengembangkan sakit perut, penyakit kandung


empedu dan masalah hati. Menurut Yayasan Gastroenterologi Indonesia, obesitas
mempengaruhi gerakan lambung yang pada akhirnya akan mengganggu waktu kecepatan
pengosongan lambung. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya dispepsia dengan gejala
perut terasa penuh dan rasa tidak nyaman.

Selain itu, obesitas juga menyebabkan terjadinya perubahan bakteri usus yang meningkatkan
risiko pankreatitis (radang pankreas), iritasi usus, hingga kanker lambung, usus besar, dan
pankreas.

Pada organ hati orang yang obesitas, akan terjadi perlemakan hati karena pemecehan lemak
yang berlebihan. Penumpukan lemak tersebut juga memicu gangguan fungsi hati yang jika
dibiarkan akan memicu peradangan hati hingga keganasan pada hati.

9. Gagal ginjal

Selanjutnya obesitas juga memicu terjadinya peradangan di tubuh dan gangguan pada ginjal.
Saat seseorang kelebihan berat badan, maka ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring darah
lebih banyak (hiperfiltrasi) untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh yang juga
meningkat.

Apabila terjadi peningkatan peran fungsi ini, maka lama-kelamaan akan merusak ginjal
hingga memicu penyakit gagal ginjal dan penyakit ginjal kronik.

Baca juga: 15 Gejala Gagal Ginjal yang Menyerang Anak dan Dewasa

10. Varises

Varises adalah gangguan pada pembuluh darah vena yang sering tampak berwarna biru atau
ungu tua. Kondisi ini terjadi karena melemahnya katup pembuluh darah.
Kelebihan berat badan salah satu pemicu pelemahan katup pembuluh darah ini. Sebab, saat
terjadi obesitas, maka akan menambah tekanan pada katup darah. Selanjutnya, sirkulasi darah
pun menjadi tidak lancar, sehingga menyebabkan varises.

11. Berkurangnya kualitas hidup

Obesitas dapat menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan. Sahabat MIKA mungkin tidak
dapat melakukan aktivitas fisik dengan bebas layaknya orang dengan berat badan normal.

Selain itu, orang dengan obesitas juga rentan mengalami diskriminasi dan bullying. Masalah
terkait berat badan lainnya yang dapat memengaruhi kualitas hidup meliputi depresi, muncul
perasaan malu dan bersalah, mengisolasi diri, dan menurunnya prestasi.

Cara mencegah obesitas

Dr. Hyhot Mausar, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam Mitra Keluarga membagikan tips
menurunkan dan mencegah obesitas. Pencegahan Obesitas dapat dilakukan dengan diet,
latihan fisik, penggunaan obat-obatan, hingga pembedahan.
Program diet dapat menghasilkan penurunan berat badan dalam jangka pendek.
Mempertahankan penurunan berat badan ini seringkali merupakan hal yang sulit dan
memerlukan latihan terus menerus.

Untuk upaya pencegahan obesitas, WHO merekomendasikan meningkatkan konsumsi sayur,


buah dan biji-bijian, atasi asupan kalori dari lemak jenuh dan diganti dengan lemak tidak
jenuh serta membatasi asupan gula.

Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik selama 1 jam setiap hari, 20 menit olahraga (3 kali
seminggu), dan jangan duduk lebih dari 2 jam.

Apabila usaha dengan diet dan berolahraga tidak membuahkan hasil yang memuaskan, dr.
Hyhot Mausar, Sp.PD menyarankan Sahabat MIKA untuk berkonsultasi dengan dokter agar
diberikan pengobatan.

Umumnya, obat untuk obesitas terdiri dari dua kelompok yakni obat yang bekerja di usus
menghambat penyerapan lemak atau kalori ke dalam tubuh, dan obat yang bekerja secara
sentral pada pusat pengaturan nafsu makan di otak, sehingga nafsu makan dapat ditekan.

Selain itu, upaya pembedahan juga dapat dilakukan melalui beberapa mekanisme, seperti
operasi dengan melakukan pemotongan sebagian usus, operasi bariatrik dengan memasang
klem pada lambung, penyedotan lemak perut atau liposuction, dan mesoterapi, yaitu suntikan
ke bawah kulit untuk membakar lemak.

Pencegahan obesitas harus menjadi agenda penting dalam kesehatan masyarakat, terutama
pada usia anak dan remaja. Umumnya obesitas dimulai pada usia muda, dan berakibat
munculnya kegemukan pada usia muda.

Oleh karena itu, kesadaran akan hidup sehat dengan berat badan ideal adalah kunci utama
memerangi obesitas dengan mencegahnya sejak dini.

Pastikan untuk selalu memeriksakan diri ke dokter dan melakukan medical checkup rutin
untuk mengetahui kondisi tubuh terkini. Untuk memudahkan ketika ingin melakukan janji
temu dengan dokter, buat janji konsultasi terlebih dahulu secara online melalui website Mitra
Keluarga. Selain itu, Sahabat MIKA juga dapat melakukan booking dokter melalui MIKA
Mobile Apps di smartphone Android atau iOS.

Artikel lainnya
Cerebral Palsy Pada Anak, Yuk Kenali Gejala dan Pengobatannya
20 June 2022
Mengenal Katarak, Gangguan Mata Lansia yang Menyebabkan Kebutaan
23 December 2022
7 Langkah Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Lalu Lintas
22 April 2022

Tips dan Cara Menambah Berat Badan yang Sehat


22 September 2023
Kini Whatsapp Customer Care Mitra Keluarga hadir untuk menjawab kebutuhan informasi
Sahabat Mika
0812 80000 911

QUICK MENU

 Tentang Kami
 Investor

Download Mitra Keluarga App

Download AlteaCare

CORPORATE

 Buat Janji Temu


 Cari Dokter
 Cari Lokasi
 Karir

HUBUNGI KAMI

 Instagram
 TikTok
 Youtube
 Linkedin
 Facebook
 Email

 Podcast

Copyright © 2023 Rumah Sakit Mitra Keluarga.

 Kebijakan Privasi

Anda mungkin juga menyukai