Anda di halaman 1dari 6

Alyssa F dan Khairun Nisa│Pengaruh Serat Pangan terhadap Kadar Kolesterol Penderita Overweight

Pengaruh Serat Pangan terhadap Kadar Kolesterol Penderita Overweight

Alyssa Fairudz dan Khairun Nisa


Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Insidensi overweight di dunia cenderung meningkat, termasuk di Indonesia. Hal ini dikarenakan perubahan pola hidup
masyarakat Indonesia. Overweight dipengaruhi oleh faktor pola makan, gaya hidup kurang bergerak, genetik dan
determinan sosial, yaitu segi ekonomi keluarga. Overweight yang kemudian dapat menjadi obesitas dapat menimbulkan
dampak kesehatan seperti sindroma metabolik, DM tipe 2, aterosklerosis, penyakit jantung koroner dan kanker.
Pengobatan untuk obesitas disertai hiperkolesterolemia memang telah banyak ditemukan, tetapi jika hanya diobati dari
segi kuratif maka overweight-obesitas akan tetap menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Salah satu upaya yang bisa
dilakukan adalah dengan memodifikasi faktor resiko pola makan, yaitu dengan meningkatkan konsumsi makanan berserat.
Serat pangan (dietary fiber) adalah bentuk karbohidrat kompleks yang umumnya terdapat dari tumbuhan. Secara umum,
serat pangan, antara lain lignin, inulin dan B-glukan dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dengan menjerat lemak
di usus halus dan mengikat asam empedu dan meningkatkan ekskresi asam empedu ke feses.

Kata kunci: HDL (High Density Lipoprotein), kolesterol, LDL (Low Density Lipoprotein), obesitas, overweight, serat pangan

Effects of Dietary Fiber to Cholesterol Level on Overweight Patients

Abstract
Overweight incidence in worldwide is tend to increase, including in Indonesia. It happens because change of lifestyle of
Indonesian people. Overweight is influenced by consumption factor, sedentary life, genetic and social determinant such as
family economy. Overweight that can lead to obesity could create diseases such as metabolic syndrome, type 2 diabetes
mellitus, atherosclerosis, coronary heart disease and cancer. Lots of medications for obesity with hypercholesterolemia
have been found, but if this condition is treated just in curative side, it still could create serious health problems. One of the
effort that we can do is modify consumption factors as risk factor with increase fibrous food. Dietary fiber is a form of
complex carbohydrate which commonly get from plants. In common, dietary fiber, like lignin, inulin and B-glucan can help
to lower blood cholesterol level by ensnare the fat in intestine and bind bile acids and increase the excretion of bile acids to
stool.

Keywords: cholesterol, dietary fiber, HDL (High Density Lipoprotein), LDL(Low Density Lipoprotein) , obesity, overweight

Korespondensi: Alyssa Fairudz Shiba,email farlyssa@gmail.com

Pendahuluan meningkat dari 1,4 % pada tahun 2010 menjadi


Overweight telah menjadi permasalahan 7,3 % pada tahun 2013. 1
global yang melanda dunia saat ini, termasuk Overweight dapat menyebabkan
Indonesia, yang diakibatkan oleh perubahan morbiditas mortalitas yang tinggi, sebab
pola hidup masyarakat saat ini. Pola makan kondisi ini rentan untuk mengalami
yang berlebih dan tidak sehat, kurangnya hiperkolesterolemia. Kondisi ini pada fase
aktivitas fisik menjadi pemicu peningkatan terminal menyebabkan penyakit seperti
overweight, terutama pada remaja. sindroma metabolik, aterosklerosis, penyakit
Prevalensi overweight di Indonesia jantung koroner dan kanker.
sendiri juga masih tinggi. Berdasarkan data Salah satu hal yang dapat dilakukan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun untuk mencegah kondisi hiperkolesterol pada
2013 menunjukkan peningkatan prevalensi penderita overweight-obesitas adalah dengan
kegemukan pada remaja dari 1,4 % pada tahun mengkonsumsi bahan makanan alami yang
2010 menjadi 7,3 % pada tahun 2013. (1) dapat menurunkan kadar kolesterol, salah
Prevalensi gemuk pada remaja umur 13- satunya adalah dengan mengkonsumsi serat
15 tahun di Indonesia sebesar 10.8 persen, pangan (dietary fiber ).2 Serat pangan memiliki
terdiri dari 8,3 persen gemuk dan 2,5 persen beberapa mekanisme tersendiri untuk
sangat gemuk (obesitas). Hal ini berarti menurunkan kadar kolesterol dan mengontrol
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kegemukan. 2, 3
insidensi kegemukan pada remaja, yaitu

Majority | Volume 4| Nomor 8| November 2015 | 121


Alyssa F dan Khairun Nisa│Pengaruh Serat Pangan terhadap Kadar Kolesterol Penderita Overweight

Isi dan kegemukan) telah ditemukan rata-rata


Overweight dan obesitas merupakan dua mempunyai berat lebih banyak 3–4 kg dan
hal yang berbeda. Overweight adalah berat berisiko mengalami kegemukan 1,67- kali lebih
badan yang melebihi berat badan normal, besar dibandingkan seseorang yang tanpa
sedangkan obesitas adalah kelebihan risiko alel. Kondisi ekonomi yang baik
akumulasi lemak dalam tubuh. Overweight merupakan faktor yang memberikan peluang
ialah kelebihan berat badan dibandingkan untuk membeli pangan dengan kualitas
dengan berat badan ideal, yang dapat maupun kuantitas yang lebih baik dan akhirnya
disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak berpengaruh terhadap pola konsumsi.11
atau massa otot. 4 Overweight juga dikenal dengan istilah
Penentuan kelebihan berat badan pada kegemukan, merupakan salah satu faktor
orang dewasa berbeda dengan penentuan predisposisi terjadinya penyakit-penyakit NCD
kelebihan berat badan pada anak. Pada orang (Non Communicable Disease), sebab
dewasa dapat ditentukan berdasarkan overweight lama kelamaan bisa berkembang
hitungan Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu berat menjadi obesitas dan dapat memicu
badan (kg) dibagi dengan tinggi badan kuadrat hiperkolesterolemia (kadar kolesterol dalam
(m2). Dikatakan overweight apabila hasil darah yang berlebih) dan dalam jangka
perhitungan IMT antara 25-29,9 dan obesitas panjang, dapat menyebabkan penyakit -
apabila hasil IMT antara 30-39,9.5 Meskipun penyakit kronis.12,13 Kegemukan meningkatkan
dalam skor IMT terdapat perbedaan antara berbagai risiko gangguan fisik dan mental.
overweight dan obesitas, namun keduanya Komorbiditas ini paling sering terlihat pada
termasuk dalam kategori excess body weight. 6 sindrom metabolik, yang merupakan kombinasi
Penyebab dari overweight dan obesitas gangguan medis berupa: penyakit jantung
pada dasarnya sama, yaitu kelebihan asupan koroner, diabetes melitus tipe 2, tekanan darah
energi dalam makanan dibandingkan tinggi, kolesterol darah tinggi, dan kadar
pengeluaran energi. Jika seseorang diberi trigliserida tinggi.13
makan diet tinggi kalori dalam jumlah tetap, Overweight yang tidak terkontrol akan
sebagian mengalami pertambahan berat badan menyebabkan kelebihan akumulasi lipid di
lebih cepat dari yang lain, tetapi pertambahan dalam tubuh. Terlalu banyak kolesterol dalam
berat badan yang lebih lambat disebabkan oleh aliran darah, kelebihannya dapat disimpan
peningkatan pengeluaran energi dalam bentuk dalam arteri, termasuk arteri koroner jantung,
gerakan kecil yang gelisah Nonexercise Activity arteri karotis ke otak, dan arteri yang memasok
Thermogenesis (NEAT). 7 darah ke kaki. Penumpukan kolesterol
Faktor-faktor yang mempengaruhi merupakan komponen dari plak yang
terjadinya overweight-obesitas meliputi pola menyebabkan penyempitan dan penyumbatan
makan, gaya hidup kurang bergerak, genetik arteri. Penyumbatan pada arteri kaki
dan keturunan serta determinan sosial. Pola menyebabkan klaudikasio (nyeri saat berjalan)
makan remaja yang cenderung mengkonsumsi karena penyakit arteri perifer. Penyumbatan
makanan cepat saji merupakan salah satu arteri karotis dapat menyebabkan stroke dan
pemicu meningkatnya overweight di penyumbatan arteri koroner menyebabkan
kalangan para remaja dan dewasa muda, angina (nyeri dada) dan serangan jantung . 14
karena makanan cepat saji mengandung Peningkatan lemak tubuh mengubah
energi yang sangat tinggi karena 40- 50% respon tubuh terhadap insulin sehingga
berpotensi menyebabkan penolakan
adalah lemak . Sedangkan kebutuhan
(resistensi) dari insulin.13 Peningkatan lemak
tubuh akan lemak hanya sekitar 15%. 8 juga mengakibatkan kondisi proinflamasi dan
Kurangnya aktivitas fisik dibuktikan
kondisi protrombosis. 15
berhubungan dengan kejadian overweight dan
Kondisi overweight dan obesitas berelasi
obesitas pada mahasiswa, namun gaya hidup
dengan level kolesterol. Kolesterol merupakan
kurang aktif ini lebih dikaitkan dengan kejadian
jenis lipid yang dapat ditemukan dalam plasma
overweight-obesitas pada pria.9 Penelitian Loos darah. Kandungan kolesterol darah dinyatakan
dan Bouchard (2008)10 menunjukkan , normal jika berada pada 200-240 mg/dl (1dl =
seseorang yang memiliki dua rangkap gen FTO
100ml) serum darah. Low Density Lipoprotein
(gen yang berhubungan dengan massa lemak
(LDL) atau kolesterol jahat adalah kolesterol

Majority | Volume 4| Nomor 8| November 2015 | 122


Alyssa F dan Khairun Nisa│Pengaruh Serat Pangan terhadap Kadar Kolesterol Penderita Overweight

yang berdensitas rendah, lengket, dan dapat menyebabkan sel adipose tidak mampu
menggumpal pada pembuluh darah. Dikatakan menyimpan trigliserida secara adekuat, yang
kolesterol jahat karena LDL dapat membentuk akan memicu kenaikan trigliserida dan akhirnya
plak aterosklerosis yang dapat mempersempit kenaikan kadar LDL.18
pembuluh darah. High Density Lipoprotein Hiperkolesterolemia atau peningkatan
(HDL) adalah kolesterol berdensitas tinggi yang kadar kolesterol total umumnya tidak
tidak menggumpal. Disebut juga kolesterol baik menimbulkan gejala di awal, sehingga
karena dapat membersihkan‖ kolesterol jahat pemeriksaan untuk pencegahan dan
dalam darah. Sedangkan untuk LDL dan HDL pemeriksaan rutin kadar kolesterol diperlukan
dikatakan normal bila masing-masing ada sebagai tindakan pencegahan bagi individu
dalam darah sebesar <130mg/dl dan yang beresiko tinggi. 19
>40mg/dl.16 Pada saat ini, kondisi obesitas disertai
Jika diet amat banyak mengandung level kolesterol yang tinggi telah mengalami
lemak/kolesterol (terjadi down-regulation perkembangan yang jauh dalam bidang
reseptor ini) maka konsentrasi LDL plasma farmakologi-terapi. Namun, mengandalkan sisi
sangat meningkat. Hiperkolesterolemia ini, kuratif saja tidak akan mampu menurunkan
yaitu tingginya kadar LDL plasma akan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi
akibat kondisi overweight-obesitas.
diambil alih oleh makrofag dan terbentuk sel
Overweight-obesitas adalah kondisi dimana
busa di tunika intima arteri melalui reseptor
sebagian besar faktor resikonya dapat
scavenger (CD36 dan SR- A = scavenger
dimodifikasi, sehingga pengembangan sisi
receptor- A). Hal ini adalah awal dari proses preventif juga diunggulkan dalam mencegah
aterosklerosis. Di jaringan ikat longgar kondisi ini. Salah satu hal yang dapat kita
subendotel kapiler, LDL ternyata mudah modifikasi dari kondisi overweight-obesitas
mengalami oksidasi. Stres oksidatif yang adalah pengaturan pola makan, dengan
didapatkan dari meningkatnya radikal bebas meingkatkan kesadaran untuk mengkonsumsi
oksigen dapat menyebabkan terjadinya makanan sehat, slaah satunya serat pangan
peroksidasi asam lemak tidak jenuh majemuk (dietary fiber).
pada membran‖ LDL, sehingga LDL berubah Dari definisinya, serat pangan (dietary
menjadi LDL teroksidasi (oxidized LDL).17 fiber, DF) merupakan bagian dari tumbuhan
High Density Lipoprotein (HDL) yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari
merupakan jenis kolesterol yang mampu karbohidrat yang memiliki sifat resistan
melakukan transport kolesterol terbalik, terhadap proses pencernaan dan penyerapan
dengan cara mengambil kolesterol dari plak di usus halus manusia serta mengalami
aterosklerosis (atau jaringan lainnya) dan fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus
mengangkutnya ke jaringan hati. Kolesterol besar.20 Serat pangan adalah sisa dari dinding
tersebut akan dikatabolisme dan disekresi sel tumbuhan yang tidak terhidrolisis atau
sebagai asam empedu. Lipoprotein jenis ini tercerna oleh enzim pencernaan manusia yaitu
juga mencegah aterosklerosis melalui meliputi hemiselulosa, selulosa, lignin,
mekanisme lainnya. Suatu enzim yang oligosakarida, pektin, gum, dan lapisan lilin. 21
Selama tahun 2001, Australia New Zealand
terdapat dalam HDL, pataoksonase mampu
Food Authority (ANZFA) mendefinisikan serat
menghambat oksidasi HDL dan berbagai
pangan (dietary fiber) sebagai fraksi dari bagian
membran sel. HDL juga mampu menghambat
tumbuhan yang bisa dimakan, atau ekstrak,
ekspresi molekul adhesi di dinding arteri dan atau analog karbohidrat yang resisten terhadap
juga meningkatkan sintesis prostasiklin. 16 digesti dan absorbsi di usus halus manusia,
Berdasarkan penelitian sebelumnya dari biasanya dengan fermentasi komplit atau
Hasrulsah dan Muhartono (2012)18, terdapat sebagian di usus besar manusia. Pernyataan ini
hubungan antara obesitas dengan keadaan termasuk oligosakarida, polisakarida dan lignin.
kolesterolemia. Kolesterolemia atau sering 22
disebut hiperkolesterol adalah kenaikan kadar Kecukupan asupan serat pangan
LDL dan trigliserida dan penurunan kadar HDL. menurut Southgate adalah sebesar 16-28
Kondisi ini disebabkan karena penimbunan g/hari. Dietary Guidlenes of American
lemak pada keadaan obesitas akan menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan

Majority | Volume 4| Nomor 8| November 2015 | 123


Alyssa F dan Khairun Nisa│Pengaruh Serat Pangan terhadap Kadar Kolesterol Penderita Overweight

yang mengandung serat dan pati dalam jumlah Pada keterkaitannya dengan level
yang tepat yaitu 20-35 g/hari. 23 kolesterol, serat larut air dapat menjerat lemak
Secara umum, serat pangan terbagi di dalam usus halus, dengan begitu serat dapat
menjadi dua berdasarkan kelarutannya dalam menurunkan tingkat kolesterol dalam darah
air, yaitu serat terlarut (soluble fiber) dan serat sampai 5% atau lebih. Dalam saluran
tidak terlarut (insoluble fiber) . Soluble fiber pencernaan serat dapat mengikat garam
adalah jenis serat yang dapat larut dalam air, empedu (produk akhir kolesterol) kemudian
sehingga dapat melewati usus halus dengan dikeluarkan bersamaan dengan feses. Dengan
mudah dan difermentasi di mikroflora usus demikian, serat pangan mampu mengurangi
besar. Yang termasuk dalam soluble fiber kadar kolesterol dalam plasma darah. 20 Ketika
adalah pectin, gum dan beberapa jenis terjadi peningkatan ekskresi kolesterol dalam
hemiselulosa. Sedangkan, insoluble fiber feses, maka akan menurunkan jumlah kadar
adalah jenis serat yang tidak dapat larut dalam kolesterol yang menuju ke hati. 27 Penurunan
air. Jenis serat ini tidak dapat membentuk gel jumlah kolesterol di hati akan meningkatkan
ketika melewati usus halus dan sangat sulit pengambilan kolesterol di darah yang akan
difermentasi oleh mikroflora usus besar disintesis untuk menjadi asam empedu. Hal ini
manusia, contoh dari serat insoluble adalah yang menjadi faktor semakin berkurangnya
lignin, selulosa dan hemiselulosa. 2, 21 kadar kolesterol dalam plasma darah.
Pada dietary fiber yang soluble, bahan ini Sebelumnya telah dikemukakan terdapat
larut dan membentuk viscous gels. Jenis serat berbagai jenis serat didasarkan dari
ini melewati sistem pencernaan dan dengan kelarutannya. Berbagai macam jenis serat
mudah difermentasikan oleh mikrobiota usus pangan ini mampu mempengaruhi kadar
halus. Sedangkan, dietary fiber yang insoluble kolesterol dengan mekanisme yang berbeda-
tidak membentuk gel sehingga sangat minim beda. Pada serat pangan yang larut air, akan
untuk difermentasi. 2, 21 dengan mudah terfermentasi. 25 Produk hasil
Serat pangan memiliki berbagai macam fermentasi serat pangan oleh bakteri usus,
manfaat untuk kesehatan, meliputi yaitu Short Chain Fatty Acids (SCFA) atau
melancarkan pencernaan dan mencegah disebut juga asam lemak rantai pendek juga
kanker kolon, menurunkan kadar glukosa memiliki pengaruh terhadap penurunan
darah, berfungsi sebagai prebiotik, mengontrol kolesterol, yaitu dari pembentukan propionate,
kegemukan dan obesitas serta mengurangi yang dapat menginhibisi enzim HMG-koA
kadar kolesterol dalam darah. 3 reduktase, sehingga menghambat sintesis
Serat makanan mempunyai daya serap kolesterol. 28, 29
air yang tinggi. Adanya serat makanan dalam B-Glukan, salah satu jenis serat larut air
feses menyebabkan feses dapat menyerap air yang banyak ditemukan pada oat, telah
yang banyak sehingga volumenya menjadi mendapat banyak perhatian karena potensinya
besar dan teksturnya menjadi lunak. Adanya dalam mengurangi level kolesterol. Viskositas
volume feses yang besar akan mempercepat usus halus yang lebih besar dan kecendrungan
konstraksi usus untuk lebih cepat buang air absorbs asam empedu yang lebih menurun
sehingga waktu transit makanan lebih cepat. 24 adalah salah satu mekanisme yang diduga
Serat pangan dapat mereduksi difusi terjadi pada konsumsi B-glukan 23
glukosa darah, mengurangi pemecahan glukosa Jenis serat lain yang berpotensi untuk
yang dilakukan oleh alfa-amilase, perpanjangan mengurangi kadar kolesterol adalah inulin.
waktu absorbsi karbohidrat sehingga Inulin memiliki beberapa mekanisme untuk
mengurangi peningkatan kadar glukosa menurunkan kadar kolesterol. Mekanisme
postprandial dan peningkatan sensitivitas pertama adalah dengan menghambat
insulin dengan peningkatan ekspresi Glucose emulsifikasi lemak dan kolesterol oleh garam
Transporter Type 4 (GLUT-4) yang diduga empedu. 29, 30
terutama dilakukan oleh jenis serat pangan Kedua, melalui pembentukan asam
yang insoluble.25 Serat pangan terbukti dapat lemak rantai pendek. Asam-asam lemak rantai
menurunkan level HbA1C pada penderita DM pendek (SCFA) memiliki kemampuan dalam
tipe 2 yang diberi intervensi serat >50 gr/hari. menghambat sintesis kolesterol dan
26
menurunkan sekresi trigliserol, sehingga
pembentukan asam-asam lemak rantai pendek

Majority | Volume 4| Nomor 8| November 2015 | 124


Alyssa F dan Khairun Nisa│Pengaruh Serat Pangan terhadap Kadar Kolesterol Penderita Overweight

tersebut berpotensi dapat menurunkan dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan
kapasitas kolesterol.21,30 Proses regulasi lipid trigliserida dan meningkatkan HDL.
oleh SCFA dapat dijelaskan sebagai berikut:
propionate menginhibisi HMG-KoA reduktase Daftar Pustaka
yang merupakan katalis pementukan 1. Depkes. Riset Kesehatan Dasar. Laporan
mevalonic acid dan dari β-hydroxy β-methyl Nasional Badan Penelitian dan
glutaril coA. Mevalonic acid adalah precursor Pengembangan Kesehatan Departemen
pembentukan kolesterol. Adanya inhibisi Kesehatan, Republik Indonesia; 2013
mevalonic acid akan menginhibisi sintesis
kolesterol. 30 2. Lattimer JM, Haub MD. Effects of dietary
fiber and its components on metabolic
Ringkasan health. Nutrients. 2010;2:1266–89.
Kondisi overweight-obesitas cenderung 3. Kusharto CM. Serat makanan dan
menjadi masalah kesehatan karena dapat peranannya bagi kesehatan. J Gizi dan
menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas Pangan. 2006;2:45–54.
yang tinggi. Overweight obesitas terjadi karena 4. Batubara JRL. Perkembangan Remaja
beberapa faktor resiko seperti pola makan, (Adolescent Development) Sari Pediatri,
genetik, kurangnya aktivitas fisik dan 2010;12:21-27.
determinan sosial. Sejumlah penyakit yang 5. WHO. Global Recommendations on
dapat diakibatkan oleh overweight-obesitas Physical Activity on Health. 2010.
adalah sindroma metabolic, DM Tipe II dan 6. Foundation NH. The Relationship
penyakit jantung koroner. Overweight-obesitas between Overweight, Obesity and
terutama dikaitkan dengan keadaan kadar Cardiovascular Disease [Internet].
kolesterol LDL yang tinggi dan kadar HDL yang Australian Institute of Health and
rendah. Untuk LDL dan HDL dikatakan normal Welfare. Canberra, Australia: Australian
bila masing-masing ada dalam darah sebesar Institute of Health and Welfare; 2005. 78
<130mg/dl dan >40mg/dl. Salah satu p.
pencegahan terhadap peningkatan kadar 7. Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
kolesterol pada kondisi overweight-obesitas Ganong Edisi ke-22 . Jakarta: EGC; 2008.
dapat dilakukan dengan meningkatkan 8. Merawati D, Kinanti RG. Perilaku makan
konsumsi serat pangan (dietary fiber). Secara pada siswa obesitas. J Iptek Olahraga.
umum, serat pangan berpotensi menurunkan 2005;7(3):182–92.
kadar kolesterol salah satunya dengan 9. Peltzer K, Pengpid S, Samuels TA, Özcan
NK. Prevalence of Overweight / Obesity
mekanisme mengikat lemak di usus halus,
and Its Associated Factors among
mengikat asam empedu dan meningkatkan
University Students from 22 Countries.
ekskresinya ke feses. Hal ini membuat hati
Int J Environ Res Public Health.
akan meningkatkan uptake kolesterol plasma 2014;11(July):7425–41.
untuk disintesis kembali menjadi empedu, 10. Loos RJ, Bouchard C. FTO: The First
sehingga akan menurunkan kadar kolesterol Gene Contributing to Common Forms of
dalam plasma darah. Serat B-glukan dapat Human Obesity. Obesity Review .
menurunkan tendensi usus halus dalam 2008;3: 246–50.
mengabsorbsi asam empedu. Inulin dapat 11. Munawarrah, Syam A, Hendrayati.
menurunkan level kolesterol dengan Gambaran Uang Saku dan Pengeluaran
menghambat emulsifikasi lemak dan Konsumsi pangan pada Penderita
kolsterol serta membentuk SCFA yang dapat Overweight dan Obesitas Mahasiswa
menghambat sintesis kolesterol Universitas Hasanuddin. Univ
Hasanuddin. 2013;1–10.
Simpulan 12. Maloney AE. Pediatric : A Review for The
Serat pangan (dietary fiber) dapat child Psychiatrist. Pediatric Clinical
mempengaruhi kadar kolesterol penderita Nutrition. 2011;58: 955-972.
overweight-obesitas dengan menjerat lemak di 13. Sugondo S. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.
usus halus, mengikat asam empedu dan Jakarta: Interna Publishing; 2009. 1941-
meningkatkan ekskresinya ke feses sehingga 1946 p.

Majority | Volume 4| Nomor 8| November 2015 | 125


Alyssa F dan Khairun Nisa│Pengaruh Serat Pangan terhadap Kadar Kolesterol Penderita Overweight

14. Nugraha A. Hubungan Indeks Massa Antikolesterol . [Skripsi]. Jakarta


Tubuh dengan Kadar Kolesterol Total (Indonesia): Universitas Islam Negeri
pada Guru dan Karyawan SMA Syarif Hidayatullah; 2014.
Muhammadiyah 1 dan 2 Surakarta. 22. Besten, GD et al. Short-Chain Fatty
[Skripsi] Solo (Indonesia): Universitas AcidsPprotectAagainst High-Fat Diet-
Muhammadiyah Surakarta; 2014. Induced Obesity via a PPARγ- Dependent
15. Arslanoglu S., Moro G. E., Schmitt J., Switch from Lipogenesis to Fat
Tandoi L., Rizzardi S., Boehm G. Early Oxidation. Diabetes Journal.
Dietary Intervention with a Mixture of 2015;14;1213.
Prebiotic Oligosaccharides Reduces the 23. Naumann et al. Glucan Incorporated into
Incidence of Allergic Manifestations and a Fruit Drink Effectively Lowers Serum
infections During the First Two Years of LDL-Cholesterol Concentrations. The
Life. Journal of Nutrition. 2008;138: American Journal of Clinical Nutrition.
1091–1095. 2006;83:601–5.
16. Ercho NC. Hubungan Obesitas dengan 24. Nainggolan O, Adimunca C. Diet Sehat
Kadar LDL dan HDL pada Mahasiswa dengan Serat. Cermin Dunia Kedokteran
Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas 2005. No. 147.
Lampung Tahun 2013. [Skripsi]. Bandar 25. Papathanasopoulos A, Camilleri M.
Lampung (Indonesia): Universitas Dietary fiber supplements: effects in
Lampung; 2014. obesity and metabolic syndrome and
17. Marlinda L. Perbandingan Kadar Low relationship to gastrointestinal
Density Lipoprotein (LDL) pada Penderita functions. Gastroenterology [Internet].
Obesitas Apple Shaped dan Obesitas 2010;138(1):62–5.
26. Harum A, Larasati T, Zuraida R.
Pear Shaped di Lingkungan Pegawai
Hubungan Diet Serat Tinggi dengan
Negeri Sipil Kantor Kelurahan Kecamatan Kadar HBA1C Pasien DM Tipe 2 di RSUD
Tanjung Karang Pusat Kota Bandar DR.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Lampung. [Skripsi] Bandar Lampung Med J lampung Univ. 2013;2(4):79–87.
(Indonesia): Universitas Lampung; 2014 27. Setyaji DY, Mulyati T. Pengaruh
18. Hasrulsah B, Muhartono. Hubungan Pemberian Nata de Coco terhadap Kadar
Obesitas dengan Tingkat Kolesterolemia Kolesterol LDL dan HDL pada Wanita
Dislipidemia. [Skripsi]. Semarang
pada Pasien >30 Tahun di Puskesmas
(Indonesia): Universitas Diponegoro.
Kiara Pandak Kecamatan Sukajaya 2013;
Kabupaten Bogor Jawa Barat. J Kedokt 28. Ramadhan FK. Pengaruh Pemberian Nata
Unila. 2012;111–20. de Coco Terhadap Kadar Kolesterol Total
19. Shah SZA, Devrajani BR, Devrajani T, Bibi dan Trigliserida pada Tikus
I. Frequency of Dyslipidemia in Obese Hiperkolesterolemia. [Skripsi]. Semarang
versus Nonobese in relation to Body (Indonesia): Universitas Diponegoro;
Mass Index (BMI), Waist Hip Ratio (WHR) 2011.
and Waist Circumference (WC). Pakistan 29. Azhar M. Inulin sebagai prebiotik.
Journal of Science.2008; 62: 27-31. SAINSTEK. 2009;XII(No 1):1–8.
20. Santoso A. Serat pangan (dietary fiber) 30. Susilowati A. Alternatif Enzim Inulinase
dan manfaatnya bagi kesehatan. dari Kapang Endofit Hasil Isolasi Kulit
Magistra. 2011;23(75):35–40. Umbi Dahlia Merah (Dahlia pp) Lokal dan
21. Farah IE. Apliksi Serat Inulin Hasil Aplikasinya sebagai Sumber Enzim
Hidrolisis Enzim Inulinase Kapang Inulinase untuk Perolehan Serat Inulin.
Acremonium sp. CBS 3 dan Aspergillus Pus Penelit Kim LIPI Serpong.
clavatus CBS 5 dalam Formulasi 2013:1843;34–42.
Minuman Sari Brokoli Untuk

Majority | Volume 4| Nomor 8| November 2015 | 126

Anda mungkin juga menyukai