Abstrak
Insidensi overweight di dunia cenderung meningkat, termasuk di Indonesia. Hal ini dikarenakan perubahan pola hidup
masyarakat Indonesia. Overweight dipengaruhi oleh faktor pola makan, gaya hidup kurang bergerak, genetik dan
determinan sosial, yaitu segi ekonomi keluarga. Overweight yang kemudian dapat menjadi obesitas dapat menimbulkan
dampak kesehatan seperti sindroma metabolik, DM tipe 2, aterosklerosis, penyakit jantung koroner dan kanker.
Pengobatan untuk obesitas disertai hiperkolesterolemia memang telah banyak ditemukan, tetapi jika hanya diobati dari
segi kuratif maka overweight-obesitas akan tetap menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Salah satu upaya yang bisa
dilakukan adalah dengan memodifikasi faktor resiko pola makan, yaitu dengan meningkatkan konsumsi makanan berserat.
Serat pangan (dietary fiber) adalah bentuk karbohidrat kompleks yang umumnya terdapat dari tumbuhan. Secara umum,
serat pangan, antara lain lignin, inulin dan B-glukan dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dengan menjerat lemak
di usus halus dan mengikat asam empedu dan meningkatkan ekskresi asam empedu ke feses.
Kata kunci: HDL (High Density Lipoprotein), kolesterol, LDL (Low Density Lipoprotein), obesitas, overweight, serat pangan
Abstract
Overweight incidence in worldwide is tend to increase, including in Indonesia. It happens because change of lifestyle of
Indonesian people. Overweight is influenced by consumption factor, sedentary life, genetic and social determinant such as
family economy. Overweight that can lead to obesity could create diseases such as metabolic syndrome, type 2 diabetes
mellitus, atherosclerosis, coronary heart disease and cancer. Lots of medications for obesity with hypercholesterolemia
have been found, but if this condition is treated just in curative side, it still could create serious health problems. One of the
effort that we can do is modify consumption factors as risk factor with increase fibrous food. Dietary fiber is a form of
complex carbohydrate which commonly get from plants. In common, dietary fiber, like lignin, inulin and B-glucan can help
to lower blood cholesterol level by ensnare the fat in intestine and bind bile acids and increase the excretion of bile acids to
stool.
Keywords: cholesterol, dietary fiber, HDL (High Density Lipoprotein), LDL(Low Density Lipoprotein) , obesity, overweight
yang berdensitas rendah, lengket, dan dapat menyebabkan sel adipose tidak mampu
menggumpal pada pembuluh darah. Dikatakan menyimpan trigliserida secara adekuat, yang
kolesterol jahat karena LDL dapat membentuk akan memicu kenaikan trigliserida dan akhirnya
plak aterosklerosis yang dapat mempersempit kenaikan kadar LDL.18
pembuluh darah. High Density Lipoprotein Hiperkolesterolemia atau peningkatan
(HDL) adalah kolesterol berdensitas tinggi yang kadar kolesterol total umumnya tidak
tidak menggumpal. Disebut juga kolesterol baik menimbulkan gejala di awal, sehingga
karena dapat membersihkan‖ kolesterol jahat pemeriksaan untuk pencegahan dan
dalam darah. Sedangkan untuk LDL dan HDL pemeriksaan rutin kadar kolesterol diperlukan
dikatakan normal bila masing-masing ada sebagai tindakan pencegahan bagi individu
dalam darah sebesar <130mg/dl dan yang beresiko tinggi. 19
>40mg/dl.16 Pada saat ini, kondisi obesitas disertai
Jika diet amat banyak mengandung level kolesterol yang tinggi telah mengalami
lemak/kolesterol (terjadi down-regulation perkembangan yang jauh dalam bidang
reseptor ini) maka konsentrasi LDL plasma farmakologi-terapi. Namun, mengandalkan sisi
sangat meningkat. Hiperkolesterolemia ini, kuratif saja tidak akan mampu menurunkan
yaitu tingginya kadar LDL plasma akan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi
akibat kondisi overweight-obesitas.
diambil alih oleh makrofag dan terbentuk sel
Overweight-obesitas adalah kondisi dimana
busa di tunika intima arteri melalui reseptor
sebagian besar faktor resikonya dapat
scavenger (CD36 dan SR- A = scavenger
dimodifikasi, sehingga pengembangan sisi
receptor- A). Hal ini adalah awal dari proses preventif juga diunggulkan dalam mencegah
aterosklerosis. Di jaringan ikat longgar kondisi ini. Salah satu hal yang dapat kita
subendotel kapiler, LDL ternyata mudah modifikasi dari kondisi overweight-obesitas
mengalami oksidasi. Stres oksidatif yang adalah pengaturan pola makan, dengan
didapatkan dari meningkatnya radikal bebas meingkatkan kesadaran untuk mengkonsumsi
oksigen dapat menyebabkan terjadinya makanan sehat, slaah satunya serat pangan
peroksidasi asam lemak tidak jenuh majemuk (dietary fiber).
pada membran‖ LDL, sehingga LDL berubah Dari definisinya, serat pangan (dietary
menjadi LDL teroksidasi (oxidized LDL).17 fiber, DF) merupakan bagian dari tumbuhan
High Density Lipoprotein (HDL) yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari
merupakan jenis kolesterol yang mampu karbohidrat yang memiliki sifat resistan
melakukan transport kolesterol terbalik, terhadap proses pencernaan dan penyerapan
dengan cara mengambil kolesterol dari plak di usus halus manusia serta mengalami
aterosklerosis (atau jaringan lainnya) dan fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus
mengangkutnya ke jaringan hati. Kolesterol besar.20 Serat pangan adalah sisa dari dinding
tersebut akan dikatabolisme dan disekresi sel tumbuhan yang tidak terhidrolisis atau
sebagai asam empedu. Lipoprotein jenis ini tercerna oleh enzim pencernaan manusia yaitu
juga mencegah aterosklerosis melalui meliputi hemiselulosa, selulosa, lignin,
mekanisme lainnya. Suatu enzim yang oligosakarida, pektin, gum, dan lapisan lilin. 21
Selama tahun 2001, Australia New Zealand
terdapat dalam HDL, pataoksonase mampu
Food Authority (ANZFA) mendefinisikan serat
menghambat oksidasi HDL dan berbagai
pangan (dietary fiber) sebagai fraksi dari bagian
membran sel. HDL juga mampu menghambat
tumbuhan yang bisa dimakan, atau ekstrak,
ekspresi molekul adhesi di dinding arteri dan atau analog karbohidrat yang resisten terhadap
juga meningkatkan sintesis prostasiklin. 16 digesti dan absorbsi di usus halus manusia,
Berdasarkan penelitian sebelumnya dari biasanya dengan fermentasi komplit atau
Hasrulsah dan Muhartono (2012)18, terdapat sebagian di usus besar manusia. Pernyataan ini
hubungan antara obesitas dengan keadaan termasuk oligosakarida, polisakarida dan lignin.
kolesterolemia. Kolesterolemia atau sering 22
disebut hiperkolesterol adalah kenaikan kadar Kecukupan asupan serat pangan
LDL dan trigliserida dan penurunan kadar HDL. menurut Southgate adalah sebesar 16-28
Kondisi ini disebabkan karena penimbunan g/hari. Dietary Guidlenes of American
lemak pada keadaan obesitas akan menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan
yang mengandung serat dan pati dalam jumlah Pada keterkaitannya dengan level
yang tepat yaitu 20-35 g/hari. 23 kolesterol, serat larut air dapat menjerat lemak
Secara umum, serat pangan terbagi di dalam usus halus, dengan begitu serat dapat
menjadi dua berdasarkan kelarutannya dalam menurunkan tingkat kolesterol dalam darah
air, yaitu serat terlarut (soluble fiber) dan serat sampai 5% atau lebih. Dalam saluran
tidak terlarut (insoluble fiber) . Soluble fiber pencernaan serat dapat mengikat garam
adalah jenis serat yang dapat larut dalam air, empedu (produk akhir kolesterol) kemudian
sehingga dapat melewati usus halus dengan dikeluarkan bersamaan dengan feses. Dengan
mudah dan difermentasi di mikroflora usus demikian, serat pangan mampu mengurangi
besar. Yang termasuk dalam soluble fiber kadar kolesterol dalam plasma darah. 20 Ketika
adalah pectin, gum dan beberapa jenis terjadi peningkatan ekskresi kolesterol dalam
hemiselulosa. Sedangkan, insoluble fiber feses, maka akan menurunkan jumlah kadar
adalah jenis serat yang tidak dapat larut dalam kolesterol yang menuju ke hati. 27 Penurunan
air. Jenis serat ini tidak dapat membentuk gel jumlah kolesterol di hati akan meningkatkan
ketika melewati usus halus dan sangat sulit pengambilan kolesterol di darah yang akan
difermentasi oleh mikroflora usus besar disintesis untuk menjadi asam empedu. Hal ini
manusia, contoh dari serat insoluble adalah yang menjadi faktor semakin berkurangnya
lignin, selulosa dan hemiselulosa. 2, 21 kadar kolesterol dalam plasma darah.
Pada dietary fiber yang soluble, bahan ini Sebelumnya telah dikemukakan terdapat
larut dan membentuk viscous gels. Jenis serat berbagai jenis serat didasarkan dari
ini melewati sistem pencernaan dan dengan kelarutannya. Berbagai macam jenis serat
mudah difermentasikan oleh mikrobiota usus pangan ini mampu mempengaruhi kadar
halus. Sedangkan, dietary fiber yang insoluble kolesterol dengan mekanisme yang berbeda-
tidak membentuk gel sehingga sangat minim beda. Pada serat pangan yang larut air, akan
untuk difermentasi. 2, 21 dengan mudah terfermentasi. 25 Produk hasil
Serat pangan memiliki berbagai macam fermentasi serat pangan oleh bakteri usus,
manfaat untuk kesehatan, meliputi yaitu Short Chain Fatty Acids (SCFA) atau
melancarkan pencernaan dan mencegah disebut juga asam lemak rantai pendek juga
kanker kolon, menurunkan kadar glukosa memiliki pengaruh terhadap penurunan
darah, berfungsi sebagai prebiotik, mengontrol kolesterol, yaitu dari pembentukan propionate,
kegemukan dan obesitas serta mengurangi yang dapat menginhibisi enzim HMG-koA
kadar kolesterol dalam darah. 3 reduktase, sehingga menghambat sintesis
Serat makanan mempunyai daya serap kolesterol. 28, 29
air yang tinggi. Adanya serat makanan dalam B-Glukan, salah satu jenis serat larut air
feses menyebabkan feses dapat menyerap air yang banyak ditemukan pada oat, telah
yang banyak sehingga volumenya menjadi mendapat banyak perhatian karena potensinya
besar dan teksturnya menjadi lunak. Adanya dalam mengurangi level kolesterol. Viskositas
volume feses yang besar akan mempercepat usus halus yang lebih besar dan kecendrungan
konstraksi usus untuk lebih cepat buang air absorbs asam empedu yang lebih menurun
sehingga waktu transit makanan lebih cepat. 24 adalah salah satu mekanisme yang diduga
Serat pangan dapat mereduksi difusi terjadi pada konsumsi B-glukan 23
glukosa darah, mengurangi pemecahan glukosa Jenis serat lain yang berpotensi untuk
yang dilakukan oleh alfa-amilase, perpanjangan mengurangi kadar kolesterol adalah inulin.
waktu absorbsi karbohidrat sehingga Inulin memiliki beberapa mekanisme untuk
mengurangi peningkatan kadar glukosa menurunkan kadar kolesterol. Mekanisme
postprandial dan peningkatan sensitivitas pertama adalah dengan menghambat
insulin dengan peningkatan ekspresi Glucose emulsifikasi lemak dan kolesterol oleh garam
Transporter Type 4 (GLUT-4) yang diduga empedu. 29, 30
terutama dilakukan oleh jenis serat pangan Kedua, melalui pembentukan asam
yang insoluble.25 Serat pangan terbukti dapat lemak rantai pendek. Asam-asam lemak rantai
menurunkan level HbA1C pada penderita DM pendek (SCFA) memiliki kemampuan dalam
tipe 2 yang diberi intervensi serat >50 gr/hari. menghambat sintesis kolesterol dan
26
menurunkan sekresi trigliserol, sehingga
pembentukan asam-asam lemak rantai pendek
tersebut berpotensi dapat menurunkan dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan
kapasitas kolesterol.21,30 Proses regulasi lipid trigliserida dan meningkatkan HDL.
oleh SCFA dapat dijelaskan sebagai berikut:
propionate menginhibisi HMG-KoA reduktase Daftar Pustaka
yang merupakan katalis pementukan 1. Depkes. Riset Kesehatan Dasar. Laporan
mevalonic acid dan dari β-hydroxy β-methyl Nasional Badan Penelitian dan
glutaril coA. Mevalonic acid adalah precursor Pengembangan Kesehatan Departemen
pembentukan kolesterol. Adanya inhibisi Kesehatan, Republik Indonesia; 2013
mevalonic acid akan menginhibisi sintesis
kolesterol. 30 2. Lattimer JM, Haub MD. Effects of dietary
fiber and its components on metabolic
Ringkasan health. Nutrients. 2010;2:1266–89.
Kondisi overweight-obesitas cenderung 3. Kusharto CM. Serat makanan dan
menjadi masalah kesehatan karena dapat peranannya bagi kesehatan. J Gizi dan
menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas Pangan. 2006;2:45–54.
yang tinggi. Overweight obesitas terjadi karena 4. Batubara JRL. Perkembangan Remaja
beberapa faktor resiko seperti pola makan, (Adolescent Development) Sari Pediatri,
genetik, kurangnya aktivitas fisik dan 2010;12:21-27.
determinan sosial. Sejumlah penyakit yang 5. WHO. Global Recommendations on
dapat diakibatkan oleh overweight-obesitas Physical Activity on Health. 2010.
adalah sindroma metabolic, DM Tipe II dan 6. Foundation NH. The Relationship
penyakit jantung koroner. Overweight-obesitas between Overweight, Obesity and
terutama dikaitkan dengan keadaan kadar Cardiovascular Disease [Internet].
kolesterol LDL yang tinggi dan kadar HDL yang Australian Institute of Health and
rendah. Untuk LDL dan HDL dikatakan normal Welfare. Canberra, Australia: Australian
bila masing-masing ada dalam darah sebesar Institute of Health and Welfare; 2005. 78
<130mg/dl dan >40mg/dl. Salah satu p.
pencegahan terhadap peningkatan kadar 7. Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
kolesterol pada kondisi overweight-obesitas Ganong Edisi ke-22 . Jakarta: EGC; 2008.
dapat dilakukan dengan meningkatkan 8. Merawati D, Kinanti RG. Perilaku makan
konsumsi serat pangan (dietary fiber). Secara pada siswa obesitas. J Iptek Olahraga.
umum, serat pangan berpotensi menurunkan 2005;7(3):182–92.
kadar kolesterol salah satunya dengan 9. Peltzer K, Pengpid S, Samuels TA, Özcan
NK. Prevalence of Overweight / Obesity
mekanisme mengikat lemak di usus halus,
and Its Associated Factors among
mengikat asam empedu dan meningkatkan
University Students from 22 Countries.
ekskresinya ke feses. Hal ini membuat hati
Int J Environ Res Public Health.
akan meningkatkan uptake kolesterol plasma 2014;11(July):7425–41.
untuk disintesis kembali menjadi empedu, 10. Loos RJ, Bouchard C. FTO: The First
sehingga akan menurunkan kadar kolesterol Gene Contributing to Common Forms of
dalam plasma darah. Serat B-glukan dapat Human Obesity. Obesity Review .
menurunkan tendensi usus halus dalam 2008;3: 246–50.
mengabsorbsi asam empedu. Inulin dapat 11. Munawarrah, Syam A, Hendrayati.
menurunkan level kolesterol dengan Gambaran Uang Saku dan Pengeluaran
menghambat emulsifikasi lemak dan Konsumsi pangan pada Penderita
kolsterol serta membentuk SCFA yang dapat Overweight dan Obesitas Mahasiswa
menghambat sintesis kolesterol Universitas Hasanuddin. Univ
Hasanuddin. 2013;1–10.
Simpulan 12. Maloney AE. Pediatric : A Review for The
Serat pangan (dietary fiber) dapat child Psychiatrist. Pediatric Clinical
mempengaruhi kadar kolesterol penderita Nutrition. 2011;58: 955-972.
overweight-obesitas dengan menjerat lemak di 13. Sugondo S. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.
usus halus, mengikat asam empedu dan Jakarta: Interna Publishing; 2009. 1941-
meningkatkan ekskresinya ke feses sehingga 1946 p.