Disusun oleh :
NURA NURULITA
P1337420218032
3A
2. Etiologi
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kolesterol tinggi /
hiperkolesterolemia. Bisa disebabkan oleh faktor genetik seperti pada
hiperkolesterolemia familial dan hiperkoleterolemia poligenik, juga bisa
disebabkan faktor sekunder akibat dari penyakit lain seperti diabetes mellitus,
sindroma nefrotik serta faktor kebiasaan diet lemak jenuh (saturated fat),
kegemukan dan kurang olahraga. (Rusliani,2016)
Beberapa faktor resiko utama penyebab tingginya kolesterol darah antara lain
obesitas atau kegemukan, makanan tinggi asam lemak dan lemak jenuh, biasanya
makanan yg digoreng, makanan rendah serat, kurang beraktifitas fisik, stress,
merokok, tinggal di area dengan tingkat polusi tinggi (industri, kota yg padat
kendaraan bermotor), diabetes, underactive thyroid, dan polycystic ovary
syndrome. (Rusliani, 2016).
a. Hiperkolesterolemia Poligenik
Tipe ini merupakan hiperkolesterolemia yang paling sering ditemukan,
merupakan interaksi antara kelainan genetik yang multipel, nutrisi dan faktor-
faktor lingkungan lainnya serta memiliki lebih dari satu dasar metabolik.
Penyakit ini biasanya tidak disertai dengan xantoma (Rusliani,2016)
b. Hiperkolesterolemia Familial
Penyakit yang diturunkan ini terjadi akibatkan oleh adanya defek gen pada
reseptor LDL permukaan membran sel tubuh. Pada pasien dengan
Hiperkolesterolemia familial ditemukan kadar kolesterol total mencapai 600
sampai 1000 mg/dl atau 4 sampai 6 kali dari orang normal. Banyak pasien ini
meninggal sebelum berumur 20 tahun akibat infark miokard. (Rusliani, 2016)
c. Kebiasaan Diet lemak Jenuh, Kurang olahraga dan Kegemukan
Pada tubuh manusia, Peningkatan kadar kolesterol dipengaruhi oleh asupan
karbohidrat, protein, lemak, serat dan kolesterol. Peningkatan kadar kolesterol
tersebut dapat ditekan dengan pengaturan pola diit. Pengaturan pola diit untuk
menurunkan kadar kolesterol dilakukan dengan mengontrol asupan zat gizi
secara seimbang sesuai dengan kebutuhan
4. Patofisiologi
Kolesterol adalah komponen lemak yang terdapat pada pembuluh darah semua
binatang dan juga manusia. Kolesterol sebenarnya berguna sebagai sumber energi,
membentuk dinding sel-sel dalam tubuh, dan sebagai bahan dasar pembentukan
hormone -hormon steroid. Kolesterol memang dibutuhkan tubuh, namun dapat
membentuk endapan pada dinding pembuluh darah. Sebagai kolesterol baik, HDL
bertugas mengambil kolesterol jahat serta fosfolipida dari darah dan menyerahkan
pada lipoprotein lain, untuk diangkut kembali ke hati. Kemudian lemak akan
diedarkan kembali atau dikeluarkan dari tubuh.
Di hati, reseptor LDL mengatur kolesterol darah. Jika LDL meningkat, sel- sel
perusak menumpuk di dinding pembuluh darah dan membentuk plak, yang
memperkecil diameter pembuluh darah. Plak yang bercampur dengan protein akan
ditutupi oleh sel-sel otot dan kalsium dan dalam jangka waktu bertahun-tahun bisa
terjadi atherosclerosis (pengerasan dan penyempitan pembuluh darah). Akibatnya,
suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh terhambat. Jika dibiarkan, dapat
mengakibatkan gangguan jantung, stroke, dan gangguan lain. Kolesterol dalam
darah manusia terbagi menjadi 2 jenis yakni kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan
HDL ( kolesterol baik). LDL apabila terlalu tinggi dan tidak seimbang dengan
kolesterol baik HDL dapat menyebabkan penempelan di dinding pembuluh darah.
Kolesterol yang berlebihan bisa menempel di dinding pembuluh darah sehingga
pembuluh darah menyempit dan aliran darah tidak lancar. Inilah mengapa,
kolesterol menjadi salah satu faktor resiko penyakit jantung. Kadar kolesterol
yang tinggi akan menyebabkan penebalan plak di lumen pembuluh darah, tapi
juga mudah memicu kerusakan dinding pembuluh darah, plak yang berisi
kolesterol ini bisa muncul di pembuluh darah mana saja.
Namun yang paling berbahaya ialah jika plak tersebut berada di pembuluh
darah jantung koroner dan pembuluh darah di otak. Sewaktu-waktu, plak ini bisa
menutupi seluruh lumen pembuluh darah atau bisa juga plak tersebut pecah
(ruptur) dan pecahnya terbawa oleh aliran darah ke organ lain, misalnya di
jantung. Jika ia terbawa hingga ke pembuluh darah jantung, maka dapat
dibayangkan apa yang terjadi pada jantung tersebut. Pecahan plak akan langsung
menyumbat aliran darah dan akibatnya jantung tidak dapat menerima darah.
Kemudian tidak lama otot jantung akan mati. Keadaan inilah yang disebut sebagai
heart attack.
Hiperkolesterolemia / kolesterol tinggi merupakan kondisi akibat gangguan
metabolisme lemak yang ditandai dengan tingginya kadar kolesterol total dalam
darah. Pada kondisi tersebut apabila terjadi dalam jangka panjang menyebabkan
terbentuknya gumpalan lemak dalam pembuluh darah sehingga dapat berisiko
aterosklerosis. Aterosklerosis memiliki pengaruh terhadap timbulnya penyakit
jantung dan pembuluh darah. Pada penyakit jantung dan pembuluh darah yang
disebabkan aterosklerosis pembuluh darah mengalami penyempitan dan
pengerasan. Hal ini menghambat aliran darah yang kaya oksigen menuju ke
jantung .
5. Komplikasi
Apabila hiperkolesterolemia tidak segera dideteksi dan ditangani akan
menyebabkan timbulnya penyakit komplikasi,diantara nya yaitu :
a. Hipertensi
b. Penyakit jantung koroner
c. Stroke
d. Atherosclerosis (Astuti, 2015)
6. Penatalaksanaan
a. Terapi
1) Terapi nutrisi medis
Diet tinggi lemak merupakan salah satu penyebab hiperkolesterolemia.
Dengan perubahan pola makan, mampu menurunkan kadar kolesterol
dalam darah. Makan ikan yang banyak mengandung omega 3 dapat
menurunkan kadar LDL. Begitu juga dengan mengkonsumsi protein
kedelai. Diet tinggi serat yang larut dalam air seperti oat dan buah/sayuran
dalam sehari dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL.
2) Terapi farmakologis
Berikut ini obat-obatan yang mampu menurunkan kadar kolesterol darah,
terdapat beberapa golongan obat, antara lain statin, resin, niasin, ezetimibe
dan asam lemak omega-3.
b. Aktivitas fisik
Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan berat badan.
Olahraga disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan penderita. Penurunan
berat badan dan lingkar perut yang mana terdapat lemak sentral di sana. AHA
merekomendasikan olahraga selama 30 menit dengan aktivitas sedang 3-4 kali
dalam seminggu.
c. Menghindari rokok
Merokok berhubungan dengan proses metabolis yang berefek pada lipoprotein
termasuk didalamnya meningkatkan asam lemak bebas, glukosa dan VLDL
serta menurunkan HDL. Berhenti merokok berhubungan dengan peningkatan
rata-rata HDL.
D. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan & merupakan proses
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi
& mengidentifikasi status kesehatan klien
Pada tahap ini hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum
1) Data dasar
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan,
komposisi keluarga yang terdiri dari nama,jenis kelamin, hubungan dengan
kepala keluarga, umur, dan status imunisasi dari masing-masing anggota
keluarga serta genogram.
2) Type Keluarga
Menjelaskan tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi
dengan jenis tipe keluarga tersebut.
3) Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut yang berkaitan dengan hiperkolesterolemia.
Dilakukan juga pengkajian terhadap nilai-nilai modern seperti pola
makan,dan gaya hidup.
4) Agama
Melakukan pengkajian mengenai agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang berhubungan dengan kesehatan.
5) Status Sosial
Status sosial ditentukan oleh pendapatan dan pekerjaan sehari-hari dari
anggota keluarga. Serta kebutuhan yang dikeluarkan dalam keluarga.
6) Aktivitas rekreasi keluarga
Seberapa lama keluarga sering pergi bersama dan menghabiskan waktu
untuk bersantai bersama keluarga. Serta ada rekreasi lain yang
dimaksudkan adalah dengan menonton televisi dirumah juga merupakan
aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Dimana ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi di
dalam keluarga.
3) Riwayat kesehatan keluarga inti
Menjelaskan bagaimana keadaan kesehatan keluarga inti,yang meliputi
penyakit keturunan,riwaya kesehatan masing-masing anggota dan
pelayanan kesehatan yang digunakan keluarga.
4) Riwayat kesehatan sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami
dan istri.
5) Pengkajian Lingkungan
Mengkaji karakteristik lingkungan disekitar rumah dengan melihat kondisi
disekitar rumah.
6) Karakteristik Rumah
Mengkaji karakteristik rumah dilakukan dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan ,jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, perletakan
perabotan rumah dan denah rumah.
7) Karakteristik tetangga
Menjelaskan tentang karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang
meliputi kebiasaan,lingkungan fisik,aturan dan budaya setempat.
8) Mobilitas geografis
Hal ini ditentukan dengan kebiasaan keluarga yang suka berpindah tempat.
9) Perkumpulan keluarga yang sering berinteraksi dengan masyarakat
Menjelaskan tentang organisasi atau perkumpulan apa saja yang ada dan
diikuti serta dijalin oleh keluarga dengan tetangga.
c. Struktur keluarga
1) Sistem pendukung keluarga
Sistem pendukung adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, dan apa saja
fasilitas yang dimiliki oleh keluarga untuk menunjang kesehatan dalam
keluarga nya.
2) Pola komunikasi
Menjelaskan tentang komunikasi antar anggota keluarga termasuk pesan
yang disampaikan, bahasa yang digunakan.
3) Struktur kekuatan keluarga
Menjelaskan kemampuan keluarga untuk mengendalikan dan
mempengaruhi anggota keluarga dengan tujuan mengubah perilaku anggota
keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
4) Struktur peran
Menjelaskan peran anggota keluarga baik secara formal atau informal.
5) Struktur nilai dan norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga
6) Stress dan koping keluarga
Stressor jangka pendek dan jangka panjang, Stressor jangka pendek yaitu
stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu
kurang lebih 6 bulan, sedangkan jangka panjang adalah stressor yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
7) Respon keluarga terhadap situasi atau stressor
Mengkaji sejauh mana kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau
stressor yang muncul.
8) Stratergi koping
Mengkaji strategi koping yang digunakan keluarga saat menghadapi
masalah.
9) Strategi adaptasi disfungsional
Mengkaji mengenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi masalah.
10) Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada individu anggota keluarga yang
tidak jauh berbeda dengan pemeriksaan di klinik meliputi pengkajian
kebutuhan dasar,pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang jika
diperlukan.
11) Harapan Keluarga
Mengkaji bagaimana harapan keluarga terhadap petugas kesehatan untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.
3. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa NOC NIC
Defisien Setelah dilakukan tindakan (5602) Pengajaran :
pengetahuan b.d keperawatan selama 3X Proses Penyakit
ketidakmampuan kunjungan, diharapkan a. Kaji tingkat
keluarga mengenal pengetahuan keluarga pengetahuan klien dan
masalah mengenai masalah kesehatan: keluarga mengenai
kesehatan: pengelolaan penyakit
pengelolaan hiperkolesterolemia dapat hiperkolesterolemia
hiperkolesterolemia meningkat, dengan kriteria meliputi pengertian,
(Domain 5 Kelas 4 hasil keluarga mampu : penyebab, tanda,gejala,
Kode diagnosis (1600) Perilaku patuh: bersifat dan terapi
00126) aktif pengobatan/perawatan
Indikator A T (diet
(160002) Mengenal hiperkolesterolemia).
masalah kesehatan b. Jelaskan pada klien dan
4. Implementasi keperawatan
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien
dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Selain itu,perawat juga perlu
melakukan observasi dan mencatat terhadap respon yang muncul dari klien setelah
diberikan tindakan.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu
masalah. Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai. Meskipun tahap
evaluasi diletakkan pada akhir proses keperwatan tetapi tahap ini merupakan
bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan.
6. Pathway
Makan tinggi Penyakit DM, Kurang Aktivitas
lemak jenuh (LDL) Hiperkolesterol
Hipotiroidisme dsb Menurunkan kadar
Metabolisme lemak tak jenuh (HDL)
Lemak jenuh LDL pada hati
(LDL) menigkat
Hiperkolesterol
Defisien pengetahuan
Angka kolesterol
Masih tinggi
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Lembaga
Penerbitan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
RI.
Soeharto, Iman. 2017. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan
Kolesterol. Jakarta: Gramedia.
Mumpuni, dr yekti, & Ari, W. (2011). Cara Jitu Mengatasi Kolesterol (A. Maria, Ed.).
C.V ANDI OFFSET.
Ruslianti. (2014). Kolesterol Tinggi Bukan Untuk Ditakuti. Jakarta: FMedia.
Astuti, N.R. (2015). Makanan-makanan Tinggi Kolesterol. Jakarta: Buku Kita
Nanda NIC NOC. (2015). Diagnosis Definisi dan Klasifikasi. Penerbit Buku
Kedokteran: EGC
WHO (2017). Cardiovascular diseases (CVDs). World Health Organization.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs317/en/ - Diakses 8 Februari 2021
Santosa, A., & Rusliani, W. (2016). Senam Kaki untuk mengendalikan kadar kolesterol
dan gula darah dan menurunkan tekanan Branchial pada klien kolesterol.
MEDIASAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu kesehatan, Vol 14 No.2, Diakses pada 8
februari 2021
NCEP. Third Report of the National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert
Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults
(Adult Treatment Panel III) Final Report.Circulation. 2016;106:3143