PENDAHULUAN
Kolesterol merupakan suatu senyawa lemak yang lunak seperti lilin (wax).
Sebagian besar kebutuhan kolesterol tubuh dibuat oleh hati, tetapi kolesterol
tambahan juga didapat dari makanan seperti kuning telur, daging, ayam, makanan
laut dan susu. Dalam kondisi normal, kolesterol yang dibentuk oleh tubuh
jumlahnya dua kali lipat dari kadar kolesterol makanan yang kita konsumsi. Kadar
kolesterol dalam darah dan jaringan digunakan sebagai sumber energi,
membentuk dinding sel-sel dalam tubuh, dan sebagai bahan dasar pembentukan
hormon-hormon steroid.
(Wirawan, 2013)
(Dari Medi)
Kadar kolesterol total dapat dipengaruhi oleh asupan zat gizi, yaitu dari
makanan yang merupakan sumber lemak. Peningkatan konsumsi lemak sebanyak
100 mg/hari dapat meningkatkan kolesterol total sebanyak 2-3 mg/dl. Keadaan ini
dapat berpengaruh pada proses biosintesis kolesterol.
Buah dan sayur merupakan asupan zat gizi yang tinggi kandungan serat.
Selain itu, buah dan sayur juga mengandung antioksidan berupa flavonoid
(Maryanto et al., 2004). Flavonoid merupakan zat aktif yang memiliki pengaruh
terhadap kadar profil lipid dengan cara mengaktifkan sistem multi enzim seperti
citocrome P-450 dan b5 yang mempunyai fungsi mengikat kadar kolesterol dan
cairan empedu untuk dieksresikan. Flavonoid terdiri dari 6 kelompok utama, yaitu
chalone, flavon, flavonol, flavonon, anthocyanin dan isoflavonoids. Penelitian
terdahulu menunjukan bahwa pemberian 160 mg anthocyanin yang diberikan dua
kali/hari selama 12 minggu pada 78 wanita dan 42 pria usia 40-65 tahun yang
mengalami dislipidemia terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol total sebesar
5,7 mg/dl (Qin Y, 2009).
(Vito dan Deny, 2013 )
1. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah. Aktivitas fisik
yang rendah akan mendorong keseimbangan energi ke arah positif sehingga
mengarah pada penyimpanan energi dan penambahan berat badan, akibatnya
akan berpengaruh terhadap peningkatan kadar kolesterol darah, begitu pula
sebaliknya (Sihadi 2006).
2. Status Gizi dan Kadar Kolesterol Darah
Al-Shalah (2010) dan Ayer et al. (2011) menyatakan bahwa rokok
merupakan salah satu penyebab radikal bebas yang dapat menurunkan kadar
HDL dalam darah sehingga menyebabkan peningkat-an kadar kolesterol
darah.
1. Pengetahuan
Pengetahuan berpengaruh dalam meningkatkan pencegahan
hipercholestrolemia, semakin banyak pengetahuan yang pasien tahu, maka
semakin baik pula pasien dalam mencegah terjadinya hypercholesterolemia.
Menurut analisa Univariat yang telah dilakukan karakteristik responden
berdasarkan pengetahuan paling banyak responden berpengetahuan cukup
yaitu 55 orang (56,7%).
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil
dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
seseorang juga dapat diperoleh dari pengalaman pribadi atau pengalaman
orang lain (Notoatmojo 2003).
2. Usia
Usia berpengaruh dalam meningkatkan pencegahan
hipercholestrolemia, semakin bertambahnya usia semakin banyak juga
pengalaman yang dimiliki seseorang dan dengan pengalaman yang pasien
miliki dapat mempengaruhi dalam melakukan tindakan pencegahan diri agar
terhindar dari masalah kesehatan. Menurut analisa Univariat yang telah
dilakukan, pada karakteristik responden berdasarkan umur yang paling
banyak responden berumur ≥ 60 tahun.
Menurut Stuart & Laraia (2005), usia merupakan salah satu faktor
yang penting dalam mempelajari masalah kesehatan dan sosial. Semakin tua
umur seseorang maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki sehingga
tingkat pengetahuan semakin baik. Teori tersebut juga didukung dengan
teori Nursalam & Pariani (2001), dalam Suhaidah (2013) yang mengatakan
semakin tua seseorang maka semakin konstruktif dalam menerima informasi
yang didapat dan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Hal ini
membuktikan semakin baik pengetahuan responden maka semakin baik juga
pencegahan yang dapat dilakukan oleh responden.
(Dokal et al., 2016)
Andygian, V. dan Fitranti, Deny Y. 2013. Pengaruh Pemberian Jus Kulit Delima
(Punica granatum) Terhadap Kadar Kolesterol Total Wanita
Hiperkolesterolemia. Semarang : Universitas Diponegoro.
Dokal, W.L.N., Rumende, R.R.H., dan Akay, T. 2016. Hubungan Pengetahuan
dengan Tindakan Pencegahan Pasien Hiperkolesterolemia di
Wilayah Puskesmas Touluaan Kecamatan Touluaan Kabupaten
Minahasa Tenggara. Buletin Sariputra, Juni; Volume 6 (2).
Elon, Yunus dan Polancos, Jacqueline. 2015. Manfaat Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia) dan Olahraga Untuk Menurunkan Kolesterol Total
Klien Dewasa. Jurnal Skolastik Keperawatan, Juli – Desember;
Vol. 1, No.2.
Fairudz, Alyssa dan Nisa, Khairun. 2015. Pengaruh Serat Pangan Terhadap Kadar
Kolesterol Penderita Overweight. Lampung : Fakultas
Kedokteran, Universitas Lampung, November; Volume 4, Nomor
8.
Jempormase, Felomina., Boddhi W., Kepel, Billy J. 2016. Prevalensi
hiperkolesterolemia pada remaja obes di Kabupaten Minahasa.
Jurnal e-Biomedik (eBm), Januari- Juni; Volume 4, Nomor 1.
Muhammad Yani. 2015. Mengendalikan Kadar Kolesterol pada
Hiperkolesterolemia. Jurnal Olaharaga Prestasi, Juli; Volume 11,
Nomor 2.
Tunggul Waloya, Rimbawan, dan Nuri Andarwulan. 2013. Hubungan Antara
Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik dengan Kadar Kolesterol
Darah Pria dan Wanita Dewasa di Bogor. Jurnal Gizi dan
Pangan, Maret, 8(1): 9—16.
Wirawan, I Made C. 2013. @BLOGDOKTER, Segala Hal Tentang Kesehatan
yang Wajib Anda Ketahui. Jakarta : Penerbit Noura Books.