Anda di halaman 1dari 19

KOLESTEROL

KELOMPOK 2

1. Lola Puspita 515 19 011 073


2. Yayuk Winarti Kalim 515 19 011 163
3. Andi Tenriwaru Basma 515 19 011 125
4. Zulhaidir P 515 19 011 183
5. Laurensius Ravandy 515 19 011 198

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASAKTI MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kolesterol merupakan salah satu dari golongan lemak (lipida) padat yang
berwujud seperti lilin. Kolesterol bersifat aterogenik atau sangat mudah
menempel yang kemudian membentuk plak pada dinding pembuluhdarah.
Kadar kolesterol yang terlalu tinggi dan berlebihan di dalam darah akan
sangat berbahaya bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Kadar
kolesterol yang tinggi merupakan salah satu penyebab masalah metabolik
yang menyebabkan timbulnya penyakit jantung, pembuluhdarah, serta
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan adanya sumbatan pada
pembuluh darah.
Adanya penumpukan jumlah deposit lemak pada dinding pembuluh darah
dapat menyebabkan suatu sumbatan pada pembuluh darah atau yang dikenal
dengan sebutan atherosklerosis. Penyumbatan yang terjadi pada pembuluh
darah koroner jantung akan menyebabkan penyakit jantung koroner (PJK).
Tidak hanya itu, penyumbatan (atherosklerosis) juga dapat terjadi pada
dinding pembuluh darah otak, ginjal, alat gerak, dan berbagai organ lainnya
(Garnadi, 2012).
Pada dasarnya tingginya kadar kolesterol bukan penyebab utama
mortalitas seseorang. Tidak banyak data yang menyatakan bahwa tingginya
kadar kolesterol dapat secara langsung menyebabkan kematian pada
seseorang, namun yang sangat mengejutkan adalah kadar kolesterol yang
tinggi ternyata merupakan etiologi yang sangat sering menyebabkan
terjadinya atherosklerosis, stroke, serta cardiovasculer disease (Hananta,
2011).
Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2013 menyebutkan
bahwa cardiovasculer disease dapat di sebabkan oleh berbagai macam hal,
salah satunya dikarenakan oleh dislipidemia, dan hal yang cukup
mencengangkan adalah dari 9,4 juta kematian setiap tahunnya 51%
disebabkan oleh karena stroke, dan 45% di sebabkan karena coronary heart
disease.
Penggunaan statin sebagai penurun kadar kolesterol sampai saat ini masih
menjadi gold standar bagi semua orang. Statin dapat langsung menurunkan
kadar kolesterol secara cepat, namun demikian, dalam sebuah penelitian yang
di lakukan oleh (Hippisley-Cox dan Coupland, 2010) penggunaan statin dalam
kondisi terntentu dapat menyebabkan efek samping berupa gagal ginjal,
miopati sedang/berat, katarak, dan disfungsi hati sedang/berat.
Dalam study terbaru, penggunaan statin dengan keaadan tertentu dan dosis
yang berleihan akan meningkatkan resiko terjadinya diabetes tipe pada
pengguna tersebut (Huupponen dan Viikari, 2013). Dengan di temukannya
beberapa efek samping di atas maka sudah saatnya melakukan penelitian
terbaru dan beralih kepada tanaman herbal untuk mendapatkan obat yang dapat
berhasiat baik dalam menurunkan kadar kolesterol dan memiliki efek samping
yang sangat minimal kedepannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kolesterol ?
2. Apa saja yang mempengaruhi kadar kolesterol ?
3. Bagaimana Proses Kolesterol Dalam Tubuh ?
4. Bagaimana Epidiomologi kolesterol ?
5. Apa saja obat kolesterol dan struktur kimianya ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kolesterol, faktor yang
dapat mempengaruhi kadar kolesterol dan bagaimana proses kolesterol dalam
tubuh. Dalam makalah ini kita dapat mengetahui epidiomologi kolesterol,
obat-obat kolesterol beserta struktur kimianya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kolesterol
1. Pengertian Kolesterol
Kolesterol adalah salah satu komponen dalam membentuk lemak.
Di dalam lemak terdapat berbagai macam komponen yaitu seperti zat
trigliserida, fosfolipid, asam lemak bebas, dan juga kolesterol. Secara
umum, kolesterol berfungsi untuk membangun dinding didalam sel
(membran sel) dalam tubuh. Bukan hanya itu saja, kolesterol juga
berperan penting dalam memproduksi hormon seks, vitamin D, serta
berperan penting dalam menjalankan fungsi saraf dan otak (Mumpuni
& Wulandari, 2011).
Menurut Stoppard (2010) kolesterol adalah suatu zat lemak yang
dibuat didalam hati dan lemak jenuh dalam makanan. Jika terlalu tinggi
kadar kolesterol dalam darah maka akan semakin meningkatkan faktor
resiko terjadinya penyakit arteri koroner. Kolesterol sendiri memiliki
beberapa komponen, yang dibagi menjadi 2 klasifikasi yaitu berdasarkan
jenis dan kadar kolesterolnya.
2. Klasifikasi
Klasifikasi Kolesterol dibagi menjadi 2 yaitu jenis kolesterol dan
kadar kolesterol.
a. Jenis Kolesterol
1) Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL atau sering juga disebut sebagai kolesterol jahat, LDL
lipoprotein deposito kolesterol bersama didalam dinding
arteri, yang menyebabkan terjadinya pembentukan zat yang
keras, tebal, atau sering disebut juga sebagai plakat
kolesterol, dan denganseiring berjalannya waktu dapat
menempel didalam dinding arteri dan terjadinya
penyempitan arteri (Yovina, 2012).High Density Lipoprotein
(HDL)
2) HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh manusia, fungsi
dari HDL yaitu mengangkut LDL didalam jaringan perifer ke hepar
akan membersihkan lemak-lemak yang menempel di pembuluh darah
yang kemudian akan dikeluarkan melalui saluran empedu dalam
bentuk lemak empedu (Sutanto, 2010).
b. Kadar Kolesterol

Pengelompokan Kadar Kolesterol


Kadar Kolesterol Total Kategori Kolesterol Total
Kurang dari 200 mg/dl Bagus
200-239 mg/dl Ambang Batas Atas
240 mg/dl dan lebih Tinggi
B.
Kadar Kolesterol LDL Kategori Kadar Kolesterol LDL
Kurang dari 100 mg/dl Optimal
100-129 mg/dl Hampir optimal / diatas optimal
130-159 mg/dl Ambang batas atas
160-189 mg/dl Tinggi
190 mg/dl dan lebih Sangat tinggi
C.
Kadar Kolesterol HDL Kategori Kolesterol HDL
Kurang dari 40 mg/dl Rendah
60 mg/dl Tinggi
Sumber :NationalInstitutes of Health, Detection, Evaluation,
dan Treatment of High Blood Cholesterol in Adults III (Mumpuni &
Wulandari, 2011)
3. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol dalam
darah yaitu sebagai berikut:
a. Makanan
Kolesterol pada umumnya berasal dari lemak hewani
seperti daging kambing, meskipun tidak sedikit pula yang
berasal dari lemak nabati seperti santan dan minyak kelapa.
Telur juga termasuk makanan yang mengandung kolesterol yang
tinggi. Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh
menyebabkan peningkatan kadar kolesterol seperti minyak
kelapa, minyak kelapa sawit dan mentega juga juga memiliki
lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol (Yovina,
2012). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Restyani (2015)
menyatakan bahwa dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi
lemak jenuhnya dapat meningkatkan kadar kolesterol total.
b. Kurang aktivitas fisik
Faktor pemicu yang dapat meningkatkan kadar kolesterol
dalam darah yaitu kurangnya aktivitas fisik ataupun olahraga, hal
tersebut telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh
Tunggul, Rimbawan dan Nuri (2013) bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara tingkat aktivitas fisik terhadap kadar
kolesterol dalam darah dengan nilai p<0.05.
c. Kurang pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kadar kolesterol, hal tersebut dibuktikan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Winda, Rooije & Tinny (2016)
bahwa pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan terhadap
kadar kolesterol seseorang dan mempengaruhi tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan dalam mengendalikan kadar
kolesterol.
d. Kepatuhan
Kepatuhan berpengaruh besar terhadap kadar kolesterol
dalam darah, hal tersebut telah dibuktikan oleh penelitian yang
dilakukan oleh Din (2015) yang didapatkan hasil bahwa faktor-
faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan
kolesterol yaitu seperti diet kaya lemak, kurangnya olahraga,
stress serta faktor ketidakpatuhan pasien dalam mengontrol
kolesterolnya. Dan hal tersebut didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Putri (2016) bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara kepatuhan diet dengan kadar kolesterol dalam
darah. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi kolesterol dalam
darah, yang mengalami suatu proses dalam tubuh manusia.
4. Proses Kolesterol Dalam Tubuh
Lemak yang terkandung didalam darah terdiri atas kolesterol,
trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Kolesterol yang
terkandung didalam darah hanya seperempat yang berasal dari sari
makanan yang diserap oleh saluran pncernaan, kemudian sisanya akan
diproduksi oleh tubuh melalui sel-sel hati. Ketika dicerna didalam
usus, lemak yang terdapat dalam makanan akan diuraikan menjadi
kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Usus akan
menyerap keempat unsur lemak tersebut dan masuk ke dalam darah,
sementara untuk kolesterol dan unsure lemak yang lainnya tidak larut
dalam darah. Agar dapat diangkut semua ke dalam aliran darah,
kolesterol dan lemak-lemak lain (trigliserida dan fosfolipid) harus
berikan dengan protein sebagai syarat untuk membentuk senyawa
yang larut, atau sering disebut juga sebagai lipoprotein.
Lipoprotein yang mengangkut lemak menuju hati atau sering
disebut juga dengan kilomikron. Di dalam hati, ikatan lemak tersebut
akan diuraikan sehingga akan membentuk kembali keempat unsur
lemak. Kemudian, asam lemak yang yang telah terbentuk akan
digunakan sebagai sumber energi dan bila jumlahnya berlebih maka
akan disimpan dalam jaringan lemak. Bila asupan kolesterol tidak
dapat mecukupi, maka sel hati yang akan memproduksinya. Di mulai
dari hati, kolesterol akan diangkut oleh lipoprotein. Jika terjadi
kelebihan kolesterol maka akan diangkut kembali oleh lipoproteinyang
sering disebut juga sebagai HDL untuk kemudian akan dibawa ke hati,
yang akan diuraikan dan dibuang ke dalam kandung empedu . LDL
yang mengadung banyak lemak dibandingkan dengan HDL, akan
mengmbang di dalam darah.
Protein utama yang membentuk LDL adalah apolipoprotein B, dan
apolipoprotein A merupakan protein utama yang membentuk HDL.
HDL memliki kandungan lemak yang lebih sedikit dibandingkan
dengan LDL dan mempunyai kepadatan tinggi atau lebih berat
(Sutanto, 2010).Dalam proses kolesterol dalam tubuh, kolesterol
memiliki beberapa tanda dan gejala yang harus diperhatikan oleh
pasien.
5. Manifestasi Klinis

Kadar kolesterol yang tinggi biasanya tidak memunculkan gejala


apapun. Akan tetapi kadang-kadang jika kadar kolesterol sudah sangat
tinggi maka endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan yang
sering disebut juga sebagai xantoma di dalam tendon (urat daging) dan
di dalam kulit. Kadar trigliserida yang cukup tinggi (sampai dengan
800 mg/dl atau lebih) dapat menyebabkan pembesaran pada hati dan
limpa serta timbulnya gejala-gejala dari pakreatitis (misalnya nyeri
perut yang hebat) (Dewanti, 2010). Untuk memantau tanda dan gejala
yang muncul, maka diperlukan pengukuran kadar kolesterol agar dapat
mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh.
6. Cara Mengukur Kadar Kolesterol
Cara mengukur kadar kolesterol dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan di laboratorium ataupun dengan cara mengukur kolesterol
secara mandiri menggunakan cholesterol meter (alat ukur kolesterol).
Jika menggunakan pengukuran cholesterol meter hasil yang
didapatkan dari pengukuran dapat di klasifikasikan apakah kadar
kolesterol total pasien yang dilakukan pemeriksaan dalam rentang
bagus, batas ambang atas, ataupun tinggi (Mumpuni & Wulandari,
2011). Ketika akan dilakukan pemeriksaan kolesterol, pasien biasanya
diminta untuk melakukan puasa 10 jam sebelum, namun menurut studi
yang dimuat dalam Archives of Internal Medicine menyatakan bahwa
puasa sebenarnya tidak diperlukan karena orang yang melakukan
puasa dengan orang yang tidak melakukan hasilnya tidak jauh berbeda
(Candra, 2012).
Cholesterol Meter (Alat Ukur Kolesterol)

7. Cara Mengendalikan Kadar Kolesterol


Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai
salah satu cara untuk mengendalikan kadar kolesterol dalam darah.
a. Pemberian edukasi dan konseling
Pemberian edukasi sangat mempengaruhi dalam peningkatan
pengetahuan pada penderita kolesterol, sehingga hal tersebut
dapat di jadikan salah satu cara penderita dalam memilih
makanan yang tepat agar kolesterol tidak mengalami
peningkatan. Bukan hanya itu saja konseling juga berpengaruh
dalam pengendalian kadar kolesterol, hal tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2014) yang didapatkan
hasil bahwa konseling berpengaruh dalam menurunkan kadar
kolesterol total lebih besar dan perubahan terhadap pola makan.
b. Olahraga
Salah satu olahraga yang dapat dilakukan untuk mengendalikan
kadar kolesterol dalam darah yaitu dengan melakukan senam,
hal tersebut telah diteliti oleh Li Ping, Damajanty, & Herlina
(2013) bahwa aktivitas senam sangat efektif dalam
mengendalikan kadar kolesterol

jika dilakukan secara teratur. Penelitian tersebut didukung juga


oleh Steven, Christopher & Alfonso (2013) yang telah meneliti
mengenai senam terhadap kadar kolesterol dengan hasil bahwa
pengaruh pemberian latihan senam sangat baik diberikan untuk
menurunkan kadar kolesterol dalam darah seseorang.
c. Pemeriksaan kolesterol rutin

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh David, et.al (2016)


melakukan pemeriksaan kolesterol secara rutin sangat baik
dilakukan sebagai salah satu langkah dalam pencegahan primer
terhadap komplikasi dari terjadinya peningkatan kadar kolesterol
seperti penyakit kardiovaskuler.
d. Home Visit

Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Lin, et.al (2016) bahwa


melaksanakan home visit atau kunjungan rumah ke pasien
merupakan salah satu cara dalam mengontrol kadar HDL, LDL,
dan juga trigliserida dalam tubuh. Hal tersebut dikarenakan
home visit bertujuan untuk memberikan edukasi ataupun
informasi kesehatan bagi penderita, sehingga dapat
meningkatkan kualitas kesehatan bagi penderita. Peningkatan
kepatuhan melalui short message service (SMS) gateway Cara
yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kepatuhan pasien
dalam mengikuti program yang diberikan yaitu dengan reminder
melalui short message service (SMS) gateway, hal tersebut telah
diteliti oleh Akrom dan Nurwijayanti (2015) dengan hasil bahwa
SMS sangat efektif dilakukan dalam meningkatkan kepatuhan
pada pasien.

8. Epidemiologi

Menurut WHO Kenaikan kolesterol meningkatkan risiko penyakit


jantung dan stroke. Secara global, penyakit jantung iskemik yang
disebabkan oleh kolesterol yang tinggi merupakan penyebab ke tiga.
Secara keseluruhan, peningkatan kolesterol diperkirakan menyebabkan
2,6 juta kematian (4,5% dari total) dan 29,7 juta Disability Adjusted
Life Years (DALYS), atau 2,0% dari total DALYS. Penurunan serum
kolesterol sebesar 10% pada pria berusia 40, telah dilaporkan
menyebabkan penurunan 50% penyakit jantung dalam waktu 5 tahun.
Penurunan serum kolesterol yang sama untuk pria berusia 70 tahun
dapat menyebabkan penurunan sebanyak 20% dari kejadian rata-rata
penyakit jantung dalam 5 tahun ke depan. Pada tahun 2008, prevalensi
global peningkatan kolesterol total pada orang dewasa (≥ 5,0 mmol / l)
adalah 39% (37% untuk laki-laki dan 40% untuk wanita). Secara
global, rata-rata kolesterol total sedikit berubah antara tahun 1980 dan
2008, turun kurang dari 0,1 mmol / L per dekade pada pria dan wanita.
Prevalensi kenaikan kolesterol total meningkat secara nyata sesuai
dengan tingkat pendapatan negara.

Di negara berpenghasilan rendah sekitar seperempat orang dewasa


telah meningkatkan kolesterol total, di negara-negara berpenghasilan
menengah ke bawah, populasi ini naik menjadi sepertiga dari populasi
untuk kedua jenis kelamin. Di negara-negara berpenghasilan tinggi,
lebih dari 50% orang dewasa mengalami peningkatan kolesterol total
yang mana lebih dari dua kali lipat dibandingan dengan negara
berpenghasilan rendah.

9. Obat Antidislipidemia

Golongan obat Senyawa obat


(PIONAS)

Lovastatin

Simvastatin

Fluvastatin

Statin Atorvastatin

Rosuvastatin
10. O
b Pravastatin
a
t
Pitavastatin
A
n Gemfibrozil
t
i
d Bezafibrat
i
s Fibrat Klofibrat
l
i
p Fenofibrat
i
d
Siprofibrat
e
m
i Asam Nikotinik Asam nikotinik
a
Ezetimibe
G Ezetimibe

Kolestipol
Resin Penukar Ion
 S Kolestiramin
t
 Statin
Statin digunakan sebagai obat utama pencegahan primer dan
sekunder. Obat lain hanya dipakai bila didapat kontraindikasi atau
keterbatasan dalam pemakaian statin. Mekanisme kerja statin bekerja
dengan mengurangi pembentukan kolesterol di liver dengan menghambat
secara kompetitif kerja dari enzim HMG-CoA reduktase. Pengurangan
konsentrasi kolesterol intraseluler meningkatkan ekspresi reseptor LDL
pada permukaan hepatosit yang berakibat meningkatnya pengeluaran
LDL-C dari darah dan penurunan konsentrasi dari LDL-C dan lipoprotein
apo-B lainnya termasuk trigliserida. Pemakaian statin harus didahului
dengan pemberian informasi yang jelas kepada pasien tentang risiko dan
manfaat dari statin, dengan mempertimbangkan faktor-faktor tambahan
seperti komorbiditas, harapan hidup dan aspek ekonomi (Arsana, 2015).
1. Lovastatin

Struktur Kimia Senyawa Lovastatin (PubChem, 2017)

Lovastatin adalah penurun kolesterol yang termasuk dalam


golongan obat yang disebut statin Lovastatin diketahui 2 kali lebih
berkhasiat dibandingkan pendahulunya, mevastatin, statin yang pertama
kali ditemukan. Seperti mevastatin, lovastatin secara struktural mirip
dengan hydroxymethylglutarate (HMG), substituen dari HMG-Coenzyme
A (HMG-CoA), substrat pada jalur biosintesis kolesterol yang melalui
jalur asam mevalonic. Lovastatin adalah inhibitor kompetitif HMG-CoA
reduktase dengan afinitas pengikatan 20.000 kali lebih besar dari HMG-
CoA. Lovastatin merupakan prodrug yang diaktifkan oleh hidrolisis in
vivo dari cincin lakton. Lovastatin bersama dengan mevastatin, berfungsi
sebagai salah satu senyawa utama untuk pengembangan senyawa sintetis
yang digunakan saat ini (Drug Bank, 2017).
2. Simvastatin

Struktur Kimia Senyawa Simvastatin (PubChem, 2017)

Simvastatin adalah penurun lipid yang diturunkan secara sintetis dari


fermentasi Aspergillus terreus. Simvastatin adalah penghambat kompetitif
yang ampuh dari koenzim A-reduktase 3-hidroksi-3-methylglutaryl
reduktase (hidroksimetilgluteril COA reduktase), yang merupakan enzim
pembatas laju pada biosintesis kolesterol. Simvastatin juga dapat
mengganggu produksi hormon steroid, karena induksi reseptor LDL hati,
hal itu meningkatkan kerusakan kolesterol LDL [PubChem] (Drug Bank,
2017).
3. Fluvastatin

Struktur Kimia Senyawa Fluvastatin (PubChem, 2017)

Fluvastatin adalah antilipemik yang secara kompetitif menghambat


hidroksimetilgluteril-koenzim A (HMG-CoA) reduktase. HMG-CoA reduktase
mengkatalisis konversi HMG-CoA menjadi asam mevalonic, tahap pembatas
laju pada biosintesis kolesterol. Fluvastatin termasuk dalam golongan obat yang
disebut statin dan digunakan untuk mengurangi kadar kolesterol plasma dan
mencegah penyakit kardiovaskular.
4. Atrovastatin

Struktur Kimia Senyawa Atorvastatin (PubChem, 2017)

Atorvastatin (Lipitor) digunakan untuk menurunkan kolesterol.


Atorvastatin adalah penghambat kompetitif reduktase hydroxymethylglutaryl-
coenzyme A (HMG-CoA), HMG-CoA reductase mengkatalisis konversi HMG-
CoA menjadi mevalonate. Atorvastatin bekerja terutama di hati. Kadar
kolesterol hati yang menurun meningkatkan penyerapan hati kolesterol dan
mengurangi kadar kolesterol plasma (Drug Bank, 2017).
5. Rosuvastatin kalsium

Struktur Kimia Senyawa Rosuvastatin (PubChem, 2017)


Rosuvastatin adalah antilipemik yang secara kompetitif menghambat
hidroksimetilgluteril-koenzim A (HMG-CoA) reduktase. Rosuvastatin
digunakan untuk mengurangi kadar kolesterol plasma dan mencegah penyakit
kardiovaskular.
6. Rosuvastatin Kalsium

Struktur Kimia Senyawa Rosuvastatin (PubChem, 2017)

Rosuvastatin adalah antilipemik yang secara kompetitif menghambat


hidroksimetilgluteril-koenzim A (HMG-CoA) reduktase. Rosuvastatin
digunakanuntuk mengurangi kadar kolesterol plasma dan mencegah penyakit
kardiovaskular (Drug Bank, 2017).
7. Pravastatin

Struktur Kimia Senyawa Pravastatin (PubChem, 2017)

Pravastatin adalah agen penurun kolesterol yang termasuk dalam


golongan obat yang dikenal sebagai statin. Itu berasal dari transformasi mikroba
mevastatin, statin pertama ditemukan. Ini adalah dihydroxyacid yang dibuka
dengan kelompok 6'-hydroxyl yang tidak memerlukan aktivasi invivo.
Pravastatin adalah salah satu statin dengan potensi lebih rendah; Namun,
peningkatan hidrofilisitasnya diperkirakan memberi keuntungan seperti
penetrasi minimal melalui membran lipofilik sel perifer, peningkatan
selektivitas untuk jaringan hati, dan pengurangan efek samping dibandingkan
dengan lovastatin dan simvastatin (Drug Bank, 2017).
8. Pitavastatin

Struktur Kimia Senyawa Pitavastatin (PubChem, 2107)

Pitavastatin merupakan agen penurun lipid yang termasuk dalam


golongan statin untuk pengobatan dislipidemia. Hal ini juga digunakan untuk
pencegahan penyakit kardiovaskular primer dan sekunder. FDA menyetujui
pada 3 Agustus 2009 (Drug Bank, 2017).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kolestrol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL,
HDL, total kolestrol dan trigliserida. Kolestrol sebenarnya merupakan salah
satu komponen lemak.
Penyebab utama Kolesterol kebanyakan adalah karena makanan. Tapi
selain makanan ternyata ada penyebab lain yang perlu diketahui.Kadar
kolesterol di dalam darah penting utnuk tetap dipantau. Karena dengan
demikian status kesehatan tubuh kita dapat terdeteksi lebih awal sebelum kita
mendapatkan sinyal keluhan dari gejala-gejala hiperkolesterol
Langkah-langkah berikut diketahui dapat mengendalikan kadar kolesterol
dalam darah adalah : Mengetahui kadar kolesterol, Menjaga keseimbangan
berat badan, Aktvitas fisik rutin, Berkenalan dengan lemak baik dan
Mengonsumsi multivitamin
B. SARAN
Demikian yang dapat saya tulis mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Semoga makalah ini berguna bagi saya dan khususnya juga untuk para
pembaca sebagai pengetahuan terhadap kolesterol bagi tubuh kita.
DAFTAR PUSTAKA
Abudhi Thalia. 2014. Definisi Kolesterol, Fungsi Dari Kolesterol, Jenis
Kolesterol, Nilai Normal Laboratorium Untuk Kolesterol, Penyebab Kolesterol,
Dan Bagaimana Cara Penanganan Kolesterol. http://kumpulan.info/sehat/artikel-
kesehatan/83-tips-mengontrol-kolestrol.html. (20 November 2019).

Maulina Maura. 2012. Makalah Kolesterol. http://aceh-


laboratorium.blogspot.com/2012/01/makalah-kolesterol.html. (20 November
2019).

Mahardika. 2017. Kolesterol. http://repository.unimus.ac.id/731/3/BAB%20II.pdf.


(20 November 2019).

Herman. 2012. Makalah Kolesterol. http://www.atlm.web.id/2016/11/makalah-


kolesterol.html. (20 November 2019).

Anda mungkin juga menyukai