Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah kapal dapat melakukan pelayaran jarak jauh dalam waktu

yang lama sehingga dalam pelayaran tersebut dibutuhkan adanya

persediaan bahan makanan untuk awak kapal dalam jumlah yang cukup

dan bisa bertahan lama, mengingat bahan makanan sangat memegang

peranan penting dalam pelayaran yang jauh, maka dalam hal ini mesin

pendingin memegang peranan sangat penting dalam mempertahankan

kesegaran bahan makanan tersebut. Untuk mempertahankan kinerja

mesin pendingin bahan makanan harus memperhatikan dan

meningkatkan kwalitas perawatan komponen-komponen dari mesin

pendingin bahan makanan.

Pada kapal SV. Pertamina Supply No. 34 tempat penulis

melaksanakan praktek laut, mesin pendinginnya menggunakan media

pendingin refrigerant 22. Dimana suhu ruang pendinginnya telah

ditentukan, yaitu tempat penyimpanan buah-buahan dan sayur-sayuran

(vegetable room) dengan suhu +50C dan tempat penyimpanan daging

(meat room) dan ikan (fish room) dengan suhu -18 0C.
2

Mesin pendingin menghasilkan suhu dingin dengan cara menyerap

panas yang ada dalam ruang pendingin, sehingga suhu yang ditentukan

dapat tercapai dan terjadilah proses pengawetan bahan makanan. Namun

pada kenyataannya yang terjadi di kapal SV. Pertamina Supply No. 34

mesin pendingin bahan makanan tersebut tidak dapat mencapai suhu

yang telah ditentukan. Dalam hal ini suhu masing-masing ruang pendingin

naik sampai 50C sehingga sebagian dari bahan makanan mengalami

kerusakan.

Akibat dari permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa

perawatan pada mesin pendingin di atas kapal SV. Pertamina Supply No.

34 tidak dilakukan dengan baik. Kinerja mesin pendingin yang tidak

berjalan optimal jika dibiarkan berlarut-larut akan membawa dampak yang

serius terhadap kelancaran operasional bagi mesin itu sendiri dan juga

bagi kapal. Untuk dapat memberikan solusi yang positif terhadap masalah

tersebut, maka diperlukan perawatan mesin pendingin secara teratur dan

terencana, penyediaan suku cadang yang cukup dan didukung oleh

koordinasi yang kuat antar atasan dan bawahan sehingga operasional

kapal dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Sesuai latar belakang diatas tentang pentingnya mempertahankan

kinerja mesin pendingin bahan makanan di kapal, maka penulis tertarik

memilih judul : “Pengaruh Perawatan Instalasi Pendingin Terhadap

Kesegaran Bahan Makanan Di Kapal SV. Pertamina Supply No. 34”.


3

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah agar lebih memudahkan dalam

pembahasan bab-bab berikutnya maka penulis mengangkat masalah

yang akan dicari solusi, yaitu :

1. Mengapa suhu ruangan pendingin tidak mencapai suhu dingin yang

disyaratkan?

2. Bagaimana upaya agar sistem mesin pendingin dapat

mempertahankan kesegaran bahan makanan diatas kapal?

C. Batasan Masalah

Guna menghindari terjadinya perbedaan pendapat yang tidak

terkendali serta pembahasan skripsi ini tidak keluar dari batasan masalah-

masalah dan juga keterbatasan penulis dalam hal pengalaman dan waktu

ataupun biaya, maka penulis membatasi masalah hanya pada perawatan

instalasi mesin pendingin di kapal SV. Pertamina Supply no. 34.

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian.

Tujuan penelitian ini yaitu supaya dapat mengetahui terjadinya

gangguan/hambatan selama pengoperasian kapal yang diakibatkan


4

teknik pengoperasian dan perawatan mesin pendingin diatas kapal

yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.

2. Manfaat penelitian.

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Memberi pengetahuan terhadap pembaca bahwa perawatan pada

instalasi pendingin sangat berpengaruh terhadap kesegaran bahan

makanan di kapal.

b. Memberikan informasi penting bagi rekan-rekan taruna tentang

perawatan mesin pendingin utamanya rekan taruna yang akan

melaksanakan praktek laut .

c. Memberikan konstribusi bagi para masinis dalam mengatasi

masalah-masalah mesin pendingin.

E. Hipotesis

Faktor-faktor yang sangat berpengaruh sehingga suhu ruangan

pendingin tidak mencapai suhu dingin yang disyaratkan, diduga :

1. Perawatan tidak berjalan secara efisien dan tidak terprogram dengan

baik.

2. Kurangnya pengetahuan masinis kapal tentang perawatan instalasi

mesin pendingin.

Anda mungkin juga menyukai