Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL

ANALISA PENGARUH INDIKASI SUHU PANAS BODY KON


DENSOR TERHADAP KINERJA MESIN PENDINGIN BAHAN
MAKANAN

ANDREW VITO HARIANTO


NIT : 21.42.055
TEKNIKA

PROGRAM DIPLOMA IV PELAYARAN


POLITEKNIK ILMU PELAYARAN MAKASSAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
sekiranya dapat menyusun dan menyelesaikan proposal ini tepat pada
waktunya. Proposal penelitian ini membahas tentang Analisa Pengaruh
Indikasi Suhu Panas Pada Body Kondensor Terhadap Kinerja Mesin
Pendingin Bahan Makanan
Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat tantangan
dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan
itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang sudah meluangkan waktu
membantu dalam penyusunan proposal ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan
proposal selanjutnya. Akhir kata semoga proposal ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.

Makassar, April 2023

ANDREW VITO HARIANTO


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................2

C. Tujuan Penelitian..................................................................................2

D. Manfaat Penelitian................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................4

A. Mesin Pendingin (Refrigerator)............................................................4

B. Cara Kerja Mesin Pendingin.................................................................4

C. Fungsi Bagian-Bagian Mesin Mendingin.............................................5

D. Prinsip Kerja Mesin Pendingin.............................................................5

E. Condensor Refrigerator........................................................................5

F. Tabel Suhu Penyimpanan Di Atas Kapal...........................................10

G. Proses Terjadinya Pemanasan Body Condensor..............................11

H. Bagian – Bagian Kondensor..............................................................13

I. Kerangka Pikir.....................................................................................14

J. Hipotesis............................................................................................14

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................15

A. Jenis Penelitian..................................................................................15

B. Definisi Operasional Variabel.............................................................16

C. Populasi dan Sampel.........................................................................16

D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................17

E. Tabel Penelitian..................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permesinan bantu yang sangat pentingnya dalam menunjang kelanca
ran pengoperasian kapal yaitu salah satunya refrigerator mesin pendingin,
yaitu khususnya pendingin bahan makanan. Bahan makanan merupakan
kebutuhan utama di atas kapal untuk meningkatkan kinerja seluruh Anak
Buah Kapal (ABK). Bahan makanan tersebut terdiri dari bahan makanan b
asah dan bahan makanan kering. Dalam hal ini bahan makanan basah se
perti: daging, ikan, sayur-sayuran, dan buah-buahan perlu penanganan kh
usus. Bahan makanan tersebut mempunyai daya tahan yang tidak terlalu l
ama. Guna untuk mendapatkan bahan makanan tetap segar dan layak dik
onsumsi, maka penanganan yang lebih tepat yakni melalui proses pendin
ginan dalam ruang mesin pendingin. Agar mesin pengawet bahan makana
n dapat bekerja dengan normal maka diperlukan penanganan dan perawa
tan yang tepat, bila hal ini telah dilakukan maka mesin pendingin tersebut
dapat beroperasi dengan normal dan tidak akan terjadi kerusakan fatal pa
da sistem mesin pendingin bahan makanan. Adapun beberapa bagian-ba
gian utama dari sistem mesin pendingin yang harus di jaga dan
memerlukan perawatan khusus agar dapat berjalan dengan normal antara
lain : compressor, condensor, expansion valve, evaporator, dan lain-lain.
Gangguan-gangguan yang umumnya sering terjadi pada sistem mesin pe
ndingin adalah condensor mesin pendingin kadang suhunya tidak tentu
sehingga melebihi atau tidak tercapainya batas normal yang telah di
tentukan, 2 terdapatnya kotoran maupun kerak-kerak yang menempel di d
alam permukaan pipa condensor sehinngga menyebabkan tekanan dalam
condensor terlalu tinggi atau rendah.
Diatas kapal suhu ruangan pendingin bahan makanan telah ditentuka
n yaitu ruang penyimpanan daging dan ikan yaitu antara -18°c sampai de
ngan -22°c dan ruang penyimpanan buah-buahan dan sayur-sayuran yaitu
antara +6°c sampai dengan +2° c namun yang sering terjadi gangguan pa
da mesin pendingin yang mengakibatkan naiknya temperatur ruang pendi
ngin daging dan ikan hingga -9°c. Dalam hal ini compressor, expansion va
lve, dan evaporator berfungsi dengan baik, akan tetapi terdapat gangguan
pada condensor yang menyebabkan suhu ruang bahan makanan menjadi
tidak normal. Berdasarkan uaraian latar belakang di atas, maka penulis
proposal mengangkat judul “ANALISA PENGARUH INDIKASI SUHU PA
NAS PADA BODY KONDENSOR TERHADAP KINERJA MESIN PENDI
NGIN BAHAN MAKANAN’’
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka penulis merumu
skan masalah yaitu faktor apa yang menyebabkan panasnya body conde
nsor terhadap kinerja mesin pendingin bahan makanan di atas kapal?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan ini ialah untuk mengetahui bagaimana cara
mengatasi jika terjadi panasnya body condensor mesin pendingin bahan
makanan di atas kapal.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai penulis dalam skripsi ini adalah :
a. Manfaat Teorotis
Bertambahnya pengetahuan, pengalaman, dan pengembangan pemikiran,
serta wawasan tentang condensor pada mesin pendingin yang dalam hal i
ni dituntut untuk mengidentifikasi dan mengolah data yang diperoleh dari t
empat penelitian.

b. Manfaat Praktis
Menambah pengetahuan dasar bagi taruna yang akan melaksanakan prak
tek laut sehingga dengan adanya gambaran salah satu permasalahan dari
bagian mesin mereka akan lebih siap. Selain itu dapat juga menambah pu
staka di perpustakaan lokal.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mesin Pendingin (Refrigerator)
Menurut Mc George (2002 : 334) mesin pendingin adalah penyejuk
ruangan, mendinginkan bahan makanan yang ada di dalam ruangan itu.
Biasanya digunakan untuk menyimpan sayuran, buah – buahan, dan
daging. Pada suhu biasa makanan cepat menjadi busuk karena pada
temperatur biasa bakteri akan berkembang cepat. Sedangkan pada suhu
5ºC adalah suhu yang biasa untuk pendinginan makanan, bakteri
berkembang sangat lambat sehingga makanan akan lebih awet dan
bertahan lama dan tidak cepat busuk. Jadi disini kita mengawetkan bahan
makanan tersebut dengan cara mendinginkannya.
Menurut Ibrahim dincer (2010 : 107) Tujuan system pendiginan adalah
untuk melepaskan panas dari media suhu tingkat rendah. Mesin pendingin
menghasilkan dingin dengan cara menyerap panas dari udara yang ada
dalam ruangan pendingin mesin pendingin itu sendiri sehingga suhu dalam
ruangan pendingin menjadi turun / dingin.

B. Cara Kerja Mesin Pendingin

Pada Prinsip kerja system adalah mendinginkan (cooling) prodak atau


pun makanan yang ada di dalamya proses pendinginan freezer atau kulka
s hamper sama dengan air conditioner di dalam sistem pendingin terdapat
komponen utama dari sitem pendingin (refrigerasi) adalah kompressor, ko
ndensor, katup ekspamsi, dan evaporator berfungsi untuk mengalirkan me
naikan tekanan gas refrigran dari evaporator yang selanjutnya dicairkan di
dalam kondensor. Fungsi dari kondensor mengkondensasikan gas refriger
an dengan menurunkan temperatur dan tekanan gas yang konstan, lalu ref
rigran cair dialirkan ke katup ekspansi untuk diturunkan temperature dan te
kanan yang selanutnya dialirkan ke dalam evaporator (Achmad, 2017).

Gambar 2.1 Diagram System Mesin Pendingin


Sumber : https://images.app.goo.gl/mNJfVD4TkGLF14nWA

C. Fungsi bagian-bagian mesin pendingin


1. Compressor
Berfungsi untuk menghisap zat refrigerant dari sisi tekanan rendah dan
menekannya menuju sisi tekanan tinggi.
2. Oil Separator
Berfungsi untuk memisah kan oli dengan refrigeran agar tidak terbawa i
kut bersirkulasi yang kemudian oli tersebut akan di kembalikan ke ruang
oli dalam compressor.

3. Condensor
Berfungsi condensor itu sendiri adalah untuk merubah bentuk media pendingi
n dari bentuk uap jenuh menjadi bentuk zat cair dengan cara uap jenuh didin
ginkan dengan tekanan yang berbeda sehingga berubah wujud menjadi zat c
air.
4. Receiver
Receiver digunakan untuk menyimpan refrigerant cair yang berasal dari peng
eluaran kondensor
5. Filter Dryer
Berfungsi untuk menyaring segala kotoran atau partikel-partikel halus ya
ng bersirkulasi bersama freon.
6. Selenoid Valve
Selenoid valve berfungsi untuk mengalirkan atau menyetop aliran refrige
rant cair yang menuju evaporator sesuai kebutuhan suhu ruang penyim
pan bahan makanan yang bekerjanya dikendalikan oleh Thermostat ber
dasarkan suhu ruang penyimpan makanan tersebut.
7. Stop Valve
Stop valve berfungsi untuk membuka atau menutup aliran leh banyak or
ang 
8. Expansion Valve
Fungsi expansion valve adalah mengontrol jumlah aliran refrigerant yan
g akan dikeluarkan menuju evaporator. Ketika suhu refrigerant sudah tur
un, maka katup ekspansi akan menentukan jumlah refrigerant yang perl
u dikeluarkan menuju evaporator

9. Evaporator
Evaporator adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyerap panas dari u
dara atau benda yang berada di dalam ruangan yang diinginkan. Kemudian
membuang kalor tersebut melalui kondensor di ruang yang tidak didinginkan
untuk membuang panas yang dimilikinya.
10. Accumulator
Accumulator berfungsi sebagai alat penampung sementara refrigerant c
air yang bertemperatur rendah serta campuran minyak pelumas dari eva
porator.

D. Prinsip kerja mesin pendingin


Jenis pendingin yang biasa dipakai di kapal adalah menggunakan me
dia pendingin yaitu Freon 22 (R-22). Adapun prosesnya yaitu kompresor
menghisap gas freon dari evaporator yang mempunyai tekanan rendah da
n dikeluarkan dari 7 kompresor dengan tekanan tinggi. Freon yang keluar
dari kompresor masih berupa gas dengan suhu tinggi, dan kemudian men
galir melalui pemisah (oil separator) karena berat jenis gas freon lebih ring
an, maka minyak yang terbawa selalu berada di bawah, yang kemudian m
engalir kembali ke dalam carter kompresor. Adanya minyak ikut di dalam p
eredaran disebabkan pelumasan pada kompresor seperti, pada bantalan-
bantalan, ring dengan torak/cilinder. Freon yang telah dipisahkan dari min
yak dialirkan menuju kondensor, dan selanjutnya gas freon di dalam kond
ensor didinginkan dengan menggunakan air laut, agar gas freon berubah f
reon cair yang kemudian ditampung di dalam penampung (receiver) yang
selanjutnya dialirkan ke katup ekspansi yang sebelumnya melalui pengeri
ng (dehydrator) dan melewati solenoid valve diteruskan ke katup ekspansi
dan freon cair masuk ke evaporator. Dari katup ekspansi ke evaporator, k
arena evaporator mempunyai volume pipa yang lebih besar. Freon terseb
ut mengalami pengembangan volume dan penurunan tekanan. Di dalam e
vaporator, freon diuapkan kembali dengan mengambil panas yang berada
di sekitar evaporator (dalam ruangan dingin) dimana evaporator ditempatk
an. Setelah freon berubah menjadi gas, kemudian dihisap kembali oleh ev
aporator dan proses berjalan seperti semula.
E. Condensor Refrigerator
Condensor merupakan alat untuk melepaskan panas. Panas dari kam
ar diserap oleh freon di evaporator. Setelah melalui proses pemadatan lalu
dilepaskan oleh condensor diletakkan di bagian luar ruangan. Kondensor b
ekerja pada suhu dan tekanan yang tinggi dari pada evaporator. Proses pe
mindahan panas yang terjadi di kondensor tidak jauh berbeda dengan yan
g di evaporator. Keduanya melibatkan perubahan wujud freon. Kalau pada
evaporator freon berubah dari cair ke gas (uap) maka pada kondensor wuj
udnya berubah dari gas ke cair.
Kondenser adalah salah satu alat penukar kalor dimana refrigeran mel
epas atau membuang kalor ke media pendingin seperti udara atau air. Refr
igeran didalam kondensor berada pada keadaan uap super panas melepa
s kalor sehingga berubah fase menjadi cair. Untuk membuang kalor yang t
erkandung dalam refrigeran yang berada didalam kondensor diperlukan co
oling medium. Sebuah kondenser harus mampu membuang kalor tersebut
ke cooling medium yang digunakan oleh kondensernya.

F. Tabel Suhu Penyimpanan Di Atas Kapal


N Item Storage Humidity
o Temperature
1 Buah Segar – 0 - 2 °C Kelembaban relatif 90 –
Potong 98%
2 Sayuran 0 – 2 °C Kelembaban relatif 90 –
98%
3 Anggur 7 – 10 °C Kelembaban relatif 85 –
95%
4 Telur, Susu, Butter 7 – 10 °C Kelembaban relatif 85 –
95%
5 Melon 16 – 18 °C Kelembaban relatif 90 –
98%
6 Pisang 16 – 18 °C Kelembaban relatif 90 –
98%
7 Kentang 16 – 18 °C Kelembaban relatif 90 –
98%
8 Groceries 16 – 18 °C Kelembaban relatif90 –
98%
9 Daging/Ikan Fresh 0 – 1 °C Kelembaban relatif 90 –
95%
10 Daging/Ikan Frozen -18 °C Kebawah Kelembaban relatif 90 –
95%
Gambar 2.2 Shell and Tube Condensor

Sumber : https://images.app.goo.gl/46nAbcwY4S6LTcB16

Air pendingin masuk melalui pipa bagian bawah kemudian keluar


melalui pipa bagian atas. Jumlah saluran maksimum yang dapat
digunakan sebanyak 12, semakin banyak jumlah saluran yang digunakan
maka semakin besar tahanan aliran air pendingin. Pipa pendingin
ammonia biasa terbuat dari baja sedangkan untuk freon biasa terbuat dari
pipa tembaga (Holman, 1994).
Jika menginginkan pipa yang tahan tehadap korosi bias menggunakan
pipa kuningan datau pipa cupro nikel. Ciri-ciri kondensor Tabung dan Pipa
adalah :
a. Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga ukurannya relatif
lebih kecil dan ringan.
b. Pipa dapat dibuat dengan mudah.
c. Bantuk yang sederhana dan mudah pemasangannya.
d. Pipa pendingin mudah dibersihkan.

1. Shell and Coil Condenser


Kondensor tabung dan koil banyak digunakan pada unit pendingin
dengan Freon refrigerant berkapasitas lebih kecil, misalnya untuk
penyegar udara, pendingin air, dan sebagainya. Seperti gambar
dibawah ini, Kondensor tabung dan koil dengan tabung pipa pendingin
di dalam tabung yang dipasang pada posisi vertical. Koil pipa pendingin
tersebut biasanya dibuat dari tembaga, berbentuk tanpa sirip maupun
dengan sirip. Pipa tersebut mudah dibuat dan murah harganya.
Pada Kondensor tabung dan koil, aliran air mengalir di dalam koil pipa
pendingin. Disini, endapan dan kerak yang terbentuk di dalam pipa
harus dibersihkan menggunakan zat kimia.(Saiful, 2014).
Gambar 2.3 Shell and Coil Condensor

REFRIGERANT I
N

SEA WATER OUT

REFRIGERANT
OUT

SEA WATER IN

Sumber : https://images.app.goo.gl/b47YKvQrTzsAb5JX7

Adapun ciri-ciri Kondensor tabung dan koil ialah Harganya


murah karena mudah dalam pembuatannya, Kompak karena
posisinya yang vertical dan mudah dalam pemasangannya, Tidak
perlu mengganti pipa pendingin, tetapi hanya perlu pembersihan
dengan menggunakan detergen.

2. Tube and Tubes Condenser


Kondensor jenis pipa ganda merupakan susunan dari dua pipa
coaksial dimana refrigerant mengalir melalui saluran yang terbentuk
antara pipa dalam dan pipa luar yang melintang dari atas ke bawah.
Sedangkan air pendingin mengalir di dalam pipa dalam arah
berlawanan, yaitu refrigerant mengalir dari atas ke bawah. Pada
mesin pendingin berkapasitas rendah dengan Freon sebagai
refrigerant, pipa dalam dan pipa luarnya terbuat dari tembaga. Gambar
dibawah ini menunjukkan Kondensor jenis pipa ganda, dalam bentuk
koil. Pipa dalam dapat dibuat bersirip atau tanpa sirip (Achmad, 2017).
Kecepatan aliran di dalam pipa pendingin kira-kira antara 1-2 m/detik.
Sedangkan perbedaan temperature air keluar dan masuk pipa
pendingin (kenaikan temperature air pendingin di dalam kondensor)
kira-kira mencapai suhu 10˚C. Laju perpindahan kalornya relative besar.
Adapun ciri-ciri Kondensor jenis pipa ganda adalah sebagai berikut :
a. Konstruksi sederhana dengan harga yang memadai.
b. Dapat mencapai kondisi yang super dingin karena arah aliran
refrigeran dan air pendingin yang berlawanan.
c. Penggunaan air pendingin relative kecil.
d. Sulit dalam membersihkan pipa, harus menggunakan detergen.
e. Pemeriksaan terhadap korosi dan kerusakan pipa tidak mungkin
dilaksanakan.
f. Penggantian pipanya pun juga sulit dilakukan (Stocker, 1987).
G. Proses Terjadi Pemanasan Body Condensor
Terjadinya panas didalam body kondensor dapat terjadi dalam Proses
dengan bantuan air. Air digunakan untuk membantu mengambil panas dari
refrigeran uap. Refrigeran uap yang mengalir dalam kondensor disimpan d
alam suatu tempat atau air dilewatkan pada kondensor yang berisi refriger
an uap. Air masuk mempunyai temperatur lebih rendah dibandingkan deng
an temperatur refrigeran uap. Panas dari refrigerant uap dipindahkan ke air
melalui dinding kondensor. Air tersebut membawa panas dari wadah melal
ui saluran ke luar. Jika medium pendingin yang digunakan adalah air, kele
bihannya adalah air mempunyai sifat membawa dan memindahkan panas
yang jauh lebih baik.
Cara kerja dari jenis alat pengubahan dilakukan dengan cara mengalir
kan uap kedalam ruangan yang berisi susunan pipa dan uap tersebut akan
memenuhi permukaan luar pipa sedangkan air yang berfungsi sebagai pen
dingin akan mengalir di dalam pipa (tube side), maka akan terjadi kontak a
ntara keduanya dimana uap yang memiliki temperatur panas akan bersing
gungan dengan air pendingin yang berfungsi untuk menyerap kalor dari ua
p tersebut, sehingga temperatur steam (uap) akan turun dan terkondensasi.

H. Bagian-Bagian Kondensor
1. Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu
(temperature), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari
bahasa latin Thermo yang berarti panas dan meter yang berarti untuk
mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang
paling umum digunakan adalah termometer air raksa. Termometer yang
biasanya digunakan sebagai alat pengukur suhu pada instalasi
condensor mesin pendingin di kapal berupa termometer raksa.
Termometer raksa adalah termometer yang berisikan air raksa yang
ditempatkan pada suatu tabung kaca. Tanda yang dikalibrasi pada
tabung membuat temperatur dapat dibaca sesuai panjang air raksa di
dalam gelas, bervariasi sesuai suhu. Untuk meningkatkan ketelitian,
biasanya ada bohlam air raksa pada ujung termometer yang berisi
sebagian besar air raksa, pemuaian dan penyempitan volume.
2. Drain Valve
Valve adalah sebuah perangkat yang terpasang pada sistem perpipaan,
yang berfungsi untuk mengatur, mengontrol dan mengarahkan laju dari
aliran fluida dengan cara membuka, menutup atau mengalirkan
sebagian fluida guna mendapatkan Pressure yang lebih rendah sesuai
yang diinginkan. Selain untuk proses industri, Valve yang bahasa
lokalnya disebut dengan ‘kran’ dalam kehidupan sehari-hari sering kita
jumpai, salah satunya adalah kran air. Pengoperasian Valve dapat
dilakukan secara pegangan/tuas, pedal maupun roda. Drain Valve pada
sistem drain di condensor digunakan untuk membuang air yang
mengandung endapan pada bagian dalam condensor ketika condensor
dalam sistem perawatan baik berupa pembersihan maupun pengecekan
kebocoran pada Tube-Tube air di dalam condensor.
3. Sistem pendingin air laut
Air pendingin dalam condensor sangat memilliki peranan penting dalam
proses kondensasi uap menjadi Condensat Water. Bahan baku air
pendingin biasanya didapatkan dari danau dan air laut (Sea Water)
dalam proses pengambilannya biasanya terdapat sejenis alat jaring
yang berfungsi untuk menjaring kotoran serta benda-benda padat
lainnya agar tidak terikut kedalam hisapan pompa yang tentunya dapat
menggangu kinerja condensor bahkan kerusakan pada peralatan.
4. Strainer
Strainer atau yang sering disebut saringan gunanya adalah sebagai alat
penyaring kotoran baik yang berupa padat, cair atau gas. Alat penyaring
ini digunakan pada jalur pipa guna menyaring kotoran pada aliran
sehingga aliran yang akan diproses atau hasil proses lebih baik
mutunya. Perlu diingat bahwa pemasangan Strainer tidak boleh terbalik,
perhatikan petunjuk arah panah yang ada di Body Strainer tersebut.

Gambar 2.4 Condensor

REFRIGERANT
GAS INLET

REFRIGERANT L
IQUID OUTLET

SEA WATER O
UTLET

SEA WATER IN
LET

Sumber : https://images.app.goo.gl/xxkxzBYawSwiuGs77
I. Kerangka Pikir
Berdasarkan kerangka pikir yang peneliti buat, dapat dijelaskan bermul
a dari topik yang akan dibahas yaitu terjadinya pemanasan pada body
condenser dan tidak maksimumnya kerja condensor mempunyai faktor pe
nyebab dari kejadian tersebut. Pada faktor tersebut akan didapatkan upay
a untuk mencegah dan menanggulangi masalah yaitu pendekatan pada ba
gaimana cara pengoperasian serta cara perawatan berkala pada condens
or. Untuk selanjutnya akan dilakukan tindakan sesuai dengan upaya diatas
hingga menghasilkan tujuan agar kerja condensor lebih maksimal sehingg
a mesin pendingin akan bekerja dengan baik sesuai dengan prosedur yan
g ada di atas kapal.

J. Hipotesis
Beberapa masalah yang dihadapi, penulis akan merumuskan beberapa hi
potesis yang berhubungan dengan penelitian, yaitu :
a. Diduga ada banyaknya kotoran serta endapan pada pipa-pipa conden
sor, akibatnya suhu condenser jadi tidak normal.
b. Freon yang dikondensasikan tidak dapat mencukupi kebutuhan pending
inan, sehingga suhu pendingin tidak dapat tercapai, akibatnya suhu di rua
ngan penyimpanan bahan makanan menjadi tidak normal.
Gambar 2.5

Analisa Pengaruh Indikasi Suhu Panas Pada Body Ko


ndensor Terhadap Kinerja Mesin Pendingin Bahan Ma
kanan

Diduga ada banyaknya Freon yang dikondensasikan tida


kotoran serta endapan k dapat mencukupi kebutuhan pe
pada pipa-pipa condensor, ndinginan, sehingga suhu pendin
akibatnya suhu condenser jadi gin tidak dapat tercapai.
tidak normal.

Melakukan Melakukan pemeriksaan


pengecekan/pembersihan terhadap jumlah freon yang
secara berkala pada pipa terdapat dalam receiver untuk
condensor agar dapat berjalan memenuhi kebutuhan
dengan normal pendinginan.

Analisis

Pembahasan

Kesimpulan

Saran
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian Deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya
untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai kegiatan atau
hubungan fenomena yang diuji. Dalam penelitian ini, berusaha untuk
memperoleh deskripsi secara lengkap dan akurat dari suatu situasi.
Penelitian terhadap Analisa Pengaruh Indikasi Suhu Panas Pada Body
Kondensor Terhadap Kinerja Mesin Pendingin Bahan Makanan.
2. Penelitian Koresional
Penelitian Koresional adalah penelitian yang bertujuan untuk
menemukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau
lebih, serta seberapa besar korelasi yang ada diantara variabel yang
diteliti.
3. Penelitian Komparatif
Penelitian Kompratif adalah penelitian yang bersifat membandingkan
antara situasi yang satu dengan situasi yang lain. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode
kuantitatif menurut sugiyono (2015, h.8) adalah metode penelitian
yang berdasarkan pada filsafat positivisime yang digunakan pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian kuantitatif/statistik. Metode kuantitatif bertujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode kuantitatif
berupa angka-angka yang berasal dari pengukuran dengan
menggunakan skala terhahadap variabel-variabel yang ada dalam
penelitian. Penelitian ini juga menggunakan jenis pendekatan
penelitian komparatif. Pendekatan penelitian komparatif menurut
sugiyono (2015:36) adalah metode rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih, dan pada dua
atau lebih sampel yang berbeda.

B. Definisi Operasional Variabel


Operasional variabel merupakan definisi yang akan menjelaskan
makna variabel penelitian yang akan diteliti yaitu panasnya body
condensor terhadap kinerja mesin pendingin bahan makanan di kapal.
Dalam definisi operasional variabel terdapat indikator variabel, indikator
variabel merupakan gejala-gejala yang bisa dilihat dan bisa diteliti yang
dimana variabel tersebut akan terlihat penelitian tersebut.

C. Populasi Dan Sampel


Populasi didefinisikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek, atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang telah ditetapkan oleh peneliti yang kemudian akan dipelajari dan
ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2015). Sampel adalah bagian dari seluruh
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015).
Mengingat populasi dalam penelitian ini sangat luas maka perlu
adanya pembatasan sampel, Adapun pembatasan yang dilakukan dengan
menggunakan sampel menggunakan teknik incidental samping yaitu teknik
penentuan sampel yang berdasarkan kebetulan Sugiyono, (2015 : 85).
Yang dimaksudkan dalam kebetulan adalah anggota sampel yang siapa
saja ditemui secara tidak sengaja atau kebetulan dijumpai bila orang
tersebut cocok dijadikan sebagai responden.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Observasi (Pengamatan)
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan mela
lui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhada
p keadaan atau perilaku obyek sasaran. Orang yang melakukan obser
vasi disebut pengobservasi (observer) dan pihak yang diobservasi dise
but terobservasi. Secara mudah observasi sering disebut juga sebagai
metode pengamatan. Ringkasnya metode observasi adalah cara peng
umpulan data dengan cara melakukan pencatatan secara cermat dan
sistematik. Kegiatan mengamati itu tidak boleh dipandang suatu pekerj
aan yang main -main oleh peneliti.
2. Metode Dokumentasi
Teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi diartikan sebagai
upaya untuk memperoleh data dan informasi berupa catatan tertulis at
au gambar yang tersimpan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Do
kumen merupakan fakta dan data yang tersimpan dalam berbagai bah
an yang berbentuk dokumentasi.
3. Metode Studi Pustaka
Metode studi pustaka adalah kegiatan untuk menghimpun informasi ya
ng relevan dengan topik atau masalah yang menjadi obyek penelitian.
Informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, tesis,
disertasi, ensiklopedia, internet, dan sumber-sumber lain. Dengan mel
akukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua inform
asi dan pemikiranpemikiran yang relevan dengan penelitiannya.

E. Tabel Penelitian
Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Tahun 2023
Bulan
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pengumpulan da
ta buku referensi

2 Pemilihan judul

3 Penyusunan pro
posal dan bimbin
gan
4 Seminar propos
al
5 Perbaikan semin
ar proposal

DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Untung, 2011, Buku Ajar Teknik Pendingin & Tata Udara, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.

Haryanto, Agus, 2015, Perpindahan Panas, Innosain, Yogyakarta.

H. Amad Narto, MPd, M.Mar.E. 2017. Permesinan Bantu II, CV. Global Terbit Sukses,
Semarang.
.
Instruction Manual Book, 2011, Refrigerating Provision Plant, Ushio Reinetsu
CO.,LTD, Japan.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Penerbit Alfabeta,
Bandung

Tim Penyusun PIP Semarang, 2018, Pedoman Penyusunan Skripsi Jenjang Pendidikan
Diploma IV, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.

Tim Penyusun PIP Semarang, 2017, Pesawat Bantu, Politeknik Ilmu Pelayaran
Semarang
Tim Penyusun Pusat Kampus, Tahun 2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edi
si III, Balai Pustaka, Jakarta.
xxix

Anda mungkin juga menyukai