Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN

INSTALASI REFRIGERASI
TRAINER REFRIGERASI MINUMAN

Disusun oleh:
Kelompok 7:

Yan ahmad NIM: 1702111

Muhammad alip nabawi NIM: 1702088

Silvi NIM: 1702108

arifudin NIM: 1702114

Kelas : D3 TP 2 D

Dosen pengampu : Wardika

POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU

JURUSAN TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA

Jl. Raya Lohbener Lama No. 08 Kecamatan Lohbener, Indramayu

1
2018

BAB 1. PENDAHULUAN.............................................................................................................5
1.1 Latar belakang.......................................................................................................................5
1.2 Perumusan masalah...............................................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................................................6
BAB 2. LANDASAN TEORI.........................................................................................................8
2.1 Siklus Kompresi Uap.............................................................................................................8
2.1.1 Proses Kompresi (1-2).........................................................................................................9
2.1.2 Proses Kondensasi (2-3)......................................................................................................9
2.1.3 Proses Ekspansi (3-4)..........................................................................................................9
2.1.4 Proses Evaporasi (4-1).......................................................................................................10
2.2 Perhitungan..........................................................................................................................10
2.2.1 Perhitungan COP actual....................................................................................................10
2.2.2 Perhitungan COP carnot....................................................................................................11
2.2.3 Efesiensi............................................................................................................................11
2.2.4 Daya...................................................................................................................................11
2.3 Fungsi Refrigerasi................................................................................................................11
2.4 Jenis – jenis Refrigerasi.......................................................................................................12
2.5 Komponen Sistem Refrigerasi Kompresi Uap....................................................................12
2.5.1 Komponen Utama..............................................................................................................12
2.5.2 Komponen Tambahan........................................................................................................16
2.5.3 Komponen Tambahan Mekanik........................................................................................17
2.5.4 Gabungan komponen tambahan mekanik dan kelistrikan.................................................20
BAB 3. METODOLOGI...............................................................................................................21
3.1 Gambar Wirring Pemipaan..................................................................................................23
3.2 Gambar Wirring Kelistrikan................................................................................................23
3.3 Kerangka Pembuatan Trainer..............................................................................................24
3.4 Tabel Data Produk Dan Tanpa Produk.................................................................................25
3.5 Gambar Grafik.....................................................................................................................27

2
Abstrak

Sistem pendingin minuman membutuhkan beberapa komponen diantaranya kompressor,


kondensor dan evaporator dan penggunaan bahan pendingin (refrigerant). Proses pendinginan
bekerja berdasarkan prinsip kerja bahwa refrigant yang dimanfaatkan dengan bantuan tekanan
kompresor lalu refrigerant tersebut akan menuju ke kondensor dimana tekanan dan temperaturnya
tinggi , lalu ketika masuk ke kondensor , berubah fasa dari vapor menjadi liquid, lalu menuju pipa
kapiler , tekanan dan temperaturnya berubah, setelah melewati pipa kapiler, cairan tersebut masuk
ke evaporator dimana terjadi perubahan fasa dari liquid menjadi vapor. Dalam tulisan ini akan
disajikan pembahasan sebuah sistem pendingin minuman yang berkapasitas 5 minuman dalam 120
menit dalam 3 kali percobaan.

Sistem terdiri dari beberapa bagian yaitu Kompresor, Kondensor, Pipa Kapiler, Evaporator,
Sight glass, Fan Evaporator, Fan kondensor, Filter dryer.Dari hasil pengujian sistem refrigerasi
kompresi uap sederhana ( Pendingin Minuman) trainer tersebut dapat mencapai suhu -4˚C dengan
respontime 120 menit tanpa produk, 120 menit dengan produk dan, 120 menit tanpa produk dan
nilai steady state error, termasuk over load hanya sekitar 3% serta terus dapat di jaga kestabilan
suhu ruang kabin pendingin tersebut sampai menit ke 30 seperti saat pengujian di lakukan.

Kata Kunci : Kompresor, Kondensor, Pipa Kapiler, Evaporator.

3
Abstract

The beverage cooling system requires several components including the compressor, condenser and
evaporator and the use of refrigerants. The cooling process works based on the working principle
that refrigant is used with the help of compressor pressure and then the refrigerant will go to the
condenser where the pressure and temperature are high, then when entering the condenser, the
phase changes from vapor to liquid, then the capillary tube, the pressure and temperature change.
after passing through the capillary pipe, the liquid enters the evaporator where there is a phase
change from the liquid to vapor. In this paper a discussion of a beverage cooling system with a
capacity of 5 drinks in 120 minutes will be presented in 3 trials.

The system consists of several parts namely Compressor, Condenser, Capillary Pipe, Evaporator,
Sight glass, Evaporator Fan, Condenser Fan, Filter dryer.

From the results of testing a simple vapor compression refrigeration system (Beverage Cooler) the
trainer can reach a temperature of -4˚C with a 120 minute respontime without product, 120 minutes
with a product and, 120 minutes without a product and a steady state error, including over 3 % and
can continue to maintain the temperature stability of the cooled cabin space until the 30th minute
as when the test was carried out.

Keywords : Compresor, Condensor, Capilary Tube, Evaporator

4
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada zaman sekarang mulai banyak digunakan zat pengawet dalam makanan.Zat
pengawet digunakan agar makanan tersebut mampu bertahan lama serta tidak membusuk
atau basi.Perlu diketahui makanan yang sering kita jumpai adalah makanan yang
mengandung zat pengawet, makanan yang mengandung zat pengawet berbahaya bagi
konsumennya. Solusinya adalah dengan cara mengawetkan dengan menyimpan makanan
ditempat-tempat tertentu dengan suhu yang stabil seperti didalam box penyimpanan
makanan.kulkas Sistem Kerja kulkas Dan Bagian-Bagian Komponen Sistem kerja lemari es
dimulai dari bagian kompresor sebagai jantung kulkas yang berfungsisebagai tenaga
penggerak. Pada saat dialiri listrik, motor kompresor akan berputar dan memberikan
tekanan pada bahan pendingin. Bahan pendingin yang berwujud gas apabila diberi tekanan
akan menjadi gas yang bertekanan dan bersuhu tinggi. Dengan wujud seperti itu,
memungkinkan refrigerant mengalir menuju kondensor. Pada titik kondensasi, gas
tersebut akan mengembun dan kembali menjadi wujud cair, Refrigerant cair
bertekanan tinggi akan terdorong menuju pipa kapiler. Dengan begitu refrigerant
akan naik keevaporator akibat tekanan kapilaritas yang dimiliki oleh pipa kapiler.

Saya memilih box pengawetan makanan (kulkas) karena kulkas dapat mendinginkan
atau mengawetkan sesuatu makanan . Biasanya box penyimpanan makanan (kulkas) jenis ini
digunakan untuk kegiatan wirausaha, penelitian pembuatan box penyimpanan makanan
(kulkas), dan pada masyarakat menjadi tempat paling tepat untuk mengawetkan sebab bisa
menghasilkan suhu dingin yang akan membuat kuman tidak lagi berkembang biak dan
inilah yang membuat bahan makanan yang disimpan didalamnya akan awet dalam waktu
cukup lama. Contoh makanan yang ada didalam box penyimpanan makanan (kulkas) bahan
makanan yang cepat basi seperti susu kemasan ultra milk, sayuran dan buah-buahan yang
cepat sekali membusuk dengan metode menyimpan dalam box penyimpanan itu lebih bisa
bertahan lama tidak mudah membusuk. Dengan melakukan penelitian ini mahasiswa dapat
belajar sistem refrigerasi dan mahasiswa juga bisa mencari kesalahan yang terjadi pada
trainer dan kebocoran pada mesin refrigerasi, dan Mahasiswa pun dapat memahami dan
mengerti wiring kelistrikan, mahasiswa juga mengerti dan memahami diagram

5
pemipaan,dan mahasiswa dapat mengelas pipa dengan baik dan benar agar terhindar dari
kebocoran pipa, dan mahasiswa bisa mengetahui kerusakan pada sistem refrigerasi dan
mengetahui cara memperbaiki kerusakan yang terjadi, dan mengetahui keluhan masyarakat
yang sering memakai box penyimpanan makanan (kulkas), mahasiswa mampu memperbaiki
trouble yang terjadi pada sistem refrigerasi untuk makanan sehingga untuk kedepannya
mahasiwa sudah mempunyai kompetensi dasar untuk melakukan perbaikan.

Harapan kelompok kami untuk trainer penyimpanan makanan ini supaya mampu
berfungsi dengan maksimal sehingga mampu membanggakan kelompok ini dan trainer ini
mampu memberikan ilmu dan pelajaran untuk kami dalam melakukan pembuatan trainer
sehingga , apabila kami melakukan magang diindustri mampu melaksanakannya dengan
baik atas ilmu yang didapat dari membuat trainer ini.

1.2 Perumusan masalah

1. Bagaimana pengaruh variasi panjang pipa kapiler terhadap kinerja mesin pendingin?
2. Bagaimana pengaruh variasi diameter pipa kapiler terhadap kinerja mesin pendingin?
3. Bagaimana pengaruh variasi kecepatan putaran kipas pada kondensor terhadap kinerja
mesin pendingin?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh variasi panjang pipa kapiler terhadap kinerja mesin pendingin?
2. Mengetahui pengaruh variasi diameter pipa kapiler terhadap kinerja mesin pendingin?
3. Mengetahui pengaruh variasi kecepatan putaran kipas pada kondensor terhadap kinerja
mesin pendingin?

1.4 Manfaat Penelitian

Kegunaan hasil penelitian trainer ini adalah :


1. Untuk mahasiswa lebih tau tentang sistem refrigerasi

6
2. Untuk mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara penelitian dan penginstalasian box
penyimpanan makanan trainer.
3. Untuk masyarakat untuk pendinginan makanan agar makanan bisa lebih awet.

7
BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1 Siklus Kompresi Uap

2.1 Gambar Diagram P-h Siklus Kompresi 2.2 Gambar Komponen Utama Sistem Refrigerasi
Uap
Di dalam siklus kompresi uap mengalir fluida yang dapat menyerap kalor pada temperature
rendah dan membuang kalor tersebut pada temperature tinggi.Fluida tersebut di namakan bahan
pendingin/refrigerant. Bahan pendingin ini mudah berubah wujud dari cair ke gas dan sebaliknya.

Gas refrigerant pada temperature dan tekanan rendah (1) yang keluardari evaporator, dihisap
oleh kompresor untuk dikompresikan sehingga menjadi gas refrigerant yang bertemperatur dan
bertekanan tinggi (2).Selanjuntnya gas ini dialirkan ke kondensor. Di kondensor gas ini akan
mengalami proses kondensasi dengan membuang sejumlah kalor ke media pendingin kondensor.
Keluar dari kondensor, refrigerant sudah dalam wujud cair jenuh tetapi tekanannya masih tinggi (3),
kemudian diekspansikan oleh katup ekspansi sehingga menjadi campuran cair + uap (4) sebelum
kembali dialirkan ke evaporator. Proses penyerapan kalor dari ruang yang didinginkan terjadi di
evaporator.

Untuk mengilustrasikan berbagai pertimbangan termodinamik didalam menganalisis siklus


regfigerasi digunakan diagram Tekanan-Entalpi (diagram P-h) seperti pada Gambar 2.1 diatas dan
atau dengan bantuan tabel. Untuk menganalisis siklus refrigerasi kompresi uap, pertama-tama akan
ditentukakan berbagai tingkat keadaan dari system dan diidealisasikan.
Proses-proses yang terjadi pada siklus refrigerasi kompresi uap seperti pada gambar 2 diatas
adalah sebagai berikut:

2.1.1 Proses Kompresi (1-2)

Proses ini berlangsung di kompresor secara isentropik adiabatik. Kondisi awal refrigerant
pada saat masuk di kompresor adalah uap jenuh bertekanan rendah, setelah dikompresi refrigerant
menjadi uap bertekanan tinggi. Oleh karena itu proses ini dianggap isentropik, maka temperatur ke
luar kompresor pun meningkat. Besarnya kerja kompresi per satuan massa refrigerant dapat dihitung
dengan rumus :
qw = h2 – h1
dimana : qw = besarnya kerja kompresi yang dilakukan(kJ/kg)
h1= entalpi refrigeran saat masuk kompresor (kJ/kg)
h2= entalpi refrigeran saat keluar kompresor (kJ/kg)

2.1.2 Proses Kondensasi (2-3)

Proses ini berlangsung di kondensor. Refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi
keluaran dari kompresor membuang kalor sehingga fasanya berubah menjadi cair.Hal ini berarti
bahwa di kondensor terjadi penukaran kalor antara refrigeran dengan udara, sehingga panas
berpindahlah dari refrigeran ke udara pendingin dan akhirnya refrigeran mengembun menjadi cair.
Besarnya panas per satuan massa refrigeran yang dilepaskan di kondensor dapat dihitung dengan
rumus :

qc = h2 – h3
dimana : qc = besarnya panas yang dilepas di kondensor (kJ/kg)
h2 = entalpi refrigeran saat masuk kondensor (kJ/kg)
h3 = entalpi refrigeran saat keluar kondensor (kJ/kg)

2.1.3 Proses Ekspansi (3-4)

Proses ini berlangsung secara isoentalpi, hal ini berarti tidak terjadi penambahan entalpi tetapi
terjadi drop tekanan dan penurunan temperatur. Proses penurunan tekanan terjadi pada katup
ekspansi yang berbentuk pipa kapiler yang berfungsi mengatur laju aliran refrigeran dan menurunkan
tekanan.
h3 = h4 terlihat dari gambar, dimana titik 4 berada dalam kubah garis jenuh.
Besarnya kalor yang diserap di evaporator dapat dihitung dengan rumus :
qe = h1 – h4
dimana : qe = besar kalor yang diserap di evaporator (kJ/kg)
h1 = entalpi refrigeran saat keluar evaporator (kJ/kg)
h4 = entalpi refrigeran saat masuk evaporator(kJ/kg)
Selanjutnya, refrigeran kembali masuk ke kompresor dan bersirkulasi lagi, begitu seterusnya sampai
kondisi yang diinginkan tercapai.

2.1.4 Proses Evaporasi (4-1)

Proses ini berlangsung di evaporator secara isobar isotermal. Refrigeran dalam wujud cair
bertekanan rendah menyerap kalor dari lingkungan / media yang didinginkan sehingga wujudnya
berubah menjadi gas bertekanan rendah.Kondisi refrigeran saat masuk evaporator sebenarnya adalah
campuran cair dan gas, hal initerlihat dari gambar, dimana titik 4 berada dalam kubah garis jenuh.
Besarnya kalor yang diserap di evaporator dapat dihitung dengan rumus :
qe = h1 – h4
dimana : qe = besar kalor yang diserap di evaporator (kJ/kg)
h1 = entalpi refrigeran saat keluar evaporator (kJ/kg)
h4 = entalpi refrigeran saat masuk evaporator(kJ/kg)

Selanjutnya, refrigeran kembali masuk ke kompresor dan bersirkulasi lagi, begitu seterusnya
sampai kondisi yang diinginkan tercapai.

2.2 Perhitungan

2.2.1 Perhitungan COP actual

COP actual = h1 – h4 / h2 – h1

Dimana :

(h1- h4) = kerja evaporator (kj/kg)


(h2- h1) = kerja kompresor (kj/kg)

2.2.2 Perhitungan COP carnot

COP Carnot = 273,15 + tevap / tkon – tevap

Dimana :

273 = adalah konversi Kelvin

Tkon= temperature in kondensor (K)

Tevap= temperature in evaporator (K)

2.2.3 Efesiensi

Efesiensi = COP aktual / COP carnot

2.2.4 Daya
Daya = A * V * cost * (kw =1000)

Dimana :

A = Arus

V = Tegangan

Cost = 0.7
2.3 Fungsi Refrigerasi

1. Pengkondisian udara pada ruangan dalam bangunan atau rumah, sehingga temperatur di dalam
bangunan atau rumah lebih dingin dibanding di luar rumah.
2. Pengolahan / Transportasi / Penyediaan bahan-bahan makan atau minuman menjadi aman
terhadap aktivitas mikro organisme.
3. Pembuatan batu es dan dehidrasi gas dalam skala besar.
4. Pemurnian minyak pelumas pada industri minyak bumi.
5. Melangsungkan reaksi-reaksi kimia pada temperatur rendah.
6. Pemisahan terhadap komponen-komponen hidrokarbon yang mudah menguap.
7. Pencairan gas untuk mendapatkan gas murni (O2 Dan N2).

2.4 Jenis – jenis Refrigerasi

Berbagai jenis sistem refrigerasi yang bekerja berdasarkan berbagai proses dan siklus dapat
ditemui dalam praktek.Secara umum ada dua siklus dari sistem refrigerasi yaitu sistem
refrigerasi siklus tertutup dan sistem refrigerasi siklus terbuka.Namun demikian sistem
refrigerasi siklus tertutup dapat dikelompokkan berdasarkan jenis siklusnya diantaranya:
 Sistem refrigerasi siklus thermodinamika
 Sistem refrigerasi siklus thermo-elektrik
 Sistem refrigerasi siklus thermo-magnetik

Yang termasuk mesin refrigerasi siklus thermodinamika antara lain :


1. Mesin refrigerasi siklus kompresi uap
2. Mesin refrigerasi siklus absorpsi
3. Mesin refrigerasi siklus jet uap
4. Mesin refrigerasi siklus udara
5. Mesin refrigerasi tabung vortex
2.5 Komponen Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

2.5.1 Komponen Utama

Pada sistem refrigerasi kompresi uap terdapat rangkaian dari empat komponen utama, yaitu;
Kompresor, Kondensor, Katup Ekspansi, dan Evaporator.Masing-masing komponen mempunyai
ciri dan fungsi sendiri-sendiri yang berbeda. Dampak dari pengoperasian sebuah sistem refrigerasi
pada sebuah obyek adalah bila terambil sebagian energi yang terkandung di dalamnya, suhu obyek
tersebut akan menurun. Sebaliknya, karena operasi sistem refrigerasi itu kemudian sejumlah energi
termal terpindahkan ke lingkungan, maka lingkungan tersebur dapat menjadi lebih hangat.

Berikut ini uraian ringkas tentang komponen-komponen utama sebuah sistem refrigerasi
kompresi uap ;

 Kompresor

Kompresor merupakan jantung dari sistem refrigerasi. Kompresor bekerja menghisap uap
refrigeran dari evaporator dan mendorongnya dengan cara kompresi agar mengalir masuk ke
kondensor
 Kondensor

Kondensor berfungsi untuk melepas kalor dan membuang kalor ke lingkungan. Di dalam
kondensor terjadi proses perubahan fasa refrigeran dari fasa uap menjadi cair. Karena refrigeran
adalah zat yang sangat mudah menguap, maka agar dapat dikondensasikan haruslah dibuat
bertekanan tinggi.Jadi, kondensor adalah bagian dimana refrigeran bertekanan tinggi.

 Katup Ekspansi

Katup Ekspansi dipergunakan untuk mengekspansikan secara adiabatik cairan refrigeran


yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai mencapai tingkat keadaan tekanan dan temperatur
rendah. Pada waktu katup ekspansi membuka saluran sesuai dengan jumlah refrigeran yang
diperlukan oleh evaporator.
Apabila beban pendingin turun,atau apabila katup ekspansi membuka lebih lebar, maka
refrigeran yang diperlukan oleh evaporator tidak menguap sempurna,sehingga refrigeran yang
terhisap masuk kedalam kompresor mengandung cairan.

 Pipa Kapiler
Pipa kapiler adalah alat ekspansi yang berupa pipa kecil dengan lubang berdiameter
tertentu.Besarnya tekanan pipa kapiler bergantung dari besarnya diameter lubang dan panjang dari
pipa kapiler.Pipa kapiler diletakan sebelum evaporator. Refrigeran yang melalui pipa kapiler akan
mulai menguap. Selanjutnya, berlangsung proses penguapan yang sesungguhnya di evaporator.

 Evaporator

Evaporator adalah kebalikan dari kondensor,jika kondensor berfungsi sebagai pembuang


panas dari freon yang dipompa oleh kompresor dan membuang panasnya dengan sebuah fan
motor,sebagai penampung dingin dari freon yang sudah berwujud menjadi cair setelah melewati
pipa kapiler.

Dalam evaporator yang hampa udara,freon akan menguap dan menyerap panas pada pipa-
pipa yang berada pada evaporator sehingga pipa-pipa di evaporator menjadi dingin,dan membuang
dinginnya dengan hembusan sebuah fan motor dengan daun kipas yang berbentuk blower.
 Fan Motor

Fan motor atau kipas angin berguna untuk menghembuskan angin. Pada mesin pendingin kulkas
ada 2 jenis Fan :

a. Fan Motor Evaporator

Berfungsi menghembuskan udara dingin dari evaporator keseluruh bagian rak ( rak es,sayur,dan
buah ).

b. Fan Motor Kondensor

Kipas angin ini diletakkan pada bagian bawah kulkas yang memiliki kondensor yang berukuran
kecil yang berfungsi menghisap atau mendorong udara melalui kondensor dan kompresor. Selain itu
berfungsi mendinginkan kompresor.

 Refrigeran (Freon)

Refrigeran adalah liquid atau cairan pendingin yang digunakan dalam system pendingin refrigerator
maupun air conditioner. Refrigerasi adalah suatu system yang memungkinkan untuk mengatur suhu
sampai mencapai suhu dibawah suhu lingkungan. Penggunaan refrigerasi sangat dikenal pada
sistem pendingin udara pada bangunan, transportasi dan pengawetan suhu bahan makanan dan
minuman. Penggunaan refrigerasi juga dapat ditemukan pada pabrik skala besar, contohnya proses
dehidrasi gas, aplikasi pada industri petroleum seperti permurnian minyak pelumas,reaksi suhu
rendah, dan proses pemisahan hidrokarbon yang mudah menguap.

2.5.2 Komponen Tambahan

Didalam sistem refrigerasi selain terdapat empat komponen utama yang telah diuraikan, juga
terdapat pula komponen-komponen tambahan yang befungsi sebagai pengontrol dan pengaman
komponen utama.Komponen tambahan ini untuk mengatur suhu, tekanan, aliran dan kerja pada
sistem. Komponen tambahan yang dipasang pada sistem refrigerasi dibedakan menjadi 3 (tiga)
macam, yaitu :
 Komponen tambahan Mekanik.
 Komponen tambahan Kelistrikan.
 Gabungan komponen tambahan mekanik dan kelistrikan.

2.5.3 Komponen Tambahan Mekanik

Komponen tambahan mekanik adalah komponen pada sistem refrigerasi yang


digunakan mengatur refrigeran mengalir dalam sistem. Komponen tambahan mekanik terdiri
dari:

 Filter Dryer

Fungsi dari komponen ini untuk menyerap uap air yang terlarut dalam refrigerant dan
menyaring padatan terlarut jika ada.
 Sight Glass

Sight Glass adalah komponen yang memiliki bagian berupa kaca tembus pandang.
Fungsi dari sight glass ini adalah untuk melihat wujud refrigerant yang mengalir pada sistem
refrigerasi.
 Akumulator

Akumulator adalah alat bantu dalam sistem refrigerasi yang mempunyai fungsi untuk
menampung atau memisahkan antara cairan refrigerant dan gas refrigerant agar refrigerant
yang masuk ke dalam kompresor semuanya berbentuk gas refrigerant. Akumulator biasanya
dipasang setelah evaporator dan sebelum kompresor atau pada bagian sisi tekanan rendah
dari sistem.

 Pressure Gauge

Fungsi dari komponen ini yaitu untuk melihat tekanan di dalam sistem baik dalam
keadaan mati ataupun bekerja pada sisi tekanan tinggi dan tekanan rendah.

 Hand Valve

Hand Valve berfungsi untuk mengatur buka tutup dari aliran refrigerant pada pipa di dalam
sistem.
 Komponen Tambahan Kelistrikan
Komponen tambahan kelistrikan adalah komponen pada sistem refrigerasi yang
digunakan untuk mengontrol kelistrikan sistem. Alat kontrol kelistrikan bekerja
mengontrol arus listrik yang mengalir ke motor listrik dan alat kontrol yang lain dari
sistem. Alat kontrol listrik terdiri dari beberapa komponen, yaitu ;

 MCB (Mini Circuit Breaker)

Fungsi dari MCB ialah sebagai alat pengaman arus lebih.MCB ini memproteksi arus
lebih yang disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena adanya hubungan
pendek.

 Thermostat

Thermostat berfungsi sebagai pengatur suhu di evaporator. Apabila suhu pada


evaporator telah tercapai (cut-off) maka kompresor akan mati dan apabila suhu pada
evaporator suhunya naik sampai di atas setting-nya maka kompresor akan jalan kembali.
 Relay

Relay adalah saklar yang dikendalikan oleh medan magnet dari elektromagnetik.
Untuk menimbulkan elektromagnetik maka pada relay tersebut dilengkapi dengan koil atau
selenoid.

2.5.4 Gabungan komponen tambahan mekanik dan kelistrikan.

Komponen tambahan gabungan antara kelistrikan dan mekanik adalah komponen


pada sistem refrigerasi yang digunakan untuk mengontrol sistem dan kelistrikan secara
bersamaan. Alat kontrol ini merupakan alat kontrol kelistrikan yang dikendalikan oleh
mekanik dari sistem. Alat kontrol ini juga merupakan alat kontrol mekanik yang dikontrol
secara elektrik. Alat kontrol gabungan listrik dan mekanik terdiri dari beberapa komponen,
diantaranya adalah sebagai berikut :
 High Low Pressure

High Low Pressure merupakan salah satu komponen kontrol yang berfungsi sebagai
pengaman kompresor apabila terjadi tekanan kerja abnormal pada sistem.
BAB 3. METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

No. Nama Alat Jumlah


1. Obeng (+/-) 1 unit
2. Tang Kombinasi 1 unit
3. Kunci kombinasi 1 unit
4. Kunci Inggris 1 unit
5. Palu karet 1 unit
6. Bor tangan 1 unit
7. Gergaji besi 1 unit
8. Box tempat alat 1 unit
9. Pemotong pipa 1 unit
10. Penggaris (30 cm dan 60 cm) 1 unit
11. Alat bending 1 unit
12. Flaring swagging tools 1 set
13. Kikir pipa tembaga 1 unit
14. Multimeter 1 unit
15. Las Achetylen 1 unit
16. Pemotong kabel 1 unit
17. Pengupas kabel 1 unit
18. Cutting Pipa Kapiler 1 unit
19. Manifold 1 set
20. Vacum Gauge 1 set
21. Termokopel 1 unit
22. Display sensor suhu 1 unit
23. Terminal listrik 1 unit
24. Anemometer 1 unit
25. Nitrogen 1 unit

3.1.2 Bahan

No. Nama Bahan Jumlah


1. Kompresor 1 unit
2. Kondensor 1 unit
3. Pipa kapiler Ukuran 110 cm 1 unit
4. Pipa kapiler Ukuran 150 cm 1 unit
5. Pipa kapiler Ukuran 80 cm 1 unit
6. Evaporator 1 unit
7. Filter dryer 3 unit
8. Hand valve 1 unit
9. Pipa tembaga Secukupnya
10. Kabel Secukupnya
11. MCB 1 unit
12. Ampere meter 1 unit
13. Volt meter 1 unit
14. Nut Secukupnya
15. Refrigerant R-134a Secukupnya
16. Silver Secukupnya
17. HLPS (High Low Pressure Switch) 1 unit
18. HPG & LPG (High Low Pressure Gauge &
Low Pressure Gauge)
19. Push Button Red & Green 1 unit
20. Relay 1 unit
21. Sight Glass 1 unit
22. Fan Evaporator 1 unit
3.1 Gambar Wirring Pemipaan

1.1 Gambar Wirring Pemipaan


3.2 Gambar Wirring Kelistrikan

1.2 Gambar Wirring Kelistrikan

Mulai
3.3 Kerangka Pembuatan Trainer

Studi Literatur
Dalam penelitian instalasi sistem refrigerasi pada trainer untuk penyimpanan air mineral dan
makanan kapasitas maksimal 3 kg.kapasitas berupaSistem
Rancangan makanan dan minuman berupa soft drink. Agar
penelitian berjalan dengan baik ada tahapan yang harus dilakukan seperti pada gambar berikut ini:

Pemilihan Komponen

Pembuatan Alat Uji

Pengujian Sistem

Pengambilan Data

Analisis Data

Selesai
3.1 GambarFlowchart Metodologi Perakitan Trainer Refrigerasi

3.4 Tabel Data Produk Dan Tanpa Produk

Table data dengan produk

Table data tanpa produk 1


Table data tanpa produk 2
Table data dengan produk
3.5 Gambar Grafik

Deskripsi tabel pada data cop aktuak dengan produk hasilnya menurun tapi pada menit 65 data
menujukan kenaikan disebabkan temperatur tin evap mencapai -2.7c dan tin kond mencapai 56c
sehingga pada pengeplotan diagram PH didapat nilai enthalpy h1=395.633, h2=431.812,
h3=h4=280.901sehingga pada perhitungan cop aktual didapat data cop aktual = 3.17123193
Deskripsi tabel pada data cop aktuak tanpa produk hasilnya menurun tapi pada menit 55 data
menujukan kenaikan disebabkan temperatur tin evap mencapai 8.4c dan tin kond mencapai 43.9c
sehingga pada pengeplotan diagram PH didapat nilai enthalpy h1=401.993, h2=423.694
h3=h4=262.038 sehingga pada perhitungan cop aktual didapat data cop aktual = 6.44924197
Deskripsi tabel pada data efesiensi tanpa produk hasilnya menurun tapi pada menit 55 data
menujukan kenaikan disebabkan temperatur tin evap mencapai 8.4c dan tin kond mencapai 43.9c
sehingga pada pengeplotan diagram PH didapat nilai enthalpy h1=401.993, h2=423.694
h3=h4=262.038 sehingga pada perhitungan cop aktual didapat data cop aktual = 6.44924197 dan
cop carnot = 7.929577465 sehingga didaat kan hasil perhitngan efesiensi = 81.33147067
dikerenakan kerja kompresor mengalami penuruna sebar 21.701 kw
Deskripsi tabel pada data kerja kompresor tanpa produk hasilnya naik tapi pada menit 55 data
menujukan kenaikan disebabkan karena kinerja dari kompresor mengalami overload sehingga kerja
kompresor turun pada menit ke 55
Deskripsi tabel pada data tout evap tanpa produk hasilnya turun tapi pada menit ke 40 data
menujukan kenaikan disebabkan karena overload sehingga sistem pada trainer tersebut mati
Deskripsi pada percobaan 1 dengan produk terjadi kelonjakan dan penurunan disebabkan overload
sehingga system mati setiap 60 menit
Deskripsi pada percobaan 3 tanpa produk data penurunan pada menit 55 disebabkan overload
setiap60 menit sekali kompresor dengan kapasistas ¼

Anda mungkin juga menyukai