(REFRIGERATED BRINE)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Ir. Titik Dwi Sulistiati, MP
NIM : 185080301111028
KELAS : T02
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah
sehingga makalah ini bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan..
Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa
meminta maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang
berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang
membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................6
PENUTUP...............................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan.............................................................................................................11
3.2 Saran......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
dunia serta memiliki garis pantai sepanjang 104.000 km. Oleh karena itu potensi
sumberdaya kelautan yang dimiliki Indonesia sangat besar seperti ikan pelagis besar
dan kecil, ikan demersal, udang, lobster, cumi-cumi dan lainya. Produk perikanan
memiliki sifat yang mudah sekali rusak atau busuk. Penanganannya harus dilakukan
sesegera mungkin, begitu ikan tertangkap harus segera dibersihkan untuk disimpan
pada penyimpanan berpendingin atau bahkan bisa langsung diolah dan dimasak
untuk konsumsi. Proses yang cepat tersebut merupakan upaya menghambat proses
perendaman dengan air laut yang didinginkan (iced sea water, refrigerated sea
water dll), dan pendinginan menggunakan udara dingin Hingga saat ini, es
merupakan media pendingin yang paling handal untuk digunakan di perahu atau
kapal kecil bahkan di kapal besar. Namun dalam penerapan di lapangan banyak
4
Refriegerasi adalah usaha untuk memindahkan panas dari ruang tertutup atau
dari suatu bahan dengan tujuan untuk menurunkan suhu. Sebuah system
dekat dengan material atau bahan yang akan didinginkan. Permukaan ini memiliki
suhu lebih dingin daripada bahan yang akan didinginkan . Karena panas
dipindahkan dari bahan melalui permukaan dingin. Karena panas hanya berpindah
dari suhu yang panas menuju suhu yang lebih dingin. Suhu permukaan pendingin
kumpulan alat yang dapat menghasilkan dingin dan menghentikan adanya suhu
panas dari refrigerasi. Sesekali panas atau energy panas melewati permukaan
dingin, tujuan dari system pendinginan ini adalah untuk memindahkan energy ke
tempat lain.
pembuatanya?
1.3. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem refrigerasi berfungsi menurunkan suhu ikan secara teratur, cepat, dan
menjaga suhu agar tetap stabil. Dalam menurunkan suhu maka harus mengurangi
suhu diatas kapal. Kotak ikan yang diberi es harus diletakkan pada refrigerasi agar
terhindar dari perubahan akibat bakteri dan enzimatik. Suhu rendah akan
akan dipengaruhi dari musim, ukuran ruangan, jenis ikan, lama pelayaran, dan
beberapa factor lainnya. Prinsip dasar mesin refrigerasi umumnya adalah proses
siklus termodinamika yang disebut sebagai siklus rankine atau siklus kompresi uap.
1. Kompresi : uap jenuh pada tekanan P1 ditekan ketekanan P2. Alat yang
6
2. Kondensasi : uap refrigran memasuki kondensor dan mendapatkan pendinginan
dari kondensor. Pendinginan ini terjadi akibat pertukaran panas antara uap refrigran
refrigerasi dihasilkan.
7
2.2. Refrigerated Brine (RW) atau AGAREFF dan mekanisme pembuatanya
Prinsip pendinginan ikan menggunakan media air garam yang didinginkan secara
10%. Larutan garam disimpan di dalam wadah berupa tangki yang disekeliling dinding
dinding tangkinya telah dilengkapi dengan pipa evaporator dan mesin refrigerator.
Setelah larutan garam yang berada di dalam tangki mengalami penurunan suhu (suhu
mencapai lebih rendah dari 0° celcius) larutan garam dingin tersebut dialirkan atau
dipompa ke wadah tangka lain yang akan digunakan untuk penanganan hasil
pada kapal penangkap ikan yang besar dengan lama operasi lebih dari satu bulan.
Teknik pendinginan ini juga banyak dilakukan di pabrik-pabrik besar pengolahan ikan,
dimana garam sifat tekanan osmotik yang tinggi yang menyebabkan plasmolisis pada
dinding sel bakteri. Disamping itu garcm juga menghambat berubahnya protein oleh
adanya aktifitas enzim. Perubahan-perubahan yang terjadi setelah ikan mati secara
garis besar adalah terjadinya rigormortis kemudian autolisis dan terakhir pembusukan
yang meyebabkan selaput sel rusak. Rigormortis berlangsung akibat tidak terjadinya
aliran oksigen dalam jaringan peredaran darah oleh karena aktifitas jantung dan kontrol
otaknya terhenti. Akibatnya didalam tubuh ikan tidak terjadi reaksi glikogenolisis yang
dapat menghasilkan ATP sebagai sumber energi. Akibatnya reaksi berlangsung secara
anaerobic yang memanfaatkan ATP dan glikogen dalam tubuh ikan sebagai sumber
energi. Jumlah ATP akan terus berkurang dan pH tubuh menurun menyebabkan
jaringan otot tidak mampu mernpertahankan flexibilitasnya. Waktu yang dibutuhkan ikan
8
memasuki tahap rigormortis dipengaruhi oleh jumlah glikogen. Maktn banyak jumlah
glikogen pada tubuh ikan makin lama ikan memasuki tahap rigormortis. (Sanger, 2010)
Ketika hasil tangkapan ikan dalam jumlah yang besar maka akan sulit untuk
melakukan metode pemberian es secara normal, oleh sebab itu digunakan sistem
Chilling sea water (CSW),refrigerated sea Water (RSW) dan refrigerated brine (RW). Hal
ini penting untuk menghitung jumlah es yang dibutuhkan untuk chilling sesuai jumlah
ikan tangkapan. Dalam prakteknya, banyak factor yang mempengaruhi jumlah es yang
digunakan, seperti ukuran penyimpanan ikan, insulasi dari ikan tangkapan, kenaikan
suhu ketika proses bongkar muat, sehingga hal ini menjadikannya sulit dalam
hanya dapat mendinginkan tubuh ikan, namun air lelehan es akan turun dan
Jika mesin pendingin diatur dengan suhu -30C sampai -40C maka es tidak akan
mencair dan daging ikan akan membeku, yang akan merusak tekstur daging. Dalam
diantara ikan sesuai dengan interval untuk menghindari kerusakan pada susunan ikan
9
2.3. Pengaruh dari Penggunaan Sistem Refrigerated Brine (RW)
kapal penangkap ikan yang besar dengan lama operasi lebih dari satu bulan. Teknik
seperti pabrik pembekuan dan pengalengan ikan. Berikut ini beberapa keuntungan
penggunaan media RB :
mudah pengerjaannya
kerusakan fisik, seperti luka atau lecet dan pudarnya warna kulit relatif kecil.
pengalengan ikan. Dengan demikian, produksi per satu tahun lebih tinggi.
mempengaruhi daya simpan,tekstur dan rasa dari produk yang di dinginkan karena
yang terdapat pada ikan. Konsentrasi garam juga mempengaruhi tingkat kekerasan
ikan yang didinginkan semakin tinggi konsentrasi garam maka penurunan suhu dan
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
tertutup atau dari suatu bahan dengan tujuan untuk menurunkan suhu. Sebuah
Pendinginan ikan dengan menggunakan teknik RB ini banyak digunakan pada kapal
penangkap ikan yang besar dengan lama operasi lebih dari satu bulan. Teknik
seperti pabrik pembekuan dan pengalengan ikan. Berikut ini beberapa keuntungan
fisik, seperti luka atau lecet dan pudarnya warna kulit relatif kecil.
3.2 Saran
pada saat pembuatan larutan harus sangat diperhatikan agar pendinginan produk
11
DAFTAR PUSTAKA
Gokoglu Nalan, and Yerlikaya Pinar. 2015. Seafood Chilling, Refrigeration and
Freezing Science and Technology. West Sussex : Wiley Blackwell.
SEAFDEC. 2005. On Board Fish Handling and Preservation Technology. Training
Department SEAFDEC Samut Prakan. 73pp.
Sanger, G. 2010. Mutu kesegaran ikan tongkol (Auxis Tazard ) selama penyimpanan
dingin. Warta WIPTEK. 35 : 39 – 43.
12