Disusun oleh:
Perikanan B
Kelompok 20
Ilvan Aji Prayitna
230110140086
230110140132
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan
nikmat dan rahmat-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Fisiologi Hewan Air mengenai Pengaruh Suhu Terhadap Membuka dan Menutup
Operkulum Ikan Mas. Laporan ini diajukan unutk memenuhi salah satu tugas
praktkum mata kuliah Fisiologi Hewan Air.
Selain untuk memenuhi tugas, laporan ini juga dibuat sebagai pengetahuan
tambahan bagi pembaca mengenai pengaruh suhu terhadap membuka dan
menutup operkulum ikan mas.
Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen mata kuliah Fisiologi Hewan Air;
2. Seluruh anggota kelompok 20;
3. Pihak-pihak yang berperan dalam penyusunan laporan ini.
Saran dan kritik yang yang membangun akan sangat kami hargai, demi
memperbaiki laporan-laporan kami berikutnya. Kesempurnaan hanya milik Allah
S.W.T dan kesalahan datangnya dari manusia.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Khususnya untuk
teman-teman mahasiswa program studi perikanan.
Jatinangor, 2015
Penyusun
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
1.1................................................................................................................... Latar
Belakang..................................................................................................
1
1.2................................................................................................................... Tujuan
..................................................................................................................
1.3...................................................................................................................
Manfaat....................................................................................................
3
6
7
8
11
11
12
12
13
14
3.1................................................................................................................. Waktu
dan Tempat.............................................................................................
14
3.2.................................................................................................................Alat
dan Bahan...............................................................................................
3.2.1 Alat..............................................................................................
3.2.2 Bahan..........................................................................................
3.3. Prosedur Praktikum................................................................................
14
14
14
15
17
17
17
18
21
25
viii
5.1 Kesimpulan........................................................................................
5.2 Saran..................................................................................................
25
25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
vi
LAMPIRAN..................................................................................................
vii
viii
DAFTAR TABEL
Judul
Hal.
Tabel 1. Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas pada suhu ruang
(26
1C)
.......................................................................................................
.......................................................................................................
17
.......................................................................................................
.......................................................................................................
Tabel 2. Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas pada suhu +3o C
diatas
suhu
ruang
(29
1C)
.......................................................................................................
.......................................................................................................
17
Tabel 3. Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas pada suhu -3o C
diatas
suhu
ruang
(23
1C)
.......................................................................................................
.......................................................................................................
18
Tabel 4. Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas pada suhu ruang
(26
1C)
.......................................................................................................
.......................................................................................................
18
Tabel 5. Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas pada suhu +3o C
diatas
suhu
ruang
(29
1C)
.......................................................................................................
.......................................................................................................
19
Tabel 6. Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas pada suhu -3o C
diatas
suhu
ruang
(23
1C)
.......................................................................................................
.......................................................................................................
20
viii
viii
DAFTAR GAMBAR
Judul
Hal.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ikan merupakan binatang berdarah dingin, sehingga metabolisme
dalam tubuh tergantung pada suhu lingkungannya, termasuk kekebalan
tubuhnya. Bagi hewan akuatik, suhu media air merupakan faktor
pembatas, oleh karena itu perubahan suhu media air akan mempengaruhi
kandungan oksigen terlarut, yang akan berakibat pada laju pernafasan dan
laju metabolisme hewan akuatik tersebut.
Suhu luar atau eksternal yang berfluktuasi terlalu besar akan
berpengaruh pada sistem metabolism. Konsumsi oksigen dan fisiologi
tubuh ikan akan mengalami kerusakan atau kekacauan sehingga ikan akan
sakit. Suhu rendah akan mengurangi imunitas (kekebalan tubuh) ikan,
sedangkan suhu tinggi akan mempercepat ikan terkena infeksi bakteri.
Pengaruh aklimatisasi atau adaptasi dapat ditoleransi oleh ikan tertentu.
Penurunan atau kenaikan suhu yang terjadi perlahan-lahan tidak akan
terlalu membahayakan ikan. Sementara perubahan yang terjadi secara tibatiba akan membuat ikan stress. Kisaran toleransi suhu ini relatif sempit
pada ikan daerah tropis dibanding ikan daerah subtropis. Selain dari
jenisnya, kisaran suhu optimal juga ditentukan oleh asal atau genetisnya.
Toleransi individual dapat berubah secara genetis karena perubahan
lingkungan atau habitat.
Sebagai
biota
perairan,
ikan
merupakan
organisme
yang
mendapatkan oksigen terlarut dalam air. Pada hampir semua Ikan, insang
merupakan komponen penting dalam pertukaran gas, insang terbentuk dari
lengkungan tulang rawan yang mengeras, dengan beberapa filamen insang
di dalamnya (Fujaya. 1999; 103). Bagian terluar dari insang berhubungan
dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapilerkapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen, dan tiap
filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat
viii
Tujuan
Mengetahui pengaruh perubahan suhu (suhu ruang, suhu tinggi dan
suhu rendah) terhadap banyaknya bukaan operkulum pada benih ikan mas.
1.3.
Manfaat
Manfaat dari praktikum ini dapat mengetahui hubungan banyaknya
bukaan operkulum benih ikan mas pada suhu yang berbeda (suhu ruang,
suhu tinggi dan suhu rendah) terhadap laju pernapasan benih ikan mas.
viii
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Ikan mas
viii
viii
viii
pneumaticus. Beberapa jenis ikan mempunyai bentuk seperti paruparu, misalnya diphnoi.
Terdapat 10 pasang nervi cranialis.
Suhu tubuh tergantung pada lingkungan sekitarnya.
Memiliki sepasang gonad, umumnya ovipar (beberapa ada
yang ovovivipar atau vivipar). Fertilisasi terjadi di luar tubuh. Telur
kecil berukuran sampai 12 mm, kandungan kuning telurnya
bermacam-macam. Segmentasi biasanya secara meroblastis. Tidak
mempunyai membran embrio. Hewan mudanya kadang-kadang tidak
mirip dengan yang dewasa.
2.1.1
2.1.2
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopterygii
Ordo
: Cypriniformes
Famili
: Cyprinidae
Genus
: Cyprinus
Spesies
viii
hanya sebagian kecil tidak ditutupi sisik. Sisik ikan mas berukuran
relatif besar dan digolongkan ke dalam tipe sisik sikloid dengan warna
yang sangat beragam (Rochdianto 2005). Ikan mas dapat tumbuh
cepat pada suhu lingkungan berkisar antara 20-28C dan akan
mengalami penurunan pertumbuhan bila suhu lingkungan lebih
rendah. Pertumbuhan akan menurun dengan cepat di bawah suhu 13C
dan akan berhenti makan apabila suhu berada di bawah 5 C (Huet
1970 dalam Ariaty 1991). Ikan mas merupakan ikan air tawar yang
memiliki sifat tenang, suka menempati perairan yang tidak terlalu
bergolak dan senang bersembunyi di kedalaman. Ikan mas termasuk
omnivora, biasanya memakan plankton. Larva ikan mas memakan
invertebrata air seperti rotifer, copepoda dan kutu air. Kebiasaan
makan ikan mas berubah-ubah dari hewan pemakan plankton menjadi
pemakan dasar. Ikan mas yang sedang tumbuh memakan organisme
bentik dan sedimen organik. Ikan mas jantan akan matang gonad pada
umur dua tahun dan ikan mas betina pada umur tiga tahun. Ikan mas
akan memijah pada suhu lingkungan berkisar antara 18-20 C
( Ikenoue 1982 dalam Ariaty 1991).
Di Indonesia, ikan mas pertama kali berasal dari daratan Eropa
dan Tiongkok yang kemudian berkembang menjadi ikan budidaya
yang sangat penting. Indonesia mengimpor ikan mas ras Taiwan, ras
Jerman dan ras fancy carp masing-masing dari Taiwan, Jerman dan
Jepang pada tahun 1974. Indonesia mengimpor ikan mas ras Yamato
dan ras Koi dari Jepang pada sekitar tahun 1977. Ras-ras ikan yang
diimpor tersebut dalam perkembangannya ternyata sulit dijaga
kemurniannya karena berbaur dengan ras-ras ikan yang sudah ada di
Indonesia sebelumnya sehingga terjadi persilangan dan membentuk
ras-ras baru (Suseno 2000 dalam Rochdianto 2005).
Tubuh ikan mas digolongkan menjadi tiga bagian yaitu kepala,
badan, dan ekor. Pada kepala terdapat alat-alat seperti sepasang mata,
sepasang cekung hidung yang tidak berhubungan dengan rongga
viii
viii
viii
viii
untuk mengukur suhu dengan valid. Termometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah
termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti bahang dan meter
yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacammacam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa.
2.1.1
Suhu Ruang
Suhu ruang/kamar, dalam penggunaan ilmiah merupakan satu
rentang suhu yang dianggap biasa/nyaman oleh manusia dalam satu
ruang tertutup. Suhu ini kurang lebih antara (20 - 25 C), (68 - 77
F), (528 - 537 R), atau (293 - 298 K), walaupun nilai tersebut
bukanlah suatu nilai yang ditentukan secara persis. Untuk fasilitas
perhitungan, sering digunakan angka 20 C atau 300 K. Suhu kamar
ini merupakan suhu yang dapat diukur dengan termometer yang
diambil dari udara di sekitarnya, sehingga, jika diambil dari berbagai
titik di suatu daerah pada suatu waktu mungkin bervariasi.
Hal ini karena suhu yang diambil itu di lingkungan sedingin
Kutub Utara, di mana suhu akan di bawah titik beku (diukur dalam
derajat Fahrenheit atau Celsius), akan ada yang diambil di tempat
sehangat padang pasir di mana suhu akan jauh di atas nol.
Untuk perhitungan ilmiah, suhu kamar biasanya diambil sebagai
25 Celcius (293 atau 298 Kelvin, 68 atau 77 Fahrenheit). Untuk
kenyamanan, diangkakan, 300,00 K (26,85 C, 80,33 F) digunakan
sesekali tanpa ditetapkan sebagai "suhu kamar". Namun, temperatur
lingkungan bukan merupakan istilah ilmiah seragam didefinisikan,
tidak seperti suhu dan tekanan standar, atau TPE, yang memiliki
definisi yang sedikit berbeda.
2.1.2
Suhu Tinggi
Suhu tinggi merupakan suhu yang lebih besar derajatnya dari
pada suhu kamar. Maka dari itu suhu menunjukkan derajat panas
benda. Semakin tinggi suhu suatu benda semakin panas benda
tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang
viii
dimiliki oleh suatu benda. Benda yang panas memiliki suhu lebih
tinggi dibandingkan benda yang dingin. Kenaikan temperatur akan
meningkatkan
aktivitas
fisiologis
organisme.
Menaiknya
viii
dalam pertukaran gas, insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang
mengeras, dengan beberapa filamen insang di dalamnya (Fujaya. 1999; 103).
Menurut Sukiya (2005; 16), Setiap kali mulut dibuka, maka air dari
luar akan masuk menuju farink kemudian keluar lagi melalui melewati celah
insang, peristiwa ini melibatkan kartilago sebagai penyokong filamen ikan.
Selanjutnya Sukiya menambahkan bahwa lamella insang berupa lempengan
tipis yang diselubungi epitel pernafasan menutup jaringan vaskuler dan busur
aorta, sehingga karbondioksida darah dapat bertukar dengan oksigen terlarut
di dalam air.
Organ insang pada ikan ditutupi oleh bagian khusus yang berfungsi
untuk mengeluarkan air dari insang yang disebut operculum yang membentuk
ruang operkulum di sebelah sisi lateral insang (Sugiri. 1984; 1966). Laju
gerakan operculum ikan mempunyai korelasi positif terhadap laju respirasi
ikan.
viii
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
3.4.
3.5.
diamati.
Wadah plastik
sebagai
tempat/wadah
ikan
yang
sesudah diamati.
Water bath
: sebagai penangas air.
Termometer
: untuk mengukur suhu air.
Hand counter
: untuk menghitung bukaan operkulum.
Timer/Stopwatch : untuk mengamati waktu.
3.2.2. Bahan
Benih ikan mas sebanyak 5 ekor.
Stok air kran (suhu ruang) : sebagai media ikan untuk
pengukuran
pengaruh
suhu
ruang
terhadap
bukaan
operkulum ikan.
Stok air panas : sebagai media ikan untuk pengukuran
pengaruh 3C diatas suhu ruang terhadap bukaan operkulum
ikan.
Stok air dingin : sebagai media ikan untuk pengukuran
pengaruh 3C dibawah suhu ruang terhadap bukaan
operkulum ikan.
3.6.
Prosedur Praktikum
1. Disiapkan sebuah beaker glass 1000 ml sebagai wadah perlakuan
dan dua buah wadah plastik sebagai tempat ikan yang belum dan
yang sudah diamati.
viii
2. Benih ikan mas diambil sebanyak 5 ekor dari akuarium stok, lalu
dimasukkan ke dalam salah satu wadah plastik yang telah diberi
media air.
3. Beaker glass diisi dengan air secukupnya ( volumenya), lalu
mengukur suhunya dengan termometer dan mencatat hasilnya.
4. Pengamatan akan dilakukan dengan dua perlakuan yaitu:
a. T1 = untuk suhu ruang (26 1C)
b. T2 = untuk suhu 3C diatas suhu ruang (29 1C)
c. T3 = untuk suhu 3C dibawah suhu ruang (23 1C)
5. Satu per satu ikan uji dimasukkan ke dalam beaker glass yang
sudah diketahui suhunya (perlakuan a).
6. Dihitung banyaknya membuka dan menutup operkulum ikan
tersebut selama satu menit dengan menggunakan hand counter dan
stopwatch sebagai penunjuk waktu dan mengulangnya sebanyak
tiga kal untuk masing-masing ikan.
7. Data yang diperoleh dicatat pada lembar kerja yang telah tersedia.
8. Setelah selesai dengan ikan uji pertama, pengamatan dilanjutkan
dengan ikan uji berikutnya sampai kelima ikan tersebut teramati.
Ikan yang telah diamati dimasukkan ke dalam wadah plastik lain
yang telah disediakan.
9. Pengamatan dilanjutkan dengan perlakuan b dengan mengatur suhu
pada beaker glass agar sesuai dengan suhu yang diinginkan (29
1C) dengan cara menambahkan air panas dari water bath sedikit
demi sedikit. Usahakan pada saat pengamatan berlangsung, suhu
air tetap pada batas toleransi yang telah ditentukan. Pengamatan
selanjutnya sama seperti pada poin 5 8.
10. Setelah selesai dengan perlakuan b, pengamatan dilanjutkan dengan
perlakuan c dengan mengatur suhu air pada beaker glass sesuai
dengan suhu yang diinginkan (23 1C) dengan cara
menambahkan air dingin yang telah disediakan ke dalam beaker
glass sedikit demi sedikit. Usahakan pada saat pengamatan
berlangsung suhu air naik pada kisaran toleransi yangtelah
ditentukan. Pengamatan selanjutnya sama seperti pada poin 5 8.
viii
viii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Pengamatan
4.1.1. Hasil Pengamatan Data Kelompok
Tabel 1. Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas pada suhu
ruang (26 1C)
Ikan ke :
1
2
3
4
5
Rata-rata
I
157
177
121
199
194
170
Menit
II
173
169
140
199
178
172
III
154
175
160
206
187
176
I
211
221
186
215
211
209
Menit
II
189
206
173
216
201
197
III
211
198
190
222
202
205
I
156
179
162
163
152
162
Menit
II
195
162
163
153
152
165
III
205
159
150
167
142
165
viii
I
177
145
119
168
128
147
MENIT
II
179
143
115
168
128
150
III
174
140
127
171
161
153
Kelompok 7
Kelompok 8
Kelompok 9
103
118
132
108
123
115
107
129
103
Kelompok 10
Kelompok 11
Kelompok 12
Kelompok 13
Kelompok 14
Kelompok 15
Kelompok 16
Kelompok 17
Kelompok 18
Kelompok 19
Kelompok 20
Kelompok 21
Kelompok 22
Kelompok 23
Rata-Rata
139
142
137
126
156
119
172
130
139
170
170
163
123
177
143
144
143
132
139
160
110
147
129
134
159
172
175
130
172
142
135
146
133
136
152
111
140
128
118
157
176
171
125
157
141
I
216
186
97
215
219
194
MENIT
II
215
185
111
228
223
192
III
216
201
141
223
235
198
viii
Kelompok 7
112
111
109
Kelompok 8
Kelompok 9
179
150
191
143
183
131
Kelompok 10
Kelompok 11
Kelompok 12
Kelompok 13
Kelompok 14
177
170
127
155
179
178
168
120
147
177
174
168
126
150
176
Kelompok 15
Kelompok 16
Kelompok 17
Kelompok 18
Kelompok 19
Kelompok 20
Kelompok 21
Kelompok 22
Kelompok 23
Rata-Rata
140
218
157
151
185
209
187
164
203
173
136
175
154
151
195
197
177
158
219
172
120
177
147
147
185
205
185
163
200
172
I
142
179
95
142
154
143
MENIT
II
138
144
95
133
153
141
Kelompok 7
Kelompok 8
Kelompok 9
84
91
100
83
86
96
88
98
90
Kelompok 10
Kelompok 11
Kelompok 12
Kelompok 13
Kelompok 14
156
125
113
112
151
160
129
112
108
138
162
123
113
114
144
Kelompok 15
Kelompok 16
Kelompok 17
117
138
113
119
148
112
111
130
108
III
141
137
86
139
148
142
viii
Kelompok 18
Kelompok 19
Kelompok 20
Kelompok 21
Kelompok 22
Kelompok 23
Rata-Rata
149
172
162
176
125
178
135
138
159
165
175
124
165
131
129
158
165
173
132
190
131
4.2. Pembahasan
Pada praktikum ini diperoleh hasil mengenai pengaruh suhu
terhadap membuka dan menutup operkulum ikan mas. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan tiga variasi suhu yang berbeda pada air
sebagai media hidup ikan mas. Adapun suhu yang diambil yaitu suhu
ruang, 3C diatas suhu ruang dan 3C dibawah suhu ruang.
Secara keseluruhan ikan lebih toleran terhadap perubahan suhu air,
seperti vertebrata poikiloterm lain. Suhu tubuhnya bersifat poikilotermik,
artinya suhu tubuh sangat tergantung atas suhu lingkungan sehingga suhu
tubuh ikan akan mengkuti suhu lingkungan sekitarnya. Tinggi rendahnya
suhu akan mempengaruhi pergerakan membuka dan menutup operkulum
insang. Hal ini tentu saja berhubungan dengan sistem pernapasan pada
ikan.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan diperoleh data
kelompok serta data kelas. Pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali
untuk setiap ikan, yaitu pada menit pertama, menit kedua dan menit
ketiga. Sehingga diperoleh data berupa rata-rata bukaan operkulum benih
ikan mas pada tiap menit menitnya. Pada data kelompok, diperoleh hasil
rata-rata banyaknya bukaan insang pada tiga varian suhu yang berbeda.
Pada suhu ruang (26 1C) diperoleh data rata-rata banyaknya bukaan
operkulum pada benih ikan mas berturut-turut dari menit kesatu, kedua
dan ketiga yaitu 170 kali, 172 kali dan 176 kali. Pada suhu 3C diatas
suhu ruang (29 1C) diperoleh data rata-rata banyaknya bukaan
operkulum pada benih ikan mas berturut-turut dari menit kesatu, kedua
dan ketiga yaitu sebanyak 209 kali, 197 kali dan 205 kali. Dan pada suhu
viii
viii
operkulum ikan akan semakin cepat. Dan berlaku pula untuk sebaliknya,
semakin rendah suhu air maka gerakan bukaan operkulum akan
melambat. Hal ini sangat berkaitan dengan kandungan oksigen terlarut
dalam air. Menaiknya suhu air akan mengakibatkan kelarutan oksigen
dalam air tersebut menjadi berkurang, sehingga akan meningkatkan
aktivitas fisiologis organisme.
Suhu berpengaruh pada kejenuhan (kapasitas air menyerap
oksigen). Makin tinggi suhu maka, makin sedikit oksigen dapat larut
(Lesmana dan Irwan 2001). Suhu air sangat berperan untuk kenyamanan
ikan (Nasution dan Supranoto, 2001). Menurut Clark (1974) dalam
Mulyono (1999), suhu berpengaruh terhadap keberadaan suatu spesies
dan keadaan seluruh kehidupan komunitas cenderung bervariasi dengan
berubahnya suhu. Suhu dapat menjadi suatu faktor pembatas bagi
beberapa fungsi biologis hewan air seperti migrasi, pemijahan, efisiensi
makanan, kecepatan renang, perkembangan embrio, dan kecepatan
metabolisme.
Suhu pada air mempengaruhi kecepatan reaksi kimia, baik dalam
media luar maupun air (cairan) dalam tubuh ikan. Suhu makin naik maka
reaksi kimia akan makin cepat, sedangkan konsentrasi gas dalam air akan
makin turun, termasuk oksigen. Akibatnya, ikan akan membuat reaksi
toleran atau tidak toleran (sakit sampai mati). Pengaruh suhu rendah
terhadap ikan adalah rendahnya kemampuan mengambil oksigen.
Kemampuan rendah ini disebabkan oleh menurunnya detak jantung.
Pengaruh lain ialah proses osmoregulasi terganggu. Pada suhu yang turun
mendadak akan terjadi degenerasi sel darah merah sehingga proses
respirasi (pernapasan atau pengambilan oksigen) terganggu. Selain itu,
suhu rendah dapat menyebabkan ikan tidak aktif, bergerombol, serta
tidak mau berenang dan makan sehingga imunitasnya tehadap penyakit
berkurang. Sebaliknya, pada suhu yang meningkat tinggi akan
menyebabkan ikan aktif bergerak, tidak mau berhenti makan, dan
viii
viii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini kita dapat menyimpulkan bahwa suhu
optimal yang sesuai dengan aktivitas ikan terutama metabolisme ikan
yaitu pada suhu suhu ruangan yaitu pada suhu (26 1C). Sedangkan
saat suhu air semakin meningkat maka gerakan bukaan operkulum ikan
akan semakin cepat. Dan berlaku pula untuk sebaliknya, semakin
menurunnya suhu air maka gerakan bukaan operkulum akan melambat.
Hal ini sangat berkaitan dengan kandungan oksigen terlarut dalam air.
Menaiknya suhu air akan mengakibatkan kelarutan oksigen dalam air
tersebut menjadi berkurang, sehingga akan meningkatkan aktivitas
fisiologis organisme.
5.2 Saran
Saran dari kami sebaiknya alat serta bahan yang akan digunakan
oleh para praktikan di cuci terlebih dahulu, dan dijaga kebersihannya
sehingga tidak mempengaruhi suhu dan ikan tidak mengalami stress.
Selain itu pada praktikum ini dibutuhkan ketelitian mata yang lebih untuk
mengamati ikan saat membuka operculumnya serta kelincahan tangan
dalam melakukan pengoperasian alat yaitu dengan menggunakan
handcounter.
viii
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9534845/Semester_1_Laporan_5_Pengaruh_suhu.
(Diakses tanggal 18 Oktober 2015 pukul 11.09.)
https://www.scribd.com/doc/111029401/Hubungan-Antara-Suhu-Dengan-Bukatutup-Operculum. (Diakses tanggal 18 Oktober 2015 pukul 11.21.)
viii
LAMPIRAN
Foto termometer yang menunjukkan suhu 3C diatas suhu ruang (29 1C)
viii
Foto beaker glass dan termometer yang digunakan dalam mengamati bukaan
operkulum benih ikan mas
viii