Anda di halaman 1dari 29

Termodinamika 2

Refrigerasi dan Liquifaksi

Disusun Oleh:
Muhamad Saputra

03111003011

Bahiyah

03111003027

Dimasqi Taufik

03111003029

Limanto

03111003071

Amaliah Annisa

03111003079

Aufa Fauzan

03111003091

Dosen Pengasuh:
Nina Haryati, S.T., M.T.
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2013

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan hidayahnya lah
kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Refrigeration and Liquefaction untuk
memenuhi kewajiban kami pada mata kuliah Termodinamika II dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna maka dari itu kami sangat
membutuhkan masukan baik kritik maupun saran yang membangun dari pembaca demi
meningkatkan kemampuan dalam menyusun makalah. Dan semoga makalah yang telah kami
buat ini dapat menambah ilmu dan wawasan bagi pembaca serta penulis khususnya.
Demikianlah makalah ini kami susun, kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah Termodinamika II dan bagi pembaca.

Penulis

DAFTAR ISI
ii

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1..................................................................................................................................
Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
1.2..................................................................................................................................
Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3..................................................................................................................................
Tujuan......................................................................................................................2
1.4..................................................................................................................................
Manfaat....................................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1.

Refrigerasi dan Liquifaksi

2.1.1 Refrigerator Carnot.........................................................................................3


2.1.2 Siklus Kompresi Uap......................................................................................4
2.1.3 Pemilihan Refrigeran......................................................................................6
2.1.4 Siklus Refrigerasi Absorpsi............................................................................9
2.1.5 Pompa Pemanas..............................................................................................13
2.1.6 Proses Liquifaksi.............................................................................................15
BAB III : PENUTUP
3.1............................................................................................................................
Kesimpulan........................................................................................................22
3.2............................................................................................................................
Saran..................................................................................................................23
Daftar Pustaka......................................................................................................................iv

iii

iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah


Kehidupan manusia ini berkembang dari zaman ke zaman, dimana sekarang
titik temunya bahwa kehidupan di bumi ini telah menduduki zaman penuh teknologi.
Dengan meningkatnya sumber daya manusia dan juga sumber daya alam khususnya.
Sehingga terciptalah alat-alat canggih yang diaplikasikan dari penelitian ilmuwan dari
siklus kehidupan manusia.
Penemuan siklus refrigerasi ( pendinginan ) dan perkembangan mesin
refrigerasi yang kemudian memberikan suatu ide-ide baru yang diaplikasikan dalam
pembuatan mesin pendingin ( penyegar udara ). Dengan penemuan itulah diciptakan
mesin pembuat es yang diaplikasikan pada pabrik pengalengan daging untuk menjaga
dan mengawetkan daging agar tetap segar.
Sekarang refrigerasi lebih dikenal digunakan pada pembuatan AC,
transportasi, pengawetan makanan dan minuman. Refrigerasi juga ditemukan pada
skala besar aplikasi industri, contohnya pada pembuatan es dan dehidrasi gas.
Aplikasi pada industri petroleum yaitu pada pemisahan minyak, reaksi pada
temperatur rendah dan separasi pada hidrokarbon volatile dan juga proses yang
berhubungan dengan liquifaksi gas. Refrigerasi dan Liquefaksi pada analisis
termodinamika ini bermanfaat untuk dipelajari. Dengan aplikasi dari ilmu refrigerasi
maka dapat mempermudah kehidupan manusia dan sangat bermanfaat bagi sarjana
Teknik Kimia.

1.2.

Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.3.

Apa itu Refrigerator Carnot dan bagaimana tahapan prosesnya ?


Bagaimana tahapan proses pada Siklus Kompresi Uap ?
Apa saja yang menjadi pertimbangan dalam memilih refrigeran ?
Apa itu Siklus Absorpsi Refrigerasi dan bagaimana sistematik prosesnya ?
Apa itu pompa pemanas ( heat pump ) dan bagaimana pengaplikasiannya ?
Bagaimana tahapan proses liquifaksi ?

Tujuan

1. Mengetahui dan memahami tahapan proses pada siklus carnot yang ada pada
refrigerator carnot,
2. Mengetahui dan memahami tahapan proses pada siklus kompresi uap,
3. Mengetahui pertimbangan apa saja yang harus ada pada pemilihan refrigeran
berdasarkan sifat-sifatnya,
4. Mengetahui dan memahami tahapan proses pada siklus absorpsi refrigerasi,
5. Mengetahui dan memahami tentang heat pump ( pompa pemanas ) dan
pengaplikasiannya,
6. Mengetahui dan memahami proses liquifaksi.

1.4.

Manfaat
1. Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam mempelajari
refrigerasi dan liquifaksi pada ilmu termodinamika khususnya untuk
mahasiswa Teknik Kimia,
2. Dapat mengaplikasikan ilmu termodinamika tersebut dalam bentuk penelitian,
sebagai referensi untuk pembaca khususnya dalam bidang refrigerasi dan
liquifaksi.

BAB II
Pembahasan
2

2.1. Refrigerasi dan Liquefaksi


Refrigerasi lebih dikenal digunakan pada pembuatan AC, transportasi, pengawetan
makanan dan minuman. Refrigerasi juga ditemukan pada skala besar aplikasi industri,
contohnya pada pembuatan es dan dehidrasi gas. Aplikasi pada industri petroleum yaitu pada
pemisahan minyak pelumas, reaksi temperatur rendah dan separasi pada hidrokarbon volatil.
Proses yang berhubungan dengan liquifaksi gas, yang merupakan aplikasi dagang yang
penting.
Refrigerasi dan Liquefaksi pada analisis termodinamika ini bermanfaat untuk
dipelajari. Meskipun secara rinci rancangan dan peralatan dapat diketahui dari buku khusus.
Refrigerasi berarti menjaga temperatur terhadap pengaruh lingkungan. Kebutuhan
penyerapan panas secara kontinu pada temperatur rendah, biasanya dicapai dari penguapan
liquid pada aliran proses steady state. Uap mungkin terbentuk kembali menjadi liquid state
yang nyata untuk reevaporasi ( penguapan kembali ) dengan 2 cara apa pun. Umumnya, itu
terkompresi dan terembunkan secara sederhana. Kemungkinan lain, itu diserap oleh liquid
dengan tingkat volatil rendah, yang kemudian menguap pada tekanan tinggi. Sebelum
persiapan siklus refrigerasi, kita tinjau Refrigerator Carnot yang menjadi standar
perbandingan.

2.1.1. Refrigerator Carnot


Proses refrigerasi kontinu, dimana panas yang diserap atau diterima pada temperatur
rendah secara kontinu dan kemudian dibuang ke lingkungan pada temperatur tinggi. Secara
nyata, siklus refrigerasi ini adalah kebalikan dari siklus mesin pemanas dimana siklus mesin
pemanas menerima energi atau panas dari temperatur tinggi kemudian dibuang pada
temperatur yang rendah. Pada siklus refrigerasi carnot panas ditransfer dari temperatur
rendah ke tinggi sesuai dengan hukum kedua, refrigerasi carnot membutuhkan energi dari
luar. Pada proses siklus carnot terdiri dari 2 tahap yang mengalami proses isothermal yang
dimana panas

diserap pada temperatur paling rendah

pada temperatur paling tinggi

dan panas

yang dibuang

, dan 2 tahap terjadi proses adiabatic. Siklus ini

membutuhkan kerja total bagi sistem. Sejak U pada fluida bekerja adalah 0 ( nol ) untuk
siklus ini, hukum pertama dituliskan :
.(1.1)

Pengukuran efektifitas pada refrigerator ditunjukkan dengan koefisien

, didefinisikan

sebagai :
.(1.2)

Persamaan ( 1.1 ) dibagi dengan

Persamaan (1.2 ) menjadi :

Persamaan ini hanya diberikan untuk operasi refrigerator pada siklus carnot, dan persamaan
ini diberikan dengan nilai maksimum dari
yang diberikan dari

untuk semua operasi refrigerator diantara nilai

. Persamaan itu ditunjukkan dengan jelas bahwa efek

refrigerator per unit yang bekerja menurun sebagai temperatur panas yang diserap
menurun dan sebagai temperatur panas yang dibuang
temperature

ke lingkungan pada

, nilai

meningkat. Untuk refrigerasi pada

untuk Refrigerator Carnot adalah :

2.1.2. Siklus Kompresi Uap


Siklus kompresi uap ditunjukkan pada gambar 1.1 dimana pada diagram TS terdapat empat
tahapan proses.

Gambar 1.1 Siklus Refrigerasi Carnot


Dalam gambar siklus refrigerator Carnot, likuid dievaporasi pada tekanan tetap karena ada
panas yang diserap pada temperatur rendah dan konstan. Uap yang terbentuk lalu
dikompressi hingga tekanannya lebih tinggi, kemudian didinginkan dan dikondensasikan
4

pada kondenser dengan melepas panas pada temperatur yang lebih tinggi. Selanjutnya likuid
dari kondenser dikembalikan ke tekanan semula dengan proses ekspansi, untuk
disirkulasikan.
Sedangkan diagram T S nya digambarkan seperti berikut :

Gambar 1.2 T S Diagram siklus refrigerasi Carnot

Gambar 1.3 P H Diagram siklus refrigerasi Carnot


Pada diagram T - S terdapat empat langkah proses yaitu :

Langkah 1 2 : proses evaporasi likuid pada tekanan konstan, terjadi penyerapan


panas QC pada temperatur rendah konstan. (proses isotermal).

Langkah 2 3 : proses aktual kompressi , garis 2 3 menunjukkan kompressi


isentropis yang irrevesibel.

Langkah 3 4 :

proses kondensasi , melepas panas ke surrounding Q H yang

temperaturnya yang lebih tinggi.

Langkah 4 1 : proses ekspansi melalui Throttling process entalpi konstan.

Siklus kompresi uap juga dapat ditunjukkan pada P H diagram. Diagram seperti itu
biasanya lebih sering digunakan untuk mendeskripsikan proses refrigerasi dibandingkan
5

diagram T S. Karena pada diagram P H mencakup entalpi dalam diagram tersebut.


Semakin kecil nilai untuk hasil siklus kompresi uap dihasilkan dari expansi ireversibel di
throttle valve dan kompresi iereversibel.
Dalam basis suatu unit massa fluida, jumlah panas diserap di eveporator dan panas dibuang
pada condenser dapat dihitung dengan persamaan :
| QC | H 2 H1

| QH | H 3 H 4

dan

dan bila perubahan energi potensial dan kinetiknya diabaikan, maka kerja kompressi adalah :
W H3 H 2
Dengan persamaan adalah ;

H 2 H1
H3 H 4

.(1.3)

Untuk mendesain evaporator, kompressor, kondensor, dan alat pelengkap lainnya, harus
diketahui laju alir sirkulasi refrigeran m&. Harga ini ditentukan dari laju penyerapan panas di
evaporator dengan persamaan berikut :
m&

| QC |
H 2 H1

(1.4)

2.1.3. Pemilihan Refrigeran


Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin
pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda atau udara
yang didinginkan dan membawanya kemudian membuangnya ke udara sekeliling di luar
benda/ruangan yang didinginkan.
Dalam prakteknya coefficient of performance ( c o p )

dari refrigerator carnot

dipengaruhi oleh jenis zat pendingin nya atau refrigeran. Pemilihan refrigeran itu sendiri
tergantung pada karakteristik yang perlu dipertimbangkan dalam proses /siklus. Pemilihan

jenis refrigeran yang akan digunakan dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa sifat
berikut:
1. Sifat termodinamika,
2. Tingkat mampu nyala,
3. Tingkat racun,
4. Kelarutan dalam air,
5. Kelarutan dalam minyak pelumas,
6. Reaksi terhadap material komponen mesin,
7. Sifat-sifat fisik,
8. Kecenderungan bocor,
9. Pengaruhnya terhadap lingkungan hidup, dan
10. Harga.
Pada dasarnya, refrigeran dapat dikelompokan menjadi kelompok refrigeran sintetik
dan refrigerant alami. Refrigeran sintetik tidak terdapat dialam dan dibuat oleh manusia dari
unsur-unsur kimia. Sedangkan refrigeran alami adalah refrigeran yang dapat ditemui di alam,
namun demikian masih diperlukan pabrik untuk penambangan dan permuniannya. Refrigeran
yang dikenal dengan sebutan CFC, HCFC, dan HFC adalah contoh-contoh refrigeran sintetik.
Sedangkan hidrokarbon (HC), karbon dioksida (CO2), air (H2O), udara dan ammonia (NH3)
adalah contoh refrigeran alami yang sering digunakan.
Beberapa senyawa kimia

yang dapat dipakai sebagai refrigeran antara lain ,

ammonia, methyl chloride, carbon dioxide, propane, dan hidrokarbon lainnya. Beberapa
macam refrigeran yang bisa dipakai diberikan dalam nama dagang yaitu, Ammonia R-717 ,
Methyl Chlorida R-40, Carbon dioxide R-744, Propane R-290, dan Freon 12 R-12 dan lain
lain dapat dilihat dalam Chem Eng. Hand Book Perry.
Refrigerasi dapat dilakukan secara bertingkat yang disebut sistem Cascade,
menggunakan jenis refrigeran berbeda seperti diagram dibawah ini.

Gambar 1.4 Sistem refrigerasi Cascade 2 tingkat


Pada siklus Cascade terdiri dari 2 siklus , siklus 1 dengan refrigeran propylen dan siklus 2
refrigerannya HFC-134. .

Misalkan kondisi-kondisi yang diinginkan adalah ;

TH 860 F , TC 00 F

TH 100 F

TC 500 F

Pada siklus 1 : tekanan input kompressor 16 psia, dan discharge 58 psia atau pressure ratio
= 3,6.
Pada siklus 2 : tekanan input kompressor 21 psia, dan discharge 112 psia atau ratio nya =
5,3. Ratio ini masih memenuhi.
Jika dipakai siklus tunggal untuk operasi -500F dan 860F, dengan HFC -134, maka tekanan
uap masuk ke kondensor harusnya sekitar 5,6 psia, suatu tekan dibawah tekanan atmosfir.
Sedangkan tekanan discharge siklus 2 adalah 112 psia, dengan demikian jika dihitung rasio
tekanannya 112/2,6 = 20 , harga ini terlalu tinggi untuk kompressor satu tingkat pada siklus
refrigerasi tunggal.

2.1.4. Refrigerasi Absorpsi


Siklus refrigerasi absorpsi adalah proses refrigerasi yang memanfaatkan dua jenis
fluida dan sejumlah kecil masukan kalor, bukan masukan listrik seperti di sistem refrigerasi
kompresi uap yang lebih sering dikenal. Baik siklus refrigerasi kompresi uap maupun siklus
refrigerasi absorpsi melakukan proses penyerapan lingkungan melalui penguapan refrigeran
pada temperatur rendah dan pelepasan kalor pada kondensasi refrigeran pada tekanan yang
lebih tinggi. Pada kedua jenis siklus, terdapat perbedaan pada cara menciptakan perbedaan
tekanan dan mendorong terjadinya sirkulasi refrigeran. Pada siklus kompresi uap, digunakan
kompresor mekanis tenaga listrik untuk menekan refrigeran sehingga bertekanan tinggi. Pada
siklus absorpsi, fluida sekunder penyerap refrigeran, atau yang disebut absorban, digunakan
untuk mendorong sirkulasi refrigeran. Absorpsi uap refrigeran oleh cairan absorban secara
teoretis didasarkan pada Hukum Raoult, yang mengatakan bahwa pada temperatur tertentu,
perbandingan tekanan parsial dari komponen yang mudah berubah fasa (cair-gas) dalam suatu
larutan terhadap tekanan uap dari komponen tersebut pada

kondisi

murni,

pada

temperatur yang sama identik dengan fraksi mol pada larutan. Fraksi mol larutan sama
dengan jumlah mol komponen dibagi dengan jumlah total mol yang ada. Hukum Raoult
hanya dapat diaplikasikan pada larutan ideal yang gaya- gaya intermolekuler antara partikel
di dalam larutannya sama. Karena di dunia ini tidak ada larutan ideal, muncul deviasi dari
Hukum Raoult, positif atau negatif. Deviasi positif terjadi ketika tekanan yang ditinjau lebih
besar dari hasil perhitungan, dan sebaliknya, deviasi negatif terjadi ketika tekanan yang
ditinjauh lebih kecil dari hasil perhitungan.
Kombinasi yang diinginkan untuk refrigerasi absorpsi yang efektif adalah yang
memiliki deviasi negatif yang besar, sehingga hanya dibutuhkan sedikit absorban untuk
mensirkulasikan sistem. Semakin sedikit absorban yang digunakan, semakin kecil jumlah
masukan kalor yang dibutuhkan, yang berarti peningkatan efisiensi sistem.
Mesin refrigerasi absorpsi sudah tersedia secara komersial sekarang dalam dua tipe dasar.
Yang paling banyak digunakan adalah sistem amonia-air, dengan amonia (NH3) sebagai
refrigeran dan air (H2O) sebagai absorban. Tipe ini biasanya digunakan untuk aplikasi di
bawah 0C. Tipe yang lain adalah air- lithium bromida dan air-lithium klorida, dengan air
sebagai refrigeran. Tipe yang terakhir ini biasa digunakan untuk aplikasi di atas 0C (titik
beku air).

Pada dasarnya, sistem refrigerasi absorpsi tidak jauh berbeda dengan sistem kompresi
uap. Perbedaan yang paling besar hanya ada pada kompresor yang telah digantikan dengan
mekanisme absorpsi yang kompleks, yang terdiri dari absorber, pompa, generator,
regenerator/heat exchanger, katup, dan sebuah

rectifier/separator. Pada sistem NH3-H2O,

setelah tekanan NH3 ditingkatkan oleh gabungan komponen- komponen tersebut (hanya ini
fungsi dari komponen-komponen itu), NH3 kemudian didinginkan dan dikondensasikan di
dalam kondenser dengan melepas kalor ke sekitar. Kemudian, amonia melewati katup
ekspansi sehingga tekanannya turun ke tekanan evaporasi, dan menyerap kalor dari tempat
yang ingin didinginkan ketika terjadi proses penguapan di evaporator. Tidak ada hal yang
baru di bagian ini. Keunikan sistem refrigerasi absorpsi ada di bagian ini: Setelah uap
ammonia keluar dari evaporator dan masuk ke absorber, tempat terjadinya reaksi dan
pelarutan untuk membentuk NH3 H2O. Ini adalah reaksi eksotermik, sehingga terjadi
pelepasan kalor pada proses ini. Jumlah NH3 yang dapat larut di dalam H2O berbanding
terbalik dengan temperaturnya. Maka, pendinginan absorber penting untuk menjaga
temperaturnya serendah mungkin, sehingga

memaksimalkan

jumlah

NH3 yang larut di

dalam air. Larutan NH3 . H2O, yang kaya dengan NH3, kemudian dipompakan
generator. Kalor kemudian dimasukkan ke

dalam

ke

larutan dari sumber panas untuk

menguapkan sebagian larutan. Uap yang dihasilkan, yang kaya akan NH3, kemudian
melewati rectifier/separator, yang memisahkan uap NH3 dengan H2O. Air yang dipisahkan
dikembalikan ke generator. Uap NH3 murni yang bertekanan tinggi kemudian melanjutkan
perjalanannya dalam siklus. Sedangkan larutan panas NH3

. H2O dalam regenerator

yang kandungan NH3- nya lemah, kemudian dilewatkan ke regenerator/heat exchanger


untuk memindahkan kalor ke larutan kaya NH3 yang datang dari absorber. Larutan yang
miskin NH3 tadi diteruskan ke absorber untuk kembali dilarutkan dengan uap NH3 murni
yang keluar dari evaporator. Yang perlu dicatat adalah keberadaan cooling water. Ini beda
dengan chilled water, yakni air yang berputar pada siklus tata udara yang didinginkan oleh
evaporator. Cooling water adalah air yang berasal dari
adalah untuk (1)menyerap kalor kondensasi saat uap NH3

cooling

tower.

Fungsinya

melewati kondensator dan

(2)menyerap kalor yang dikeluarkan pada proses absorpsi eksotermik antara uap NH3 dan air
yang terjadi absorber. Perlu diingat bahwa semakin dingin absorber, semakin banyak uap
NH3 yang dapat larut ke dalam air.
Dalam refrigerasi kompresi uap kerja biasanya disuplai dari motor listrik. Tetapi
biasanya sumber dari energy listrik dari motor berasal dari mesin pembakaran yang di
10

gunakan untuk menggerakan generator. Jadi kerja untuk refrigerasi berasal sepenuhnya
berasal dari panas pada temperature yang sangat tinggi.

Mesin refrigerasi absorbsi

berdasarkan gagasan ini.


Kerja yang dibutuhkan oleh Refrigerasi Carnot menyerap panas pada temperatur T c
dan melepaskan panas sejumlah suatu temperature ke lingkungan sekitar, disini disebut Ts.

Gambar 1.5 Diagram Skematik unit refrigerasi absorpsi


Dimana Qc adalah panas yang terserap. Jika sumber suatu panas pada suatu temperature di
atas temperature lingkungan sekitar, dapat dikatakan Th, maka kerja dapat dihasilkan dari
operasi mesin Carnot dengan menggunakan perbedaan suhu antara suhu tersebut dengan
suhu lingkungan. Panas yang dibutuhkan (Qh) untuk menghasilkan suatu kerja :

Peningkatan COP dari mesin refrigerasi dapat dilakukan dengan menurunkan kerja
yang dibutuhkan oleh kompresor. Dibanding dengan sebuah kompresor, pompa dapat
melakukan proses kompresi fluida cair dengan kerja input yang jauh lebih kecil untuk laju
11

massa yang sama. Oleh karena itu dalam sistem refrigerasi absorpsi, refrigeran akan
dilarutkan dalam fluida cair sebagai media transport sehingga refrigeran dapat dikompresi
dengan kerja yang lebih kecil. Refrigeran yang sering dipakai adalah amoniak dengan media
transport berupa air. Refrigeran lain yang juga dipakai adalah air dengan media transport
berupa lithium bromide atau lithium chloride. Keunggulan sistem ini lebih terasa apabila ada
sumber panas dengan temperatur 100200C yang murah seperti misalnya energi surya,
geotermal dan lain-lain. Skema sistem refrigerasi absorpsi bisa dilihat pada gambar di atas.
Di sini akan dipaparkan kesimpulan dari keuntungan-keuntungan menggunakan sistem
absorpsi dibanding sistem kompresi.
1. Hanya refrigeran dan absorban yang bergerak, sehingga operasi siklus tenang dan
tahan lama. Motor pompa, mesin, atau turbin yang digunakan lebih kecil dibanding yang
digunakan pada sistem kompresi untuk kapasitas yang sama.
2. Sistem absorpsi biasanya didesain untuk menggunakan uap, baik pada temperatur tinggi,
maupun temperatur rendah. Buangan dari komponen yang lain dapat kembali digunakan.
Tidak dibutuhkan daya listrik, meskipun biasanya pompa yang digunakan didorong oleh
motor.
3. Unit refrigerasi absorpsi dapat dioperasikan pada tekanan dan temperatur evaporator
yang lebih kecil, dengan penurunan yang kecil. Pada sistem kompresi, penurunan tekanan
evaporator mengakibatkan penurunan kapasitas sistem secara signifikan.
4. Pada beban refrigerasi yang lebih kecil, unit absorspi memiliki

efisiensi

yang sama

besarnya dengan kapasitas penuh. Pengendalian variasi beban dilakukan dengan pengaturan
jumlah refrigeran dan absorban yang disirkulasikan di dalam sistem.
5. Jika refrigeran tidak sepenuhnya diuapkan di evaporator, tidak terjadi efek yang buruk
selain membuat sistem sedikit tidak stabil secara temporer. Namun, pada sistem kompresor,
hal itu dapat membahayakan kompresor dan membutuhkan pengukuran preventif yang
mendalam.
6. Unit

absorpsi dapat

dibuat

dengan kapasitas lebih besar dari 1000 ton nilai

kapasitas terbesar dari unit kompresor. Dengan pengecualian untuk aplikasi rumah tangga,
secara umum sistem absorpsi butuh ruang lebih besar. Namun, unit dapat diletakkan di
luar ruangan dan disusun vertikal sehingga membutuhkan area tanah yang lebih kecil dan
tidak perlu penutup.
12

7. Persyaratan ruang dan kontrol otomatik lebih ringan pada sistem absorpsi pada desain
temperatur evaporator yang semakin rendah.

2.1.5. Pompa Pemanas


Heat pump adalah mesin yang memindahkan panas dari satu lokasi (atau sumber) ke
lokasi lainnya menggunakan kerja mekanis. Sebagian besar teknologi heat pump
memindahkan panas dari sumber panas yang bertemperatur rendah ke lokasi bertemperatur
lebih tinggi.
Heat pump, kebalikan dari heat engine, adalah suatu alat untuk pemanas di rumah
tangga dan bangunan gedung-gedung komersil di usim dingin dan sebagai alat pendingin
pada waktu musim panas. Di musim dingin, alat ini beroperasi menyerap panas dari
surrounding dan dilepaskan ke dalam bangunan. Refrigerant menguap didalam coil yang
ditempatkan didalam tanah atau diluar ruangan. Uap bertekanan (vapor compression) disertai
dengan kondensasi, berarti ada panas yang ditransfer ke aliran air atau udara. Aliran air atau
udara ini adalah fluida pemanas bangunan tersebut.
Berdasarkan pada hukum kedua termodinamika, panas tidak bisa secara spontan
mengalir dari sumber bertemperatur rendah ke lokasi bertemperatur tinggi. Suatu kerja
dibutuhkan untuk melakukan ini. Heat pump berbeda dalam hal bagaimana mereka
mengaplikasikan kerja tersebut untuk memindahkan panas, namun pada dasarnya heat pump
adalah mesin kalor yang bekerja secara terbalik. Mesin kalor membuat energi mengalir dari
lokasi yang lebih panas ke lokasi yang lebih dingin, menghasilkan fraksi dari proses tersebut
sebagai kerja. Kebalikannya, pompa kalor membutuhkan kerja untuk memindahkan energi
termal dari lokasi yang lebih dingin ke lokasi yang lebih panas.
Sejak heat pump menggunakan sejumlah kerja untuk memindahkan panas, sejumlah
energi yang dibuang ke lokasi yang lebih panas mengandung kalor yang lebih tinggi dari
pada sejumlah kalor yang diambil dari sumber dingin. Satu tipe heat pump bekerja dengan
mengeksploitasi sifat fisik penguapan dan pengembunan fluida yang disebut refrigran. Fluida
yang bekerja, pada keadaan gasnya, diberi tekanan dan disirkulasikan menuju sistem
dengan kompresor. Pada satu sisi dari kompresor, di mana gas dalam keadaan panas dan
bertekanan tinggi, didinginkan di penukar panas yang disebut kondenser, hingga fluida itu
mengembun pada tekanan tinggi. Refrigeran yang telah mengembun melewati alat penurun
tekanan yang dapat dilakukan dengan memperluas volume saluran (memperlebar saluran atau
memperbanyak cabang), atau juga bisa dengan penghambat berupa turbin. Lalu, refrigeran
yang berbentuk cair masuk ke sistem yang ingin didinginkan. Dalam proses pendinginan itu,
refrigeran mengambil panas sehingga refrigeran kembali menguap dan sistem menjadi
dingin.
Dalam sistem seperti ini, sangat penting bagi refrigeran untuk mencapai suhu tinggi
ketika diberi tekanan, karena panas sulit bertukar dari fluida dingin ke lokasi yang lebih
panas secara spontan. Dalam hal ini, refrigeran harus bersuhu lebih tinggi dari temperatur
penukar panas. Dengan kata lain, fluida harus bertekanan rendah jika ingin mengambil kalor
dari suatu sistem dan menguap, dan fluida harus bertekanan tinggi jika ingin membuang kalor
13

dan mengembun. Hal ini sesuai dengan persamaan gas ideal yang menyatakan bahwa
temperatur berbanding lurus dengan tekanan. Jika hal ini tercapai, efisiensi tertinggi akan
tercapai.
Kompressi harus pada tekanan sesuai dengan temperatur kondensasi refrigeran, yang
lebih bersar dari level temperatur yang diinginkan didalam bangunan. Biaya operasi yang
diperlukan cukup besar adalah biaya instalasi listrik untuk menggerakkan kompressor. Bila
unit mempunyai c.o.p. | QC | / W = 4 , panas tersedia untuk memanaskan rumah |QH| adalah
sama dengan 5 kali energi input kompressor. Karena itu , nilai keekonomisan heat pump jika
difungsikan sebagai pemanas, sangat tergantung pada biaya listriknya.

Diagram sederhana heat pump dengan siklus pendinginan uap bertekanan (vaporcompression refrigeration): 1) pengembunan dengan melepaskan panas; 2) saluran yang
mengalami pelebaran; 3) penguapan dengan menyerap panas; 4) kompresor.
Contoh soal
Sebuah rumah mempunyai alat pemanas di musim dingin, memerlukan kerja 30 kJ s -1 , dan
bila fungsi pendingin di musim panas diperlukan kerja 60 kJ s -1. Anggaplah alat ini dipasang
untuk menjaga temperatur didalam rumah pada 20 0C di musim dingin , dan 25 0C d musim
panas. Dibutuhkan sirkulasi refrigeran melalui interior exchanger coil pada 30 0C di musim
dingin, dan 5 0C di musim panas. Coil bawah tanah menyediakan sumber panas di musim
dingin, dan menyimpan/menampung panas di musim panas. Temperatur ground selama
setahun adalah 15 0C , karakteristik perpindahan panas coil megharuskan temperatur
refrigeran 10 0C di musim dingin, dan 25 0C di musim panas. Berapakah minimum
kebutuhan power untuk pemanasan dimusim dingin, dan untuk pendinginan dimusim panas.
Penyelesaian
Kebutuhan power minimum diberikan dalam heat pump Carnot.
Sebagai pemanas dimusim dingin, koil didalam rumah pada temperatur level tertinggi TH,
maka panas dibutuhkan |QH| = 30 kJ s1, lalu persamaan :
| QC | | QH |

TC
10 273,15
-1
30
28, 02 kJ s
TH
30

273,15

adalah panas yang diserap koil bawah tanah.


Lalu dengan persamaan (9.1),

14

W | QH | | QC | 30 28, 02 1,98 kJ s-1


karena itu power yang dibutuhkan adalah 1,98 kW
Sebagai pendingin dimusim panas, |Q C| =60 kJ s-1, dan koil dalam rumah temperaturnya
adalah level temperatur terendah TC , kombinasikan persamaan (9.2) dan (9.3) , selesaikan
untuk W ;
W | QC |

TH TC
25 5
60
4,31 kJ s-1

TC
5 273,15

power dibutuhkan pada musim panas = 4,31 kW.

2.1.6. Proses Liquifaksi


Proses liquifaksi merupakan salah satu proses pengubahan gas menjadi cairan, dimana
pengubahan gas menjadi cairan ini dilakukan dengan mendinginkan gas hingga temperature
dari gas, berada pada daerah region 2 fasa/phase (liquid dan gas). Proses liquifaksi ini dapat
di lakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Dengan menggunakan Heat Exchanger pada tekanan tetap (isobarik)
2. Dengan melakukan proses ekspansi gas (dimana pada proses ini akan
menghasilkan kerja,W)
3. Dengan melakukan proses Throttling.
Ketiga cara diatas digambarkan dalam diagram T-S, seperti pada grafik dibawah ini

Gambar 1.6: Proses pendinginan pada diagram T-S


Metode pertama membutuhkan sebuah heat sink dengan temperatur rendah daripada
temperatur pada saat gas itu didinginkan dan sangat umum digunakan untuk proses precooled
sebuah gas hingga mencapai liquifaksi oleh kedua metode lainnya. Sebuah pendingin

15

eksternal di butuhkan untuk sebuah gas yang memiliki temperatur yang rendah dari
lingkungannya.
Proses tekanan konstan (1) mendekati region 2 phase dan liquifaksi yang paling
mendekati untuk penurunan suhu yang diharus diturunkan, pada proses throttling (3) tidak
menghasilkan liquid pada proses diatas, kecuali jika kondisi awal gas berada pada tekanan
cukup tinggi dan temperatur cukup rendah dan selama proses berlangsung, entalpi harus
konstan, sehingga memungkinkan untuk memotong region 2 phase. Hal ini tidak akan terjadi
bila kondisi awal gas berada pada titik A. Jika kondisi awal gas berada pada titik A, dimana
temperatur nya sama, tetapi tekanannya lebih tinggi dari titik A, kemudian dengan proses
ekspansi entalpi konstan (isentalpi ekspansi), proses (3) akan menghasilkan liquid.
Perubahan keadaan dari A ke A, dapat dilakukan dengan mengkompresi gas hingga ke
tekanan final di titik B, diikuti dengan pendinginan pada tekanan konstan hingga mencapai
titik A.
Liquifaksi dengan ekspansi isentropis sepanjang proses (2) dapat dilakukan pada
tekanan rendah (pada temperatur tertentu) dibanding dengan melakukan throttling. Misalnya,
lanjutan proses (2) dari keadaan awal di titik A akan menghasilkan liquid pada hasil akhirnya.
Proses throttling (3) umum dipakai pada pabrik komersil skala kecil untuk pencairan
gas. Temperatur gas selama ekspansi akan terus turun. Hal ini tentu saja sesuai dengan yang
terjadi pada kebanyakan gas pada kondisi tekanan dan temperatur yang umum.
Cara yang paling ekonomis untuk melakukan liquifaksi gas adalah dengan countercurrent heat exchange dengan sejumlah gas yang tidak tercairkan dalam proses throttling .
Ada 2 proses liquifaksi yang dikenal yaitu proses Linde dan proses Claude. Diagram alir
proses seperti tergambar berikut.

16

Gambar 1.7: Proses liquifaksi Linde

Pada proses liquifaksi Linde, setelah gas di kompresi mengunakan kompressor,


kemudian gas di lakukan pre-cool dengan menggunakan cooler hingga mencapai temperatur
ambient kemudian di teruskan dengan refrigerasi gas dengan mengunakan counter-current
heat exchange. Gas dengan temperature rendah akan dialirkan menuju Throttle Valve,
sehingga sebagian besar fraksi gas akan mencair.

Gambar 1.8: Proses liquifaksi Claude


Pada proses liquifaksi Claude, akan menghasilkan liquifaksi gas yang lebih efisien.
Dimana throttle valve pada sistem Linde digantikan dengan expander. Gas intermediate akan
dihasilkan dari sistem heat-exchange yang kemudian dilewatkan melalui sebuah ekspander,
yang mana akan menghasilkan saturated vapor bahkan mendekati superheated vapor pada
17

hasil akhirnya. Sisa gas akan di lakukan pendinginan lebih lanjut dan dilakukan throllet
melewati sebuah katup untuk menghasilkan liquifaksi seperti proses liquifaksi Linde. Bagian
gas yang tidak mengalami liquifaksi dalam bentuk saturated vapor akan dicampur dengan
keluaran ekspander dan akan dikembalikan dalam sistem reclycle melalui sistem heatexchanger.
Neraca energi pada proses Claude:
m9 H 9 m15 H15 m4 H 4 W&out

Bila ekspander beroperasi secara adiabatis


W&out m&12 ( H12 H 5 )

Selanjutnya , neraca massanya m15 m4 m9 , persamaan energi diatas dapat dibagi


dengan m4 , persamaan akan menjadi :
z

x H12 H 5 H 4 H15
H 9 H15

Dimana z adalah fraksi aliran massa masuk sistem heat-exchanger yang dapat
diliquifaksi dan x adalah fraksi massa yang dibelokkan antara heat-exchanger dan ekspander.
Harga x adalah variable design yang harus di spesifikasi terlebih dahulu sebelum menentukan
nilai z.
Pada proses liquifaksi Linde tidak terdapat nilai x (x=0), sehingga persamaan untuk
menghitung z menjadi:
z

H 4 H15
H 9 H15

Sehingga Proses Linde dapat disebut juga sebagai proses Claude yang terbatas, hal ini
dapat ditemukan apabila tidak ada aliran gas tekanan tinggi yang dikirim ke ekspander pada
proses Linde.
Penggunaan persamaan diatas, diasumsikan bahwa tidak ada panas yang mengalir dari
surrounding kedalam sistem. Namun, hal ini tidak sepenuhnya benar pada prakteknya, karena
kemungkinan dapat terjadi kebocoran gas pada temperatur yang sangat rendah, walaupun
peralatannya telat diisolasi sempurna.

18

Proses liquifaksi telah banyak digunakan didalam berbagai keperluan sehari-hari baik
dalam bidang industri maupun non-industri, contohnya penggunaan propane cair dalam
tabung yang dipakai sebagai bahan bakar, nitrogen cair untuk refrigerasi, hingga memisahkan
campuran gas menjadi komponen masing-masingnya.
Contoh soal
Gas alam dianggap gas methana murni yang akan dicairkan menurut proses Claude.
Dikompress hingga 60 bar dan precooling pada 300 K. Tekanan pada expander dan throttle
adalah 1 bar. Recycle methana pada tekanan itu keluar exchanger system (point 15 pada
gbr.9.7) pada 295 K. Diasumsi tidak ada panas surrounding masuk ke sistem, dan efisiensi
ekspander 75 %, keluar dari ekspader adalah saturated vapor. Aliran yang dibelokkan adalah
25 % dari methan yang masuk ke sistim heat exchanger (x = 0,25), hitunglah fraksi z atau
methan yang menjadi cair, dan berapakah temperatur aliran masuk ke throttle valve pada
tekanan tinggi.

Penyelesaian
Cari data untuk methan dari Hand Book Perry dan Green, dan interpolasi linernya diperoleh:
H4 = 1140,0 kJ kg-1

(pada 300 K, 60 bar)

H15 = 1188,9 kj kg-1

(pada 295 K, 1 bar )

Dengan interpolasi ln P pada tabel sifat-sifat cairan dan uap saturated, untuk P = 1 bar
didapat; Tsat = 111,5 K
H9 = 285,4 kJ kg-1

(saturated liqiud)

H12 = 796,9 kJ kg-1

(saturated vapor)

S12 = 9521 kJ kg-1 K-1 (saturated vapor)


Entalpi aliran yang dibelokkan diantara heat exchenger I dan II, H5 , diperlukan untuk
penggunaan persamaan (9.7), efisiensi ekspander diketahui, setara dengan entalpi H12 , yaitu
entalpi ekshaust ekspander. Entalpi inlet ekspander H5 (= H11) lebih kecil dibanding kalkulasi
secara langsung.
Persamaan yang memasukkan efisiensi ekspander dapat dituliskan sbb:

19

H H12 H 5 H s H12 H 5
diselesaikan untuk H12 didapatkan ; H12 H 5 H12 H 5

..

(A)
dimana H12 adalah entalpi pada tekanan 1 bar hasil dari ekspansi isentropis dari poin 5.
Selanjutnya dengan trial and error, asumsi pertama temperatur T5, diarahkan untuk
mendapatkan H5 dan S5, lalu H12 didapatkan. Kemudian semua kuantitas pada persamaan
(A) akan diketahui, dan terlihat apakah hasilnya memenuhi atau tidak.

Jika belum

memenuhi, trial lagi, pilih harga T5 yang lain, teruskan prosedur yang sama sampai
ditemukan harga yang memenuhi.
H5 = 1009,8 kJ kg-1 (pada 60 bar)

Untuk trial T5 = 253,6 K,

Substitusi ke persamaan (9.7), hasilnya sbb;

0, 25 796,9 1009,8 1140, 0 1188,9


285, 4 1188,9

0,1130

artinya 11,3 % methan yang masuk ke sistim heat exchanger menjadi liquid.
Temperatur pada poin 7 tergantung pada harga entalpinya, dicari dari neraca energi pada
sistim heat exchanger, pada exchanger I :

m&4 H 5 H 4 m&15 H15 H14 0


dengan m&15 m&4 m&9

dan

m&9 / m&4 z , lalu persamaan diatas diubah bentuk sehingga

dihasilkan :
H14
dimana H14 = 1042,1 kJ kg-1

H5 H4
1009,8 1140, 0
H15
1188,9
1 z
1 0,1130
T14 = 227,2 K

(pada 1 bar)

Untuk exchanger II :

m&7 H 7 H 5 m&14 H14 H12 0 , dan m&7 m&4 m&12 , m&14 m&4 m&9
dengan definisi z dan x , persamaan diatas diubah bentuk menjadi ;

20

H 7 H5

1 z
1 0,1130
H14 H12 1009,8
1042,1 796,9
1 x
1 0, 25

sehingga H 7 719,8 kJ kg-1

T7 197, 6 K

(pada 60 bar)

Dengan naiknya x, T7 menurun, dan dengan cepat mendekati temperatur saturasi pada
separator dan areanya tanpa batas pada exchanger II. Karena itu x dari segi cost adalah
sangat tinggi pada sistim exchanger.
Batasan untuk x = 0, pada proses Linde, dengan persamaan (9.8) harga z adalah ;
z

1140, 0 1188,9
0, 0541 , artinya hanya 5,41 % gas masuk throttle valve akan keluar
285, 4 1188,9

sebagai liquid. Temperatur gas pada poin 7, diperleh dari entalpy yang dihitung berdasarkan
neraca energi;

H 7 H 4 1 z H15 H10

H 7 1140, 0 1 0, 0541 1188,9 796,9 769, 2 kJ kg-1 .


temperatur yang sesuai dengan gas methn masuk throttle valve adalah T7 = 206,6 K .

21

BAB III
PENUTUP

3.1.

KESIMPULAN
Refrigerasi dan Liquifaksi merupakan salah satu ilmu didalam termodinamika,
yang sangat penting dan bermanfaat didalam membantu memenuhi kebutuhan
manusia, baik didalam pembuatan AC, transportasi, pengawetan makanan dan
minuman hingga didalam memisahkan komponen-komponen penyusun suatu gas
didalam industri kimia.
Siklus carnot pada Refrigerasi dan heat engine tidak memiliki perbedaan, yang
mana masih terdiri dari proses isotermal dan adiabatis. Namun pada refrigerasi, panas
yang seharusnya di terima pada saat temperatur tinggi dan dibuang bersamaan pada
temperatur rendah, mengalami kebalikan pada siklus refrigerasi ini. Sehingga siklus
refrigerasi sering dikenal juga sebagai kebalikan dari siklus heat-engine. Siklus
Refrigerasi carnot dapat dijelaskan didalam siklus kompresi uap melalui diagram T-S
maupun diagram ln P-H.
Didalam refrigerasi dibutuhkan suatu zat pendingin/penyerap panas yang
disebut juga sebagai refrigeran. Refrigeran umunya dikelompokkan menjadi
refrigeran sintetis dan alami, didalam pemilihannya harus memperhatikan kebutuhan
didalam proses dan beberapa sifat mulai dari Sifat termodinamika, Tingkat mampu
nyala, Tingkat racun, Kelarutan dalam air, Kelarutan dalam minyak pelumas, Reaksi
terhadap material komponen mesin, Sifat-sifat fisik, cenderungan bocor, Pengaruhnya
terhadap lingkungan hidup, serta Harga.
Refrigerasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan dua jenis fluida didalam
satu alat yang sering dikenal dengan refrigerasi absorpsi. Refrigerasi absropsi
didasarkan pada hukum Roult. Perbedaan yang paling besar antara refrigerasi
kompresi uap dan absropsi adalah pada kompresor yang telah digantikan dengan
mekanisme absorpsi yang kompleks, yang membuat refrigerasi dengan menggunakan
sistem absorpsi memiliki keunggulan dibandingakan dengan refrigerasi dengan
menggunakan kompresi uap.
Heat-pump dan proses liquifaksi merupakan pengaplikasian dari refrigerasi
ini. Dimana heat-pump akam memindahkan panas dari satu lokasi ke lokasi lainya
menggunakan kerja mekanis. Pada proses liquifaksi/pencairan gas menggunakan
22

refrigerasi didalam melakukan proses, refrigerasi didalam proses liquifaksi terdapat


didalam pengunaan heat-exchanger didalam penurunan suhu gas hingga gas berada
pada temperatur region 2 fasa yaitu cair-gas.

3.2.

SARAN
Dengan makalah yang telah kami susun ini tentang refrigerasi dan liquifaksi,
kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Khususnya dalam
ilmu termodinamika Kimia sehingga makalah ini dapat menjadi acuan materi
pembelajaran sehingga pembaca dapat mengetahui dan memahami lebih jelas
mengenai ilmu refrigerasi dan liquifaksi. Dengan pemahaman yang baik penulis
berharap ilmu ini dapat diaplikasikan nantinya di kehidupan bermasyarakat maupun
dunia industri khususnya bagi Sarjana Teknik Kimia.

23

24

DAFTAR PUSTAKA
Samuel, Victor . 1 April 2010 . Refrigerasi Absorbsi. http://www.scribd.com/doc/2926
7919/RefrigerasiAbsorpsi . Diakses Pada 2 September 2013
Sidiqbudy. 2010. Refrigeran. http://www.matrudian.wordpress.com/2010/12/20/refrigeran.
Diakses pada 20 Desember 2010
Smith, J.M ; Van Ness, H.C ; Abbott, M.M. 2001. Introduction to Chemical Engineering
Thermodinamics Sixth ed. McGraw-Hill Book Co : Singapore

iv

Anda mungkin juga menyukai