Disusun Oleh:
Muhamad Saputra
03111003011
Bahiyah
03111003027
Dimasqi Taufik
03111003029
Limanto
03111003071
Amaliah Annisa
03111003079
Aufa Fauzan
03111003091
Dosen Pengasuh:
Nina Haryati, S.T., M.T.
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan hidayahnya lah
kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Refrigeration and Liquefaction untuk
memenuhi kewajiban kami pada mata kuliah Termodinamika II dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna maka dari itu kami sangat
membutuhkan masukan baik kritik maupun saran yang membangun dari pembaca demi
meningkatkan kemampuan dalam menyusun makalah. Dan semoga makalah yang telah kami
buat ini dapat menambah ilmu dan wawasan bagi pembaca serta penulis khususnya.
Demikianlah makalah ini kami susun, kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah Termodinamika II dan bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1..................................................................................................................................
Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
1.2..................................................................................................................................
Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3..................................................................................................................................
Tujuan......................................................................................................................2
1.4..................................................................................................................................
Manfaat....................................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1.
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.3.
Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tahapan proses pada siklus carnot yang ada pada
refrigerator carnot,
2. Mengetahui dan memahami tahapan proses pada siklus kompresi uap,
3. Mengetahui pertimbangan apa saja yang harus ada pada pemilihan refrigeran
berdasarkan sifat-sifatnya,
4. Mengetahui dan memahami tahapan proses pada siklus absorpsi refrigerasi,
5. Mengetahui dan memahami tentang heat pump ( pompa pemanas ) dan
pengaplikasiannya,
6. Mengetahui dan memahami proses liquifaksi.
1.4.
Manfaat
1. Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam mempelajari
refrigerasi dan liquifaksi pada ilmu termodinamika khususnya untuk
mahasiswa Teknik Kimia,
2. Dapat mengaplikasikan ilmu termodinamika tersebut dalam bentuk penelitian,
sebagai referensi untuk pembaca khususnya dalam bidang refrigerasi dan
liquifaksi.
BAB II
Pembahasan
2
dan panas
yang dibuang
membutuhkan kerja total bagi sistem. Sejak U pada fluida bekerja adalah 0 ( nol ) untuk
siklus ini, hukum pertama dituliskan :
.(1.1)
, didefinisikan
sebagai :
.(1.2)
Persamaan ini hanya diberikan untuk operasi refrigerator pada siklus carnot, dan persamaan
ini diberikan dengan nilai maksimum dari
yang diberikan dari
refrigerator per unit yang bekerja menurun sebagai temperatur panas yang diserap
menurun dan sebagai temperatur panas yang dibuang
temperature
ke lingkungan pada
, nilai
pada kondenser dengan melepas panas pada temperatur yang lebih tinggi. Selanjutnya likuid
dari kondenser dikembalikan ke tekanan semula dengan proses ekspansi, untuk
disirkulasikan.
Sedangkan diagram T S nya digambarkan seperti berikut :
Langkah 3 4 :
Siklus kompresi uap juga dapat ditunjukkan pada P H diagram. Diagram seperti itu
biasanya lebih sering digunakan untuk mendeskripsikan proses refrigerasi dibandingkan
5
| QH | H 3 H 4
dan
dan bila perubahan energi potensial dan kinetiknya diabaikan, maka kerja kompressi adalah :
W H3 H 2
Dengan persamaan adalah ;
H 2 H1
H3 H 4
.(1.3)
Untuk mendesain evaporator, kompressor, kondensor, dan alat pelengkap lainnya, harus
diketahui laju alir sirkulasi refrigeran m&. Harga ini ditentukan dari laju penyerapan panas di
evaporator dengan persamaan berikut :
m&
| QC |
H 2 H1
(1.4)
dipengaruhi oleh jenis zat pendingin nya atau refrigeran. Pemilihan refrigeran itu sendiri
tergantung pada karakteristik yang perlu dipertimbangkan dalam proses /siklus. Pemilihan
jenis refrigeran yang akan digunakan dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa sifat
berikut:
1. Sifat termodinamika,
2. Tingkat mampu nyala,
3. Tingkat racun,
4. Kelarutan dalam air,
5. Kelarutan dalam minyak pelumas,
6. Reaksi terhadap material komponen mesin,
7. Sifat-sifat fisik,
8. Kecenderungan bocor,
9. Pengaruhnya terhadap lingkungan hidup, dan
10. Harga.
Pada dasarnya, refrigeran dapat dikelompokan menjadi kelompok refrigeran sintetik
dan refrigerant alami. Refrigeran sintetik tidak terdapat dialam dan dibuat oleh manusia dari
unsur-unsur kimia. Sedangkan refrigeran alami adalah refrigeran yang dapat ditemui di alam,
namun demikian masih diperlukan pabrik untuk penambangan dan permuniannya. Refrigeran
yang dikenal dengan sebutan CFC, HCFC, dan HFC adalah contoh-contoh refrigeran sintetik.
Sedangkan hidrokarbon (HC), karbon dioksida (CO2), air (H2O), udara dan ammonia (NH3)
adalah contoh refrigeran alami yang sering digunakan.
Beberapa senyawa kimia
ammonia, methyl chloride, carbon dioxide, propane, dan hidrokarbon lainnya. Beberapa
macam refrigeran yang bisa dipakai diberikan dalam nama dagang yaitu, Ammonia R-717 ,
Methyl Chlorida R-40, Carbon dioxide R-744, Propane R-290, dan Freon 12 R-12 dan lain
lain dapat dilihat dalam Chem Eng. Hand Book Perry.
Refrigerasi dapat dilakukan secara bertingkat yang disebut sistem Cascade,
menggunakan jenis refrigeran berbeda seperti diagram dibawah ini.
TH 860 F , TC 00 F
TH 100 F
TC 500 F
Pada siklus 1 : tekanan input kompressor 16 psia, dan discharge 58 psia atau pressure ratio
= 3,6.
Pada siklus 2 : tekanan input kompressor 21 psia, dan discharge 112 psia atau ratio nya =
5,3. Ratio ini masih memenuhi.
Jika dipakai siklus tunggal untuk operasi -500F dan 860F, dengan HFC -134, maka tekanan
uap masuk ke kondensor harusnya sekitar 5,6 psia, suatu tekan dibawah tekanan atmosfir.
Sedangkan tekanan discharge siklus 2 adalah 112 psia, dengan demikian jika dihitung rasio
tekanannya 112/2,6 = 20 , harga ini terlalu tinggi untuk kompressor satu tingkat pada siklus
refrigerasi tunggal.
kondisi
murni,
pada
temperatur yang sama identik dengan fraksi mol pada larutan. Fraksi mol larutan sama
dengan jumlah mol komponen dibagi dengan jumlah total mol yang ada. Hukum Raoult
hanya dapat diaplikasikan pada larutan ideal yang gaya- gaya intermolekuler antara partikel
di dalam larutannya sama. Karena di dunia ini tidak ada larutan ideal, muncul deviasi dari
Hukum Raoult, positif atau negatif. Deviasi positif terjadi ketika tekanan yang ditinjau lebih
besar dari hasil perhitungan, dan sebaliknya, deviasi negatif terjadi ketika tekanan yang
ditinjauh lebih kecil dari hasil perhitungan.
Kombinasi yang diinginkan untuk refrigerasi absorpsi yang efektif adalah yang
memiliki deviasi negatif yang besar, sehingga hanya dibutuhkan sedikit absorban untuk
mensirkulasikan sistem. Semakin sedikit absorban yang digunakan, semakin kecil jumlah
masukan kalor yang dibutuhkan, yang berarti peningkatan efisiensi sistem.
Mesin refrigerasi absorpsi sudah tersedia secara komersial sekarang dalam dua tipe dasar.
Yang paling banyak digunakan adalah sistem amonia-air, dengan amonia (NH3) sebagai
refrigeran dan air (H2O) sebagai absorban. Tipe ini biasanya digunakan untuk aplikasi di
bawah 0C. Tipe yang lain adalah air- lithium bromida dan air-lithium klorida, dengan air
sebagai refrigeran. Tipe yang terakhir ini biasa digunakan untuk aplikasi di atas 0C (titik
beku air).
Pada dasarnya, sistem refrigerasi absorpsi tidak jauh berbeda dengan sistem kompresi
uap. Perbedaan yang paling besar hanya ada pada kompresor yang telah digantikan dengan
mekanisme absorpsi yang kompleks, yang terdiri dari absorber, pompa, generator,
regenerator/heat exchanger, katup, dan sebuah
setelah tekanan NH3 ditingkatkan oleh gabungan komponen- komponen tersebut (hanya ini
fungsi dari komponen-komponen itu), NH3 kemudian didinginkan dan dikondensasikan di
dalam kondenser dengan melepas kalor ke sekitar. Kemudian, amonia melewati katup
ekspansi sehingga tekanannya turun ke tekanan evaporasi, dan menyerap kalor dari tempat
yang ingin didinginkan ketika terjadi proses penguapan di evaporator. Tidak ada hal yang
baru di bagian ini. Keunikan sistem refrigerasi absorpsi ada di bagian ini: Setelah uap
ammonia keluar dari evaporator dan masuk ke absorber, tempat terjadinya reaksi dan
pelarutan untuk membentuk NH3 H2O. Ini adalah reaksi eksotermik, sehingga terjadi
pelepasan kalor pada proses ini. Jumlah NH3 yang dapat larut di dalam H2O berbanding
terbalik dengan temperaturnya. Maka, pendinginan absorber penting untuk menjaga
temperaturnya serendah mungkin, sehingga
memaksimalkan
jumlah
dalam air. Larutan NH3 . H2O, yang kaya dengan NH3, kemudian dipompakan
generator. Kalor kemudian dimasukkan ke
dalam
ke
menguapkan sebagian larutan. Uap yang dihasilkan, yang kaya akan NH3, kemudian
melewati rectifier/separator, yang memisahkan uap NH3 dengan H2O. Air yang dipisahkan
dikembalikan ke generator. Uap NH3 murni yang bertekanan tinggi kemudian melanjutkan
perjalanannya dalam siklus. Sedangkan larutan panas NH3
cooling
tower.
Fungsinya
(2)menyerap kalor yang dikeluarkan pada proses absorpsi eksotermik antara uap NH3 dan air
yang terjadi absorber. Perlu diingat bahwa semakin dingin absorber, semakin banyak uap
NH3 yang dapat larut ke dalam air.
Dalam refrigerasi kompresi uap kerja biasanya disuplai dari motor listrik. Tetapi
biasanya sumber dari energy listrik dari motor berasal dari mesin pembakaran yang di
10
gunakan untuk menggerakan generator. Jadi kerja untuk refrigerasi berasal sepenuhnya
berasal dari panas pada temperature yang sangat tinggi.
Peningkatan COP dari mesin refrigerasi dapat dilakukan dengan menurunkan kerja
yang dibutuhkan oleh kompresor. Dibanding dengan sebuah kompresor, pompa dapat
melakukan proses kompresi fluida cair dengan kerja input yang jauh lebih kecil untuk laju
11
massa yang sama. Oleh karena itu dalam sistem refrigerasi absorpsi, refrigeran akan
dilarutkan dalam fluida cair sebagai media transport sehingga refrigeran dapat dikompresi
dengan kerja yang lebih kecil. Refrigeran yang sering dipakai adalah amoniak dengan media
transport berupa air. Refrigeran lain yang juga dipakai adalah air dengan media transport
berupa lithium bromide atau lithium chloride. Keunggulan sistem ini lebih terasa apabila ada
sumber panas dengan temperatur 100200C yang murah seperti misalnya energi surya,
geotermal dan lain-lain. Skema sistem refrigerasi absorpsi bisa dilihat pada gambar di atas.
Di sini akan dipaparkan kesimpulan dari keuntungan-keuntungan menggunakan sistem
absorpsi dibanding sistem kompresi.
1. Hanya refrigeran dan absorban yang bergerak, sehingga operasi siklus tenang dan
tahan lama. Motor pompa, mesin, atau turbin yang digunakan lebih kecil dibanding yang
digunakan pada sistem kompresi untuk kapasitas yang sama.
2. Sistem absorpsi biasanya didesain untuk menggunakan uap, baik pada temperatur tinggi,
maupun temperatur rendah. Buangan dari komponen yang lain dapat kembali digunakan.
Tidak dibutuhkan daya listrik, meskipun biasanya pompa yang digunakan didorong oleh
motor.
3. Unit refrigerasi absorpsi dapat dioperasikan pada tekanan dan temperatur evaporator
yang lebih kecil, dengan penurunan yang kecil. Pada sistem kompresi, penurunan tekanan
evaporator mengakibatkan penurunan kapasitas sistem secara signifikan.
4. Pada beban refrigerasi yang lebih kecil, unit absorspi memiliki
efisiensi
yang sama
besarnya dengan kapasitas penuh. Pengendalian variasi beban dilakukan dengan pengaturan
jumlah refrigeran dan absorban yang disirkulasikan di dalam sistem.
5. Jika refrigeran tidak sepenuhnya diuapkan di evaporator, tidak terjadi efek yang buruk
selain membuat sistem sedikit tidak stabil secara temporer. Namun, pada sistem kompresor,
hal itu dapat membahayakan kompresor dan membutuhkan pengukuran preventif yang
mendalam.
6. Unit
absorpsi dapat
dibuat
kapasitas terbesar dari unit kompresor. Dengan pengecualian untuk aplikasi rumah tangga,
secara umum sistem absorpsi butuh ruang lebih besar. Namun, unit dapat diletakkan di
luar ruangan dan disusun vertikal sehingga membutuhkan area tanah yang lebih kecil dan
tidak perlu penutup.
12
7. Persyaratan ruang dan kontrol otomatik lebih ringan pada sistem absorpsi pada desain
temperatur evaporator yang semakin rendah.
dan mengembun. Hal ini sesuai dengan persamaan gas ideal yang menyatakan bahwa
temperatur berbanding lurus dengan tekanan. Jika hal ini tercapai, efisiensi tertinggi akan
tercapai.
Kompressi harus pada tekanan sesuai dengan temperatur kondensasi refrigeran, yang
lebih bersar dari level temperatur yang diinginkan didalam bangunan. Biaya operasi yang
diperlukan cukup besar adalah biaya instalasi listrik untuk menggerakkan kompressor. Bila
unit mempunyai c.o.p. | QC | / W = 4 , panas tersedia untuk memanaskan rumah |QH| adalah
sama dengan 5 kali energi input kompressor. Karena itu , nilai keekonomisan heat pump jika
difungsikan sebagai pemanas, sangat tergantung pada biaya listriknya.
Diagram sederhana heat pump dengan siklus pendinginan uap bertekanan (vaporcompression refrigeration): 1) pengembunan dengan melepaskan panas; 2) saluran yang
mengalami pelebaran; 3) penguapan dengan menyerap panas; 4) kompresor.
Contoh soal
Sebuah rumah mempunyai alat pemanas di musim dingin, memerlukan kerja 30 kJ s -1 , dan
bila fungsi pendingin di musim panas diperlukan kerja 60 kJ s -1. Anggaplah alat ini dipasang
untuk menjaga temperatur didalam rumah pada 20 0C di musim dingin , dan 25 0C d musim
panas. Dibutuhkan sirkulasi refrigeran melalui interior exchanger coil pada 30 0C di musim
dingin, dan 5 0C di musim panas. Coil bawah tanah menyediakan sumber panas di musim
dingin, dan menyimpan/menampung panas di musim panas. Temperatur ground selama
setahun adalah 15 0C , karakteristik perpindahan panas coil megharuskan temperatur
refrigeran 10 0C di musim dingin, dan 25 0C di musim panas. Berapakah minimum
kebutuhan power untuk pemanasan dimusim dingin, dan untuk pendinginan dimusim panas.
Penyelesaian
Kebutuhan power minimum diberikan dalam heat pump Carnot.
Sebagai pemanas dimusim dingin, koil didalam rumah pada temperatur level tertinggi TH,
maka panas dibutuhkan |QH| = 30 kJ s1, lalu persamaan :
| QC | | QH |
TC
10 273,15
-1
30
28, 02 kJ s
TH
30
273,15
14
TH TC
25 5
60
4,31 kJ s-1
TC
5 273,15
15
eksternal di butuhkan untuk sebuah gas yang memiliki temperatur yang rendah dari
lingkungannya.
Proses tekanan konstan (1) mendekati region 2 phase dan liquifaksi yang paling
mendekati untuk penurunan suhu yang diharus diturunkan, pada proses throttling (3) tidak
menghasilkan liquid pada proses diatas, kecuali jika kondisi awal gas berada pada tekanan
cukup tinggi dan temperatur cukup rendah dan selama proses berlangsung, entalpi harus
konstan, sehingga memungkinkan untuk memotong region 2 phase. Hal ini tidak akan terjadi
bila kondisi awal gas berada pada titik A. Jika kondisi awal gas berada pada titik A, dimana
temperatur nya sama, tetapi tekanannya lebih tinggi dari titik A, kemudian dengan proses
ekspansi entalpi konstan (isentalpi ekspansi), proses (3) akan menghasilkan liquid.
Perubahan keadaan dari A ke A, dapat dilakukan dengan mengkompresi gas hingga ke
tekanan final di titik B, diikuti dengan pendinginan pada tekanan konstan hingga mencapai
titik A.
Liquifaksi dengan ekspansi isentropis sepanjang proses (2) dapat dilakukan pada
tekanan rendah (pada temperatur tertentu) dibanding dengan melakukan throttling. Misalnya,
lanjutan proses (2) dari keadaan awal di titik A akan menghasilkan liquid pada hasil akhirnya.
Proses throttling (3) umum dipakai pada pabrik komersil skala kecil untuk pencairan
gas. Temperatur gas selama ekspansi akan terus turun. Hal ini tentu saja sesuai dengan yang
terjadi pada kebanyakan gas pada kondisi tekanan dan temperatur yang umum.
Cara yang paling ekonomis untuk melakukan liquifaksi gas adalah dengan countercurrent heat exchange dengan sejumlah gas yang tidak tercairkan dalam proses throttling .
Ada 2 proses liquifaksi yang dikenal yaitu proses Linde dan proses Claude. Diagram alir
proses seperti tergambar berikut.
16
hasil akhirnya. Sisa gas akan di lakukan pendinginan lebih lanjut dan dilakukan throllet
melewati sebuah katup untuk menghasilkan liquifaksi seperti proses liquifaksi Linde. Bagian
gas yang tidak mengalami liquifaksi dalam bentuk saturated vapor akan dicampur dengan
keluaran ekspander dan akan dikembalikan dalam sistem reclycle melalui sistem heatexchanger.
Neraca energi pada proses Claude:
m9 H 9 m15 H15 m4 H 4 W&out
x H12 H 5 H 4 H15
H 9 H15
Dimana z adalah fraksi aliran massa masuk sistem heat-exchanger yang dapat
diliquifaksi dan x adalah fraksi massa yang dibelokkan antara heat-exchanger dan ekspander.
Harga x adalah variable design yang harus di spesifikasi terlebih dahulu sebelum menentukan
nilai z.
Pada proses liquifaksi Linde tidak terdapat nilai x (x=0), sehingga persamaan untuk
menghitung z menjadi:
z
H 4 H15
H 9 H15
Sehingga Proses Linde dapat disebut juga sebagai proses Claude yang terbatas, hal ini
dapat ditemukan apabila tidak ada aliran gas tekanan tinggi yang dikirim ke ekspander pada
proses Linde.
Penggunaan persamaan diatas, diasumsikan bahwa tidak ada panas yang mengalir dari
surrounding kedalam sistem. Namun, hal ini tidak sepenuhnya benar pada prakteknya, karena
kemungkinan dapat terjadi kebocoran gas pada temperatur yang sangat rendah, walaupun
peralatannya telat diisolasi sempurna.
18
Proses liquifaksi telah banyak digunakan didalam berbagai keperluan sehari-hari baik
dalam bidang industri maupun non-industri, contohnya penggunaan propane cair dalam
tabung yang dipakai sebagai bahan bakar, nitrogen cair untuk refrigerasi, hingga memisahkan
campuran gas menjadi komponen masing-masingnya.
Contoh soal
Gas alam dianggap gas methana murni yang akan dicairkan menurut proses Claude.
Dikompress hingga 60 bar dan precooling pada 300 K. Tekanan pada expander dan throttle
adalah 1 bar. Recycle methana pada tekanan itu keluar exchanger system (point 15 pada
gbr.9.7) pada 295 K. Diasumsi tidak ada panas surrounding masuk ke sistem, dan efisiensi
ekspander 75 %, keluar dari ekspader adalah saturated vapor. Aliran yang dibelokkan adalah
25 % dari methan yang masuk ke sistim heat exchanger (x = 0,25), hitunglah fraksi z atau
methan yang menjadi cair, dan berapakah temperatur aliran masuk ke throttle valve pada
tekanan tinggi.
Penyelesaian
Cari data untuk methan dari Hand Book Perry dan Green, dan interpolasi linernya diperoleh:
H4 = 1140,0 kJ kg-1
Dengan interpolasi ln P pada tabel sifat-sifat cairan dan uap saturated, untuk P = 1 bar
didapat; Tsat = 111,5 K
H9 = 285,4 kJ kg-1
(saturated liqiud)
(saturated vapor)
19
H H12 H 5 H s H12 H 5
diselesaikan untuk H12 didapatkan ; H12 H 5 H12 H 5
..
(A)
dimana H12 adalah entalpi pada tekanan 1 bar hasil dari ekspansi isentropis dari poin 5.
Selanjutnya dengan trial and error, asumsi pertama temperatur T5, diarahkan untuk
mendapatkan H5 dan S5, lalu H12 didapatkan. Kemudian semua kuantitas pada persamaan
(A) akan diketahui, dan terlihat apakah hasilnya memenuhi atau tidak.
Jika belum
memenuhi, trial lagi, pilih harga T5 yang lain, teruskan prosedur yang sama sampai
ditemukan harga yang memenuhi.
H5 = 1009,8 kJ kg-1 (pada 60 bar)
0,1130
artinya 11,3 % methan yang masuk ke sistim heat exchanger menjadi liquid.
Temperatur pada poin 7 tergantung pada harga entalpinya, dicari dari neraca energi pada
sistim heat exchanger, pada exchanger I :
dan
dihasilkan :
H14
dimana H14 = 1042,1 kJ kg-1
H5 H4
1009,8 1140, 0
H15
1188,9
1 z
1 0,1130
T14 = 227,2 K
(pada 1 bar)
Untuk exchanger II :
m&7 H 7 H 5 m&14 H14 H12 0 , dan m&7 m&4 m&12 , m&14 m&4 m&9
dengan definisi z dan x , persamaan diatas diubah bentuk menjadi ;
20
H 7 H5
1 z
1 0,1130
H14 H12 1009,8
1042,1 796,9
1 x
1 0, 25
T7 197, 6 K
(pada 60 bar)
Dengan naiknya x, T7 menurun, dan dengan cepat mendekati temperatur saturasi pada
separator dan areanya tanpa batas pada exchanger II. Karena itu x dari segi cost adalah
sangat tinggi pada sistim exchanger.
Batasan untuk x = 0, pada proses Linde, dengan persamaan (9.8) harga z adalah ;
z
1140, 0 1188,9
0, 0541 , artinya hanya 5,41 % gas masuk throttle valve akan keluar
285, 4 1188,9
sebagai liquid. Temperatur gas pada poin 7, diperleh dari entalpy yang dihitung berdasarkan
neraca energi;
H 7 H 4 1 z H15 H10
21
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Refrigerasi dan Liquifaksi merupakan salah satu ilmu didalam termodinamika,
yang sangat penting dan bermanfaat didalam membantu memenuhi kebutuhan
manusia, baik didalam pembuatan AC, transportasi, pengawetan makanan dan
minuman hingga didalam memisahkan komponen-komponen penyusun suatu gas
didalam industri kimia.
Siklus carnot pada Refrigerasi dan heat engine tidak memiliki perbedaan, yang
mana masih terdiri dari proses isotermal dan adiabatis. Namun pada refrigerasi, panas
yang seharusnya di terima pada saat temperatur tinggi dan dibuang bersamaan pada
temperatur rendah, mengalami kebalikan pada siklus refrigerasi ini. Sehingga siklus
refrigerasi sering dikenal juga sebagai kebalikan dari siklus heat-engine. Siklus
Refrigerasi carnot dapat dijelaskan didalam siklus kompresi uap melalui diagram T-S
maupun diagram ln P-H.
Didalam refrigerasi dibutuhkan suatu zat pendingin/penyerap panas yang
disebut juga sebagai refrigeran. Refrigeran umunya dikelompokkan menjadi
refrigeran sintetis dan alami, didalam pemilihannya harus memperhatikan kebutuhan
didalam proses dan beberapa sifat mulai dari Sifat termodinamika, Tingkat mampu
nyala, Tingkat racun, Kelarutan dalam air, Kelarutan dalam minyak pelumas, Reaksi
terhadap material komponen mesin, Sifat-sifat fisik, cenderungan bocor, Pengaruhnya
terhadap lingkungan hidup, serta Harga.
Refrigerasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan dua jenis fluida didalam
satu alat yang sering dikenal dengan refrigerasi absorpsi. Refrigerasi absropsi
didasarkan pada hukum Roult. Perbedaan yang paling besar antara refrigerasi
kompresi uap dan absropsi adalah pada kompresor yang telah digantikan dengan
mekanisme absorpsi yang kompleks, yang membuat refrigerasi dengan menggunakan
sistem absorpsi memiliki keunggulan dibandingakan dengan refrigerasi dengan
menggunakan kompresi uap.
Heat-pump dan proses liquifaksi merupakan pengaplikasian dari refrigerasi
ini. Dimana heat-pump akam memindahkan panas dari satu lokasi ke lokasi lainya
menggunakan kerja mekanis. Pada proses liquifaksi/pencairan gas menggunakan
22
3.2.
SARAN
Dengan makalah yang telah kami susun ini tentang refrigerasi dan liquifaksi,
kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Khususnya dalam
ilmu termodinamika Kimia sehingga makalah ini dapat menjadi acuan materi
pembelajaran sehingga pembaca dapat mengetahui dan memahami lebih jelas
mengenai ilmu refrigerasi dan liquifaksi. Dengan pemahaman yang baik penulis
berharap ilmu ini dapat diaplikasikan nantinya di kehidupan bermasyarakat maupun
dunia industri khususnya bagi Sarjana Teknik Kimia.
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Samuel, Victor . 1 April 2010 . Refrigerasi Absorbsi. http://www.scribd.com/doc/2926
7919/RefrigerasiAbsorpsi . Diakses Pada 2 September 2013
Sidiqbudy. 2010. Refrigeran. http://www.matrudian.wordpress.com/2010/12/20/refrigeran.
Diakses pada 20 Desember 2010
Smith, J.M ; Van Ness, H.C ; Abbott, M.M. 2001. Introduction to Chemical Engineering
Thermodinamics Sixth ed. McGraw-Hill Book Co : Singapore
iv