Anda di halaman 1dari 13

PERLAKUAN PROCESSING TEMPERATUR RENDAH

Cara Pengawetan pangan dengan suhu rendah ada 2 macam yaitu pendinginan (cooling) dan
pernbekuan (freezing).

Pendinginan ialah penyimpanan dengan suhu rata-rata yang digunakan masih di atas titik beku
bahan. Kisaran suhu yang digunakan biasanya antara – 1°C sampai + 4°C. Pada suhu tersebut,
pertumbuhan bakteri dan proses biokimia akan terhambat. Pendinginan biasanya akan
mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung kepada
jenis bahan pangannya. Pendinginan yang biasa dilakukan di rumah-rumah tangga adalah dalam
lemari es yang mempunyai suhu –2°C sampai + 16°C.

Pembekuan atau freezing ialah penyimpanan di bawah titik beku bahan, jadi bahan disimpan
dalam keadaan beku. Pembekuan yang baik dapat dilakukan pada suhu kira-kira –17 °C atau
lebih rendah lagi. Pada suhu ini pertumbuhan bakteri sama sekali berhenti. Pembekuan yang baik
biasanya dilakukan pada suhu antara – 12°C sampai – 24°C. Dengan pembekuan, bahan akan
tahan sampai bebarapa bulan, bahkan kadang-kadang beberapa tahun.

Pembekuan cepat (quick freezing) dilakukan pada suhu -24 sampai-400 C. Pembekuan cepat ini
dapat terjadi dalam waktu kurang dari 30 menit. Sedangkan pembekuan lambat biasanya
berlangsung selama 30 - 72 jam.
Kelebihan Pembekuan cepat dibandingkan dengan cara lambat :

 Kristal es yang terbentuk sehingga kerusakan mekanis yang terjadi lebih sedikit
 Pencegahan pertumbuhan mikroba juga berlangsung cepat
 Kegiatan enzim juga cepat berhenti.
Bahan makanan yang dibekukan dengan cara cepat mempunyai mutu lebih baik daripada
pembekuan lambat.

Prinsip dasar penyimpanan pada suhu rendah :

• Menghambat pertumbuhan mikroba

• Menghambat reaksi-reaksi enzimatis, kimiawi dan biokimiawi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendinginan yaitu :


 Suhu
 Kualitas bahan mentah
 Perlakuan pendahuluan yang tepat ( mis : pembersihan/pencucian atau blansing )
 Kelembaban
Umumnya RH dalam pendinginan sekitar 80 – 95 %. Sayur-sayuran disimpan dalam
pendinginan dengan RH 90 – 95 %
 Aliran udara yang optimum
Distribusi udara yang baik menghasilkan suhu yang merata di seluruh tempat pendinginan,
sehingga dapat mencegah pengumpulan uap air setempat (lokal).

Keuntungan penyimpanan dingin :


 Dapat menahan kecepatan reaksi kimia dan enzimatis, juga pertumbuhan dan
metabolisme mikroba yang diinginkan. Misalnya pada pematangan keju.
 Mengurangi perubahan flavor jeruk selama proses ekstraksi dan penyaringan
 Mempermudah pengupasan dan pembuangan biji buah yang akan dikalengkan.
 Mempermudah pemotongan daging dan pengirisan roti
 Menaikkan kelarutan CO2 yang digunakan untuk ” soft drink “
Air yang digunakan didinginkan lebih dahulu sebelum dikarbonatasi untuk
menaikkan kelarutan CO2.

Kerugian penyimpanan dingin :


 Terjadinya penurunan kandungan vitamin, antara lain vitamin C
 Berkurangnya kerenyahan dan kekerasan pada buah-buahan dan sayur-sayuran
 Perubahan warna merah daging
 Oksidasi lemak
 Pelunakan jaringan ikan
 Hilangnya flavor

Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada pendinginan


1. Chilling injury
Chilling injury terjadi karena :
 kepekaan bahan terhadap suhu rendah
 daya tahan dinding sel
 burik-burik bopeng (pitting)  Jaringan bahan menjadi cekung dan transparan
 Pertukaran bau / aroma
Di dalam ruang pendingin dimana disimpan lebih dari satu macam komoditi atau produk,
kemungkinan terjadi pertukaran bau/aroma. Contoh: apel tidak dapat didinginkan bersama-sama
dengan seledri, kubis, ataupun bawang merah.

2. Kerusakan oleh bahan pendingin / refrigeran


Bila lemari es menggunakan amonia sebagai refrigeran, misalnya terjadi kebocoran pada pipa
dan ammonia masuk ke dalam ruang pendinginan, akan mengakibatkan perubahan warna pada
bagian luar bahan yang didinginkan berupa warna coklat atau hitam kehijauan. Kalau proses ini
berlangsung terus, maka akan diikuti proses pelunakan jaringan-jaringan buah. Sebagai contoh :
suatu ruangan pendingin yang mengandung amonia sebanyak 1 % selama kurang dari 1 jam,
akan dapat merusak apel, pisang, atau bawang merah yang disimpan di dalamnya.

3. Kehilangan air dari bahan yang didinginkan akibat pengeringan


Kerusakan ini terjadi pada bahan yang dibekukan tanpa dibungkus atau yang dibungkus dengan
pembungkus yang kedap uap air serta waktu membungkusnya masih banyak ruang-ruang yang
tidak terisi bahan. Pengeringan setempat dapat menimbulkan gejala yang dikenal dengan nama ”
freeze burn ” , yang terutama terjadi pada daging sapi dan daging unggas yang dibekukan. Pada
daging unggas, hal ini tampak sebagai bercak-bercak yang transparan atau bercak-bercak yang
berwarna putih atau kuning kotor.

Freeze burn disebabkan oleh sublimasi setempat kristal-kristal es melalui jangan-jaringan


permukaan atau kulit. Maka terjadilah ruangan-ruangan kecil yang berisi udara, yang
menimbulkan refleksi cahaya dan menampakkan warna-warna tersebut. Akibat terjadinya
Freeze burn, maka akan terjadi perubahan rasa pada bahan , selanjutnya diikuti dengan proses
denaturasi protein.

4. Denaturasi protein

Denaturasi protein berarti putusnya sejumlah ikatan air dan berkurangnya kadar protein yang
dapat diekstrasi dengan larutan garam. Gejala denaturasi protein terjadi pada daging, ikan, dan
produk-produk air susu. Proses denaturasi menimbulkan perubahan-perubahan rasa dan bau,
serta perubahan konsistensi (daging menjadi liat atau kasap). Semua bahan yang dibekukan,
kecuali es krim, sebelum dikonsumsi dilakukan “thawing”, maka untuk bahan yang telah
mengalami denaturasi protein pada waktu pencairan kembali, air tidak dapat diabsorpsi (diserap)
kembali. Tekstur liat yang terjadi disebabkan oleh membesarnya molekul-molekul.

Kerusakan-kerusakan akibat penyimpanan suhu rendah


Aplikasi Pembekuan :

 Buah utuh atau hancurannya (stawberry, blackcurrant, dll)


 Sayuran (kacang polong, jagung manis, kentang, dll)
 Seafood (ikan, udang, rajungan, olahan ikan)
 Daging (sapi, ungggas, dll) dan olahannya (sosis, burger, dll)
 Produk bakery (roti, mantao, cakes)
 Pangan siap saji (pizza, es krim, dll)

WATER VS ICE

Change :

 Sensible heat of water is released (panas sensibel air dilepaskan)


 Nucleation occurs (terjadi nuklirasi)
 Lattice structure starts forming (struktur kisi mulai terbentuk)
 Latent heat is released (panas laten dilepaskan)
 Volume changes (perubahan volume)
 Sensible heat of ice is released (panas sensibel es dilepaskan)
Mengapa bisa mendinginkan ?

o Mengalirkan refrigerant sebagai pengambil panas


o Terjadi perubahan P dan T
o Dapat diikuti dalam diagram, digunakan untuk penghitungan dalam refrigerasi
 Masuk kompressor dengan PT rendah
 Keluar kompressor sbg gas bertekanan tinggi
 Membuang panas di kondensor
 Keluar kondensor sbg cairan dengan P tinggi
 Penurunan tekanan di expansion valve
 Masuk evaporator sbg cairan dengan PT rendah
 Menyerap panas di evaporator
 Keluar evaporator sbg gas bertekanan rendah
 Masuk kompressor kembali
Dalam memilih alat pembeku, perlu diperhatikan hal-hal di bawah ini:

 Laju pembekuan yang diinginkan.


 Ukuran dan bentuk bahan yang akan dibekukan.
 Kemasan makanan yang akan dibekukan.
 Jenis operasinya batch partaian atau kontinu.
 Modal dan biaya operasi.
Freezer dibagi menjadi dua kategori :

 Refrigerasi mekanik : mengevaporasi dan mengkompresi refrigeran dalam siklus yang


berkelanjutan.
 Freezer kriogenik : menggunakan karbon dioksida cair atau padat dan nitrogen cair yang
dikontakan langsung pada bahan makanan.
Jenis-jenis Pembeku

1) Chest Freeze

Chest freezer membekukan makanan dengan sirkulasi alami dari udara antara 20°C sampai
30°C. Pembeku ini tidak digunakan sebagai secara luas karena laju pembekuannya yang lambat
(3-72 jam) sehingga tidak efektif secara ekonomi dan merusak kualitas dari makanan.
2) Cold Stores

Cold stores digunakan untuk membekukan daging, menyimpan makanan yang telah dibekukan
dengan metode lain, dan memperkeras es krim.
Refrigeran : Udara.

Masalah yang sering terjadi : terbentuknya timbunan es pada dinding-dinding nya. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya efisiensi dari freezer. Energi yang seharusnya digunakan untuk
membekukan bahan makanan, terpakai untuk membentuk es.

Masalah ini dapat diatasi dengan mengurangi kelembaban udara yang masuk sehingga es yang
terbentuk berkurang, efisiensi bertambah dan ukuran cold stores berkurang.
3) Blast Freezer
Refrigerant : udara.

Udara yang digunakan disirkulasikan pada makanan pada temperature -30°C sampai 40°C
dengan kecepatan 1,5 sampei 6 m/s. Udara yang mengalir dengan cepat ini menipiskan lapisan
film dan meningkatkan koefisien perpindahan panas permukaan. Operasi pembekuan dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu batch dan kontinu.
Batch : makanan disimpan pada rak di dalam ruang pendingin.

Kontinu : Makanan bergerak pada conveyor belt melalui ruang yang diinsulasi. Hembusan udara
dapat parallel atau tegak lurus dengan bahan makanan dan diatur agar melewati setiap bagian
dari makanan. Pada unit operasi ini juga dapat terjadi Pembentukan es di kumparannya karena
kelembaban yang dibawa oleh udara pendingin sehingga dibutuhkan defrosting untuk
menghilangkan es tersebut.

Kelebihan : ekonomis dan fleksibel, makanan berbagai bentuk dan ukuran dapat dibekukan,
nilai investasi kecil namun tinggi kapasitasnya
4) Belt Freezer (spiral freezer)
Belt freezer memiliki belt yang fleksibel dan bertautan satu sama lain dan membentuk deretan
bertingkat berbentuk spiral dan membawa makanan melewati ruang pendingin. Udara dingin
atau semprotan dari nitrogen cair diarahkan langsung ke arah belt secara countercurrent
(berlawanan arah) yang mengurangi kehilangan panas selama evaporasi.
Kelebihan :

 Butuh ruang yang relatif kecil dan kapasitas besar


 Bongkar muat otomatis
 Perawatannya murah
 Mampu membekukan berbagai jenis makan

5) Tunnel Freezer (Fluidized bed Freezer)


Fluidized bed freezer adalah belt freezer yang dimodifikasi.

Udara yang dialirkan memiliki temperature antara 25°C – 35°C dan kecepatan 2-6 m/s. Bahan
makanan yang akan dibekukan disusun sehingga memiliki ketebalan 2-13 cm pada baki
atau conveyor belt.
Ada dua tahap pembekuan.

 Tahap pertama adalah pembekuan cepat untuk menghasilkan lapisan es yang baik pada
permukaan bahan (Pada tahap ini, bahan makanan disusun membantuk lapisan tipis saja)
 Pada tahap kedua, makanan disusun membentuk lapisan dengan tebal 10-15 cm.
Pembentukan lapisan ini baik untuk buah yang memiliki kecenderungan untuk
menggumpal satu sama lain. Bentuk dan ukuran bahan mempengaruhi tebal lapisan
fluidisasi dan kecepatan udara untuk melakukan fluidisasi.

Kelebihan : Semua perm. Beku secara merata (koef perpindahan panas tinggi  waktu
pembekuan pendek  laju produksi tinggi), praktis, kapasitas besar dan cocok u/produksi
makanan IQF

Metode pembekan ini cocok untuk makanan yang berbentuk partikulat (butiran). Untuk
makanan yang besar, digunakan through flow freezer. Alat ini melewatkan udara pada makanan
namun tidak terjadi fluidisasi.
6) Immersion freezer,

Dalam immersion freezer, makanan yang dikemas dilewatkan ke propilen glikol, air asin,
gliserol, atau kalsium klorida yang direfrigersi menggunakan conveyor yang dilewatkan pada
lubang sehingga bahan makanan tersebut ‘terendam’ dalam refrigerant.

Perbedaan dengan cryogenic freezing, cairan tidak mengalami perubahan fasa. Metode ini
memiliki laju perpindahan panas yang besar dan investasi yang kecil. Metode ini digunakan
untuk jus jeruk pekat dan untuk pembekuan tahap satu pada unggas yang dibungkus sebelum
mengalami blast freezing.
7) Plate Freezing
Plate freezing terdiri dari beberapa plat berlubang dengan orientasi vertical atau horisontal.
Lewat lubang-lubang ini refrigerant dengan temperature -40°C dipompakan.

Makanan yang akan dibekukan umumnya makanan yang tipis atau berbentuk lembaran.
Makanan ini ditempatkan diantara plat dan disusun sebagai lapisan tunggal. Lalu plat ini
digerakan secara bersamaan sehingga dihasilkan sedikit tekanan untuk meningkatkan kontak
antara permukaan makanan dan plat sehingga meningkatkan laju perpindahan panas.

Keuntungan : nilai ekonomi yang baik dan efisiensi tempat, biaya operasi yang rendah,
dehidrasi rendah, defrosting terjadi pada tingkat yang minimal, dan perpindahan panas yang
tinggi.

Kekurangan dari metode ini adalah investasi yang tinggi dan bentuk makanan yang dibekukan
harus tipis dan berbentuk lembaran.
8) Scraped surface Freezer

Metode ini digunakan untuk makanan yang berbentuk cairan atau semi cair.
Alat nya memilliki desain yang mirip dengan alat evaporasi dan sterilisasi panas namun
direfrigerasi oleh ammonia, air asin, atau refrigerant lain.

Dalam industry es krim, rotor menggores makanan beku dari dinding freezer dan secara simultan
mengalirkan udara ke dalam freezer. Sebagai alternative, udara dapat diinjeksikan ke produknya.
Peningkatan volume produk dibandingkan dengan volume udara disebut overrun.

Keuntungan : Pembekuan cepat, sampai dengan 50% air dibekukan dalam beberapa detik saja,
Kristal es yang sangat kecil dan memberikan tekstur yang lembut di mulut.

Temperature diturunkan sampai -4°C sampai -7°C dan campuran yang telah dibekukan dipompa
untuk pendinginan lebih lanjut. Pendinginan lebih lanjut contohnya terjadi pada chest freezer.
9) Cryogenic freezers

Karakteristik : Perubahan fasa dari refrigerant (cryogen) nya karena panas yang dipindahkan
dari makanan. Panas yang dipindahkan dari makanan digunakan sebagai panas laten
penguapan cryogen. Cryogen berkontak langsung dengan makanan sehingga dapat menyerap
panas dari permukaan bahan secara cepat dan memerlukan waktu yang singkat untuk
membekukan bahan makanan.

Dua jenis cryogen yang umum digunakan adalah nitrogen cair dan karbon dioksida padat atau
cair.
Metode Pendinginan untuk Bahan Pangan :
1. Air cooling
Air cooling menggunakan suhu pendingin lebih dari 0°C dengan debit udara 150 m3/jam.
Metode pendinginan air cooling dapat digolongkan menjadi
 Room cooling

Room cooling biasanya menggunakan ruang dengan insulasi yangdilengkapi dengan alat pending
in. Umumnya digunakan untuk berbagai macam produk segar tetapi kurang efektif untuk
segera memindahkan field heat produk.
Cara penyimpanan produk dalam ruangan berpendingin sangatdipengaruhi oleh:

 Debit aliran udara (diusahakan sekitar 100 cfm per ton produk
 Tumpukan produk
 Ventilasi antar kotak
 Suhu udara terendah

 Air forced cooling

Pada pendinginan air forced cooling, udara pendingin didorong dengan kipas udara bersirkulasi
dengan kecepatan tinggi 75-90% lebih cepat dibanding room cooling. Penggunaan
air forced cooling harus dengan pengontrolan RH yang berkisar antara 90-
98%. Metode pendinginan ini efektif untuk produk yang dikemas.

 Hydrocooling
Pada pendinginan dengan hydrocooling, panas dipindahkan melalui media air. Metode ini
banyak digunakan untuk sayuran untuk mempertahankan tekstur dan kesegaran daun dan dapat
digunakan sekaligus untuk membersihkan produk dimana dapat dicampur dengan klorin sebagai
disinfectant.
Kelemahannya adalah sering terjadi : mechanical injury dan hanya bisa digunakan untuk
komoditi yang tidak sensitif terhadap air.
Hydrocooling untuk sayur biasanya dilakukan setelah dikemas.
 Vacuum Cooling

Pendinginan vakum adalah salah satu metoda yang umum digunakan untuk pra pendinginan
sayuran berdaun. Efek pendinginan terjadi akibat penguapan cepat sejumlah air dari bahan yang
akan didinginkan pada ruang bertekanan rendah. Panas laten dibutuhkan untuk penguapan
tersebut diambil dari
produk itu sendiri sehingga terjadi penurunan panas sensibelnya dan sebagai akibatnya terjadi
penurunan suhu.

Keunggulannya yang utama, yaitu : laju pendinginan cepat dan sebaran suhu seragam pada
seluruh bahan efek pendinginan melalui panas laten penguapan
Metode pendinginan vakummerupakan metode pendinginan yang paling cepat. Tekanan udara di
ruang pendinginnya berkisar 4.6 mm Hg. Metode pendinginan vakum banyak diterapkan untuk
mendinginkan sayuran daun seperti lettuce, cabbage, wortel, pepper, jamur, cauliflower.

Metode Pembekuan untuk Bahan Pangan


1. Metode Pembekuan Mekanik

Mengunakan refrigerant yg mengalami siklus penguapan dan kompresi. Menggunakan udara


dingin, cairan dingin, atau permukaan dingin untuk menghilangkan panas dari produk atau bahan
pangan.
2. Metode kriogenik
Menggunakan karbondioksida, nitrogen cair, atau freon cair yg secara langsng kontak dengan
bahan yg dibekukan

PROSES HOMOGENISASI PADA SUSU

Homogenisasi : Proses penyeragaman ukuran partikel untuk mempertahankan kestabilan dari


sebuah campuran 2 fase yang tidak dapat menyatu (emulsi)

 Menstabilkan emulsi lemak terhadap pemisahan gravitasi  menghancurkan globula


lemak menjadi globula yang lebih kecil
Tujuan :

 menjaga kestabilan sistem emulsi


 Mencegah terjadinya pemisahan antara fase terdispersi dan fase pendispersi
Homogenisasi terjadi akibat : adanya gaya gesek oleh turbulensi dalam suatu larutan
Alat Homogenisasi :
 Colloid Mill
Colloid mill tidak menghasilkan proses homogenisasi yang sesungguhnya tapi menghasilkan
proses pencampuran sangat intim. Digunakan untuk proses pembuatan peanut butter.
Type colloid mill

- Smooth rotor & smooth surface stator (mangkok&rotor yang halus kaya alat sentrifugasi)
- Serrated surface on rotor and stator (bentuk bergerigi saat berputar, antara gigi mangkok
akan match dan akan masuk melewati gigi)
Produk akan diumpankan menggunakan gravitasi melewati space antara rotor dan stator.
Pengaruh homogenisasi terhadap produk susu
 Mempengaruhi pembentukan kluster
 Mencegah pembentukan krim
 Menurunkan/meningkatkan viscositas (tergantung pembentukan kluster)
 Membuat kasein lebih mudah terkoagulasi akibat panas, alkohol
 Meningkatkan aksi lipase (harus dipanaskan untuk aktivasi)
 Curd lembek oleh aksi rennet/pepsin

Creaming Indeks
Globula lemak kecenderungan untuk muncul pada permukaan emulsi akibat densitas lemak
yang rendah dari air
Lemak pada permukaan emulsi membentuk krim
Pembentukan krim dipengaruhi :

 Agregasi dari globula lemak (flokulasi)


 Nilai creaming mengetahui flokulasi pada emulsi
 Angka creaming indeks semakin tinggi  pergerakan droplet globuka yang semakin
cepat dan semakin tinggi derajat flokulasi yang terjadi
 Faktor yang mempengaruhi creamy indeks  kinerja homogenisasi
 Ukuran globula lemak yang dihasilkan pada proses

Creaming line

Terbentuk lapisan krim pada susu dengan ketebalan tertentu setelah beberapa lama  akibat dari
ukuran dalam produk yang kasar
Cream layer
Tebal lapisar krim dipengaruhi oleh

 Ukuran rata-rata globula lemak


 Jml padatan susu yang di absorb oleh globula lemak
 Muatan listrik
Alat Homogenisasi  viscolizer / sonic vibration
 Menggunakan beberapa menit energi habis untuk menghilangkan lemak
 >95% energi  lemak
 Prinsip : susu melewati lubang sempit sehingga glubula menjadi lebih kecil
 Vibrasi rata-rata : 360 putaran/detik
Maksud Homogenisasi
 Menjaga produk agar tetap homogen
 Akibat penghancuran globula lemak  proses creaming lambat
Operasi alat homogenisasi
 Dilakukan kalau lemak cair
 Suhu harus 110°F / lebih tinggi
 Energi harus dikit yang digunakan  untuk menghancurkan globula lemak
 Mengukur efisiensi  ukuran pecahan globula lemak di bawah mikroskop
 Ukuran globula lemak yang baik : 2 µ atau kurang
Faktor yang mempengaruhi hasil homogenisasi
 Tipe alat homogenisasi (tipe mesin, kec)
 Tekanan homogenisasi
 Kandungan lemak dan rasio surfaktan dengan lemak
 Viskositas susu
 Temperatur
Pengaruh umum homogenisasi
 Warna jadi lebih jernih karena meningkatnya luas perm. Kontak
 Lebih cepat tengik  oleh rx hidrolisis
 Bertendensi meningkatkan busa
Pengaruh homogenisasi terhadap berbagai produk susu
 Krim jadi kental
 Krim yang dihomogenisasi mencegah lapisan skin dibagian bawah kemasan
 Sulit dibuat whip cream
 Sulit dibuat mentega  tidak terjadi proses pengeluaran globula lemak
 Untuk susu evaporasi  mencegah terjadi proses creaming dalam kemasan
 Susu evaporasi tanpa homogenisasi dalam beberapa minggu terbentuk lapisan krim dan
tidak dapat dihancurkan dengan pengocokan
 (-) kasein sensitif thdp panas jadi sulit di sterilisasi  karena menyebabkan
penggumpalan susu
Pengaruh homogenisasi pada susu bubuk

 Mencegah lemak terpisah saat susu bubuk dilarutkan dalam air hangat
 Mencegah perkembangan rasa tengik selama penyimpanan
 Homogenisasi menolong dalam rekonstitusi susu dari susu penuh bubuk, susu skim
bubuk dan mentega
 Susu bubuk rekonstitusi jarang digunakan dalam skala besar untuk konsumsi langsung,
tetapi digunakan untuk es krim
Pengaruh homogenisasi terhadap es krim

 Semua es krim dihomogenisasi sebelum dibekukkan


 Homogenisasi es krim mencegah penyatuan (churning) lemak oleh agitasi lemak
 Homogenisasi membuat es krim lebih halus dan kental saat dimakan
Keuntungan homogenisasi

 Lemak lebih rentan terhadap aksi lipase, tapi hal ini serius dalam kasus susu pasteurisasi,
tetapi lebih tahan oksidasi
 Meningkatkan flavor dan cita rasa
 Mengurangi rasa tengik akibat oksidasi
Kerugian homogenisasi

 Penambahan biaya
 Susu homogenisasi yang tidak terjual menjadi masalah karena tidak dapat direcovery
untuk dibuat produk lain
 Sering diprotes ibu rumah tangga karena gampang menggumpal saat dipanaskan
 Sering terlihat adanya sedimen pada dasar botol (leukosit, sel epitel, dll)

Anda mungkin juga menyukai