Anda di halaman 1dari 26

Larutan

Larutan
• Larutan : terdiri dari dua zat atau lebih
• Larutan kasar : campuran tanah dan pasir
• Dispersi koloid : santan, sol
• Larutan sejati: larutan gula ( air dan gula)
• Larutan : zat terlarut ( zat yang dilarutkan ) dan
pelarut (zat yang dapat melarutkan)
• Larutan ada yang jenuh, tidak jenuh , dan lewat
jenuh.
• Daya larutan suatu zat diperngahui oleh suhu.
Faktor yang mempengaruhi daya larut
• Daya larut suatu zat dalam pelarut dipengaruhi oleh
pelarut, zat terlarut, suhu, dan tekanan
• Suatu zat yang mempunyai struktur kimia hampir sama
dapat saling melarutkan /bercampur dengan baik. dan
yang tidak sama tidak saling bercampur.
• Alkohol dan air bercampur sempurna, air dan eter
bercampur sebagian, air dan minyak tidak bercampur
• Pengaruh suhu tergantung dari panas pelarutan. Jika
∆H negatif daya larut turun dengan naiknya suhu,
sedangkan ∆H positif daya larut naik dengan naiknya
suhu.
• Tekanan tidak berpengaruh pada daya larut zat padat
dan cair, tetapi mempengaruhi untuk gas
Pengaruh suhu terhadap daya larut
Konsentrasi larutan
Menyatakan jumlah terlarut dalam pelarut
• Persen berat (b/b%)
• Persen volume (v/v%)
• Bpj atau ppm
• Molaritas
• Normalitas
• Molalitas
• Fraksi mol
Jenis larutan
• Ada beberapa jenis larutan tetapi yang pentinga adalah larutan
biner diantaranya ;
1). Lar gas dalam gas  bercampur sempurna  berlaku hk dalton
dan Amagat
2). Lar cairan/padat dalam gas  terjadi pada cairan yang menguap
atau padatan menyublim
3). Lar gas/cairan dalam padat H2 dalam Pt dan benzena dalam
iodium
4). Lar zat padat dalam zat padat  aloy/paduan misalnya Au-Pt, Cu—
Ni, CaSO4 –FeSO4
5). Lar gas dalam cairan  kelarutan gas dalam cairan dipengaruhi oleh
jenis gas, pelarut, tekanan, dan suhu. Hk Henry : daya larut gas
dalam cairan berbanding lurus dengan tekanan gas di atas cairan
pada kesetimbangan C= k.P ( C: konsentrasi gas, P: tekanan gas,
dan k : tetapan gas. Persamaan tsb juga berlaku untuk campuran
gas.
6). Lar zat padat dalam cairan  daya larut bergantung
pada jenis zat, pelarut, suhu dan sedikit tekanan. Batas
larutan disebut larutan jenuh.
Besarnya jumlah zat terlarut disebut kelarutan.
Daya larut zat anorganik lebih besar larut dalam air dp
dalam pelarut organik.
daya larut umumnya naik dgn suhu naik
pengaruh tekanan terhadap daya larut kecil

7). Lar cairan dalam zat cair  dua cairan dicampur dapat
bercampur sempurna, sebagian , atau tidak bercampur.
daya larut cairan dalam cairan dipengaruhi oleh jenis
cairan, suhu, dan zat yang mirip, misalnya benzena –
tolvena, air-alkohol, air – aseton
zat yang berbeda tidak bercampur, mislnya air –
klorobenzena
Pasangan zat cair yang bercampur
sempurna ( titik didih dan tekanan uap)
Larutan ideal
• Lar yang daya tarik antar molekul nya sama
artinya daya tarik antara molekul pelarut
dan zat terlarut sama
• Sifat larutan ideal ;
 Pengenceran tidak berubah sifat
 Pengenceran tidak terjadi perubahan panas
 Volume total adlh volume komponen
 Mengikuti hk roult
 Sifat fisika : sifat rata2 komponennya
Hukum Roult
• Tekanan parsial uap komponen yang mudah
menguap dari larutan adalah sama dengan
tekanan uap murni kali fraksi molnya
• PA = PoA.XA dan PB = PoB.XB
• Ptotal = PA + PB 
• P tot = PoA.XA + PoB.XB jika NA = (1-XB)
• P tot = PoA (1-XB) + PoB.XB
• P tot = PoA + (PoB- PoA)XB  pers seperti pers gars lurus
• Y = mx + n
Hubungan Tekanan Uap
(benzena –tolvena)
Tekanan uap pasangan zat cair sejati
• Campuran zat cair yang mengikuti hk Roult
1) . Etilen dibromida- propilena dibromida
2). Benzena – etilena diklorida
3). CCl4- SnCl4
4). Klorobenzena- bromo benzena
Penyimpangan positip
• Penyimpangan positif hukum
Raoult terjadi apabila interaksi
dalam masing – masing zat
lebih kuat daripada antaraksi
dalam campuran zat ( A – A, B
– B > A – B).
• Penyimpangan ini
menghasilkan entalpi
campuran (ΔHmix) positif
(bersifat endotermik) dan
mengakibatkan terjadinya
penambahan volume
campuran (ΔVmix > 0).
• Contoh penyimpangan positif
terjadi pada campuran etanol
dan n – hekasana.
Penyimpangan negatif
• Penyimpangan negatif hukum
Raoult terjadi apabila antaraksi
dalam campuran zat lebih kuat
daripada interaksi dalam
masing – masing zat ( A – B > A
– A, B – B).
• Penyimpangan ini
menghasilkan entalpi
campuran (ΔHmix) negatif
(bersifat eksotermik)
mengakibatkan terjadinya
pengurangan volume
campuran (ΔVmix < 0)..
• Contoh penyimpangan negatif
terjadi pada campuran aseton
dan air
Sistem Azeotrop
• Pada dua gambar di atas terlihat bahwa masing – masing
kurva memiliki tekanan uap maksimum dan minimum.
• Sistem yang memiliki nilai maksimum atau minimum
disebut sistem azeotrop.
• Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen
yang memiliki titik didih yang konstan. Azeotrop dapat
menjadi gangguan yang menyebabkan hasil distilasi
menjadi tidak maksimal.
• Komposisi dari azeotrope tetap konstan dalam pemberian
atau penambahan tekanan. Ketika tekanan total berubah,
kedua titik didih dan komposisi dari azeotrop berubah.
• Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap,
yang komposisinya harus selalu konstan dalam interval
suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran yang dihasilkan
dari saling memengaruhi dalam kekuatan intramolekuler
dalam larutan.
Lanjutan
• Campuran azeotrop tidak dapat dipisahkan dengan menggunakan
destilasi biasa. Pemisahan komponen 2 dan azotrop dapat dilakukan
dengan destilasi bertingkat, tetapi, komponen 1 tidak dapat diambil
dari azeotrop.
• Komposisi azeotrop dapat dipecahkan dengan cara destilasi pada
tekanan dimana campuran tidak membentuk sistem tersebut atau
dengan menambahkan komponen ketiga.
• Misalnya penambahan benzena atau toluena untuk memisahkan
air. Air akan tetap tinggal di dasar penangkap dan pelarut akan
kembali ke campuran dan memisahkan air lagi.
• Secara teori, hasil distilasi dapat mencapai 100% dengan cara
menurunkan tekanan hingga 1/10 tekanan atmosfer
• Dapat pula dengan menggunakan distilasi azeotrop yang
menggunakan penambahan pelarut organik dan dua distilasi
tambahan, dan dengan menggunakan penggunaan cornmeal yang
dapat menyerap air baik dalam bentuk cair atau uap pada kolom
terakhir. Namun, secara praktek tidak ada distilasi yang mencapai
100%
Sistem dgn Ptot antara komponen
murni
• CCl4 – sikloheksanan
• CCl4 – benzena
• Benzena-tolvena
• Air-metil alkohol
Sistem dgn Ptot  maksimum
• CS2-metilat
• CS2- aseton
• Benzena- sikloheksana
• Kloroform – etanol
• Air- etanol
Azeotrop positip
• Azeotrop positif : jika titik
didih campuran azeotrop
lebih rendah dari titik
didih salah satu larutan
konstituennya (titik didih
minimum).
• Contoh campuran etanol
dan air. Etanol mendidih
pada suhu ....... 0C,
sedangkan campuran
azetrop mendidih pada
suhu ................ 0C.
Sistem dgn Ptot minimum
• CHCl3 – aseton
• Metileter – HCl
• Piridina – asam asetat
• Air-asam format, HCl,
HBr, HNO3
Azeotrop negatif
• Azeotrop negatif : jika
titik didih campuran
azeotrop lebih dari titik
didih salah satu larutan
konstituennya (titik didih
maksimum).
• Contoh campuran asam
klorida dan air. Asaam
klorida mendidih pada
suhu – 84 0C, sedangkan
campuran azetrop
mendidih pada suhu 110
0C.
Titik Didih camp biner
• Fraksi uap selalu berisi lebih banyak cairan ttk
didihnya rendah
• Bila uap diembunkan dan diuapkan lagi  fraksi
mol berisi lebih banyak cairan dgn titik didih
rendah
• Jika proses diulang terus  fraksi mol uap berisi
lbh banyak cairan ttk ddh rendah dan cairannya
berisi fraksi mol dgn titik didih tinggi.  proses
ini disebut destilasi fraksionasi isotermal
• Proses pemisahan dilakukan dgn destilasi
fraksionasi pada tekanan tetap.
Destilasi

T3
Komposisi
• Jika suatu larutan dengan komposisi awal C3
dipanaskan akan mendidih pada T2. dan uap
setimbang dengan larutan mempunyai
komposisi C2.
• Dengan keluarnya uap, ttk didih larutan naik
dengan T3 lar dgn komposisi mendekati A
• Jk dipanaskan terus  bergrk ke ttk didih A
shg residu banyak mengandung A dan uap
berisi B.
Destilasi
• Rasio destilat dengan residu
• Untuk destilasi campuran
biner , rasio destilat dan
residu (lar sisa) dari diagram
titik didih.
• Campuran dipanaskan
mendidih pada T. Karena
uap keluar, maka larutan
mendekati B dan titik
didihnya naik
• W1 ; berat uap dan w2:
berat larutan
• W1/W2 = 0S/0L
Contoh
• Suatu larutan terdiri dari bensena dan toluen, fraksi mol
bensena = 0,35 dan fraksi mol toluena = 0,65. Jika tekanan
uap bensena murni pada suhu 20oC = 75 mmHg dan
tekanan uap toluena murni pada suhu yang sama = 22
mmHg, Hitung tekanan parsiil masing-2 komponen.
Pbensena = Xbensena x Pobensena = 0,35 x 75 mmHg= 26,25
mmHg
Ptoluena = Xtoluena x Po toluena = 0,65 x 22 mmHg = 14,33
mmHg
Tekanan uap total larutan = Pbensena + Ptoluena = 40,58 mmHg
• Suatu larutan terdiri dari bensena dan toluen, fraksi mol
bensena = fraksi mol toluena = 0,5. Jika tekanan uap
bensena murni pada suhu 20oC = 75 mmHg dan tekanan
uap toluena murni pada suhu yang sama = 22 mmHg,
Hitung tekanan parsial masing-2 komponen dan tekanan
uap total. Tentukan fraksimol uapnya.
• Carilah titik azeotrop (suhu) dan komposisinya
campuran biner berikut
a. air –etanol (95,57%) td : 72,15
b. as.asetat – benzena 98% BENZENA , 80,05
c. etanol-benzena 67,63% , 68,28
d. Air – as.nitrat 68% 120,5
e. CHCl3 -aseton 20% 64,7
Carilah titik didih zat berikut. Selanjutnya tentukan
titik didih campuranya
> benzena dan aseton ( X benzena = 0,2 dan 0,8)
 Air dan metanol ( X air = 0,8)
 CCl4 –aseton ( x aseton = 0,6)

Anda mungkin juga menyukai